• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAHIRNYA PENGARUH HINDU Kelas 11

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAHIRNYA PENGARUH HINDU Kelas 11"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

LAHIRNYA PENGARUH

HINDU/BUDHA di

NUSANTARA

(2)

Perkembangan Agama

Hindu dan Budha di

(3)

Hinduisme

Agama Hindu muncul di India kira –

kira 1500 SM

Berasal dari percampuran bangsa

Dravida (yang lebih dulu menetap di

India) dan Bangsa Arya (pendatang

yang mendesak Dravida)

Jadi

agama

Hindu

merupakan

(4)

Kitab Agama Hindu

kitab sucinya Weda, Brahmana dan Upanisad

1. Brahmana, kitab yang disusun oleh kaum

brahmana

2. Upanisad, bagian dari weda berisi ajaran filsafat,

meditasi serta konsep ketuhanan.

3. Weda :

a. Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa.

b. Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci

yang slokanya diambil dari Reg Weda

c. Yayur-Weda, berisi penjelasan tentang

sloka-sloka yang diambil dari Reg-Weda.

d. Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk

(5)
(6)

Dewa-Dewa Hindu

a. Dewa Brahma, tugas menciptakan

alam semesta

b. Dewa Wisnu, dewa pemeliharaan

alam semesta

c. Dewa Syiwa, dewa yang

(7)
(8)

Konsep Ajaran Hindu

Agama Hindu mengajarkan bahwa dalam

kehidupan di dunia, manusia dalam keadaan

samsara (punarbawa) sebagai akibat dari

perbuatan pada masa sebelumnya (karma).

Manusia yang meninggal akan ber-reinkarnasi

(lahir kembali), sehingga mempunyai

kesempatan untuk memperbaiki hidup.

Setelah mencapai

moksa

(lepas dari

(9)

Kasta/Pengkelasan Masyarakat

dalam Hindu

Kasta Brahmana : terdiri atas para

pemimpin agama atau pendeta

Kasta Ksatria : terdiri atas para

bangsawan, raja dan keturunannya

serta prajurit pemerintahan.

Kasta Waisya : terdiri atas para

pengusaha dan pedagang.

Kasta Sudra : terdiri atas para petani,

(10)
(11)

Budhisme

Kelahiran agama Budha ini merupakan

reaksi terhadap agama Hindu

Munculnya agama Budha di India,

dipelopori oleh Sidharta Gautama

lahir pada tahun 563 SM, beliau putra dari

Raja Sudodana dari kerajaan Kosala di

Kapilawastu

(12)

Sidharta sejak kecil dididik dalam

kemewahan istana, tidak diperbolehkan

melihat hal-hal yang tidak menyenangkan

Pada suatu hari tanpa sepengetahuan

keluarga istana, Sidharta berjalan-jalan

keluar istana dan melihat kenyataan hidup

manusia

Melihat orang sakit, meninggalnya

(13)

Sidharta bertekad untuk menjadi pertapa

agar menemukan jawaban dari segala

sesuatunya

Menuju ke tengah hutan di Bodh Gaya. Ia

bertapa di bawah pohon dan mendapatkan

bodhi, yaitu semacam penerangan atau

kesadaran yang sempurna

Sejak peristiwa pada tahun 531 SM itu, dalam

(14)
(15)

AJARAN BUDHA

Dalam ajaran Budha manusia akan

lahir berkali-kali (reinkarnasi), hidup

adalah samsara.

Samsara disebabkan karena adanya

hasrat atau nafsu akan kehidupan.

Penderitaan dapat dihentikan dengan

(16)

a. Mempunyai pemandangan (ajaran) yang

benar.

b. Mempunyai niat atau sikap yang benar.

c. Berbicara yang benar.

d. Berbuat atau bertingkah laku yang benar.

e. Mempunyai penghidupan yang benar.

f. Berusaha yang benar.

(17)

Kitab Budha

Kitab suci agama Budha disebut Tripitaka

(tiga keranjang), yang terdiri atas :

Winayapitaka,

Sutrantapitaka

dan

Abdidarmapitaka

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Pali

Agama

Budha

mencapai

puncak

(18)

Vinaya pitaka di India (kiri atas)

Patung budha di Sri lanka (kanan atas)

(19)

Aliran Agama Budha

Dalamperkembangannya agama Budha pecah

menjadi dua aliran,yaitu :

a. Budha Mahayana (kendaraan besar), artinya

jika seorang telah dapat mencapai nirwana,

hendaklah memikirkan orang lain yang masih

dalam kegelapan (bersifat terbuka).

b. Budha Therawadha atau Budha Hinayana

(kendaraan kecil), artinya yang penting

(20)

Tempat-tempat

suci agama Budha

a. Taman

Lumbini di

Kapilawast

u, tempat

kelahiran

Sang

Budha.

Sang

Budha

(21)

Bodh-Gaya

,

tempat Sang

Budha

mendapat

penerangan,

kesadaran

(22)

Sarnath di

dekat

-Benares,

tempat

Sang Budha

pertama

kali

(23)

Kusinagara,

tempat

Sang

Budha

(24)

TEORI MASUKNYA HINDU/BUDHA

DI NUSANTARA

TEORI

BRAHMANA

TEORI KSATRYA

TEORI ARUS

BALIK

KESIMPULAN

SELANJUTNYA

(25)

TEORI BRAHMANA

Teori Brahmana, mengatakan bahwa yang

membawa agama Hindu ke Indonesia adalah

orang-orang Hindu berkasta brahmana.

Para brahmana yang datang ke Indonesia

merupakan tamu undangan dari raja-raja

penganut agama tradisonal di Indonesia. Ketika

tiba di Indonesia, para brahmana ini akhirnya

ikut menyebarkan agama Hindu di Indonesia.

Ilmuan yang mengusung teori ini adalah

Van

Leur

(26)

TEORI WAISYA

Teori Waisya menyatakan bahwa

pembawa dan penyebar

Hinduisme ke Indonesia adalah

para pedagang

Tapi mereka bukanlah penyebar

langsung, melainkan kaum

brahmana menumpang di

kapal-kapal dagang milik kaum waisya

Teori ini dibuat

N.J. Krom

(27)

Teori Ksatrya

Teori Ksatria, mengatakan bahwa

proses kedatangan agama Hindu

ke Indonesia dilangsungkan oleh

para ksatria, yakni golongan

bangsawan dan prajurit perang

oleh Ilmuan yang mengusung

teori ini adalah

C.C. Berg

dan

Mookerji

(28)

Teori Arus Balik

Teori Arus Balik,

mengatakan bahwa

yang telah berperan

dalam

menyebarkan Hindu

di Indonesia adalah

orang

Indonesia

sendiri.

Teori ini diusung

oleh

F.D.K. Bosch

.

(29)

KESIMPULAN

teori waisya (para pedagang) tentu tidak menguasai

upacara secara Hindu. Pada prasasti Kutai jelas

disebutkan adanya upacara yang dipimpin para

brahmana dengan kurban.

Teori Kesatria juga tidak ada bukti sejarah kalau

terjadi ekspansi tentara India ke Indonesia

Kemungkinan yang terjadi adalah peran kaum

brahmana (teori brahmana) dan juga teori arus

balik.

Karena setelah belajar ke India, orang-orang

Indonesia menyebarkan agama dan kebudayaannya

setelah kembali ke Indonesia

(30)
(31)

Peta Perdagangan Sebelum abad VIII M

(32)
(33)

Perkembangan Kerajaan

Hindu/Budha di Nusantara

KUTAI

TARUMANEGARA

KALING

KANJURUHAN

SRIWIJAYA

MEDANG

KEDIRI

SINGHASARI

MAJAPAHIT

(34)

Kutai

Saat ini terletak di Propinsi Kalimantan Timur. Bekas pusat

Kerajaan Kutai diperkirakan berada di tepi sungai Mahakam

Raja pertama yang memerintah Kutai bernama Kudungga

Raja Kudungga memiliki putra bernama Aswawarman.

Setelah Raja Aswawarman, Kutai diperintah oleh

Mulawarman, putranya pada abad ke-4

Raja Mulawarman disebutkan sebagai seorang raja besar

yang sangat mulia dan baik budinya. Pada masa

pemerintahan Mulawarman, Kutai merupakan kerajaan

yang kaya dan makmur. Sang Raja memberikan 20.000 ekor

sapi kepada para Brahmana

Pada abad ke-16, kerajaan Hindu tertua di Nusantara ini

takluk dari Kerajaan Kutai Kartanegara. Dalam peperangan

tersebut, Raja Kutai Martadipura terakhir yang bernama

Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Raja Kutai

(35)

Raja yang memerintah Kutai

• 1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman

(pendiri)

• 2. Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)

• 3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)

• 4. Maharaja Marawijaya Warman

• 5. Maharaja Gajayana Warman

• 6. Maharaja Tungga Warman

• 7. Maharaja Jayanaga Warman

• 8. Maharaja Nalasinga Warman

• 9. Maharaja Nala Parana Tungga

• 10. Maharaja Gadingga Warman Dewa

• 11. Maharaja Indra Warman Dewa

12. Maharaja Sangga Warman

Dewa

13. Maharaja Candrawarman

14. Maharaja Sri Langka Dewa

15. Maharaja Guna Parana Dewa

16. Maharaja Wijaya Warman

17. Maharaja Sri Aji Dewa

18. Maharaja Mulia Putera

19. Maharaja Nala Pandita

(36)
(37)

Salah satu peninggalan

Kutai

Ada 7 buah

Yupa yang

menjadi bukti

eksistensi

(38)

Salah satu contoh

terjemahan Yupa

śrīmatah śrī-narendrasya;

kuṇḍuṅgasya mahātmanaḥ;

putro śvavarmmo vikhyātah;

vaṅśakarttā yathāṅśumān;

tasya putrā mahātmānaḥ;

trayas traya ivāgnayaḥ; teṣān

trayāṇām pravaraḥ;

tapo-bala-damānvitaḥ; śrī

mūlavarmmā rājendro; yaṣṭvā

bahusuvarṇnakam; tasya

yajñasya yūpo ‘yam;

dvijendrais samprakalpitaḥ.

(39)

Kehidupan di Kerajaan Kutai

Ekonomi Sosial Budaya dan Agama

1. Bertani di sawah dan ladang

2. Perdagangan

1. Kehidupan masyrakatnya sudah sangat teratur

2. Memakai sistem kasta

1. Dipengaruhi oleh kebudayaan India 2. Mayoritas

penganut Hindu 3. Masyarakat masih

menjalankan adat istiadat dan

(40)

Tarumanagara

Kerajaan bercorak Hindu yang terletak di Jawa

Barat. Kerajaan ini diperkirakan berkembang antara

400-600 M.

Salah seorang rajanya yang terkenalnya bernama

Purnawarman.

Pengaruh India melalui penggunaan bahasa

Sanskerta dan huruf Pallawa dalam kehidupan

kerajaan ini sangat kuat, khususnya dalam

kehidupan keraton.

(41)

Kehidupan di Tarumanegara

Ekonomi Sosial Budaya dan Agama

1. Pertanian dengan irigasi

2. Perdagangang

1. Susunan

masyarakat sudah teratur

2. Memakai sistem kasta

3. Didominasi oleh petani, pedagang dan nelayan

1. Dikenalnya huruf pallawa dan

bahasa Sansekerta 2. Bahasa

pergaulannya

adalah bahasa Kun Lun yang berasal dari Cina

3. Agama yang berkembang adalah agama

(42)
(43)

Prasasti Ciaruteun

Terdapat gambar

dua telapak kaki

dengan tulisan

huruf Palawa dan

bahasa Sanskerta:

Inilah dua kaki

yang seperti kaki

Dewa Wisnu, ialah

kaki yang mulia

Sang

(44)

Prasasti Kebon Kopi

Terdapat gambar dua

kaki gajah. Isinya:

'Inilah dua telapak

kaki gajah yang

seperti Airawata,

gajah penguasa

negeri Taruma yang

gagah perkasa.' Tapak

kaki dipuja

(45)

Prasasti

Jambu

Terdapat gambar

sepasang kaki dengan

tulisan

'gagah mengagumkan

dan jujur terhadap

tugas adalah

pemimpin manusia

yang tiada taranya

yang termasyur

Sri Purnawarman yang

memerintah di Taruma

dan baju zirahnya

yang terkenal tidak

dapat ditembus

senjata musuh.

Inilah sepasang

kakinya, yang

senantiasa berhasil

menggempur

kota-kota musuh,

hormat kepada para

pangeran, tetapi

merupakan duri dalam

daging bagi

(46)

Prasasti

Tugu

• Terdapat di dekat Tanjung Priok, Jakarta Utara. Isinya:

Dahulu sebuah sungai yang

bernama Candrabhaga, yang digali oleh seorang guru

Rajadiraja mengalir ke laut setelah melalui puri.

Dari tahun ke-22 masa

pemerintahan Purnawarman telah digali Sungai Gomati yang penjangnya 6122 tombak (± 12 km).

Penggalian selesai 21 hari

dimulai tanggal 6 paro

peteng bulan Phalguna dan selesai tanggal 13 paro

terang bulan Caitra.

• Lalu diadakan selamatan dan oleh Purnawarman dihadiahkan kepada

(47)

Prasasti Lebak

Terdapat di Lebak, Banten.

Isinya:

Inilah tanda keperwiraan,

keagungan, dan

keberanian yang

sesungguh-sungguhnya

dari raja dunia, yang mulia

Purnawarman yang

menjadi panji sekalian raja.

(48)

Prasasti Pasir Awi

Prasasti

ini

(49)

Prasasti muara

Cianten

Prasasti

ini belum

dapat

(50)

Kerajaan

Melayu

Dalam bahasa

Tionghoa ditulis

Ma-La-Yu

(

末羅瑜國

)

Pusat Kerajaan Pada

abad ke-7 berpusat di

Minanga (hulu sg.

batanghari), pada

(51)

Keberadaan Kerajaan

Melayu

Diketahui keberadaannya berasal dari catatan I

Tsing yang singgah di Sriwijaya dan singgah di

Melayu sebelum sampai ke Cina

Terdapat catatan di Cina bahwa Utusan Melayu

berkunjung beberapa kali ke Cina

Melayu terletak di antara Sriwijaya dan Kedah

Tahun 682 ditaklukkan Sriwijaya

Di abad XIII nama Melayu muncul kembali dalam

kitab Negarakertagama Mpu Prapanca sebagai

(52)

Raja Melayu

Tarik

h

Nama Raja

atau Gelar

Ibukota

Prasasti, catatan pengiriman

utusan ke Tiongkok serta peristiwa

671

Minanga

Berita China, catatan perjalanan

I-tsing (634-713). Dan Prasasti

Kedukan Bukit tahun 682,

penaklukan Minanga oleh Sriwijaya.

682-1156

Dibawah kekuasaan Sriwijaya

1157-1182

Belum ada berita

1183

Prasasti Grahi tahun 1183 di

selatan Thailand, perintah kepada

bupati Grahi yang bernama

Mahasenapati Galanai supaya

membuat arca Buddha seberat 1

bhara 2 tula dengan nilai emas 10

tamlin.

(53)

Raja Melayu

Prasasti Padang Roco tahun 1286 di Siguntur (Kabupaten Dharmasraya sekarang), pengiriman Arca

Amonghapasa sebagai hadiah Raja Singhasari kepada Raja Malayu.

131

6 Akarendrawarman

Dharmasray a atau

Suruaso

Prasasti Suruaso (Kab. Tanah Datar sekarang).

134 7

Srimat Sri

Udayadityawar man

Pratapaparakra ma Rajendra Maulimali Warmadewa

Suruaso atau

Pagaruyung

Arca Amoghapasa,tahun 1347 di (Kab. Dharmasraya sekarang), Pindah ke Suruaso, Prasasti Suruaso (Kabupaten Tanah Datar sekarang), Pengiriman utusan ke Cina sebanyak 6 kali dalam rentang waktu 1371 sampai 1377 pada masa Dinasti Ming.

137

(54)

Kehidupan Melayu

Ekonomi Budaya dan Agama

Didominasi oleh kegiatan

perdagangan dan pelayaran Diperkirakan mayoritas memeluk agama Budha, karena mau menerima pemberian patung

(55)

Sriwijay

a

Wilaya

h

(56)

Sriwijaya/Srivijaya/

ศรรววชชย

- "ṢṢ̄rī

wichạy"

Sriwijaya kerajaan yang bercorak maritim

dan mengandalkan perdagangan

Berkembang antara abad VII – XIII M

Pusatnya ada di Palembang dan

berkembang hingga semenanjung Malaya,

dan hampir seluruh Sumatra

(57)

Agama Budha

Sriwijaya menjadi pusat agama Budha di

masanya, beraliran Mahayana dan

Hinayana, tercatat oleh I tsing, Bikhsu

Budha bernama Sakyakirti, sebagai Bikhsu

yang sangar dihormati pada masanya

Bekerjasama dengan universitas Nalanda

untuk tempat belajar Bbikhsu Sriwijaya

Di masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz,

(58)

Akhir Sriwijaya

Sejak abad XI (1025 M), Sriwijaya diserang

oleh kerajaan Chola untuk meruntuhkan

dominasi Sriwijaya di Malaka, tidak hanya

pusat kerajaan, wilayah sriwijaya lainnya juga

diperangi oleh Chola

Di akhir abad XII, Sriwijaya hanya menjadi

kerajaan kecil dan menjadi vasal kerajaan

Melayu yang merupakan vassal Majapahit

Kemunduran Sriwijaya diperkirakan karena

pengendapan lumpur di Sungai Musi yang

mengakibatkan kapal-kapal besar tidak dapat

masuk ke pusat Sriwijaya

(59)

Kehidupan Sriwijaya

Ekonomi Sosial Budaya dan Agama

Sebagai pusat perdagangan internasional

Masyrakatnya bersifat

sangat majemuk Agama resmi Budha

Kerajaan maritim yang bersifat

metropolitan

Sudah mengenal stratifikasi sosial dalam masyarakat

Pusat pendidikan agama Budha

(60)

Raja Sriwijaya

Tahun Nama Raja Ibukota Prasasti, catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa

671 Dapunta Hyang atau Sri Jayanasa

Srivijaya Shih-li-fo-shih

Catatan perjalanan I Tsing pada tahun 671-685, Penaklukan Malayu, penaklukan Jawa Prasasti Kedukan Bukit (683), Talang Tuo (684), Kota Kapur (686), Karang Brahi dan Palas Pasemah

702

Utusan ke Tiongkok 702-716, 724 Utusan ke Khalifah Muawiyah I dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz

728

fo-shih Utusan ke Tiongkok 728-742

743-774 Belum ada berita pada periode ini

775 Sri Maharaja Sriwijaya Prasasti Ligor B tahun 775 di Nakhon Si Thammarat, selatan Thailand dan menaklukkan Kamboja

Pindah ke Jawa (Jawa Tengah atau Yogyakarta)

(61)

Raja Sriwijaya

Jawa Prasasti Kelurak 782 di sebelah utara kompleks Candi Prambanan Prasasti Kalasan tahun 778 di Candi Kalasan

782 Samaragrawira atau

Rakai Warak Jawa

Prasasti Nalanda dan prasasti Mantyasih tahun 907

792 Samaratungga atau

Rakai Garung Jawa

Prasasti Karang Tengah tahun 824, 825 menyelesaikan pembangunan candi Borobudur

840 Kebangkitan Wangsa Sanjaya, Rakai Pikatan

856 Balaputradewa Suwarnadwipa Kehilangan kekuasaan di Jawa, dan kembali ke Suwarnadwipa Prasasti Nalanda tahun 860, India

861-959 Belum ada berita pada periode ini

960

Sri Udayaditya Warmadewa Se-li-hou-ta-hia-li-tan

Sriwijaya

San-fo-ts'i Utusan ke Tiongkok 960, & 962

(62)

Raja Sriwijaya

990 Jawa menyerang Sriwijaya,

Catatan Atiśa,

Utusan ke Tiongkok

988-992-1003,

pembangunan candi untuk kaisar

Cina yang diberi nama

cheng tien wan shou

1008

Kataha

Prasasti Leiden & utusan ke

Tiongkok 1008

1017

Utusan San-fo-ts'i ke Tiongkok

1017: dengan raja,

Ha-ch'i-su-wa-ch'a-p'u

(63)

Raja Sriwijaya

1025 Sangrama-Vijayottungg awarman

Sriwijaya Kadaram

Diserang oleh Rajendra Chola I dan menjadi tawanan Prasasti Tanjore bertarikh 1030 pada candi Rajaraja, Tanjore, India

1030 Dibawah Dinasti Chola dari Koromandel

1079

Utusan San-fo-ts'i dengan raja

Kulothunga Chola I (Ti-hua-ka-lo) ke Tiongkok 1079 membantu

memperbaiki candi Tien Ching di Kuang Cho (dekat Kanton)

1082 Utusan San-fo-ts'i dari Kien-pi (Jambi) ke Tiongkok 1082 dan 1088

1089-1177 Belum ada berita

1178 Laporan Chou-Ju-Kua dalam buku Chu-fan-chi berisi daftar koloni San-fo-ts'i

Dibawah Dinasti Mauli, Kerajaan

(64)

Prasasti

kedukan Bukit

Alih Bahasa

Selamat ! Tahun Śaka telah lewat

604, pada hari ke sebelas

paro-terang bulan Waiśakha

Dapunta Hiyang naik di

sampan mengambil

siddhayātra

. di

hari ke tujuh paro-terang

bulan Jyestha Dapunta Hiyang

berlepas dari Minanga

tambahan membawa bala tentara

dua laksa dengan perbekalan

dua ratus cara (peti) di sampan

dengan berjalan seribu

tiga ratus dua belas banyaknya

datang di mata jap (Mukha Upang)

sukacita. di hari ke lima paro-terang

bulan....(Asada)

lega gembira datang membuat

wanua....

Śrīwijaya jaya,

siddhayātra

(65)

Prasasti Talang

Tuwo

Berita

pembangunan

taman Śrīksetra

dibuat di bawah

pimpinan Sri

Baginda Śrī

Jayanāśa

Selain itu juga

berisi do’a yang

dipanjatkan

(66)

Kalingga

(67)

Ho Ling/ Kalingga

Sumber sejarah kerajaan ini masih belum

jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari

sumber catatan China, tradisi kisah setempat,

dan naskah

Carita Parahyangan

yang disusun

berabad-abad kemudian pada abad ke-16

menyinggung secara singkat mengenai Ratu

Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh

Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu

Shima, yang dikenal memiliki peraturan

(68)

Kalingga/ Ho Ling

Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang

berasal dari abad ke-16, putri Maharani Shima,

Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan

Galuh yang bernama Mandiminyak, yang

kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh.

Maharani Shima memiliki cucu yang bernama

Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari

Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa.

Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang

(69)

• Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya

menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan

Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.

• Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari

Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.

• Pada abad ke-5 muncul Kerajaan Ho-ling (atau Kalingga) yang

diperkirakan terletak di utara Jawa Tengah. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari prasasti dan catatan dari negeri Cina. Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan Hindu, bersama

(70)

Berita dari Cina mengenai

Ho Ling

• Berita keberadaan Ho-ling juga dapat diperoleh dari berita yang berasal dari zaman Dinasti Tang dan catatan I-Tsing.

Catatan dari zaman Dinasti Tang

• Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M - 906 M) memberikan tentang keterangan Ho-ling sebagai berikut.

• Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya

terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera.

• Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.

• Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gading.

• Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa

• Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah.

• Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-ling diperintah oleh Ratu Hsi-mo (Shima). Ia adalah seorang ratu yang sangat adil dan bijaksana. Pada masa

(71)

Catatan I-Tsing

Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M)

menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah

Jawa telah menjadi salah satu pusat

pengetahuan agama Buddha Hinayana.

Di Ho-ling ada pendeta Cina bernama

Hwining

, yang menerjemahkan salah satu

kitab agama Buddha ke dalam Bahasa Cina.

Ia bekerjasama dengan pendeta Jawa

bernama

Janabadra

. Kitab terjemahan itu

(72)

Prasasti Tuk

Mas

Prasasti Tuk Mas (harafiah berarti "mata air emas")

ditemukan di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag,

Magelang.

• Prasasti Tuk Mas dipahat dengan aksara Pallawa dan dalam bahasa Sanskerta. berasal dari sekitar abad ke-6 hingga abad ke-7 M.

(73)

Kerajaan Medang

(Mataram kuno)

Sumber adanya kerajaan Mataram kuno didapat

dari peninggalan tertulis, di antaranya Prasasti

Canggal (732 M), Prasasti Kalasan (778 M),

Prasasti Karang Tengah (824 M), Prasasti

Argapura (863 M), dan Prasasti Kedu (907 M).

Dari dongeng yaitu Babad Parahyangan

Dibagi menjadi dua wilayah , Medang di Jawa

Tengah dan Medang di Jawa Timur

Diperintah oleh dua dinasti yang berbeda agama

Hindu (Sanjaya) dan Budha (Syailendra)

(74)
(75)

Wangsa Sanjaya

Prasasti canggal yang ditemukan di candi

gunung Wukir memberi gambaran cukup

jelas tentang kehidupan di kerajaan

mataram kuno

Mataram kuno didirikan oleh raja Sanna,

kemudian dilanjutkan oleh Sanjaya

Prasasti balitung menyebutkan Sanjaya

sebagai pendiri dinasti/wangsa Sanjaya

Tahun 717 M, Sanjaya menjadi Raja

(76)

Prasasti Canggal

Bait 1 : Pembangunan lingga oleh Raja Sanjaya di atas gunung

Bait 2-6 : Pujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Brahma, dan Dewa Wisnu

Bait 7 : Pulau Jawa yang sangat makmur, kaya akan tambang emas dan banyak menghasilkan padi. Di pulau itu didirikan candi Siwa demi kebahagiaan penduduk dengan bantuan dari penduduk

Kunjarakunjadesa

Bait 8-9 : Pulau Jawa yang dahulu

diperintah oleh raja Sanna, yang sangat bijaksana, adil dalam tindakannya, perwira dalam peperangan, bermurah hati kepada rakyatnya. Ketika wafat Negara berkabung, sedih kehilangan pelindung

Bait 10-11 : Pengganti raja Sanna yaitu putranya bernama Sanjaya yang

diibaratkan dengan matahari. Kekuasaan tidak langsung diserahkan kepadanya oleh raja Sanna tetapi melalui kakak

perempuannya (Sannaha)

Bait 12 : Kesejahteraan, keamanan, dan ketentraman Negara. Rakyat dapat tidur di tengah jalan, tidak usah takut akan pencuri dan penyamun atau akan terjadinya

(77)

Wangsa Sanjaya

Di masa wangsa Sanjaya, agama Hindu

menjadi agama negara

Bahkan raja selalu mengundang pendeta

Hindu dari India untuk mengajar agama

Hindu

Candi dibangun sebagai tempat beribadah

yang kebanyakan berciri Siwa, karena di

salah satu candi terdapat arca sapi.

(78)

Wangsa Syailendra

Rakai panangkaran beragama Budha, sehingga ia

membangun beberapa candi sebagai tempat

ibadahnya. Candi sewu, candi plaosan, candi Kalasan.

Setelah Panangkaran, kekuasaannya dilanjutkan oleh

Rakai Warak dan Rakai Garung

Pemegang kuasa selanjutnya adalah Rakai Pikatan

yang beragama Hindu

Di masa Pikatan ada usaha untuk merekonsiliasi

hubungan dua dinasti ini dengan menikahi

(79)

Memutar searah jarum

jam plaosam. Sewu,

(80)

Usaha kembalinya Wangsa

Sanjaya

Setelah Samaratungga (ayah Pramodawardhani)

wafat ternyata tahta tidak diberikan kepada Pikatan

melainkan kepada anak tirinya Balaputradewa

Menurut prasasti ratu boko terjadi perang antara

keduanya yang mengakibatkan Balaputradewa lari

ke Sumatra, dan kemudian menjadi raja

menggantikan Dapunta Hyang

Setelah perang usai Pikatan berusaha

mengembalikan kehidupan mataram menjadi normal

dengan toleransinya

Dibangunlah candi prambanan di bekas wilayah

(81)
(82)
(83)

Raja-Raja Mataram

• Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang

• Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa

Syailendra

• Rakai Panunggalan alias Dharanindra

• Rakai Warak alias Samaragrawira

• Rakai Garung alias Samaratungga

• Rakai Pikatan suami

Pramodawardhani, awal

kebangkitan Wangsa Sanjaya

Rakai Kayuwangi

alias Dyah Lokapala

Rakai Watuhumalang

RakaiWatukura Dyah

Balitung

Mpu Daksa

Rakai Layang Dyah

Tulodong

Rakai Sumba Dyah

(84)

Akhir Kerajaan Medang

Sepeninggal Dyah Balitung, Mataram Kuno

mengalami kemunduran dan berturut-turut

diperintah oleh raja-raja yang lemah

Raja Dyah Wawa memiliki perdana menteri

sekaligus menantunya bernama Mpu Sindok yang

pada akhirnya mengambil alih tahta dan

memindahkan ibu kota kerajaan ke Jawa Timur.

Setelah itu, riwayat Kerajaan Mataram Kuno

berakhir.

(85)
(86)
(87)
(88)

Kerajaan Medang Kamulan

Diperkirakan letaknya di Jawa Timur,

muara Sungai Brantas

Didirikan oleh Mpu Sindok, wilayahnya

mencakup hampir seluruh jawa timur

Sumber sejarah kerajaan Medang Kamulan

Prasasti Mpu Sindok (933 M),

menerangkan bahwa Mpu Sindok menjadi

raja dan

Prasasti Kalkuta (951 M), berasal dari Raja

(89)

Kerajaan Medang Kamulan

Prasasti Pucangan, diketahui raja lain yang

terkenal sebagai pengganti Mpu Sindok,

Dharmawangsa Teguh

Dari prasasti Pucangan juga didapat informasi

bahwa Mataram Kuno diserang oleh Wura

Wari (disebut peristiwa Pralaya), dalam

penyerangan itu Dharmawangsa Teguh tewas

Menantunya, Airlangga dan Narottama

(90)

Kerajaan Medang Kamulan

Tahun 1019, Airlangga berhasil kembali

menjadi raja Medang

Tahun 1029, Airlangga mengalahkan Waratan

Tahun 1032 Wura Wuri berhasil dikalahkan

Airlangga

Airlangga mengangkat putrinya, Sanggrama

Wijayatunggadewi menjadi raja, namun ia

menolak dan memilih jadi pertapa

Tahun 1044 Airlangga memecah kerajaannya

(91)

Kehidupan ekonomi sosial

budaya

Ekonomi Sosial Budaya dan Agama

Perdagangan dan

pelayaran Masyarakat Medang Kamulan tersusun dalam sebuah hirarkis

Kebudayaan di masa ini sudah berkembang dengan baik

Komoditasnya Porselen, beras, daging, dan kayu

Birokrasi kerajaan berjalan sesuai, dengan tugasnya

Terdapat desa yang bebas pajak disebut tanah perdikan/sima Pembangunan

bendungan untuk irigasi dan tempat memelihara ikan

Pada umumnya masyarakat nya adalah petani,

(92)

Dalam babad parahyangan dikisahkan bahwa

wilayah Medang mencapai Kamboja setelah

mengalahkan kerajaan Chenla

Jayawarman (raja Chenla) dibawa ke Jawa

menjadi tawanan, namun kemudian diberi

sebidang tanah di Jawa

Tidak diduga, ternyata keluarga Jayawarman

menjadi lebih berpengaruh dari Sanjaya bahkan

menjadi penguasa melahirkan dinasti

Syailendra

(93)

Dua dinasti akhirnya dipersatukan dengan

pernikahan antara Rakai Pikatan dari Dinasti

Sanjaya yang beragama Hindu dengan

Pramodhawardhani dari Dinasti Syailendra yang

beragama Buddha

Kemudian Pikatan memengaruhi sang istri untuk

merebut tahta dari Balaputeradewa (adik

Pramodhawardani). Sehingga terjadilah perang

saudara yang berakibat mundurnya Balaputradewa

ke Sriwijaya. Dinasti Sanjaya pun kembali berkuasa

penuh

(94)

Raja yang memerintah

Medang

1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang

2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa

Syailendra

3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra

4. Rakai Warak alias Samaragrawira

5. Rakai Garung alias Samaratungga

6. Rakai Pikatan suami

Pramodawardhani, awal

kebangkitan Wangsa Sanjaya

7. Rakai Kayuwangi alias

Dyah Lokapala

8. Rakai Watuhumalang

9. Rakai Watukura Dyah

Balitung

10.Mpu Daksa

11.Rakai Layang Dyah

Tulodong

12.Rakai Sumba Dyah Wawa

13.Mpu Sindok, awal

periode Jawa Timur

(95)

Kerajaan Medang Kamulan,

Kahuripan, dan Kediri

Riwayat Kerajaan Mataram Kuno berakhir setelah Mpu

Senduk mengambil alih tahta dan memindahkan ibu kota

kerajaan ke Medang Kamulan.

Sebagai raja, Mpu Senduk diberi gelar Sri Isyana,

sehingga keluarganya disebut Dinasti Isyana

Selanjutnya, Medang Kamulan diperintah oleh cucu Mpu

Senduk yang bernama Dharmawangsa.

Karena ingin menguasai jalur perdagangan di Selat

Malaka, maka pada tahun 1003 Dharmawangsa

menyerang Kerajaan Sriwijaya.

Namun serangan tersebut tidak berhasil, bahkan

(96)

Kahuripan

Ketika Medang Kamulan diserang oleh Kerajaan

Sriwijaya, menantu Dharmawangsa yang

bernama Airlangga berhasil melarikan diri ke

hutan bersama pengikutnya yang setia,

Narottama.

Setelah hidup mengembara di hutan dan

mendapat gemblengan dari para brahmana,

pada tahun 1019 Airlangga dinobatkan menjadi

raja.

Selanjutnya dia memindahkan ibu kota kerajaan

ke Kahuripan. Sampai pada akhirnya,

pemerintahan dinasti berakhir.

(97)

Kerajaan Medang Kamulan

Untuk menghindari perang saudara, kerajaan

dibagi dua untuk dua putra Airlangga, yakni

Kerajaan Kahuripan dengan ibu kota Janggala

dan Kerajaan Kediri dengan ibu kota Daha.

Raja Kahuripan adalah Mapanji Garasakan dan

raja Kediri yaitu Sri Samarawijaya. Kemudian,

keduanya terlibat perang saudara.

Perang saudara tersebut tampaknya berlangsung

hingga bertahun-tahun. Terbukti setelah itu, tidak

ada lagi prasasti atau sumber berita yang

(98)

Kediri

Pada tahun 1116 di Kediri muncul seorang

raja bernama Sri Bameswara yang

memerintah hingga tahun 1134.

Sri Bameswara kemudian digantikan oleh

Raja Jayabaya memerintah hingga tahun

1159 M.

Setelah itu, berturut-turut Kediri diperintah

oleh Sri Sarweswara (1159–1170), Sri

(99)
(100)

Kediri

Tahun 1185, Kertajaya naik tahta

menggantikan Sri Kameswara.

Pada masa pemerintahannya, terjadi

pertentangan antara dirinya dengan para

brahmana.

Pertentangan terjadi karena Kertajaya

ingin disembah sebagai dewa, sehingga

para brahmana marah dan

(101)

Kediri

Kemudian para brahmana melarikan diri ke

Tumapel.

Mereka meminta perlindungan kepada bupati

Tumapel yang saat itu dijabat oleh Ken Arok.

Ken Arok kemudian melindungi para brahmana

dan hal tersebut membuat Raja Kertajaya murka.

Maka pada tahun 1222, Raja Kertajaya pun

menyerang Tumapel. Dalam sebuah pertempuran

di Kota Ganter, Raja Kertajaya terbunuh.

(102)

Kadiri/Kediri

Hinduized kingdom in eastern Java, established about the 11th

century. Little is known of the kingdom. According to the

Pararaton

(“Book of Kings”), a mighty king of eastern Java,

Airlangga, divided his kingdom between his two sons before he

died in 1049: the western part was called Kaḍiri, or Panjalu, with

Daha as its capital, while the eastern part was called Janggala.

Jayabhaya of Kaḍiri (reigned 1135–57) successfully annexed

Janggala. Jayabhaya and succeeding kings of Kaḍiri expanded

their territories to non-Javanese areas, including coastal areas of

Borneo and the island of Bali. Kaḍiri could not control Sumatra,

however, because the Śrivijaya empire, though by now in decline,

was still predominant in the region.

The last king of Kaḍiri was Kertajaya, who reduced the power of

the Brahmans and hence came into conflict with them. A rebel,

Ken Angrok, later the king of Singhasāri, made a secret

agreement with the Brahmans and in 1222 defeated Kertajaya at

Ganter. In the place of Kaḍiri, the kingdom of Singhasāri was

(103)

Raja-Raja Kadiri/Kediri

Kadiri

Samarawijaya (1042-....)

Linggajaya (1052)

Jayawarsa (1104)

Bameswara (1117-1130)

Jayabhaya (1135-1159)

Sarweswara (1159-1169)

Aryeswara (1169-1171)

Gandra (1171-1182)

Kameswara (1185), mempersatukan kembali Kadiri dan

Panjalu

(104)

Kerajaan Singasari

Pasca runtuhnya Kediri, di Jawa tidak ada

kerajaan

Hal ini dilihat Ken Arok sebagai kesempatan

dan menjadi raja Singasari yang pertama

Sebelum menjadi raja, Ken Arok menduduki

jabatan bupati Tumapel setelah membunuh

bupati Tumapel sebelumnya, yakni Tunggul

Ametung

(105)

Singasari

Saat dinikahi oleh Ken Arok, Ken Dedes sedang

mengandungmtiga bulan dari hasil perkawinan

sebelumnya dengan Tunggul Ametung.

Kemudian, Ken Dedes melahirkan anak tersebut

dan diberi nama Anusapati.

Kemudian dari pernikahannya dengan Ken Arok,

Ken Dedes melahirkan Mahisa Wong Ateleng.

Selanjutnya, Ken Arok menikah lagi dengan Ken

(106)
(107)

Singhasari di ensiklopedia Britannica

kingdom based in eastern Java that emerged in the first half of

the 13th century after the decline of the kingdom of Kaḍiri.

Singhasāri's first king, Ken Angrok (or Ken Arok), defeated the

king of Kaḍiri, Kertajaya, in 1222.

The last king of Singhasāri, Kertanagara (

q.v.;

1268–92), was

able to unite eastern Java temporarily. Toward the end of

Kertanagara's reign, Kublai Khan, the great khan of the Mongols

and the emperor of China, sent an envoy to Singhasāri

demanding homage, but Kertanagara refused and even insulted

Kublai's ambassador.

Soon thereafter the ruler of Kaḍiri, Jayakatwang, rebelled

against Singhasāri and killed Kertanagara, thus ending the

period of Singhasāri dominion. The temples built during

Singhasāri's rule are considered great examples of

Hindu-Javanese arts; they mark the gradual transformation of Hindu

architecture into Javanese forms and also reflect the increasing

syncretism of Hinduism and Buddhism, which culminated in

(108)

Raja-raja Singhasari

Versi Pararaton

adalah:

Ken Arok alias Rajasa

Sang Amurwabhumi

(1222 - 1247)

Anusapati (1247 - 1249)

Tohjaya (1249 - 1250)

Ranggawuni alias

Wisnuwardhana (1250 -

1272)

Kertanagara (1272 -

1292)

Versi

Nagarakretagama

adalah:

Rangga Rajasa Sang

Girinathaputra (1222 -

1227)

Anusapati (1227 - 1248)

Wisnuwardhana (1248 -

1254)

(109)

Silsilah

raja

Singas

(110)

Candi Singasari

Diduga

sebagai

tempat

pemuliaa

n

(111)
(112)

Sunda Pakuan Pajajaran

Informasi mengenai kerajaan Sunda diperoleh

melalui prasasti

rakryan juru penghambat

(932M), memuat berita tentang pengembalian

kekuasaan kerajaan Sunda

Disebutkan juga dalam prasasti Sang Hyang

Tapak(1030 M), menuliskan rasa terima kasih

raja kepada prajurit sunda yang berhasil

mengalahkan Svarnabhumi (Sumatra)

Kerajaan Sunda merupakan kerajaan bercorak

(113)

Catatan sejarah dari Cina

Orang-orang tinggal di sepanjang pantai. Orang-orang

tersebut bekerja dalam bidang pertanian,

rumah-rumah mereka dibangun diatas tiang (rumah-rumah

panggung) dan dengan atap jerami dengan daun

pohon kelapa dan dinding-dindingnya dibuat dengan

papan kayu yang diikat dengan rotan. Laki-laki dan

perempuan membungkus pinggangnya dengan

sepotong kain katun, dan memotong rambut mereka

sampai panjangnya setengah inci. Lada yang tumbuh

di bukit (negeri ini) bijinya kecil, tetapi berat dan lebih

tinggi kualitasnya dari Ta-pan (Tuban, Jawa Timur).

(114)

Buku perjalanan Cina 

Shunfeng

xiangsong

 dari sekitar 1430

"Dalam perjalanan ke arah timur dari

Shun-t'a, sepanjang pantai utara Jawa, kapal

dikemudikan 97 1/2 derajat selama tiga jam

untuk mencapai Kalapa, mereka kemudian

mengikuti pantai (melewati Tanjung

Indramayu), akhirnya dikemudikan 187

derajat selama empat jam untuk mencapai

Cirebon. Kapal dari Banten berjalan ke arah

timur sepanjang pantai utara Jawa,

(115)

Catatan sejarah dari Eropa

Tome Pires

Dalam bukunya 

Suma Oriental

 (1513 -

1515)

"Beberapa orang menegaskan bahwa

kerajaan Sunda luasnya setengah

dari seluruh pulau Jawa; sebagian

lagi mengatakan bahwa Kerajaan

Sunda luasnya sepertiga dari pulau

Jawa dan ditambah

(116)

Kerajaan Sunda merupakan pelanjut

kekuasaan Tarumanegara

Wilayah kekuasaannya membentang di seluruh

jawa bagian barat

Pada awalnya Sunda adalah kerajaan yang

berbeda dengan Galuh, namun kemudian dua

kerajaan ini bersatu menjadi Sunda Galuh

Pajajaran memiliki hubungan luar negeri

(117)

Peristiwa yang terjadi

Peristiwa Bubat

Perjanjian Padrao antara portugis dan

Pajajaran, Portugis diijinkan untuk

membangun benteng di sunda

kalapa

Jatuhnya Sunda Kelapa ke kerajaan

(118)

Padrao Portugis

Pajajaran

• Padrao ini terbuat dari batu setinggi 165 cm. Di bagian atas prasasti ini terdapat gambar bola dunia

(armillarium) dengan garis khatulistiwa dan lima garis lintang sejajar. Lambang ini sering digunakan pada masa

pemerintahan Raja Manuel I dan João III dari Portugal. Di atas lambang tersebut terdapat gambar trefoil kecil, yaitu

tumbuhan dengan tiga daun.

• Pada baris pertama tulisan prasasti tersebut terdapat lambang salib, dan di bawahnya terdapat tulisan DSPOR yang merupakan singkatan dari Do Senhario de Portugal (penguasa Portugal). Pada kedua baris berikutnya terdapat tulisan ESFERЯa/Mo yang merupakan singkatan dari Esfera do Mundo (bola dunia) atau

(119)

Prasasti Kawali

Teks di bagian muka:

• Inilah jejak (tapak) (di) Kawali (dari) tapa beliau Yang Mulia Prabu Raja Wastu (yang) mendirikan pertahanan

(bertahta di) Kawali, yang telah memperindah kedaton

Surawisesa, yang membuat parit pertahanan di sekeliling wilayah kerajaan, yang

memakmurkan seluruh

pemukiman. Kepada yang akan datang, hendaknya menerapkan keselamatan sebagai landasan kemenangan hidup di dunia.

Teks di bagian tepi tebal:

(120)

Raja-Raja Sunda

• Tarusbawa (menantu

Linggawarman, 669 - 723) • Harisdarma, atawa Sanjaya

(menantu Tarusbawa, 723 - 732) • Tamperan Barmawijaya (732 -

739)

• Rakeyan Banga (739 - 766) • Rakeyan Medang Prabu

Hulukujang (766 - 783) • Prabu Gilingwesi (menantu

Rakeyan Medang Prabu Hulukujang, 783 - 795) • Pucukbumi Darmeswara

(menantu Prabu Gilingwesi, 795 - 819)

• Rakeyan Wuwus Prabu Gajah Kulon (819 - 891)

• Prabu Darmaraksa (adik ipar Rakeyan Wuwus, 891 - 895)

• Windusakti Prabu Déwageng (895 - 913)

• Rakeyan Kamuning Gading Prabu Pucukwesi (913 - 916)

• Rakeyan Jayagiri (menantu Rakeyan Kamuning Gading, 916 – 942)

• Atmayadarma Hariwangsa (942 - 954)

• Limbur Kancana (putera Rakeyan Kamuning Gading, 954 - 964)

• Munding Ganawirya (964 - 973)

• Rakeyan Wulung Gadung (973 - 989)

• Brajawisésa (989 - 1012)

• Déwa Sanghyang (1012 - 1019)

• Sanghyang Ageng (1019 - 1030)

(121)

Raja-Raja Sunda

• Darmaraja (Sang Mokténg Winduraja, 1042 - 1065)

• Langlangbumi (Sang Mokténg Kerta, 1065 - 1155)

• Rakeyan Jayagiri Prabu Ménakluhur (1155 - 1157)

• Darmakusuma (Sang Mokténg Winduraja, 1157 - 1175)

• Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu (1175 - 1297)

• Ragasuci (Sang Mokténg Taman, 1297 - 1303)

• Citraganda (Sang Mokténg Tanjung, 1303 - 1311)

• Prabu Linggadéwata (1311-1333) • Prabu Ajiguna Linggawisésa

(1333-1340)

• Prabu Ragamulya Luhurprabawa (1340-1350)

• Prabu Maharaja

Linggabuanawisésa (yang gugur dalam Perang Bubat, 1350-1357)

• Prabu Bunisora (1357-1371)

• Prabu Niskalawastukancana

(1371-1475)

• Prabu Susuktunggal (1475-1482)

• Jayadéwata (Sri Baduga

Maharaja, 1482-1521)

• Prabu Surawisésa (1521-1535)

• Prabu Déwatabuanawisésa

(1535-1543)

• Prabu Sakti (1543-1551)

• Prabu Nilakéndra (1551-1567)

• Prabu Ragamulya atau Prabu

(122)

Tidak diketahui dengan pasti

penyebab kemunduran pajajaran.

Namun ada yang berpendapat

(123)
(124)
(125)

Majapahit Empire

The last Indianized kingdom in Indonesia; based in

eastern Java, it existed between the 13th and 16th

centuries. The founder of the empire was Vijaya, a

prince of Singhasāri (

q.v.

), who escaped when

Jayakatwang, the ruler of Kaḍiri, seized the palace.

In 1292 Mongol troops came to Java to avenge an

insult to the emperor of China, Kublai Khan, by

Kertanagara, the king of Singhasāri, who had been

replaced by Jayakatwang. Vijaya collaborated with

Mongol troops in defeating Jayakatwang; Vijaya

(126)

• Under his rule the new kingdom, Majapahit, successfully controlled Bali, Madura, Malayu, and Tanjungpura. The power of Majapahit reached its height in the mid-14th century under the leadership of King Hayam Wuruk and his prime minister, Gajah Mada. Some

scholars have argued that the territories of Majapahit covered present-day Indonesia and part of Malaysia, but others maintain that its territory was confined to eastern Java and Bali.

• Nonetheless, Majapahit became a significant power in the region, maintaining regular relations with China, Champa, Cambodia,

Annam, and Siam (Thailand). The golden era of Majapahit was short-lived; the empire began to decline after the death of Gajah Mada in 1364, and it was further weakened after the death of Hayam Wuruk in 1389. The spread of Islām and the rise of the

(127)

RAJA RAJA MAJAPAHIT

Nama Raja Gelar Tahun

Raden Wijaya Kertarajasa Jayawardhana 1293 - 1309

Kalagamet Sri Jayanagara 1309 - 1328

Sri Gitarja Tribhuwana

Wijayatunggadewi 1328 - 1350

Hayam Wuruk Sri Rajasanagara 1350 - 1389

Wikramawardhana 1389 - 1429

Suhita Dyah Ayu Kencana Wungu 1429 - 1447

Kertawijaya Brawijaya I 1447 - 1451

Rajasawardhana Brawijaya II 1451 - 1453

Purwawisesa atau

Girishawardhana Brawijaya III 1456 - 1466

Bhre Pandansalas, atau

Suraprabhawa Brawijaya IV 1466 - 1468

Bhre Kertabumi Brawijaya V 1468 - 1478

Girindrawardhana Brawijaya VI 1478 - 1498

(128)

5 Raja Majapahit

Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya),

dengan muslihatnya berhasil mengambil alih

kuasa dari Jayakatwang dan menjadi raja

Majapahit pertama

Sri Jayanagara, pada masa beliau terjadi

pemberontakan dari orang-orang dekat Raden

Wijaya yang merasa tidak puas, Ronggolawe,

Lembu Sora, Nambi, Semi dan Kuti. Bahkan

membuat raja harus mengungsi keluar istana.

Dimasa sulit seperti ini muncullah tokoh Gajah

Mada yang berhasil mengalahkan Kuti dan

(129)

Tribhuwana Wijayatunggadewi, pada

masanya juga terjadi pemberontakan di

Sadeng dan Keta, namun berhasil ditumpas

oleh Gajah Mada. Setelah peristiwa tersebut

Gajah Mada mencetuskan sumpahnya,

Sumpah Palapa/Tan Amukti Palapa

Hayam Wuruk/ Sri Rajasanagara, pada

masanya Majapahit mencapai puncak

kejayaan, namun ada peristiwa Bubat yang

membuat Gajah Mada dan Hayam Wuruk

(130)

Wikramawardhana, suami dari

Kusumawardhani (putri Hayam

Wuruk). Pada masa pemerintahannya

terjadi Perang Paregreg, perang yang

terjadi untuk memperebutkan

(131)

Penyebab Kemunduran

Majapahit

Mundurnya Gajah Mada

Pertentangan antar kerabat dalam

kerajaan

(132)

Peninggalan Majapahit

Kitab Negarakertagama,ditulis oleh

Mpu Prapanca berkisah tentang

kerajaan Singhasari hingga masa

pemerintahan Hayam Wuruk

Kitab Sutasoma, ditulis oleh Mpu

Tantular, salah satu baitnya menjadi

semboyan pancasila, Bhinneka

Tunggal Ika. Kitab ini banyak

(133)

Kerajaan Bali

Berita yang cukup tentang Pulau Bali adalah prasasti

yang berangka 881 M. Bahasa yang di pakai

adalah Bahasa Bali Kuno. Ada juga prasasti yang tertulis

dalam bahasa Sanskerta.

Pada abad ke- 11 sudah ada berita dari Cina yang

menjelaskan tentang tanah 

Po-Li

 ( Bali ). Berita Cina itu

menyebutkan bahwa adat istiadat penduduk di tanah 

Po-Li

 hampir sama dengan masyarakat 

Ho-ling

(Kalingga).

Penduduknya menulis di atas daun lontar. Bila orang

meninggal, mulutnya di masukan emas kemudian

dibakar. Adat semacam ini masih berlangsung di Bali.

Adat itu dinamakan''Ngaben''.

Salah satu keluarga terkenal yang memerintah Bali

adalah Wangsa Warmadewa. Hal itu dapat diketahui

dari Prasati Sanur berangka 914 ditemukan di Desa

Blanjong, dekat Sanur,Denpasar, Bali. Tulisannya

bertulisan Nagari(India), dan sebagian

berbahasa Sanskerta. Diberitakan bahwa raja yang

(134)

Raja-raja Bali

Berikut adalah raja-raja yang dianggap termasuk dalam wangsa (dinasti) Warmadewa

Sri Kesari Warmadewa (circa 914)

Sang Ratu Ugrasena (915 M- 942 M)

Sri Tabanendra Warmadewa (943 M - 961 M)

Candra-bhaya-singha-Warmadewa (circa 962)- 975 M)

• Janasadu Warmadewa (ca. 975) ( 975 M -988 M)

Udayana Warmadewa (989 M - 910 M)

Dharmawangsa Warmadewa (memerintah Medang)

Airlangga (991-1049, penguasa Kerajaan Kahuripan)

• Anak Wungsu (1049- ? )

Terdapat pula "cabang" dari wangsa Warmadewa yang dikenal sebagai wangsa Jaya, dengan dua penguasa: :

• Jayasakti (memerintah 1146-1151)

(135)

Kerajaan Bali

Lahirnya kerajaan Bali berbarengan dengan masa jaya

kerajaan Mataram Hindu

Salah satu raja di Medang Kamulan, Airlangga, berasal

dari Bali

Raja Bali yang terakhir adalah

Paduka Bhatara

Parameswara Sri Hyang ning Hyang

Adedewalancana (

1260-1324

)

.

Tahun 1282, Bali diserang oleh raja Singasari,

Kertanegara. Setelah itu Bali berada dalam kekuasaan

Majapahit.

Pada masa runtuhnya Majapahit banyak bangsawan,

(136)

PENINGGALAN KERAJAAN

HINDU/BUDHA DI

(137)

Candi

• Candi berfungsi

sebagai monumen Tiga bagian candi

• Bagian bawah

merupakan

lambang bhurloka

(alam manusia),

• bagian tengah

menggambarkan

bhuvarloka (alam kematian),

• dan bagian atap

melambangkan

(138)

Ciri Candi

Candi candi yang ada di Jawa Tengah bagian selatan

biasanya berbentuk melingkar, di mana candi-candi

kecil melingkari candi utama yang besar. Ini

menggambarkan susunan masyarakat yang

menempatkan raja sebagai pusat kekuasaan

Candi-candi yang ada di Jawa Tengah bagian utara

(139)
(140)

Candi-candi di Jawa Timur biasanya

menempatkan candi utama yang

(141)

Gambar

Gambar belum ditemuka

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Adapun ruang lingkup dari kesepakatan ini adalah tercapainya kerja sama ekonomi internasional (PTA/FTA/CEPA, Bilateral, Regional dan Sub Regional, serta Multilateral),

225 SOAS - School of Oriental and African Studies, University of London Britania Raya 226 Massachusetts Institute of Technology Amerika Serikat. 227 Harvard University

Oleh karena itu maka direncanakanlah bangunan pengaman pantai tipe groin yang berfungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai, sehingga bisa mengurangi /

dan padat, Pengisian data Statistik, Laporan Pemakaian Anggaran Belanja Tahunan (ABT), Laporan Data Jumlah Realisasi Ekspor, Laporan Tenaga Kerja Asing, Laporan

Guru meminta siswa bersama kelompoknya mencari informasi dari surat kabar bekas atau majalah bekas contoh peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan mengidentifikasi

Mengetahui Kelengkapan otentifikasi data dokumen rekam medis rawat inap pada penyakit hernia periode triwulan 1 tahun 2014 di RSUD Sunan Kalijaga Demak..

Salah satu pemodelan yang dapat digunakan untuk menganalisis data runtun waktu spasial adalah model generalized space time autoregressive (GSTAR) dengan asumsi eror