BAB II
URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori
Menurut kerlinger, teori ini adalah himpunan konstruksi (konsep), definisi
proposi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang
menjabarkan relasi di antara variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut (Rahmat, 2012: 6)
Dalam penelitian kuantitatif, teori membantu peneliti dalam penentuan
tujuan dan arah penelitiannya dan dalam memilih konsep-konsep yang tepat untuk
pembentukan hipotesis-hipotesis yang akan diuji (kriyantono, 2010: 45)
Penelitian ini menggunakan teori-teori yang dianggap relevan sebagai
penjabaran dan pendukung penelitian. Adapun teori-teori yang dianggap relevan
dengan penelitian ini yaitu Komunikasi, Efektivitas Brosur, Minat, Teori AIDDA
dan Teori S-O-R.
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1Pengertian komunikasi.
Komunikasi bukanlah kata yang asing lagi bagi manusia dewasa ini.
Kerapkali kata miss-communication menjadi akar dari setiap permasalahan yang
dihadapi manusiad dan komunikasi menjadi jawaban yang tepat menyelesaikan
masalah tersebut. Memang sebagai mahluk yang selalu berhubungan dengan
manusia lainnya, peranan komunikasi sangat diperlukan, setidaknya komunikasi
menjadi saluran penyampaian gagasan, maksud seseorang agar dapat diterima dan
dimengerti oleh manusia lainnya.
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu dari kata
communicatio atau communis yang artinya sama. Jadi apabila dua orang terlibat
dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan
2007 : 9). Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pernyataan di atas,
menunjukkan bahwa komunikasi melibatkan lebih dari satu orang.
Namun dalam upaya mencapai persamaan makna tersebut diperlukan
penyampaian pesan sebagaimana dikemukakan oleh Dani Vardiansyah,
komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan
antarmanusia (Vardiansyah, 2008 : 29). Selanjutnya menurut Everett M Rogers
mendefenisikan komunikasi sebagai suatu proses di mana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud mengubah tingkah laku
mereka (Cangara, 2006 : 19).
Untuk memahami lebih dalam mengenai proses komunikasi, Harold D
Laswell mengatakan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: “who, says what, in which channel, to whom, with what effect ?”. Jadi Harold D Laswell menyimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2007 : 10).
Dari defenisi yang disebutkan oleh Harold D Laswell di atas menunjukkan
bahwa proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan seseorang kepada orang lain. Proses komunikasi ada untuk
menciptakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif mensyaratkan
adanya pertukaran informasi dan kesamaan makna antara komunikator dan
komunikan.
Berangkat dari paradigma Laswell, Effendy (2007: 11) membedakan
proses komunikasi menjadi dua tahap yaitu:
1. Proses komunikasi primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan
verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain
sebagainya) yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau
Proses awal dari komunikasi primer ini adalah komunikator menyandi
(encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Hal ini berarti
komunikator memformulasikan pikiran atau perasaannya ke dalam lambang
(bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian
komunikan menerjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti
komunikan menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan
komunikator dalam konteks pengertian. Hal terpenting dalam penyandian (coding)
adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi
tersebut sehingga terdapat kesamaan makna.
2. Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang
komunikator menggunakan media kedua untuk menyampaikan pesan karena
komunikan berada di tempat yang relatif jauh dan jumlahnya banyak. Media
kedua yang sering digunakan dalam komunikasi sekunder adalah majalah, surat
kabar, surat, telepon, radio, televisi, film, dan sebagainya.
2.1.1.2 Ruang Lingkup Komunikasi
Berdasarkan uraian diatas dapatlah disusun suatu ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi ditinjau dari komponenya, bentuknya, sifatnaya, metodenya, bidangnya, dan sistemnya:
a) Komunikasi Persona (Personal Communication)
1. Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication)
2. Komunikasi antarpersona (interpersonal communication)
b. Komunikasi Kelompok (Group Communication) 1. Komunikasi kelompok kecil
1. Pers 2. Radio 3. Televisi 4. Film
5. Dan lain-lain
d. Komunikasi medio (medio communication)
1. Surat
b) Hubungan masyarakat (piblik relations)
c) Periklanan (advertising)
a) Komunikasi informatif (informative communication)
b) Komunikasi persuasif (persuasive communication) c) Komunikasi instruktif (instructive)
d) Hubungan manusiawi (human relations) 7. Tujuan komunikasi
a) Perubahan sikap (attitude change)
b) Perubahan pendapat (opinion change)
c) Perubahan prilaku (behavior change) d) Perubahan sosial (social change)
8. Fungsi komunikasi
a) Komunikasi satu tahap (one step flow communication)
b) Komunikasi dua tahap (tow step flow communication) c) Komunikasi multi tahap (multistep flow communication)
a) Komunikasi sosial (social communication)
b) Komunikasi manajemen/organisasional (managemen/organizational communication)
c) Komunikasi perusahaan (business communication) d) Komunikasi politik (politikal communication)
e) Komunikasi internasional (international communication)
f) Komunikasi antar budaya (intercultural communication)
g) Komunikasi pembangunan (development communication) h) Komunikasi lingkungan (environmental communication) i) Komunikasi tradisional (traditional communication)
Demikianlah ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi dipandang dari berbagai segi (Effendy, 2007:6-9)
2.1.2 Efektivitas Brosur
Brosur merupakan bentuk cetakan yang dibuat untuk tujuan
menginformasikan atau mempromosikan. Fungsi dari brosur sebagai media
publisitas produk service atau acara. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa brosur adalah media komunikasi public relations yang dibuat oleh
perusahaan yang berupa selebaran berisi keterangan singkat tentang produk,
layanan atau acara perusahaan agar diketahui umum (Iriantara, 2005: 222)
Dalam setiap organisasi efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas untuk
mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, dengan kata lain
suatu efektivitas disebut efektif apabila tercapai tujuan atau sasaran yang telah
ditentukan sebelumnya. Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas dalam
organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila dilihat aspek
keberhasilan pencapaian tujuan maka efektivitas adalah yang mempokuskan pada
tingkatan pencapaian terhadap tujuan organisasi public (Nurmandi, 1999: 193).
Definisi efektivitas secara umum adalah mengajarkan hal-hal yang benar,
membawa hasil, menangani masa depan, meningkatkan sumber daya. Lebih lanjut
Hardjana mendefinisikan efektivitas komunikasi adalah terdiri dari hal-hal sebagi
berikut: penerima/pemakaian, isi, pesan, ketepatan waktu, media, format dan
sumber. Efektivitas komunikasi yang diselenggarakan lewat media perusahaan
atau organisasi antara lain apa informasi dan bagaimana informasi itu
penyampaian pesan atau informasi yang disampaikan tercapai pada tujuan atau
sasaran yang teleh ditentukan sebelumnya (Hardjana, 2000: 24)
Penulis mengambil teori efektivitas dari Hardjana karena teori ini yang akan
dijadikan indikator untuk mengana lisis brosur PT PLN Kisaran. Brosur sendiri
adalah media komunikasi public relations yang dibuat oleh perusahaan. Brosur
dapat berperan sebagai media cetak yang memungkinkan berlangsungnya
komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat. Jadi, sebagai media
komunikasi public relations, brosur muncul sebagai media komunikasi untuk
menciptakan interaksi anatara perusahaan dengan pelanggan/ pengguna listrik
prabayar.
2.1.3 Minat
Seorang komunikator dapat melakukan perubahan sikap dan tingkah laku
komunikan apabila antara mereka merasa adanya persamaan. Oleh karena itu
seorang komunikator harus dapat membangkitkan perhatian komunikan sehingga
diantara mereka timbul persamaan makna akan suatu hal yang akan menjadi
langkah awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian akan dibangkitkan, maka
selanjutnya diikuti dengan upaya menumbuhkan minat. Menurut Hurlock (1978:
115), minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan
apa yang mereka inginkan.
Menurut Praktikno (1987:54), minat atau sikap dapat membuat sesaorang
menjadi senang terhadap objek situasi dan ide tertentu. Minat merupakan
kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk
melakukan kegiatan (Effendi, 2003: 103). Minat adalah rasa suka, rasa senang
dan rasa tertarik pada suatu objek atau aktivitas tanpa ada yang yang menyuruh
dan biasanya ada kecendrungan untuk mencari objek yang disenangi itu (Panji,
1995: 9)
Dari pengertian tersebut jelas bahwa minat sebagai pemusatan perhatian,
motivasi, ketertarikan, rasa senang yang timbul dalam diri seseorang dan adanya
hasrat/ keinginan untuk melakukan sesuatu yang muncul akibat adanya objek
tertentu.
a) Minat (alasan, dasar, pendorong)
b) Perjuangan motif. Sebelum mengambil keputusan pada
batin terdapat beberapa motif yang bersifat luhur dan rendah dan disini
harus dipilih.
c) Keputusan. Inilah yang sangat penting yang berisi
pemilihan antara motif-motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan
yang lain, sebab tak mungkin sesorang mempunyai macam-macam
d) Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil
(dalam Purwanto, 1998: 60)
Minat dan sikap sangat erat hubungannya, dan kedua hal tersebut
merupakan dasar bagi kedua prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil
suatu keputusan.
Minat akan timbul bila ada unsur-unsur sebagai berikut:
a) Terjadinya sesuatu hal yang menarik
b) Terdapat kontraks, yaitu hal yang menonjol satu
dengan yang lain, sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian.
c) Adanya harapan mendapatkan keuntungan atau
mungkin gangguan dari hal yang dimaksud.
Menurut A.W.Wijaya (1993:45) secara teori minat mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Minat tidak dibawa sejak lahir
b. Minat dapat berubah-ubah (sifatnya situasional dan temperal)
c. Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus
maupun objek.
d. Objek minat dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga
merupakan kumpulan dari hal-hal tertentu tersebut.
Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, teori yang dipandang
mendekati permasalahan penelitian ini adalah teori AIDDA. Pengertiannya
sebagai berikut:
A – Attention – Perhatian I – Interest - Minat D - Desire – Hasrat D – Decision – keputusan A – Action – Tindakan
Proses tahap komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi
hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention), dalam hubungan
ini komunikator harus menimbulkan daya tarik. Dimulainya komunikasi dengan
membangkitkan perhatian akan menjadi awal sukses suatu proses komunikasi,
apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan hendaknya disusul dengan
upaya menumbuhkan ketertarikan (interest) yang merupakan derajat yang lebih
tinggi dari perhatan.
Ketertarikan merupakan kelajuan dari perhatian yang merupakan titik tolak
bagi timbulnya suatu hasrat (desire) untuk melakuakn suatu kegiatan yang
diharapkan komunikator. Jika hanya ada hasrat saja pada diri komunikasi, maka
bagi komunikator ini belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan
datangnya keputusan (decision) yaitu keputusan untuk melakukan kegiatan
(action) sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator (Khasali, 1995: 83).
Maka dalam hal ini dapat digambarkan bahwa media komunikasi melalui
brosur listrik prabayar sebagai komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya
kepada komunikan. Komunikannya adalah konsumen yang tertarik dan menerima
pesan yang disampaikan untuk menimbulkan rasa keinginan menggunakan listrik
prabayar.
2.1.5 Teori S-O-R
Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang
banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari
Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah
opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Asumsi dasar dari model ini adalah
media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap
komunikan.
Menurut Hovland, Janis dan Kelly (Effendy, 2003: 253-254)
mengemukakan bahwa unsur-unsur dalam model komunikasi adalah:
1. Pesan (Stimulus)
2. Komunikan (Organism)
Komunikan adalah orang-orang yang menjadikan sasaran untuk menerima
pesan-pesan tertentu.
3. Efek (Response)
Efek adalah reaksi dari komunikan atas pesan yang didapatkannya dari
komunikator.
Dari pengertian ini, dalam setiap proses komunikasi yang terjadi, selalu
melibatkan pesan sebagai stimulus, yang didapatkan komunikan dari
komunikator, akan selalu menimbulkan efek pada komunikan tersebut yang
tentunya efek tersebut bervariasi. Dalam Proses Komunikasi yang berkenaan
dengan perubahan sikap, hal terpenting yang diperhatikan adalah aspek "how",
bukan "what" dan "why". Lebih jelasnya adalah how to communicate to change
the attitude, atau bagaimana cara berkomunikasi untuk mengubah sikap
komunikan. Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Teori S-O-R
Sumber: Effendy (2003: 255)
Organisme:
Perhatian Pengertian
Penerimaan Stimulus
Teori S-O-R menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses
yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau mungkin di tolak. Komunikasi akan
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah,
komunikan mengerti. Kemampuan untuk mengerti dari komunikan inilah yang
akan melanjutkan pada proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
2.2 Kerangka Konsep
Konsep adakah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang
dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang
diperoleh dari pengamatan. Bungin (dalam Kriyantono, 2010: 17) mengartikan
Konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang sama
yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena tertentu yang dapat
dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Kerangka konsep
ini dapat dilihat dalam bentuk bagan berikut:
Gambar 2.1 Kerangka konsep
2.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah gejalah yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian.
Variabel dapat luas dan dapat pula sempit (tunggal). Seorang peneliti dituntut
untuk mampu menjabarkan variabel penelitian karena banyak dan sub-variabel
akan menentukan hipotesis, aspek dalam instrument, dan data yang dikumpulkan,
yang selanjutnya mencerminkan halus kasarnya atau luas sempitnya kesimpulan
(Arikunto, 2010: 169)
1. Variabel bebas (X) atau Independent Variable
Variabel terikat (Y)
Minat Menggunakan Pada Masyarakat Variabel bebas (X)
Efektivitas Brosur
Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau
pendahulu vareabel lainnya (kriyantono, 2010: 21). Variabel bebas pada
penelitian ini adalah Efektivitas Brosur PT PLN.
2. Variabel Terikat (Y) atau Dependent Variabel
Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang
dipengaruhi oleh variabel bebas (Kriyantono, 2010: 21). Variabel terikat pada
penelitian ini adalah Minat menggunakan Pada Masyarakat.
2.3.1 Operasional Variabel
Variabel-variabel di atas dapat diuraikan di dalam variabel operasional.
Variabel operasional adalah upaya membuat konsep-konsep yang telah
dikelompokkan ke dalam variabel agar dapat diukur. Berdasarkan kerangka teori
dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk mempermudah
penelitian perlu dibuat variabel operasional sebagai berikut:
Table 2.1 Variabel Operasional
Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel bebas (X)
Efektivitas Brosur PT PLN
1. Penerima/Pemakai
2. isi
3. ketepatan waktu
4. Media
5. Format
6. Sumber
Variabel terikat (Y)
Minat menggunakan
1. Perhatian
2. Rasa senang
4. Hasrat
5. Motivasi
Variabael antaseden (Z)
Karakteristik responden
1. Usia
2. Pekerjaan
3. Pendidikan
4. Penghasilan
5. Jenis kelamin
2.4 Defenisi Oprasional
Definisi operasional merupakan suatu penjabaran yang lebih lanjut
mengenai konsep-konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep.
Untuk memudahkan penelitian dalam meletakkan konsep-konsep dalam tataran
operasional maka dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:
A. Variabel Bebas (X) efektivitas brosur terdiri dari:
1. Penerima/pemakai adalah dalam konteks ini akan ditinjau mengenai sebarapa
sering si pelanggan membaca media brosur Listrik Prabayar yang ada.
2. Isi adalah mengenai kejelasan informasi dari brosur listrik prabayar, kesesuaian
dengan fakta, dan aktualitas informasi pada brosur Listrik Prabayar.
3. Ketepatan waktu adalah dalam hal ini akan ditinjau mengenai jadwal penerbitan
media cetak (Brosur listrik prabayar).
4. Media adalah dalam hal ini akan ditinjau apakah media cetak dalam bentuk
brosur Listri Prabayar dinilai tepat atau tidak.
5. Format adalah dalam konteks ini ditinjau mengenai apakah format media cetak
brosur listrik prabayar menarik.
6. Sumber adalah dalam konteks ini ditinjau mengenai sumber informasi yang
dapat dipercaya dalam brosur Listrik Prabayar
B. Variabel Terikat (Y) minat menggunakan, terdiri dari:
1. Perhatian adalah perhatian yang diberikan khalayak saat melihat Brosur
Listrik Prabayar.
2. Rasa senang adalah rasa pada diri khalayak karena isi pesan Brosur Listrik
3. Ketertarikan adalah rasa tertarik yang muncul dalam diri khalayak setelah ia
melihat Brosur listrik Prabayar.
4. Hasrat adalah suatu dorongan dalam diri individu untuk bertindak sesuai
dengan yang disukainya.
5. Motivasi adalah suatu dorongan dalam diri khalayak untuk mengambil
keputusan menggunakan Listrik Prabayar.
C.Karakteristik responden, terdiri dari:
1. Jenis kelamin adalah jenis kelamin masyarakat Siumbut Baru Lingkungan III
dan V Kisaran yang mengisi kuesioner
2. Usia adalah umur dari responden.
3. Pekerjaan adalah mata pencarian tetap responden
4. Pendidikan adalah pendidikan terakhir responden dengan mengelompokkan
SMA, Akademi, Sarjana dan Magister.
2.5 Hipotesis
Menurut Webs ter’s New World Dictionary (Kriyantono, 2010: 28) hipotesis adalah teori, proposisi yang belum terbukti dan diterima secara tentative
untuk menjelaskan fakta-fakta atau menyediakan dasar untuk melakukan
investigasi atau menyatakan argument.
Menurut Good dan Hatta (Rakhmat, 2012: 15) hipotesis yang baik harus
jelas secara konseptual, mempunyai rujukan yang empiris, bersifat spesifik,
dihubungkan dengan teknik penelitian yang ada, dan harus berkaitan dengan suatu
teori.
Ho :Tidak terdapat pengaruh Efektivitas Brosur PT PLN Terhadap Minat
Menggunakan Listrik Prabayar pada Masayarakat Kelurahan Siumbut
Baru Kisaran.
Ha :Terdapat pengaruh antara Efektivitas Brosur PT PLN Terhadap Minat
Menggunakan Listrik Prabayar pada Masayarakat Kelurahan Siumbut