• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah perkembangan peserta didik (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah perkembangan peserta didik (2)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DALAM

USIA REMAJA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang dibina oleh bapak Husamah S.Pd

KELAS: BIOLOGI 1B Disusun Oleh Kelompok 7:

Robi’atul adawiyah (201310070311048)

Iffatul Faiz Khalqiyah (201310070311055)

Yeni Damayanti (201310070311067)

Dian Rizkiaditama (201310070311068)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan kenikmatan dan kesehatan kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam terang benderang yang penuh dengan kerahmatan.

Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak yang mendorong dan memotivasi supaya makalah ini lebih efisien dan lebih baik. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Husamah S.Pd sebagai dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Makalah ini berisikan tentang peserta didik dalam usia remaja baik dalam nilai moral dan sikap anak usia remaja, penyesuaian diri pada remaja, dan pengenalan dan pengembangan bakat khusus anak usia remaja. Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini terjadi karena dengan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak yang turut membantu terselesainya makalah ini. Dan kami mohon atas kritik dan sarannya agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Terima kasih.

Malang, November 2013

(3)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 1

1.3 Tujuan ... 1

1.4 Manfaat ... 2

BAB II PEMBAHASAN... 3

2.1 Perkembangan Nilai Moral dan Sikap Anak Usia Remaja... 3

2.2 Penyesuaian Diri pada Remaja... 6

2.3 Pengenalan dan Pengembangan Bakat Khusus Anak Usia Remaja. . 9

BAB III PENUTUP ... 12

3.1 Kesimpulan... 12

3.2 Saran ... 12

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa mencari jati diri, dan berusaha melepaskan diri dari lingkungan orang tua untuk menemukan jati dirinya maka masa remaja menjadi suatu periode penting dalam pembentukan nilai, norma dan moral. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan nilai, moral, dan sikap individu mencakup aspek psikologis, sosial, budaya, dan fisik kebendaan, baik yang terdapat dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Kehidupan modern sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan berbagai perubahan, pilihan dan kesempatan, tetapi mengandung berbagai resiko akibat kompleksitas kehidupan yang ditimbulkan adalah munculnya nilai-nilai modern yang tidak jelas dan membingungkan remaja, sehingga perlu adanya penyesuaian diri pada remaja. Supaya diterima dilingkungannya remaja perlu memiliki keahlian, salah satunya yaitu remaja harus memiliki bakat khusus supaya dapat di terima dalam lingkungannya dan menjadi remaja yang unggul dalam berbagai hal. Oleh karena itu, penulis membuat makalah berjudul “Karakteristik Perkembangan Peserta Didik Dalam Usia Remaja” guna menambah wawasan terhadap pembaca sebagai bahan referensi agar menjadi insan yang lebih baik khususnya untuk remaja.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana perkembangan nilai moral dan sikap anak usia remaja? 2) Bagaimana penyesuaian diri pada remaja?

3) Bagaimana pengenalan dan pengembangan bakat khusus anak usia remaja?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui perkembangan nilai moral dan sikap anak usia remaja. 2) Untuk mengetahui dan memahami penyesuaian diri pada remaja.

(5)

1.4 Manfaat

1) Dapat mengetahui dan memahami tentang perkembangan nilai moral dan sikap anak usia remaja, sehingga kita sebagai remaja dapat lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan, dan sebagai calon orangtua dan calon seorang pendidik dapat lebih waspada apabila remaja melakukan hal-hal yang tidak di inginkan.

2) Kita sebagai anak usia remaja dapat memahami cara penyesuaian diri dan sebagai calon orangtua dan calon seorang pendidik dapat mengetahui bagaimana anak remaja harus menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Nilai, Moral dan Sikap Anak Usia Remaja

1. Pengertian Nilai, Moral, dan Sikap

Nilai adalah ukuran baik-buruk, bener-salah, boleh-tidak boleh, indah-tidak indah suatu perilaku atau pernyataan yang berlaku dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat.

Moral adalah ajaran tentang baik buruk suatu perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya.

Sikap adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek sebagai penghayatan terhadap objek tertentu.

2. Karakteristik Nilai, Moral, dan Sikap Remaja

(7)

orang tua atau orang dewasa lainnya. Apabila kalau orang tua dan orang dewasa berusaha memaksakan nilai-nilai yang dianutnya kepada remaja.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Nilai, Moral, dan Sikap Remaja

Orang Tua: Anak yang tidak memiliki hubungan harmonis dengan orang tuanya di masa kecil, kemungkinan besar tidak mampu mengembangkan superego yang cukup kuat, sehingga mereka cenderung melanggar norma susila.

Lingkungan sekitar: Masyarakat mempunyai peran penting dalam pembentukan moral. Tingkah laku yang terkendali di sebabkan oleh adanya control dari masyarakat itu sendiri yang mempunyai sanksi-sanksi tersendiri buat si pelanggar.

Lingkungan Sekolah: Di sekolah, anak-anak mempelajari nilai-nilai norma yang berlaku di masyarakat sehingga mereka juga dapat menentukan mana tindakan yang baik dan boleh dilakukan. Tentunya dengan bimbingan guru. Anak-anak cenderung menjadikan guru sebagai model dalam bertingkah laku, oleh karena itu seorang guru harus memiliki moral yang baik.

Lingkungan Pergaulan: Dalam pengembangan kepribadian, factor lingkungan pergaulan juga turut mempengaruhi nilai, moral dan sikap seseorang. Pada masa remaja, biasanya seseorang selalu ingin mencoba suatu hal yang baru. Dan selalu ada rasa tidak enak apabila menolak ajakan teman. Bahkan terkadang seorang teman juga bisa dijadikan panutan baginya.

Teknologi: Pengaruh dari kecanggihan teknologi juga memiliki pengaruh kuat terhadap terwujudnya suatu nilai. Di era sekarang, remaja banyak menggunakan teknologi untuk belajar maupun hiburan. Contoh: internet memiliki fasilitas yang menwarkan berbagai informasi yang dapat diakses secara langsung.

4. Tahap-Tahap Perkembangan

(dikemukakan oleh Lawrence E. Kohlbert (1995))

1) Tingkat Prakonvensional adalah aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral masih ditafsirkan oleh individu/anak berdasarkan akibat fisik yang akan diterimanya baik berupa sesuatu yang menyakitkan atau kenikmatan. Tingkat prakonvensional memiliki dua tahap, yaitu:

(8)

Pada tahap ini, akibat-akibat fisik pada perubahan menentukan baik buruknya tanpa menghiraukan arti dan nilai manusiawi dari akibat tersebut. Anak hanya semata-mata menghidari hukuman dan tunduk pada kekuasaan tanpa mempersoalkannya.

Tahap 2 (Orientasi relativis-instrumental)

Pada tahap ini, perbuatan dianggap benar adalah perbuatan yang merupakan cara atau alat untuk memuaskan kebutuhannya sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan orang lain. Hubungan antarmanusia diipandang seperti huubungan di pasar yang berorientasi pada untung-rugi.

2) Tingkat Konvensional adalah aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral dipatuhi atas dasar menuruti harapan keluarga, kelompok, atau masyarakat. Tingkat konvensional memiliki dua tahap, yaitu:

Tahap 1: Orientasi kesepakatan antara pribadi atau disebut orientasi “Anak Manis”

Pada tahap ini, perilaku yang dipandang baik adalah yang menyenangkan dan membantu orang lain serta yang disetujui oleh mereka.

Tahap 2: Orientasi hukum dan ketertiban

Pada tahap ini, terdapat orientasi terhadap otoritas, aturan yang tetap, penjagaan tata tertib sosial. Perilaku yang baik adalah semata-mata melakukan kewajiban sendiri, menhormati otoritas, aturan yang tetap, dan penjagaan tata tertib sosial yang ada. Semua ini dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dalam dirinya.

3) Tingkat Pascakonvensional, Otonom, atau Berdasarkan Prinsip adalah aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral dirumuskan secara jelas berdasarkan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegang pada prinsip tersebut dan terlepas pula dari identifikasi diri dengan kelompok tersebut.Tingkat pascakonvensional memiliki dua tahap, yaitu:

Tahap 1: Orientasi kontrak sosial legalitas

(9)

masyarakat. Pada tahap ini terdapat kesadaran yang jelas mengenai relativisme nilai dan pendapat pribadi sesuai dengan relativisme nilai tersebut. Terdapat penekanan atas aturan prosedural untuk mencapai kesepakatan, terlepas dari apa yang telah disepakati secara konstitusional dan demokratis, dan hak adalah masalah nilai dan pendapat pribadi. Hasilnya adalah penekanan pada sudut pandang legal, tetapi dengan penekanan pada kemungkinan untuk mengubah hukum berdasarkan pertimbangan rasional mengenai manfaat sosial. Di luar bidang hukum, persetujuan bebas, dan kontrak merupakan unsur pengikat kewajiban .

Tahap 2: Orientasi prinsip dan etika universal

Pada tahap ini, hak ditentukan oleh suara batin sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri dan yang mengacu kepada komprehensivitas logis, universalitas, dan konsestensi logis. Prinsip-prinsip ini bersifat abstrak dan etis, bukan merupakan peraturan moral konkret. Pada dasarnya inilah prinsip-prinsip universal keadilan, resiprositas, persamaan hak asasi manusia, serta rasa hormat kepada manusia sebagai pribadi.

2.2 Penyesuaian Diri pada Remaja

Pemahaman penyesuaian diri pada remaja sangat penting dipahami oleh setiap remaja karena masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Setiap individu mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis. Masa remaja juga disebut masa emas (golden age). Namun, para remaja pada masa perkembangan dihadapkan dengan berbagai masalah, baik eksternal maupun internal. Masalah-masalah yang timbul pada masa remaja ini harus bisa di pahami oleh seorang pendidik, agar remaja tidak mengalami kemunduran mental. Karena remaja yang tidak mendapatkan bimbingan pada masa remaja, Mereka akan cenderung melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma kehidupan.

(10)

anak untuk bergaul dengan siapapun dan dari strata manapun asalkan tidak membawa pengaruh yang buruk baginya.

a) Aspek dalam Penyesuaian Diri pada Remaja: 1. Penyesuaian Pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol. kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya.

2. Penyesuaian Sosial

Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum.

b) Lingkungan yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri pada Remaja 1. Lingkungan Keluarga

Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek, toleransi dan kehangatan. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya berarti. Rasa dekat dengan keluarga adalah salah satu kebutuhan pokok bagi perkembangan jiwa seorang individu.

2. Lingkungan Teman Sebaya

(11)

yang diterima dari temannya akan membantu dirinya dalam penerimaan terhadap keadaan dirinya sendiri, ini sangat membantu diri individu dalam memahami pola-pola dan ciri-ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain. Semakin mengerti ia akan dirinya maka individu akan semakin meningkat kebutuhannya untuk berusaha untuk menerima dirinya dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya. Dengan demikian ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat sessuai dengan potensi yang dimilikinya.

3. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain mengemban fungsi pengajaran juga fungsi-fungsi pendidikan (transformasi norma). Begitu pula dengan guru, tugasnya tidak hanya mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan, dalam pembentukan kehidupan yang menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Dalam kaitannya dengan pendidikan ini, peranan sekolah pada hakikatnya tidak jauh dari peranan keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat perlindungan jika anak didik mengalami masalah. Upaya yang dilakukan Pendidik dalam Penyesuaian Diri pada Remaja: a) Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa “ betah” (at home)

bagi anak-anak didik , baik secara sosial , fisik maupun akademis. Serta suasana belajar mengajar yang menyenangkan.

b) Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial , maupun seluruh aspek pribadinya.

c) Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar. d) Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar dan

ruang belajar yang memenuhi standard kesehatan. e) Tata tertib yamg jelas dan dapat dipahami oleh siswa.

f) Hubungan yang baik dan penuh pengertian antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat.

(12)

Jika para remaja merasa bahwa mereka disayangi dan diterima sebagai teman dalam proses pendidikan dan pengembangan mereka, maka tidak akan ada kesempatan untuk terjadi pertentangan antar generasi.

2.3 Pengenalan dan Pengembangan Bakat Khusus Anak Usia Remaja a) Pengertian Bakat Khusus

Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Bakat memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud. Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil pembawaan dan latihan. Bakat juga berbada dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal. Jadi, yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum. Misalnya bakat intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan bersifat khusus. Misalnya bakat akademik, sosial, dan seni kinestetik. Bakat khusus biasanya disebut talent sedangkan bakat umum (intelektual) biasanya disebut gifted .

b) Jenis-Jenis Bakat Khusus

Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya. Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang,yaitu:

1. Bakat akademik khusus 2. Bakat kreatif – produktif 3. Bakat seni

4. Bakat psikomotorik 5. Bakat sosial

c) Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengembangan Bakat Khusus

(13)

latihan agar suatu kinerja dapat dilakuakan pada masa yang akan datang. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus yang secra garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu ,Faktor – faktor tersebut adalah :

 Minat

 Motif berprestasi

 Keberanian mengambil resiko

 Keuletan dalam menghadapi tantangan

 Kegigihan dalam mengatasi kesulitan

Adapun faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan individu tumbuh dan berkembang. Faktor – faktor tersebut adalah :

 Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri

 Sarana dan prasarana

 Dukungan dari orangtua

 Lingkungan tempat tinggal

 Pola asuh orangtua

Individu yang memiliki bakat khusus dan memperoleh dukungan internal maupun eksternal, yaitu memiliki minat yang tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat khususnya, memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, memiliki daya juang tinggi, dan ada kesempatan maksimal untuk mengembangkan bakat khusus, maka akan muncul kemampuan berprestasi.

d) Upaya Pengembangan Bakat Khusus pada Remaja

Agar dapat mewujudkan bakat khususnya secara optimal mereka memerlukan progam pendidikan khusus sesuai dengan bakatnya. Selain dengan progam tersebut, individu yang meiliki bakat khusus juga memerlukan dukungan secara optimal dari lingkungan untuk mengembangkan bakat khususnya tersebut. Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan umtuk mengembangkan bakat khusus individu, yaitu sebagai berikut :

(14)

Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi dikalangan anak remaja, baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah.

Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.

Mengembangkan program pendidikan yang efektif

Bila semua aspek diatas dapat terpenuhi maka, pengembangan anak yang mempunyai bakat khusus akan bisa berkembang secara optimal, dan memberikan prestasi yang memuaskan terhadap orang tua lingkungan social serta lingkungan pendidikan.

e) Hal yang Perlu Dicermati dalam Mengembangkan Bakat Khusus

Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat serta minat pribadinya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya. Apa yang bisa orang tua lakukan dirumah:

Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak .

 Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.

Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.

Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab, atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.

Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.

(15)

Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa remaja merupakan masa mencari jati diri, dan berusaha melepaskan diri dari lingkungan orang tua untuk menemukan jati dirinya maka masa remaja menjadi suatu periode penting dalam pembentukan nilai, norma dan moral melalui beberapa tahapan yakni orientasi hukuman dan kepatuhan, orientasi relativis-instrumental, orientasi kesepakatan antara pribadi, orientasi hukum dan ketertiban, orientasi kontrak sosial legalitas, orientasi prinsip dan etika universal. Maka dari itu perlu penyesuaian diri pada remaja karena masa remaja merupakan masa pencarian jati diri, sehingga peran dalam lingkungan keluarga, teman, dan sekolah sangat berpengaruh pada penyesuaian remaja. Agar diterima dalam masyarakat, remaja memerlukan bakat khusus supaya diakui dalam kelompoknya, agar dapat mewujudkan bakat khususnya secara optimal mereka memerlukan progam pendidikan khusus sesuai dengan bakatnya sehingga dapat menjadi remaja yang unggul dalam segala hal.

3.2 Saran

1) Sebagai remaja, diwajibkan untuk memiliki nilai, norma dan moral yang baik sehingga dapat di terima dalam lingkungan masyarakat.

2) Seseorang dapat dikatakan remaja apabila telah meninggalkan masa kanak-kanaknya dan proses dalam mencari jati dirinya, sehingga remaja harus dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.

3) Setiap individu memiliki bakat khusus terutama pada remaja. Bakat khusus tersebut dapat berkembang apabila remaja dapat mengembangkannya, sehingga diperlukan rasa optimis bahwa remaja dapat mencapai dan mengembangkan bakat khusus yang dimilikinya.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (Mei, 20 2010). Perkembangan Nilai, Sikap dan Moral Seorang Remaja. Diperoleh 07 November 2013. Dari file:///H:/iffa/1/sam%20blog%20%20PERKEMBANGAN%20 NILAI,%20 SIKAP,%20 DAN%20MORAL%20SEORANG%20REMAJA.htm

Caroliine, Devi (2009, 09 Agustus). Penyesuaian Diri Pada Remaja. Di peroleh 19 November 2013. dari http://www.carolinedevi.com/2009/08/penyesuaian-diri-pada-remaja.html

Hermawan, Tryan (2012, 17 Juni). Pengenalan Peserta Didik (Penyesuaian Diri Dan Permasalahan Pada Remaja). Di peroleh 13 November 2013. Dari http://3an-master.blogspot.com/2012/06/makalah-pengenalan-peserta-didik_17.html

Iffa. (April, 3 2013). Perkembangan Nilai, Moral, Sikap. Diperoleh 07 November 2013 . dari file:///H:/iffa/1/MAKALAH%20PESERTA%20DIDIK%20%20%20PERKEMBANGAN %20NILAI,%20MORAL%20DAN%20SIKAP%20_%20JUN%27SHARED-U.htm

Nidal. (2011, 10 Oktober). Makalah Bakat Khusus. Diperoleh 23 November 2013. Dari http://nydalchubby-iniminnie.blogspot.com/2011/10/makalah-bakat-khusus.html

Salsy. (2013, 03 April). Perkembangan Dan Penyesuaian Diri Remaja. Di peroleh 13 November 2013. Dari http://ppknsalasiah.blogspot.com/2013/04/makalah-perkembangan-dan-penyesuaian.html

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul: “PERANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA DISTRIBUSI TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus pada UD. Eben Haezer Terus

K-Means merupakan salah satu atau lebih clustering non hirarki yang berusaha mempartisi data kedalam cluster atau kelompok sehingga data yang memiliki karakteristik

The Provision Of Engineering, Procurement Services, Tender/ Contract Support And Construction Support Services, Detailed Engineering Services for Premier's

Lingkungan kerja yang baik dan menyenangkan dapat meningkatkan gairah dan semangat kerja dalam perusahaan juga akan mendorong para karyawan untuk bekerja dengan

Variasi itu banyak ditentukan oleh seberapa besar kemiringan batang-tubuh pada pemain tertentu sewaktu melakukan gerakan (kemiringan batang tubuh menyamping adalah

7aksud suatu program audit adalah mengatur secara sistematis prosedur audit yang akan dilaksankan selama audit berlangsung" Program audit tersebut menyatakan bah&a

pada tahun 2012 dengan judul “Hukum Antidumping Sebagai Pelindung Produk Industri Dalam Negeri Dalam Rangka ACFTA (Asean Free Trade Area)” yang mana skripsi ini membahas