• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tebu (Saccharum officinarum) Terhadap Penyakit Pokahbung (Fusarium moniliforme) di Rumah Kaca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tebu (Saccharum officinarum) Terhadap Penyakit Pokahbung (Fusarium moniliforme) di Rumah Kaca"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Jamur Fusarium moniliforme

Biologi Jamur

Menurut Agrios (1996), Fusarium dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Fungi

Fusarium merupakan salah satu patogen tular tanah yang banyak dijumpai dan juga sangat tersebar luas di seluruh dunia, dan diketahui sebagai penyebab penyakit pada berbagai tanaman seperti tebu, jagung, cabai, tomat, bawang dan lainnya. Keragaman spesies pada Fusarium, antara lain dipengaruhi oleh peningkatan suhu tanah, menyebabkan antarspesies Fusarium sukar untuk dibedakan (Kistler, 1997; Smith, 2007; Widodo dan Budiarti 2009).

Jamur ini membentuk makrokonidium bengkok seperti bulan sabit yang mempunyai 3-7 sekat, berukuran 25-60 × 2,5-4 µm, tergantung dari banyaknya sekat. Disamping itu, jamur ini mempunyai mikrokonidium bersel satu, berbentuk umparan atau jorong, 14-18 × 4,5-6 µm. dalam biakan murni jamur yang masih muda mempunyai miselium dan hialin, sedang yang sudah tua berwarna kecoklatan (Semangun, 2008).

(2)

(Gambar 1.), berwarna hyalin dan bersekat.Mikrokonidianya berbentuk bulat dan membentuk rantai panjang serta hyalin dan berwarna terang (Panglipur et al, 2013).

Gambar 1. Foto mikroskopis jamur F. moniliforme dengan perbesaran 400x; (a) Makrokonidia, (b) Mikrokonidia (Pratiwi et al., 2013)

Gejala Serangan

Gejala pokahbung dibagi menjadi tiga tingkat, yang lazimnya disebut pb 1, pb 2, dan pb 3. Pada pb 1 gejala hanya terdapat pada daun. Helaian daun yang baru saja membuka pangkalnya tampak klorotis. Pada bagian ini kelak timbul titik-titik atau garis merah. Kalau penyakit meluas ke dalam, maka daun-daun yang belum membuka akan terserang juga. Daun-daun ini akan rusak dan tidak dapat membuka dengan sempurna. Pada pb 2 jamur juga menyerang ujung batang yang masih muda, tetapi tidak menyebabkan pembusukan. Pada batang yang muda ini terjadi garis-garis merah kecoklatan yang dapat meluas menjadi rongga-rongga yang dalam. Rongga-rongga-rongga ini mempunyai sekat-sekat melintang hingga tampak seperti tangga. Jika ujung batang dapat tumbuh terus akan terjadi hambatan (stagnasi) pertumbuhan, dan pada bagian yang berongga tadi batang membengkok. Pada pb 3 jamur menyerang titik tumbuh dan menyebabkan

(3)

pembusukan. Busuknya tunas ujung sering disertai dengan timbulnya bau tidak sedap (Semangun, 2008) (Sutardjo, 1994). Pada tanaman distribusi F. moniliforme dan pertumbuhan menunjukkan perubahan pada diameter batang, tinggi tanaman, panjang daun, berat kering (Yates et al, 1997).

Gambar 2. Bagian tanaman tebu yang terserang jamur F. moniliforme (a)Batang tebu yang terserang (b) Ujung batang yang terserang

(Sugar Research Australia, 2013). Faktor yang Mempengaruhi Penyakit

Penyakit yang disebabkan oleh F. moniliforme ini, hampir sama dengan penyakit yang disebabkan oleh jamur lainnya, pokahbung dibantu oleh cuaca yang lembab. Penyakit ini dibantu oleh hujan. Tebu yang subur cenderung lebih rentan ketimbang yang kurus. Penambahan pupuk amoniak sulfat sampai batas tertentu menyebabkan bertambahnya pb 3 (Semangun, 2008).

Konidia dari F. moniliforme memiliki kehidupan yang singkat di tanah pada keberadaannya di jaringan tanaman inang. Konidianya bertahan selama 6-13 minggu berdasarkan kelembaban tanah dan suhu inkubasi (Bolkan et al, 1979). Ketahanan Tanaman

(4)

kemungkinan pula bahwa tanaman yang tahan itu dapat mengalami atau kena infeksi, tetapi tanaman tersebut dapat mengatasi aktivitas dari patogennya, sehingga patogen itu tidak dapat membiak atau berkembang dengan bebas padanya, dan tidak dapat menyebabkan kerusakan yang berat atau yang menyebabkan kerugian yang berarti, hingga pertanaman dalam keseluruhannya menjadi bebas dari penyakit (Djafaruddin, 2008).

Penggunaan varietas tahan ternyata dapat mengatasi beberapa penyait yang sulit dikendalikan dengan cara-cara pengendalian lainnya, seperti penyakit layu vaskuler dan penyakit karena virus, dan juga pada beberapa penyakit yang secara ekonomis tidak praktis untuk dikendalikan, misalnya penyakit karat pada serealia, penyakit embun tepung dan busuk akar (Abadi, 2003).

Ketahanan suatu varietas dapat diperoleh dengan seleksi massa, berikut dengan inokulasi buatan, dengan seleksi galur atau lini, atau dengan hibridisasi serta backcross/penyilangan kembali turunannya dengan salah satu dari induknya secara terus-menerus (Djafaruddin, 2008).

(5)

Gambar

Gambar 1. Foto mikroskopis jamur F. moniliforme dengan perbesaran 400x;  (a) Makrokonidia, (b) Mikrokonidia (Pratiwi et al., 2013)
Gambar 2. Bagian tanaman tebu yang terserang jamur F. moniliforme  (a)Batang tebu yang terserang (b) Ujung batang yang terserang  (Sugar Research Australia, 2013)

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan letak aplikasi pada ketiak daun (A1) memiliki nilai keparahan penyakit tertinggi yaitu 33,33% yang tidak berbeda nyata pada letak aplikasi di akar (A2) yaitu 25,00% hal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan asal Trichoderma berpengaruh nyata pada kejadian penyakit dan keparahan penyakit, dimana hasil terbaik dalam mengendalikan

Perlakuan letak aplikasi suspensi berpengaruh nyata pada kejadian penyakit dan keparahan penyakit, dimana hasil terbaik dalam mengendalikan penyakit pokahbung adalah letak

moniliforme(A) daun klorotis, (B) daun bergaris merah, (C) gejala busuk pada jaringan meristem ditemukan di lahan pada tanaman yang menunjukkan gejala serangan pokahbung.. Gejala

Uji Pengendalian Penyakit Pokahbung (Fusarium moniliformae)Pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) MenggunakanTrichoderma sp. indigenousSecara In Vitro dan In Vivo.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan respon ketahanan beberapa varietas yang diuji terlihat pada tinggi tanaman, jumlah daun menguning, kerapatan stomata,

mempunyai mekanisme pengendalian yang spesifik target sehingga dapat mengkoloni rizosfer dengan cepat sehingga melindungi akar dari serangan jamur patogen, mempercepat

Tidak berbedanya laju infeksi pada masing-masing varietas kacang tanah lokal Bima yang diuji kemungkinan disebabkan oleh adanya faktor genetik dari tanaman