• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) INDONESIA FARMA MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) INDONESIA FARMA MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 34 TAHUN 1995 TENTANG

PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) INDONESIA FARMA MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pengelolaan usaha di bidang farmasi, maka Perusahaan umum

(PERUM) Indonesia Farma yang didirikan dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 1981 (Lembaran Negara Tahun 1981

Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3198) sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1984

(Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 53), perlu untuk dialihkan

bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana

dimaksud dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969;

b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, pengalihan bentuk

Perusahaan Umum (PERUM) Indonesia Farma Menjadi Perusahaan

Perseroan (PERSERO), perlu ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Staatsblad Tahun 1847

Nomor 23) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1971 (Lembaran Negara Tahun

1971 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2959);

(2)

3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1969

tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara (Lembaran Negara Tahun

1969 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890)

Menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 40,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2904);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969 tentang Perusahaan

Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 2894) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1972

(Lembaran Negara Tahun 1972 Nomor 32, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 2987);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara

Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan (PERJAN),

Perusahaan umum (PERUM), dan Perusahaan Perseroan

(PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 3, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3246) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1983 (Lembaran Negara

Tahun 1983 Nomor 37).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM)

INDONESIA FARMA MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN

(PERSERO)

(3)

BAB I

PENGALIHAN BENTUK DAN PEMBUBARAN

Pasal 1

(1) Perusahaan Umum (PERUM) Indonesia Farma yang didirikan

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1984 (Lembaran

Negara Tahun 1984 Nomor 53) dialihkan bentuknya menjadi

Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana dimaksud dalam

Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969.

(2) Dengan dialihkannya bentuk Perusahaan Umum (PERUM)

Indonesia Farma menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO)

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Perusahaan Umum

(PERUM) Indonesia Farma dinyatakan bubar pada saat pendirian

Perusahaan Perseroan (PERSERO) tersebut dengan ketentuan

bahwa segala hak dan kewajiban, kekayaan serta pegawai

Perusahaan Umum (PERUM) Indonesia Farma yang ada pada

saat pembubarannya beralih kepada Perusahaan Perseroan

(PERSERO) yang bersangkutan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud dan tujuan Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 adalah menyelenggarakan :

(4)

a. Usaha dalam bidang farmasi dalam arti yang seluas-luasnya

untuk memenuhi kebutuhan umum sekaligus memupuk

keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan;

b. Usaha-usaha lain yang ditetapkan oleh Pemerintah guna

menunjang kegiatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a.

BAB III

MODAL PERSERO

Pasal 3

(1) Modal Perusahaan Perseroan (PERSERO) yang ditempatkan dan

disetor pada saat pendiriannya berasal dari kekayaan Negara yang

tertanam dalam Perusahaan Umum (PERUM) Indonesia Farma

dan Proyek Pabrik Obat Essensial Cibitung setelah

pembangunannya diselesaikan.

(2) Nilai kekayaan Negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan hasil perhitungan

bersama oleh Departemen Keuangan dan Departemen Kesehatan.

(3) Ketentuan-ketentuan lain mengenai permodalan Perusahaan

Perseroan (PERSERO) diatur dalam Anggaran Dasarnya,

termasuk ketentuan mengenai modal dasar Perusahaan Perseroan

(PERSERO) yang terbagi atas saham-saham sesuai dengan

ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1969

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor

24 Tahun 1972.

(5)

(4) Neraca pembukaan Perusahaan Perseroan (PERSERO)

ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

BAB IV

PELAKSANAAN PENDIRIAN PERSERO

Pasal 4

Pelaksanaan pendirian Perusahaan perseroan (PERSERO)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan menurut ketentuan

Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Staatsblad Tahun 1847 Nomor

23) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1971 dengan memperhatikan

ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 12 Tahun 1969 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1972.

Pasal 5

(1) Penyelesaian pendirian Perusahaan Perseroan (PERSERO)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dikuasakan kepada Menteri

Keuangan.

(2) Menteri Keuangan dapat menyerahkan kuasa sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) dengan disertai hak substitusi kepada

Menteri Kesehatan dengan ketentuan bahwa Rancangan

Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (PERSERO) harus

mendapat persetujuan dahulu dari Menteri Keuangan.

(6)

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 6

Terhitung sejak berdirinya Perusahaan Perseroan (PERSERO) dan

dibubarkan Perusahaan Umum (PERUM) Indonesia Farma, Peraturan

Pemerintah Nomor 36 Tahun 1984 dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 7

Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan bagi pelaksanaan Peraturan

Pemerintah ini diatur oleh Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan,

baik secara bersama maupun sendiri-sendiri sesuai bidang tugasnya

masing-masing.

Pasal 8

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

(7)

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran

Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 21 September 1995

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 21 September 1995

MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

ttd.

MOERDIONO

Referensi

Dokumen terkait

Terjalin kerjasama yang solid antar pelaksana, dosen mentor dan UMKM sehingga pelaksanaan PBBT tahun 2016 dapat berjalan dengan lancar, sesuai dengan yang diharapkan.

Hal yang sering terjadi pada Dinas Perindustrian Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kabupaten Kudus adalah dalam hal pengelolaan data pelatihan wirausaha

bermasalah sebagai hasil belajar dari orang lain (belajar terwakili), membentuk tingkah.. laku sosial, membimbing penyesuaian diri, dan pemahaman akan keberagaman

tanya : mohon pencerahan,setelah upgrade 2.0.3 ketika masuk di bagian PD ketika registrasi tidak bisa masukkan angka 3 utk naik kelas pada jenis pendaftaran (sepertinya utk angka yang

Kelapa Sawit : Usaha Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan

1 to optimise the soybean and sweet corn ratio to produce low level aflatoxin soycorn milk with good physicochemical properties and the highest

Tweening adalah proses membuat sebuah animasi pergerakan dengan cara memberikan perubahan pada bentuk atau posisi objek dengan menentukan1. keyframe awal dan

kantong plastik dan styrofoam di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas. Sumatera Utara