• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DI IND

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT DI IND"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kawasan hutan Indonesia yang luasnya 120,35 juta

hektar menyimpan kekayaan hayati yang sangat tinggi nilainya.

Salah satu jenis hasil hutan bukan kayu yang berpotensi

memberikan manfaat ekonomi tinggi adalah tanaman obat.

Tanaman obat memiliki peluang yang sangat besar

untuk dikembangkan, baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun sebagai bahan baku industri obat dan kosmetika.

Industri obat dan kosmetika dalam negeri, memerlukan

(3)

Oleh karena itu budidaya dan pengelolaan tanaman obat

memiliki prospek yang sangat bagus.

Kekayaan jenis tanaman obat yang terdapat di kawasan

hutan Indonesia kurang lebih ada 1.260 jenis tanaman, dimana 180 jenis diantarannya telah dieksploitasi dalam jumlah besar untuk bahanbaku industri obat tradisional.

Penyebaran jenis tanaman obat tertinggi berada di hutan

tropika dataran rendah, sekitar 772 jenis (45,82%) dari jumlah total jenis tanaman obat. Sedangkan yang

(4)

Beragam dan mudahnya bahan untuk

tumbuhan obat yang sesuai untuk

penderita penyakit di Indonesia, rasio

resiko-kegunaan yang lebih

menguntungkan penderita, dan

adanya kelemahan obat-obatan

kimia sintetis menjadikan tumbuhan

obat memiliki prosepek dan peluang

(5)

Potensi yang besar tersebut harus

dimanfaatkan sebaik-baiknya agar nantinya

dapat memberikan arti bagi pengembangan

kesehatan di Indonesia.

Harus benar-benar dipikirkan agar

penggunaan tanaman obat dapat menunjang

kebutuhan akan obat-obatan yang semakin

mendesak dan untuk mendapatkan obat

(6)

A. Potensi Produksi Tanaman

Obat

Secara umum, bahan baku

tumbuhan obat diperoleh dari dua

sumber yaitu:

1.

Hasil pemanenan langsung dari

alam atau penambangan hutan

(7)

Produksi tanaman obat hasil penambangan hutan.

Lebih dari 80% tanaman obat yang berada di dunia tumbuh di wilayah Indonesia. Diantara 28.000 spesies tanaman yang ada, sudah ada lebih dari 1000 spesies tanaman yang telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Banyak diantara beragam jenis tumbuhan obat

yang telah dimanfaatkan tersebut sebenarnya bukanlah tanaman budidaya yang utama. Dan bahkan, tidak

(8)

Sumber tumbuhan obat hasil hutan untuk industri jamu khususnya di pulau Jawa sebagian besar merupakan hasil dari Taman Nasional Meru Bitri (TNMB) dan Hutan Saradan-Madiun.

Potensi tanaman obat yang terdapat di TNMB mencakup 239 jenis tanaman obat yang terbagi ke dalam 78 famili. Masyarakat di

wilayah ini sudah memanfaatkan 85 jenis tanaman obat. akibatnya, keberadaan beberapa jenis tanaman obat mulai langka.

Beberapa jenis yang mulai langka tersebut adalah pule pandak (Rauwolfia serpentine), bidara upas (Merremia mimosa), jati

belanda (Guazuma umifolia), pulasari (Alyxia reindwartii), kemukus (Piper cubeba), dan gadung (Dioscorea hispida).

(9)

Produksi tanaman obat hasil budidaya

Jenis tumbuhan obat yang telah dibudiayakan

petani baru 13 dari sekitar 283 jenis yang

direkomendasikan oleh Badan POM, yaitu

jahe, legkuas, kunyit, kencur, lempuyang,

temulawak, temuireng, kejibeling, dringo,

kapulaga, temukunci, mengkudi, dan

sambiloto.

(10)

B. Potensi Pasar

1. Industri obat tradisional

Industri obat tradisional dibedakan menjadi 4 kategori yaitu: a) Industri Obat Besar/Menengah Tradisional (IOT),

b) Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), c) Usaha Jamu Racikan, dan

d) Usaha jamu Gendong.

Penggunaan bahan baku oleh industri setiap tahunnya

mengalami fluktuasi. Berdasarkan hasil survey Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika, pabrikan membeli bahan baku bergantung pada beberapa faktor diantaranya: trend

(11)

Tanaman yang digunakan untuk bahan baku industri obat

tradisional ini adalah golongan tanaman rempah seperti lada, pala, jintan, dan ketumbar.

Namun, karena digunakan sebagai jamu, maka tanaman-tanaman tersebut digolongkan ke dalam tumbuhan obat.

Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) cenderung menggunakan bahan tanaman mengarah pada trend pemanfaatan tanaman obat. Industri Obat Besar/Menengah Tradisional (IOT)

menghasilkan produk yang sebagian besar dalam bentuk jamu dan bahan baku yang digunakan masih bertumpu pada

(12)

2. Industri besar dan menengah non jamu

Tumbuhan obat yang digunakan biasanya

digunakan untuk industri makanan, minuman,

farmasi, dan kosmetik yang berupa ekstrak bahan

alami atau fitofarmaka. Pada industry besar dan

menengah non jamu, tanaman obat yang memiliki

serapan terbesar adalah ketumbar, kunyit,

(13)

3. Ekspor

Beberapa jenis tumbhan obat dan juga jamu telah menjadi

komoditas ekspor yang andal untuk menambah devisa Negara.

Berdasarkan data ekspor tanaman obat, Hongkong

merupakan Negara tujuan utama karena memiliki nilai

ekspor yang paling besar. Ekspor tanaman obat setiap tahun ke Hongkong adalah 730 ton. Selanjutnya adalah Jerman

dengan ekspor sebesar 155 ton setiap tahun. Negara tujuan lain adalah Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.

Jenis tanaman obat yang yang merupakan komoditas ekspor

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Pengubahan jerami padi menjadi bioetanol melalui penelitian yang dilakukan peneliti dengan judul “ Pembuatan Bioetanol dari Jerami Padi Gogo (Oryza sativa var.

• Memperhatikan uraian-uraian tersebut di atas, yaitu mengenai peradaban manusia, teori gelombang, kecepatan perubahan secara eksponensial, lima perbedaan generasi

Faujasite with crystallinity of 97.06%, Si/Al ratio of 2.68, and specific surface area of 452.93 m 2 /g was successfully formed using NaOH/fly ash weight ratio of 1.2 for

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sampai sejauh mana aksesibilitas petani pada lembaga-lembaga pendukung agribisnis bawang merah di lahan pasir pantai

pada pasal 2 (2) bahwa kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan dilaksanakan pada wilayah hutan dalam bentuk

Dalam penelitian kali ini, peneliti sengaja memilih IK, karena IK telah berkeluarga dan memiliki 3 anak, SR seorang PSK dengan 1 anak kemudian LL memiliki

Tujuan dari pengendalian operasi reaktor saat terjadi gangguan pada catu daya utama adalah untuk keselamatan operasi reaktor bagi operator, instalasi dan Iingkungan. Untuk itu

Analisis data dilaksanakan dengan melakukan telaah terhadap fenomena- fenomena secara keseluruhan maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena-fenomena