ARAH KEBIJAKAN
DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Oleh:
Oleh:
Ir. Suyatno, MKes
Office : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Jl. Prof Sudarto, SH, Tembalang – Semarang Selatan Contact : Hp. 08122815730, pin 2A031535
Blog : www.suyatno.blog.undip.ac.id. E-mail : suyatno_undip@yahoo.com
PENYEBAB KESENJANGAN GENDER
KULTURAL
• Norma, Nilai-nilai Kepercayaan Mitos
• Nilai2 Budaya/Nilai2 Agama • Nilai2 Patricikas
•Dikotomi Ptrivat dan Publik
STRUKTURAL
• Institusi Formal dan Non Formal (Agama/Budaya, Masy/Keluarga) yang di dominasi oleh laki-laki
PRODUK PERATURAN PUU • Kurangnya perlindungan hkm
bagi perempuan(Pekerja domestik, Traficking pekerja migran dll) yang di dominasi oleh laki-laki
• Kurangnya Partisipasi dan Representasi perempuan • Kurangnya akses perempuan
dlm mengambilkeputusan
• Institusi tersegregasiberdasarkan jenis kelamin
Traficking pekerja migran dll) • Diskriminasi dlm Peraturan (mis:
Perda Syariah)
• UU Perkawinan yg diskriminatif
• Peraturan/Kebijakan yg Netral Gender ( tak sensitif terhadap kebutuhan perempuan dan laki-laki)
Ekonomi
Akses terhdp sumber Ekonomi
upah
Tindak Kekerasan terhdp Perempuan Trafiking KDRT Protitusi Politik Jumlah Prp di lembaga
Eksekutif,Legislatif & Yudikatif Kurang di dengar, kurang PD
Isu Kesenjangan Gender Pemberdayaan Perempuan KKG Strategi Afirmasi Pengarusutamaan Gender Strategi Pembangunan SDM menuju KKG
Pol, eko, sosbud, Hankam, tekno,
Pengertian
1.
Pemberdayaan Perempuan
Peningkatan kedudukan, peranan, kemampuan, kemandirian
serta ketahanan mental dan spiritual perempuan agar
menjadi mitra sejajar laki-laki yang selaras, serasi, seimbang,
sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan
sebagai bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
2. Strategi Pengarusutamaan Gender
Strategi pengarusutamaan gender adalah proses
pengintegrasian permasalahan, kepentingan, kebutuhan
laki-laki dan perempuan ke dalam kebijakan, program, kegiatan,
penganggaran yang responsif gender hingga sampai pada
pemantauan dan evaluasi
KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER
LAKI
LAKI--LAKI DAN PEREMPUAN HARUS DILIHAT:
LAKI DAN PEREMPUAN HARUS DILIHAT:
1)
1) Sebagai subyek,potensi dan asset pembangunanSebagai subyek,potensi dan asset pembangunan
2)
2) Life cycleLife cycle dari dalam kandungan hingga akhir hayat (untuk perempuan perlu dari dalam kandungan hingga akhir hayat (untuk perempuan perlu memperhatikan fungsi reproduksi).
memperhatikan fungsi reproduksi). 3)
3) Kemitraan dalam pembangunan untuk memperoleh KEADILAN:Kemitraan dalam pembangunan untuk memperoleh KEADILAN: Akses Akses Kontrol Kontrol Partisipasi Partisipasi ManfaaT ManfaaT
SETARA DAN ADIL :
SETARA DAN ADIL :
1. Kesetaraan
1. Kesetaraan Hak (Equal Rights)Hak (Equal Rights) 2. Kesetaraan
2. Kesetaraan Kesempatan (Equal Opportunity)Kesempatan (Equal Opportunity) 3. Kesetaraan
3. Kesetaraan Kontribusi (Equal Contribution)Kontribusi (Equal Contribution) 4. Kesetaraan Kemitraan
4. Kesetaraan Kemitraan (Equal Partnership)(Equal Partnership) 5. Kesetaraan
5. Kesetaraan Tanggung jawab (Equal Responsibility)Tanggung jawab (Equal Responsibility) 6. Kesetaraan Partisipasi (Equal participation)
VISI
PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI
TERWUJUDNYA KESETARAAN DAN
TERWUJUDNYA KESETARAAN DAN
KEADILAN GENDER KESEJAHTERAAN
KEADILAN GENDER KESEJAHTERAAN
KEADILAN GENDER KESEJAHTERAAN
KEADILAN GENDER KESEJAHTERAAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM
DAN PERLINDUNGAN ANAK DALAM
KEHIDUPAN BERKELUARGA,
KEHIDUPAN BERKELUARGA,
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA
BERNEGARA
1. Meningkatkan Kualitas Hidup Perempuan.
2. Memajukan Tingkat Keterlibatan Perempuan
dalam proses Politik dan Jabatan Publik
3. Menghapus Segala Bentuk kekerasan Terhadap
Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI
3. Menghapus Segala Bentuk kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak.
4. Meningkatkan Kesejahteraan dan Perlindungan
Anak
5. Meningkatkan Pelaksanaan dan Memperkuat
Kelembagaan Pengarusutamaan gender
termasuk ketersedian Data
6. Meningkatkan Partisipasi masyarakat
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN SECARA NASIONAL
•
Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan
jabatan politik
•
Meningkatkan taraf pendidikan dan layanan kesehatan dan
pembangunan lainnya untuk mempertinggi kualitas dan sumberdaya
perempuan
•
Meningkatkan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan
anak
anak
•
Menyempurnakan perangkat hukum pidana dalam melindungi setiap
individu dari tindakan kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi termasuk
KDRT
•
Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak
•
Memperkuat kelembagaan, koordinasi dan jaringan PUG dan anak
dalam tahap pembangunan dari berbagai kebijakan, program di
segala bidang termasuk komitmen internal, data terpilah serta
partisipasi masyarakat.
STRATEGI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
•
Pengarusutamaan Gender
•
Penyerasian hukum dan peraturan
perundang-undangan
•
Peningkatan koordinasi dan kemitraan
•
Peningkatan koordinasi dan kemitraan
•
Penguatan kelembagaan pengarusutamaan
gender dan anak di pemerintah dan masyarakat
•
Pelaksanaan aksi afirmatif untuk situasi tertentu
•
Penguatan jejaring kelembagaan baik tingkat
PROGRAM PEMBANGUNAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
SECARA NASIONAL
Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
Peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak
Peningkatan Kelembagaan PUG dan Anak
RENSTRA KPP & PA 2010-2014
BIDANG PP
Kebijakan pelaksanaan PUG
di bidang pendidikan
Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG bidang sosial politik dan hukum Menurunnya kesenjangan status dan posisi perempuan dan laki-laki dalam pembangun an sosialKebijakan pelaksanaan PUG di bidang sumber daya alam dan
Kebijakan pelaksanaan PUG
di bidang kesehatan
an sosial politik dan hukum
BIDANG SOSIAL, POLITIK, DAN HUKUM
bidang sumber daya alam dan lingkungan
Kebijakan pelaksanaan PUG di bidang politik dan pengambilan keputusan
RENSTRA KPP & PA 2010-2014
BIDANG PP
Kebijakan pelaksanaan PUG
di bidang ketenagakerja
Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan PUG bidang ekonomi Menurunnya kesenjangan status dan posisi perempuan dan laki-laki dalam pembangunKebijakan pelaksanaan PUG di bidang pertanian, kehutanan, Kebijakan pelaksanaan PUG di bidang Koperasi, Usaha Mikro dan Kecil, Industri, dan Perdagangan
pembangun an Ekonomi
BIDANG EKONOMI
bidang pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, ketahanan pangan dan agribisnis
Kebijakan pelaksanaan PUG di bidang IPTEK
Kebijakan pelaksanaan PUG
di bidang infrastruktur
RENSTRA KPP & PA 2010-2014
BIDANG PP
Kebijakan Perlindungan
Perempuan dari tindak kekerasan
Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan perempuan terhadap berbagai Menurunnya tindak kekerasan terhadap
perempuan Kebijakan perlindungan khusus
perempuan
Kebijakan perlindungan
perempuan di media
berbagai tindak kekerasan BIDANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN perempuan Kebijakan perlindungan perempuan tenaga kerjaKebijakan perlindungan
perempuan korban
RENSTRA KPP & PA 2010-2014
BIDANG PUHA
Kebijakan pemenuhan hak
pendidikan anak
Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan pemenuhan hak anak untuk tumbuhkembang
Meningkatnya pemenuhan hak anak
Kebijakan pemenuhan hak
partisipasi anak
Kebijakan pemenuhan hak
kesehatan anak
kembang
BIDANG TUMBUH KEMBANG ANAK
partisipasi anak
Kebijakan lingkungan yang
layak untuk anak
Kebijakan pengembangan
kab/kota layak anak
RENSTRA KPP & PA 2010-2014
BIDANG PP
Kebijakan penghapusan
kekerasan pada anak
Meningkatnya jumlah kebijakan pelaksanaan perlindungan anak Meningkatnya perlindungan anak
Kebijakan penanganan anak yang berhadapan dengan hukum
Kebijakan perlindungan
anak dari masalah sosial
BIDANG PERLINDUNGAN ANAK
berhadapan dengan hukum
Kebijakan perlindungan anak dengan kebutuhan khusus
Kebijakan perlindungan hak
sipil anak
Perlindungan
Anak
Tumbuh Kembang
Anak
PERIODISASI PERKEMBANGAN ANAK
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Masa dalam Kandungan:
Masa formatif pertumbuhan fisik
Usia Sekolah:
Belajar norma sosial-kultural, keterampilan skolastik
18
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Bawah Tiga Tahun:
Perkembangan motorik (otot dan refleks), penyenpurnaan panca indra, bahasa, keterdekatan sosial dan emosional dengan pengasuh
Bawah Lima Tahun:
Penyempurnaan otot, tulang,
kemampuan bahasa, persiapan sekolah
Masa Remaja:
Pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder, perkembangan hubungan heteroseksual, persiapan mengandung dan melahirkan untuk perempuan
Perubahan
Perubahan
Paradigma
Paradigma Pembangunan
Pembangunan
Anak
Anak
Holistik ,
Integratif
Sustainable
Di masa
datang
Selama
ini
Parsial,
Segmentatif,
Sektoral
ini
PENGARUSUTAMAAN HAK ANAK
(= PUHA),
pengintegrasian hak-hak anak ke dalam
setiap proses penyusunan:
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
20
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
dalam setiap tahapan pembangunan: perencanaan dan
penganggaran; pelaksanaan; pemantauan; dan evaluasi
di setiap tingkatan wilayah:
1
2
3
APA
KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK
MENGAPA DIMANA
3
4
5
6
21 KAPAN SIAPA BAGAIMANA1. APA yang dimaksud
KLA?
KLA adalah
sistem pembangunan kabupaten/kota
yang mengintegrasikan komitmen dan
yang mengintegrasikan komitmen dan
sumber daya pemerintah, masyarakat dan
dunia usaha yang terencana secara
menyeluruh dan berkelanjutan dalam
program dan kegiatan pemenuhan hak
dan perlindungan anak.
Tujuan KLA
Untuk membangun inisiatif pemerintahan
kabupaten/kota yg mengarah pada upaya transformasi
Konvensi Hak Anak
(Convention on the Rights of the
Child)
dari kerangka hukum ke dalam definisi, strategi,
dan intervensi pembangunan, seperti: kebijakan,
dan intervensi pembangunan, seperti: kebijakan,
kelembagaan, program dan kegiatan yang layak bagi
anak, pada suatu dimensi wilayah kabupaten/kota.
Prinsip KLA
-
non diskriminasi;
-
kepentingan terbaik anak;
-
setiap anak mendapat hak hidup,
kelengkapan hidup berkembang;
-
mendengar dan menghormati
-
mendengar dan menghormati
pandangan anak.
Strategi KLA
1. Menumbuhkan dan memaksimalkan peran kepemimpinan kabupaten/kota.
2. Mengembangkan pendidikan dan kesadaran publik mengenai visi baru tentang anak.
3. Melakukan analisis situasi anak secara berkelanjutan untuk advokasi, perencanaan, monitoring dan evaluasi.
4. Membuat laporan tahunan kabupaten/kota tentang anak. 4. Membuat laporan tahunan kabupaten/kota tentang anak. 5. Membangun kemitraan dan memperluas aliansi untuk anak.
6. Memberdayakan keluarga melalui kelembagaan dan program pembangunan masyarakat.
7. Memperkuat jaringan untuk pemantauan pelaksanaan perlindungan anak dalam situasi khusus.
8. Memperkuat peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan penegakan hukum.
9. Memberikan penghargaan kepada pimpinan daerah yang berhasil.
Ruang Lingkup KLA
meliputi seluruh bidang pembangunan
*
Tumbuh Kembang Anak
1. Kesehatan 2. Pendidikan 3. Partisipasi
4. Lingkungan dan Nilai-nilai Luhur 4. Lingkungan dan Nilai-nilai Luhur
*
Perlindungan Anak
1. Anak berhadapan hukum 2. Kekerasan terhadap anak 3. Hak sipil anak
4. Anak berkebutuhan khusus 5. Masalah sosial anak
Landasan Hukum
•
World Fit For Children
•
Konvensi Hak Anak
•
Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI)
2015
•
Millennium Development Goals
•
Millennium Development Goals
•
UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak
•
Peraturan Menneg PP 2 /2009 ttg Kebijakan KLA
•
Peraturan Presiden 5/2010 ttg RPJMN 2010-2014
•
UU 17/2007 ttg RPJPN 2005-2025
•
Inpres 01/2010 ttg Program Prioritas
Pembangunan Nasional
•
dll
2. MENGAPA
dikembangkan KLA?
Mengapa harus mengembangkan KLA?
•
Anak 30% dari total penduduk.
•
Anak merupakan investasi SDM:
harus tumbuh dan berkembang secara
harus tumbuh dan berkembang secara
optimal dan terlindungi.
•
Pembangunan selama ini masih parsial dan
segmentatif, belum peduli/ramah anak:
ke depan: harus holistik dan integratif.
•
dll
3. DIMANA KLA
dapat diwujudkan?
Dimulai dari tingkatan paling bawah, atau dapat
juga melalui fasilitasi dan dorongan dari pusat
• Dari individu
• Dari keluarga
• Dari desa/kelurahan
• Dari desa/kelurahan
• Dari kecamatan
• Inisiatif kab/kota ybs
terealisasi di kab/kota
• Pemerintah nasional/pusat melakukan “sample” di beberapa prov atau di
seluruh prov
• Prov melakukan “sample” di beberapa kab/kota atau di seluruh kab/kota
• Inisiatif kab/kota ybs
terealisasi di kab/kota
4. KAPAN KLA
dikembangkan?
•
2006: kebijakan KLA diinisiasi oleh KPP
•
2006: KLA di 5 kab/kota
•
2007: KLA di 10 kab/kota
•
2007: KLA di 10 kab/kota
•
dst...
•
2010: KLA di 20 kab/kota
•
2014: KLA di 100 kab/kota (target)
PERKEMBANGAN “KLA”
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)
Dunia Layak Anak (World Fit for Children)
Indonesia Layak Anak (IDOLA)
31 (KLA) 2010: 10 Prov 20 Kab/Kota 2011: 15 Prov 35 Kab/Kota 2012: 20 Prov 60 Kab/Kota 2013: 33 Prov 90 Kab/Kota Catatan:
Model KLA dimulai sejak tahun 2006 di 5 kabupaten/kota dan tahun 2007 di 10 kabupaten/kota
2014: 33 Prov 100 Kab/Kota
5. SIAPA yang berperan
mewujudkan KLA?
•
Lembaga Legislatif
•
Lembaga Yudikatif
•
Pemerintah
- pusat/nasional
K/L
- provinsi
SKPD
- provinsi
SKPD
- kabupaten/kota
SKPD
- kecamatan
- desa/kelurahan
•
Dunia usaha
•
Akademisi
•
Masyarakat
- individu: anak dan orang dewasa
- keluarga
6. BAGAIMANA
mengembangkan KLA?
•
Bottom-up
Individu
keluarga
desa/kelurahan
kecamatan
kab/kota
•
Top-down
Nasional/pusat
provinsi
kab/kota
•
Kombinasi
bottom-up
dan
top-down
Tahapan Pengembangan
KLA
Rencana Aksi Daerah
Tahap 4
Tahap 3
Mobilisasi Sumber Daya
Tahap 5
34
Pengumpulan Data Basis
Pembentukan Gugus Tugas
Keputusan Politis
Tahap 2
TAHAPAN PENGEMBANGAN
“KLA”
Anak AnakAnak Anak K K K K L L L L G G G G Desa /Kel.DUNIA
IND
Kab/ Kab/Kab/ Kab/ Kota KotaKota KotaKec
Kec
Kec
Kec
ProvProvProvProvR R R R T T T T R R R R W W W W 35
Dunia Layak Anak (World Fit for Children)
Indonesia Layak Anak (IDOLA)
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)
ABH MSA ABK KTA PHS Pendidikan Kesehatan Partisipasi Lingkungan
•DATA 36 •DATA •KELEMBAGAAN •PENDANAAN, DLL oleh Masyarakat
oleh Lembaga Yudikatif oleh Lembaga Legislatif
oleh Dunia Usaha
oleh Pemerintah:
(K/L), SKPD Prov, SKPD Kab/Kota KELUARGA
KETERPADUAN PROGRAM FOKUS
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)
ABH MSA ABK KTA PHS Pendidikan Kesehatan Partisipasi Lingkungan
TUMBUH KEMBANG ANAK PERLINDUNGAN ANAK
37
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)
2010: 10 Prov 20 Kab/Kota 2011: 15 Prov 35 Kab/Kota 2012: 20 Prov 60 Kab/Kota 2013: 33 Prov 90 Kab/Kota 2014: 33 Prov 100 Kab/Kota
Sasaran Jangka Pendek
dan Menengah
Pemerintah Pemerintah Lembaga Lembaga Perlind Perlind Anak AnakDunia
Dunia
38Dunia
Dunia
Usaha
Usaha
Masyarakat MasyarakatSasaran Akhir
1. Anak
39
1. Anak
Referensi
• Makalah Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, disampaikan pada Lokakarya Revitalisasi Kelembagaan PSW/ PSG Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdiknas Jakarta. 17 Desember 2009