• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fungsi, Tekstual, Dan Musikal Senandung Jolo Pada Masyarakat Jambi Di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Fungsi, Tekstual, Dan Musikal Senandung Jolo Pada Masyarakat Jambi Di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Melayu Jambi tersebar di beberapa daerah provinsi Jambi seperti di daerah Kabupaten Tebo, Kabupaten Tanjung Jabung, di kota Jambi, dan daerah lainnya.

Pola perkampungan dalam masyarakat Melayu Jambi pada umumnya menganut pola memanjang untuk daerah pinggiran sungai mengikuti aliran Sungai Batanghari. Oleh karena itu, masyarakat Melayu juga banyak dijumpai di daerah pinggiran Sungai Batanghari. Kelurahan Tanjung yang berada di daerah pinggiran Sungai Batanghari mayoritas adalah orang Melayu.

Keberadaan senandung jolo didasari oleh identitas etnik Melayu Jambi yang ada di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kumpeh. Terlebih dahulu penulis mendeskripsikan tentang Melayu. Pengertian Melayu sendiri sering dicampur baurkan karena adanya pengertian Melayu sebagai bahasa, ras, dan ada pula pengertian etnis suku bangsa. Nama Melayu berasal dari kerajaan Melayu Purba (Luckman Sinar, 2001:2). Dimana dalam tulisan Pendeta Budha Cina bernama I-TSING ada tertulis nama kerajaan di Sumatera yang ditulis dalam aksara dan logat Cina yaitu kerjaan “MO-LO-YUE”. Dimana menurut beberapa banyak sarjana sejarah menetapkan Kerajaan Melayu berada di hulu sungai Jambi yaitu Sungai Batanghari.

Kemudian nama Melayu sebagai Etnik. Menurut Naroll (1965:32) dalam Takari (Tesis 1998:191) memberikan pengertian keleompok etnik sebagai suatu populasi yang : (1) secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan; (2) mempunyai nilai-nilai budaya yang sama dan sadar akan rasa kebersamaan dalam suatu bentuk budaya; (3) membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri; dan (4) menentukan ciri kelompok sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain. Kelompok etnik adalah segolongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitasnya yang diperkuat oleh kesamaan bahasa, kesamaan dalam kesenian, adat-istiadat, dan nenek moyang yang merupakan ciri-ciri dari sebuah kelompok etnik.

Sedangkan nama Melayu sebagai ras Melayu dalam pemahaman masyarakat umum digolongkan berdasarkan ciri-ciri biologis seperti warna kulit, bentuk muka, warna dan bentuk rambut. Adapun penggolongan ras tersebut adalah ras negrito, ras weddoid, ras proto-melayu, dan ras deutero-melayu. Ras Melayu dibedakan menjadi dua bagian yaitu ras Melayu Muda (Deutro) dan ras Melayu Tua (Proto). Melayu Tua adalah suku bangsa yang kebudayaannya sangkat sedikit bercampur dengan kebudayaan asing lainnya, sedangkan Melayu Muda adalah suku bangsa yang kebudayaannya agak banyak bercampur dengan kebudayaan asing lainnya seperti kebudayaan Hindu, Budha dan kebudayaan asing lainnya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikategorikan suku Melayu Jambi kedalam ras Deutro Melayu.

Setelah pusat Imperium Melayu berada di Melaka 1400 M, maka sejak itu terbentuklah definisi jatidiri Melayu yang baru yang tidak lagi terikat kepada faktor genealogis (hubungan darah) tetapi dipersatukan oleh faktor kultural (budaya) yang sama, yaitu kesamaan agama Islam, Bahasa Melayu, dan adat-istiadat Melayu. (Tengku Luckman Sinar, 2001:9). Adapun adat-istiadat Melayu Jambi adalah “Adat bersendi Hukum Syarak, Syarak bersendi Kitabullah yaitu adat yang ditopang oleh syariat agama Islam, dan syariat tersebut berdasarkan pula pada Al-Quran dan Hadist.

2.2 Lokasi Penelitian

(2)

mempunyai ketinggian 5-30 m dari permukaan laut dengan suhu rata-ata berkisar antara 25°−30°. Kecamatan

Kumpeh memiliki luas wilayah 4.446 ��2. Kecamatan Kumpeh terdiri dari 16 desa dan satu kelurahan. Adapun batas wilayah dari Kecamatan Kumpeh adalah sebagai berikut :

• Sebelah timur berbatasan dengan : Kabupaten Tanjung Jabung Timur • Sebelah barat berbatasan dengan : Kecamatan Kumpeh Ulu

• Sebelah utara berbatasan dengan : Kecamatan Taman Rajo • Sebelah selatan berbatasan dengan : Provinsi Sumatera Selatan

Gambar 2.1

Peta Kecamatan Kumpeh

Sumber : http://loketpeta.pu.go.id

Tabel 2.1: Jarak desa dengan ibukota Provinsi Jambi

No. Desa/Kelurahan Jarak ke Ibukota

Provinsi (Km)

1. Puding 40

2. Pulau Mentaro 44

3. Mekar Sari 47

4. Betung 48

5. Pematang Raman 54

6. Petanang 55

7. Sungai Bungur 58

8. Seponjen 80

9. Londerang 95

10. Sogo 70

11. Rantau Panjang 90

12. Tanjung 75

13. Gedong Karya 80

(3)

15. Sungai Aur 89

16. Maju Jaya 41

17. Rondang 95

Sumber : Kantor Kecamatan Kumpeh

Dari tabel di atas, jarak dari Kota Jambi ke Kelurahan Tanjung sekitar 72 Km yang dapat ditempuh dengan jalur darat dan air. Waktu yang ditempuh melalui transportasi darat lebih kurang 2 (dua) jam, sedangkan melalui transportasi air melewati sungai Batang Hari ditempuh selama 2 (dua) - 3 (tiga) jam perjalanan. Kelurahan Tanjung terdiri dari tiga desa, yaitu Desa Tanjung Ulu, Desa Tanjung Ilir, dan Desa Suak Kandis. Kelurahan Tanjung memiliki jumlah penduduk 4.773 jiwa dengan penduduk laki-laki 2.382 jiwa dan 2.391 penduduk perempuan.

Adapun batas-batas wilayah dari Kelurahan Tanjung adalah :

• Sebelah timur berbatasan dengan : Tahura dan Taman Nasional Berbak • Sebelah barat berbatasan dengan : Desa Seponjen dan Desa Rantau Panjang • Sebelah utara berbatasan dengan : Desa Gedong Karya

• Sebelah selatan berbatasan dengan : Desa Sogo dan Tahura

2.3 Sistem Mata Pencaharian

Masyarakat yang berada di wilayah Kelurahan Tanjung memiliki mata pencaharian yang beragam sesuai dengan keahlian masyarakat itu sendiri. Wilayah Kelurahan Tanjung memiliki kawasan hutan berupa hutan adat dan sawah yang dimanfaatkan untuk kehidupan masyarakatnya. Hutan adat ini terdiri dari beragam jenis tumbuhan seperti pohon meranti, pohon untut, pohon cempedak air, tanaman paku-pakuan. Oleh karena potensi alam yang mendukung, masyarakat di Kelurahan ini banyak menggeluti bidang perkebunan dan pertanian.

Mata pencaharian lainnya adalah sebagai pencari ikan mengingat posisi wilayah Kelurahan Tanjung ini berada di sekitar Sungai Kumpeh dan Sungai Batanghari yang dimanfaatkan masyarakatnya untuk menopang hidup. Selain bertani dan menjala ikan, masyarakat di kelurahan Tanjung juga berprofesi sebagai Pegawai Negerti Sipil dan berwiraswasta.

(4)

Berdasarkan grafik di atas, 80% penduduk di Kecamatan Kumpeh memiliki mata pencaharian dalam bidang pertanian, 10% dalam sektor perikanan darat, menyusul di bawahnya sebagai PNS dan pegawai swasta lainnya.

Sedangkan dalam sektor industri, merupakan salah satu sektor yang banyak menyerap tenaga kerja di Kecamatan Kumpeh. Sektor ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Pada tahun 2015, jumlah industri besar atau sedang tercatat hanya satu perusahaan. Sedangkan jumlah usaha industri mikro kecil di wilayah ini tercatat sebanyak 76 unit. Industri sedang dalam hal ini adalah perusahaan yang memiliki tenang kerja 20- 99 orang, industri kecil adalah perusahaan industri yang memiliki tenaga kerja 5- 19 orang, sedangkan industri rumah tangga (mikro) adalah perusahaan industri yang memiliki tenaga kerja 1-4 orang.

Tabel 2.2 : Statistik Industri di Kecamatan Kumpeh Tahun 2015

Uraian Jumlah

Industri besar/sedang 1 Industri mikro kecil 76

Jumlah 77

Sumber : Kantor Kecamatan Kumpeh

2.4 Agama

Masyarakat di Kelurahan Tanjung mayoritas memeluk agama Islam yakni kira-kira 90% dari jumlah penduduknya dan selebihnya memeluk agama Kristen.

Tabel 2.3: Sarana ibadah di Kecamatan Kumpeh

Sumber : Kecamatan Kumpeh dalam angka 2016

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa agama Islam sangat berkembang di daerah ini dilihat dari sarana ibadah yang ada di Kelurahan Tanjung yaitu 27 Masjid dan 21 Surau atau Langgar3

Masyarakat Melayu Jambi menganut sistem bilateral dimana setiap individu dalam menarik garis keturunannya dari atas selalu menghubungkan dirinya kepada pihak ayah maupun pihak ibunya. Dengan kata lain 2.5 Sistem Kekerabatan

3

Tempat atau rumah kecil menyerupa

Uraian Jumlah

Masjid 27

Surau/Langgar 21

Gereja 0

Pura 0

Vihara 0

Lainnya 0

(5)

hubungan kekerabatan antara seorang anak dengan kaum kerabat pihak ayah tetap sederajat dengan hubungan terhadap ibunya.

Dalam kehidupan masyarakat, terdapat bentuk-bentuk kelompok keluarga dan kekerabatan di antara kelompok-kelompok baik yang lokasi tempat tingggalnya berjauhan maupun yang amat dekat4

a) Keluarga inti

.

Keluarga inti atau yang disebut dengan keluarga batih yang terjadi dikarenakan suatu perkawinan. Keluarga batih terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan anak-anak kandung maupun mereka yang belum kawin. Bentuk keluarga batih seperti ini adalah bentuk keluarga batih yang paling sederhana dan banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat Melayu Jambi. Dalam keluarga batih ini terikat kepda beberapa fungsi yaitu : memberi bantuan kepada setiap individu yang terlibat dalam keluarga batih; memerikan asuhan dalam bentuk pendidikan pada anak-anak; menjalankan ekonomi rumah tangga; dan melakukan usaha-usaha produktif.

b) Keluarga luas

Pada masyarakat Melayu Jambi dikenal pula kelompok keluarga luas yaitu kelompok kekerabatan yang selalu terjalin lebih dari satu keluarga batih, tetapi seluruhnya menjalankan suatu kesatuan sosial yang erat dan tinggal bersama pada suatu rumah atau satu pekarangan. Keadaan seperti ini banyak dijumpa pada orang Melayu Jambi yang bermukim di sepanjang pinggiran sungai Batanghari.

c) Klen

Kelompok kerabat ini terdiri dari orang-orang yang merasa satu sama lain terikat melalui garis keturunan laki-laki saja (patrilineal) atau garis keturunan perempuan saja (matrilineal). Anggota-anggota dari satu klen kecil biasanya masih saling mengenal, memelihara sekumpulan harta pusaka, dan melakukan usaha produksi bersama.

d) Kindred

Kindred merupakan satu kesatuan kaum kerabat yang melingkari seseorang yang memulai suatu aktivitas seperti pertemuan-pertemuan dan upacara pesta yang diadakan pada tingkat-tingkat life cycle atau dalam rangka daur hidup. Aktivitas-aktivitas seperti ini dikenal pula oleh masyarakat Melayu Jambi terutama dalam upacara-upacara yang banyak kaitannya dengan masalah keagamaan, karena pada prinsipnya tatanan nilai masyarakat Melayu Jambi sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Islam yang tentunya tendensi kegiatan upacaranyapun selalu bernafaskan Islam. Upacara-upacara daur hidup yang terdapat pada kebiasaan masyarakat Melayu Jambi adalah upacara mencukur rambut seorang bayi. Pada aktivitas ini seluruh kerabat yang masih dalam lingkungan daerah itu sendiri harus hadir, namun untuk daerah yang tinggal jauh dari daerah tersebut bahkan tidak diberi tahu.

Aktivitas upacara yang lainnya adalah upacara khitanan bagi sseorang anak laki-laki dan upacara perkawinan. Seluruh kerabat yang masih berada di daerah atau kota itu mutlak harus diberi tahu, dan jika tidak diberi tahu akan menimbulkan anggapan bahwa yang melakukan acara tersebut tidak menghormati kerabat dekatnya dan memicu keretakan hubungan di antara kerabat.

(6)

Sistem kekerabatan pada suku bangsa akan mempunyai istilah-istilah kekerabatan yang berbeda-beda tergantung kepada tatanan nilai yang mereka anut. Menurut Koentrjaraningrat, cara pemakaian istilah-istilah kekerabatan pada umumnya, tiap-tiap bahasa mempunyai dua macam sistem istilah yang disebut : a) istilah menyapa atau term of Adress, dan b) istilah menyebut atau term of Reperence. Berdasarkan cara pemakaian di atas dalam masyarakat Melayu Jambi pada umumnya, istilah menyapa bagi saudara laki-laki dari orang tua sesuai dengan prinsip bilateral, yang dibedakan pula menurut prinsip umur, untuk umur yang lebih muda dari orang tua dipakai kata dasar “Pak” ditambah dengan suatu obyektif yang memberi sifat atau keadaan tertentu pada kata pokoknya. Demikian antara lain dikenal istilah :

1. Pakmuk : untuk menyapa saudara laki-laki dari ayah maupun saudara laki-laki dari ibu, yang bentuk badannya gemuk.

2. Pakcik : untuk menyapa saudara laki-laki dari ayah maupun saudara laki-laki dari ibu, yang perawakannya kecil ataupun mereka ini dalam adik beradik adalah bungsu.

3. Pakte : untuk menyapa saudara laki-laki dari ayah maupun saudara laki-laki dari ibu, yang warna kulitnya putih.

Untuk menyapa saudara orang tua, baik laki-laki maupun perempuan yang umurnya lebih tua dari ayah atau ibu lazimnya dipakai dengan istilah ”Wak” dengan kemungkinan menambah suatu obyektif seperti di atas sehingga menjadi :

1. Wakte : untuk menyapa saudara laki-laki maupun perempuan yang kedudukannya secara kerabat lebih tinggi dari ayah dan ibu dengan ciri warna kulitnya putih.

2. Wakcik : untuk menyapa saudara laki-laki maupun perempuan yang kedudukannya secara kerabat lebih tinggi dari ayah dan ibu dengan ciri berbadan kecil atau dalam adik beradik, bungsu.

3. Waknga : untuk menyapa saudara laki-laki maupun perempuan yang kedudukannya secara kerabat lebih tinggi dari ayah dan ibu yang dalam bersaudara, merupakan adik di tengah-tengah.

4. Waksak : untuk menyapa saudara laki-laki maupun perempuan yang kedudukannya secara kerabat lebih tinggi dari ayah dan ibu, dimana dalam adik beradik adalah yang tertua atau mempunyai perawakan badan yang besar.

2.6 Bahasa

Gambar

Gambar 2.1 Peta Kecamatan Kumpeh
Gambar 2.2: Mata Pencaharian Penduduk Kecamatan Kumpeh Tahun 2015
Tabel 2.2 : Statistik Industri di Kecamatan Kumpeh Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini, maka peneliti akan mencari dan mendiskripsikan implementasi Culturally Responsive Teaching pada mata pelajaran

Pada akhirnya, Lembaga Pendidikan Kesenian Perempuan berbasis seni diharapkan mampu mengakomodasikan perempuan mencipta karya seni yang cerdas, kreatif, dan merdeka,

Hasil menunjukkan bahwa peranan modal sosial dalam usahatani jagung hibrida di Desa Monggo Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat terdiri dari

Kegiatan periklanan ditujukan untuk memperoleh reaksi atau respon terhadap perilaku konsumen yang dituju, sehingga harus dapat meningkatkan jumlah pendapatan melalui

Stir Fried Baby Kailan with Oyster Sauce Sauted Baby Corn with Oyster Sauce Sauted Baby Pokcoy with Oyster Sauce Sauted Baby Bean with Minced Beef. Sauted Long Beans with

Variabel respon yang akan diteliti adalah kekerasan dari baja karbon rendah hasil dan menggunakan 3 variabel bebas (faktor) yaitu suhu austenisasi, waktu penahanan,

Path Loss adalah (melemah/hilangnya) kekuatan daya sinyal informasi yang dipancarkan oleh antenna pengirim sinyal (Tx) menuju penerima (Rx) yang berlangsung selama

Mayoritas informan kunci 42,8% menjawab sama, 35,7% informan menjawab tidak tahu, 17,9% menjawab lebih banyak, 3,6% lebih sedikit.Mereka yang menjawab lebih banyak