• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Laju Infiltrasi Pada Tanah Hutan Dan Bukan Hutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Laju Infiltrasi Pada Tanah Hutan Dan Bukan Hutan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Infiltrasi

Infiltrasi merupakan peristiwa atau proses masuknya air ke dalam tanah,

umumnya (tidak mesti) melalui permukaan tanah dan secara vertikal. Pada

beberapa kasus air dapat masuk melalui jalur atau rekahan tanah atau gerakan

horizontal dari samping. Infiltrasi merupakan kompleks antara intensitas hujan

karakteristik dan kondisi permukaan tanah. Intensitas hujan berpengaruh

terhadap kesempatan air untuk masuk ke dalam tanah, maka semua air

mempunyai kesempatan untuk masuk ke dalam tanah. Sebaliknya bila intensitas

hujan lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas infiltrasi, maka sebagian air

yang jatuh ke permukaan tanah tidak mempunyai kesempatan untuk masuk ke

dalam tanah, dan bagian ini akan mengalir sebagai aliran permukaan (BBLSDP

(2006) dalam Maro’ah ,2011) .

Data laju infiltrasi dapat dimanfaatkan untuk menduga kapan suatu

limpasan permukaan (run-off) akan terjadi bila suatu jenis tanah telah menerima

sejumlah air tertentu, baik melalui curah hujan ataupun irigasi dari suatu tandon

air di permukaan tanah. Oleh karena itu, informasi besarnya kapasitas infiltrasi

tanah tersebut berguna, baik dalam pengelolaan irigasi (Noveras, 2002), maupun

dalam perencanaan konservasi tanah dan air (Arsyad, 1989). Dengan mengamati

atau menguji sifat ini dapat memberikan gambaran tentang kebutuhan air irigasi

yang diperlukan bagi suatu jenis tanah untuk jenis tanaman tertentu pada suatu

(2)

Laju infiltrasi suatu DAS atau suatu petak tanah dapat diukur di lapangan

dengan mengukur curah hujan, aliran permukaan, dan menduga faktor-faktor

siklus air lainnya, atau dengan analisis hidrograf. Luas daerah yang terliput

harus diketahui dengan pasti. Dalam pengukuran ini diperlukan alat pengukur

aliran permukaan. Jatuhnya hujan tidak dapat diukur, maka sprinkler dapat

digunakan jika ingin membandingkan pengaruh berbagai perlakuan terhadap

infiltrasi (Wilm,1943; Wisler dan Blater, 1959). Mengingat waktu dan biaya

yang diperlukan bagi pengukuran skala DAS atau petak tanah besar, maka

pengukuran infiltrasi juga dapat dilakukan pada luasan yang sangat kecil dengan

menggunakan alat yang dinamai infiltrometer (Harold, 1951). Dengan cara ini

air diberikan ke tanah dengan laju yang sama dengankapasitas infiltrasi. Jumlah

air yang meresap dalam satu jangka waktu tertentu diukur. Infiltrometer ada

yang bekerja secara otomatik (Pittman dan Kohnke, 1942). Akibat terjadinya

rembesan lateral, maka hasil yang didapat dengan alat ini tidak mudah

dieksploitasi ke dalam skala DAS atau petak. Untuk mengurangi pengaruh

rembesan digunakan infiltrometer silinder ganda (double ring infiltrometer)

(Arsyad, 2006).

Tabel 1. Klasifikasi infiltrasi tanah (Kohnke, 1968)

Kisaran Infiltrasi (cm/jam) Sangat Lambat <1

Lambat 1-5

Sedang Lambat 5-20

Sedang 20-65

Sedang Cepat 65-125

Cepat 125-250

(3)

Faktor Yang Mempengaruhi Infiltrasi Tanah

Tekstur

Kapasitas infiltrasi rata-rata berkorelasi dengan sifat-sifat fisik tanah.

Korelasi bersifat positif terhadap porositas tanah dan kandungan bahan organik,

beberapa kapasitas infiltrasi khas untuk berbagai tekstur tanah. Pemadatan oleh

hujan, hewan ataupun peralatan yang berat secara drastis dapat mengurangi

kemampuan tanah untuk menyerap air dengan tertutupnya pori-pori tanah

(Lee, 1990).

Tanah yang bertekstur kasar mempunyai kapasitas infiltrasi yang tinggi;

sedangkan tanah yang bertekstur tanah halus mempunyai kapasitas infiltrasi kecil,

sehingga dengan curah hujan yang cukup rendah pun akan menimbulkan limpasan

permukaan (Utomo, 1989).

Tanah berpasir mempunyai kemampuan infiltrasi dan hantaran hidrolik

tinggi serta daya menahan air rendah, sehingga pergerakan air jenuh lebih mudah

dan cepat. Sebaliknya, tanah yang bertekstur halus mempunyai kapasitas total

menahan air tertinggi, tetapi jumlah air tersedia tertinggi dipunyai oleh tanah

bertekstur sedang. Selain itu tanah yang bertekstur halus umumnya mempunyai

perkolasi air rendah, karena penyumbatan pori oleh pembengkakan koloid tanah,

serta adanya udara yang terjepit (Hakim, dkk., 1986).

Tekstur tanah turut menentukan tata air dalam tanah, yaitu berupa

kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah. Terjadi

tidaknya aliran permukaan, tergantung kepada dua sifat yang dipunyai oleh tanah

(4)

1. Kapasitas infiltrasi, yaitu kemampuan tanah untuk meresapkan air, diukur

dalam mm setiap satuan waktu.

2. Permeabilitas dari lapisan tanah yang berlainan, yaitu kemampuan tanah untuk

meluluskan air atau udara ke lapisan bawah profil tanah

(Suripin, 2004).

Kerapatan (Bulk density)

Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Semakin padat suatu

tanah semakin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau

ditembus akar tanaman. Tanah yang lebih padat memilki bulk density yang lebih

besar dari tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas

pada tanah mineral mempunyai bulk density yang lebih rendah dibandingkan

dengan tanah dibawahnya. Nilai bulk density tanah mineral berkisar 1-0,7 gr/cm3,

sedangkan tanah organic umumnya memiliki bulk density antara 0,1 - 0,9

gram/cm3 (Hardjowigeno,2003).

Tanah-tanah yang berstruktur granular lebih terbuka untuk menyerap air

lebih cepat dari pada tanah yang berstruktur dengan susunan butir-butir primernya

lebih rapat. Dengan adanya aktivitas perakaran dan suplai bahan organik struktur

ini dapat lebih gembur dan meningkatkan kapasitas infiltrasi dan kemampuan

tanah menahan air contohnya pada lapisan permukaan. Oleh karena itu tanah yang

berstruktur dengan susunan butir-butir primernya lebih rapat memiliki bulk

density yang tinggi dan menyulitkan akar tanaman berkembang, terutama tanaman

kayu-kayuan (Harahap, 2007).

(5)

pemadatan tanah terus-menerus dapat meningkatkan penetrasi tanah, sehingga

perkembangan akar tanaman terganggu (Muhdi, 2004).

Kerapatan isi adalah berat persatuan volume tanah kering oven, biasanya

ditetapkan sebagai gr/cm3. Kerapatan isi lapisan olah berstruktur halus biasanya

berkisar antara 1,0 -1,3. Sedangkan jika tekstur tanah itu kasar, maka kisaran itu

selalu diantara 1,3 – 1,8. Semakin berkembang struktur tanah lapisan olah yang bertekstur biasanya memiliki nilai berat jenis palsu yang rendah, dibandingkan

pada tanah-tanah berpasir ( Hakim dkk, 1986).

Bahan Organik

Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah. Bahan organik

merupakan salah satu bahan yang penting dalam menciptakan kesuburan tanah,

baik secara fisika, kimia maupun dari segi biologi tanah. Sumber primer bahan

organik adalah jaringan tanaman setelah mengalami dekomposisi dan akan

terangkut ke lapisan bawah berupa akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah,

dan juga bahan organik. Peranan bahan organik tanah bagi ciri fisik tanah adalah

kemampuan tanah menahan air meningkat dengan cara meningkatkan porositas

tanah dan merangsang kekuatan agregat tanah untuk saling mengikat apabila

tanah memiliki bahan organik yang besar (Hakim, dkk., 1986).

Bahan organik yang telah mengalami pelapukan mempunyai kemampuan

menyerap dan menahan air yang tinggi. Bahan organik dapat menyerap air sebesar

dua sampai tiga kali beratnya, akan tetapi kemampuan ini hanya merupakan faktor

kecil dalam pengaruhnya terhadap aliran permukaan. Pengaruh bahan organik

dalam mengurangi aliran permukaan terutama berupa perlambatan aliran

(6)

Kondisi tanah hutan umumnya remah dan memiliki kapasitas infiltrasi

yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya masukan bahan organik ke dalam

tanah yang terus menerus dari daun-daun, cabang dan ranting yang berguguran

sebagai seresah, dan dari akar tanaman serta hewan tanah yang telah mati. Dengan

meningkatnya infiltrasi air tanah dan penyerapan air oleh tumbuhan hutan serta

bentang lahan alami dari hutan, maka terjadi pengurangan limpasan permukaan,

bahaya banjir, dan pencemaran air tanah. Jadi hutan berperan sebagai filter

(saringan) dan pada peran ini sangat menentukan fungsi hidrologi hutan pada

kawasan daerah aliran sungai (DAS) (Widianto dkk, 2003).

Porositas

Tidak adanya penambahan bahan organik dari hasil pemangkasan akan

menyebabkan bahan organik tanah akan menurun. Dengan penurunan kandungan

bahan organik, maka berakibat kurang terikatnya butir-butir primer menjadi

agregat oleh bahan organik sehingga porositas tanah menurun, penurunan

porositas dapat berakibat pada penurunan laju infiltrasi (Muhdi, 2004).

Semakin tinggi kepadatan tanah, maka infiltrasi akan semakin kecil.

Kepadatan tanah ini dapat disebabkan oleh adanya pengaruh benturan-benturan

hujan pada permukaan tanah. Tanah yang ditutupi oleh tanaman biasanya

mempunyai laju infiltrasi lebih besar dari pada permukaan tanah yang terbuka.

Hal ini disebabkan oleh perakaran tanaman yang menyebabkan porositas tanah

lebih tinggi, sehingga air lebih banyak dan meningkat pada permukaan yang

tertutupi oleh vegetasi, dapat menyerap energy tumbuk hujan dan sehingga

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi infiltrasi tanah (Kohnke, 1968)

Referensi

Dokumen terkait

Pegawai yang berada pada rentang usia tersebut dirasakan telah memiliki pengalaman kerja serta wawasan yang lebih baik dan cukup memadai dalam menyelesaikan tanggung jawab

Metode sintesis basa Schiff tanpa pelarut dengan katalis jeruk nipis pada penelitian ini terinspirasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan dari

menurunkan tekanan LES menurunkan tekanan LES c. Kegemukan merupakan faktor Kegemukan merupakan faktor penting yang penting yang berkontribus berkontribusi i dalam

Demikian juga, para bhikkhu, orang biasa yang tidak belajar, yang tidak menjumpai mereka yang Ariya… yang tidak terlatih dalam ajaran mereka yang bijak, menganggap tubuh

 Membuat laporan stock kain mentah dan kain finish kepada bagian. PPC dan

Temperatur campuran beraspal panas merupakan satu-satunya faktor yang paling penting dalam pemadatan, disebabkan temperatur pada saat pemadatan sangat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori dan implementasinya, terutama tentang model pemberdayaan UMKM yang tepat, bermanfaat

Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah gangguan fsik seperti : mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram), mengalami