• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Kepemilikan Dan Pengembangan Teknologi Nuklir Bagi Negara Anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Kepemilikan Dan Pengembangan Teknologi Nuklir Bagi Negara Anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara yang bukan bersifat perdata.1 Hukum internasional meluputi juga kaidah-kaidah yang berkaitan dengan berfungsinya lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi internasional, hubungan-hubungan mereka satu sama lain, dan hubungan mereka dengan negara-negara dan individu.2 Dalam pengertiannya, perlu dibedakan antara hukum internasional dan hukum dunia (World Law), kedua pengertian ini menunjukkan pada konsep mengenai tata tertib hukum masyarakat dunia yang berlainan pangkal tolaknya. Pengertian hukum internasional didasarkan atas pikiran adanya suatu masyarakat internasional yang berdaulat dan merdeka

(Independent) dalam arti masing-masing berdiri sendiri yang satu tidak dibawah kekuasaan yang lain. Dalam rangka pikiran ini tidak ada suatu badan yang berdiri diatas negara-negara, baik dalam bentuk negara dunia (World State) maupun badan supranasional yang lain. Dengan perkataan lain, hukum internasional merupakan suatu tata tertib hukum koordinasi antara anggota-anggota masyarakat internasional yang tunduk pada suatu hukum yang dianggap sebagai tata tertib hukum yang mereka terima sebagai perangkat kaidah dan asas yang mengikat dalam hubungan antar mereka. Sementara pengertian hukum dunia (World Law)

1

Mochtar kusumaatmaja, Pengantar Hukum Internasional I, (Bandung : Putra Bardin 1977), hlm.1

2

(2)

Universitas Sumatera Utara berpangkal pada analogi hukum tata negara (Constitutional Law), hukum dunia semacam negara dunia yang meliputi semua negara di dunia ini semacam negara federasi. Megara dunia secara hirarki berdiri diatas negara-negara Nasional3.

Hukum internasional bukanlan sebagai suatu system yang semata-mata terdiri dari kaidah-kaidah yang mengatur hubungan-hubungan antar negara saja, karena perkembangan-perkembangan mengenai hukum internasional yang penting adalah mengenai pembentukan sejumlah besar lembaga-lembaga atau organisasi Internasional permanen seperti, misalnya Perserikatan bangsa-bangsa dan organisasi kesehatan dunia/ World Health Organization (WHO), yang dipandang memiliki personalitas hukum internasional, dan mampu menjalin hubungan satu sama lain dan dengan negara-negara dan gerakan yang terjadi saat ini berguna untuk melindungi hak-hak manusia dan kebebasan individu. Pembentukan kaidah-kaidah baru untuk menghukum orang-orang yang melakukan kejahatan internasional genocide atau pemusnahan ras, dan pembebanan kewajiban terhadap individu-individu berdasarkan keputusan bersejarah tahun 1946 yang dikeluarkan oleh Pengadilan Militer di Nuremberg mengenai tindakan-tindakan yang dinyatakan sebagai kejahatan internasional yaitu4 :

1. Kejahatan terhadap perdamaian; 2. Kejahatan terhadap kemanusiaan;

3. Persekongkolan untuk melakukan kejahatan-kejahatan ini.

Salah satu sumber hukum internasional adalah Perjanjian internasional, perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota

3

Mochtar Kusumaatmaja. Op.cit hlm 25

(3)

Universitas Sumatera Utara masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan suatu hukum tertentu5. Dari batasan yang dimaksud dalam pengertian perjanjian internasional, perjanjian internasional tersebut bisa dikatakan perjanjian apabila dilakukan oleh subjek hukum internasional, yang termasuk dalam subjek hukum internasional adalah :

6. Pemberontak dan pihak dalam sengketa (Belligerent)

Perkembangan mengenai pengaturan hukum internasional sejalan dengan tumbuh dan berkembang nya suatu teknologi dan ilmu pengetahuan, dengan semakin berkembang nya teknologi dan ilmu pengetahuan, maka dibuatlah aturan-aturan untuk mengatur kerjasama antar subjek hukum internasional guna mencapai kehidupan yang harmonis dan mewujudkan perdamaian dan keamanan dunia, terutama mengenai perkembangan-perkembangan teknologi senjata pemusnah massal atau senjata Nuklir.

Teknologi Nuklir kebanyakan digunakan sebagai pembangkit listrik. Negara maju seperti Jerman, Cina, Rusia, Jepang, Korea, Inggris, Amerika, sudah memanfaatkan tenaga nuklir sebagai kebutuhan pembangkit listrik. Teknologi

5

Mochtar kusumaatmaja. Op.cit Hal. 117

6

(4)

Universitas Sumatera Utara nuklir banyak manfaatnya bagi manusia, nuklir merupakan jawaban dari kelangkaan sumber energi kita dengan pemanfaatannya yang sesuai, nuklir dapat menyediakan pasokan energi yang menjadi kebutuhan manusia dengan jumlah yang besar dan efektif..

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. PLTN termasuk dalam pembangkit daya base load, yang dapat bekerja dengan baik ketika daya keluarannya konstan (meskipunboiling water reactor dapat turun hingga setengah dayanya ketika malam hari). Daya yang dibangkitkan per unit pembangkit berkisar dari 40 Mwe hingga 1000 MWe. Unit baru yang sedang dibangun mempunyai daya 600-1200 MWe. Hingga saat ini, terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia dengan 441 diantaranya beroperasi di 31 negara yang berbeda. Keseluruhan reaktor tersebut menyuplai sekitar tujuh belas persen listrik dunia. Reaktor nuklir yang pertama kali membangkitkan listrik adalah stasiun pembangkit percobaaan EBR-I pada 20 Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni Soviet. PLTN skala komersil pertama adalahCalder Hall di Inggris yang dibuka pada 17 Oktober 19567. Namun sayang sekali energi yang cukup besar dihasilkan oleh Teknologi Nuklir ini disalahgunakan dengan membuatnya menjadi suatu senjata pemusnah massal yang berkekuatan daya ledak tinggi untuk meningkatkan kekuatan militer suatu negara.

7Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir‖ dalam

(5)

Universitas Sumatera Utara Kontroversi mengenai senjata nuklir sebenarnya telah muncul sebelum senjata maut ini menjadi kenyataan. Hal ini bermula pada awal perang Dunia II dengan adanya kekhawatiran, khususnya diantara para ahli fisika di Barat, bahwa adolf hitler telah memiliki kemampuan untuk mengembangkan senjata nuklir. Atas permintaan kawannya, Leo Szilard, pada tanggal 2 agustus 1939 Albert Einstein menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt yang intinya antara lain menyarankan agar Amerika Serikat mengenmbangkan bom atom (uranium) sebelum nazi membuatnya8.

Penggunaan senjata nuklir yang pernah terjadi yaitu serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, yang terjadi selama Perang Dunia II terhadap Kekaisaran Jepang dimana nuklir Little Boy dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti dengan pada tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkan bom nuklir Fat Man di atas Nagasaki. Bom atom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945, sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan radiasi yang dikeluarkan oleh bom9.

Karena penyerangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Jepang inilah maka Senjata Nuklir dianggap sebagai senjata paling berbahaya dan dapat menumbulkan kerugian-kerugian yang sangat besar dan menimbulkan ketakutan bagi masyarakat internasional, terlebih lagi bagi negara yang bukan

8 Dian Wirengjurut, Kawasan Damai dan Bebas Senjata Nuklir (Bandung : P.T.

ALUMNI, 2002), hlm.9

9“Serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki” dalam

(6)

Universitas Sumatera Utara pemilik teknologi nuklir. Oleh karena hal ini, maka dibentuklah Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) yang merupakan sebuah organisasi independen yang didirikan pada tanggal 29 Juli 1957 dengan tujuan mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. Markas IAEA terletak di Wina, Austria, dan beranggotakan 137 negara10.

Selain dalam pengawasan IAEA, masyarakat internasional sangat menyadari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh nuklir, oleh karena itu banyak perjanjian internasional yang dibentuk untuk membatasi dan mencegah dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh nuklir. Nuklir tidak dapat dihapuskan karena efektifitas dari nuklir yang relatif lebih hemat dibandingkan bahan bakar lain, nuklir sangat berguna dalam kehidupan manusia, oleh karena itu nuklir harus dimanfaatkan dengan benar agar tidak terjadi lagi kejadian seperti yang menimpa Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 silam.

Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA), sebagai badan khusus PBB yang mengawasi sekaligus mengembangkan penggunaan energi nuklir mempunyai tugas dan tantangan yang berat di abad 21 ini. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) dilengkapi dengan berbagai perangkat aturan yang merupakan kesepakatan global mengenai pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi untuk kesejahteraan seluruh komunitas di dunia yang dimana beberapa negara telah meratifikasi perjanjian internasional

10―Badan Tenaga Atom Internasional‖ dalam

(7)

Universitas Sumatera Utara di bidang nuklir, seperti misalnya, Non-Proliferation Nuclear Treaty dan protokol tambahannya yang mana inti dari konvensi tersebut adalah bahwa nuklir harus dimanfaatkan untuk tujuan damai, salah satunya pembangkit tenaga listrik.11

Berdasarkan uraian diatas maka dirasa penting untuk mengkaji mengenai kepemilikan dan pengembangan teknologi nuklir negara anggota perjanjian non-proliferasi nuklir karena mengingat kegunaan nuklir dan bahaya yang dapat di timbulkan oleh nuklir apabila disalah gunakan, karena tidak ada larangan untuk mengembangkan teknologi nuklir selama tidak digunakan untuk kepentingan senjata atau kepentingan militer.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang di atas, adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Pengaturan Hukum Internasional Mengenai Nuklir?

2. Bagaimana Pengaturan tentang Perjanjian NonProliferasi Nuklir dalam Hukum Internasional?

3. Bagaimana Pengaturan Hukum Internasional dalam Perjanjian NonProliferasi Nuklir dalam Konteks Kepemilikan dan Pengembangan Teknologi Nuklir

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

11 Koesrianti. Jurnal:

Peran dan fungsi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) :

(8)

Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mengetahui perangkat Hukum Internasional yang mengatur

tentang Nuklir

2. Untuk mengetahui mengenai Perjanjian Nonproliferasi dalam ruang lingkup Hukum Internasional

3. Untuk mengetahui Pengaturan Hukum Internasional dalam Perjanjian NonProliferasi Nuklir dalam Konteks Kepemilikan dan Pengembangan Teknologi Nuklir

2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif baik dari segi teoretis maupun dari segi prakteknya. Secara teoretis, pembahasan terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran serta pandangan mengenai konsep hukum internasional mengenai Nuklir dan perangkat hukum internasional yang mengaturnya.

Secara praktis, pembahasan terhadap masalah dalam penulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Republik Indonesia (RI) dalam memahami norma-norma serta aspek-aspek hukum internasional dan hukum nasional yang terkait dengan kerjasama Internasional dalam kaitannya dengan pengembangan teknologi nuklir negara anggota perjanjian nonproliferasi nuklir.

D. Keaslian Penelitian

(9)

Universitas Sumatera Utara

dengan judul ―Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Kepemilikan dan

Pengenmbangan Teknologi Nuklir Negara Anggota Perjanjian Non-Proliferasi

Nuklir‖.

Namun pernah ada penulisan dari mahasiswa/i Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dengan judul yang sedikit mirip, antara lain :

1. Saudara Darwin, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, NIM : 060200048, Judul ―Pengaturan Hukum Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) dan Sanksi Atas Uji Coba Nuklir Korea Utara Dalam Perspektif

Hukum Internasional‖. Dalam rumusan masalah :

a. Mengapa Perjanjian non-proliferasi (NPT) tidak mampu secara efektif mengurangi proloferasi ?

b. Bagaimana dampak program senjata nuklir Korea Utara terhadap posisinya dalam politik internasional ?

c. apakah pemberlakuan sanksi terhadap Korea Utara merupakan cara yang paling efektif ?

2. Saudari Mira Benita Maharama, Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Nim : 040200029, Judul ―Pengaturan Hukum Internasional atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir dan Dampak Lingkungan

Yang mungkin Ditimbulkannya‖. Dalam perumusan masalah:

a. Bagaimana pemanfaatan tenaga nuklir dan badan internasional apa yang berkompeten untuk mengawasinya

(10)

Universitas Sumatera Utara penerapan sanksi atas pelanggaran terhadap pemanfaatan dan penggunaan tenaga nuklir tersebut ?

c. Bagaimana potensi timbulnya damapk lingkungan hidup akibat pemanfaatan dan penyalahgunaan tenaga nuklir

Dalam permasalahan beberapa penulisan sebagaimana yang telah disebutkan di atas, ternyata judul dan permasalahannya tidak ada yang serupa atau sama dengan yang ditulis saat ini. Oleh karena itu, penulisan ini adalah asli dan secara akademis dapat saya pertanggungjawabkan.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini memperoleh bahan tulisannya dari berbagai sumber yang dapat dipercaya dan dapat dipertanggung jawabkan berupa buku-buku, laporan-laporan, dan informasi dari internet. Untuk itu akan diberikan penegasan dan pengertian dari judul penelitian, yang diambil dari sumber-sumber buku yang memberikan pengertian terhadap judul penelitian ini, yang ditinjau dari sudut etimologi dan pengertian-pengertian lainnya dari sudut ilmu hukum maupun dari pendapat para sarjana, sehingga mempunyai arti yang lebih tegas.

Pengertian Judul ―Tinjauan Hukum Internasional Terhadap

Kepemilikan dan Pengembangan Teknologi Nuklir Negara Anggota Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir‖ dapat diartikan dari segi bahasa atau etimologis.

(11)

Universitas Sumatera Utara hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa itu12; internasional adalah menyangkut bangsa, negera seluruh dunia atau antarbangsa. Hukum internasional adalah ilmu yang mempelajari dan meninjau dari sudut hukum segala kejadian dalam sejarah politik internasional dan hubungan internasional13.

Kepemilikan berasal dari kata dasar milik yang artinya adalah kekuasaan yang didukung secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sesuatu yang dimiliki secara eksklusif dan menggunakannya untuk tujuan pribadi14; pengembangan artinya adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoretis, dan konseptual15; teknologi artinya metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ilmu pengetahuan terapan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia16; Nuklir artinya berhubungan dengan atau menggunakan inti atau energi (tenaga) atom17; Negara artinya kelompok sosial yg menduduki wilayah atau daerah tertentu yg diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yg efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya18; Anggota artinya yang menjadi bagian atau masuk dalam

12 E. Utrecht/Moh. Saleh Djindang, Pengantar Dalam Hukum Indonesia , PT. Ichtiar Baru,

Jakarta, 1989, hal. 3

13 Ibid., Hlm. 445

14 ―kepemilikan‖ sebagaimana dimuat dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemilikan

diakses pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 23:42

15 ―pengembangan‖ sebagaimana dimuat dalam

http://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 23:54

16―teknologi‖ sebagaimana dimuat dalam http://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 27 Mei

2015 pukul 00:12

17 ―nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam

http://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 27 Mei 2015 pukul 00:06

18 ―negara‖ sebagaimana dimuat dalam http://kbbi.web.id/ diakses pada tanggal 27 Mei

(12)

Universitas Sumatera Utara suatu golongan (perserikatan, dewan, panitia, dsb)19; Negara Anggota adalah Negara yang ikut menjadi bagian dalam suatu perikatan atau perjanjian internasional; Perjanjian Non-proliferasi nuklir ialah adalah suatu perjanjian yang ditandatangi pada 1 Juli 1968 yang membatasi kepemilikan senjata nuklir20

F. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang akan ditempuh dalam memperoleh data-data atau bahan-bahan dalam penelitian meliputi :

A. Jenis Penelitian

Sebagaimana lazimnya penulisan dalam penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah yang harus berdasarkan fakta-fakta dan data-data obyektif (benar dan layak dipercaya), demikian halnya dalam menyusun dan menyelesaikan penulisan penelitian ini sebagai karya tulis ilmiah juga menggunakan pengumpulan data secara ilmiah (metodologi), guna memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunannya sesuai dengan yang telah direncanakan semula yaitu menjawab permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya. Metode penulisan yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif (yuridis normatif) yang dilakukan dan ditujukan pada norma-norma hukum yang berlaku. Dalam penelitian ini, metode yuridis normatif yang digunakan adalah norma-norma hukum internasional yang tertuang dalam bentuk Treaty (perjanjian).

B. Teknik Pengumpulan Data

19―anggota‖ sebagaimana dimuat dalam http://kbbi.web.id/ diakes padavtanggal 27 Mei

2015 pukul 00:25

20 ―Perjanjian Non-proliferasi Nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam

(13)

Universitas Sumatera Utara Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder karena penulisan ini merupakan penelitian kepustakaan. Adapun data sekunder tersebut mencakup :

a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat, seperti norma-norma dasar, peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Bahan Hukum Primer dalam penelitian ini antara lain adalah:

1. Perjanjian Internasional 2. Konvensi-konvensi 3. Traktat

4. Statuta

b. Bahan hukum sekunder, yaitu yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dan isinya tidak mengikat. Bahan hukum sekunder yang digunakan disini adalah buku-buku, artikel, majalah, jurnal dan makalah dari berbagai seminar yang berhubungan yang membahas mengenai hukum internasional terutama yang terkait dengan perjanjian internasional dan kepemilikan dan pengembangan teknologi nuklir c. Bahan hukum tersier, yaitu bahanhukum yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Dalam kajian ini, bahan hukum tersier yang digunakan adalah kamus bahasa, kamus hukum, ensiklopedia dan lain-lain.

(14)

Universitas Sumatera Utara terkait dengan penelitian ini, seperti buku-buku, jurnal ilmiah, surat kabar, majalah, kamus, ataupun artikel-artikel dari internet.

G. Sistematika Penulisan

Secara sistematis penelitian ini dibagi dalam beberapa bab dan tiap-tiap bab dibagi atas sub bab yang terperinci sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI NUKLIR Bab ini menguraikan secara terperinci mengenai nuklir secara umum, dan didalam bab ini juga dibahas mengenai pengaturan-pengaturan hukum internasional terhadap nuklir.

BAB III : TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI PERJANJIAN NONPROLIFERASI NUKLIR

Bab ini menguraikan secara terperinci mengenai perjanjian nonproliferasi nuklir, mengapa lahir perjanjian nonproliferasi nuklir dan bagaiman implikasinya bagi negara anggota.

BAB IV : KEPEMILIKAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI NUKLIR SESUAI DENGAN PERJANJIAN NONPROLIFERASI NUKLIR

(15)

Universitas Sumatera Utara ini juga dibahas mengenai status negara yang dibolehkan untuk memiliki senjata nuklir dan negara yang tidak dibenarkan untuk memiliki senjata nuklir.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

4.55 Taburan Kekerapan Dimensi Niat Untuk Menggunakan E-Aduan PBT 261 4.56 Keputusan Ujian Korelasi Antara Dimensi Sikap Dengan Niat/Hasrat 263 4.57 Keputusan Ujian Korelasi

Educators create policies and procedures and adopt practices that support their belief in the.. impossibility of

- Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban Bantuan Keuangan Parpol :.. Waktu Pelaksanaan 01-01-2015 sampai dengan

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W2, 2013 XXIV International CIPA Symposium, 2 – 6 September 2013,

[r]

Media massa pun berhasil menampilkan sebuah realita sosial seperti apa sosok presiden Republik Indonesia yang pada setiap pidato seringkali menyebut demi

Untuk memperoleh bukti empiris perbedaan persepsi antara akademisi dengan praktisi akuntansi terhadap keahlian yang relevan akuntan forensik dalam hal kemampuan

Sejarah ini dapat diartikan sebagai keberhasilan strategi Kerajaan Islam Jeumpa Aceh Sejarah ini dapat diartikan sebagai keberhasilan strategi Kerajaan Islam Jeumpa Aceh yang kala