• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Legislasi DPRD (Suatu Kajian Fungsi Legislasi DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2009 – 2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fungsi Legislasi DPRD (Suatu Kajian Fungsi Legislasi DPRD Provinsi Sumatera Utara Periode 2009 – 2014)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN KEBERADAAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT

DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

A. Pengertian Sistem Ketatanegaraan

Istilah sistem ketatanegaraan terdiri dari kata sistem dan ketatanegaraan.

Sistem adalah suatu kesatuan dimana di dalamnya terdapat unsur – unsur, yang masing – masing unsur mempunyai sifat keterikatan, kohesif, sehingga bentuk totalitas unit tersebut terjaga utuh konsistennya.59 Sistem ketatanegaraan dapat diartikan sebagai susunan ketatanegaraan, yaitu segala sesuatu yang berkenaan dengan organisasi Negara, baik yang menyangkut susunan dan kedudukan lembaga – lembaga Negara yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya masing – masing maupun hubungan satu sama lain.60 Para pakar hukum tata negara membagi sistem ketatanegaraan dalam dua sudut pandang, yaitu ;

Pertama, sistem ketatanegaraan menurut sifatnya, dan Kedua, sistem ketatanegaraan menurut pembagian kekuasaan.61

Sistem Ketatanegaraan Indonesia adalah susunan ketatanegaraan di Indonesia yang berkenaan dengan susunan Organisasi Negara Republik Indonesia yaitu yang menyangkut susunan dan kedudukan lembaga – lembaga Negara, tugas dan wewenang maupun hubungannya satu sama lain menurut UUD 1945.62

59 Abdi Yuhana, Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Perubahan UUD 1945,

(Bandung : Fokus Media, 2013), hal.68

60 Ibid.,hal.68

61 Titik Triwulan Tutik, Op.Cit, hal.8

(2)

Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia menurut UUD 1945 adalah suatu sistem khas menurut kepribadian bangsa Indonesia.63

B. Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

1. Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dalam Sistem Ketatanegaraan

Indonesia Sebelum Perubahan UUD 1945

Indonesia sebagai negara yang menganut dan mengakui esensi demokrasi telah mengatur tentang eksistensi lembaga perwakilan rakyat seperti MPR, DPR. Mengenai lembaga perwakilan ini dapat dilihat pada UUD 1945 sebelum perubahan yang meletakkan kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat. Tetapi pada UUD 1945 sebelum perubahan tidak diatur tentang lembaga perwakilan rakyat daerah walaupun sudah mengakui adanya pemerintahan daerah sebagai delegasi kewenangan pusat. Oleh karena itu, pengaturan mengenai keberadaan lembaga perwailan rakyat daerah dapat dilihat dalam beberapa undang – undang tentang Pemerintahan Daerah yang pernah berlaku di Indonesia diantaranya sebagai berikut :

a. Undang – Undang No. 1 Tahun 1945 tentang Komite Nasional Daerah

Dalam undang – undang ini yang berkedudukan menjadi lembaga perwakilan rakyat daerah adalah Komite Nasional Daerah dengan nama Badan Perwakilan Rakyat Daerah. Badan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut sebagai BPRD merupakan lembaga yang mewakili rakyat untuk

(3)

menyelenggarakan urusan – urusan rumah tangganya sendiri. 64 BPRD berfungsi sebagai badan legislatif yang dipimpin oleh Kepala Daerah , sehingga BPRD dalam menjalankan fungsi legislatifnya sangat lemah khususnya dalam menjalankan otonomi daerah. 65

Adapun yang menjadi wewenang Badan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi tiga hal, yaitu :

1) membuat peraturan – peraturan untuk kepentingan daerahnya (otonomi);

2) membantu menjalankan peraturan – peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dari tingkat yang lebih tinggi daripadanya (medebewind dan selfgovernment) 3) membuat atau membentuk peraturan yang diperintahkan oleh Undang –

Undang umum dengan ketentuan peraturan tersebut harus disahkan terlebih dahulu oleh pemerintahan yang lebih tinggi.66

b. Undang – Undang No. 22 Tahun 1948 tentang Pokok Pemerintahan

Daerah

Undang – Undang No. 22 Tahun 1948 tentang Pokok Pemerintahan Daerah ialah pengganti dari Undang – Undang No. 1 Tahun 1945 tentang Komite Nasional Daerah. Menurut undang – undang ini, pemerintahan daerah terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).67 DPRD merupakan alat pemerintahan daerah yang tertinggi yang bertugas mengatur dan mengurus rumah tangga daerahnya.68 Undang – undang ini merupakan undang – undang pertama yang menyatakan keberadaan lembaga

64 Juanda, Op.cit, hal.148

65

Ibid.,

66 Ni’Matul Huda, Hukum Tata Negara, Op.cit, hal.337 67 Ibid., hal.315

(4)

perwakilan rakyat daerah sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). DPRD memiliki kewenangan sebagai berikut :69

1) DPRD berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya ( Pasal 23 ayat (1))

2) DPRD berhak bersama – sama dengan beberapa daerah mengatur kepentingan mereka bersama ( Pasal 27 ayat (1));

3) DPRD mempunyai kekuasaan memilih anggota DPD ( Pasal 14 ayat (1)); 4) DPRD berhak memberitahukan anggota DPRD yang telah melanggar

larangan ( Pasal 6 (2));

5) DPRD berhak membuat pedoman untuk DPD guna mengatur cara menjalankan kekuasaan dan kewajibannya ( Pasal 15 ayat (1));

6) DPRD berhak membuat peraturan tentang uang kehormatan anggota DPD ( Pasal 16 ayat (1));

7) DPRD berhak mengajukan usul kepada yang berwajib agar Kepala Daerah diberhentikan ( Pasal 5 ayat (4));

8) DPRD berhak membela kepentingan daerah dan penduduknya di hadapan Pemerintah dan DPR maupun terhadap DPD dan/atau DPRD atasnya ( Pasal 26 );

9) DPRD berhak membuat peraturan daerah untuk melaksanakan otonomi atau medebewind ( Pasal 28 )

10) DPRD berhak menetapkan hukuman kurungan selama – selama tiga bulan atau denda sebanyak – banyaknya Rp.100,- terhadap pelanggaran peraturan – peraturannya ( Pasal 29 );

11) DPRD berhak mengajukan keberatan terhadap putusan DPRD yang tidak mendapat pengesahan Presiden atau Dewan Pemerintahan Daerah kepada DPD setingkat lebih atas dari DPD yang menolak ( Pasal 30 ayat (4)); 12) DPRD berhak mengajukan (usul) perubahan terhadap APBD yang telah

ditetapkan dengan syarat harus disahkan lebih dahulu oleh yang berwenang ( Pasal 31 );

13) DPRD berhak membuat peraturan – peraturan tentang pemungutan – pemungutan pajak – pajak daerah ( Pasal 32 ayat (1));

14) DPRD berhak mengadakan pinjaman uang bagi kepentingan daerahnya dengan syarat ada pengesahan dari yang berwenang ( Pasal 33);

15) DPRD berhak menetapkan peraturan dalam rangka pengurusan keuangan daerah ( Pasal 38 ayat (1));

16) DPRD berhak mengajukan keberatan terhadap penolakan pengesahan atas perubahan APBD kepada DPD setingkat lebih atas dari DPD yang menolak ( Pasal 39 ayat (7));

69

(5)

Dalam Undang – Undang No. 22 Tahun 1948 ini, DPRD sebagai alat kelengkapan pemerintah daerah tertinggi memiliki kewenangan untuk melakukan pengaturan yang diwujudkan dalam membuat peraturan daerah dan membuat peraturan lain yang berhubungan dengan kemajuan daerah.

c. Undang – Undang No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok – Pokok

Pemerintahan di Daerah

Kedudukan DPRD pada Pasal 5 dalam Undang – Undang No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan di Daerah ialah sebagai pemerintah daerah. DPRD sebagai pemerintah daerah dan berfungsi sebagai badan legislatif memiliki beberapa kewenangan sebagai berikut :

1) Memilih ketua dan wakil ketuanya sendiri;

2) Memberikan pengecualian terhadap larangan melakukan usaha/ pekerjaan yang dilarang bagi anggota DPRD;

3) Memberhentikan anggota yang tidak menaati larangan melakukan usaha/ pekerjaan yang ditetapkan bagi anggota DPRD;

4) Membuat peraturan tentang uang sidang, uang jalan, dan uang penginapan anggota DPRD;

5) Membuat peraturan tentang uang kehormatan ketua/wakil ketua DPRD; 6) Bersidang sekurang – kurangnya sekali dalam 3 bulan;

7) Mengadakan rapat tertutup dan membebaskan kewajiban merahasiakan segala pembicaraan yang dilangsungkan dalam rapat tertutup;

8) Membuat peraturan tata tertib rapat DPRD; 9) Memilih dan memberhentikan anggota DPD;

10) Memberhentikan anggota DPD karena melanggar larangan melakukan usaha/ pekerjaan yang ditetapkan bagi anggota itu atau karena sesuatu alasan lain;

11) Membuat pedoman cara DPD menjalankan kekuasaan dan kewajibannya; 12) Mengesahkan peraturan tata tertib rapat DPD;

13) Membuat peraturan tentang uang kehormatan, uang jalan, dan uang penginapan anggota DPD;

14) Memilih dan memberhentikan Kepala Daerah.

15) Mencalonkan Kepala/Wakil Kepala Daerah Istimewa kepada Pusat;

16) Membuat peraturan tentang gaji, uang jalan, uang penginapan, dan penghasilan lainnya bagi Kepala Daerah;

(6)

18) Menyerahkan urus rumah tangga daerahnya kepada daerah – daerah bawahan;

19) Membantu menjalankan peraturan perundangan dari Pusat atau daerah yang lebih tinggi tingkatnya yang ditugaskan kepadanya;

20) Menugaskan kepala daerah bawahan untuk menjalankan peraturannya; 21) Membela kepentingan daerah dan penduduknya ke hadapan pemerintah,

DPR, atau pemerintah daerah tingkat di atasnya;

22) Membuat peraturan untuk kepentingan daerah dan melaksanakan otonomi/medebewind; peraturan ini dinamakan peraturan daerah;

23) Menetapkan ancaman kurungan selama – lamanya 6 (enam) bulan atau denda sebanyak – banyaknya Rp 5.000,- (lima ribu rupiah) bagi pelanggaran terhadap peraturannya;

24) Menunjuk pegawai daerah yang diberi tugas pengusutan terhadap pelanggaran peraturannya;

25) Membebankan kepada pelanggar keputusannya biaya yang dikeluarkan untuk bantuan yang diberikan oleh alat kekuasaan lain bagi pelaksanaan keputusan itu;

26) Bekerjasama dengan daerah lain untuk mengatur dan mengurus kepentingan bersama;

27) Membentuk panitia – panitia untuk melancarkan pelaksanaan tugasnya; 28) Menunjuk instansi – instansi yang akan menjalankan hal – hal yang telah

dilalaikan pelaksanaan pembantuannya oleh daerah – daerah bawahan; 29) Mengangkat dan memberhentikan sekretaris daerah;

30) Membuat peraturan tentang pengangkatan, pemberhentian, pemberhentian sementara, gaji, pensiun, uang tunggu, dan hal – hal lain mengenai kedudukan hukum pegawai daerah;

31) Meminta kepada Pusat agar dipekerjakan pegawai – pegawai Pusat untuk melaksanakan urusan – urusan tertentu bagi kepentigan daerahnya;

32) Memungut pajak dan retribus; 33) Mendirikan perusahaan daerah;

34) Memegang semua kekuasaan mengenai pengelolaan umum keuangan daerah;

35) Menetapkan anggaran keuangan daerah termasuk perubahannya;

36) Mengajukan keberatan kepada instansi yang setingkat lebih atas dari instansi yang menolak mengesahkan keputusannya;

37) Memberikan keterangan yang diminta oleh instansi pengawas;

38) Menyelidiki dan memeriksa pekerjaan mengurus rumah tangga atau tugas pembantuan yang dilakukan oleh daerah – daerah bawahan.70

Kewenangan DPRD berdasarkan Undang – Undang No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan di Daerah lebih luas dibandingkan undang – undang sebelumnya.

70

(7)

d. Undang – Undang No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok – Pokok

Pemerintahan di Daerah

DPRD pada Pasal 5 ayat (1) dalam Undang – Undang No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan di Daerah berkedudukan sebagai pemerintah daerah. Undang – undang tidak merumuskan secara tegas mengenai kewenangan DPRD. Tetapi secara umum ada beberapa kewenangan yang dianggap sebagai kewenangan DPRD yaitu :

1) Membuat peraturan daerah bersama Kepala Daerah ( Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2)

2) Melakukan sidang atau rapat sekurang – kurangnya sekali dalam tiga bulan;

3) Membuat Peraturan Tata Tertib DPRD;

4) Memberikan pertimbangan atas usul Kepala Daerah tentang penambahan jumlah anggota BPH.71

Pengaturan mengenai kewenangan DPRD yang tidak tegas dikarenakan undang – undang ini menganggap DPRD bukanlah pemegang kekuasaan yang utama dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Kedudukan dan kewenangan DPRD hanya sebagai formalitas atau pelengkap demokrasi.72

e. Undang – Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok

Pemerintahan di Daerah

Kedudukan DPRD dalam Undang – Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan di Daerah ialah sebagai pemerintah daerah, ketentuan ini diatur pada Pasal 13 ayat (1) dalam undang – undang ini. Menurut Undang – Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan di

71

Ibid., hal.176 72

(8)

Daerah kewenangan DPRD sebagai pemerintah daerah dan lembaga perwakilan ialah sebagai berikut ;

1) Memberikan persetujuan Kepala Daerah dalam membuat Peraturan Daerah;

2) Bersama – sama Kepala Daerah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah dan peraturan-peraturan Daerah untuk kepentingan Daerah dalam batas – batas wewenang yang diserahkan kepada Daerah atau untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Daerah;

3) Mengawasi jalannya pemerintahan daerah;

4) Menetapkan waktu dan penyelenggaraan sidang atau rapat;

5) Merahasiakan segala sesuatu yang dibicarakan dalam rapat atau sidang tertutup, kewajiban itu berlangsung terus sampai ada penegasan putusan Dewan bahwa sifat ketertutupannya diubah menjadi bersifat terbuka; 6) Membuat dan menetapkan peraturan Tata Tertib dengan mengidah

petunjuk Menteri Dalam Negeri;

7) Mengusulkan penambahan urusan rumah tangga daerah yang ditetapkan sebagai atau wewenang pangkal dalam Undang – Undang pembentukan daerah;

8) Menyetujui penetapan Peraturan Daerah kepentingan rumah tangga daerah atau untuk melaksanakan peraturan perundang – undangan yang lebih tinggi tingkatannya yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Daerah; 9) Menyetujui penetapan Peraturan Daerah yang mengandung ancaman

kurungan selama – lamanya enam bulan atau denda sebanyak – banyaknya Rp 50.000,- ( lima puluh ribu rupiah ) terhadap pelanggaran peraturan – peraturannya dengan atau tidak merampas barang – barang tertentu, kecuali jikalau dengan peraturan – peraturan perundang – undangan yang lebih tinggi tingkatannya ditetapkan lain;

10) Menyetujui penetapan Peraturan Daerah tentang penunjuk pegawai – pegawai Daerah yang diberi tugas melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran atas Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang – berlaku;

11) Menyetujui penetapan Peraturan Daerah tentang pembebanan biaya kepada si pelangar Peraturan – Peraturan Daerah apabila biaya itu diperlukan untuk meminta bantuan alat – alat kekuasaan;

12) Menyetujui penetapan Peraturan Daerah tentang kedudukan dan kedudukan keuangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pegawai Daerah;

13) Menyetujui penetapan Peraturan Daerah tentang Pengangkatan, pemberhentian, pemberhentian sementara, gaji, pensiun, uang tunggu dan lain sebagainya mengenai kedudukan hukum pegawai daerah;

(9)

15) Menyetujui penetapan peraturan Pemerintah Daerah tentang pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang peraturan pokonya diterapkan dalam Undang – Undang;

16) Mengadakan ketentuan tentang pengusahaan sumber alam yang ada di daerahnya dan mengadakan/ membentuk Perusahaan Daerah yang mengolahnya berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku; 17) Menetapkan bahwa barang – barang milik Daerah yang dipergunakan

untuk melayani kepentingan umum dapat dijual, diserahkan hak – haknya kepada pihak lain, dijadikan tanggungan atau digadaikan;

18) Menetapkan penjualan, penyewaan, atau pengepakan barang – barang termaksud di atas, tidak dilelang di muka umum, tetapi dibawah tangan; 19) Membahas keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah;

20) Menyiapkan segala sesuatu berhubungan dengan proses pencalonan Kepala Daerah, memilih calon – calon Kepala Daerah yang akan disampaikan kepada pejabat yang berwenang untuk mengangkatnya; 21) Memberikan persetujuan calon wakil Kepala Daerah yang disampaikan

oleh Kepala Daerah;

22) Menyusun laporan tahunan pada setiap akhir tahun;

23) Menyusun memori dan/atau laporan akhir masa jabatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

24) Setiap anggota mengucapkan sumpah janji sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk itu.73

DPRD sebagai lembaga perwakilan memiliki tiga fungsi utama yaitu perundang- undangan, anggaran, dan pengawasan. Selain itu DPRD juga memiliki hak yang diatur pada Pasal 29 ayat (1) undang – undang ini, yaitu : hak anggaran, hak mengajukan pertanyaan bagi masing – masing anggota, meminta keterangan, mengadakan perubahan, mengajukan pertanyaan/pendapat, prakarsa, penyelidikan.

f. Undang – Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

Undang – Undang ini merupakan undang – undang yang pertama sekali tidak menyebut DPRD sebagai bagian dari pemerintah daerah tetapi sebagai

(10)

badan legislatif daerah.74 Ketentuan ini dapat dilihat pada Pasal 14 ayat (1) yang berbunyi : “Di Daerah dibentuk DPRD sebagai Badan Legislatif Daerah dan Pemerintah Daerah sebagai Badan Eksekutif Daerah.” Kemudian ditegaskan kembali pada Pasal 14 ayat (2) yang berbunyi ; “Pemerintah Daerah terdiri atas Kepala Daerah beserta perangkat Daerah lainnya.” Kemudian Pasal 16 ayat (2)

menyatakan bahwa kedudukan DPRD sebagai Badan Legislatif Daerah sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintah Daerah.

Undang – undang ini juga menegaskan bahwa DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di Daerah merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila (Pasal 16 ayat (1) ). DPRD memiliki tugas dan wewenang yang diatur pada Pasal 18 ayat (1) yaitu sebagai berikut :

a. memilih Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota;

b. memilih anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari Utusan Daerah;

c. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur/ Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, atau Walikota/ Wakil Walikota; d. bersama dengan Gubernur, Bupati, atau Walikota membentuk

Peraturan Daerah;

e. bersama dengan Gubernur, Bupati, atau Walikota menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

f. melaksanakan pengawasan terhadap :

1) pelaksanaan Peraturan Daerah dan peraturan perundangundangan lain;

2) pelaksanaan Keputusan Gubernur, Bupati, dan Walikota; 3) pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 4) kebijakan Pemerintah Daerah; dan

5) pelaksanaan kerja sama internasional di Daerah;

g. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah terhadap rencana perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan Daerah; dan

h. menampung dan menindaklanjuti aspirasi Daerah dan masyarakat

74

(11)

Selain tugas dan wewenang diatas DPRD memiliki hak yang diatur pada Pasal 19 ayat (1) undang – undang ini. Adapun hak DPRD itu, ialah sebagai berikut :

a. meminta pertanggungjawaban Gubernur, Bupati, dan Walikota; b. meminta keterangan kepada Pemerintah Daerah;

c. mengadakan penyelidikan;

d. mengadakan perubahan atas Rancangan Peraturan Daerah; e. mengajukan pernyataan pendapat;

f. mengajukan Rancangan Peraturan Daerah; g. menentukan Anggaran Belanja DPRD; dan h. menetapkan Peraturan Tata Tertib DPRD.

Kedudukan, kewenangan dan hak DPRD diatur sedemikan rupa dalam undang – undang ini yaitu dapat dilihat pada isi Pasal yang pada undang – undang sebelumnya tidak diatur dengan jelas

(12)

2. Kedudukan dan Fungsi , Tugas dan Wewenang Lembaga Perwakilan

Rakyat Daerah dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah

Perubahan UUD 1945

Keberadaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah diatur dengan jelas pada Pasal 18 ayat (3) dalam UUD 1945 setelah perubahan kedua yang menyatakan bahwa pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Ketentuan ini menjadi suatu dasar hukum terhadap keberadaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam sistem ketatanegaran di Indonesia.

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 18 ayat (3) tidak menjelaskan mengenai kedudukan dan fungsi, tugas dan wewenang dari DPRD, tetapi UUD 1945 setetelah perubahan pada Pasal 18 ayat (7) menyatakan bahwa ada undang – undang khusus yang mengatur mengenai susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan undang – undang pertama yang dibentuk untuk mengatur pemerintahan daerah setelah perubahan UUD 1945. Dalam undang – undang ini diatur kedudukan dan fungsi, tugas dan wewenang DPRD. Kedudukan DPRD dalam Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 ialah sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memiliki fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran.

(13)

wewenang. Tugas dan wewenang DPRD diatur dalam undang – undang pemerintahan daerah yaitu sebagai berikut :75

a. membentuk Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan bersama;

b. membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama dengan kepala daerah;

c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerja sama internasional di daerah;

d. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala daerah/wakil kepala daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri bagi DPRD provinsi dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPRD kabupaten/kota;

e. memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah;

f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;

g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sana internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah;

h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah;

i. membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah;

j. melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;

k. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antar daerah dan dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.

Kemudian Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah direvisi menjadi Undang – Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kedudukan dan fungsi DPRD dalam undang – undang ini masih mengikuti ketentuan Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sedangkan tugas dan wewenang dalam Undang – Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang No.32 Tahun 2004 tentang

(14)

Pemerintahan Daerah mengalami perubahan yaitu pengahapusan huruf i pada Pasal 42 ayat ( 1) tentang tugas dan wewenang DPRD. 76

Penjelasan mengenai kedudukan DPRD selain diatur dalam undang – undang pmerintahan daerah , diatur juga dalam Undang – Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pada Pasal 291, pada undang – undang ini bukan hanya menjelaskan kedudukan tetapi juga susunan DPRD yang terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.

Selain tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud di atas, DPRD melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam peraturan perundang – undangan. Peraturan perundang – undangan yang mengatur tugas dan wewenang DPRD ialah Undang – Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah . Tugas dan wewenang DPRD provinsi ialah sebagai berikut :77

a. membentuk peraturan daerah provinsi bersama gubernur;

b. membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi yang diajukan oleh gubernur;

c. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi;

d. mengusulkan pengangkatan dan /atau pemberhentian gubernur dan/atau wakil gubernur kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian;

76 Pasal 42 ayat (1) huruf i Undang Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua atas Undang – Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

77 Pasal 293 ayat (1) Undang Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis

(15)

e. memilih wakil gubernur dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil gubernur;

f. memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah provinsi terhadap rencanaperjanjian internasionaldi daerah;

g. memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi;

h. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi;

i. memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah; j. mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang – undangan ; dan

k. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang – undangan.

Berdasarkan tugas dan wewenang sebagaimana diuraikan di atas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memiliki hak dan kewajiban. DPRD memiliki hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat.78 Hak interpelasi adalah hak DPRD provinsi untuk meminta keterangan kepada gubernur mengenai kebijakanpemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.79 Hak angket adalah hak DPRD provinsi untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah provinsi yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang - undangan.80 Hak menyatakan pendapat adalah hak DPRD provinsi untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan gubernur atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya

78 Siswanto Sunarno, Op.Cit, hal.68

79 Pasal 298 ayat (2) Undang Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

80 Pasal 298 ayat (3) Undang Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis

(16)

atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.81 Selain tiga hak tersebut, anggota DPRD provinsi juga memiliki hak lain yang diatur dalam undang – undang, yaitu sebagai berikut : 82

a. mengajukan rancangan Perda; b. mengajukan pertanyaan

c. menyampaikan usul dan pendapat; d. memilih dan dipilih;

e. membela diri; f. imunitas;

g. protokoler; dan .

h. keuangan dan administratif

Pada Undang – Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah mengenai hak anggota DPRD provinsi ditambah satu hak yaitu mengikuti orientasi dan pendalaman tugas. Selain memiliki hak, anggota DPRD juga memiliki kewajiban yaitu sebagai berikut : 83

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila ;

b. melaksanakan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang – undangan ;

c. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ;

d. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan ;

e. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat ;

f. menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah ;

g. menaati tata tertib dan kode etik ;

h. menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi ;

81 Pasal 298 ayat (4) Undang Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

82

Pasal 44 ayat (1) Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

83 Pasal 300 Undang Undang No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan

(17)

i. menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kujungan kerja secara berkala ;

j. menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat ; dan

k. memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di daerah pemilihannya.

Untuk mengoptimalkan pelaksaan fungsi, tugas dan wewenang, serta hak dan kewajiban anggota DPRD provinsi di bentuk fraksi sebagai wadah berhimpun anggota DPRD provinsi. Pada Pasal 50 dalam Undang – Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah menjelaskan bahwa setiap anggota DPRD wajib berhimpun dalam fraksi dan jumlah anggota setiap fraksi sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya sama dengan jumlah komisi di DPRD.

(18)

Selain fraksi, DPRD provinsi juga memiliki alat kelengkapan untuk menjalankan fungsi, tugas dan wewenang DPRD yang terdiri atas ;84

1. Pimpinan ;

2. Badan Musyawarah ; 3. Komisi ;

4. Badan Legislasi Daerah ; 5. Badan Anggaran ; 6. Badan Kehormatan ; dan

7. Alat Kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat paripurna.

Jumlah pimpinan DPRD dan komisi yang dibentuk pada provinsi tergantung pada jumlah anggota DPRD yang terpilih tiap provinsi berdasarkan hasil dari keputusan Komisi Pemilihan Umum yang telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Ketentuan tata cara pembentukan, susunan, tugas dan wewenang dari alat kelengkapan daerah diatur dalam peraturan DPRD tentang tata tertib masing – masing provinsi.

84

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan tujuan diet tersebut, rumah sakit umumnya menyediakan makanan dengan kriteria seperti : makanan dengan komposisi gizi yang baik dan seimbang menurut

Nilai HQLA setelah pengurangan nilai ( haircut ), outstanding kewajiban dan komitmen dikalikan tingkat penarikan ( run-off rate ) atau nilai tagihan kontraktual dikalikan

Mahasiswa menyampaikan aturan dan studi kasus lancar dan tepat dengan latar belakang, analisis dan sintesis yang akurat, sistematis dan logis dengan penyajian

[r]

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5

Beberapa mahasiswa diijinkan melakukan pemagangan di perusahaan yang sama, dengan syarat posisi dan lingkup kerja yang ditangani masing-masing mahasiswa di. perusahaan

(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang

Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap benda cagar budaya berdasarkan Pasal 95 ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Pemerintah Kota