• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis α-Mangostin dalam Minuman Herbal Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangostana L.) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis α-Mangostin dalam Minuman Herbal Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangostana L.) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

J u r n a l S a i n s F a r m a s i & K l i n i s

(p- ISSN: 2407-7062 | e-ISSN: 2442-5435)

diterbitkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia - Sumatera Barat homepage: http://jsfkonline.org

ABSTRACT: Some herbal formulation containing α-mangostin as a marker compound in the pericarp

of the mangosteen (Garcinia mangostana L.) are marketed now in Indonesia. The determination of

the component of preparation both qualitatively and quantitatively is essential to ensure quality of the product. This research is aimed to develop a TLC (Thin Layer Chromatography)-densitometry method to analyze α-mangostin in the herbal drinks of mangosteen rind. The analysis was performed with TLC Scanner using Camag TLC Scanner 4 with Wincats software. Silica gel 60 F254 (Merck) plates (20x20 cm: 200 μm thickness) were used as stationary phase and mixture of chloroform and ethyl acetate (9:1,v/v) as a mobile phase. The developed chromatogram was scanned at 316 nm, the wavelength of maximum absorption for α-mangostin. At this condition, the Rf value of α-mangostin is 0.48. Regression analysis of the calibration data showed an excellent linear relationship between peak-area vs drug concentration. Linearity was found to be in the range of 50-400 µg/mL. The suitability of developed TLC densitometry method for estimation of α-mangostin was established by validating it as per the ICH guidelines. The limits of detection (LOD) and quantification (LOQ) for α-mangostin were found to be 54.38 μg/mL and 181.28 μg/mL. The developed method was found to be linear (r=0,99415), precise (RSD <1.28 % and < 2.39 % for intra-day and inter-day precision) and accurate (mean recovery of 90.04%). Results of the samples analysis showed that sample A does not contain α-mangostin, whereas sample B and C contain α-mangostin. The average concentrations obtained for samples B and C were 0.040% w/v and 0.118% w/v, respectively. The developed method has been successfully applied for the determination of α-mangostin in the herbal drinks of mangosteen rind.

ABSTRAK: Beberapa formulasi herbal yang mengandung α-mangostin sebagai senyawa penanda pada

kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) sekarang dipasarkan di Indonesia. Penentuan kadar

senyawa penanda secara kualitatif dan kuantitatif penting untuk memastikan kualitas produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri untuk menganalisis α-mangostin pada minuman herbal kulit buah manggis. Analisis dilakukan dengan TLC Scanner menggunakan Camag TLC Scanner 4 dengan software Wincats. Pelat silika gel 60 F254 (Merck) (ketebalan 20x20 cm: 200 μm) digunakan sebagai fase diam dan kloroform-etil asetat (9:1,v/v) sebagai fase gerak. Kromatogram yang dikembangkan dipindai pada 316 nm yaitu panjang gelombang serapan maksimum untuk α-mangostin. Pada kondisi ini, nilai Rf adalah 0,48. Analisis regresi data kalibrasi menunjukkan hubungan linier antara luas area di bawah puncak vs konsentrasi. Linearitas ditemukan berada pada kisaran 50-400 μg/mL. Kesesuaian metode KLT densitometri yang dikembangkan untuk estimasi α-mangostin ditetapkan dengan memvalidasinya sesuai dengan pedoman ICH. Batas deteksi (LOD) dan kuantifikasi (LOQ) untuk α-mangostin ditemukan 54,38 μg/mL dan 181,28 μg/mL. Metode yang dikembangkan ditemukan linier (r = 0,99415), tepat (RSD <1,28% dan <2,39% untuk presisi intra hari dan antar hari), dan akurat (rata-rata perolehan kembali 90,04%). Hasil analisis sampel menunjukkan bahwa sampel B dan C mengandung α-mangostin, sedangkan sampel A tidak. Rata-rata kadar yang diperoleh untuk sampel B dan C masing-masing adalah 0,040% b/v dan 0,188% b/v. Metode yang dikembangkan telah berhasil diterapkan untuk penentuan α-mangostin dalam minuman herbal kulit manggis.

Keywords:

α-mangostin; Garcinia mangostana L; herbal drinks; tlc densitometry.

Kata Kunci:

α-mangostin; Garcinia mangostana L; minuman herbal; KLT densitometri.

*Corresponding Author: Regina Andayani

Bagian Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Andalas,

Article History: Received: 15 Nov 2017 Accepted: 20 Nov 2017

Analisis α-Mangostin dalam Minuman Herbal

Kulit Buah Manggis (

Garcinia mangostana

L.) dengan

Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri

#

(Analysis of α-mangostin in the herbal drinks of mangosteen rind (Garcinia mangostana L.) by thin layer chromatography-densitometric method)

Regina Andayani

*

, & Friardi Ismed

Fakultas Farmasi Universitas Andalas

#Makalah ini sudah dipresentasikan di dalam kegiatan Indonesian Conference on Contemporary Science & Clinical Pharmacy

(ICCSCP 2017) yang diselenggarakan di Padang pada 10-11 November 2017

Access this article

(2)

PENDAHULUAN

Saat ini pemanfaatan ekstrak tanaman sebagai minuman yang terbuat dari rempah - rempah dan tanaman obat mengalami peningkatan. Penyajiannya berupa minuman kesehatan, jamu, minuman ringan, jus dan sirup. Kulit buah manggis adalah salah satunya. Kulit buah manggis digunakan sebagai minuman kesehatan yang telah dijual di toko obat dan swalayan sebagai minuman herbal

[1]. Oleh karena itu, supaya produk-produk herbal tersebut dapat terjaga kualitas dan khasiatnya maka diperlukan suatu standardisasi baik pada bahan baku ataupun dalam bentuk sediaan ekstrak atau sediaan galenik. sehingga memenuhi persyaratan mutu, sebagaimana tercantum dalam Farmakope Herbal Indonesia [2,3].

Kulit buah manggis mengandung senyawa

α-mangostin yang merupakan derivat xanton, yang pertama

kali diisolasi oleh Schmid dari ekstrak kulit buah manggis

pada tahun 1855. Senyawa ini mempunyai berbagai aktifitas farmakologis seperti antioksidan, antitumor, antiinflamasi,

antialergi, antibakteri dan antijamur [1,4,5,6,7].

Pada penelitian sebelumnya, telah dilaporkan

metode analisis kuantitatif senyawa α-mangostin dalam

ekstrak kulit buah manggis dengan menggunakan berbagai metode analisis seperti spektrofotometri UV

[9,10], KLT (Kromatografi Lapis Tipis) densitometri [11,12], dan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) [13,14,15]. Namun belum ada publikasi yang melaporkan pengembangan metode analisis alfa mangostin dalam dalam minuman herbal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar senyawa α-mangostin sebagai senyawa

penanda atau identitas yang diduga bertanggungjawab terhadap efek farmakologi dalam minuman herbal yang mengandung kulit buah manggis dengan metode KLT densitometri.

METODE PENELITIAN

Bahan

Standar α-mangostin yang diperoleh dari Wuxi

Gorunjie Natural-Pharma Co., Ltd (Jiangsu, China:

kemurnian 90,3 %). Pelarut kimia yang digunakan adalah metanol, kloroform dan etil asetat (Merck). Sampel

yang digunakan dipilih berdasarkan merek yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat yang dibeli di beberapa apotek di kota Padang, yaitu minuman herbal kulit buah manggis merek A, B dan C. Alat-alat yang digunakan antara lain: Camag UV lamps 254 dan 366 nm, Camag TLC Scanner 4

dengan software Wincats, plat silika gel 60 F254 (Merck).

Persiapan Larutan Induk α-Mangostin 1000 µg/mL

Ditimbang seksama lebih kurang 10 mg standar

α-mangostin murni, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

lalu ditambahkan metanol sampai tanda batas. Kemudian dilakukan pengenceran sehingga diperoleh konsentrasi

α-mangostin standar 50, 100, 150, 300 dan 400 µg/mL.

Penyiapan Ekstrak Kulit Buah Manggis dari Sampel Sirup

Sampel A, B dan C, masing-masing dipipet 25 mL dan dimasukkan ke dalam corong pisah 100 mL. Ekstraksi dilakukan tiga kali berturut-turut tiap kalinya dengan 30 mL etil asetat. Kumpulan ekstrak diuapkan dengan rotary evaporator. Ekstrak kental yang didapat dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan metanol hingga

10 mL (sampai tanda batas). Selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan metode KLT densitometri.

Pemeriksaan Organoleptis

Untuk mengetahui karakteristik sediaan cair kulit

manggis (parameter spesifik), maka identifikasi dilakukan

dengan cara pengamatan secara visual meliputi bentuk, bau, rasa dan warna dari sediaan sampel.

Penyiapan Fase Gerak

Fase gerak yang digunakan sesuai dengan Farmakope Herbal Indonesia tentang ekstrak kulit buah manggis yaitu kloroform dan etil asetat. Dimana perbandingan kloroforom dan etil asetat masing-masing 9 : 1 [16].

Kondisi Analisis

Analisis dilakukan dengan menotolkan standar

α-mangostin dan ketiga sampel dengan menggunakan pipet kapiler berukuran 2 µL pada plat KLT yang berukuran 10 x 5 cm dengan jarak tempuh eluen sejauh 8 cm dan jarak

totolan standar dengan sampel adalah 1 cm menggunakan alat CAMAG® Nanomat 4. Kemudian plat ini dimasukkan

ke chamber yang telah dijenuhkan terlebih dahulu dengan

fase gerak kloroform dan etil asetat (9:1). Chamber ditutup

dan dibiarkan fase gerak mencapai batas pengembangan.

(3)

Chamber dibuka dan plat KLT diambil untuk dikeringkan. Setelah dilihat di bawah lampu UV, ditentukan nilai Rf yang diperoleh dan dipindai dengan Camag TLC Scanner 4 pada panjang gelombang serapan maksimum. Nilai Rf yang baik adalah 0,2 - 0,8 [17,18].

Validasi Metode Analisis

Liniearitas dilakukan dengan menganalisis puncak kromatogram bercak dari beberapa tingkat konsentrasi

dari larutan standar (50, 100, 150, 300, dan 400 ppm) kemudian luas puncak (AUC) yang didapat diplot terhadap

konsentrasi standar menggunakan persamaan garis regresi

linier (y = a + bx). Linieritas ditentukan oleh harga r (koefisien kolerasi). Persamaan regresi ini dapat digunakan jika faktor korelasinya (r ) mendekati 1 [19,20,21].

Sensitifitas ditentukan dari perhitungan nilai Batas Deteksi/LOD dan Batas Kuantitasi/LOQ. Nilai LOD dan LOQ dapat ditentukan dari persamaan regresi dan

simpangan baku residual [19,20,21].

Presisi ditentukan dengan cara: larutan standar dengan berbagai tingkat konsentrasi (150 ppm, 300 ppm,

400 ppm) sebanyak tiga kali pengulangan ditotolkan pada

plat silika gel F254 pada hari yang sama untuk variabel intraday, kemudian tiga hari berturut-turut untuk variabel

interday. % RSD = (Standar Deviasi : Kadar rata-rata) x

100%. % RSD dinyatakan memenuhi validasi metode jika % RSD < 5% [19,20,21].

Akurasi metode ditentukan oleh pengujian recovery

(perolehan kembali) menggunakan metode baku standar (α-mangostin murni). Sampel yang telah diketahui kadarnya yaitu sampel C1 (278,8187 µg/mL) dipipet sebanyak 1 mL ditambah larutan standar α-mangostin (100 µg/mL) sebanyak 1 mL dicampur dalam vial kemudian ditotolkan sebanyak 2 µL dengan tiga kali pengulangan

pada plat. Nilai perolehan kembali dihitung dengan cara membandingkan konsentrasi terukur dengan konsentrasi sebenarnya. Perolehan kembali memenuhi syarat validasi metode jika % perolehan kembalinya dengan nilai rentang 85% - 115% [19,20,21].

Analisis kualitatif dan kuantitatif

Pelat KLT disiapkan dengan garis penotolan 1 cm dari tepi bawah dan 1 cm dari tepi atas dengan jarak

pengembangan 8 cm. Larutan standar α-mangostin dan larutan uji ditotolkan masing-masing 2 µL pada lempeng

KLT yang sama, dielusi dan dianalisis dengan metode yang

disusulkan. Sampel dinyatakan mengandung α-mangostin

jika bercak mempunyai nilai Rf dan densitogram yang

sama dengan α-mangostin standard. Luas area di bawah

puncak dimasukkan ke dalam persamaan regresi yang didapat dan dilakukan perhitungan kadar sampel.

HASIL DAN DISKUSI

Analisis dilakukan untuk memastikan bahwa produk minuman herbal kulit buah manggis mengandung bahan-bahan sesuai yang dicantumkan dalam etiketnya. Kalau produk jus manggis semestinya harus mengandung

senyawa penandanya yaitu α-mangostin. Senyawa penanda

merupakan salah satu parameter standar mutu ekstrak tumbuhan obat [3].

Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode KLT densitometri karena cukup luas digunakan dengan hasil yang cukup memuaskan. Metode ini sederhana, mudah dilakukan, cukup teliti dan sensitif, serta dapat diterapkan untuk ekstrak kasar kulit buah manggis

yang mengandung α-mangostin [5]. Batas deteksi sistem

ini lebih rendah, kelinieran respon dan selektifitasnya lebih

tinggi [17,18].

Gambar 2. Spektrodensitogram senyawa α-mangostin

pada alat TLC Scanner

Gambar 3. Hasil KLT sampel dengan fase gerak

Kloro-form : Etil asetat (9:1) (S=standar α-mangostin; A, B, dan

(4)

Pemilihan pelarut etil asetat untuk proses ekstraksi cair-cair ini dikarenakan sifatnya semi polar sehingga dapat

menarik semua senyawa α-mangostin yang bersifat semi

polar di dalam larutan sampel [13].

Gambar 2 menunjukkan spektrodensitogram senyawa

α-mangostin standard pada plat KLT yang telah dielusi dengan fase gerak kloroform-etil asetat (9:1, v/v). Bercak

dipindai dengan TLC Scanner menghasilkan Rf 0,48 dan

Tabel 1. Parameter validasi untuk penentuan kadar

α-mangostin

Pa ra m e te r Hasil

Rentang linieritas (µg/mL) 50-400

Persamaan regresi y = 1326,1658 + 19,7647x Koefisien korelasi r = 0,99415

Batas deteksi (µg/mL) 54,38

Batas kuantisasi (µg/mL) 181,28

Tabel 2. Presisi dan akurasi intraday

I nt ra d ay ( n = 3 )

CA (µg/mL) CF (rata ± SD) KV (%) Akurasi (%)

150 169,50 ± 2,16 1,28 113,00 300 304,68 ± 2,20 0,72 101,56

400 389,16 ± 1,77 0,45 97,29

400

350

300

250

200

150

100

50

0

300

250

200

150

100

50

0

300

250

200

150

100

50

0 400

350

300

250

200

150

100

50

0 -0,20 -0,10 0,00 0,10 0,20 0,30

-0,20 -0,10 0,00 0,10 0,20 0,30

-0,40 -0,30 -0,20 -0,10 0,00 0,10 0,20 0,30 -0,40 -0,30 -0,20 -0,10 0,00 0,10 0,20 0,30 -0,20 -0,10 0,00 0,10 0,20 0,30

-0,20 -0,10 0,00 0,10 0,20 0,30

400

350

300

250

200

150

100

50

0

400

350

300

250

200

150

100

50

0

A

B

C

(5)

panjang gelombang serapan maksimum 316 nm.

Hasil identifikasi senyawa α-mangostin dalam sampel

uji menggunakan plat KLT silika gel F254, dengan fase

gerak kloroform : etil asetat (9:1) menunjukkan bahwa

sampel minuman herbal merek A tidak memiliki bercak

dengan nilai Rf yang sama dengan senyawa α-mangostin

standar,seperti yang diperlihatkan oleh Gambar 3. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil densitogram sampel A, seperti yang diperlihatkan oleh Gambar 4A, dimana hanya terbentuk garis datar dan tidak terdapat puncak pada densitogram 2 dimensi.

Hal ini dapat disebabkan produsen tidak mengikuti prosedur CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang

Baik) selama proses produksi sampel sehingga senyawa α-mangostin (senyawa xanton dengan gugus polifenol)

mengalami reaksi degradasi termal seperti reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi dapat terjadi dengan suhu pemanasan yang terlalu tinggi atau waktu pemanasannya terlalu lama. Hal ini membantu terjadinya degradasi enzimatik oleh enzim

polifenol oksidase sehingga kandungan α-mangostin

hilang [22,23]. Dugaan lainnya, sampel minuman herbal kulit buah manggis merek A tidak mengandung ekstrak

Tabel 3. Presisi dan akurasi interday

I nte rd ay ( n = 3 )

CA (µg/mL) CF (rata ± SD) KV (%) Akurasi (%) 150 165,29 ± 2,16 2,39 110,19 300 302,94 ± 2,20 1,74 99, 45

400 389,22 ± 1,77 1,00 97,27

Tabel 4. Data perhitungan % recovery (akurasi)

Standar

ditambahkan AUC (Ct) Rata-rata AUC(Ct) Kadar Ct (µg/mL) Kadar Co (µg/mL) Recovery % Recovery

100 µg/mL

8518,9

8616,5 368,8563 278,8187 0,9004 90,04 8996,3

8334,4

AUC = Luas area; Ct = Konsentrasi sampel tambah standar; Co = Konsentrasi sampel awal

Tabel 5. Data kadar sampel B

Sampel Luas Puncak rata-rata

Konsentrasi

(µg/mL) % Kadar

% Kadar rata-rata B 1 6903,4 282,1916 0,045

0,040 B 2 5941,5 233,5140 0,037

B 3 6155,9 244,3633 0,039

Tabel 6. Data kadar sampel C

Sampel Luas Puncak rata-rata

Konsentrasi

(µg/mL) % Kadar

% Kadar rata-rata C 1 6836,933 278,8187 0,111

0,118 C 2 7417,233 298,6857 0,123

C 3 7229,600 308,1791 0,119

kulit buah manggis.

Sampel B dan sampel C memiliki bercak dengan Rf

yang sama dengan senyawa α-mangostin standar yaitu

0,48, dimana menurut literatur Rf yang baik adalah antara 0,2-0,8 [17]. Gambar 4B dan Gambar 4C menunjukkan densitogram ekstrak sampel B dan C dengan fase gerak

kloroform : etil asetat (9:1).

Secara kualitatif, dinyatakan bahwa sampel B dan

C mengandung senyawa α-mangostin. Oleh karena itu

proses analisis dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu analisis kuantitatif.

Uji liniearitas dilakukan dengan menganalisis beberapa tingkat konsentrasi dari larutan standar (50 ppm, 100 ppm,

150 ppm, 300 ppm dan 400 ppm). Persamaan regresi linier

yang diperoleh dari kurva kalibrasi adalah y = 1326,1658

+ 19,7647x dengan koefisien korelasi kurva standar r = 0,99415. Nilai koefisien korelasi (r), mendekati 1, artinya

konsentrasi berbanding lurus dengan luas puncak, seperti yang diperlihatkan oleh Tabel 1.

Nilai LOD dan LOQ dari α-mangostin yang

didapat adalah 54,38 µg/mL dan 181,28 µg/mL. Tabel 1

menunjukkan hasil parameter validasi untuk penentuan

kadar α-mangostin, yang meliputi koefisien korelasi, batas

deteksi dan batas kuantisasi.

Presisi intraday dan interday telah dilakukan pada tiga

konsentrasi standar α-mangostin yaitu 150, 300 dan 400

ppm, dengan nilai %RSD untuk presisi intraday

berturut-turut 1,28 % ;0,72 % dan 0,45 %. Sedangkan presisi inter-day berturut-turut 2,39 % ; 1,74 % dan 1,00 %. Nilai rata-rata % RSD yang diperoleh ≤ 2 % sehingga memenuhi

(6)

REFERENSI

[1] Soetikno, J.S., Handayani, R., & Rahayu, R.D. (2016). Assay for antimicrobial activity of mangosteen rind extracts. Journal of Innovations in Pharmaceuticals and Biological Sciences, 3(1), 54–60. [2] Kemenkes, R.I. (2010), Suplemen I Farmakope Herbal Indonesia,

Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

[3] Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. (2000). Jakarta: Departemen Kesehatan RI

[4] Liu, S. H., Lee, L. T., Hu, N. Y., Huange, K. K., Shih, Y. C., Munekazu, I., Li, J. M., Chou, T. Y., Wang, W. H., and Chen, T. S. (2012). Effects of alpha-mangostin on the expression of anti-inflammatory genes in U937 cells, Chinese Medicine, 7(19), 1–11.

[5] Jung, A.H., Su, B.N., Keller, W.J., Mehta, R.G., dan Kinghorn, A.D. (2006). Antioxidant xanthones from the pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen), Journal of Agricultural and Food Chemistry, 54(6), 2077–2082.

[6] Pasaribu, F., Sitorus, P., & Bahri, S. (2012). Uji ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap penurunan kadar glukosa darah, Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 1(1), 1–8.

[7] Akao, Y., Nakagawa,Y., Iinuma, M., & Nozawa, Y. (2008). Anti cancer effects of xanthones from pericarps of mangosteen. International Journal of Molecular Sciences, 9, 355–370.

[8] National Center for Biotechnology Information. (2017). Alpha Mangostin. Retrieved August 12, 2017, from https://pubchem.ncbi. nlm.nih.gov/compound/5281650#section=Top [accessed [9] Pothitirat, W., & Gritsanapan.W. (2008). Quantitave Analysis of Total

Mangostins in Garcinia mangostana fruit rind. Journal of Health Research, 22(4), 161–166.

[10] Aisha A. F., Abu-Salah, K. M., Ismail, Z., & Majid, A. M. S. A. (2013). Determination of total xanthones in Garcinia mangostana fruit rind extracts by ultraviolet (UV) spectrophotometry. Journal of Medicinal Plants Research, 7(1), 29–35.

[11] Misra, H., Dwivedi, B. K., Mehta, D., Mehta, B. K., & Jain, D. C. (2009). Development and Validation of High Performance Thin-Layer Chromatographic Method for Determination of [alpha]-Mangostin in Fruit Pericarp of Mangosteen Plant (Garcinia mangostana L.) using Ultraviolet-Visible Detection. Records of Natural Products, 3(4), 178– 186.

[12] Agustina, R., Andayani, R., Dachriyanus. (2014). Development and validation of thin layer chromatographic method for determination of α-mangostin in young pericarp, ripe pericarp, and bark extract of Garcinia mangostana L. using TLC Densitometry. International Journal of Research in Pharmacutical Sciences, 5(4), 294–298. [13] Andayani, R., Wahyuni F. S., Wirasti Y., & Dachriyanus. (2015).

Development and validation of RP-HPLC method for quantitative estimation of α-mangostin in the rind extract and fractions of Garcinia mangostana L. and their citotoxic activity on T47D breast cancer cell line. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 7(2), 174–178.

[14] Khumsupan P, Sithisan P, Managit C, and Gritsanapan W. (2014). Simple quantitative analysis of α-mangostin in mangosteen rind extracts and their microparticle preparations using HPLC method. Journal of Chemical, Biologycal and Physical Sciences Sec. B, 4(4), 3406–3412.

[15] Walker, E. B. (2007). HPLC analysis of selected xanthones in mangosteen fruit. Journal of separation science, 30(9), 1229–1234. [16] Depkes RI. (2010). Suplemen I Farmakope Herbal Indonesia, Jakarta:

Kementerian Republik Indonesia.

[17] Gandjar, I. G., & Rohman, A. (2012). Analisis Obat secara Spektrofotometri dan Kromatografi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [18] Gandjar, I. G., & Rohman, A. (2012). Kimia Farmasi Analisis.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[19] Harmita, H. (2012). Petunjuk pelaksanaan validasi metode dan Cara Perhitungannya. Pharmaceutical Sciences and Research (PSR), 1(3), 117–135.

[20] ICH. (2005). Validation of Analytical Procedures: Text and Methodology Q2(R1). http://www.ich.org/products/guidelines/ quality/quality-single/article/validation-of-analytical-procedures-text-and-methodology.html. [accessed 12.11.17]

[21] Borman, P. and Elder, D. (2017) Q2(R1) Validation of Analytical Procedures, in ICH Quality Guidelines: An Implementation Guide (eds A. Teasdale, D. Elder and R. W. Nims). New York: John Wiley & Sons, Inc.

[22] Rappoport, Z. (2003). Chemistry of Phenols. Chichester: John Wiley & Sons Ltd.

[23] Satong-aun, W., Assawarachan, R., & Noomhorm, A. (2011). The Influence of Drying Temperature and Extraction Methods on α-Mangostin in Mangosteen Pericarp. Journal of Food Science and Engineering, 1(2), 10–17.

Copyright © 2017 The author(s). You are free to share (copy and redistribute the material in any medium or format) and adapt (remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially) under the following terms: Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use; ShareAlike — If you remix, transform, or build upon the material, you must distribute your contributions under the same license as the original (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

baik digunakan untuk analisis suatu senyawa [20,21]. Data pengukuran presisi intraday dan interday dapat dilihat pada

Tabel 2 dan 3.

Perolehan kembali (recovery) dilakukan dengan

penambahan larutan standar pada sampel dengan

konsentrasi 100 µg/mL. Didapatkan % perolehan kembali

dari hasil analisis sebesar 90,04%. Persentase perolehan kembali yang baik adalah memiliki rentang nilai 85% - 115% [20,21]. Dari hasil % recovery yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilainya berada pada rentang yang diperbolehkan. Jadi, dapat dibuktikan bahwa metode validasi ini memberikan hasil yang akurat, seperti yang tercantum di dalam Tabel 4.

Kemudian dilakukan pengukuran kadar α-mangostin

pada sampel dengan menggunakan perhitungan yang telah ditetapkan, didapatkan hasil akhir kadar rata-rata untuk

sampel B dan C sebesar 0,040% b/v dan 0,118% b/v,

seperti yang tercantum di dalam Tabel 5, dan Tabel 6.

KESIMPULAN

Analisis kandungan senyawa α-mangostin pada

minuman herbal kulit buah manggis dapat ditentukan dengan metode KLT densitometri menggunakan fase diam pelat silika gel 60 F254 dan fase gerak

kloroform-etil asetat (9:1, v/v). Metode KLT densitometri valid untuk penentuan kadar α-mangostin dengan hasil nilai parameter

validasi yang memenuhi persyaratan, dengan nilai r =

0,99415; LOD = 54,38 µg/mL dan LOQ 181,28 µg/mL;

nilai presisi di bawah 2% serta akurasi 90,04 %. Minuman herbal kulit buah manggis yang positif mengandung

Gambar

Gambar 1. Struktur kimia α-mangostin [8].
Gambar 2. Spektrodensitogram senyawa α-mangostin pada alat TLC Scanner
Tabel 2. Presisi dan akurasi intraday

Referensi

Dokumen terkait

Lanjutan 25 Membuat data uji coba untuk program menengah Dokumen Prakom Pelaksana. Lanjutan 26 Melaksanakan uji coba program menengah Program

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian untuk memahami pengaruh celebrity endorser Clear

Pertama, perilaku perajin keramik Mayong Lor dalam memproduksi seni gerabah ini merupakan hasil pewarisan tradisi turun-temurun dari para orang tuanya melalui proses enkulturasi di

pengawasan yang akan memperkuat atau memperlemah fungsi pengawasan yang dilakukan oleh dewan, diantaranya adalah akuntabilitas (Pramono, 2002). Dalam pandangan yang lebih

Memperhatikan tantangan dan tanggung jawab kepala madrasah ke depan, di tambah lagi dengan tuntutan yang semakin komplek untuk menyesuaikan dengan tuntutan zamannya, maka

Perbedaannya dengan madrasah, meskipun sama- sama memadukan antara pelajaran umum dan pelajaran agama, adalah Sekolah Islam Terpadu tidak hanya memadukan kedua jenis

Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang dapat diteliti yaitu faktor-faktor menjadi penyebab terjadinya carok massal, bentuk-bentuk upaya yang dilakukan Polres

membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa. Pembuktian juga merupakan ketentuan yang mengatur alat-alat bukti yang dibenarkan undang-undang dan boleh dipergunakan