Kawasan hutan Indonesia yang luasnya 120,35 juta
hektar menyimpan kekayaan hayati yang sangat tinggi nilainya.
Salah satu jenis hasil hutan bukan kayu yang berpotensi
memberikan manfaat ekonomi tinggi adalah tanaman obat.
Tanaman obat memiliki peluang yang sangat besar
untuk dikembangkan, baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun sebagai bahan baku industri obat dan kosmetika.
Industri obat dan kosmetika dalam negeri, memerlukan
Oleh karena itu budidaya dan pengelolaan tanaman obat
memiliki prospek yang sangat bagus.
Kekayaan jenis tanaman obat yang terdapat di kawasan
hutan Indonesia kurang lebih ada 1.260 jenis tanaman, dimana 180 jenis diantarannya telah dieksploitasi dalam jumlah besar untuk bahanbaku industri obat tradisional.
Penyebaran jenis tanaman obat tertinggi berada di hutan
tropika dataran rendah, sekitar 772 jenis (45,82%) dari jumlah total jenis tanaman obat. Sedangkan yang
Beragam dan mudahnya bahan untuk
tumbuhan obat yang sesuai untuk
penderita penyakit di Indonesia, rasio
resiko-kegunaan yang lebih
menguntungkan penderita, dan
adanya kelemahan obat-obatan
kimia sintetis menjadikan tumbuhan
obat memiliki prosepek dan peluang
Potensi yang besar tersebut harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya agar nantinya
dapat memberikan arti bagi pengembangan
kesehatan di Indonesia.
Harus benar-benar dipikirkan agar
penggunaan tanaman obat dapat menunjang
kebutuhan akan obat-obatan yang semakin
mendesak dan untuk mendapatkan obat
A. Potensi Produksi Tanaman
Obat
Secara umum, bahan baku
tumbuhan obat diperoleh dari dua
sumber yaitu:
1.
Hasil pemanenan langsung dari
alam atau penambangan hutan
Produksi tanaman obat hasil penambangan hutan.
Lebih dari 80% tanaman obat yang berada di dunia tumbuh di wilayah Indonesia. Diantara 28.000 spesies tanaman yang ada, sudah ada lebih dari 1000 spesies tanaman yang telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Banyak diantara beragam jenis tumbuhan obat
yang telah dimanfaatkan tersebut sebenarnya bukanlah tanaman budidaya yang utama. Dan bahkan, tidak
Sumber tumbuhan obat hasil hutan untuk industri jamu khususnya di pulau Jawa sebagian besar merupakan hasil dari Taman Nasional Meru Bitri (TNMB) dan Hutan Saradan-Madiun.
Potensi tanaman obat yang terdapat di TNMB mencakup 239 jenis tanaman obat yang terbagi ke dalam 78 famili. Masyarakat di
wilayah ini sudah memanfaatkan 85 jenis tanaman obat. akibatnya, keberadaan beberapa jenis tanaman obat mulai langka.
Beberapa jenis yang mulai langka tersebut adalah pule pandak (Rauwolfia serpentine), bidara upas (Merremia mimosa), jati
belanda (Guazuma umifolia), pulasari (Alyxia reindwartii), kemukus (Piper cubeba), dan gadung (Dioscorea hispida).
Produksi tanaman obat hasil budidaya
Jenis tumbuhan obat yang telah dibudiayakan
petani baru 13 dari sekitar 283 jenis yang
direkomendasikan oleh Badan POM, yaitu
jahe, legkuas, kunyit, kencur, lempuyang,
temulawak, temuireng, kejibeling, dringo,
kapulaga, temukunci, mengkudi, dan
sambiloto.
B. Potensi Pasar
1. Industri obat tradisional
Industri obat tradisional dibedakan menjadi 4 kategori yaitu: a) Industri Obat Besar/Menengah Tradisional (IOT),
b) Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT), c) Usaha Jamu Racikan, dan
d) Usaha jamu Gendong.
Penggunaan bahan baku oleh industri setiap tahunnya
mengalami fluktuasi. Berdasarkan hasil survey Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika, pabrikan membeli bahan baku bergantung pada beberapa faktor diantaranya: trend
Tanaman yang digunakan untuk bahan baku industri obat
tradisional ini adalah golongan tanaman rempah seperti lada, pala, jintan, dan ketumbar.
Namun, karena digunakan sebagai jamu, maka tanaman-tanaman tersebut digolongkan ke dalam tumbuhan obat.
Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) cenderung menggunakan bahan tanaman mengarah pada trend pemanfaatan tanaman obat. Industri Obat Besar/Menengah Tradisional (IOT)
menghasilkan produk yang sebagian besar dalam bentuk jamu dan bahan baku yang digunakan masih bertumpu pada
2. Industri besar dan menengah non jamu
Tumbuhan obat yang digunakan biasanya
digunakan untuk industri makanan, minuman,
farmasi, dan kosmetik yang berupa ekstrak bahan
alami atau fitofarmaka. Pada industry besar dan
menengah non jamu, tanaman obat yang memiliki
serapan terbesar adalah ketumbar, kunyit,
3. Ekspor
Beberapa jenis tumbhan obat dan juga jamu telah menjadi
komoditas ekspor yang andal untuk menambah devisa Negara.
Berdasarkan data ekspor tanaman obat, Hongkong
merupakan Negara tujuan utama karena memiliki nilai
ekspor yang paling besar. Ekspor tanaman obat setiap tahun ke Hongkong adalah 730 ton. Selanjutnya adalah Jerman
dengan ekspor sebesar 155 ton setiap tahun. Negara tujuan lain adalah Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia.
Jenis tanaman obat yang yang merupakan komoditas ekspor