• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMPO MEREK “PANTENE” DI KELURAHAN BUKIT BESAR KECAMATAN GIRIMAYA PANGKALPINANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMPO MEREK “PANTENE” DI KELURAHAN BUKIT BESAR KECAMATAN GIRIMAYA PANGKALPINANG"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN IKLAN

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMPO MEREK

“PANTENE” DI

KELURAHAN BUKIT BESAR

KECAMATAN GIRIMAYA

PANGKALPINANG

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2016

NAMA

: DEVY OCTAVYA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu

semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya

kamu sendiri yang menangis, dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi

hanya kamu sendiri yang merasa tersenyum”. –

Mahatma Gandhi

“M

anusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu mengoreksi

diri dan membenarkan orang lain atas kekeliruan orang lain”.

Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai dengan kegagalan.

Aku datang, aku bimbingan, aku ujian, aku revisi, dan aku menang.

(6)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Puji syukur ku panjatkan kepadamu ya

Tuhan

atas besar Karunia yang telah

Engkau limpahkan kepadaku dan juga orang tuaku yang telah berusaha

membesarkan dan mendidikku hingga akhir studiku. “Puji Tuhan”.

Kedua orang tuaku tercinta, Bapak

M.Sihombing

dan Ibu

P.Purba

.

Papa

dan

mama

inilah kado kecil yang dapat anakmu persembahkan untuk sedikit

menghibur hatimu yang telah aku susahkan, aku tahu banyak yang telah kalian

korbankan dan tak merasa lelah demi memenuhi kebutuhanku. Saya hanya bisa

mengucapkan banyak terimakasih kepada

Papa

dan

Mama

, hanya

Tuhan

lah

yang membalas kemulian hati kalian.

Adikku

Fredy Sihombing

dan

Lamhot Parulyan Sihombing,

terimakasih atas

dukungan, perhatian, kasih sayang, dan canda tawa kalian.

Sahabat terbaik

Yashinta Prizelia Utami

,terimakasih untuk support dan

motivasinya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Teman terbaik yang sudah 10 tahun menemani yang tergabung dalam

“Bocem

Crew”

dan tidak bisa disebutkan satu per satu, terimakasih untuk do

a dan

dukungannya.

Teman-teman kelas

Manajemen2 angkatan 2011

serta teman-teman

KKN Desa

Mangkaangkatan IX

yang tidak bisa di sebutkan satu per satu, semoga

persahabatan kita tetap terjalin. “Tiada hari yang indah tanpa kalian semua".

Teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga ini awal

dari kesuksesan kita bersama.

Semua Pihak

yang mendukung dalam penyelesaian skripsi ini, yang

memberikan do’a, bantuan & semangat. Terima kasih.

(7)

ABSTRACT

Devy Octavya. 302 11 11 060. The Effects of Product Quality, Price, anf Advertisement on the Purchasing Decision of Pantene Shampoo in Bukit Besar, Girimaya, Pangkalpinang.

The objective of this research is to determine the effect of Product Quality, Price, and Advertisement on the Purchasing Decision of Pantene Shampoo. The population in this research consist of 205 homemakers residing in RT03/RW02 who use Pantene for their shampoo product. This is a descriptive qualitative research wwith a sample of 135 respondents and reability tests, while the data analysis method used is multiple linear regressions with T test and F test. The result show that for the independent variabel X1, Tcount (2.215)>Ttabel (1.9784), for the independent variabel X2, tcount (2.155)>ttabel (1.9784), and for the independent variables (X1.X2 and X3) affect the dependent variable (Y). The F test result level of 0.05. Threfor, Ho is rejected and Ha assumption is accepted, meaning that the Purchasing Decision in this case. Meanwhile, the coefficient of determination (Adjusted R Square) value is 0.317 or 31.7%, which means that the variation or Puchasing Decision for Pantene Shampoo variabel can be explained by the Product Quality, Price, and Advertisiment.

(8)

ABSTRAK

Devy Octavya. 302 11 11 060. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Iklan

Terhadap Keputusan Pembelian Sampo Merek “Pantene” di Kelurahan

Bukit Besar Kecamatan Girimaya Pangkalpinang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Iklan sedangkan variabel terikatnya adalah Keputusan

Pembelian Sampo Merek “Pantene”. Populasi dari penelitian ini adalah ibu rumah

tangga di RT03/RW02 yang menggunakan sampo merek “Pantene” sebanyak 205 responden. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 135 responden sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan uji reabilitas. Sedangkan metode analisis data menggunakan analisis regrisi linear berganda dengan uji T dan uji F.

Hasil penelitianvariabel independen (X1)diperoleh thitung (2,215)

>Ttabel(1,9784),variabel X2 thitung (2,155) >Ttabel(1,9784), dan variabel X3 thitung

(2,813) >Ttabel(1,9784). Maka variabel X1 berpengaruh secara parsial terhadap

variabel Y, variabel X2 berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y, dan variabel

X3berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y. Hasil uji F menunjukkan bahwa

Fhitung (21,716) >Ftabel (2,67), sedangkan signifikansi adalah 0,000 <alpha pada taraf

signifikansi 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti Kualitas Produk, Harga, dan Iklan secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi Keputusan Pembeian secara signifikan. Sedangkan koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,317 atau 31,7% yakni berarti variasi variabel keputusan pembelian sampo

“Pantene” dapat dijelaskan oleh variabel Kualitas Produk, Harga, dan Iklan.

(9)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur atas kehadirat TUHAN Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hifayah-Nya sehinggapenulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga

Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Sampo “Pantene” di Kelurahan Bukit Besar

Kecamatan Girimaya Pangkalpinang”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

dalam menyelesaikan program pendidikan strata satu (S1) pada Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai

pihak dan berkah dari TUHAN Yang Maha Esa sehingga kendala-kendala yang

dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bustami Rahman,M.Sc., selaku Rektor Universitas

Bangka Belitung.

2. Ibu Dr. Reniati,S.E.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Bangka Belitung.

3. Maya Yusnita,S.E.,M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Bangka Belitung.

4. Bapak Dony Yanuar,S.E.,M.M.,selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan

bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat

(10)

5. Bapak Khairiyansyah,S.E.,M.M.,selaku dosen pembimbing II yang

telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan

bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Echo Perdana Kusumah, B.Sc., M.Sc., selaku Dosen

Pembimbing Akademik saya, kelas Mn 2 Angkatan 2011.

7. Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Bangka

Belitung.

8. Kedua orang tuaku, Bapak M.Sihombing dan Ibu P.Purba untuk do’a

dan dukungannya yang tiada henti.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu.

Atas segala bantuan serta amal baik semua pihak yang telah membantu,

semoga mendapat berkat dari TUHAN Yang Maha Esa.

Penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna,mengingat

kurangnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu,saran dan kritik

dari pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.Akhir kata dengan

kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga skripsi inidapat bermanfaat.

Khususnya bagi penulis sendiri dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Balun ijuk, 29 Februari 2015

Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 17

1.3 Tujuan Penelitian ... 18

1.4 Manfaat Penelitian ... 18

1.5 Batasan Masalah ... 19

1.6 Sistematika Penulisan ... 19

BAB II LANDASAN TEORI ... 21

2.1 Landasan Teori ... 21

(12)

2.1.2 BauranPemasaran(Marketing Mix) ... 22

2.2Kualitas Produk ... 23

2.2.1Pengertian Kualitas Produk ... 23

2.2.2 Konsep Kualitas Produk ... 25

2.2.3Penentu Kualitas Produk... 25

2.2.4Level Kualitas Produk ... 26

2.2.5Dimensi Kualitas Produk ... 26

2.3Harga ... 28

2.3.1Pengertian Harga ... 28

2.3.2 Jenis-jenis Harga ... 30

2.3.3Tujuan Penetapan Harga ... 31

2.3.4Kebijakan Harga ... 32

2.3.5Strategi Penyesuaian Harga ... 33

2.3.6Indikator Harga ... 35

2.3.7Dimensi Harga ... 35

2.4Iklan ... 36

2.4.1Pengertian Iklan ... 36

2.2.2 Jenis Iklan ... 37

2.2.3Tujuan Iklan ... 38

2.2.4Langkah-langkah Dalam Keputusan Iklan ... 39

2.5Keputusan Pembelian ... 40

2.5.1Peran Keputusan Pembelian ... 44

2.5.2Proses Keputusan Pembelian ... 44

2.6 Penelitian Terdahulu ... 45

2.7 Kerangka Pemikiran ... 51

2.7.1 Hubungan Kualitas ProdukHarga Iklan danKeputusan Pembelian... 52

2.7.2 Hubungan Kualitas Produk TerhadapKeputusan Pembelian ... 54

(13)

2.7.4 Hubungan Iklan

TerhadapKeputusan Pembelian ... 56

2.7.5 Hubungan Kualitas Produk Harga Iklan TerhadapKeputusan Pembelian ... 57

2.8 Hipotesis ... 57

BAB III METODE PENELITIAN ... 59

3.1 Pendekatan Penelitian ... 59

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 59

3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 60

3.3.1 Populasi ... 60

3.3.2Sampel ... 60

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 61

3.4.1 Metode Kuisioner ... 61

3.4.2Metode Wawancara ... 62

3.4.3 Metode Liberatur ... 63

3.4.4Metode Observasi ... 63

3.5Jenis Data ... 64

3.5.1Data Primer ... 64

3.5.2Data Sekunder ... 64

3.6 Definisi Operasional Variabel ... 64

3.7 Teknik Analisis Data ... 68

3.7.1Analisis Deskriptif ... 68

3.7.1Uji Validitas ... 69

3.7.2Uji Reabilitas ... 70

3.7.3Uji Asumsi Klasik ... 70

3.8 Analisis Regresi Linear Berganda ... 72

3.9 Uji Hipotesis ... 73

3.9.1Uji F ... 73

(14)

3.9.3Uji Koefisien Determinasi(R2) ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT P&G dan Sampo Pantene ... 76

4.1.1Sejarah Berdirinya P&G ... 76

4.2 Visi dan Misi PT P&G ... 77

4.2.1Visi P&G ... 77

4.2.2Misi P&G ... 77

4.3 Profil Singkat Sampo Pantene ... 78

4.4 Hasil Karakteristik Responden ... 80

4.5 Hasil Deskriptif Variabel ... 82

4.5.1 Variabel Kualitas Produk ... 82

4.5.2Variabel Harga ... 89

4.5.3Variabel Iklan ... 92

4.5.4Variabel Keputusan Pembelian ... 97

4.6 Hasil Analisis Data ... ... 102

4.6.1 Uji Validitas ... 102

4.6.2Uji Reabilitas ... 103

4.6.3Uji Asumsi Klasik ... 104

4.6.4Analisis Regresi Linear Berganda ... 108

4.7 Uji Parsial atau Uji t ... 110

4.7.1 Uji Simultan atau Uji F ... 112

4.7.2Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 114

4.8 Pembahasan ... 115

4.8.1 Karakteristik Responden ... 115

4.8.2Hasil Deskriptif Variabel ... 115

4.8.3Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sampo Pantene ... 116

(15)

4.8.5 Pengaruh Iklan Terhadap

Keputusan Pembelian Sampo Pantene ... 117

4.8.6Pengaruh Kualitas Produk Harga Iklan

Terhadap Keputusan Pembelian Sampo Pantene ... 117

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 119 5.2 Saran ... 120 5.3 Keterbatasan Penelitian ... 121

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Inovasi Pantene ... 6

Tabel I.2 Jenis Sampo Pantene ... 7

Tabel I.3 Brand Value Sampo ... 8

Tabel I.4 Brand Share Sampo ... 9

Tabel I.5 Top of Mind (TOM Brand) ... 10

Tabel I.6 Top of Mind Advertising (TOM Ad) ... 11

Tabel I.7 Tabel Pra Penelitian Tentang Sampo Merek Pantene ... 12

Tabel I.8 Tabel Pra Penelitian Tentang Sampo Yang Dibeli ... 13

Tabel I.9 Tabel Pra Penelitian Tentang Kualitas Sampo Pantene ... 14

Tabel I.10 Tabel Pra Penelitian Tentang Harga Sampo Pantene ... 15

Tabel I.11 Tabel Pra Penelitian Tentang Iklan Sampo Pantene ... 16

Tabel II.1 Penelitian Terdahulu ... 48

Tabel III.1 Skala Pengukuran Variabel ... 62

Tabel III.2 Definisi Operasional Variabel ... 66

Tabel III.3 Kategori Skala ... 55

Tabel VI.1 Varian Produk Sampo Pantene ... 59

Tabel VI.2 Hasil Karakteristik Berdasarkan Usia ... 80

Tabel IV.3 Hasil karakteristik Berdasarkan Lama Pemakaian ... 81

Tabel IV.4 Hasil Penelitian Deskriptif Kinerja ... 83

Tabel IV.5 Hasil Penelitian Deskriptif Kinerja ... 83

Tabel IV.6 Hasil Penelitian Kesesuaian Dengan Spesifikasi ... 84

(17)

Tabel IV.8 Hasil Penelitian Deskriptif Reabilitas ... 85

Tabel IV.9 Hasil Penelitian Deskriptif Reabilitas ... 86

Tabel IV.10 Hasil Penelitian Deskriptif Kesan Kualitas ... 86

Tabel IV.11 Hasil Penelitian Deskriptif Kesan Kualitas ... 87

Tabel IV.12 Hasil Penelitian Deskriptif Kesan kualitas ... 88

Tabel IV.13 Rata-rata Kualitas produk ... 88

Tabel IV.14 Hasil Penelitian Deskriptif Harga Yang Dipersepsikan ... 89

Tabel IV.15 Hasil Penelitian Deskriptif Harga Yang Dipersepsikan ... 90

Tabel IV.16 Hasil Penelitian Deskriptif Harga Yang Difeferensikan ... 90

Tabel IV.17 Hasil Penelitian Deskriptif Harga Yang Difeferensikan ... 91

Tabel IV.18 Hasil Penelitian Rata-rata Harga ... 92

Tabel IV.19 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Informatif ... 93

Tabel IV.20 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Informatif ... 93

Tabel IV.21 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Persuasif ... 94

Tabel IV.22 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Persuasif ... 94

Tabel IV.23 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Pengingat ... 95

Tabel IV.24 Hasil Penelitian Deskriptif Iklan Pengingat ... 96

Tabel IV.25 Rata-Rata Iklan ... 96

Tabel IV.26 Hasil Penelitian Deskriptif Pengambilan Inisiatif ... 97

Tabel IV.27 Hasil Penelitian Deskriptif Pengambilan Inisiatif ... 98

Tabel IV.28 Hasil Penelitian Deskriptif Pemberian Pengaruh ... 99

Tabel IV.29 Hasil Penelitian Deskriptif Pemberian Pengaruh ... 99

Tabel IV.30 Hasil Penelitian Deskriptif Keputusan Pembelian ... 100

Tabel IV.31 Hasil Penelitian Deskriptif Keputusan Pembelian ... 100

(18)

Tabel IV.33 Hasil Uji Validitas ... 102

Tabel IV.34 Hasil Uji Reabilitas ... 103

Tabel IV.35 Hasil Uji Multikolonieritas ... 106

Tabel IV.36 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 108

Tabel IV.37 Uji t ... 111

Tabel IV.38 Uji F ... 113

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ... ...51

Gambar IV.1 Hasil Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia ... 81 Gambar IV.2 Hasil Karakteristik Responden

Berdasarkan Lama Pemakaian ... ...82

Gambar IV.6 Uji Normalitas ... ...105

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner

Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 Hasil Karakteristik Responden

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas

Lampiran 5 Hasil Uji Reabilitas

Lampiran 6 Hasil Uji asumsi Klasik

Lampiran 7 Hasil Uji Regresi Berganda, Uji t, Uji F dan Koefisien Determinasi

Lampiran 8 Surat Keterangan UPT Bahasa

Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat persaingan bisnis di Indonesia sangat tinggi, karena setiap

perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih

konsumen baru (investasi.co.id). Perusahaan harus dapat menentukan strategis

pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi persaingan,

sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Pada dasarnya semakin

banyak pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat

memilih produk yang sesuai dengan harapannya, sehingga konsekuensi dari

perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam

menghadapi setiap produk yang diluncurkan.

Kondisi persaingan yang semakin tinggi seperti sekarang ini, menuntut

perusahaan untuk menawarkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih,

sehingga tampak berbeda dengan produk pesaing. Kualitas merupakan salah satu

faktor yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum membeli suatu produk.

Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk

didalamnya daya tahan, ketidaktergantungan pada produk lain atau komponen lain,

eksklusifitas, kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk, pembungkusan, dan

sebagainya). Terkait dengan tanggung jawab pelaku usaha yang telah di atur dalam

Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen maka setiap

(22)

atau dipasarkan dalam kualitas baik dan sesuai dengan SNI (Standar Nasional

Indonesia). Dengan kualitas yang baik dan terpecaya, maka produk akan senantiasa

tertanam dipikiran konsumen, karena konsumen bersedia membayar sejumlah uang

untuk membeli produk yang berkualitas.

Kualitas produk merupakan karakteristik yang menjadi citra bagi

konsumen, sehingga apabila karakter yang melekat pada produk tersebut baik dan

diterima dengan baik oleh konsumen, maka produk tersebut dapat menarik minat

konsumen untuk membeli produk tersebut. Oleh sebab itu, produk merupakan hal

yang terpenting yang harus dikelola agar dapat mempetahankan dan menghasilkan

keuntungan dimasa yang akan datang.

Proses penyampaian produk kepada pelanggan untuk mencapai tujuan

perusahaan yang berupa penjualan produk yang optimal, maka kegiatan pemasaran

dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan. Sebelum meluncurkan produknya

perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan

harapan konsumen saat ini maupun yang akan mendatang. Konsumen sebagai

individu dalam mendapatkan atau membeli barang telah melalui proses-proses atau

tahapan-tahapan terlebih dahulu seperti mendapatkan informasi baik melalui iklan

atau referensi dari orang lain kemudian membandingkan produk satu dengan

produk lain sampai akhirnya pada keputusan membeli produk itu.

Bagi seorang konsumen harga merupakan hal yang sangat penting. Harga

yang terlalu tinggi dapat membentuk persepsi bahwa produk kita termasuk pada

kategori barang mewah (berkualitas tinggi). Sedangkan harga yang kita tawarkan

(23)

adalah berkualitas rendah. Jadi, bukanlah hal mudah bagi sebuah perusahaan dalam

menetapkan harga, perusahaan harus berhati-hati dalam membuat kebijakan terkait

dengan harga. Jadi harga merupakan variabel yang sangat penting untuk

diperhatikan, di samping karena harga mempengaruhi jumlah pendapatan yang

akan diterima oleh perusahaan, harga juga dapat menjadi sebuah nilai yang akan

diterima oleh konsumen.

Iklan merupakan suatu informasi yang didasari pada keunggulan dan

keuntungan suatu produk, yang kemudian disusun sedemikian rupa sehingga

menimbulkan ketertarikan pada yang melihat atau mendengarnya. Dengan

demikian iklan akan mempengaruhi perilaku pembelian konsumen terhadap suatu

produk. Untuk lebih menarik konsumen, produk Pantene menggunakan bintang

iklan dari kalangan selebritis atau orang yang telah dikenal oleh khalayak ramai

seperti penyanyi Anggun C Sasmi, Fatin Sidqia Lubis, Rossa, serta Pemain Film

dan Sinetron Raline Shah dengan harapan agar produk Pantene lebih mudah diingat,

dikenal, dan diminati oleh konsumen.

Sampo merupakan produk yang digunakan untuk menjaga kebersihan

dankesehatan rambut. Sehingga pemilihan sampo yang tepat akan

sangatmempengaruhi kesuburan, kelembutan dan kekuatan rambut setiap orang

terutama perempuan. Banyaknya sampo yangberedar dipasaran membuat produsen

bersaing ketat untuk menciptakan produk yangsesuai dengan keinginan dan

kebutuhan konsumen.

Selain harus membuat produk sampo yang diinginkan konsumen

(24)

dan berbeda dari produk lainya atau memiliki cirikhas sehingga membuat

konsumen tertarik untuk membeli sampo tersebut. Saat ini sampo yang beredar di

pasar Indonesia sangat beranekaragam, antara lain :

1. Dove

2. Rejoice

3. Pantene

4. Clear

5. Sunsilk

Sampo Pantene merupakan salah satu merek yang telah bertahan selama

puluhan tahun danmendominasi pangsa pasar Indonesia. Pantene merupakan salah

satu produk sampo yang dproduksi oleh PT P&G Indonesia (Procter&Gamble) dan

mulai dipasarkan sejak tahun 1947 di Eropa. Nama Pantene sendiri diambil dari

kandungan asal produk tersebut, yaitu dari “Panthenol” yang merupakan nama lain

untuk pro-vitamin B-5. Salah satu kinerja Pantene yang luar biasa adalah sampo

Pantene dapat merawat rambut rusak hanya dalam rentan waktu 14 hari, karena

pada masa sekarang ini masyarakat Indonesia seringkali mengalami kerusakan pada

rambut, dan oleh karena itu timbul niat yang besar untuk menggunakan sampo yang

mengandung Pro-vitamin.

Salah satu kesuksesan P&G dalam memasarkan produk dan

meningkatkan jaringan yang luas guna meningkatkan penjualan dan profit

perusahaannya dapat dilihat dari beberapa point berikut (www.pantene.com),

diantaranya:

(25)

Dalam hal ini P&G sendiri melancarkan merek yang memberikan manfaat baru bagi

konsumen, dan bukan mengeluarkan produk sejenis dengan milik pesaing. Strategi

itu selalu didukung dengan iklan yang gencar.

2. Penjajaran Produk

P&G memprodusir produk dalam berbagai ukuran dan bentuk agar bias memenuhi

berbagai kebutuhan konsumen. Tindakan ini kemungkinan mendapat ruang lebih

besar di rak pajangan toko dan mencegah pesaing masuk ke satu sudut yang tidak

terpenuhi kebutuhannya.

3. Tenaga penjualan yang agresif

P&G memiliki tenaga pejualan di lapangan yang bermutu tinggi. Mereka sangat

efektif dalam merebut rak-rak di supermarket/toko serta dalam kerja sama dengan

pengecer untuk promosi dan pameran di tempat.

4. Pengiklanan yang gencar

P&G merupakan pengiklanan produk konsumsi dalam kemasan terbesar. Per tahun

di keluarkan uang sebanyak lebih dari $672 juta untuk menunjang kinerja

periklanan. Perusahaan ini tidak pernah menghemat dalam menggunakan uang

yang di tujukan pada timbulnya kesadaran dan pilihan kuat dari konsumen.

5. Strategi merk

P&G merupakan pelopor seni pemasaran dengan berbagai merk untuk kelompok

kelompok produk yang sama. Misalnya, perusahaan membuat sepuluh merek

deterjen dan masing masing di tempatkan pada kedudukan agak berlainan pada

(26)

memuaskan kebutuhan yang berbeda dan yang akan bersaing dengan merek tertentu

milik pesaing.

Sejakproduk pertamanya dipasarkan Pantene terus melakukan inovasi–

inovasi gunamemenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya, terutama yang

berkaitan denganperawatan rambut. Seperti dalam tabel 1.1 berikut ini.

Tabel I.1

60Pantene diluncurkan kembali secara eksklusif di lokasi

Kelas atas seperti Waldorf Astoria dan Saks Fifth enue.

1975-1976Pantene menggunakan kemasan baru dengan tutup emas yg khas.

83Pantene menambah rangkaian produknya sekaligus nunjukkankeahlian ilmiah dan kesehatan sebagai

Landasan slogan baru “The Care of Beautiful Hair”. 90Pantene didistribusikan ke seluruh dunia dengan

Peluncuran Di Austrlia, Selandia Baru, Eropa Tengah, ur, TimurTengah, Afrika Utara, Amerika Latin,

orea, dan Jepang.

95Pantene menjadi merek miliaran dolar.

1997-1998Pantene terus manjadi merek perawatan rambut Unggulan dengandukungan Golden Door Saldon, Ford

Models, Club Evian,Milan, Fashion Week, Vogue dan ure.

2000-2006Pantene merevolusi dengan meluncurkan 100 produk rawatanrambut di Amerikat saja.

Sumber : www.pantene.co.id

Sampo Pantene selalu melakukan revolusi dengan inovasi barunya di

industrikecantikan rambut agar produknya tidak terlanjur "tua" di pasar, dalam arti

(27)

dimata konsumennya. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs Pantene (2015)

terdapat delapan varian sampo Pantene beserta fungsi yang terdiri dari tabel sebagai

berikut:

Tabel I.2

Jenis Sampo Pantene No Warna

Sampo Jenis Sampo Kegunaan Sampo

1 Biru Tua Pantene Anti Dandruff Sampo

Untuk rambut berketombe

2 Biru Muda Pantene Aqua Pure Sampo

Untuk memberi sentuhan kelembutan pada rambut

dari kerusakan pada rambut 4 Hijau Tua Pantene Silky

Smooth Care Sampo

Untuk mengambalikan kilau dan ketebalan pada rambut

5 Ungu Pantene Total Damage Care Sampo

Untuk memberikan perlindungan dari kerusakan rambut

6 Pink Pantene Hair Fall Control Sampo

Untuk mencegah rambut patah akibat Kerusakan

7 Hitam Pantene Black Shine Sampo

Untuk rambut hitam berkilau

8 Kuning Pantene Daily Moisture Renewall Sampo

Untuk membersihkan serta menjaga kelembapan pada rambut

Sumber: www.pantene.com

Berikut ini adalah data-data hasil penelitian pada kategori sampo di

indonesiamenurut survei yang dilakukan MARS dan Majalah SWA.

Tabel I.3

(28)

Merek

Brand Value Rata-Rata

Brand Value

Sumber : SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA 20/XXVIII/20 SEPTEMBER – 03 OKTOBER 2012 dan SWA 19/XXIX/12 – 25 SEPTEMBER 2013

Pada Tabel 1.3 di atas menjelaskan tentangbrand value (nilai merek) dari

beberapa mereksampo yang sudah di kenal oleh konsumen di indonesia.

Berdasarkan tabel di atas, Pantene untuk kategori sampo adalah merek dengan

brand value (nilai merek) menempati urutan nomor satu pada tahun 2010.

Panteneselalu mengalami kenaikanbrand value pada tahun 2011 hingga tahun

2013. Pantene mengalami kenaikan sebesar 4,3% pada tahun 2011 0,7% pada tahun

2012 dan 0,1% pada tahun 2013.Survei brand value dapat dijadikan parameter

keberhasilan merek dalammeningkatkan kinerja berupa pangsa pasar ataupun

keuntungan perusahaan.Berdasarkan point brand valuenya, Pantene cenderung

mengalami kenaikan yangmengindikasikan merek tersebut memiliki kinerja yang

meningkat. Apalagi brand value mempertimbangkan aspek penguasaan pasar

(market share), popularitas merek(brand awareness), popularitas iklan

(advertisingawareness), kepuasan (satisfaction), danindeks pertumbuhan (gain

Index).

Elemen berikutnya dari penilaian merek adalah brand share (pangsa

(29)

mengalami peningkatan.Perubahan brand share kategori sampo tahun 2010-2013

dapat di lihat pada tabel 1.4 di bawah ini:

Tabel I.4 Brand Share Sampo Tahun 2010-2013

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Merek

Sumber : SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA20/XXVIII/20 SEPTEMBER – 03 OKTOBER 2012 dan SWA 19/XXIX/12 – 25 SEPTEMBER 2013

Kenaikkanbrand share (pangsa pasar) bergerak dengan cepatmengalami

fluktuatif. Hal ini membuat perusahaan harus dapat mampu melakukan inovasi,

baik dari sisi kualitas produk, layanan, maupun strategi agar perusahaanmampu

mempertahankan pangsa pasar yang sudah dimiliki dan bahkanmeningkatkannya.

Kondisi fluktuatif ini bisa disebabkan produk yang sudah tidak disukai konsumen,

tidak memenuhi selera konsumen, ataupun semakin ketatnya persaingan.

Perusahaan yang secara mantap meningkatkan posisinya dalam

ingatandan pilihan konsumen pastinya akan memperoleh peningkatan dalam

pangsa pasardan peningkatan labanya. Berdasarkan tabel 1.4 dapat diketahui bahwa

brand share (pangsa pasar) Pantene menempati urutan teratas namun dengan

tingkat persentase rendah tiap tahunnya. Pada tahun 2010 sebesar 21,2% dan

(30)

menjadi 26,1% dengan kenaikkan sebesar 4,9% tahun 2012 dan 26,8% dengan

kenaikkan 20,7% dan pada tahun 2013 naik menjadi 2,3%.

Tabel I.5

Top of Mind Brand (TOM Brand) Sampo Tahun 2010-2013

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Merek

Sumber : SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA 20/XXVIII/20 SEPTEMBER – 03 OKTOBER 2012 dan SWA 19/XXIX/12 – 25 SEPTEMBER 2013

TOM Brand menunjukkan seberapa besar suatu merek diingat dalam

benak konsumen. Dari tabel 1.5 di atas dapat diketahui bahwa Pantene mengalami

peningkatan selama rentang waktu 2010-2013 yaitu kenaikan 4,7% pada 2011 dan

0,8% pada 2012 dan 1,9% pada 2013. Peningkatan itu menunjukkan kesadaran

konsumen akan merek Pantene kini semakin diminati.

Untuk memperkenalkan mereknya perusahaan umumnya melakukan

kegiatanperiklanan sebagai sarana promosi agar merek tersebut dapat diingat

konsumenmelalui media advertising (periklanan) tersebut. TOM Advertising

Pantene juga mengalami kenaikan dalam rentang waktu 2010-2013. Berikut tabel

TOM Advertising sampo tahun 2010-2013:

Tabel I.6

(31)

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Sumber : SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA 20/XXVIII/20 SEPTEMBER – 03 OKTOBER 2012 dan SWA 19/XXIX/12 – 25 SEPTEMBER 2013

TOM Advertising merupakan gambaran mengenai seberapa besar merek

itu diingatkonsumen melalui media periklanan. Dilihat dari tabel 1.6 di atas

menunjukkan bahwa Pantene mengalami penurunan dalam tahun ketiga. Pada

tahun 2012 Pantene mengalami penurunan sebesar 1,7%. Tetapi pada tahun 2013

Pantene mampu meningkatkan TOM advertising nya sebesar 2,4%. Hal ini

menunjukkan bahwa konsumen Pantene tetappada pilihan mereknya sebagai merek

yang paling diingat melalui media periklanannya.

Berdasarkan tabel-tabel di atas menunjukkan bahwa selama tahun 2010

Pantene semakin maju menjadi market leader dalam kategori sampo. Akan tetapi

pada tahun 2011-2013 Pantene mempunyai brand value (kinerja merek) yang

mengalami kenaikan sangat pesat, bahkanelemen-elemen dari brand value (kinerja

merek) seperti brand share, TOM brand, dan TOM ad juga mengalami

peningkatan.

Dari pra penelitian yang dilakukan peneliti pada 30 ibu rumah tangga di

RT03/RW02 yang menggunakan produk sampo “Pantene” yang disebarkan melalui

(32)

Tabel I.7

Data Pra-Penelitian Tentang Sampo Merek Pantene

Pertanyaan

Alternatif Jawaban

Ya Tidak

% %

Pengguna sampo 100 0

Pengguna sampo merek Pantene 66.7 33.3

Menggunakan sampo merek lain 50 50

Sumber: Hasil Pra-Penelitian yang dilakukan oleh peneliti 2016

Berdasarkan tabel I.7 dari 30 responden yang diteliti adalah sebanyak

100% pengguna sampo. Ini menunjukkan bahwa sampo sudah menjadi bagian

penting dari produk perawatan rambut. Dari 30 responden sebanyak 66,7%

menggunakan sampo merek “Pantene”. Namun dari 66,7% pengguna sampo merek

Pantene yang juga menggunakan produk sampo merek lain adalah sebanyak 50%.

Jadi sebanyak 50% responden memutuskan untuk menggunakan sampo merek

“Pantene” saja, namun ada 23,3% yang juga menggunakan merek sunsilk sebagai

selingan, clear 10%, lifebuoy 13,3%, dan rejoice 3,3% . Dan dari 50% responden

yang menggunakan sampo merek lain, sebanyak 20% memilih menggunakan

sampo merek Sunsilk, Clear 10%, Lifebuoy 13.3%, dan Rejoice 6,7%. Kondisi ini

menunjukkan bahwa yang menjadi saingan terhadap sampo merek “Pantene” saat

ini adalah sunsilk. Dalam pra-penelitian ini sunsilk juga mendominasi pangsa pasar

(33)

responden yang menggunakan sampo merek “Pantene”, maka 20 responden

tersebut yang akan menjawab kuesioner pra-penelitian yang diberikan selanjutnya.

Untuk melihat produk sampo merek “Pantene” dari perspektif konsumen

terutama menyangkut keputusan pembelian, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel I.8

Data Pra-Penelitian Tentang Sampo Merek Pantene Yang Dibeli

Pertanyaan

Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

% % % % %

Saya membeli sampo “Pantene” karena telah mengamati produk

tersebut sejak awal

10 30 25% 35 -

Saya membeli sampo “Pantene” karena rekomendasi dari teman

sepenggunanya

5 25 - 50 20

Saya membeli sampo “Pantene” karena melihat menariknya iklan

di televisi

30 15 5 25 25

Keputusan Pembelian 15 23.3 10 36.7 15

Sumber: Hasil Pra-Penelitian yang dilakukan oleh peneliti 2016

Berdasarkan tabel I.8 menunjukkan bahwa keputusan pembelian produk

sampo “Pantene” adalah sebanyak 15% dalam kategori sangat setuju, dan 23.3%

dalam kategori setuju. Sedangkan untuk kategori tidak setuju adalah sebanyak

36.7% dan untuk kategori sangat tidak setuju sebesar 15%, dan sisanya 10% masih

ragu-ragu. Kondisi ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian produk sampo

(34)

Untuk melihat produk sampo merek pantene dari perspektif konsumen

menyangkut kualitas produk, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel I.9

Data Pra-Penelitian Tentang Kualitas Produk Sampo Merek Pantene

Pertanyaan Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

% % % % %

Menurut saya kualitas sampo merk “Pantene” sangat terjamin

10 20 30 40 -

Menurut saya kemasan sampo “Pantene” lebih atraktif (menarik)

dibandingkan sampo merek

lainnya

15 15 35 35 -

Kualitas Produk 12.5 17.5 32.5 37.5 0

Sumber: Hasil Pra-Penelitian yang dilakukan oleh peneliti 2016

Berdasarkan tabel I.9 diatas, menunjukkan bahwa penilaian responden

terhadap kualitas produk sampo pantene adalah sebanyak 10% dalam kategori

sangat setuju, dan 20% untuk kategori setuju. Sedangkan untuk kategori tidak setuju

sebanyak 40% dan ragu-ragu sebesar 30%. Kondisi ini menunjukkan bahwa

kualitas produk sampo merek pantene masih relatif rendah.

Untuk melihat produk sampo merek pantene dari perspektif konsumen

menyangkut harga, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel I.10

(35)

Pertanyaan

Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

% % % % %

Menurut saya harga sampo

“Pantene” lebih murah

dibandingkan dengan sampo

lainnya

- 15 10% 25 50

Menurut saya produk sampo

“Pantene” banyak memberikan

potongan harga

5 10 30 35 20

Harga 2.5 12.5 20 30 35

Sumber: Hasil Pra-Penelitian yang dilakukan oleh peneliti 2016

Berdasarkan tabel I.10 diatas, menunjukkan bahwa penilaian responden

terhadap harga produk sampo “Pantene” adalah sebanyak 2.5% dalam kategori

sangat setuju, dan 12.5% untuk kategori setuju. Sedangkan untuk kategori tidak

setuju sebanyak 30% dan sangat tidak setuju sebesar 35%. Pada kategori ragu-ragu

responden menilai sebanyak 20%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas produk

sampo merek pantene masih relatif rendah.

Untuk melihat produk sampo merek “Pantene” dari perspektif konsumen

menyangkut iklan, dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel I.11

Data Pra-Penelitian Tentang Iklan Sampo Merek Pantene

Pertanyaan

Alternatif Jawaban

SS S RR TS STS

(36)

Informasi yang diberikan dalam iklan sampo “Pantene” sesuai dengan fakta

- 15 25 25 35

Bahasa dalam iklan sampo “Pantene” mudah dimengerti dan sesuai dengan kenyataan

produknya

- 15 30 35 20

Iklan 0 15 27.5 30 27.5

Sumber: Hasil Pra-Penelitian yang dilakukan oleh peneliti 2016

Berdasarkan tabel I.11 diatas, menunjukkan bahwa penilaian responden

terhadap iklan sampo pantene adalah sebanyak 15% dalam kategori sangat setuju,

27.5% untuk kategori setuju. Sedangkan untuk kategori tidak setuju sebanyak 30%

dan sangat tidak setuju sebesar 27.% Untuk ragu-ragu sebesar 30%. Kondisi ini

menunjukkan bahwa kualitas produk sampo merek pantene masih relatif rendah.

Pemasar yang kurang memperhatikan nilai kualitas produk, harga, dan

iklan tentunya dapat mempengaruhi keputusan pembelian dan mengakibatkan

menurunnya kinerja suatu pemasaran. Dilihat dari kualitas produk, harga, dan iklan

pemasar dapat melihat permasalahan dalam produknya. Sehingga untuk kembali

dapat merebut pangsa pasar perusahaan harus lebih melihat serta meningkatkan

kelemahan dari produknya dan menciptakan kembali inovasi baru agar kualitas

produk, harga, dan iklan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen atas

suatu barang/produk

Maka dari latar belakang tersebut, penulis terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN

(37)

“PANTENE” DI KELURAHAN BUKIT BESAR KECAMATAN GIRIMAYA

PANGKALPINANG”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang akan diteliti dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian

sampo merek “Pantene” di RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar

Pangkalpinang?

2. Apakah harga berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian sampo

merek “Pantene” di RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar Pangkalpinang?

3. Apakah iklan berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian sampo

merek “Pantene” di RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar Pangkalpinang?

4. Apakah kualitas produk, harga, dan iklan berpengaruh secara simultan

terhadap proses keputusan pembelian sampo merek “Pantene” di

RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar Pangkalpinang?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan

menguji kebenaran suatu pengetahuan. Dengan demikian, penelitian ini merupakan

kegiatan untuk memperoleh informasi tentang keputusan pembelian konsumen

pada sampo merk “Pantene”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai

(38)

1. Untuk mengetahui dan mendapat kajian pengaruh kulitas produk

terhadap proses keputusan pembelian sampo merek “Pantene” di

RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar Pangkalpinang.

2. Untuk mengetahui dan mendapat kajian pengaruh harga terhadap proses

keputusan pembelian sampo merek “Pantene” di RT03/RW02 Kelurahan

Bukit Besar Pangkalpinang.

3. Untuk mengetahui dan mendapat kajian pengaruh iklan terhadap proses

keputusan pembelian sampo merek “Pantene” di RT03/RW02 Kelurahan

Bukit Besar Pangkalpinang.

4. Untuk mengetahui dan mendapat kajian pengaruh kualitas produk, harga,

dan iklan terhadap proses keputusan pembelian sampo merek “Pantene”

di RT03/RW02 Kelurahan Bukit Besar Pangkalpinang.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan

kontribusi yang bermanfaat dan menjadi bahan acuan bagi para peneliti selanjutnya.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

bermanfaat bagi pengembangan ilmu penelitian dalam bidang Manajemen

Pemasaran kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen.

(39)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi

para distributor sampo menyangkut keputusan pembelian calon pembeli.

3. Manfaat Kebijakan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

perusahaan-perusahaan dalam menyusun kebijakannya, khususnya mengenai kualitas produk,

harga, iklan serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian.

1.5 Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian perlu menentukan

pembatasan masalah agar tidak terlalu luas dan terarah dengan tujuan agar masalah

yang diteliti lebih terfocus dan tepat pada sasaran. Maka penelitian ini hanya akan

membahas Kualitas Produk, Harga dan Iklan terhadap Keputusan Pembelian,

sedangkan untuk respondennya adalah ibu rumah tangga di RT03/RW02 di

Kelurahan Bukit Besar yang menggunakan produk sampo merk “Pantene”.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran utuh secara menyeluruh mengenai

penulisan ini, maka penulisan disusun sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang masalah yang menjadi dasar penelitian ini untuk

selanjutnya disusun rumusan masalah dan diuraikan tentang tujuan serta

manfaat penelitian, kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan.

(40)

Menguraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dalam perumusan

hipotesis, penelitian ini menguraikan dan menggambarkan kerangka pemikiran

dan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Menguraikan mengenai variabel penelitian dan definisi penentuan populasi dan

sample, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, kerangka berfikir

dan hipotesis serta metode analisis yang digunakan dalam menganalisis data

yang telah diperoleh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, responden yang menjadi

objek penelitian, analisis data dan permasalahan.

BAB V PENUTUP

(41)

Dapat di uraikan beberapa pendapat dari para ahli pemasaran untuk

mendapatkan gambaran jelas tentang pengertian pemasaran (marketing), antara

lain:

Menurut Kotler dan Keller (2007: 6-7), pemasaran sebagai suatu proses

sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Sofyan Assauri mengatakan (2007: 5), pemasaran adalah usaha untuk

menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang

yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan

komunikasi yang tepat.

Definisi sosial dan definisi manajerial dari pemasaran dapat dibedakan,

bahwa definisi sosial dari pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana

individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan

jasa yang bernilai dengan orang lain Kotler dan Keller (2009: 5).

Dalam pengertian marketing atau dikenal sebagai kata pemasaran

merupakan salah satu bagian dari penjualan atau permintaan. Pengertian marketing

atau pemasaran berperan penting bagi semua usaha, karena pemasaran mempunyai

kedudukan sebagai penghubung antara perusahaan pembuat produk dengan

konsumen atau masyarakat pemakai produk.

Sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah terpisah

(42)

jasa yang di butuhkan dan diinginkan dapat diperoleh dengan lebih mudah dan

cepat. Namun demikian, masih banyak yang tidak mengetahui apalagi memahami

tentang pengertian pemasaran (marketing) dengan baik. Pendapat ini belum

lengkap karena aktivitas penjualan hanyalah merupakan sebagian dari sekian

banyak yang ada dalam pemasaran.

Dari defini para ahli di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pemasaran

adalah proses sosial dan manajerial dari individu maupun kelompok untuk

memenuhi kebutuhan dan keiinginannya melalui proses pertukaran. Tetapi

pemasaran bukanlah merupakan suatu cara yang sederhana sekedar untuk

menghasilkan penjualan saja. Dalam hal ini, pertukaran hanyalah merupakan suatu

tahap dalam proses pemasaran.

2.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan kombinasi variabel atau

kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat

dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi pembeli atau konsumen.

Empat (4) unsur atau variabel bauran pemasaran (marketing mix) adalah

sebagai berikut:

1 Strategi Produk

2 Strategi Harga

3 Strategi Distribusi

(43)

Keempat strategi tersebut saling mempengaruhi, sehingga semuanya

penting dalam bauran pemasaran (marketing mix) Sofyan Assauri (2007: 199).

2.2 Kualitas Produk

2.2.1 Pengertian Kualitas Produk

Kualitas adalahtotalitas fitur dan karakteristik dari produk atau jasa yang

dinilai kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan konsumen, baik yang

dinyatakan atau secara tersiratKotler dan Keller, (2010: 138).

Menurut Mowen dan Minor (2008: 421), definisi kualitas produk

adalahevaluasi secara keseluruhan dari pelanggan tentang keunggulan kinerja suatu

barang atau jasa.

Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang

lingkup sendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat

mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal dengan kualitas sebenarnya. Philip

Kotler dan Gary Amstrong, (2008: 272) mengatakan kualitas produk adalah

karakteristik produk dan jasa yang tergantung pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas

produk merupakan penilaian konsumen tentang kemampuan produk tersebut dalam

melaksanakan fungsinya sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen itu sendiri.

Jadi definisi kualitas produk tergantung pada persepsi atau pandangan setiap

konsumen terhadap produk. Karena itu, pengertian kualitas produk bisa saja

(44)

Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu

standarisasi kualitas. Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat

dengan periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir

panjang untuk melalukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Kualitas

mempunyai pengertian yang sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen.

Apabila kualitas yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan

pembelian ulang sedangkan apabila kualitas produk tidak sesuai dengan yang

diharapkan maka konsumen mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis

lainnya.

Konsumen senantiasa melalukan penilaian terhadap kinerja suatu

produk, hal ini dapat terlihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk

dengan segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk

melakukan pembelian terhadap produk tersebut.

2.2.2 Konsep Kualitas Produk

Kotler, (dalam Praba Sulistyawati, 2009) menyatakan bahwa pencapaian

kualitas yang baik bagi suatu perusahaan dibutuhkan beberapa ukuran untuk

merumuskan kebijakan mengenai konsep kualitas produk, yaitu:

(45)

Fungsi barang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen, maka

harus memproduksi barang yang mutunyasesuai dengan fungsi serta

kegunaannya, daya tahannya, peralatannya, dan kepercayaannya.

2.Wujud luar

Wujud luar seperti bentuk, warna, dan susunannya. Bila wujud luar

dari produk tersebut tidak menarik meskipun kualitas barangnya

baik maka belum tentu menarik minat konsumen.

3.Biaya barang

Produk pada umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat

menentukan mutu suatu barang tersebut.

2.2.3 Penentu Kualitas Produk

Konsumen pada umunya tidak segera mengetahui kualitas produk yang

akan dibelinya, karena itu cap yang dipasang harus dapat memberi jawaban atas

pertanyaan, sampai kapan tanggal kadaluarsanya atau jatuh tempo produk harus

ditarik dari pasar? Komposisi bahan, kegunaan, cara pakai, dan diproduksi oleh

perusahaan mana?

Kualitas produk dapat ditentukan oleh:

a. Material

b. Teknik atau cara pembuatan

c. Tingkat keahlian orang atau perusahaan yang mengerjakan

(46)

2.2.4 Level Kualitas Produk

Menurut Kotler (2005: 17), level produk dapat dibagi menjadi 5

tingkatan, yaitu;

1. Produk inti, yang menawarkan manfaat dan kegunaan utama yang

dibutuhkan pelanggan.

2. Produk generik, mencerminkan fungsi dasar dari suatu produk.

3. Produk yang diharapkan merupakan sekumpulan atribut dan kondisi

yang diharapkan pada saat pelanggan membeli.

4. Produk tambahan, memberikan jasa dan manfaat tambahan sehingga

membedakan penawaran perusahaan.

5. Produk potensial, yaitu segala tambahan dan transformasi pada

produk yang mungkin akan dilakukan di masa yang akan datang.

2.2.5 Dimensi Kualitas Produk

Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005:422), dimensi

kualitas produk terdiri dari :

1. Performance (kinerja)

Yaitu berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah

produk.

2. Durability (daya tahan)

Yang berarti berapa lama umur produk bertahan sebelum produk

(47)

3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi)

Yaitu sejauh mana produk memenuhi spesifikasi atau tidak

ditemukannya cacat pada produk.

4. Features (fitur)

Adalah karakteristik produk yang dirancang untuk

menyempurnakan fungsi produk atau ketertarikan konsumen

terhadap produk.

5. Reliabilty(reliabilitas)

Adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan

atau tidak dalam periode waktu tertentu.

6. Aesthetics (estetika)

Berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.

7. Perceived quality (kesan kualitas)

Sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang

dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan

bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas

produk yang bersangkutan.

2.3 Harga

2.3.1 Pengertian Harga

Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan

berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga juga menjadi pertimbangan

konsumen untuk membeli, sehingga perlu pertimbangan khusus untuk menentukan

(48)

faktor penentu dalam pemilihan merek yang berkaitan dengan keputusan membeli

konsumen. Ketika memilih diantara merek-merek yang ada konsumen akan

mengevaluasi harga secara tidak absolute akan tetapi dengan membandingkan

beberapa standar harga sebagai referensi untuk melakukan transaksi pembeli.

Basu dan Irawan (2008: 241), mengatakan harga merupakan sejumlah

uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga sering

kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan

manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan

konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula.

Menurut Kotler (2011: 371), harga adalah sejumlah uang yang dikenakan

pada produk dan jasa, atau sejumlah nilai yang harus pelanggan bayarkan untuk

ditukarkan dengan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau

jasa.

Dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen

membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa dalam memenuhi

kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa subsitusi. Harga merupakan

salah satu atribut penting yang dievaluasi oleh konsumen sehinnga manajer

perusahaan perlu benar-benar memahami peran tersebut dalam mempengaruhi

sikap konsumen.

Harga sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga merupakan konsep

(49)

karateristik konsumen, situasi dan produk (Mowen dan Michael Minor, 2005).

Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa

konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu

produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk

tersebut, karena melihat kesempatan memiliki produk tersebut dengan harga yang

lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis, karena ada kesempatan untuk

mendapatkan hadiah dari pembelian produk tersebut, atau karea ingin dianggap

konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk tersebut dan ingin dianggap

loyal.

Konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang mereka dapatan

sebanding atau bahkan lebih tinggi dari normal uang yang mereka keluarkan.

Penyesuaian khusus terhadap harga dapat dilakukan dengan penetapan harga

berdasarkan nilai yaitu harga menawarkan kombinasi yang tepat dari mutu dan jasa

yang baik dengan harga yang pantas. Penetapan harga berdasarkan nilai berarti

merancang ulag merek yang sudah ada untuk menawarkan roduk yang lebih

bermutu dan memiliki nilai merek dimata konsumen pada tingkat harga tertentu

atau produk bermutu sama dengan harga yang lebih murah.

Berdasarkan dari bahasan diatas dapat dikatakan bahwa harga yang

dipatok secara rasional dan sepadan dengan menfaat produk diberikan dapat

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk.

(50)

Banyak istilah dalam penyebutan harga produk yang ditawarkan

produsen kepada konsumen. Seringkali kita temukan harga dengan satuan decimal

tertentu atau memakai selisih yang relative sangat kecil, dan masih banyak cara

menetapkan harga sebuah produk.

Jenis-jenis harga suatu produk, yaitu:

1. Harga Daftar ( lit price)

Harga daftar adalah harga yang diberitahukan atau dipublikasikan, dari

harga ini biasanya pembeli dapat memperoleh potongan harga.

2. Harga Netto (net price)

Harga netto adalah harga yang harus dibayar, biasanya merupakan harga

daftar dikurangi potongan dan kemurahan.

3. Harga Zona (zona price)

Harga zona adalah harga yang sama untuk suatu daerah zona atau daerah

geografis tertentu.

4. Harga Stempel Pos (postages stamp delivered price)

Harga stempel pos adalah harga yang sama untuk semua daerah

pasarnya, disebut juga harga uniform.

5. Harga Pabrik (factory price)

Dalam hal ini pembeli membayar pabrik atau tempat pembuatan,

sedangkan angkutan ditanggung oleh pembeli.

(51)

Harga F.A.S adalah untuk barang yang dikirim lewat laut. Biaya

angkutan ditanggung oleh penjual sampai kapal merapat di pelabuhan

tujuan.

7. Harga Gasal (odd price)

Harga gasal adalah harga yang angkanya tidak bulat atau mendekati

bulat, misalnya Rp 9.999,- atau 1.999.900,- cara ini bermaksud

mempengaruhi pandangan pembeli supaya kelihatan murah, meskipun

hanya sedikit perbedaannya, tapi dapat merangsang pembelian

konsumen.

2.3.3 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Adrian Payne (dalam bukunya Rambat  Hamdani, 2008: 132)

tujuan penetapan harga antara lain:

a. Bertahan

Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan

yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi

pasar yang tidak menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi

kelangsungan hidup.

b. Memaksimalkan Laba

Penetapan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode

tertentu.

(52)

Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan

melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan.

d. Pengembangan Atas Investasi

Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian

atas investasi (return on investment) yang diinginkan.

2.3.4 Kebijakan Harga

Kotler, (2005: 142) menyebutkan kebijakan harga dapat dibagi menjadi

6 yaitu:

a. Memiliki tujuan penetapan harga pertama–tama perusahaan

tersebut memutuskan dimana ingin memposisikan tawaran pasarnya

maka jelas tujuan perusahaan.

b. Menentukan permintaan setiap harga akan menghasilkan tingkat

permintaan yang berbeda dan karena itu mempunyai pengaruh yang

berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan.

c. Memperkirakan harga permintaan batas harga yang tinggi yang

dapat ditentukan perusahaan bagi produknya.

d. Menganalisis biaya harga dan tawaran pesaing adanya kemungkinan

harga yang ditentukan permintaan pasar dan biaya perusahaan,

perusahaan tersebut harus memperhitungkan biaya, harga dan

kemungkinan harga pesaing.

(53)

permintaan konsumen(costumer demand schedule), fungsi biaya

(cost fungction) dan harga pesaing (competitor price). Perusahaan

akan siap memilih harga.

f. Memilih harga akhir. Dalam memilih harga akhir, perusahaan

harus mempertimbangkan faktor–faktor yang meliputi penetapan

harga psikologis, kebijakan penetapan harga perusahaan, dan

dampak harga terhadap pihak lain.

2.3.5 Strategi Penyesuaian Harga

Kotler & Amstrong (2006:16) mengatakan perusahaan biasanya

menyesuaikan harga dasar mereka untuk memperhitungkan perbedaan pelanggan

dan perubahan situasi. Dibawah ini merupakan strategi penyesuaian harga

diantaranya adalah:

a. Penetapan harga diskon dan pengurangan harga.

Mengurangi harga untuk memberikan penghargaan kepada

pelanggan yang memberikan tanggapan seperti membayar lebih

awal atau mempromosikan produk.

Macam-macam diskon yang ditawarkan perusahaan:

1) Diskon kas adalah pengurangan harga pada pembeli yang membayar

tagihan mereka tepat waktu.

2) Diskon kuantitas adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli

(54)

3) Diskon fungsional adalah pengurangan harga yang ditawarkan penjual bagi

anggota jalur distribusi yang melakukan fungsi-fungsi tertentu.

4) Diskon musiman adalah pengurangan harga bagi pembeli yang membeli

barang atau jasa diluar musim.

b. Penetapan harga tersegmentasi.

Menyesuaikan harga untuk membuat perbedaan diantara pelanggan,

produk, maupun lokasi.

c. Penetapan harga psikologis.

Menyesuaikan harga untuk mempengaruhi secara psikologis.

d. Penetapan harga promosi.

Sewaktu-waktu mengurangi harga untuk meningkatkanpenjualan dalam

jangka pendek.

e. Penetapan harga geografis.

Menyesuaikan harga untuk memperhitungkan lokasi geografis pelanggan.

f. Penetapan harga internasional.

Menyesuaikan harga untuk pasar tradisional.

2.3.6 Indikator Harga

Indikator yang mencirikan harga Kotler, (2009:345) yaitu:

1. Keterjangkauan harga

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

(55)

4. Kesesuaian harga dengan manfaat produksi

5. Harga mempengaruhi daya beli konsumen

6. Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil

keputusan.

2.3.7 Dimensi Harga

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007, p137) ada dua dimensi hargayaitu:

a) Harga yang dipersepsikan

Yaitu persepsi pelanggan terhadap harga yang diterima, apakah tinggi,

rendah, atau adil.

b) Harga yang direferensikan

Yaitu referensi dari pelanggan sebagai dasar perbandingan untuk menilai

harga yang ditawarkan.

2.4 Iklan

2.4.1 Pengertian Iklan

Fandy Tjiptono (2005:226) mengatakan bahwa Iklan adalah bentuk

komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keungulan atau

(56)

rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan

pembelian.

Iklan bisa didefinisikan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal yang

menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi orang

membeli produk dengan membayar sejumlah biaya untuk media (Kriyantono, 2008:

174). Iklan merupakan salah satu kiat utama yang digunakan perusahaan untuk

mengarahkan komunikasi pada pembeli sasaran dan masyarakat. Konsumen akan

merasa dekat dengan perusahaan apabila mendapatkan informasi seputar

perusahaan dan info merek produk yang bersangkutan. Iklan menunjukkan

seberapa besar niat perusahaan untuk melayani kepentingan konsumen.

Dengan demikian iklan dapat didefinisikan sebagai salah satu jenis

teknik komunikasi massa dengan membayar ruangan atau waktu untuk menyiarkan

informasi tentang barang dan jasa yang ditawaran oleh si pemasang iklan

Suhandang, (2005: 13).

Iklan bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa merekamelakukan

pilihan tepat.Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media seperti TV,

radio,cetakan (majalah,surat kabar), papan billboard, papan tanda, dan macaam –

macammedia lain seperti balon udara atau baju kaos. Walaupun konsumen pada

umumnyadiekspos pada ratusan iklan setiap hari , sebagian besar dari pesan yang

disampaikanhanya menerima perhatian dan pemahaman dari konsumen dalam

jumlah yang sangatsedikit.

(57)

Menurut Fandy Tjiptono, (2005:227) periklanan dapat diklasifikasikan

berdasarkan berbagai aspek, di antaranya:

1. Dari aspek isi pesan

a. Product advertising

Yaitu iklan yang berisi informasi produk (barang dan jasa) suatu perusahaan. Ada

dua jenis iklan yang termasuk kategori ini, yaitu :

Direct-action advertising, yaitu iklan produk yang didesainsedemikian rupa untuk

mendorong tanggapan segera dari khalayak atau pemirsa dan Indirect-action

advertising, yaitu iklan produk yang didesain untuk menumbuhkan permintaan

dalam jangka panjang.

b. Institutional advertising

Yaitu iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis pemilik

iklan dan membangun goodwill serta imagepositif bagi organisasi. Institutional

advertising terbagi atas:

1 Iklan Patronas(Patronage advertising), yakni iklan yang menginformasikan

usaha bisnis pemilik iklan

2 Iklan layanan masyarakat (public service advertising), yakni iklan yang

menunjukan bahwa pemilik iklan adalah warga yang baik, karena memiliki

kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

3. Iklan Perintis (Pioneering advertising), yaitu iklan yang berupaya

menciptakan permintaan awal (primary demand).

4. Kompetitif Iklan (Competitive advertising), yaitu iklan yang berupaya

(58)

5. Iklan Pengingat (Reminder advertising), yaitu iklan yang berupaya

melekatkan nama atau merek produk tertentu di benak khalayak.

c. Dari aspek pemilik iklan

Ada dua jenis iklan berdasarkan aspek pemilik iklan, yaitu :

Vertical cooperative advertising, yaitu iklan bersama para anggota saluran

distribusi, misalnya di antara para produsen, pedagang grosir, agen, dan pengecer

dan Horizontal cooperative advertising, yaitu iklan bersama dari beberapa

perusahaan sejenis.

2.4.3 Tujuan Iklan

Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan

(2007:244-245), mengatakan tujuan iklan dapat digolongkan menjadi 4 golongan,

yaitu:

a. Iklan Informatif

Dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan untuk

produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada.

b. Iklan Persuasif

Dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan

pembelian suatu produk atau jasa.

c. Iklan Pengingat

Dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.

Gambar

Tabel IV.33     Hasil Uji Validitas  .....................................................................
Gambar II.1       Kerangka Pemikiran  .......................................................
Tabel I.1 Inovasi Pantene
Tabel I.2 Jenis Sampo Pantene
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desriptif kuantitatif karena peneliti ingin menggambarkan tingkat pengetahuan pemilih pemula di Surabaya tentang

Daerah yaitu (1) Pelayanan Perizinan; dan (2) Pelayanan Non Perizinan. Selama pelaksanaan PATEN di Kecamatan Siak dari 2 jenis pelayanan yang dilayani dalam PATEN,

(Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Ekstrakulikuler Nihon Kai SMAN 10 Bandung Tahun Ajaran

normatif” yang berarti jenis penelitian yang fokus kajiannya menitikberatkan pada asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam berbagai ketentuan

Recall that, if we attach one of these capacity-achieving codes of length N to a binary symmetric channel then (a) the probability distribution over the outputs is close to

Amy Mardhatillah, Ph.D selaku wakil dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Jakarta dan selaku penguji skripsi saya yang sudah dengan sabarnya membantu

Dari hasil uji t atau uji parsial yang telah dilakukan menyatakan bahwa transformasi perencanaan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap manajemen pendidikan

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,