• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) pada Pembuatan Bioplastik Menggunakan Plasticizer Etilen Glikol dan Pengisi Kitosan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) pada Pembuatan Bioplastik Menggunakan Plasticizer Etilen Glikol dan Pengisi Kitosan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, plastik adalah bahan yang sangat banyak digunakan. Sifatnya yang

kuat dan sukar terurai membuat semua kegiatan manusia menggunakan plastik.

Produksi plastik sedang marak-maraknya terutama di Indonesia selama dua decade

terakhir. Hal ini membuat permasalahan baru bagi pencemaran lingkungan. Sifatnya

yang sulit untuk didegradasi menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Sehingga

jika sampah plastik ditimbun dalam tempat pembuangan sampah akhir

mengakibatkan penumpukan di lahan pembuangan sampah akhir dan pembakaran

plastik untuk mengurangi tumpukan sampah itu dapat menyebabkan polusi udara [1].

Adapun solusi sampah plastik dari bahan polimer sintesis ialah dengan

menggantikannya dengan bioplastik. Bahan yang digunakan untuk membuat

bioplastik ialah bahan organik yang mana sifatnya mudah terdegradasi. Selain dapat

mengurangi masalah pencemaran lingkungan, pemakaian plastik berbahan organik

dapat menghemat persedian sumber daya minyak bumi yang menjadi salah satu

bahan pembuat plastik sintesis [2]. Plastik berbahan organik dapat dibuat

menggunakan sumber pati [3]. Plastik berbahan dasar tepung pati (amilum) dan

polisakarida telah diproduksi oleh beberapa perusahaan dunia. Plastik starch-based

ini sering kali bersifat menyerap air sehingga semakin mudah didegradasi. Beberapa

plastik terdiri atas tepung pati saja, ada juga yang memadukan tepung pati dengan

komponen biodegradable lain. Plastik ini dibentuk dari bahan-bahan alam yang dapat

diperbaharui daripada dibuat dari bahan bakar fosil yang sulit diperbaharui [4].

Walaupun penggunaan berbagai bahan dengan kandungan pati yang tinggi telah

terbukti efektif dan menghasilkan plastik dengan kualitas yang diharapkan, namun

bahan-bahan alam tersebut ternyata merupakan bahan yang masih digunakan oleh

masyarakat luas sebagai salah satu makanan pokok pengganti nasi, misalnya kentang

dan singkong, sehingga perlu dicari suatu bahan yang mengandung pati tetapi tidak

berasal dari bahan pangan pokok. Dengan melihat perkembangan penelitian tentang

plastik biodegradable yang umumnya menggunakan bahan-bahan alam dengan

kandungan pati, maka akan diteliti formula biodegradable plastik yang bahan

(2)

pada tahun 2013, produksi buah nangka mencapai 586.366 ton sedangkan angka

penjualan keluar negeri 17.690 kg [6]. Jumlah produksi buah nangka yang besar ini

dikarenakan setiap provinsi di Indonesia memiliki produksi buah nangka. Suatu

upaya perlu dilakukan untuk mengolah biji nangka menjadi produk yang memiliki

nilai ekonomis tinggi dan dapat membantu menyelesaikan masalah pencemaran

lingkungan akibat sampah plastik [7]. Dimana kandungan biji nangka meliputi

karbohidrat 36.7%, protein 4.2% dan lemak 0.1% [8]. Biji nangka dipilih sebagai

bahan pembuat plastik karena selain kandungan patinya yang cukup tinggi dan biji

nangka ini bukan termasuk bahan utama makanan pokok pengganti nasi [5].

Selain pati, bahan untuk pembuatan bioplastik ialah plasticizer. Jika dilihat dari

sifat mekaniknya, plasticizer berguna untuk meningkatkan fleksibilitas, keuletan,

perpanjangan dan kemampuan kerja bahan [9]. Plasticizer sendiri adalah bahan

organik dengan berat molekul rendah yang ditambahkan dengan maksud untuk

memperlemah kekakuan dari polimer, mengurangi kerapuhan, meningkatkan

fleksibilitas dan ketahanan film terutama jika disimpan pada suhu rendah [10].

Pada penelitian sebelumnya, sudah banyak penelitian mengenai pembuatan

bioplastik menggunakan pati biji nangka. Pada tahun 2012, Chrismaya dkk telah

meneliti tentang pembuatan biofilm dari pati biji nangka dengan aditif karaginan [11]

dan pada tahun 2013 Anggarini dkk membuat plastik dari biji nangka dengan

penambahan gliserol [5]. Dari penelitian keduanya dapat disimpulkan bahwa pati biji

nangka dapat dibuat sebagai bioplastik dan penambahan plasticizer mempengaruhi

tensile strength dan elongation at break akan meningkat [5][11]. Pada tahun 2014

Purbasari dkk juga melakukan penelitian mengenai pembuatan bioplastik dari tepung

dan pati biji nangka yang mana plastik dari pati biji nangka memiliki warna yang

lebih jernih serta tensile strength dan elongation at break relative lebih tinggi

dibandingkan bioplastik dari tepung biji nangka [12]. Sedangkan Rahmatunisa pada

tahun 2015, melakukan penelitian tentang penambahan plasticizer etilen glikol pada

biodegradable foam dari tapioka dan ampok jagung [13].

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Pemanfaatan Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) untuk

(3)

secara fisik dan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari biji nangka (Artocarpus

Heterophyllus).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembuatan bioplastik dari biji nangka dengan plasticizer etilen

glikol.

2. Bagaimana pengaruh penambahan kitosan dan plasticizer etilen glikol

terhadap sifat fisikokimia bioplastik dari biji nangka meliputi densitas, sifat

kekuatan tarik, pemanjangan pada saat putus, Modulus Young, morfologi

permukaan, gugus fungsi, penyerapan air dan temperatur gelatinisasi.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan daripada penelitian ini ialah:

1. Mengetahui pembuatan bioplastik dari biji nangka dengan plasticizer etilen

glikol

2. Mengetahui pengaruh penambahan kitosan dan plasticizer etilen glikol

terhadap sifat fisikokimia bioplastik dari biji nangka meliputi densitas, sifat

kekuatan tarik, pemanjangan pada saat putus, Modulus Young, morfologi

permukaan, gugus fungsi, penyerapan air dan temperatur gelatinisasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Dapat mengetahui cara pembuatan bioplastik dari biji nangka dengan

plasticizer etilen glikol

2. Meningkatkan nilai ekonomis biji nangka sebagai bahan baku pembuatan

bioplastik

3. Mengurangi pemakaian minyak bumi sebagai bahan baku pembuatan plastik

dengan menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan

(4)

Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik, Laboratorium

Operasi Teknik Kimia,Laboratorium Penelitian, dan Laboratorium Penelitian Industri

Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Penelitian ini memiliki ruang lingkup atau batasan sebagai berikut:

1. Biji nangka (Artocarpus Heterophyllus) yang diperoleh dari penjual buah pasar

Padang Bulan Medan

2. Massa pati biji nangka (Artocarpus Heterophyllus) dan kitosan = 10 gram [14]

3. Katalis yang digunakan adalah Asam Asetat (CH3COOH) 1% = 50 ml [14]

4. Ukuran pati biji nangka = 100 mesh [15]

5. Perbandingan pati : aquadest (w/v) = 1 : 20 [14]

6. Temperatur pemanasan larutan pati = 90 oC [5]

7. Variabel-variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

• Perbandingan kitosan : pati (w/w) = 1 : 9; 2 : 8; dan 3 : 7 [14]

• Konsentrasi Etilen Glikol (v/w) = 0,20 ml/gram; 0,25 ml/gram; 0,30 ml/gram; 0,35 ml/gram dan 0,40 ml/gram [14]

8. Analisa hasil penelitian yaitu :

a. Karakterisasi Pati Biji Nangka, meliputi :

• Kadar Pati

• Kadar Amilosa

• Kadar Amilopektin

• Kadar Air

• Kadar Abu

• Kadar Lemak

• Kadar Protein

• Bentuk Morfologi Permukaan

• Gugus Fungsi

• Temperatur Gelatinisasi b. Karakterisasi Bioplastik, meliputi :

Densitas (Density)

(5)

Modulus Young

• Bentuk Morfologi Permukaan

• Gugus Fungsi

Penyerapan Air (Water Absorption)

• Temperatur Gelatinisasi

Uji – uji yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Uji Kadar Air dan Kadar Abu dengan standar AOAC.

2. Uji Kadar Pati, Kadar Amilosa dan Kadar Amilopektin standar

SNI-01-2891-1992.

3. Uji Kadar Protein, Kadar Lemak dengan standar SNI-01-2891-1992.

4. Uji Densitas (Density) dengan standar ASTM D792-91, 1991

5. Uji Kekuatan Tarik (Tensile Strength), Pemanjangan pada saat Putus

(Elongation at break), Modulus Young dengan standar ASTM D-638.

6. Analisis Scanning Electron Microscopy (SEM).

7. Karakterisasi Fourier Transform Infra Red (FTIR).

8. Uji Penyerapan Air dengan standar ASTM D570-98, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai tindak lanjut dari surat kami Nomor: 1235/B2.1/LL/2016 tanggal 2 November 2016 tentang Tawaran Program Hibah Pembelajaran Bela Negara, dengan hormat

Peraturan Bupati Murung Raya Nomor.. ..Tahun 2Al3 tentang Pengelolaan Alun Alun Kota Puruk Cahu untuk kegiatan Perdagangan, Pasar Malam

[r]

[r]

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Murung Raya Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan

[r]

memiliki tekanan darah lebih rendah dari pada pria pada usia. yang sama, hal ini akibat dari variasi

Abstrak — Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas pendekatan pembelajaran antara pendekatan problem posing setting model kooperatif tipe STAD dengan pendekatan problem