PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN IKLAN
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMPO MEREK
“PANTENE” DI
KELURAHAN BUKIT BESAR
KECAMATAN GIRIMAYA
PANGKALPINANG
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2016
NAMA
: DEVY OCTAVYA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu
semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya
kamu sendiri yang menangis, dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi
hanya kamu sendiri yang merasa tersenyum”. –
Mahatma Gandhi
–
“M
anusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu mengoreksi
diri dan membenarkan orang lain atas kekeliruan orang lain”.
Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai dengan kegagalan.
Aku datang, aku bimbingan, aku ujian, aku revisi, dan aku menang.
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Puji syukur ku panjatkan kepadamu ya
Tuhan
atas besar Karunia yang telah
Engkau limpahkan kepadaku dan juga orang tuaku yang telah berusaha
membesarkan dan mendidikku hingga akhir studiku. “Puji Tuhan”.
Kedua orang tuaku tercinta, Bapak
M.Sihombing
dan Ibu
P.Purba
.
Papa
dan
mama
inilah kado kecil yang dapat anakmu persembahkan untuk sedikit
menghibur hatimu yang telah aku susahkan, aku tahu banyak yang telah kalian
korbankan dan tak merasa lelah demi memenuhi kebutuhanku. Saya hanya bisa
mengucapkan banyak terimakasih kepada
Papa
dan
Mama
, hanya
Tuhan
lah
yang membalas kemulian hati kalian.
Adikku
Fredy Sihombing
dan
Lamhot Parulyan Sihombing,
terimakasih atas
dukungan, perhatian, kasih sayang, dan canda tawa kalian.
Sahabat terbaik
Yashinta Prizelia Utami
,terimakasih untuk support dan
motivasinya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Teman terbaik yang sudah 10 tahun menemani yang tergabung dalam
“Bocem
Crew”
dan tidak bisa disebutkan satu per satu, terimakasih untuk do
’
a dan
dukungannya.
Teman-teman kelas
Manajemen2 angkatan 2011
serta teman-teman
KKN Desa
Mangkaangkatan IX
yang tidak bisa di sebutkan satu per satu, semoga
persahabatan kita tetap terjalin. “Tiada hari yang indah tanpa kalian semua".
Teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga ini awal
dari kesuksesan kita bersama.
Semua Pihak
yang mendukung dalam penyelesaian skripsi ini, yang
memberikan do’a, bantuan & semangat. Terima kasih.
ABSTRACT
Devy Octavya. 302 11 11 060. The Effects of Product Quality, Price, anf Advertisement on the Purchasing Decision of Pantene Shampoo in Bukit Besar, Girimaya, Pangkalpinang.
The objective of this research is to determine the effect of Product Quality, Price, and Advertisement on the Purchasing Decision of Pantene Shampoo. The population in this research consist of 205 homemakers residing in RT03/RW02 who use Pantene for their shampoo product. This is a descriptive qualitative research wwith a sample of 135 respondents and reability tests, while the data analysis method used is multiple linear regressions with T test and F test. The result show that for the independent variabel X1, Tcount (2.215)>Ttabel (1.9784), for the independent variabel X2, tcount (2.155)>ttabel (1.9784), and for the independent variables (X1.X2 and X3) affect the dependent variable (Y). The F test result level of 0.05. Threfor, Ho is rejected and Ha assumption is accepted, meaning that the Purchasing Decision in this case. Meanwhile, the coefficient of determination (Adjusted R Square) value is 0.317 or 31.7%, which means that the variation or Puchasing Decision for Pantene Shampoo variabel can be explained by the Product Quality, Price, and Advertisiment.
ABSTRAK
Devy Octavya. 302 11 11 060. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Iklan
Terhadap Keputusan Pembelian Sampo Merek “Pantene” di Kelurahan
Bukit Besar Kecamatan Girimaya Pangkalpinang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Iklan sedangkan variabel terikatnya adalah Keputusan
Pembelian Sampo Merek “Pantene”. Populasi dari penelitian ini adalah ibu rumah
tangga di RT03/RW02 yang menggunakan sampo merek “Pantene” sebanyak 205 responden. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 135 responden sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Sedangkan metode analisis data menggunakan analisis regrisi linear berganda dengan uji T dan uji F.
Hasil penelitianvariabel independen (X1)diperoleh thitung (2,215)
>Ttabel(1,9784),variabel X2 thitung (2,155) >Ttabel(1,9784), dan variabel X3 thitung
(2,813) >Ttabel(1,9784). Maka variabel X1 berpengaruh secara parsial terhadap
variabel Y, variabel X2 berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y, dan variabel
X3berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y. Hasil uji F menunjukkan bahwa
Fhitung (21,716) >Ftabel (2,67), sedangkan signifikansi adalah 0,000 <alpha pada taraf
signifikansi 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti Kualitas Produk, Harga, dan Iklan secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi Keputusan Pembeian secara signifikan. Sedangkan koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,317 atau 31,7% yakni berarti variasi variabel keputusan pembelian sampo
“Pantene” dapat dijelaskan oleh variabel Kualitas Produk, Harga, dan Iklan.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur atas kehadirat TUHAN Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hifayah-Nya sehinggapenulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga
Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Sampo “Pantene” di Kelurahan Bukit Besar
Kecamatan Girimaya Pangkalpinang”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan program pendidikan strata satu (S1) pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai
pihak dan berkah dari TUHAN Yang Maha Esa sehingga kendala-kendala yang
dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Bustami Rahman,M.Sc., selaku Rektor Universitas
Bangka Belitung.
2. Ibu Dr. Reniati,S.E.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Bangka Belitung.
3. Maya Yusnita,S.E.,M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Bangka Belitung.
4. Bapak Dony Yanuar,S.E.,M.M.,selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat
5. Bapak Khairiyansyah,S.E.,M.M.,selaku dosen pembimbing II yang
telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Bapak Echo Perdana Kusumah, B.Sc., M.Sc., selaku Dosen
Pembimbing Akademik saya, kelas Mn 2 Angkatan 2011.
7. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Bangka
Belitung.
8. Kedua orang tuaku, Bapak M.Sihombing dan Ibu P.Purba untuk do’a
dan dukungannya yang tiada henti.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu.
Atas segala bantuan serta amal baik semua pihak yang telah membantu,
semoga mendapat berkat dari TUHAN Yang Maha Esa.
Penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna,mengingat
kurangnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu,saran dan kritik
dari pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.Akhir kata dengan
kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga skripsi inidapat bermanfaat.
Khususnya bagi penulis sendiri dan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Balun ijuk, 29 Februari 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 17
1.3 Tujuan Penelitian ... 18
1.4 Manfaat Penelitian ... 18
1.5 Batasan Masalah ... 19
1.6 Sistematika Penulisan ... 19
BAB II LANDASAN TEORI ... 21
2.1 Landasan Teori ... 21
2.1.2 BauranPemasaran(Marketing Mix) ... 22
2.2Kualitas Produk ... 23
2.2.1Pengertian Kualitas Produk ... 23
2.2.2 Konsep Kualitas Produk ... 25
2.2.3Penentu Kualitas Produk... 25
2.2.4Level Kualitas Produk ... 26
2.2.5Dimensi Kualitas Produk ... 26
2.3Harga ... 28
2.3.1Pengertian Harga ... 28
2.3.2 Jenis-jenis Harga ... 30
2.3.3Tujuan Penetapan Harga ... 31
2.3.4Kebijakan Harga ... 32
2.3.5Strategi Penyesuaian Harga ... 33
2.3.6Indikator Harga ... 35
2.3.7Dimensi Harga ... 35
2.4Iklan ... 36
2.4.1Pengertian Iklan ... 36
2.2.2 Jenis Iklan ... 37
2.2.3Tujuan Iklan ... 38
2.2.4Langkah-langkah Dalam Keputusan Iklan ... 39
2.5Keputusan Pembelian ... 40
2.5.1Peran Keputusan Pembelian ... 44
2.5.2Proses Keputusan Pembelian ... 44
2.6 Penelitian Terdahulu ... 45
2.7 Kerangka Pemikiran ... 51
2.7.1 Hubungan Kualitas ProdukHarga Iklan danKeputusan Pembelian... 52
2.7.2 Hubungan Kualitas Produk TerhadapKeputusan Pembelian ... 54
2.7.4 Hubungan Iklan
TerhadapKeputusan Pembelian ... 56
2.7.5 Hubungan Kualitas Produk Harga Iklan TerhadapKeputusan Pembelian ... 57
2.8 Hipotesis ... 57
BAB III METODE PENELITIAN ... 59
3.1 Pendekatan Penelitian ... 59
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 59
3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 60
3.3.1 Populasi ... 60
3.3.2Sampel ... 60
3.4Teknik Pengumpulan Data ... 61
3.4.1 Metode Kuisioner ... 61
3.4.2Metode Wawancara ... 62
3.4.3 Metode Liberatur ... 63
3.4.4Metode Observasi ... 63
3.5Jenis Data ... 64
3.5.1Data Primer ... 64
3.5.2Data Sekunder ... 64
3.6 Definisi Operasional Variabel ... 64
3.7 Teknik Analisis Data ... 68
3.7.1Analisis Deskriptif ... 68
3.7.1Uji Validitas ... 69
3.7.2Uji Reabilitas ... 70
3.7.3Uji Asumsi Klasik ... 70
3.8 Analisis Regresi Linear Berganda ... 72
3.9 Uji Hipotesis ... 73
3.9.1Uji F ... 73
3.9.3Uji Koefisien Determinasi(R2) ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT P&G dan Sampo Pantene ... 76
4.1.1Sejarah Berdirinya P&G ... 76
4.2 Visi dan Misi PT P&G ... 77
4.2.1Visi P&G ... 77
4.2.2Misi P&G ... 77
4.3 Profil Singkat Sampo Pantene ... 78
4.4 Hasil Karakteristik Responden ... 80
4.5 Hasil Deskriptif Variabel ... 82
4.5.1 Variabel Kualitas Produk ... 82
4.5.2Variabel Harga ... 89
4.5.3Variabel Iklan ... 92
4.5.4Variabel Keputusan Pembelian ... 97
4.6 Hasil Analisis Data ... ... 102
4.6.1 Uji Validitas ... 102
4.6.2Uji Reabilitas ... 103
4.6.3Uji Asumsi Klasik ... 104
4.6.4Analisis Regresi Linear Berganda ... 108
4.7 Uji Parsial atau Uji t ... 110
4.7.1 Uji Simultan atau Uji F ... 112
4.7.2Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 114
4.8 Pembahasan ... 115
4.8.1 Karakteristik Responden ... 115
4.8.2Hasil Deskriptif Variabel ... 115
4.8.3Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sampo Pantene ... 116
4.8.5 Pengaruh Iklan Terhadap
Keputusan Pembelian Sampo Pantene ... 117
4.8.6Pengaruh Kualitas Produk Harga Iklan
Terhadap Keputusan Pembelian Sampo Pantene ... 117
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ... 119 5.2 Saran ... 120 5.3 Keterbatasan Penelitian ... 121
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Inovasi Pantene ... 6
Tabel I.2 Jenis Sampo Pantene ... 7
Tabel I.3 Brand Value Sampo ... 8
Tabel I.4 Brand Share Sampo ... 9
Tabel I.5 Top of Mind (TOM Brand) ... 10
Tabel I.6 Top of Mind Advertising (TOM Ad) ... 11
Tabel I.7 Tabel Pra Penelitian Tentang Sampo Merek Pantene ... 12
Tabel I.8 Tabel Pra Penelitian Tentang Sampo Yang Dibeli ... 13
Tabel I.9 Tabel Pra Penelitian Tentang Kualitas Sampo Pantene ... 14
Tabel I.10 Tabel Pra Penelitian Tentang Harga Sampo Pantene ... 15
Tabel I.11 Tabel Pra Penelitian Tentang Iklan Sampo Pantene ... 16
Tabel II.1 Penelitian Terdahulu ... 48
Tabel III.1 Skala Pengukuran Variabel ... 62
Tabel III.2 Definisi Operasional Variabel ... 66
Tabel III.3 Kategori Skala ... 55
Tabel VI.1 Varian Produk Sampo Pantene ... 59
Tabel VI.2 Hasil Karakteristik Berdasarkan Usia ... 80
Tabel IV.3 Hasil karakteristik Berdasarkan Lama Pemakaian ... 81
Tabel IV.4 Hasil Penelitian Deskriptif Kinerja ... 83
Tabel IV.5 Hasil Penelitian Deskriptif Kinerja ... 83
Tabel IV.6 Hasil Penelitian Kesesuaian Dengan Spesifikasi ... 84
Tabel IV.8 Hasil Penelitian Deskriptif Reabilitas ... 85
Tabel IV.9 Hasil Penelitian Deskriptif Reabilitas ... 86
Tabel IV.10 Hasil Penelitian Deskriptif Kesan Kualitas ... 86
Tabel IV.11 Hasil Penelitian Deskriptif Kesan Kualitas ... 87
Tabel IV.12 Hasil Penelitian Deskriptif Kesan kualitas ... 88
Tabel IV.13 Rata-rata Kualitas produk ... 88
Tabel IV.14 Hasil Penelitian Deskriptif Harga Yang Dipersepsikan ... 89
Tabel IV.15 Hasil Penelitian Deskriptif Harga Yang Dipersepsikan ... 90
Tabel IV.16 Hasil Penelitian Deskriptif Harga Yang Difeferensikan ... 90
Tabel IV.17 Hasil Penelitian Deskriptif Harga Yang Difeferensikan ... 91
Tabel IV.18 Hasil Penelitian Rata-rata Harga ... 92
Tabel IV.19 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Informatif ... 93
Tabel IV.20 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Informatif ... 93
Tabel IV.21 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Persuasif ... 94
Tabel IV.22 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Persuasif ... 94
Tabel IV.23 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Pengingat ... 95
Tabel IV.24 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Pengingat ... 96
Tabel IV.25 Rata-Rata Iklan ... 96
Tabel IV.26 Hasil Penelitian Deskriptif Pengambilan Inisiatif ... 97
Tabel IV.27 Hasil Penelitian Deskriptif Pengambilan Inisiatif ... 98
Tabel IV.28 Hasil Penelitian Deskriptif Pemberian Pengaruh ... 99
Tabel IV.29 Hasil Penelitian Deskriptif Pemberian Pengaruh ... 99
Tabel IV.30 Hasil Penelitian Deskriptif Keputusan Pembelian ... 100
Tabel IV.31 Hasil Penelitian Deskriptif Keputusan Pembelian ... 100
Tabel IV.33 Hasil Uji Validitas ... 102
Tabel IV.34 Hasil Uji Reabilitas ... 103
Tabel IV.35 Hasil Uji Multikolonieritas ... 106
Tabel IV.36 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 108
Tabel IV.37 Uji t ... 111
Tabel IV.38 Uji F ... 113
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ... ...51
Gambar IV.1 Hasil Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia ... 81 Gambar IV.2 Hasil Karakteristik Responden
Berdasarkan Lama Pemakaian ... ...82
Gambar IV.6 Uji Normalitas ... ...105
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner
Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 3 Hasil Karakteristik Responden
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas
Lampiran 5 Hasil Uji Reabilitas
Lampiran 6 Hasil Uji asumsi Klasik
Lampiran 7 Hasil Uji Regresi Berganda, Uji t, Uji F dan Koefisien Determinasi
Lampiran 8 Surat Keterangan UPT Bahasa
Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tingkat persaingan bisnis di Indonesia sangat tinggi, karena setiap
perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih
konsumen baru (investasi.co.id). Perusahaan harus dapat menentukan strategis
pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi persaingan,
sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Pada dasarnya semakin
banyak pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat
memilih produk yang sesuai dengan harapannya, sehingga konsekuensi dari
perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam
menghadapi setiap produk yang diluncurkan.
Kondisi persaingan yang semakin tinggi seperti sekarang ini, menuntut
perusahaan untuk menawarkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih,
sehingga tampak berbeda dengan produk pesaing. Kualitas merupakan salah satu
faktor yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk.
Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk
didalamnya daya tahan, ketidaktergantungan pada produk lain atau komponen lain,
eksklusifitas, kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk, pembungkusan, dan
sebagainya). Terkait dengan tanggung jawab pelaku usaha yang telah di atur dalam
Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen maka setiap
atau dipasarkan dalam kualitas baik dan sesuai dengan SNI (Standar Nasional
Indonesia). Dengan kualitas yang baik dan terpecaya, maka produk akan senantiasa
tertanam dipikiran konsumen, karena konsumen bersedia membayar sejumlah uang
untuk membeli produk yang berkualitas.
Kualitas produk merupakan karakteristik yang menjadi citra bagi
konsumen, sehingga apabila karakter yang melekat pada produk tersebut baik dan
diterima dengan baik oleh konsumen, maka produk tersebut dapat menarik minat
konsumen untuk membeli produk tersebut. Oleh sebab itu, produk merupakan hal
yang terpenting yang harus dikelola agar dapat mempetahankan dan menghasilkan
keuntungan dimasa yang akan datang.
Proses penyampaian produk kepada pelanggan untuk mencapai tujuan
perusahaan yang berupa penjualan produk yang optimal, maka kegiatan pemasaran
dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan. Sebelum meluncurkan produknya
perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan
harapan konsumen saat ini maupun yang akan mendatang. Konsumen sebagai
individu dalam mendapatkan atau membeli barang telah melalui proses-proses atau
tahapan-tahapan terlebih dahulu seperti mendapatkan informasi baik melalui iklan
atau referensi dari orang lain kemudian membandingkan produk satu dengan
produk lain sampai akhirnya pada keputusan membeli produk itu.
Bagi seorang konsumen harga merupakan hal yang sangat penting. Harga
yang terlalu tinggi dapat membentuk persepsi bahwa produk kita termasuk pada
kategori barang mewah (berkualitas tinggi). Sedangkan harga yang kita tawarkan
adalah berkualitas rendah. Jadi, bukanlah hal mudah bagi sebuah perusahaan dalam
menetapkan harga, perusahaan harus berhati-hati dalam membuat kebijakan terkait
dengan harga. Jadi harga merupakan variabel yang sangat penting untuk
diperhatikan, di samping karena harga mempengaruhi jumlah pendapatan yang
akan diterima oleh perusahaan, harga juga dapat menjadi sebuah nilai yang akan
diterima oleh konsumen.
Iklan merupakan suatu informasi yang didasari pada keunggulan dan
keuntungan suatu produk, yang kemudian disusun sedemikian rupa sehingga
menimbulkan ketertarikan pada yang melihat atau mendengarnya. Dengan
demikian iklan akan mempengaruhi perilaku pembelian konsumen terhadap suatu
produk. Untuk lebih menarik konsumen, produk Pantene menggunakan bintang
iklan dari kalangan selebritis atau orang yang telah dikenal oleh khalayak ramai
seperti penyanyi Anggun C Sasmi, Fatin Sidqia Lubis, Rossa, serta Pemain Film
dan Sinetron Raline Shah dengan harapan agar produk Pantene lebih mudah diingat,
dikenal, dan diminati oleh konsumen.
Sampo merupakan produk yang digunakan untuk menjaga kebersihan
dankesehatan rambut. Sehingga pemilihan sampo yang tepat akan
sangatmempengaruhi kesuburan, kelembutan dan kekuatan rambut setiap orang
terutama perempuan. Banyaknya sampo yangberedar dipasaran membuat produsen
bersaing ketat untuk menciptakan produk yangsesuai dengan keinginan dan
kebutuhan konsumen.
Selain harus membuat produk sampo yang diinginkan konsumen
dan berbeda dari produk lainya atau memiliki cirikhas sehingga membuat
konsumen tertarik untuk membeli sampo tersebut. Saat ini sampo yang beredar di
pasar Indonesia sangat beranekaragam, antara lain :
1. Dove
2. Rejoice
3. Pantene
4. Clear
5. Sunsilk
Sampo Pantene merupakan salah satu merek yang telah bertahan selama
puluhan tahun danmendominasi pangsa pasar Indonesia. Pantene merupakan salah
satu produk sampo yang dproduksi oleh PT P&G Indonesia (Procter&Gamble) dan
mulai dipasarkan sejak tahun 1947 di Eropa. Nama Pantene sendiri diambil dari
kandungan asal produk tersebut, yaitu dari “Panthenol” yang merupakan nama lain
untuk pro-vitamin B-5. Salah satu kinerja Pantene yang luar biasa adalah sampo
Pantene dapat merawat rambut rusak hanya dalam rentan waktu 14 hari, karena
pada masa sekarang ini masyarakat Indonesia seringkali mengalami kerusakan pada
rambut, dan oleh karena itu timbul niat yang besar untuk menggunakan sampo yang
mengandung Pro-vitamin.
Salah satu kesuksesan P&G dalam memasarkan produk dan
meningkatkan jaringan yang luas guna meningkatkan penjualan dan profit
perusahaannya dapat dilihat dari beberapa point berikut (www.pantene.com),
diantaranya:
Dalam hal ini P&G sendiri melancarkan merek yang memberikan manfaat baru bagi
konsumen, dan bukan mengeluarkan produk sejenis dengan milik pesaing. Strategi
itu selalu didukung dengan iklan yang gencar.
2. Penjajaran Produk
P&G memprodusir produk dalam berbagai ukuran dan bentuk agar bias memenuhi
berbagai kebutuhan konsumen. Tindakan ini kemungkinan mendapat ruang lebih
besar di rak pajangan toko dan mencegah pesaing masuk ke satu sudut yang tidak
terpenuhi kebutuhannya.
3. Tenaga penjualan yang agresif
P&G memiliki tenaga pejualan di lapangan yang bermutu tinggi. Mereka sangat
efektif dalam merebut rak-rak di supermarket/toko serta dalam kerja sama dengan
pengecer untuk promosi dan pameran di tempat.
4. Pengiklanan yang gencar
P&G merupakan pengiklanan produk konsumsi dalam kemasan terbesar. Per tahun
di keluarkan uang sebanyak lebih dari $672 juta untuk menunjang kinerja
periklanan. Perusahaan ini tidak pernah menghemat dalam menggunakan uang
yang di tujukan pada timbulnya kesadaran dan pilihan kuat dari konsumen.
5. Strategi merk
P&G merupakan pelopor seni pemasaran dengan berbagai merk untuk kelompok
kelompok produk yang sama. Misalnya, perusahaan membuat sepuluh merek
deterjen dan masing masing di tempatkan pada kedudukan agak berlainan pada
memuaskan kebutuhan yang berbeda dan yang akan bersaing dengan merek tertentu
milik pesaing.
Sejakproduk pertamanya dipasarkan Pantene terus melakukan inovasi–
inovasi gunamemenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya, terutama yang
berkaitan denganperawatan rambut. Seperti dalam tabel 1.1 berikut ini.
Tabel I.1
60Pantene diluncurkan kembali secara eksklusif di lokasi
Kelas atas seperti Waldorf Astoria dan Saks Fifth enue.
1975-1976Pantene menggunakan kemasan baru dengan tutup emas yg khas.
83Pantene menambah rangkaian produknya sekaligus nunjukkankeahlian ilmiah dan kesehatan sebagai
Landasan slogan baru “The Care of Beautiful Hair”. 90Pantene didistribusikan ke seluruh dunia dengan
Peluncuran Di Austrlia, Selandia Baru, Eropa Tengah, ur, TimurTengah, Afrika Utara, Amerika Latin,
orea, dan Jepang.
95Pantene menjadi merek miliaran dolar.
1997-1998Pantene terus manjadi merek perawatan rambut Unggulan dengandukungan Golden Door Saldon, Ford
Models, Club Evian,Milan, Fashion Week, Vogue dan ure.
2000-2006Pantene merevolusi dengan meluncurkan 100 produk rawatanrambut di Amerikat saja.
Sumber : www.pantene.co.id
Sampo Pantene selalu melakukan revolusi dengan inovasi barunya di
industrikecantikan rambut agar produknya tidak terlanjur "tua" di pasar, dalam arti
dimata konsumennya. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs Pantene (2015)
terdapat delapan varian sampo Pantene beserta fungsi yang terdiri dari tabel sebagai
berikut:
Tabel I.2
Jenis Sampo Pantene No Warna
Sampo Jenis Sampo Kegunaan Sampo
1 Biru Tua Pantene Anti Dandruff Sampo
Untuk rambut berketombe
2 Biru Muda Pantene Aqua Pure Sampo
Untuk memberi sentuhan kelembutan pada rambut
dari kerusakan pada rambut 4 Hijau Tua Pantene Silky
Smooth Care Sampo
Untuk mengambalikan kilau dan ketebalan pada rambut
5 Ungu Pantene Total Damage Care Sampo
Untuk memberikan perlindungan dari kerusakan rambut
6 Pink Pantene Hair Fall Control Sampo
Untuk mencegah rambut patah akibat Kerusakan
7 Hitam Pantene Black Shine Sampo
Untuk rambut hitam berkilau
8 Kuning Pantene Daily Moisture Renewall Sampo
Untuk membersihkan serta menjaga kelembapan pada rambut
Sumber: www.pantene.com
Berikut ini adalah data-data hasil penelitian pada kategori sampo di
indonesiamenurut survei yang dilakukan MARS dan Majalah SWA.
Tabel I.3
Merek
Brand Value Rata-Rata
Brand Value
Sumber : SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA 20/XXVIII/20 SEPTEMBER – 03 OKTOBER 2012 dan SWA 19/XXIX/12 – 25 SEPTEMBER 2013
Pada Tabel 1.3 di atas menjelaskan tentangbrand value (nilai merek) dari
beberapa mereksampo yang sudah di kenal oleh konsumen di indonesia.
Berdasarkan tabel di atas, Pantene untuk kategori sampo adalah merek dengan
brand value (nilai merek) menempati urutan nomor satu pada tahun 2010.
Panteneselalu mengalami kenaikanbrand value pada tahun 2011 hingga tahun
2013. Pantene mengalami kenaikan sebesar 4,3% pada tahun 2011 0,7% pada tahun
2012 dan 0,1% pada tahun 2013.Survei brand value dapat dijadikan parameter
keberhasilan merek dalammeningkatkan kinerja berupa pangsa pasar ataupun
keuntungan perusahaan.Berdasarkan point brand valuenya, Pantene cenderung
mengalami kenaikan yangmengindikasikan merek tersebut memiliki kinerja yang
meningkat. Apalagi brand value mempertimbangkan aspek penguasaan pasar
(market share), popularitas merek(brand awareness), popularitas iklan
(advertisingawareness), kepuasan (satisfaction), danindeks pertumbuhan (gain
Index).
Elemen berikutnya dari penilaian merek adalah brand share (pangsa
mengalami peningkatan.Perubahan brand share kategori sampo tahun 2010-2013
dapat di lihat pada tabel 1.4 di bawah ini:
Tabel I.4 Brand Share Sampo Tahun 2010-2013
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Merek
Sumber : SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA20/XXVIII/20 SEPTEMBER – 03 OKTOBER 2012 dan SWA 19/XXIX/12 – 25 SEPTEMBER 2013
Kenaikkanbrand share (pangsa pasar) bergerak dengan cepatmengalami
fluktuatif. Hal ini membuat perusahaan harus dapat mampu melakukan inovasi,
baik dari sisi kualitas produk, layanan, maupun strategi agar perusahaanmampu
mempertahankan pangsa pasar yang sudah dimiliki dan bahkanmeningkatkannya.
Kondisi fluktuatif ini bisa disebabkan produk yang sudah tidak disukai konsumen,
tidak memenuhi selera konsumen, ataupun semakin ketatnya persaingan.
Perusahaan yang secara mantap meningkatkan posisinya dalam
ingatandan pilihan konsumen pastinya akan memperoleh peningkatan dalam
pangsa pasardan peningkatan labanya. Berdasarkan tabel 1.4 dapat diketahui bahwa
brand share (pangsa pasar) Pantene menempati urutan teratas namun dengan
tingkat persentase rendah tiap tahunnya. Pada tahun 2010 sebesar 21,2% dan
menjadi 26,1% dengan kenaikkan sebesar 4,9% tahun 2012 dan 26,8% dengan
kenaikkan 20,7% dan pada tahun 2013 naik menjadi 2,3%.
Tabel I.5
Top of Mind Brand (TOM Brand) Sampo Tahun 2010-2013
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Merek
Sumber : SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA 20/XXVIII/20 SEPTEMBER – 03 OKTOBER 2012 dan SWA 19/XXIX/12 – 25 SEPTEMBER 2013
TOM Brand menunjukkan seberapa besar suatu merek diingat dalam
benak konsumen. Dari tabel 1.5 di atas dapat diketahui bahwa Pantene mengalami
peningkatan selama rentang waktu 2010-2013 yaitu kenaikan 4,7% pada 2011 dan
0,8% pada 2012 dan 1,9% pada 2013. Peningkatan itu menunjukkan kesadaran
konsumen akan merek Pantene kini semakin diminati.
Untuk memperkenalkan mereknya perusahaan umumnya melakukan
kegiatanperiklanan sebagai sarana promosi agar merek tersebut dapat diingat
konsumenmelalui media advertising (periklanan) tersebut. TOM Advertising
Pantene juga mengalami kenaikan dalam rentang waktu 2010-2013. Berikut tabel
TOM Advertising sampo tahun 2010-2013:
Tabel I.6
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Sumber : SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA 20/XXVIII/20 SEPTEMBER – 03 OKTOBER 2012 dan SWA 19/XXIX/12 – 25 SEPTEMBER 2013
TOM Advertising merupakan gambaran mengenai seberapa besar merek
itu diingatkonsumen melalui media periklanan. Dilihat dari tabel 1.6 di atas
menunjukkan bahwa Pantene mengalami penurunan dalam tahun ketiga. Pada
tahun 2012 Pantene mengalami penurunan sebesar 1,7%. Tetapi pada tahun 2013
Pantene mampu meningkatkan TOM advertising nya sebesar 2,4%. Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen Pantene tetappada pilihan mereknya sebagai merek
yang paling diingat melalui media periklanannya.
Berdasarkan tabel-tabel di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2010
Pantene semakin maju menjadi market leader dalam kategori sampo. Akan tetapi
pada tahun 2011-2013 Pantene mempunyai brand value (kinerja merek) yang
mengalami kenaikan sangat pesat, bahkanelemen-elemen dari brand value (kinerja
merek) seperti brand share, TOM brand, dan TOM ad juga mengalami
peningkatan.
Dari pra penelitian yang dilakukan peneliti pada 30 ibu rumah tangga di
RT03/RW02 yang menggunakan produk sampo “Pantene” yang disebarkan melalui
Tabel I.7
Data Pra-Penelitian Tentang Sampo Merek Pantene
Pertanyaan
Alternatif Jawaban
Ya Tidak
% %
Pengguna sampo 100 0
Pengguna sampo merek Pantene 66.7 33.3
Menggunakan sampo merek lain 50 50
Sumber: Hasil Pra-Penelitian yang dilakukan oleh peneliti 2016
Berdasarkan tabel I.7 dari 30 responden yang diteliti adalah sebanyak
100% pengguna sampo. Ini menunjukkan bahwa sampo sudah menjadi bagian
penting dari produk perawatan rambut. Dari 30 responden sebanyak 66,7%
menggunakan sampo merek “Pantene”. Namun dari 66,7% pengguna sampo merek
Pantene yang juga menggunakan produk sampo merek lain adalah sebanyak 50%.
Jadi sebanyak 50% responden memutuskan untuk menggunakan sampo merek
“Pantene” saja, namun ada 23,3% yang juga menggunakan merek sunsilk sebagai
selingan, clear 10%, lifebuoy 13,3%, dan rejoice 3,3% . Dan dari 50% responden
yang menggunakan sampo merek lain, sebanyak 20% memilih menggunakan
sampo merek Sunsilk, Clear 10%, Lifebuoy 13.3%, dan Rejoice 6,7%. Kondisi ini
menunjukkan bahwa yang menjadi saingan terhadap sampo merek “Pantene” saat
ini adalah sunsilk. Dalam pra-penelitian ini sunsilk juga mendominasi pangsa pasar
responden yang menggunakan sampo merek “Pantene”, maka 20 responden
tersebut yang akan menjawab kuesioner pra-penelitian yang diberikan selanjutnya.
Untuk melihat produk sampo merek “Pantene” dari perspektif konsumen
terutama menyangkut keputusan pembelian, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel I.8
Data Pra-Penelitian Tentang Sampo Merek Pantene Yang Dibeli
Pertanyaan
Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
% % % % %
Saya membeli sampo “Pantene” karena telah mengamati produk
tersebut sejak awal
10 30 25% 35 -
Saya membeli sampo “Pantene” karena rekomendasi dari teman
sepenggunanya
5 25 - 50 20
Saya membeli sampo “Pantene” karena melihat menariknya iklan
di televisi
30 15 5 25 25
Keputusan Pembelian 15 23.3 10 36.7 15
Sumber: Hasil Pra-Penelitian yang dilakukan oleh peneliti 2016
Berdasarkan tabel I.8 menunjukkan bahwa keputusan pembelian produk
sampo “Pantene” adalah sebanyak 15% dalam kategori sangat setuju, dan 23.3%
dalam kategori setuju. Sedangkan untuk kategori tidak setuju adalah sebanyak
36.7% dan untuk kategori sangat tidak setuju sebesar 15%, dan sisanya 10% masih
ragu-ragu. Kondisi ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian produk sampo
Untuk melihat produk sampo merek pantene dari perspektif konsumen
menyangkut kualitas produk, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel I.9
Data Pra-Penelitian Tentang Kualitas Produk Sampo Merek Pantene
Pertanyaan Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
% % % % %
Menurut saya kualitas sampo merk “Pantene” sangat terjamin
10 20 30 40 -
Menurut saya kemasan sampo “Pantene” lebih atraktif (menarik)
dibandingkan sampo merek
lainnya
15 15 35 35 -
Kualitas Produk 12.5 17.5 32.5 37.5 0
Sumber: Hasil Pra-Penelitian yang dilakukan oleh peneliti 2016
Berdasarkan tabel I.9 diatas, menunjukkan bahwa penilaian responden
terhadap kualitas produk sampo pantene adalah sebanyak 10% dalam kategori
sangat setuju, dan 20% untuk kategori setuju. Sedangkan untuk kategori tidak setuju
sebanyak 40% dan ragu-ragu sebesar 30%. Kondisi ini menunjukkan bahwa
kualitas produk sampo merek pantene masih relatif rendah.
Untuk melihat produk sampo merek pantene dari perspektif konsumen
menyangkut harga, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel I.10
Pertanyaan
Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
% % % % %
Menurut saya harga sampo
“Pantene” lebih murah
dibandingkan dengan sampo
lainnya
- 15 10% 25 50
Menurut saya produk sampo
“Pantene” banyak memberikan
potongan harga
5 10 30 35 20
Harga 2.5 12.5 20 30 35
Sumber: Hasil Pra-Penelitian yang dilakukan oleh peneliti 2016
Berdasarkan tabel I.10 diatas, menunjukkan bahwa penilaian responden
terhadap harga produk sampo “Pantene” adalah sebanyak 2.5% dalam kategori
sangat setuju, dan 12.5% untuk kategori setuju. Sedangkan untuk kategori tidak
setuju sebanyak 30% dan sangat tidak setuju sebesar 35%. Pada kategori ragu-ragu
responden menilai sebanyak 20%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas produk
sampo merek pantene masih relatif rendah.
Untuk melihat produk sampo merek “Pantene” dari perspektif konsumen
menyangkut iklan, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel I.11
Data Pra-Penelitian Tentang Iklan Sampo Merek Pantene
Pertanyaan
Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
Informasi yang diberikan dalam iklan sampo “Pantene” sesuai dengan fakta
- 15 25 25 35
Bahasa dalam iklan sampo “Pantene” mudah dimengerti dan sesuai dengan kenyataan
produknya
- 15 30 35 20
Iklan 0 15 27.5 30 27.5
Sumber: Hasil Pra-Penelitian yang dilakukan oleh peneliti 2016
Berdasarkan tabel I.11 diatas, menunjukkan bahwa penilaian responden
terhadap iklan sampo pantene adalah sebanyak 15% dalam kategori sangat setuju,
27.5% untuk kategori setuju. Sedangkan untuk kategori tidak setuju sebanyak 30%
dan sangat tidak setuju sebesar 27.% Untuk ragu-ragu sebesar 30%. Kondisi ini
menunjukkan bahwa kualitas produk sampo merek pantene masih relatif rendah.
Pemasar yang kurang memperhatikan nilai kualitas produk, harga, dan
iklan tentunya dapat mempengaruhi keputusan pembelian dan mengakibatkan
menurunnya kinerja suatu pemasaran. Dilihat dari kualitas produk, harga, dan iklan
pemasar dapat melihat permasalahan dalam produknya. Sehingga untuk kembali
dapat merebut pangsa pasar perusahaan harus lebih melihat serta meningkatkan
kelemahan dari produknya dan menciptakan kembali inovasi baru agar kualitas
produk, harga, dan iklan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen atas
suatu barang/produk
Maka dari latar belakang tersebut, penulis terdorong untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN
“PANTENE” DI KELURAHAN BUKIT BESAR KECAMATAN GIRIMAYA
PANGKALPINANG”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang akan diteliti dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian
sampo merek “Pantene” di RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar
Pangkalpinang?
2. Apakah harga berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian sampo
merek “Pantene” di RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar Pangkalpinang?
3. Apakah iklan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian sampo
merek “Pantene” di RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar Pangkalpinang?
4. Apakah kualitas produk, harga, dan iklan berpengaruh secara simultan
terhadap proses keputusan pembelian sampo merek “Pantene” di
RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar Pangkalpinang?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan. Dengan demikian, penelitian ini merupakan
kegiatan untuk memperoleh informasi tentang keputusan pembelian konsumen
pada sampo merk “Pantene”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
1. Untuk mengetahui dan mendapat kajian pengaruh kulitas produk
terhadap proses keputusan pembelian sampo merek “Pantene” di
RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar Pangkalpinang.
2. Untuk mengetahui dan mendapat kajian pengaruh harga terhadap proses
keputusan pembelian sampo merek “Pantene” di RT03/RW02 Kelurahan
Bukit Besar Pangkalpinang.
3. Untuk mengetahui dan mendapat kajian pengaruh iklan terhadap proses
keputusan pembelian sampo merek “Pantene” di RT03/RW02 Kelurahan
Bukit Besar Pangkalpinang.
4. Untuk mengetahui dan mendapat kajian pengaruh kualitas produk, harga,
dan iklan terhadap proses keputusan pembelian sampo merek “Pantene”
di RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar Pangkalpinang.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat dan menjadi bahan acuan bagi para peneliti selanjutnya.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat bagi pengembangan ilmu penelitian dalam bidang Manajemen
Pemasaran kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi
para distributor sampo menyangkut keputusan pembelian calon pembeli.
3. Manfaat Kebijakan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
perusahaan-perusahaan dalam menyusun kebijakannya, khususnya mengenai kualitas produk,
harga, iklan serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian.
1.5 Batasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup penelitian perlu menentukan
pembatasan masalah agar tidak terlalu luas dan terarah dengan tujuan agar masalah
yang diteliti lebih terfocus dan tepat pada sasaran. Maka penelitian ini hanya akan
membahas Kualitas Produk, Harga dan Iklan terhadap Keputusan Pembelian,
sedangkan untuk respondennya adalah ibu rumah tangga di RT03/RW02 di
Kelurahan Bukit Besar yang menggunakan produk sampo merk “Pantene”.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran utuh secara menyeluruh mengenai
penulisan ini, maka penulisan disusun sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang masalah yang menjadi dasar penelitian ini untuk
selanjutnya disusun rumusan masalah dan diuraikan tentang tujuan serta
manfaat penelitian, kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.
Menguraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dalam perumusan
hipotesis, penelitian ini menguraikan dan menggambarkan kerangka pemikiran
dan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Menguraikan mengenai variabel penelitian dan definisi penentuan populasi dan
sample, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, kerangka berfikir
dan hipotesis serta metode analisis yang digunakan dalam menganalisis data
yang telah diperoleh.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, responden yang menjadi
objek penelitian, analisis data dan permasalahan.
BAB V PENUTUP
Dapat di uraikan beberapa pendapat dari para ahli pemasaran untuk
mendapatkan gambaran jelas tentang pengertian pemasaran (marketing), antara
lain:
Menurut Kotler dan Keller (2007: 6-7), pemasaran sebagai suatu proses
sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Sofyan Assauri mengatakan (2007: 5), pemasaran adalah usaha untuk
menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang
yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan
komunikasi yang tepat.
Definisi sosial dan definisi manajerial dari pemasaran dapat dibedakan,
bahwa definisi sosial dari pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan
jasa yang bernilai dengan orang lain Kotler dan Keller (2009: 5).
Dalam pengertian marketing atau dikenal sebagai kata pemasaran
merupakan salah satu bagian dari penjualan atau permintaan. Pengertian marketing
atau pemasaran berperan penting bagi semua usaha, karena pemasaran mempunyai
kedudukan sebagai penghubung antara perusahaan pembuat produk dengan
konsumen atau masyarakat pemakai produk.
Sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah terpisah
jasa yang di butuhkan dan diinginkan dapat diperoleh dengan lebih mudah dan
cepat. Namun demikian, masih banyak yang tidak mengetahui apalagi memahami
tentang pengertian pemasaran (marketing) dengan baik. Pendapat ini belum
lengkap karena aktivitas penjualan hanyalah merupakan sebagian dari sekian
banyak yang ada dalam pemasaran.
Dari defini para ahli di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial dari individu maupun kelompok untuk
memenuhi kebutuhan dan keiinginannya melalui proses pertukaran. Tetapi
pemasaran bukanlah merupakan suatu cara yang sederhana sekedar untuk
menghasilkan penjualan saja. Dalam hal ini, pertukaran hanyalah merupakan suatu
tahap dalam proses pemasaran.
2.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan kombinasi variabel atau
kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi pembeli atau konsumen.
Empat (4) unsur atau variabel bauran pemasaran (marketing mix) adalah
sebagai berikut:
1 Strategi Produk
2 Strategi Harga
3 Strategi Distribusi
Keempat strategi tersebut saling mempengaruhi, sehingga semuanya
penting dalam bauran pemasaran (marketing mix) Sofyan Assauri (2007: 199).
2.2 Kualitas Produk
2.2.1 Pengertian Kualitas Produk
Kualitas adalahtotalitas fitur dan karakteristik dari produk atau jasa yang
dinilai kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan konsumen, baik yang
dinyatakan atau secara tersiratKotler dan Keller, (2010: 138).
Menurut Mowen dan Minor (2008: 421), definisi kualitas produk
adalahevaluasi secara keseluruhan dari pelanggan tentang keunggulan kinerja suatu
barang atau jasa.
Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang
lingkup sendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat
mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal dengan kualitas sebenarnya. Philip
Kotler dan Gary Amstrong, (2008: 272) mengatakan kualitas produk adalah
karakteristik produk dan jasa yang tergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas
produk merupakan penilaian konsumen tentang kemampuan produk tersebut dalam
melaksanakan fungsinya sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen itu sendiri.
Jadi definisi kualitas produk tergantung pada persepsi atau pandangan setiap
konsumen terhadap produk. Karena itu, pengertian kualitas produk bisa saja
Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu
standarisasi kualitas. Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat
dengan periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir
panjang untuk melalukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Kualitas
mempunyai pengertian yang sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen.
Apabila kualitas yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan
pembelian ulang sedangkan apabila kualitas produk tidak sesuai dengan yang
diharapkan maka konsumen mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis
lainnya.
Konsumen senantiasa melalukan penilaian terhadap kinerja suatu
produk, hal ini dapat terlihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk
dengan segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk
melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
2.2.2 Konsep Kualitas Produk
Kotler, (dalam Praba Sulistyawati, 2009) menyatakan bahwa pencapaian
kualitas yang baik bagi suatu perusahaan dibutuhkan beberapa ukuran untuk
merumuskan kebijakan mengenai konsep kualitas produk, yaitu:
Fungsi barang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen, maka
harus memproduksi barang yang mutunyasesuai dengan fungsi serta
kegunaannya, daya tahannya, peralatannya, dan kepercayaannya.
2.Wujud luar
Wujud luar seperti bentuk, warna, dan susunannya. Bila wujud luar
dari produk tersebut tidak menarik meskipun kualitas barangnya
baik maka belum tentu menarik minat konsumen.
3.Biaya barang
Produk pada umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat
menentukan mutu suatu barang tersebut.
2.2.3 Penentu Kualitas Produk
Konsumen pada umunya tidak segera mengetahui kualitas produk yang
akan dibelinya, karena itu cap yang dipasang harus dapat memberi jawaban atas
pertanyaan, sampai kapan tanggal kadaluarsanya atau jatuh tempo produk harus
ditarik dari pasar? Komposisi bahan, kegunaan, cara pakai, dan diproduksi oleh
perusahaan mana?
Kualitas produk dapat ditentukan oleh:
a. Material
b. Teknik atau cara pembuatan
c. Tingkat keahlian orang atau perusahaan yang mengerjakan
2.2.4 Level Kualitas Produk
Menurut Kotler (2005: 17), level produk dapat dibagi menjadi 5
tingkatan, yaitu;
1. Produk inti, yang menawarkan manfaat dan kegunaan utama yang
dibutuhkan pelanggan.
2. Produk generik, mencerminkan fungsi dasar dari suatu produk.
3. Produk yang diharapkan merupakan sekumpulan atribut dan kondisi
yang diharapkan pada saat pelanggan membeli.
4. Produk tambahan, memberikan jasa dan manfaat tambahan sehingga
membedakan penawaran perusahaan.
5. Produk potensial, yaitu segala tambahan dan transformasi pada
produk yang mungkin akan dilakukan di masa yang akan datang.
2.2.5 Dimensi Kualitas Produk
Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005:422), dimensi
kualitas produk terdiri dari :
1. Performance (kinerja)
Yaitu berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah
produk.
2. Durability (daya tahan)
Yang berarti berapa lama umur produk bertahan sebelum produk
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi)
Yaitu sejauh mana produk memenuhi spesifikasi atau tidak
ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur)
Adalah karakteristik produk yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau ketertarikan konsumen
terhadap produk.
5. Reliabilty(reliabilitas)
Adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan
atau tidak dalam periode waktu tertentu.
6. Aesthetics (estetika)
Berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas)
Sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang
dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan
bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas
produk yang bersangkutan.
2.3 Harga
2.3.1 Pengertian Harga
Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan
berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga juga menjadi pertimbangan
konsumen untuk membeli, sehingga perlu pertimbangan khusus untuk menentukan
faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan membeli
konsumen. Ketika memilih diantara merek-merek yang ada konsumen akan
mengevaluasi harga secara tidak absolute akan tetapi dengan membandingkan
beberapa standar harga sebagai referensi untuk melakukan transaksi pembeli.
Basu dan Irawan (2008: 241), mengatakan harga merupakan sejumlah
uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga sering
kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan
manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan
konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula.
Menurut Kotler (2011: 371), harga adalah sejumlah uang yang dikenakan
pada produk dan jasa, atau sejumlah nilai yang harus pelanggan bayarkan untuk
ditukarkan dengan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau
jasa.
Dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen
membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa dalam memenuhi
kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa subsitusi. Harga merupakan
salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehinnga manajer
perusahaan perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam mempengaruhi
sikap konsumen.
Harga sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga merupakan konsep
karateristik konsumen, situasi dan produk (Mowen dan Michael Minor, 2005).
Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa
konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu
produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk
tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut dengan harga yang
lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis, karena ada kesempatan untuk
mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau karea ingin dianggap
konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk tersebut dan ingin dianggap
loyal.
Konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang mereka dapatan
sebanding atau bahkan lebih tinggi dari normal uang yang mereka keluarkan.
Penyesuaian khusus terhadap harga dapat dilakukan dengan penetapan harga
berdasarkan nilai yaitu harga menawarkan kombinasi yang tepat dari mutu dan jasa
yang baik dengan harga yang pantas. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti
merancang ulag merek yang sudah ada untuk menawarkan roduk yang lebih
bermutu dan memiliki nilai merek dimata konsumen pada tingkat harga tertentu
atau produk bermutu sama dengan harga yang lebih murah.
Berdasarkan dari bahasan diatas dapat dikatakan bahwa harga yang
dipatok secara rasional dan sepadan dengan menfaat produk diberikan dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk.
Banyak istilah dalam penyebutan harga produk yang ditawarkan
produsen kepada konsumen. Seringkali kita temukan harga dengan satuan decimal
tertentu atau memakai selisih yang relative sangat kecil, dan masih banyak cara
menetapkan harga sebuah produk.
Jenis-jenis harga suatu produk, yaitu:
1. Harga Daftar ( lit price)
Harga daftar adalah harga yang diberitahukan atau dipublikasikan, dari
harga ini biasanya pembeli dapat memperoleh potongan harga.
2. Harga Netto (net price)
Harga netto adalah harga yang harus dibayar, biasanya merupakan harga
daftar dikurangi potongan dan kemurahan.
3. Harga Zona (zona price)
Harga zona adalah harga yang sama untuk suatu daerah zona atau daerah
geografis tertentu.
4. Harga Stempel Pos (postages stamp delivered price)
Harga stempel pos adalah harga yang sama untuk semua daerah
pasarnya, disebut juga harga uniform.
5. Harga Pabrik (factory price)
Dalam hal ini pembeli membayar pabrik atau tempat pembuatan,
sedangkan angkutan ditanggung oleh pembeli.
Harga F.A.S adalah untuk barang yang dikirim lewat laut. Biaya
angkutan ditanggung oleh penjual sampai kapal merapat di pelabuhan
tujuan.
7. Harga Gasal (odd price)
Harga gasal adalah harga yang angkanya tidak bulat atau mendekati
bulat, misalnya Rp 9.999,- atau 1.999.900,- cara ini bermaksud
mempengaruhi pandangan pembeli supaya kelihatan murah, meskipun
hanya sedikit perbedaannya, tapi dapat merangsang pembelian
konsumen.
2.3.3 Tujuan Penetapan Harga
Menurut Adrian Payne (dalam bukunya Rambat Hamdani, 2008: 132)
tujuan penetapan harga antara lain:
a. Bertahan
Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan
yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi
pasar yang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi
kelangsungan hidup.
b. Memaksimalkan Laba
Penetapan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode
tertentu.
Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan
melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.
d. Pengembangan Atas Investasi
Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian
atas investasi (return on investment) yang diinginkan.
2.3.4 Kebijakan Harga
Kotler, (2005: 142) menyebutkan kebijakan harga dapat dibagi menjadi
6 yaitu:
a. Memiliki tujuan penetapan harga pertama–tama perusahaan
tersebut memutuskan dimana ingin memposisikan tawaran pasarnya
maka jelas tujuan perusahaan.
b. Menentukan permintaan setiap harga akan menghasilkan tingkat
permintaan yang berbeda dan karena itu mempunyai pengaruh yang
berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan.
c. Memperkirakan harga permintaan batas harga yang tinggi yang
dapat ditentukan perusahaan bagi produknya.
d. Menganalisis biaya harga dan tawaran pesaing adanya kemungkinan
harga yang ditentukan permintaan pasar dan biaya perusahaan,
perusahaan tersebut harus memperhitungkan biaya, harga dan
kemungkinan harga pesaing.
permintaan konsumen(costumer demand schedule), fungsi biaya
(cost fungction) dan harga pesaing (competitor price). Perusahaan
akan siap memilih harga.
f. Memilih harga akhir. Dalam memilih harga akhir, perusahaan
harus mempertimbangkan faktor–faktor yang meliputi penetapan
harga psikologis, kebijakan penetapan harga perusahaan, dan
dampak harga terhadap pihak lain.
2.3.5 Strategi Penyesuaian Harga
Kotler & Amstrong (2006:16) mengatakan perusahaan biasanya
menyesuaikan harga dasar mereka untuk memperhitungkan perbedaan pelanggan
dan perubahan situasi. Dibawah ini merupakan strategi penyesuaian harga
diantaranya adalah:
a. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga.
Mengurangi harga untuk memberikan penghargaan kepada
pelanggan yang memberikan tanggapan seperti membayar lebih
awal atau mempromosikan produk.
Macam-macam diskon yang ditawarkan perusahaan:
1) Diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli yang membayar
tagihan mereka tepat waktu.
2) Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli
3) Diskon fungsional adalah pengurangan harga yang ditawarkan penjual bagi
anggota jalur distribusi yang melakukan fungsi-fungsi tertentu.
4) Diskon musiman adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli
barang atau jasa diluar musim.
b. Penetapan harga tersegmentasi.
Menyesuaikan harga untuk membuat perbedaan diantara pelanggan,
produk, maupun lokasi.
c. Penetapan harga psikologis.
Menyesuaikan harga untuk mempengaruhi secara psikologis.
d. Penetapan harga promosi.
Sewaktu-waktu mengurangi harga untuk meningkatkanpenjualan dalam
jangka pendek.
e. Penetapan harga geografis.
Menyesuaikan harga untuk memperhitungkan lokasi geografis pelanggan.
f. Penetapan harga internasional.
Menyesuaikan harga untuk pasar tradisional.
2.3.6 Indikator Harga
Indikator yang mencirikan harga Kotler, (2009:345) yaitu:
1. Keterjangkauan harga
2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
4. Kesesuaian harga dengan manfaat produksi
5. Harga mempengaruhi daya beli konsumen
6. Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan.
2.3.7 Dimensi Harga
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007, p137) ada dua dimensi hargayaitu:
a) Harga yang dipersepsikan
Yaitu persepsi pelanggan terhadap harga yang diterima, apakah tinggi,
rendah, atau adil.
b) Harga yang direferensikan
Yaitu referensi dari pelanggan sebagai dasar perbandingan untuk menilai
harga yang ditawarkan.
2.4 Iklan
2.4.1 Pengertian Iklan
Fandy Tjiptono (2005:226) mengatakan bahwa Iklan adalah bentuk
komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keungulan atau
rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan
pembelian.
Iklan bisa didefinisikan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal yang
menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi orang
membeli produk dengan membayar sejumlah biaya untuk media (Kriyantono, 2008:
174). Iklan merupakan salah satu kiat utama yang digunakan perusahaan untuk
mengarahkan komunikasi pada pembeli sasaran dan masyarakat. Konsumen akan
merasa dekat dengan perusahaan apabila mendapatkan informasi seputar
perusahaan dan info merek produk yang bersangkutan. Iklan menunjukkan
seberapa besar niat perusahaan untuk melayani kepentingan konsumen.
Dengan demikian iklan dapat didefinisikan sebagai salah satu jenis
teknik komunikasi massa dengan membayar ruangan atau waktu untuk menyiarkan
informasi tentang barang dan jasa yang ditawaran oleh si pemasang iklan
Suhandang, (2005: 13).
Iklan bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa merekamelakukan
pilihan tepat.Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media seperti TV,
radio,cetakan (majalah,surat kabar), papan billboard, papan tanda, dan macaam –
macammedia lain seperti balon udara atau baju kaos. Walaupun konsumen pada
umumnyadiekspos pada ratusan iklan setiap hari , sebagian besar dari pesan yang
disampaikanhanya menerima perhatian dan pemahaman dari konsumen dalam
jumlah yang sangatsedikit.
Menurut Fandy Tjiptono, (2005:227) periklanan dapat diklasifikasikan
berdasarkan berbagai aspek, di antaranya:
1. Dari aspek isi pesan
a. Product advertising
Yaitu iklan yang berisi informasi produk (barang dan jasa) suatu perusahaan. Ada
dua jenis iklan yang termasuk kategori ini, yaitu :
Direct-action advertising, yaitu iklan produk yang didesainsedemikian rupa untuk
mendorong tanggapan segera dari khalayak atau pemirsa dan Indirect-action
advertising, yaitu iklan produk yang didesain untuk menumbuhkan permintaan
dalam jangka panjang.
b. Institutional advertising
Yaitu iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis pemilik
iklan dan membangun goodwill serta imagepositif bagi organisasi. Institutional
advertising terbagi atas:
1 Iklan Patronas(Patronage advertising), yakni iklan yang menginformasikan
usaha bisnis pemilik iklan
2 Iklan layanan masyarakat (public service advertising), yakni iklan yang
menunjukan bahwa pemilik iklan adalah warga yang baik, karena memiliki
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
3. Iklan Perintis (Pioneering advertising), yaitu iklan yang berupaya
menciptakan permintaan awal (primary demand).
4. Kompetitif Iklan (Competitive advertising), yaitu iklan yang berupaya
5. Iklan Pengingat (Reminder advertising), yaitu iklan yang berupaya
melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak.
c. Dari aspek pemilik iklan
Ada dua jenis iklan berdasarkan aspek pemilik iklan, yaitu :
Vertical cooperative advertising, yaitu iklan bersama para anggota saluran
distribusi, misalnya di antara para produsen, pedagang grosir, agen, dan pengecer
dan Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan bersama dari beberapa
perusahaan sejenis.
2.4.3 Tujuan Iklan
Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan
(2007:244-245), mengatakan tujuan iklan dapat digolongkan menjadi 4 golongan,
yaitu:
a. Iklan Informatif
Dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan untuk
produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada.
b. Iklan Persuasif
Dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan
pembelian suatu produk atau jasa.
c. Iklan Pengingat
Dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.