• Tidak ada hasil yang ditemukan

SENI MUSIK DAN LAGU AUD ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SENI MUSIK DAN LAGU AUD ANAK USIA DINI"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

DIKTAT

(2)

KATA PENGANTAR

Seni Musik dan Lagu AUD merupakan salah satu mata kuliah yang harus ditempuh setiap mahasiswa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib yang ditempuh pada semester IV.

Disusunnya diktat mata kuliah Seni Musik dan Lagu AUD ini adalah untuk membantu mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dan diharapkan menambah sumber bacaan yang membahas tentang Seni Musik Anak Usia Dini. Dalam penyusunan diktat mata kuliah ini, materi pembahasannya diambil dari beberapa referensi sumber. Sehingga diktat ini, dirasa sangat membantu setiap mahasiswa Program Studi PIAUD dalam memahami dan mengenal tentang Seni Musik untuk Anak Usia Dini.

Setelah mempelajari mata kuliah Seni Musik dan Lagu AUD yang telah ditulis dalam bentuk diktat ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang pengetahuan dasar musik, kemampuan dasar musik anak usia dini, keterampilan bernyanyi, dan keterampilan musik.

Dalam pembahasan diktat ini, lebih menekankan pada keterampilan dasar musik anak usia dini, yang meliputi keterampilan bernyanyi dan keterampilan bermusik untuk anak usia dini. Sebagai pengetahuan tambahan pada diktat ini, dibahas juga tentang pengetahuan teori dasar musik.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENGETAHUANDASAR MUSIK……….1

A. Pengertian Musik………..1

B. Jenis Musik………...1

C. Unsur-Unsur Musik………..5

BAB II KEMAMPUANDASAR MUSIK AUD………...9

A. Kemampuan Dasar Intelektual dalam Musik……….…..9

B. Kemampuan Dasar Emosional dalam Musik………...9

C. Kemampuan Dasar Sosial dalam Musik……….10

D. Kemampuan Dasar Perseptual dalam Musik………..10

E. Kemampuan Dasar Fisikal dalam Musik………10

F. Kemampuan Dasar Estetis dalam Musik………...11

G. Kemampuan Dasar Kreatif dalam Musik………...11

BAB III KETERAMPILAN BERNYANYI ANAK TK………..……13

BAB IV KETERAMPILAN MUSIK………..…..16

(4)

BAB I

PENGETAHUAN DASAR MUSIK

A. Pengertian Musik

Musik adalah salah satu cabang seni yang tergolong dalam jenis seni pertunjukan. Musik dapat terwujud dengan adanya bunyi. Dengan kata lain, media musik atau bahan untuk terwujudnya musik adalah bunyi. Menurut Reimer (Elliot, 1995), musik dibangun oleh unsur-unsur ritme, melodi, harmoni, tekstur, dan bentuk yang dibungkus oleh kualitas musik, yaiut unsur warna bunyi atau warna nada dan kekuatan (volume atau intensitas) atau dinamika bunyi. Definisi tentang pengertian musik dari setiap orang akan berbeda-beda, karena sampai saat ini sulit membuat definisi yang tepat dan lengkap. Hal ini dikarenakan, dalam mendefinisikan sebuah pengertian musik dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. Seorang ahli psikologi musik yang bernama Karl Seashore berpendapat bahwa musik adalah pesona jiwa. Pesona jiwa merupakan alat yang membuat kita gembira, sedih, marah, bersemangat, patriotik, dan sesal. Bahkan dapat membawa kita seolah-olah mengangkat pikiran serta ingatan kita melambung tinggi sehingga emosi kita melampaui diri kita sendiri.

Bunyi-bunyi dalam musik mengandung tiga faktor, yaitu waktu, ruang, dan tenaga. Tiga faktor ini akan lebih jelas ketika anda memainkan ritme musik, memainkan melodi, ataupun ketika bernyanyi.

B. Jenis Musik

(5)

dimiliki oleh semua bangsa di dunia sejak zaman dahulu kala. Musik dipergunakan dalam berbagai kegiatan dan suasana kehidupan manusia, seperti dalam upacara keagamaan, upacara adat, untuk hiburan, untuk tontonan, dan untuk Pendidikan. Dengan bersumber pada alam sekitar yang terlihat, terdengar, dan terasa, musik ditata oleh para pencipta sebagai ungkapan isi hati masing-masing. Hasilnya berpengaruh besar kepada jiwa penyanyi dan pendengarnya. Musik sendiri dapat digolongkan menjadi beberapa jenis menurut beberapa alasan:

1. Jenis Musik Menurut Sumber Bunyi a. Musik Vokal

Musik vokal berasal dari kata voce (itali) atau voice (inggris) yang berarti suara yang dihasilkan oleh organ ubuh mahluk hidup, yakni manusia dan binatang. Musik dengan media suara manusia tersebut dapat dinyanyikan perorangan ataupun oleh lebih dari satu orang. Pengertian musik vokal sangat luas. Perwujudannya bisa dilakukan dengan berupa kegiatan bernyanyi dengan diiringi alat musik konvensional seperti keyboard, gitar, piano, dan lain-lain. Sedangkan bernyanyi tanpa diiringi alat musik disebut dengan accapela yang dinyanyikan lebih dari satu orang. Vokal lainnya diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan suara yang harmonis serta membentuk sebuah akord yang berfungsi sebagai iringan vokal atau sebagai pengganti iringan musik.

Ada nyanyian yang terdiri atas suara saja dan disebut nyanyian bersuara tunggal atau bersuara satu. Contohnya adalah lagu

kebangsaan “Indonesia Raya” tidak boleh dinyanyikan lebih dari satu

(6)

suara disebut nyanyian paduan suara. Dari jumlah penyanyi, pengelompokannya adalah bernyanyi tunggal (solo), duet, trio, kuartet, kuintet, sektet, oktet, atau kuartet ganda. Paduan suara dinyanyikan oleh 14 orang atau lebih dan biasanya dinyanyikan oleh banyak suara yang terbagi menjadi Sopran-Alto-Tenor-Bass (SATB). Kelompok vokal atau vokal grup berarti sekelompok orang yang bergabung menyanyikan lagu secara Bersama-sama dan lagu yang dinyanyikan dapat berupa satu suara atau beberap suara.

b. Musik Instrumental

Musik instrumental ialah musik yang sumber bunyinya bukan berasal dari mahluk hidup, tetapi berasal dari benda atau alat musik

yang dapat menghasilkan suara atau “bunyi”. Musik instrumental juga

merupakan komposisi musik yang tanpa adanya lirik atau vokal dalam bentuk apapun.

2. Jenis Musik Berdasarkan Proses Penciptaannya 1. Musik Seni

Musik seni ialah musik yang diciptakan untuk keindahan musik itu sendiri. Contohnya, Uyon-uyon dari Jawa Tengah yang diantaranya memainkan lagu-lagu atau gending-gending.Selain itu juga terdapat karya besar dari komponis berupa simfoni (symphony), diantaranya adalah karya W.A Mozart, Trisuci Kamal, Ananda Sukarlan, Slamet Abdul Syukur, I Wayan Sadra, dan masih banyak lagi karya-karya komponis dari berbagai negara.

2. Musik Programatis

(7)

rancangan yang programatis. Contoh iringan musik programatis untuk tari balet, opera, dan drama. Biasanya, musik programatis itu beranjak dari cerita atau ide tertentu. Musik programatis amat menarik bagi anak dan orang dewasa karena mudah diingat serta memiliki alur cerita.

3. Jenis Musik yang Lahir Berdasarkan Tatanan Masyarakat

Dalam pembahasan ini, yang perlu diketahui adalah pengertian jenis musik klasik dan tradisional. Pengertian musik klasik adalah musik yang muncul pada zaman klasik di Eropa dengan tokohnya/komponis seperti Wolfgang Amadeus Mozart dan Joseph Haydn dengan ciri-ciri musik tertentu pada zaman tersebut. Pengertian Klasik yang lainnya biasanya

diartikan sebagai musik yang “serius” dan memiliki nilai keindahan tinggi.

Pada zaman itu musik ini biasanya dimainka ditempat-tempat tertentu saja, yaitu dilingkungan istana/kerajaan. Sedangkan untuk musik tradisional biasanya dimiliki atau tumbuh pada kelompok masyarakat tertentu dan diwariskan secara turun-temurun. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan musik tradisional yang beragam di setiap daerah maupun pulaunya.

4. Jenis Musik Menurut Fungsinya

(8)

memperdengarkan karya ciptaannya dengan jalan memainkan atau menyanyikan musik, 4) digunakan untuk penyembuhan atau terapi musik, 5) digunakan pada pengembangan teknologi pada bidang tanaman, 6) digunakan untuk merangsang dan menimbulkan semangat nasionalisme dan semangat berjuang, dan 7) digunakan dalam dunia Pendidikan.

C. Unsur-Unsur Musik

Yang termasuk dalam unsur-unsur musik adalah bunyi beserta elemen-elemennya yang membentuknya, seperti; ritme, melodi, harmoni, dan sebagainya.

Bunyi atau suara memenuhi pendengaran suara kita setiap hari. Anak-anak tertawa, gemericik hujan, deru mobil, dan suara klakson. Dengan bunyi-bunyi itu kita mengetahui dan belajar tentang apa yang terjadi di sekitar kita. Kita menggunakan bunyi-bunyi itu untuk berkomunikasi dengan lingkungan. Dengan mendengarkan ucapan, tangisan, dan tertawa seseorang, kita belajar tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Tetapi disisi lain, kesenyapan atau tidak adanya bunyi, juga merupakan alat komunikasi. Ketika kita tidak mendengar suara di jalan, kita dapat beranggapan bahwa saat itu tidak ada orang atau mobil yang lewat. Ketika seseorang tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan atau berhenti di tengah kalimat yang diucapkan, kita segera tahu dan mengambil kesimpulan atas sikap diam tersebut.

Bunyi dapat diterima sebagai sesuatu yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Bukan suatau kebetulan saja, bahwa kita dapat mengarahkan atau mengkhususkan perhatian kita terhadap suara tertentu, dan mengalihkan perhatian dari bunyi yang tidak menarik perhatian.

(9)

Nada adalah bunyi yang beraturan, dan memiliki frekuensi tunggal tertentu. Di dalam teori musik, setiap nada memiliki frekuensi tunggal tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada. Nada-nada musik telah ditetapkan mempunyai frekuensi bunyi yang berlainan sehingga masing-masing mempunyai perbedaan ketinggian bunyi yang khas. Hal ini dikenal dengan istilah Pitch.

Istilah "nada" sering dipertukarkan penggunaannya dengan "not", walaupun kedua istilah tersebut memiliki perbedaan arti. Nada dalam not dibedakan bentuknya menjadi 3 yaitu not angka, not huruf, dan not balok.

Nama-nama nada dalam teori musik diambil dari 7 huruf pertama dari sistem abjad, yaitu A, B, C, D, E, F, dan G yang menggunakan simbol notasi balok (Balk Not) serta Do, Re, Mi, Fa, Sol, La, dan Si yang menggunakan notasi angka (Cheve Not). Nada-nada tersebut akan selalu berulang lagi setelah melalui rangkaian 7 nada yang berurutan. Perulangan nada tersebut akan muncul dalam ketinggian nada yang merupakan kelipatan dari ketinggian nada asalnya.

Untuk mengetahui bahwa nada-nada tersebut mempunyai pitch

(ketinggian bunyi nada) yang tidak sama. Maka sistem penulisan notasi balok dibuatkan tempat peletakan nada-nada yang kita kenal

dengan istilah “garis-garis paranada” (staff).

2. Nilai-Nilai Nada

(10)

masa/rentang waktu tertentu saat nada tersebut berbunyi dan lamanya waktu nada berbunyi disebut dengan panjang nada (Not).

(11)

3. Ritme

Ritme adalah perulangan bunyi secara terus-menerus menurut pola tertentu. Ritme juga termasuk irama, yang berbentuk suara kemudian digabungkan membentuk pola suara yang berulang-ulang, baik melalui penyilangan dan pergantian, melalui pengulangan bentuk, dan melalui gerak garis berkesinambungan.

4. Ketukan (Beat)

Ketukan dapat diartikan bunyi gerakan yang teratur seperti misalnya; bunyi sepatu orang yang berjalan, bunyi detik jarum jam dan lain-lain. Saat mendengarkan irama musik, kadangkala kita mengikuti dengan hentakan kaki atau bertepuk tangan.

5. Birama (Measure)

Istilah yang digunakan untuk menetapkan jumlah kelompok ketukan berdasarkan skema dasar ketukan.

6. Tanda Sukat/Metrum (Time Signature)

Tanda Sukat adalah tanda yang menunjukkan skema dasar ketukan berdasarkan nilai/harga not. Tanda ini berupa bilangan pecahan dimana angka pembilang seperti; 2

2,

pembilang tersebut menyatakan jumlah ketukan dala setiap birama dan angka penyebut menunjukkan nilai notasi pada setiap ketukan.

7. Tempo

Tempo adalah tanda yang menunjukkan cepat lambatnya ketukan atau gerak lagu yang dapat diukur dengan suatu alat yang dinamakan

Metronom. Macam-macam tanda tempo yang sering digunakan, yaitu;

(12)

BAB II

KEMAMPUAN DASAR MUSIK AUD (ANAK USIA DINI)

Setelah mempelajari tentang pengetahuan dasar musik, selanjutnya akan mengenal kemampuan dasar yang diperlukan anak, terutama dalam bidang seni musik. Kemampuan dasar musik yang dimiliki anak usia TK ditinjau dari aspek intelektual, emosional, sosial, perseptual, fisikal, estetis, dan kreativitas.

A. Kemampuan Dasar Intelektual dalam Musik

Kemampuan intelektual menekankan pada kemampuan berpikir anak. Beberapa kegiatan yang menunjukkan kemampuan intelektual dalam musik, seperti; membilang hitungan tetap pada ritme, menyanyikan atau memainkan musik sesuai dengan simbol bunyi, mengubah syair lagu yang dikenal, dan membedakan birama 2, 4, dan 3 dari pendengaran atau gambar simbolis (gambar simbolis dapat berupa notasi musik pada umumnya).

B. Kemampuan Dasar Emosional dalam Musik

(13)

menyanyi atau memainkan alat musik sampai tamat, 2) melakukan kegiatan musik dengan rasa gembira, 3) mendengarkan musik dengan tekun, cermat, dan sabar, 4) berani bernyanyi atau bermain musik sendiri.

C. Kemampuan Dasar Sosial dalam Musik

Anak suka memperhatikan segala sesuatu peristiwa yang ada/terjadi di sekitarnya. Kepedulian terhadap sekitar/lingkugan dalam kegiatan musik menjadi kemampuan dasar sosial dalam musik. Kemampuan dasar sosial tersebut adalah, 1) bernyanyi Bersama teman, 2) mengubah syair lagu yang dikenal dengan hal yang dialami dalam dunia sekitarnya, 3) memainkan alat musik sederhana secara bersama-sama, 4) mengendalikan kekuatan suaranya untuk menjada keserasian pada nyanyian bersama dan tidak mengganggu teman.

D. Kemampuan Dasar Perseptual dalam Musik

Kemampuan perseptual diperoleh melalui proses mendengarkan bunyi tertentu dengan penuh perhatian. Pada saat itu juga, anak akan menyerap bunyi yang didengarnya dengan kesadaran dan kemudian terjadilah tanggapan. Seorang guru sangat perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan agar siswa mengungkapkan tanggapannya. Persepsi ini sangat perlu untuk kegiatan mengingat, membedakan, dan mengelompokkan bunyi.

E. Kemampuan Fisikal dalam Musik

(14)

1. Melakukan gerak lokomotor; melangkah ditempat, melompat di tempat, dan gerak oksial seperti menggaruk, berayun, bergoyang, melipat, menjangkau, dan memukul.

2. Bergerak sesuai dengan ketinggian nada.

3. Mengungkapkan perasaan dengan jelas sesuai dengan ilustrasi musik yang diperdengarkan.

4. Dramatisasi sesuai isi/syair nyanyian atau music

5. Bernyanyi dengan mengatur pernafasan serta menghasilkan suara ketika bermain musik.

F. Kemampuan Dasar Estetis dalam Musik

Rasa estetis atau rasa keindahan tidak terjadi sendirinya pada anak. Pengenalan rasa keindahan dilakukan sejak usia dini. Kepekaan terhadap suatu yang indah hendaknya ditunjukkan kepada anak dengan memberitahukan alasannya mengapa dianggap indah. Respon terhadap keindahan tidak selalu sama pada semua anak. Kemampuan kepekaan musik dipengaruhi pula oleh beberapa faktor bawaan. Maka dari itu, nilai keindahan itu bersifat sangat relatif.

Kemampuan dasar estetis dalam musik antara lain:

1. Membedakan musik yang rapi; nyaman didengar dengan yang tidak nyaman didengar.

2. Membedakan musik yang mengembirakan hati dengan musik yang mengganggu pendengaran anak.

3. Menyanyi atau bermain musik dengan memperhatikan kualitas bunyi.

(15)

Anda harus bisa membedakan respon musik dan kreativitas musik. Respons musik berarti menanggapi atau reaksi terhadap rangsang yang diberikan, sedangkang kreativitas adalah kemampuan mencipta. Mencipta tidak selalu berarti harus menciptakan musik secara lengkap yang berupa satu nyanyian. Mencipta dapat dalam wujud kecil dan sederhana. Improvisasi termasuk kedalam ranah kegiatan kreatif.

Kemampuan dasar kreatif dalam musik pada anak sebagai berikut: 1. Melalui eksplorasi anak menciptakan warna bunyi atau warna

suara, seperti menggeram atau memukul kaleng.

2. Menciptakan benda tertentu untuk menghasilkan bunyi tiruan. 3. Mengganti syair lagu sesuai kehendak anak.

(16)

BAB III

KETERAMPILAN BERNYANYI ANAK TK

Bernyanyi merupakan sebagian dari musik dimana salah satu komponen yang mampu dianggap mengembangkan fungsi belahan otak kanan dan kiri manusia.

Pengetahuan dan keterampilan seorang guru dalam bernyanyi dengan tepa tentunya sangat diperlukan agar dapat memberikan contoh bagaimana bernyanyi yang benar kepada anak didik. Sulit bagi seorang guru yang tidak memahami konsep bernyanyi dan keterampilan bernyanyi ketika harus mempraktekkannya di hadapan anak-anak.

Bernyanyi adalah aktivitas musikal yang pengekspresiannya sangat pribadi karena menggunakan alat musik yang ada pada tubuh manusia dan bersifat langsung. Bernyanyi adalah ekspresi natural yang artistik karena musik merupakan Bahasa emosi yang mampu memberikan kesenangan dan kepuasan. Untuk dapat bernyanyi dengan baik dan benar, perlu melalui suatu proses musikalitas, intelektual, emosi, fisik, dan psikis.

Bernyanyi yang baik dan benar tidaklah sesederhana yang diperkirakan, yaitu menyuarakan notasi dalam bentuk teks lagu, bernafas, melembutkan dan mengerasakan volume, berusaha mengekspresikan dengan gerak tubuh, lalu selesai. Dalam bernyanyi, ada teknik-teknik yang

harus dikuasai sehingga suara yang dihasilkan adalah suara “orang bernyanyi”. Beberapa teknik yang amat perlu dikuasai antara lain adalah

(17)

dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan anda ketika berhadapan dengan anak didik di kelas.

SBernyanyi merupakan suatu bagian yang penting dalam pengembangan diri anak. Anak usia TK belajar berbicara dan bernyanyi dengan cara menirukan yang mereka dengar dan dilanjutkan dengan meresponsnya serta mengekspresikan dengan cara mereka masing-masing. Mungkin anda pernah menemukan beberapa anak memiliki kemampuan lebih cepat belajar bernyanyi daripada belajar bidang kemampua lain. Kelompok anak ini biasanya telah memiliki kesempatan lebih awal dan lebih luas bersentuhan dengan musik.

Banyak faktor penting yang mempengaruhi aktivitas bernyanyi pada anak, seperti; sifat anak, kepercayaan diri yang dimiliki anak, lingkungan anak, serta suara anak itu sendiri. Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan bernyanyi pada anak TK adalah:

1. Ketinggian Nada

(18)

pitch atau melodi sebuah lagu. Dengan tujuan agar anak, terbiasa dengan pitch yang sesuai dengan melodi musik.

2. Wilayah Suara

Warna suara anak-anak biasanya tipis dan ringan. Artinya, pilihlah lagu dengan wilayah nadanya sesuai dengan wilayah suara anak. Hindarkan dari lagu-lagu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk dinyanyikan anak.

Kualitas suara anak tergantung pada faktor-faktor, seperti pengalaman musikal, struktur, dan perkembangan fisik anak serta contoh-contoh nyanyian yang pernah didengar mereka. Perlu diperhatikan bahwa dalam proses bahwa dalam proses belajar, masing-masing anak mempunyai ketertarikan dan minat yang berbeda. Anak tidak dapat dipaksakan untuk tertarik atau berminat dalam kegiatan bernyanyi pada waktu tertentu.

3. Memilih Lagu

Lagu anak-anak tentunya berbeda dengan lagu orang dewasa. Mereka memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Memiliki keutuhan dan kelengkapan sehingga membuat lagu tersebut terasa enak dinyanyikan.

b. Memiliki pola-pola melodi yang sederhana.

c. Memiliki pola ritmis yang menarik, tetapi tidak sulit dinyanyikan.

(19)

BAB IV

KETERAMPILAN MUSIK

Dalam pembahasan ini akan mencakup tentang pembelajaran keterampilan musik. Dengan kata lain, pembelajaran dalam pembahasan ini akan diuraikan cara membuat karya musik/lagu. Membuat karya musik adalah proses ekspresi perasaan yang dimiliki oleh setiap orang. Setiap orang dapat membuat lagu sesuai dengan kemampuannya. Namun ekspresi lagu tidak hanya ditujukan untuk pembuat lagu itu sendiri, sehingga proses dalam membuat lagu perlu memperhatikan teknik-teknik tertentu yang dapat memberikan hasil yang dapat diterima oleh orang lain. 1. Persiapan dalam Membuat Lagu

a. Gagasan

Sebelum membahas lebih rinci tentang pembuatan lagu, perlu dipertegas dahulu istilah dari lagu itu sendiri. Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan lagu adalah karya musik berupa rangkaian nada-nada tunggal (unisono) yang disertai dengan syair atau kata-kata, minimal terdiri dari satu baik kalimat lengkap yang telah siap dinyanyikan. Dengan demikian lagu yang dimaksud mempunyai unsur penyajian baik secara instrumental maupun vokal.

(20)

adanya ide atau gagasan musikal yang mendorong dibuatnya suatu lagu. Gagasan musikal tersebut sekaligus menandai bahwa sebelumnya belum ada karya musik yang dibuat.

Menemukan gagasan merupakan seni kehidupan. Hasilnya tidak dapat diduga. Prosesnya dapat dilalui dengan sederhana, namun terkadang melalui proses yang sangat panjang dan berputar-putar. Ide musikal dapat datang dari hasil sebuah referensi-referensi mendengarkan musik, membaca buku, melihat atau mengunjungi tempat tertentu, atau menelaah pengalaman pribadi atau orang lain. Pada saat mendengarkan suatu karya musik, suasana perasaan akan terbawa oleh alunan melodi, ritme, irama, akor, dinamika, dan ekspresi musik tersebut. Setelah karya musik itu usai didengarkan, kesan musikal nada-nadanya masih melekat kuat dalam benak dan perasaan. Hal inilah yang dapat mendorong timbulnya ide musikal.

(21)

Di sisi lain, rangkain kalimat syair karya musik tersebut dapat pula menyentuh perasaan, bahkan tidak mustahil dapat menyebabkan pendengarnya meneteskan air mata. Pengaruh tersebut juga dapat menimbulkan munculnya ide baru untuk membuat rangkaian kalimat baru. Kalimat syair merupakan salah satu kekuatan dalam suatu lagu. Jika ide awal pembuatan lagu timbul dari adanya perhatian terhadap syair, langkah awal yang dapa dilakukan adalah dengan mengulang-ulang syair pokok yang menjadi ide utama lagu yang akan dibuat.

Faktor gagasan merupakan kekuatan dasar pembuatan karya musik atau lagu. Lagu yang dibuat berdasarkan gagasan asli akan memiliki daya kesan yang lebih kuat bagi yang mendengarkannya. Namun sebaliknya, lagu yang sekedar tiruan dari ide yang sudah ada, kekuatannya tidak akan lama. Banyak lagu yang melodinya sederhana dan digarap dengan musik yang sederhana, namun lagu tersebut tetap diingat dan masih sering dinyanyikan dilingkungan masyarakat sampai rentang waktu yang sangat lama bahkan berpuluh-puluh tahun lamanya. Maka dari itu, faktor keaslian ide atau gagasan mempunyai nilai yang sangat tinggi di antara faktor-faktor yang dapat menentukan kekuatan lagu.

(22)

akan dapat menjadi lagu yang indah dan disukai banyak orang walaupun dibentuk dengan melodi yang sederhana.

Ketika sebuah lagu telah dilengkapi dengan musik pengiring, kesan musikal yang terdengar bisa menjadi berubah. Pengaruh musik pengiring tersebut dapat merupakan pelengkap yang bisa meningkatkan kekuatan lagu dan bisa mengurangi kekuatan lagu tersebut. Penggarapan musik pengiring yang dilakukan secara cermat akan mendukung kekuatan sebuah lagu dan sebaliknya ketika penggarapan musik yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah musik akan mengurangi bahkan menghilangkan kekuatan sebuah lagu itu sendiri.

b. Pendekatan dalam Membuat Lagu

Sebuah lagu setidaknya dapat dilihat dari dua unsur yang membentuknya yaitu unsur musikal dan unsur Bahasa. Unsur musikal adalah unsur yang tersusun atas materi nada dan sifat-sifatnya, sedangkan unsur Bahasa adalah unsur syair yang memberi makna dari kata-kata.

(23)

orang saja, namun bisa merupakan karya dari dua atau tiga orang yang masing-masing mempunyai peran pada salah satu unsut yaitu melodi dan syair.

Membuat lagu atau musik pada dasarnya adalah suatu proses eksplorasi yang dapat dikatakan tidak terbatas. Musik adalah nada-nada yang jumlah dan susunannya memiliki variasi tak terbatas. Namun membuat musik baik vocal maupun instrument yang memiliki nilai tertentu merupakan hal yang tidak semata-mata merangkai nada. Dapat diibaratkan seseorang akan membuat sebuah bangunan atau Gedung. Prosesnya tidak semata-mata menumpuk batu, pasir, kayu, dan bahan bangunan lainnya, tapi diperlukan teknik dan kearifan tertentu untuk membangunnya agar bangunan tersebut memiliki nilai tersendiri.

c. Kemampuan Tentang Bayangan Nada

Bayangan nada adalah tanggapan seseorang mengenai tinggi rendah nada berdasarkan pada dasar tangga nada tertentu. Dasar tangga nada tersebut merupakan titik pusat dimana aliran rangkaian nada akan menuju.

(24)

nada lain. Selain itu, bahkan dapat dirasakan pula karakteristik atau sifat suasana yang ditimbulkan oleh langkah atau lompatan nada-nada tersebut.

Cara yang dilakukan untuk membuat melodi dengan bayangan nada biasanya dengan menyuarakan melalui vokal secara langsung baik berupa senandung maupun solmisasi. Jika pembuat lagu memiliki kemampuan tentang notasi musik, maka dapat mencatat susunan nada yang dibuatnya kedalam notasi tertentu. Perlu diingat bahwa notasi musik hanya merupakan sarana dalam mengolah dan mengomunikasikan musik. Dengan demikian yang penting adalah memenuhi unsur-unsur musik secara benar.

Hasil susunan nada yang telah ditulis dalam notasi dapat disuarakan baik dengan vokal maupun instrument tertentu. Hal itu akan memudahkan proses perbaikan rangkaian nada-nada, sehingga rangkaian nadanya menjadi lebih indah dan sesuai dengan ide yang diharapkan.

d. Eksplorasi Alat Musik

(25)

2. Langkah-Langkah Umum dalam Membuat Lagu

Pembuatan lagu pada dasarnya ditentukan oleh musikalitas seseorang. Namun prosesnya dapat dilakukan dengan lebih teratur jika pembuat lagu memiliki kemampuan dasar-dasar pemahaman unsur-unsur musik. Pemahaman akan unsur-unsur musik tidak dapat dikatakan suatu kemampuan teoritik, sebab pemahaman akan unsur-unsur musik hanya dapat dicapai dalam unsur praktek.

a. Pemahaman Isi/Tujuan Pembuatan Lagu

Memahami isi lagu yang akan dibuat akan memberikan banyak pengaruh terhadap lagu yang akan dibuat. Pemahaman terhadap isi lagu juga akan menentukan rangkaian nada-nada yang disusun menjadi melodi sehingga watak melodi tersebut dapat mencerminkan makna lagu. Lagu yang berisi makna tentang kelembutan tentu akan dibuat dengan susunan ritme yang berirama lembut, sedangkan lagu yang mengambarkan kepahlawanan dan semangat akan disusun dengan pola ritme yang berirama tegas dan bertekanan. Oleh sebab itu, wujud dari lagu tersebut akan dapat memberikan makna yang diinginkan seperti tujuan yang diharapkan.

b. Penguasaan dan Penentuan Nada Dasar Pada Tangganada

(26)

Dalam pembahasan ini hanya akan dibahas tangganada mayor dan

minor dalam hubungannya dengan pembuatan lagu. Kedua

tangganada tersebut memiliki sifat khas masing-masing. Secara umum biasanya tangganada mayor memberikan suasana lagu berkesan ceria, megah, dan sifat-sifat semacam itu atau setidak-tidaknya suasana yang umum. Hal ini tidak berarti bahwa tangganada mayor tidak dapat memberikan suasan sedih, keharuan, dan semacamnya. Sebaliknya, tangganada minor umumnya dapat memberikan suasana lagu sedih, pilu, atau sifat-sifat semacamnya.

Tangganada mayor adalah tangganada yang mempunyai pola jarak antara nada 1 – 1 – 1 – ½ - 1 – 1 – 1 – ½ secara berurutan. Jaraj 1 artinya bahwa diantara dua nada yang berdekatan masih dapat disisipi nada sisipan, sehingga jarak nada sisipan tersebut dengan nada di dekatnya berjarak ½ . Contohnya adalah tangganada C mayor yang terdiri atas nada-nada c – d – e – f – g – a – b –c’ atau berupa susunan ucapan Do – Re – Mi – Fa – Sol – La – Si –Do’ yang ditulis dengan notasi angka 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 1’. Dengan melihat pola jaraknya, susunan tersebut mempunyai arti bahwa nada C berjarak 1 terhadap nada D, nada D berjarak 1 dengan nada E, nada E berjarak ½ terhadap nada F, dan seterusnya.

Tanganada minor adalah tangganada yang mempunyai pola jarak antar setiap nada 1 – ½ - 1 – 1 – ½ - 1 – 1 secara berurutan. Contohnya adalah tangganada A minor yang terdiri atas nada-nada a – b – c – d – e – f – g – a.

(27)

merasakan nada dasar, karakteristik jarak antara dua nada, dan karakteristik paduan dua atau lebih nada. Hal ini akan memberikan pengaruh terhadap rangkaian nada melodi yang disusun, yaitu dalam menentukan sifat melodi yang memberikan makna utuh dan lengkap hingga selesai.

c. Menentukan Struktur Lagu

Sebuah lagu mempunyai bagian-bagian tertentu yang tersusun dalam struktur tertentu. Struktur lagu adalah susunan unsur kalimat musik yang membentuk suatu lagu. Struktur tersebut dapat berbeda-beda untuk setiap lagu dan bisa juga sama. Struktur lagu tersusun atas kalimat-kalimat musik. Kalimat musik merupakan sebuah rangkaian nada yang mempunyai kesan makna yang utuh dan lengkap. Sebuah lagu dapat terdiri atas sebuah kalimat musik atau lebih. Sebuah kalimat musik dapat dituliskan dengan sebuah simbol huruf kapital yang lazimnya mengikuti urutan huruf dalam abjad latin, yang dimulai dari huruf A. Dua buah kalimat musik dituliskan dengan simbol huruf yang sama apabila keduanya mempunyai kesamaan melodi, baik nada maupun pola ritmenya. Jika kedua kalimat musik mempunyai melodi yang berbeda, maka simbolnya ditulis dengan huruf yang berbeda secara berurutan, misalnya huruf A dan B.

(28)

dahulu, struktur lagu tersebut tergambar pada susunan panjang pendek syair yang ditulis.

d. Menentukan Jangkauan Nada

Sebuah lagu mempunyai nada terendah dan tertinggi yang ada dalam rangkaian melodinya. Jarak antara nada terendah hingga nada tertinggi tersebut dinamakan jangkauan nada. Setiap lagu mempunyai jangkauan nada yang berbeda-beda. Perbedaam tersebut biasanya ditentukan oleh tingkat usia sasaran yang dituju oleh isi lagu tersebut, misalnya lagu untuk kalangan anak usia dini, anak sekolah dasar, anak remaja, dan orang dewasa. Oleh karena itu, dalam membuat lagu, faktor jangkauan nada harus menajadi salah satu dasar.

e. Menentukan Puncak Lagu

Sebuah lagu adalah ungkapan perasaan. Melalui lagu, pembuat lagu ingin mencurahkan perasaannya melalui rangkaian nada-nada. Keadaan perasaan tersebut diekspresikan dengan teratur melalui perubahan tinggi rendah nada yang bersifat dinamis. Dari dinamika rangkaian nada tersebut terdapat bagian ekspresi paling menonjol. Bagian ekspresi lagu tersebut dinamakan puncak lagu. Puncak lagu umumnya diekspresikan dengan nada-nada yang cenderung relatif tinggi. Namun, dapat pula puncak lagu diekspresikan dengan nada-nada yang cenderung relatif rendah sebagai pernyataan anti klimaks. Oleh karena itu sebenarnya tidaklah cukup suatu ungkapan perasaan jika hanya dilihat dari rangkaian nada, sebab nada-nada yang terangkai tidak akan mengungkap dengan baik suatu perasaan jika terdengar datar saja.

(29)
(30)

DAFTAR PUSTAKA

Conrad, George. (1964). The Proces of Art Education in The Elementary School. Prentice Hall Inc. USA.

Djelantik, A.A.M. (1999). Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Gazalba, Sidi. (1988). Islam dan Seni. Pustaka Al Husna. Jakarta. Hartoko, Dick. (1983). Manusia dan Seni. Kanisius, Yogyakarta.

Hawkins, Alma M. 2003. Moving From Within : A New Method forDance Making, Diterjemahkan oleh. I. Wayan Dibia, Bergerak Menurut Kata Hati. Jakarta :Ford Foundation dan MSPI.

Jakob Sumardjo. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.

Kayam Umar. (1981). Seni Tradisi Masyarakat. Sinar Harapan, Jakarta KM. Saini. 2001. Taksonomi Seni.Bandung : STSI Press

Lindsay, Jenifer. (1991). Klasik, Kitcsh, Kontemporer, Sebuah Studi tentang Seni Pertuntujakan Jawa, Yogyakarta: Gama Press. Mack, Dieter. (1995). Ilmu Melodi. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi Munandar, Utami. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi

Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pamadhi, Hajar. (1994). Art Teaching, Center For Studies in the Curriculum. Deakin Australia: University. Victoria.

(31)

Pekerti, Widia, Dkk. (2015). Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka.

Prier, Karl-Edmund SJ. (1996). Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.

Rachmi, Tetty, Dkk. (2010). Keterampilan Musik dan Tari. Jakarta: Universitas Terbuka.

Richter, Anne. (1993). Art and Craft of Indonesia. London: Thames and Hudson.

Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan, Jakarta: Sinar Harapan.

Soedarso, Sp. (1991). Perkembangan Kesenian Kita. Ed. Soedarso. Yogyakarta: BP ISI

Referensi

Dokumen terkait

Dasar perintah operasi queri yang digunakan adalah aturan Select Operation, sehingga aplikasi yang dibuat hanya dapat digunakan untuk menampilkan data saja dan sebatas data dari 1

Inti dari penelitian terdahulu yang pertama hingga ketiga tersebut mendeskripsikan mengenai pemahaman objek tentang materi haid dan istihadah, sedangkan peneliti akan

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Sekretaris Badan Satpol PP Kota Pekanbaru bahwa inventarisasi belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan seperti

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Perilaku

Perkembangan Dasar Dapat menyanyi dan memainkan alat musik sederhana Indikator:  Menyanyikan minimal 20 lagu anak-anak Perkembangan Dasar Dapat menciptakan

Lagu anak-anak yang diajarkan dalam seni musik diharapkan dapat menjadi wahana pembentukan karakter bangsa melalui nilai-nilai yang dimilikinya (18 karakter)

Hasil penelitian Ganesan (1994) juga membuktikan bahwa reputasi distributor berpengaruh positif terhadap kredibilitas distributor yang pada akhirnya akan mengarah pada

Berkaitan dengan masalah penyerapan karbon dalam mengatasi pemanasan global, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan biomassa dan karbon yang tersimpan pada