LAHIRNYA PENGARUH
HINDU/BUDHA di
NUSANTARA
Perkembangan Agama
Hindu dan Budha di
Hinduisme
•
Agama Hindu muncul di India kira –
kira 1500 SM
•
Berasal dari percampuran bangsa
Dravida (yang lebih dulu menetap di
India) dan Bangsa Arya (pendatang
yang mendesak Dravida)
•
Jadi
agama
Hindu
merupakan
Kitab Agama Hindu
kitab sucinya Weda, Brahmana dan Upanisad
1. Brahmana, kitab yang disusun oleh kaum
brahmana
2. Upanisad, bagian dari weda berisi ajaran filsafat,
meditasi serta konsep ketuhanan.
3. Weda :
•
a. Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa.
•
b. Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci
yang slokanya diambil dari Reg Weda
•
c. Yayur-Weda, berisi penjelasan tentang
sloka-sloka yang diambil dari Reg-Weda.
•
d. Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk
Dewa-Dewa Hindu
•
a. Dewa Brahma, tugas menciptakan
alam semesta
•
b. Dewa Wisnu, dewa pemeliharaan
alam semesta
•
c. Dewa Syiwa, dewa yang
Konsep Ajaran Hindu
•
Agama Hindu mengajarkan bahwa dalam
kehidupan di dunia, manusia dalam keadaan
samsara (punarbawa) sebagai akibat dari
perbuatan pada masa sebelumnya (karma).
•
Manusia yang meninggal akan ber-reinkarnasi
(lahir kembali), sehingga mempunyai
kesempatan untuk memperbaiki hidup.
•
Setelah mencapai
moksa
(lepas dari
Kasta/Pengkelasan Masyarakat
dalam Hindu
•
Kasta Brahmana : terdiri atas para
pemimpin agama atau pendeta
•
Kasta Ksatria : terdiri atas para
bangsawan, raja dan keturunannya
serta prajurit pemerintahan.
•
Kasta Waisya : terdiri atas para
pengusaha dan pedagang.
•
Kasta Sudra : terdiri atas para petani,
Budhisme
•
Kelahiran agama Budha ini merupakan
reaksi terhadap agama Hindu
•
Munculnya agama Budha di India,
dipelopori oleh Sidharta Gautama
•
lahir pada tahun 563 SM, beliau putra dari
Raja Sudodana dari kerajaan Kosala di
Kapilawastu
•
Sidharta sejak kecil dididik dalam
kemewahan istana, tidak diperbolehkan
melihat hal-hal yang tidak menyenangkan
•
Pada suatu hari tanpa sepengetahuan
keluarga istana, Sidharta berjalan-jalan
keluar istana dan melihat kenyataan hidup
manusia
•
Melihat orang sakit, meninggalnya
•
Sidharta bertekad untuk menjadi pertapa
agar menemukan jawaban dari segala
sesuatunya
•
Menuju ke tengah hutan di Bodh Gaya. Ia
bertapa di bawah pohon dan mendapatkan
bodhi, yaitu semacam penerangan atau
kesadaran yang sempurna
•
Sejak peristiwa pada tahun 531 SM itu, dalam
AJARAN BUDHA
•
Dalam ajaran Budha manusia akan
lahir berkali-kali (reinkarnasi), hidup
adalah samsara.
•
Samsara disebabkan karena adanya
hasrat atau nafsu akan kehidupan.
•
Penderitaan dapat dihentikan dengan
•
a. Mempunyai pemandangan (ajaran) yang
benar.
•
b. Mempunyai niat atau sikap yang benar.
•
c. Berbicara yang benar.
•
d. Berbuat atau bertingkah laku yang benar.
•
e. Mempunyai penghidupan yang benar.
•
f. Berusaha yang benar.
Kitab Budha
•
Kitab suci agama Budha disebut Tripitaka
(tiga keranjang), yang terdiri atas :
Winayapitaka,
Sutrantapitaka
dan
Abdidarmapitaka
•
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Pali
•
Agama
Budha
mencapai
puncak
Vinaya pitaka di India (kiri atas)
Patung budha di Sri lanka (kanan atas)
Aliran Agama Budha
•
Dalamperkembangannya agama Budha pecah
menjadi dua aliran,yaitu :
•
a. Budha Mahayana (kendaraan besar), artinya
jika seorang telah dapat mencapai nirwana,
hendaklah memikirkan orang lain yang masih
dalam kegelapan (bersifat terbuka).
•
b. Budha Therawadha atau Budha Hinayana
(kendaraan kecil), artinya yang penting
Tempat-tempat
suci agama Budha
a. Taman
Lumbini di
Kapilawast
u, tempat
kelahiran
Sang
Budha.
Sang
Budha
Bodh-Gaya
,
tempat Sang
Budha
mendapat
penerangan,
kesadaran
Sarnath di
dekat
-Benares,
tempat
Sang Budha
pertama
kali
Kusinagara,
tempat
Sang
Budha
TEORI MASUKNYA HINDU/BUDHA
DI NUSANTARA
TEORI
BRAHMANA
TEORI KSATRYA
TEORI ARUS
BALIK
KESIMPULAN
SELANJUTNYA
TEORI BRAHMANA
•
Teori Brahmana, mengatakan bahwa yang
membawa agama Hindu ke Indonesia adalah
orang-orang Hindu berkasta brahmana.
•
Para brahmana yang datang ke Indonesia
merupakan tamu undangan dari raja-raja
penganut agama tradisonal di Indonesia. Ketika
tiba di Indonesia, para brahmana ini akhirnya
ikut menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
•
Ilmuan yang mengusung teori ini adalah
Van
Leur
TEORI WAISYA
•
Teori Waisya menyatakan bahwa
pembawa dan penyebar
Hinduisme ke Indonesia adalah
para pedagang
•
Tapi mereka bukanlah penyebar
langsung, melainkan kaum
brahmana menumpang di
kapal-kapal dagang milik kaum waisya
•
Teori ini dibuat
N.J. Krom
Teori Ksatrya
•
Teori Ksatria, mengatakan bahwa
proses kedatangan agama Hindu
ke Indonesia dilangsungkan oleh
para ksatria, yakni golongan
bangsawan dan prajurit perang
oleh Ilmuan yang mengusung
teori ini adalah
C.C. Berg
dan
Mookerji
Teori Arus Balik
•
Teori Arus Balik,
mengatakan bahwa
yang telah berperan
dalam
menyebarkan Hindu
di Indonesia adalah
orang
Indonesia
sendiri.
•
Teori ini diusung
oleh
F.D.K. Bosch
.
KESIMPULAN
•
teori waisya (para pedagang) tentu tidak menguasai
upacara secara Hindu. Pada prasasti Kutai jelas
disebutkan adanya upacara yang dipimpin para
brahmana dengan kurban.
•
Teori Kesatria juga tidak ada bukti sejarah kalau
terjadi ekspansi tentara India ke Indonesia
•
Kemungkinan yang terjadi adalah peran kaum
brahmana (teori brahmana) dan juga teori arus
balik.
•
Karena setelah belajar ke India, orang-orang
Indonesia menyebarkan agama dan kebudayaannya
setelah kembali ke Indonesia
Peta Perdagangan Sebelum abad VIII M
Perkembangan Kerajaan
Hindu/Budha di Nusantara
KUTAI
TARUMANEGARA
KALING
KANJURUHAN
SRIWIJAYA
MEDANG
KEDIRI
SINGHASARI
MAJAPAHIT
Kutai
•
Saat ini terletak di Propinsi Kalimantan Timur. Bekas pusat
Kerajaan Kutai diperkirakan berada di tepi sungai Mahakam
•
Raja pertama yang memerintah Kutai bernama Kudungga
•
Raja Kudungga memiliki putra bernama Aswawarman.
•
Setelah Raja Aswawarman, Kutai diperintah oleh
Mulawarman, putranya pada abad ke-4
•
Raja Mulawarman disebutkan sebagai seorang raja besar
yang sangat mulia dan baik budinya. Pada masa
pemerintahan Mulawarman, Kutai merupakan kerajaan
yang kaya dan makmur. Sang Raja memberikan 20.000 ekor
sapi kepada para Brahmana
•
Pada abad ke-16, kerajaan Hindu tertua di Nusantara ini
takluk dari Kerajaan Kutai Kartanegara. Dalam peperangan
tersebut, Raja Kutai Martadipura terakhir yang bernama
Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Raja Kutai
Raja yang memerintah Kutai
• 1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman
(pendiri)
• 2. Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
• 3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
• 4. Maharaja Marawijaya Warman
• 5. Maharaja Gajayana Warman
• 6. Maharaja Tungga Warman
• 7. Maharaja Jayanaga Warman
• 8. Maharaja Nalasinga Warman
• 9. Maharaja Nala Parana Tungga
• 10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
• 11. Maharaja Indra Warman Dewa
12. Maharaja Sangga Warman
Dewa
13. Maharaja Candrawarman
14. Maharaja Sri Langka Dewa
15. Maharaja Guna Parana Dewa
16. Maharaja Wijaya Warman
17. Maharaja Sri Aji Dewa
18. Maharaja Mulia Putera
19. Maharaja Nala Pandita
Salah satu peninggalan
Kutai
•
Ada 7 buah
Yupa yang
menjadi bukti
eksistensi
Salah satu contoh
terjemahan Yupa
śrīmatah śrī-narendrasya;
kuṇḍuṅgasya mahātmanaḥ;
putro śvavarmmo vikhyātah;
vaṅśakarttā yathāṅśumān;
tasya putrā mahātmānaḥ;
trayas traya ivāgnayaḥ; teṣān
trayāṇām pravaraḥ;
tapo-bala-damānvitaḥ; śrī
mūlavarmmā rājendro; yaṣṭvā
bahusuvarṇnakam; tasya
yajñasya yūpo ‘yam;
dvijendrais samprakalpitaḥ.
Kehidupan di Kerajaan Kutai
Ekonomi Sosial Budaya dan Agama
1. Bertani di sawah dan ladang
2. Perdagangan
1. Kehidupan masyrakatnya sudah sangat teratur
2. Memakai sistem kasta
1. Dipengaruhi oleh kebudayaan India 2. Mayoritas
penganut Hindu 3. Masyarakat masih
menjalankan adat istiadat dan
Tarumanagara
•
Kerajaan bercorak Hindu yang terletak di Jawa
Barat. Kerajaan ini diperkirakan berkembang antara
400-600 M.
•
Salah seorang rajanya yang terkenalnya bernama
Purnawarman.
•
Pengaruh India melalui penggunaan bahasa
Sanskerta dan huruf Pallawa dalam kehidupan
kerajaan ini sangat kuat, khususnya dalam
kehidupan keraton.
Kehidupan di Tarumanegara
Ekonomi Sosial Budaya dan Agama
1. Pertanian dengan irigasi
2. Perdagangang
1. Susunan
masyarakat sudah teratur
2. Memakai sistem kasta
3. Didominasi oleh petani, pedagang dan nelayan
1. Dikenalnya huruf pallawa dan
bahasa Sansekerta 2. Bahasa
pergaulannya
adalah bahasa Kun Lun yang berasal dari Cina
3. Agama yang berkembang adalah agama
Prasasti Ciaruteun
•
Terdapat gambar
dua telapak kaki
dengan tulisan
huruf Palawa dan
bahasa Sanskerta:
Inilah dua kaki
yang seperti kaki
Dewa Wisnu, ialah
kaki yang mulia
Sang
Prasasti Kebon Kopi
•
Terdapat gambar dua
kaki gajah. Isinya:
'Inilah dua telapak
kaki gajah yang
seperti Airawata,
gajah penguasa
negeri Taruma yang
gagah perkasa.' Tapak
kaki dipuja
Prasasti
Jambu
•
Terdapat gambar
sepasang kaki dengan
tulisan
•
'gagah mengagumkan
dan jujur terhadap
tugas adalah
pemimpin manusia
yang tiada taranya
yang termasyur
•
Sri Purnawarman yang
memerintah di Taruma
dan baju zirahnya
yang terkenal tidak
dapat ditembus
senjata musuh.
•
Inilah sepasang
kakinya, yang
senantiasa berhasil
menggempur
kota-kota musuh,
•
hormat kepada para
pangeran, tetapi
merupakan duri dalam
daging bagi
Prasasti
Tugu
• Terdapat di dekat Tanjung Priok, Jakarta Utara. Isinya:
• Dahulu sebuah sungai yang
bernama Candrabhaga, yang digali oleh seorang guru
Rajadiraja mengalir ke laut setelah melalui puri.
• Dari tahun ke-22 masa
pemerintahan Purnawarman telah digali Sungai Gomati yang penjangnya 6122 tombak (± 12 km).
• Penggalian selesai 21 hari
dimulai tanggal 6 paro
peteng bulan Phalguna dan selesai tanggal 13 paro
terang bulan Caitra.
• Lalu diadakan selamatan dan oleh Purnawarman dihadiahkan kepada
Prasasti Lebak
•
Terdapat di Lebak, Banten.
Isinya:
•
Inilah tanda keperwiraan,
keagungan, dan
keberanian yang
sesungguh-sungguhnya
dari raja dunia, yang mulia
Purnawarman yang
menjadi panji sekalian raja.
Prasasti Pasir Awi
•
Prasasti
ini
Prasasti muara
Cianten
•
Prasasti
ini belum
dapat
Kerajaan
Melayu
•
Dalam bahasa
Tionghoa ditulis
Ma-La-Yu
(
末羅瑜國
)
•
Pusat Kerajaan Pada
abad ke-7 berpusat di
Minanga (hulu sg.
batanghari), pada
Keberadaan Kerajaan
Melayu
•
Diketahui keberadaannya berasal dari catatan I
Tsing yang singgah di Sriwijaya dan singgah di
Melayu sebelum sampai ke Cina
•
Terdapat catatan di Cina bahwa Utusan Melayu
berkunjung beberapa kali ke Cina
•
Melayu terletak di antara Sriwijaya dan Kedah
•
Tahun 682 ditaklukkan Sriwijaya
•
Di abad XIII nama Melayu muncul kembali dalam
kitab Negarakertagama Mpu Prapanca sebagai
Raja Melayu
Tarik
h
Nama Raja
atau Gelar
Ibukota
Prasasti, catatan pengiriman
utusan ke Tiongkok serta peristiwa
671
Minanga
Berita China, catatan perjalanan
I-tsing (634-713). Dan Prasasti
Kedukan Bukit tahun 682,
penaklukan Minanga oleh Sriwijaya.
682-1156
Dibawah kekuasaan Sriwijaya
1157-1182
Belum ada berita
1183
Prasasti Grahi tahun 1183 di
selatan Thailand, perintah kepada
bupati Grahi yang bernama
Mahasenapati Galanai supaya
membuat arca Buddha seberat 1
bhara 2 tula dengan nilai emas 10
tamlin.
Raja Melayu
Prasasti Padang Roco tahun 1286 di Siguntur (Kabupaten Dharmasraya sekarang), pengiriman Arca
Amonghapasa sebagai hadiah Raja Singhasari kepada Raja Malayu.
131
6 Akarendrawarman
Dharmasray a atau
Suruaso
Prasasti Suruaso (Kab. Tanah Datar sekarang).
134 7
Srimat Sri
Udayadityawar man
Pratapaparakra ma Rajendra Maulimali Warmadewa
Suruaso atau
Pagaruyung
Arca Amoghapasa,tahun 1347 di (Kab. Dharmasraya sekarang), Pindah ke Suruaso, Prasasti Suruaso (Kabupaten Tanah Datar sekarang), Pengiriman utusan ke Cina sebanyak 6 kali dalam rentang waktu 1371 sampai 1377 pada masa Dinasti Ming.
137
Kehidupan Melayu
Ekonomi Budaya dan Agama
Didominasi oleh kegiatan
perdagangan dan pelayaran Diperkirakan mayoritas memeluk agama Budha, karena mau menerima pemberian patung
Sriwijay
a
•
Wilaya
h
Sriwijaya/Srivijaya/
ศรรววชชย
- "ṢṢ̄rī
wichạy"
•
Sriwijaya kerajaan yang bercorak maritim
dan mengandalkan perdagangan
•
Berkembang antara abad VII – XIII M
•
Pusatnya ada di Palembang dan
berkembang hingga semenanjung Malaya,
dan hampir seluruh Sumatra
Agama Budha
•
Sriwijaya menjadi pusat agama Budha di
masanya, beraliran Mahayana dan
Hinayana, tercatat oleh I tsing, Bikhsu
Budha bernama Sakyakirti, sebagai Bikhsu
yang sangar dihormati pada masanya
•
Bekerjasama dengan universitas Nalanda
untuk tempat belajar Bbikhsu Sriwijaya
•
Di masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz,
Akhir Sriwijaya
•
Sejak abad XI (1025 M), Sriwijaya diserang
oleh kerajaan Chola untuk meruntuhkan
dominasi Sriwijaya di Malaka, tidak hanya
pusat kerajaan, wilayah sriwijaya lainnya juga
diperangi oleh Chola
•
Di akhir abad XII, Sriwijaya hanya menjadi
kerajaan kecil dan menjadi vasal kerajaan
Melayu yang merupakan vassal Majapahit
•
Kemunduran Sriwijaya diperkirakan karena
pengendapan lumpur di Sungai Musi yang
mengakibatkan kapal-kapal besar tidak dapat
masuk ke pusat Sriwijaya
Kehidupan Sriwijaya
Ekonomi Sosial Budaya dan Agama
Sebagai pusat perdagangan internasional
Masyrakatnya bersifat
sangat majemuk Agama resmi Budha
Kerajaan maritim yang bersifat
metropolitan
Sudah mengenal stratifikasi sosial dalam masyarakat
Pusat pendidikan agama Budha
Raja Sriwijaya
Tahun Nama Raja Ibukota Prasasti, catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa
671 Dapunta Hyang atau Sri Jayanasa
Srivijaya Shih-li-fo-shih
Catatan perjalanan I Tsing pada tahun 671-685, Penaklukan Malayu, penaklukan Jawa Prasasti Kedukan Bukit (683), Talang Tuo (684), Kota Kapur (686), Karang Brahi dan Palas Pasemah
702
Utusan ke Tiongkok 702-716, 724 Utusan ke Khalifah Muawiyah I dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
728
fo-shih Utusan ke Tiongkok 728-742
743-774 Belum ada berita pada periode ini
775 Sri Maharaja Sriwijaya Prasasti Ligor B tahun 775 di Nakhon Si Thammarat, selatan Thailand dan menaklukkan Kamboja
Pindah ke Jawa (Jawa Tengah atau Yogyakarta)
Raja Sriwijaya
Jawa Prasasti Kelurak 782 di sebelah utara kompleks Candi Prambanan Prasasti Kalasan tahun 778 di Candi Kalasan
782 Samaragrawira atau
Rakai Warak Jawa
Prasasti Nalanda dan prasasti Mantyasih tahun 907
792 Samaratungga atau
Rakai Garung Jawa
Prasasti Karang Tengah tahun 824, 825 menyelesaikan pembangunan candi Borobudur
840 Kebangkitan Wangsa Sanjaya, Rakai Pikatan
856 Balaputradewa Suwarnadwipa Kehilangan kekuasaan di Jawa, dan kembali ke Suwarnadwipa Prasasti Nalanda tahun 860, India
861-959 Belum ada berita pada periode ini
960
Sri Udayaditya Warmadewa Se-li-hou-ta-hia-li-tan
Sriwijaya
San-fo-ts'i Utusan ke Tiongkok 960, & 962
Raja Sriwijaya
990 Jawa menyerang Sriwijaya,
Catatan Atiśa,
Utusan ke Tiongkok
988-992-1003,
pembangunan candi untuk kaisar
Cina yang diberi nama
cheng tien wan shou
1008
Kataha
Prasasti Leiden & utusan ke
Tiongkok 1008
1017
Utusan San-fo-ts'i ke Tiongkok
1017: dengan raja,
Ha-ch'i-su-wa-ch'a-p'u
Raja Sriwijaya
1025 Sangrama-Vijayottungg awarman
Sriwijaya Kadaram
Diserang oleh Rajendra Chola I dan menjadi tawanan Prasasti Tanjore bertarikh 1030 pada candi Rajaraja, Tanjore, India
1030 Dibawah Dinasti Chola dari Koromandel
1079
Utusan San-fo-ts'i dengan raja
Kulothunga Chola I (Ti-hua-ka-lo) ke Tiongkok 1079 membantu
memperbaiki candi Tien Ching di Kuang Cho (dekat Kanton)
1082 Utusan San-fo-ts'i dari Kien-pi (Jambi) ke Tiongkok 1082 dan 1088
1089-1177 Belum ada berita
1178 Laporan Chou-Ju-Kua dalam buku Chu-fan-chi berisi daftar koloni San-fo-ts'i
Dibawah Dinasti Mauli, Kerajaan
Prasasti
kedukan Bukit
•
Alih Bahasa
•
Selamat ! Tahun Śaka telah lewat
604, pada hari ke sebelas
•
paro-terang bulan Waiśakha
Dapunta Hiyang naik di
•
sampan mengambil
siddhayātra
. di
hari ke tujuh paro-terang
•
bulan Jyestha Dapunta Hiyang
berlepas dari Minanga
•
tambahan membawa bala tentara
dua laksa dengan perbekalan
•
dua ratus cara (peti) di sampan
dengan berjalan seribu
•
tiga ratus dua belas banyaknya
datang di mata jap (Mukha Upang)
•
sukacita. di hari ke lima paro-terang
bulan....(Asada)
•
lega gembira datang membuat
wanua....
•
Śrīwijaya jaya,
siddhayātra
Prasasti Talang
Tuwo
•
Berita
pembangunan
taman Śrīksetra
dibuat di bawah
pimpinan Sri
Baginda Śrī
Jayanāśa
•
Selain itu juga
berisi do’a yang
dipanjatkan
Kalingga
Ho Ling/ Kalingga
•
Sumber sejarah kerajaan ini masih belum
jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari
sumber catatan China, tradisi kisah setempat,
dan naskah
Carita Parahyangan
yang disusun
berabad-abad kemudian pada abad ke-16
menyinggung secara singkat mengenai Ratu
Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh
•
Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu
Shima, yang dikenal memiliki peraturan
Kalingga/ Ho Ling
•
Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang
berasal dari abad ke-16, putri Maharani Shima,
Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan
Galuh yang bernama Mandiminyak, yang
kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh.
•
Maharani Shima memiliki cucu yang bernama
Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari
Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa.
•
Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang
• Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya
menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan
Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.
• Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari
Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.
• Pada abad ke-5 muncul Kerajaan Ho-ling (atau Kalingga) yang
diperkirakan terletak di utara Jawa Tengah. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari prasasti dan catatan dari negeri Cina. Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan Hindu, bersama
Berita dari Cina mengenai
Ho Ling
• Berita keberadaan Ho-ling juga dapat diperoleh dari berita yang berasal dari zaman Dinasti Tang dan catatan I-Tsing.
Catatan dari zaman Dinasti Tang
• Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M - 906 M) memberikan tentang keterangan Ho-ling sebagai berikut.
• Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya
terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera.
• Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.
• Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gading.
• Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa
• Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah.
• Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-ling diperintah oleh Ratu Hsi-mo (Shima). Ia adalah seorang ratu yang sangat adil dan bijaksana. Pada masa
Catatan I-Tsing
•
Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M)
menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah
Jawa telah menjadi salah satu pusat
pengetahuan agama Buddha Hinayana.
•
Di Ho-ling ada pendeta Cina bernama
Hwining
, yang menerjemahkan salah satu
kitab agama Buddha ke dalam Bahasa Cina.
•
Ia bekerjasama dengan pendeta Jawa
bernama
Janabadra
. Kitab terjemahan itu
Prasasti Tuk
Mas
• Prasasti Tuk Mas (harafiah berarti "mata air emas")
ditemukan di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag,
Magelang.
• Prasasti Tuk Mas dipahat dengan aksara Pallawa dan dalam bahasa Sanskerta. berasal dari sekitar abad ke-6 hingga abad ke-7 M.
Kerajaan Medang
(Mataram kuno)
•
Sumber adanya kerajaan Mataram kuno didapat
dari peninggalan tertulis, di antaranya Prasasti
Canggal (732 M), Prasasti Kalasan (778 M),
Prasasti Karang Tengah (824 M), Prasasti
Argapura (863 M), dan Prasasti Kedu (907 M).
•
Dari dongeng yaitu Babad Parahyangan
•
Dibagi menjadi dua wilayah , Medang di Jawa
Tengah dan Medang di Jawa Timur
•
Diperintah oleh dua dinasti yang berbeda agama
Hindu (Sanjaya) dan Budha (Syailendra)
Wangsa Sanjaya
•
Prasasti canggal yang ditemukan di candi
gunung Wukir memberi gambaran cukup
jelas tentang kehidupan di kerajaan
mataram kuno
•
Mataram kuno didirikan oleh raja Sanna,
kemudian dilanjutkan oleh Sanjaya
•
Prasasti balitung menyebutkan Sanjaya
sebagai pendiri dinasti/wangsa Sanjaya
•
Tahun 717 M, Sanjaya menjadi Raja
Prasasti Canggal
Bait 1 : Pembangunan lingga oleh Raja Sanjaya di atas gunung
Bait 2-6 : Pujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Brahma, dan Dewa Wisnu
Bait 7 : Pulau Jawa yang sangat makmur, kaya akan tambang emas dan banyak menghasilkan padi. Di pulau itu didirikan candi Siwa demi kebahagiaan penduduk dengan bantuan dari penduduk
Kunjarakunjadesa
Bait 8-9 : Pulau Jawa yang dahulu
diperintah oleh raja Sanna, yang sangat bijaksana, adil dalam tindakannya, perwira dalam peperangan, bermurah hati kepada rakyatnya. Ketika wafat Negara berkabung, sedih kehilangan pelindung
Bait 10-11 : Pengganti raja Sanna yaitu putranya bernama Sanjaya yang
diibaratkan dengan matahari. Kekuasaan tidak langsung diserahkan kepadanya oleh raja Sanna tetapi melalui kakak
perempuannya (Sannaha)
Bait 12 : Kesejahteraan, keamanan, dan ketentraman Negara. Rakyat dapat tidur di tengah jalan, tidak usah takut akan pencuri dan penyamun atau akan terjadinya
Wangsa Sanjaya
•
Di masa wangsa Sanjaya, agama Hindu
menjadi agama negara
•
Bahkan raja selalu mengundang pendeta
Hindu dari India untuk mengajar agama
Hindu
•
Candi dibangun sebagai tempat beribadah
yang kebanyakan berciri Siwa, karena di
salah satu candi terdapat arca sapi.
Wangsa Syailendra
•
Rakai panangkaran beragama Budha, sehingga ia
membangun beberapa candi sebagai tempat
ibadahnya. Candi sewu, candi plaosan, candi Kalasan.
•
Setelah Panangkaran, kekuasaannya dilanjutkan oleh
Rakai Warak dan Rakai Garung
•
Pemegang kuasa selanjutnya adalah Rakai Pikatan
yang beragama Hindu
•
Di masa Pikatan ada usaha untuk merekonsiliasi
hubungan dua dinasti ini dengan menikahi
Memutar searah jarum
jam plaosam. Sewu,
Usaha kembalinya Wangsa
Sanjaya
•
Setelah Samaratungga (ayah Pramodawardhani)
wafat ternyata tahta tidak diberikan kepada Pikatan
melainkan kepada anak tirinya Balaputradewa
•
Menurut prasasti ratu boko terjadi perang antara
keduanya yang mengakibatkan Balaputradewa lari
ke Sumatra, dan kemudian menjadi raja
menggantikan Dapunta Hyang
•
Setelah perang usai Pikatan berusaha
mengembalikan kehidupan mataram menjadi normal
dengan toleransinya
•
Dibangunlah candi prambanan di bekas wilayah
Raja-Raja Mataram
• Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang
• Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa
Syailendra
• Rakai Panunggalan alias Dharanindra
• Rakai Warak alias Samaragrawira
• Rakai Garung alias Samaratungga
• Rakai Pikatan suami
Pramodawardhani, awal
kebangkitan Wangsa Sanjaya
•
Rakai Kayuwangi
alias Dyah Lokapala
•
Rakai Watuhumalang
•
RakaiWatukura Dyah
Balitung
•
Mpu Daksa
•
Rakai Layang Dyah
Tulodong
•
Rakai Sumba Dyah
Akhir Kerajaan Medang
•
Sepeninggal Dyah Balitung, Mataram Kuno
mengalami kemunduran dan berturut-turut
diperintah oleh raja-raja yang lemah
•
Raja Dyah Wawa memiliki perdana menteri
sekaligus menantunya bernama Mpu Sindok yang
pada akhirnya mengambil alih tahta dan
memindahkan ibu kota kerajaan ke Jawa Timur.
Setelah itu, riwayat Kerajaan Mataram Kuno
berakhir.
Kerajaan Medang Kamulan
•
Diperkirakan letaknya di Jawa Timur,
muara Sungai Brantas
•
Didirikan oleh Mpu Sindok, wilayahnya
mencakup hampir seluruh jawa timur
•
Sumber sejarah kerajaan Medang Kamulan
•
Prasasti Mpu Sindok (933 M),
menerangkan bahwa Mpu Sindok menjadi
raja dan
•
Prasasti Kalkuta (951 M), berasal dari Raja
Kerajaan Medang Kamulan
•
Prasasti Pucangan, diketahui raja lain yang
terkenal sebagai pengganti Mpu Sindok,
Dharmawangsa Teguh
•
Dari prasasti Pucangan juga didapat informasi
bahwa Mataram Kuno diserang oleh Wura
Wari (disebut peristiwa Pralaya), dalam
penyerangan itu Dharmawangsa Teguh tewas
•
Menantunya, Airlangga dan Narottama
Kerajaan Medang Kamulan
•
Tahun 1019, Airlangga berhasil kembali
menjadi raja Medang
•
Tahun 1029, Airlangga mengalahkan Waratan
•
Tahun 1032 Wura Wuri berhasil dikalahkan
Airlangga
•
Airlangga mengangkat putrinya, Sanggrama
Wijayatunggadewi menjadi raja, namun ia
menolak dan memilih jadi pertapa
•
Tahun 1044 Airlangga memecah kerajaannya
Kehidupan ekonomi sosial
budaya
Ekonomi Sosial Budaya dan Agama
Perdagangan dan
pelayaran Masyarakat Medang Kamulan tersusun dalam sebuah hirarkis
Kebudayaan di masa ini sudah berkembang dengan baik
Komoditasnya Porselen, beras, daging, dan kayu
Birokrasi kerajaan berjalan sesuai, dengan tugasnya
Terdapat desa yang bebas pajak disebut tanah perdikan/sima Pembangunan
bendungan untuk irigasi dan tempat memelihara ikan
Pada umumnya masyarakat nya adalah petani,
•
Dalam babad parahyangan dikisahkan bahwa
wilayah Medang mencapai Kamboja setelah
mengalahkan kerajaan Chenla
•
Jayawarman (raja Chenla) dibawa ke Jawa
menjadi tawanan, namun kemudian diberi
sebidang tanah di Jawa
•
Tidak diduga, ternyata keluarga Jayawarman
menjadi lebih berpengaruh dari Sanjaya bahkan
menjadi penguasa melahirkan dinasti
Syailendra
•
Dua dinasti akhirnya dipersatukan dengan
pernikahan antara Rakai Pikatan dari Dinasti
Sanjaya yang beragama Hindu dengan
Pramodhawardhani dari Dinasti Syailendra yang
beragama Buddha
•
Kemudian Pikatan memengaruhi sang istri untuk
merebut tahta dari Balaputeradewa (adik
Pramodhawardani). Sehingga terjadilah perang
saudara yang berakibat mundurnya Balaputradewa
ke Sriwijaya. Dinasti Sanjaya pun kembali berkuasa
penuh
Raja yang memerintah
Medang
1. Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang
2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa
Syailendra
3. Rakai Panunggalan alias Dharanindra
4. Rakai Warak alias Samaragrawira
5. Rakai Garung alias Samaratungga
6. Rakai Pikatan suami
Pramodawardhani, awal
kebangkitan Wangsa Sanjaya
7. Rakai Kayuwangi alias
Dyah Lokapala
8. Rakai Watuhumalang
9. Rakai Watukura Dyah
Balitung
10.Mpu Daksa
11.Rakai Layang Dyah
Tulodong
12.Rakai Sumba Dyah Wawa
13.Mpu Sindok, awal
periode Jawa Timur
Kerajaan Medang Kamulan,
Kahuripan, dan Kediri
•
Riwayat Kerajaan Mataram Kuno berakhir setelah Mpu
Senduk mengambil alih tahta dan memindahkan ibu kota
kerajaan ke Medang Kamulan.
•
Sebagai raja, Mpu Senduk diberi gelar Sri Isyana,
sehingga keluarganya disebut Dinasti Isyana
•
Selanjutnya, Medang Kamulan diperintah oleh cucu Mpu
Senduk yang bernama Dharmawangsa.
•
Karena ingin menguasai jalur perdagangan di Selat
Malaka, maka pada tahun 1003 Dharmawangsa
menyerang Kerajaan Sriwijaya.
•
Namun serangan tersebut tidak berhasil, bahkan
Kahuripan
•
Ketika Medang Kamulan diserang oleh Kerajaan
Sriwijaya, menantu Dharmawangsa yang
bernama Airlangga berhasil melarikan diri ke
hutan bersama pengikutnya yang setia,
Narottama.
•
Setelah hidup mengembara di hutan dan
mendapat gemblengan dari para brahmana,
pada tahun 1019 Airlangga dinobatkan menjadi
raja.
•
Selanjutnya dia memindahkan ibu kota kerajaan
ke Kahuripan. Sampai pada akhirnya,
pemerintahan dinasti berakhir.
Kerajaan Medang Kamulan
•
Untuk menghindari perang saudara, kerajaan
dibagi dua untuk dua putra Airlangga, yakni
Kerajaan Kahuripan dengan ibu kota Janggala
dan Kerajaan Kediri dengan ibu kota Daha.
•
Raja Kahuripan adalah Mapanji Garasakan dan
raja Kediri yaitu Sri Samarawijaya. Kemudian,
keduanya terlibat perang saudara.
•
Perang saudara tersebut tampaknya berlangsung
hingga bertahun-tahun. Terbukti setelah itu, tidak
ada lagi prasasti atau sumber berita yang
Kediri
•
Pada tahun 1116 di Kediri muncul seorang
raja bernama Sri Bameswara yang
memerintah hingga tahun 1134.
•
Sri Bameswara kemudian digantikan oleh
Raja Jayabaya memerintah hingga tahun
1159 M.
•
Setelah itu, berturut-turut Kediri diperintah
oleh Sri Sarweswara (1159–1170), Sri
Kediri
•
Tahun 1185, Kertajaya naik tahta
menggantikan Sri Kameswara.
•
Pada masa pemerintahannya, terjadi
pertentangan antara dirinya dengan para
brahmana.
•
Pertentangan terjadi karena Kertajaya
ingin disembah sebagai dewa, sehingga
para brahmana marah dan
Kediri
•
Kemudian para brahmana melarikan diri ke
Tumapel.
•
Mereka meminta perlindungan kepada bupati
Tumapel yang saat itu dijabat oleh Ken Arok.
•
Ken Arok kemudian melindungi para brahmana
dan hal tersebut membuat Raja Kertajaya murka.
•
Maka pada tahun 1222, Raja Kertajaya pun
menyerang Tumapel. Dalam sebuah pertempuran
di Kota Ganter, Raja Kertajaya terbunuh.
Kadiri/Kediri
•
Hinduized kingdom in eastern Java, established about the 11th
century. Little is known of the kingdom. According to the
Pararaton
(“Book of Kings”), a mighty king of eastern Java,
Airlangga, divided his kingdom between his two sons before he
died in 1049: the western part was called Kaḍiri, or Panjalu, with
Daha as its capital, while the eastern part was called Janggala.
•
Jayabhaya of Kaḍiri (reigned 1135–57) successfully annexed
Janggala. Jayabhaya and succeeding kings of Kaḍiri expanded
their territories to non-Javanese areas, including coastal areas of
Borneo and the island of Bali. Kaḍiri could not control Sumatra,
however, because the Śrivijaya empire, though by now in decline,
was still predominant in the region.
•
The last king of Kaḍiri was Kertajaya, who reduced the power of
the Brahmans and hence came into conflict with them. A rebel,
Ken Angrok, later the king of Singhasāri, made a secret
agreement with the Brahmans and in 1222 defeated Kertajaya at
Ganter. In the place of Kaḍiri, the kingdom of Singhasāri was
Raja-Raja Kadiri/Kediri
Kadiri
•
Samarawijaya (1042-....)
•
Linggajaya (1052)
•
Jayawarsa (1104)
•
Bameswara (1117-1130)
•
Jayabhaya (1135-1159)
•
Sarweswara (1159-1169)
•
Aryeswara (1169-1171)
•
Gandra (1171-1182)
•
Kameswara (1185), mempersatukan kembali Kadiri dan
Panjalu
Kerajaan Singasari
•
Pasca runtuhnya Kediri, di Jawa tidak ada
kerajaan
•
Hal ini dilihat Ken Arok sebagai kesempatan
dan menjadi raja Singasari yang pertama
•
Sebelum menjadi raja, Ken Arok menduduki
jabatan bupati Tumapel setelah membunuh
bupati Tumapel sebelumnya, yakni Tunggul
Ametung
Singasari
•
Saat dinikahi oleh Ken Arok, Ken Dedes sedang
mengandungmtiga bulan dari hasil perkawinan
sebelumnya dengan Tunggul Ametung.
•
Kemudian, Ken Dedes melahirkan anak tersebut
dan diberi nama Anusapati.
•
Kemudian dari pernikahannya dengan Ken Arok,
Ken Dedes melahirkan Mahisa Wong Ateleng.
•
Selanjutnya, Ken Arok menikah lagi dengan Ken
Singhasari di ensiklopedia Britannica
•
kingdom based in eastern Java that emerged in the first half of
the 13th century after the decline of the kingdom of Kaḍiri.
Singhasāri's first king, Ken Angrok (or Ken Arok), defeated the
king of Kaḍiri, Kertajaya, in 1222.
•
The last king of Singhasāri, Kertanagara (
q.v.;
1268–92), was
able to unite eastern Java temporarily. Toward the end of
Kertanagara's reign, Kublai Khan, the great khan of the Mongols
and the emperor of China, sent an envoy to Singhasāri
demanding homage, but Kertanagara refused and even insulted
Kublai's ambassador.
•
Soon thereafter the ruler of Kaḍiri, Jayakatwang, rebelled
against Singhasāri and killed Kertanagara, thus ending the
period of Singhasāri dominion. The temples built during
Singhasāri's rule are considered great examples of
Hindu-Javanese arts; they mark the gradual transformation of Hindu
architecture into Javanese forms and also reflect the increasing
syncretism of Hinduism and Buddhism, which culminated in
Raja-raja Singhasari
•
Versi Pararaton
adalah:
•
Ken Arok alias Rajasa
Sang Amurwabhumi
(1222 - 1247)
•
Anusapati (1247 - 1249)
•
Tohjaya (1249 - 1250)
•
Ranggawuni alias
Wisnuwardhana (1250 -
1272)
•
Kertanagara (1272 -
1292)
•
Versi
Nagarakretagama
adalah:
•
Rangga Rajasa Sang
Girinathaputra (1222 -
1227)
•
Anusapati (1227 - 1248)
•
Wisnuwardhana (1248 -
1254)
Silsilah
raja
Singas
Candi Singasari
Diduga
sebagai
tempat
pemuliaa
n
Sunda Pakuan Pajajaran
•
Informasi mengenai kerajaan Sunda diperoleh
melalui prasasti
rakryan juru penghambat
(932M), memuat berita tentang pengembalian
kekuasaan kerajaan Sunda
•
Disebutkan juga dalam prasasti Sang Hyang
Tapak(1030 M), menuliskan rasa terima kasih
raja kepada prajurit sunda yang berhasil
mengalahkan Svarnabhumi (Sumatra)
•
Kerajaan Sunda merupakan kerajaan bercorak
Catatan sejarah dari Cina
•
Orang-orang tinggal di sepanjang pantai. Orang-orang
tersebut bekerja dalam bidang pertanian,
rumah-rumah mereka dibangun diatas tiang (rumah-rumah
panggung) dan dengan atap jerami dengan daun
pohon kelapa dan dinding-dindingnya dibuat dengan
papan kayu yang diikat dengan rotan. Laki-laki dan
perempuan membungkus pinggangnya dengan
sepotong kain katun, dan memotong rambut mereka
sampai panjangnya setengah inci. Lada yang tumbuh
di bukit (negeri ini) bijinya kecil, tetapi berat dan lebih
tinggi kualitasnya dari Ta-pan (Tuban, Jawa Timur).
Buku perjalanan Cina
Shunfeng
xiangsong
dari sekitar 1430
•
"Dalam perjalanan ke arah timur dari
Shun-t'a, sepanjang pantai utara Jawa, kapal
dikemudikan 97 1/2 derajat selama tiga jam
untuk mencapai Kalapa, mereka kemudian
mengikuti pantai (melewati Tanjung
Indramayu), akhirnya dikemudikan 187
derajat selama empat jam untuk mencapai
Cirebon. Kapal dari Banten berjalan ke arah
timur sepanjang pantai utara Jawa,
Catatan sejarah dari Eropa
Tome Pires
Dalam bukunya
Suma Oriental
(1513 -
1515)
•
"Beberapa orang menegaskan bahwa
kerajaan Sunda luasnya setengah
dari seluruh pulau Jawa; sebagian
lagi mengatakan bahwa Kerajaan
Sunda luasnya sepertiga dari pulau
Jawa dan ditambah
•
Kerajaan Sunda merupakan pelanjut
kekuasaan Tarumanegara
•
Wilayah kekuasaannya membentang di seluruh
jawa bagian barat
•
Pada awalnya Sunda adalah kerajaan yang
berbeda dengan Galuh, namun kemudian dua
kerajaan ini bersatu menjadi Sunda Galuh
•
Pajajaran memiliki hubungan luar negeri
Peristiwa yang terjadi
•
Peristiwa Bubat
•
Perjanjian Padrao antara portugis dan
Pajajaran, Portugis diijinkan untuk
membangun benteng di sunda
kalapa
•
Jatuhnya Sunda Kelapa ke kerajaan
Padrao Portugis
Pajajaran
• Padrao ini terbuat dari batu setinggi 165 cm. Di bagian atas prasasti ini terdapat gambar bola dunia
(armillarium) dengan garis khatulistiwa dan lima garis lintang sejajar. Lambang ini sering digunakan pada masa
pemerintahan Raja Manuel I dan João III dari Portugal. Di atas lambang tersebut terdapat gambar trefoil kecil, yaitu
tumbuhan dengan tiga daun.
• Pada baris pertama tulisan prasasti tersebut terdapat lambang salib, dan di bawahnya terdapat tulisan DSPOR yang merupakan singkatan dari Do Senhario de Portugal (penguasa Portugal). Pada kedua baris berikutnya terdapat tulisan ESFERЯa/Mo yang merupakan singkatan dari Esfera do Mundo (bola dunia) atau
Prasasti Kawali
Teks di bagian muka:
• Inilah jejak (tapak) (di) Kawali (dari) tapa beliau Yang Mulia Prabu Raja Wastu (yang) mendirikan pertahanan
(bertahta di) Kawali, yang telah memperindah kedaton
Surawisesa, yang membuat parit pertahanan di sekeliling wilayah kerajaan, yang
memakmurkan seluruh
pemukiman. Kepada yang akan datang, hendaknya menerapkan keselamatan sebagai landasan kemenangan hidup di dunia.
Teks di bagian tepi tebal:
Raja-Raja Sunda
• Tarusbawa (menantu
Linggawarman, 669 - 723) • Harisdarma, atawa Sanjaya
(menantu Tarusbawa, 723 - 732) • Tamperan Barmawijaya (732 -
739)
• Rakeyan Banga (739 - 766) • Rakeyan Medang Prabu
Hulukujang (766 - 783) • Prabu Gilingwesi (menantu
Rakeyan Medang Prabu Hulukujang, 783 - 795) • Pucukbumi Darmeswara
(menantu Prabu Gilingwesi, 795 - 819)
• Rakeyan Wuwus Prabu Gajah Kulon (819 - 891)
• Prabu Darmaraksa (adik ipar Rakeyan Wuwus, 891 - 895)
• Windusakti Prabu Déwageng (895 - 913)
• Rakeyan Kamuning Gading Prabu Pucukwesi (913 - 916)
• Rakeyan Jayagiri (menantu Rakeyan Kamuning Gading, 916 – 942)
• Atmayadarma Hariwangsa (942 - 954)
• Limbur Kancana (putera Rakeyan Kamuning Gading, 954 - 964)
• Munding Ganawirya (964 - 973)
• Rakeyan Wulung Gadung (973 - 989)
• Brajawisésa (989 - 1012)
• Déwa Sanghyang (1012 - 1019)
• Sanghyang Ageng (1019 - 1030)
Raja-Raja Sunda
• Darmaraja (Sang Mokténg Winduraja, 1042 - 1065)
• Langlangbumi (Sang Mokténg Kerta, 1065 - 1155)
• Rakeyan Jayagiri Prabu Ménakluhur (1155 - 1157)
• Darmakusuma (Sang Mokténg Winduraja, 1157 - 1175)
• Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu (1175 - 1297)
• Ragasuci (Sang Mokténg Taman, 1297 - 1303)
• Citraganda (Sang Mokténg Tanjung, 1303 - 1311)
• Prabu Linggadéwata (1311-1333) • Prabu Ajiguna Linggawisésa
(1333-1340)
• Prabu Ragamulya Luhurprabawa (1340-1350)
• Prabu Maharaja
Linggabuanawisésa (yang gugur dalam Perang Bubat, 1350-1357)
• Prabu Bunisora (1357-1371)
• Prabu Niskalawastukancana
(1371-1475)
• Prabu Susuktunggal (1475-1482)
• Jayadéwata (Sri Baduga
Maharaja, 1482-1521)
• Prabu Surawisésa (1521-1535)
• Prabu Déwatabuanawisésa
(1535-1543)
• Prabu Sakti (1543-1551)
• Prabu Nilakéndra (1551-1567)
• Prabu Ragamulya atau Prabu
•
Tidak diketahui dengan pasti
penyebab kemunduran pajajaran.
Namun ada yang berpendapat
Majapahit Empire
•
The last Indianized kingdom in Indonesia; based in
eastern Java, it existed between the 13th and 16th
centuries. The founder of the empire was Vijaya, a
prince of Singhasāri (
q.v.
), who escaped when
Jayakatwang, the ruler of Kaḍiri, seized the palace.
In 1292 Mongol troops came to Java to avenge an
insult to the emperor of China, Kublai Khan, by
Kertanagara, the king of Singhasāri, who had been
replaced by Jayakatwang. Vijaya collaborated with
Mongol troops in defeating Jayakatwang; Vijaya
• Under his rule the new kingdom, Majapahit, successfully controlled Bali, Madura, Malayu, and Tanjungpura. The power of Majapahit reached its height in the mid-14th century under the leadership of King Hayam Wuruk and his prime minister, Gajah Mada. Some
scholars have argued that the territories of Majapahit covered present-day Indonesia and part of Malaysia, but others maintain that its territory was confined to eastern Java and Bali.
• Nonetheless, Majapahit became a significant power in the region, maintaining regular relations with China, Champa, Cambodia,
Annam, and Siam (Thailand). The golden era of Majapahit was short-lived; the empire began to decline after the death of Gajah Mada in 1364, and it was further weakened after the death of Hayam Wuruk in 1389. The spread of Islām and the rise of the
RAJA RAJA MAJAPAHIT
Nama Raja Gelar Tahun
Raden Wijaya Kertarajasa Jayawardhana 1293 - 1309
Kalagamet Sri Jayanagara 1309 - 1328
Sri Gitarja Tribhuwana
Wijayatunggadewi 1328 - 1350
Hayam Wuruk Sri Rajasanagara 1350 - 1389
Wikramawardhana 1389 - 1429
Suhita Dyah Ayu Kencana Wungu 1429 - 1447
Kertawijaya Brawijaya I 1447 - 1451
Rajasawardhana Brawijaya II 1451 - 1453
Purwawisesa atau
Girishawardhana Brawijaya III 1456 - 1466
Bhre Pandansalas, atau
Suraprabhawa Brawijaya IV 1466 - 1468
Bhre Kertabumi Brawijaya V 1468 - 1478
Girindrawardhana Brawijaya VI 1478 - 1498
5 Raja Majapahit
•
Kertarajasa Jayawardhana (Raden Wijaya),
dengan muslihatnya berhasil mengambil alih
kuasa dari Jayakatwang dan menjadi raja
Majapahit pertama
•
Sri Jayanagara, pada masa beliau terjadi
pemberontakan dari orang-orang dekat Raden
Wijaya yang merasa tidak puas, Ronggolawe,
Lembu Sora, Nambi, Semi dan Kuti. Bahkan
membuat raja harus mengungsi keluar istana.
Dimasa sulit seperti ini muncullah tokoh Gajah
Mada yang berhasil mengalahkan Kuti dan
•
Tribhuwana Wijayatunggadewi, pada
masanya juga terjadi pemberontakan di
Sadeng dan Keta, namun berhasil ditumpas
oleh Gajah Mada. Setelah peristiwa tersebut
Gajah Mada mencetuskan sumpahnya,
Sumpah Palapa/Tan Amukti Palapa
•
Hayam Wuruk/ Sri Rajasanagara, pada
masanya Majapahit mencapai puncak
kejayaan, namun ada peristiwa Bubat yang
membuat Gajah Mada dan Hayam Wuruk
•
Wikramawardhana, suami dari
Kusumawardhani (putri Hayam
Wuruk). Pada masa pemerintahannya
terjadi Perang Paregreg, perang yang
terjadi untuk memperebutkan
Penyebab Kemunduran
Majapahit
•
Mundurnya Gajah Mada
•
Pertentangan antar kerabat dalam
kerajaan
Peninggalan Majapahit
•
Kitab Negarakertagama,ditulis oleh
Mpu Prapanca berkisah tentang
kerajaan Singhasari hingga masa
pemerintahan Hayam Wuruk
•
Kitab Sutasoma, ditulis oleh Mpu
Tantular, salah satu baitnya menjadi
semboyan pancasila, Bhinneka
Tunggal Ika. Kitab ini banyak
Kerajaan Bali
•
Berita yang cukup tentang Pulau Bali adalah prasasti
yang berangka 881 M. Bahasa yang di pakai
adalah Bahasa Bali Kuno. Ada juga prasasti yang tertulis
dalam bahasa Sanskerta.
•
Pada abad ke- 11 sudah ada berita dari Cina yang
menjelaskan tentang tanah
Po-Li
( Bali ). Berita Cina itu
menyebutkan bahwa adat istiadat penduduk di tanah
Po-Li
hampir sama dengan masyarakat
Ho-ling
(Kalingga).
Penduduknya menulis di atas daun lontar. Bila orang
meninggal, mulutnya di masukan emas kemudian
dibakar. Adat semacam ini masih berlangsung di Bali.
Adat itu dinamakan''Ngaben''.
•
Salah satu keluarga terkenal yang memerintah Bali
adalah Wangsa Warmadewa. Hal itu dapat diketahui
dari Prasati Sanur berangka 914 ditemukan di Desa
Blanjong, dekat Sanur,Denpasar, Bali. Tulisannya
bertulisan Nagari(India), dan sebagian
berbahasa Sanskerta. Diberitakan bahwa raja yang
Raja-raja Bali
Berikut adalah raja-raja yang dianggap termasuk dalam wangsa (dinasti) Warmadewa
• Sri Kesari Warmadewa (circa 914)
• Sang Ratu Ugrasena (915 M- 942 M)
• Sri Tabanendra Warmadewa (943 M - 961 M)
• Candra-bhaya-singha-Warmadewa (circa 962)- 975 M)
• Janasadu Warmadewa (ca. 975) ( 975 M -988 M)
• Udayana Warmadewa (989 M - 910 M)
• Dharmawangsa Warmadewa (memerintah Medang)
• Airlangga (991-1049, penguasa Kerajaan Kahuripan)
• Anak Wungsu (1049- ? )
Terdapat pula "cabang" dari wangsa Warmadewa yang dikenal sebagai wangsa Jaya, dengan dua penguasa: :
• Jayasakti (memerintah 1146-1151)
Kerajaan Bali
•
Lahirnya kerajaan Bali berbarengan dengan masa jaya
kerajaan Mataram Hindu
•
Salah satu raja di Medang Kamulan, Airlangga, berasal
dari Bali
•
Raja Bali yang terakhir adalah
Paduka Bhatara
Parameswara Sri Hyang ning Hyang
Adedewalancana (
1260-1324
)
.
•
Tahun 1282, Bali diserang oleh raja Singasari,
Kertanegara. Setelah itu Bali berada dalam kekuasaan
Majapahit.
•
Pada masa runtuhnya Majapahit banyak bangsawan,
PENINGGALAN KERAJAAN
HINDU/BUDHA DI
Candi
• Candi berfungsi
sebagai monumen Tiga bagian candi
• Bagian bawah
merupakan
lambang bhurloka
(alam manusia),
• bagian tengah
menggambarkan
bhuvarloka (alam kematian),
• dan bagian atap
melambangkan