• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Hukum Penjualan Saham Yang Dijual Secara Diam-Diam Pada Perseroan Terbatas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Akibat Hukum Penjualan Saham Yang Dijual Secara Diam-Diam Pada Perseroan Terbatas"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

A. Tinjauan Umum tentang Jual Beli 1. Pengertian Jual Beli

Sebelum membahas mengenai aturan jual beli saham dalam perseroan terbatas, alangkah baiknya apabila memahami terlebih dahulu mengenai dasar hukum jual beli. Dengan memahami dasar hukum jual beli maka selanjutnya akan dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

Pengertian Jual-beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan.15 Menurut Yahya Harahap, pengertian jual beli berdasarkan Pasal 1457 KUHPerdata tersebut, memiliki 2 (dua) unsur kewajiban, yaitu:16

a. Kewajiban pihak penjual menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli. b. Kewajiban pihak pembeli membayar harga barang yang dibeli kepada penjual.

Wujud dari hukum jual-beli adalah rangkaian hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari pihak-pihak, yang saling berjanji, yaitu penjual dan pembeli. Penyerahan yang dimaksud ialah bahwa penyerahan tersebut adalah penyerahan barang oleh penjual untuk menjadi kekuasaan dan kepemilikan dari pembeli. Dalam jual-beli, kewajiban penjual adalah untuk menyerahkan barang kepada

15

Pasal 1457 KUHPerdata

16

(2)

pembeli. Dengan adanya perjanjian jual-beli maka hak milik dari benda yang di jual belum pindah hak miliknya kepada si pembeli. Pemindahan hak milik baru akan terjadi apabila barang yang dimaksud telah diberikan ke tangan pembeli. Maka selama penyerahan belum terjadi, maka hak-hak milik barang tersebut masih berada dalam kekuasaan pemilik / penjual. Tujuan utama dari jual-beli ialah memindahkan hak milik atas suatu barang dari seseorang tertentu kepada orang lain.

Suatu perjanjian jual beli yang sah lahir apabila kedua belah pihak telah setuju tentang harga dan barang. Sifat konsensual dari perjanjian jual beli tersebut ditegaskan dalam Pasal 1458 yang berbunyi “jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai kata sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang ini belum diserahkan maupun harganya belum dibayar”.17 Apabila terjadi kesepakatan mengenai harga dan barang namun ada hal lain yang tidak disepakati yang terkait dengan perjanjian jual beli tersebut, jual beli tetap tidak terjadi karena tidak terjadi kesepakatan. Akan tetapi, jika para pihak telah menyepakati unsur esensial dari perjanjian jual beli tersebut, dan para pihak tidak mempersoalkan hal lainnya, klausul-klausul yang dianggap berlaku dalam perjanjian tersebut merupakan ketentuan-ketentuan tentang jual beli yang ada dalam perundang-undangan (BW) atau biasa disebut unsur naturalia.18

17

Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1995), hal. 2.

18

Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 127

(3)

belum tentu barang itu menjadi milik pembeli, karena harus diikuti proses penyerahan (levering) benda yang tergantung kepada jenis bendanya yaitu19

1. Benda Bergerak

:

Penyerahan benda bergerak dilakukan dengan penyerahan nyata dan kunci atas benda tersebut.

2. Piutang atas nama dan benda tak bertubuh

Penyerahan akan piutang atas nama dan benda tak bertubuh lainnya dilakukan dengan sebuah akta otentik atau akta di bawah tangan. 3. Benda tidak bergerak

Untuk benda tidak bergerak, penyerahannya dilakukan dengan pengumuman akan akta yang bersangkutan, di Kantor Penyimpan Hipotek

Jual beli timbul menimbulkan yang mana perikatan tersebut terbentuk dari suatu perjanjian. Walaupun perikatan dapat timbul karena undang-undang akan tetapi jual beli merupakan suatu yang diadakan oleh dua belah pihak yang telaj mencapai kata kesepakatan untuk melakukan prestasi satu sama lain. Sejak terjadi kata sepakat antara para pihak atau sejak pernyataan sebelah-menyebelah bertemu yang kemudian diikuti sepakat, kesepakatan itu sudah cukup secara lisan saja, maka sejak itu perjanjian sudah dapat terbentuk.20

a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya artinya para pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok atau materi yang 2. Syarat sahnya Jual Beli

Untuk sahnya suatu perjanjian jual beli diperlukan empat syarat menurut pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu:

19

Ibid

20

(4)

diperjanjikan. Dan kesepakatan itu dianggap tidak ada apabila diberikan karena kekeliruan, kekhilafan, paksaan ataupun penipuan

b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian artinya kecakapan yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa para pihak telah dinyatakan dewasa oleh hukum, yakni sesuai dengan etentuan KUHPerdata, mereka yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun, sudah atau pernah menikah. Cakap juga berarti orang yang sudah dewasa, sehat akal pikiran, dan tidak dilarang oleh suatu peraturan perundangundangan untuk melakukan suatu perbuatan tertentu

c. Mengenai suatu hal tertentu artinya dalam membuat perjanjian, apa yang diperjanjikan harus jelas sehingga hak dan kewajiban para pihak bisa ditetapkan

d. Suatu sebab yang halal artinya suatu perjanjian harus berdasarkan sebab yang halal yang tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 1337 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yaitu tidak bertentangan dengan ketertiban umum, tidak bertentangan dengan kesusilaan dan tidak bertentangan dengan Undang-Undang.

(5)

1. Sepakat 2. Cakap

3. Untuk sesuatu hal 4. Halal

3. Para Pihak dalam Jual Beli

Pihak-pihak dalam jual beli yaitu penjual dan pembeli. Setiap perjanjian jual beli akan menimbulkan kewajiban-kewajiban dan hak-hak bagi kedua belah pihak atau pihak-pihak yang mengadakan perjanjian itu.21

21

Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan (Semarang : CV. Mandar maju, 1994), hal. 3.

Sejalan dengan konsep Pasal 1320 KUHPerdata, syarat sahnya jual beli saham adalah para pihak yang sudah cakap hukum. terkait dengan proses jual beli saham yang dilakukan oleh individu maka pihak tersebut adalah pihak yang sudah mengemban hak dan kewajiban secara mandiri, sedangkan bagi pihak badan hukum yang menjadi pihak penjual atau pembeli adalah badan hukum yang sudah sesuai dengan ketentuan peraturang perundang-perundangan yang berlaku untuk mengemban hak dan kewajiban. Maka para pihak dalam proses jual beli saham dapat dilakukan oleh subjek hukum indvidu (perseorangan) atau badan hukum (perseroan terbatas, yayasan, koperasi).

Syarat subjek: dapat dibatalkan demi oleh pihak ke tiga di depan pengadilan

(6)

B. Undang-Undang Pengaturan Jual Beli Saham dalam Perseroan Terbatas di Indonesia

1. Jual Beli Saham dalam Perseroan Terbatas yang Bersifat Tertutup

Jual beli pada umumnya telah diatur di dalam Pasal 1457 KUHPerdata, akan tetapi objek jual beli tidak ditentukan secara khusus. Dalam hal jual beli saham dalam perseroan terbatas, ketentuan mengenai jual beli saham diatur secara khusus dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Tanpa menghilangkan syarat-syarat sahnya perjanjian jual beli yang telah diatur di dalam Pasal 1320 KUHPerdata, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sejalan dengan ketentuan dasar tersebut dalam KUHPerdata.

Menurut Gunawan Widjaja, peralihan saham dapat dilakukan dengan cara melakuan perjanjian jual beli.22 Oleh karena saham adalah bukti penyertaan pemegang saham dalam perseroan terbatas yang memberikan hak tagih atas sisa hasil pembubatan perseroan terbatas, yang merupakan piutang atas nama dan juga harta bersama yang terikat dalam perseroan terbatas, yang keberdaannya telah melalui mekanisme pendaftaran di MENKUMHAM, maka hak milik atas saham wajib memenuhi syarat-syarat tertentu.23

1. Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Yang dimaksud dengan akta adalah yang dibuat di hadapan notaris atau akta di bawah tangan.

Syarat-syarat tertentu tersebut dapa dilihat dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu:

22

Gunawa Widjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, (Jakarta: Forum Sahabat, 2008), hal 43.

23

(7)

2. Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan.

3. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.

4. Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut.

5. Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal.

Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Perseroan Terbatas mengatakan bahwa pemindahan hak atas saham melalui jual beli tunduk kepada ketentuan Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata yakni:24

1. Terdapat persetujuan antara para pihak

2. Pihak yang satu mengikatkan diri untuk menyerahkan saham tersebut dan 3. Pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan. Di samping itu,

apabila dalam jangka waktu (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penawaran

24

(8)

dilakukan ternyata B atau pemegang saham lain tidak membeli, pemegang saham penjual (A) dapat menawarkan dan menjual sahamnya kepada pihak ketiga.

2. Jual beli Saham dalam Perseroan Terbatas yang Bersifat Terbuka

Mengenai pemindahan hak atas saham dalam Perseroan Terbuka, pada dasarnya tidak diharuskan untuk melakukan penawaran terlebih dahulu kepada pemegang saham lainnya. Namun, pemindahan hak atas saham dalam Perseroan Terbuka wajib mendapatkan persetujuan/izin instansi yang berwenang terlebih dahulu. Hal ini sebagaimana diatur ketentuan peraturan perundang-undangan dalam bidang Pasar Modal, termasuk UUPM dan Peraturan BAPEPAM-LK sebagai pelaksana dari UUPM tersebut.

Merujuk pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-13/PM/1997 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik (Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-13/PM/1997), menjelaskan bahwa setiap pemindahan hak atas saham wajib memenuhi kententuan yang tercantum dalam angka 11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-13/PM/1997, yang menyatakan:

(9)

b. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

c. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian, dan Perusahaan Efek.

Adapun perolehan saham bagi PT Terbuka yang diperdagangkan di Pasar Modal, dapat dilakukan dengan cara:

a. Membeli saham pada saat penawaran umum (Pasar Perdana)

Jika ingin membeli saham pada saat pasar perdana ini, biasanya investor dapat mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang terdapat pada prospektus ringkas atau yang terdapat pada agen-agen penjual yang dituju dan mengirimkan kembali formulir tersebut disertai dengan pengiriman dana ke alamat yang tertera pada formulir.

b. Membeli saham yang telah beredar (Pasar Sekunder)

(10)

Pialang inilah yang nantinya akan melakukan pesanan untuk kepentingan investor.

3. Pihak yang Melakukan Jual Beli Saham dalam Perseroan Terbatas

Para pihak dapat melakukan jual beli asalkan berdasarkan ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, dengan demikian siapa saja dapat melakukannya. Namun dalam Pasal 137 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ketentuan para pihak yang ingin melakukan jual beli saham, diberikan suatu persyaratan khususnya yang bermaksud untuk melakukan pembelian kembali saham yang dikeluarkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Pembelian kembali saham tersebut tidak menyebabkan kekayaan bersih

Perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan, dan

b. Jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh Perseroan dan gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang dipegang oleh Perseroan sendiri dan/atau Perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung dimiliki oleh Perseroan, tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dalam Perseroan, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

(11)

d. Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian yang diderita pemegang saham yang beritikad baik, yang timbul akibat pembelian kembali yang batal karena hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

e. Saham yang dibeli kembali Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya boleh dikuasai Perseroan paling lama 3 (tiga) tahun.

Pengaturan pemindahan hak atas saham menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tidak hanya berhenti disitu saja. Ketika obyek sahamnya sudah menyangkut saham pengendali sehingga pemindahan hak yas saham tersebut menyebabkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut dari tangan yang diambil alih kepada pihak yang mengambil alih , maka Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutnya sebagai pengambilalihan. Selain itu, pengambilalihan juga dapat terjadi dengan penyertaan atas saham-saham yang dikeluarkan dari portefel/portofolio. Prosesnya dapat dilakukan melalui direksi perseroan ataupun langsung kepada pemegang saham perseroan. Pemindahan hak atas saham yang menyebabkan terjadinya pengambilalihan mensyaratkan:

1. Adanya persetujuan RUPS dari perseroan pengambilalihan dengan kuorum kehadiran dari keputusan ¾ (Pasal 125 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), kalau yang mengambil alih berbentuk PT, dan kemudian menyampaikan maksudnya kepada direksi perseroan yang akan diambil alih.

(12)

ayat 7 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas). Berdasarkan penjelesannya, apabila dilakukan langsung kepada pemegang saham, maka pihak yang mengambil alih terlebih dahulu melakukan perundingan dan kesepakatan. Namun apabila hal tersebut tetap diatur dalam anggaran dasar perseroan maka rancangan harus tetap dibuat.

3. Pengumuman di koran dan kepada karyawan perseroan yang mengambil alih paling lambat 30 hari sebelum hari pemanggilan RUPS. Terkait dengan ketentuan Pasal 127 ayat (8) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tetap mensyaratkan agar memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar. Apabila dalam anggaran dasar diatur hal yang sama, maka mau tidak mau rancangan pengambilalihan tetap dibuat dan ringkasannya diumumkan.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan,

GE direncanakan akan berkunjung kembali pada 01 Desember 2016 untuk melihat lebih dekat kawasan PUSPIPTEK dan membahas point-point kerjasama (MOU). MOU antara GE

Uji variabilitas merupakan alat analistik deskriptif yang berfungsi mendiskripsikan hasil pengukuran terhadap suatu sample, variabilitas merupakan karakteristik yang

Dalam PP ini di antaranya diatur tentang pemberian akses kepada masyarakat setempat untuk memanfaatkan sumber daya Taman Nasional (TN). Kajian ini bertujuan untuk

Herlin Khoirun Nisa’ C., Upaya Guru Dalam Membentuk Akhlakul Karimah Siswa Melalui Ekstrakurikuler Keagamaan Di MTs Negeri Bandung Tulungagung, (Tulungagung: IAIN

Gambar 3 Respon permukaan dan kontur pengaruh suhu dan tekanan kempa terhadap pengembangan tebal papan partikel 2 jam Hasil analisis keragaman (ANOVA α = 0,05)

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya tulis ilmiah yang berjudul “ Penerapan

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dinyatakan bahwa Standar Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,