• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN BAURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM INOVASI KABUTO INSTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAJIAN BAURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM INOVASI KABUTO INSTAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarinah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 123

KAJIAN BAURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN

PENGETAHUAN DALAM INOVASI KABUTO INSTAN

Sarinah1, Syamsul Maarif2, Yandra3 1,2,2

Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fateta IPB Bogor

ABSTRACT

Kabuto instant is a product innovation of cassava flour is dried after fermentation origin Southeast Sulawesi. New product Kabuto instant need to touch the marketing mix and knowledge management (KM) in order to have a competitive edge. The concept of the marketing mix (4P) and KM, both focus on how attempts were made to support the business activities of Kabuto instant products to gain a competitive edge. Focus on managing the marketing mix marketing in 4 elements: (1) Product, (2) Promotion, (3) Place, and (4) Price. Management of the marketing mix will increase the interest of consumers against products Kabuto instant. KM see the knowledge available to a business Kabuto instant as a major factor of success. Through knowledge of the company superior results can be achieved faster, cheaper and with higher quality than their competitors.

Knowledge about customers, target market and other factors that may influence the likelihood that a faster utilization of opportunities and a more flexible response to the threat. From the perspective of a marketing mix and KM promising positive impact on the cost structure and revenue stream Kabuto instant. This paper demonstrates the advantages of using the marketing mix and the KM approach that can increase and reduce the risk of business failure by integrating both approaches. Management of the marketing mix requires knowledge to manage consumers, consumer knowledge and knowledge of the consumer. KM took on the role as a service provider for the consumer, managing four (4P) in product innovation Kabuto instant. This study is based on literature studies.

Keywords: Kabuto instant, marketing mix, knowledge management

1. PENDAHULUAN

Kabuto instan dikenal sebagai produk inovasi yang berasal dari tepung kabuto, dimana kabuto merupakan bahan makanan pokok masyarakat kepulauan Sultra. Kabuto diolahan dari ubi kayu yang dikeringkan setelah fermentasi. Kabuto instan dibuat untuk lebih memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi. Dengan keunggulan dari kabuto instan dari rasa, nilai gizi dan kemudahkan mengolahnya akan membuat kabuto tidak ditinggalkan masyarakat asal Sulawesi Tenggara.

Peningkatan konsumsi kabuto instant akan menunjang program pemerintah dalam diversifikasi pangan terutama upaya mendorong masyarakat untuk mengurangi ketergantungan terhadap komoditi beras. Namun tidak mudah untuk menuntut masyarakat mengubah pola konsumsi terutama terhadap produk yang belum diketahui secara jelas. Masyarakat atau konsumen perlu mengenal kinerja suatu produk. Pengetahuan terhadap suatu produk akan menentukan

tingkat kepuasan konsumen. Dinamika kepuasan konsumen ini akan berhubungan dengan preferensi terhadap barang dan jasa.

Dalam dunia bisnis, perusahaan akan meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi produk untuk memberikan kepuasan pada konsumennya. Manajemen pengetahuan (knowledge management) dalam perusahaan dapat ditingkatkan dengan menghasilkan barang dan jasa yang memberikan nilai kepada konsumennya (customer value). Perusahaan yang mampu mengimplementasikan inovasi nilai (value innovation) bukan saja akan mampu mempertahankan hidupnya melainkan akan menjadi perusahaan yang unggul atau “visioner” secara terus menerus dan selalu mengalahkan pasar, sehingga dapat membuka ruang pasar yang baru dan tanpa pesaing [Kim, 2005]. Value yang terbaik kepada konsumen dapat diberikan apabila perusahaan mengimplementasikan strategi pemasaran yang beroreantasi pasar (Craven, 2003).

(2)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarinah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 124 management system untuk meningkatkan

kinerja pengembangan produk baru. Jiang dan Li (2008) meneliti tentang hubungan knowledge management dengan kinerja inovasi. Lin et al.(2005) yang membuktikan bahwa di perusahaan berbasis pengetahuan, pengembangan produk baru dapat dirancang dan dikelola dengan cara yang berbeda. Belbaly, et.al, (2007)

mengembangkan model

pemanfaatan knowledge creation pada konsumen untuk meningkatkan kinerja pengembangan produk baru. Kolbacher (2008) mengembangkan model knowledge creation pada tim pengembang pengembangan produk baru. Schulze dan Hoegl (2006) mengembangkan model hubungan knowledge creation dalam framework SECI pada tahap konsep dan pengembangan di proyek pengembangan produk baru. Jiang dan Li (2008) meneliti tentang hubungan antara knowledge management dengan kinerja kegiatan inovatif dalam kasus aliansi. Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat, bahwa implementasi knowledge management pada pengembangan produk baru sangat berperan untuk meningkatkan kinerja produk baru.

Melengkapi kinerja produk, maka agar produk baru dapat diterima konsumen dengan cepat dibutuhkan strategi pemasaran. Menjadi penting bagi kabuto instan yang merupakan produk baru untuk merancang pemasarannya. Semakin baik penerapan strategi pemasaran maka semakin besar minat beli ulang sebuah produk. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Kotler, 2002). Komponen strategi yang diamati adalah bauran pemasaran atau 4P (Product, place, price, dan promotion).

Konsep bauran pemasaran (4P) dan manajemen pengetahuan (KM) telah mendapatkan perhatian luas dalam bisnis

dan akademisi. Kedua

pendekatan tersebut fokus

pada bagaimana mengalokasikan sumberdaya untuk mendukung kegiatan bisnis dalam rangka mendapatkan keunggulan

kompetitif. Meskipun kedua hal tersebut, saat ini sebagian besar masih memperlakukan sebagai area penelitian yang terpisah, dalam

kajian ini pendekatan keterpaduan keduanya akan dibahas.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Bauran Pemasaran (4P)

Bauran pemasaran untuk suatu barang adalah strategi produk, promosi, tempat/lokasi dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan (Kotler, 2002). Sedangkan untuk bauran pemasaran jasa mengacu pada konsep bauran pemasaran tradisional yang terdiri dari 4P, yaitu produk, harga, tempat/lokasi dan promosi yang saat ini diperluas dengan penambahan unsur non tradisional yaitu orang, fasilitas fisik dan proses sehingga menjadi tujuh unsur (7P), Hurriyati (2005).

1. Bauran Produk (Product mix)

Menurut Djaslim Saladin, (2003) Bauran produk yang terdiri dari unsur-unsur produk seperti variasi produk, kualitas, merek, desain, garansi, ukuran, retur, layanan, ciri khas/fitur, kemasan, serta unsur produk lainnya sangatlah menguntungkan pihak perusahaan dalam menambah keunggulan kompetetifnya dalam persaingan, apabila direncanakan, dikelola serta terus menerus diperbaiki.

2. Bauran Promosi (Promotion mix)

Promosi adalah Sebuah upaya dari pemasar (marketer) dalam menginformasikan dan mempengaruhi orang atau pihak lain untuk tertarik melakukan transaksi atau untuk melakukan pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya Kombinasi spesifik dari metode-metode promosi yang digunakan untuk sebuah produk atau family product disebut dengan promotion mix (bauran promosi).

(3)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarinah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 125 relation and publicity : berbagai program

untuk mempromosikan dan/atau melindungi citera perusahaan atau produk individualnya, 4) Personal Selling : Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan suatu presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan, 5) Direct marketing : penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.

Menurut Kotler & Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima, yaitu: 1) Periklanan (advertising) : segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa, b) Penjualan Personal (personal selling) : presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan, c) Promosi penjualan (sales promotion) : Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa, d) Hubungan masyarakat (public relation) : membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan, e) Pemasaran langsung (direct marketing) : komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung.

3. Bauran Tempat/Lokasi/Distribusi (Place mix)

Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat). Aspek tersebut adalah : a) Sistem transportasi perusahaan, termasuk dalam sistem ini antara lain keputusan tentang pemilihan alat transportasi (pesawat udara, kereta api, kapal, truk, pipa), penetuan jadwal pengiriman, penentuan rute yang harus ditempuh dan seterusnya, b) Sistem penyimpanan, dalam sistem ini bagian pemasaran harus menentukan letak gudang, jenis peralatan yang dipakai untuk menangani material maupun peralatan lainnya, c) Pemilihan saluran distribusi, menyangkut keputusan-keputusan tentang penggunaan

penyalur (pedagang besar, pengecer, agen, makelar), dan bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan para penyalur tersebut.

4. Bauran Harga (Price mix )

Menurut Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai suatu produk. Pemasaran produk perlu memahami aspek psikologis dari informasi harga yang meliputi harga referensi (reference price), inferensi kualitas berdasarkan harga (price-quality inferences)dan petunjuk harga (price clues).

Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktik saingan dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down, dan sebagainya.

Manajemen Pengetahuan (Knowledge Manajement)

Manajemen pengetahuan (knowledge management) adalah sebuah konsep baru di dunia bisnis. Konsep ini berkembang pesat terutama sejak tahun 2000-an. Tujuan penerapan konsep ini adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki operasional perusahaan dalam mencari keuntungan kompetitif. Manajemen pengetahuan digunakan untuk memperbaiki komunikasi diantara manajemen puncak dan pekerja untuk mempertahankan proses kerja, menanamkan budaya berbagai pengetahuan dan mengimplementasikan sistem penghargaan

berbasis kinerja.

(4)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarinah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 126 menyajikan fakta yang mengandung arti.

Sedangkan pengetahuan berasal dari informasi yang relevan yang diserap dan dipadukan dalam pikiran seseorang. Sedangkan pengetahuan berkaitan dengan apa yang diketahui dan dipahami oleh seseorang. Informasi cenderung nyata, sedangkan pengetahuan adalah informasi yang diinterpretasikan dan diintegrasikan.

Knowledge Management secara luas diartikan sebagai “pengelolaan atau manajemen dari knowledge organisasi untuk menciptakan nilai bisnis dan membangun daya saing”. Knowledge Management mampu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan mengaplikasikan knowledge sebagai kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis.

Knowledge dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

1. Explicit Knowledge

Explicit Knowledge dapat diartikan sebagai hasil pengetahuan yang telah berwujud misalnya skripsi, tugas akhir, laporan penelitian, buku dan semacamnya.

2. Tacit Knowledge

Tacit Knowledge dapat diartikan sebagai pengetahuan yang masih tersimpan dalam kepala pemiliknya. Pengetahuan yang “tidak terlihat” karena keberadaannya yang tersebar dan embedded dalam berbagai bentuk, seperti: pengalaman seseorang, percakapan antar individu, dialog, diskusi formal maupun informal, intelejensia individu, mekanisme pengambilan keputusan, pemikiran-pemikiran, dan lain sebagainya.

Menurut Nonaka Takeuchi, terdapat 4 model dari knowledge creation yang sudah diidentifikasi, yaitu socialization, exernalization, internalization, dan combination (SECI). Model ini disajikan dalam Gambar 1.

1. Socialization

Konversi dari pengetahuan tacit menjadi pengetahuan tacit yang baru, dilakukan dengan interaksi sosial dan berbagai pengalaman antar anggota dari organisasi.

2. Externalization

Konversi dari pengetahuan tacit menjadi pengetahuan eksplisit yang baru.

3. Internalization

Konversi dari pengetahuan eksplisit menjadi pengetahuan tacit yang baru.

4. Combination

Penciptaan dari sebuah pengetahuan eksplisit dengan melakukan penggabungan, kategori, klasifikasi ulang, dan mensintesiskan pengetahuan eksplisit yang ada.

Knowledge management (KM) merupakan proses yang terus-menerus harus dilakukan sehingga proses tersebut akan menjadi satu budaya dari perusahaan tersebut, dan akhirnya perusahaan akan membentuk perusahaan yang berbasis kepada pengetahuan. KM dapat didefiniskan sebagai satu set (himpunan) intervesi orang, proses dan tool (teknologi) untuk mendukung proses pembuatan, pembauran, penyebaran dan penerapan pengetahuan.

1. Pembuatan (creation) pengetahuan adalah proses perbaikan dari pengetahuan yang ada melalui proses pengalaman yang ada. Biasanya proses ini terjadi ketika ada deteksi kesalahan dan perbaikannya.

2. Lesson learned merupakan salah satu contoh output dari knowledge creation.

3. Pembauran (assimilation) pengetahuan merupakan proses pengumpulan, penyimpanan pengetahuan yang dibuat dengan pengetahuan yang sudah ada di organisasi/perusahaan. 4. Penyebaran (dissemination)

pengetahuan merupakan proses pengambilan dan penyebaran pengetahuan untuk dipergunakan dalam proses pengalaman yang lainnya.

5. Penerapan (application) pengetahuan merupakan proses pemanfaatan pengetahuan untuk membantu penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.

(5)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarina perusahaan lain dalam b menemukan praktik y Mereka juga mengungk penting `dicatat bah tersebut sama seka

KM berkembang menjadi tersendiri dalam studi organisasi signifikan dalam membangun advantage (Nonaka, 1991; Takeuchi, 1995; Davis, 1998; M 1998; Miller, 1999; Moore & 1998, Stewart, 1997). Meskipun mendapat kritik dari berbagai pih sebagai penggunaan istilah yang (misnomer) atau oxymoron, pen kata yang maknanya saling (Coleman, 1999), atau membin tidak tepat (McCune, 1999). D kritik ini, akhirnya menj berkembang dan memiliki sist proses serta ruang lingkup yang s tidak ada hambatan dalam mend (Liebowitz, 1999). KM memb pada formalisasi akses kepada pengetahuan dan keahlian guna kemampuan baru, mendukung k mendorong inovasi, dan customer value (Beckman, 1999 itu, Coleman (1999) mendef sebagai sebuah payung bagi be yang saling berketergantungan d dengan lainnya yang terdiri da creation; knowledge valuation knowledge mapping dan indexin

inah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN berbagi untuk

yang terbaik. gkapkan bahwa ahwa definisi kali bukanlah

teknologi. Ke pengetahuan s teknologi inform teknologi ada pengetahuan.

Gambar 1. SECI Model di bidang kajian

asi dan berperan un competitive ; Nonaka & Matusik & Hill, & Birkinshaw, n demikian KM pihak, dikatakan ang tidak cocok penggunaan dua g bertentangan bingungkan dan . Dari ide dan njadikan KM istem fisik dan g semakin jelas, endefinisikannya mberi perhatian da pengalaman, na menciptakan kinerja unggul, meningkatkan 999). Sementara efinisikan KM berbagai fungsi dan terkait satu dari knolwedge dan metrics; xing; knowledge

transport, storage dan knowledge sharing.

3. METODOLOGI PE

1. Tahapan Kajian Pelaksanaan kajia tahap, yaitu (1) kajian k dalam setiap kompone pemasaran didasarkan kepuasan konsumen prod instan, (2) kajian baura manajemen pengetahuan pengembangan produk kab memberikan kepuasan memberikan keuntungan Asumsi yang mendasa pemasaran merupakan fa mencapai keberhasilan d kepuasan konsumen terha instan.

2. Metode Pengumpulan Data yang dikump data sekunder. Data sekun untuk mendukung kajian beberapa sumber dian survey atau penelitian ya oleh pihak lain serta mengunjungi beberapa per

SN: 1411-6340 127 Ketika manajemen sering difasilitasi rmasi, tidak berarti dalah manajemen

an distribusi; serta

PENELITIAN

ajian ini dibagi dua komponen yang ada nen dalam bauran kebutuhan untuk roduk inovasi kabuto uran pemasaran dan an dalam menunjang kabuto instan sehingga n konsumen dan an bagi perusahan. asari bahwa bauran faktor kunci dalam dalam memberikan rhadap produk kabuto

an Data

mpulkan berasal dari under yang diperlukan n yang diperoleh dari iantaranya hasil-hasil yang telah dilakukan rta diakses dengan

(6)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarinah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 128 4. HASIL KAJIAN

A. Pandangan Produk “Kabuto Instan” sebagai Inovasi

Kabuto instan merupakan jenis beras analog, sebutan lain dari beras tiruan (artificial rice). Beras analog adalah beras yang dibuat dari non padi dengan kandungan karbohidrat mendekati atau melebihi beras dengan bentuk menyerupai beras dan dapat berasal dari kombinasi tepung lokal atau padi (Samad 2003; Deptan 2011). Metode pembuatan beras analog terdiri atas dua cara yaitu metode granulasi dan ekstrusi. Perbedaan pada kedua metode ini adalah tahapan gelatinisasi adonan dan tahap pencetakkan. Hasil cetakan metode granulasi adalah butiran sedangkan hasil cetakan metode ekstrusi adalah bulat lonjong dan sudah lebih menyerupai beras.

Produk beras analog lokal “Kabuto Instan” dapat dikatakan sebagai suatu inovasi. Sebagaimana produk tersebut memenuhi kriteria dalam karakteristik inovasi yang dikemukan oleh Rogers. Menurut Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi, yaitu : 1) Keunggulan relatif (relative advantage), 2) Kompatibilitas (comparibil liv), 3) Kerumitan (complexity), 4) Kemampuan diujicobakan (trialability), 5) Kemampuan untuk diamati (observability).

Keunggulan relatif adalah derajat di mana suatu inovasi dianggap lebih baik unggul daripada yang pernah ada. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan. dan kepuasan. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi.Semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi. Produk beras analog lokal ini bila dibandingkan dengan produk awalnya sangat berbeda. Keunggulan yang dapat ditampilkan diantaranya adalah : a)

Lebih tahan lama, b) Penambilan produk lebih menarik, c) Kandungan gizi lebih baik, d) Dapat diperoleh dengan berbagai rasa, e) Memiliki kemasan, f) Ukuran lebih kecil, g) Mudah disajikan, dan h) Makanan diabet.

Kompalibilitas adalah derajat di mana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku. pengalaman masa lalu, dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagairnana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible). Inovasi ini mengangkat produk lokal dari daerah Sulawesi Tenggara, yang akan membuat kabuto sebagai pangan lokal menjadi pangan yang bisa diperdagangkan ke luar daerah Sulawesi Tenggara.

(7)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarinah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 129 Gambar 2. Komponen dalam Siklus Hidup Inovasi

Untuk inovasi produk kabuto instan asal Sultra ini mendapat respon yang sangat baik karena produk disajikan dengan mudah dan konsumen dapat memilih dalam berbagi variasi rasa. Namun untuk bentuk yang terlihat masih kurang beraturan sehingga pengembangan dari inovasi selanjutnya dari produk ini diperlukan. Untuk itu inovasi yang berkelanjutan merupakan kunci penting dalam pengembangan produk beras analog lokal Sultra “Kabuto Instan”.

B. Integrasi Bauran Pemasaran dan Manajemen Pengetahuan dalam Inovasi Produk Kabuto Instan

Strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan progran-program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran. Strategi pemasaran dapat terpenuhi dengan penyediaan suatu sarana yang disebut dengan Marketing Mix (Bauran Pemasaran). Mc Carthy dalam Kotler dan Keller (2009) mengklasifikasikan Marketing Mix menjadi empat besar kelompok yang disebut dengan 4P tentang pemasaran yaitu Product (produk), Price (harga), Place (tempat) dan Promotion (promosi).

Dalam kasus ini menggunakan 4 (empat) elemen dalam bauran pemasaran sebagai berikut : (1) Elemen produk,dengan sub elemen : a) bentuk produk, b) manfaat inti

dari produk, c) kemasan produk, d) variasi produk, dan e) merek produk; (2) Elemen harga, dengan sub elemen : a) menetapkan harga dengan potongan, b) menetapkan harga dengan diskriminan, (3) Elemen tempat, dan (4) Elemen promosi.

a. Elemen Produk (Product)

(8)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarina yang selanjutnya akan me persaingan.

Elemen produk yang men adalah a) bentuk produk, b) ma produk, c) kemasan produk, d produk dari kabuto instan. Beri dari sub elemen tersebut :

- Bentuk Produk

Bentuk produk dapat m perilaku konsumen dalam m produk. Banyak produk yang s sama fungsinya, namun ber bentuknya. Kabuto instant meru imitasi dari beras. Inspirasi pemb instant adalah diversifikasi pa memanfaatkan komoditi lokal In kaya akan produk sumber kar seperti jagung, singkong, sorgu umbi-umbian lainnya. Bahan-ba sudah sekian lama digunakan s pangan, namun masih b menggantikan beras sebagai ma Biasanya bahan tersebut lebih menjadi penganan, kue atau j Kendala dalam mengonsumsi b sebagai bahan makanan pokok kurangnya pengetahuan gizi kurangnya kesiapan masyar psikologis untuk mengganti ma dan kurangya ketersediaan pr yang memenuhi selera Masyarakat merasa bosan konsumsi umbi-umbian yang bel sehingga lebih memilih prod

Gambar 3. Foto Produk Matan Perbandingan. (Wahy

inah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN menang dalam

enjadi perhatian manfaat inti dari dan d) variasi erikut gambaran

mempengaruhi membeli suatu sama jenisnya, berbeda dalam rupakan produk mbuatan kabuto pangan dengan Indonesia yang karbohidrat lain gum, sagu, dan bahan tersebut sebagai bahan belum bisa makanan pokok. ih sering diolah jajanan pasar. i bahan tersebut kok disebabkan zi masyarakat, yarakat secara makanan pokok produk pangan masyarakat. dengan cara belum bervariasi roduk berbasis

gandum sebagai penggan 2011). Oleh karena itu, d untuk mengolah bahan-bah bentuk yang menyerupai diolah dan dikonsumsi sep produk olahan sumber ka yang dikembangkan adala beras analog. Beras tiruan dibuat dari non padi karbohidrat mendekati a yang terbuat dari tepung beras (Samad 2003; Deptan

Beras analog adala hanya terbuat dari tepun (Budijanto et al. 2011). teknologi pembuatan bera metode pembutiran atau g al. 1971; Kurachi 1995; metode ekstrusi (Scella Gaber et al. 2004; M Mishra et al. 2012). tersebut menyebabkan per produk. Pada pembuat menggunakan metode pem memiliki bentuk bulat se namun pada metode ekst adalah lonjong dan hamp beras.

Bentuk kabuto sempurna seperti beras belum sepenuhnya me Bentuk dari kabuto insta Gambar 3.

tang Kabuto Instan dengan Berbagai Jenis Tepun ahyuni, 2011).

SN: 1411-6340 130 ganti beras (Hidayah , diperlukan teknologi bahan tersebut menjadi pai beras yang dapat seperti nasi. Salah satu karbohidrat non padi

alah beras tiruan yang pung lokal non-beras erbedaan bentuk akhir uatan beras analog pembutiran beras akan seperti sagu mutiara, kstrusi bentuk produk mpir menyerupai butir to instant belum s dari padi sehingga menggantikan beras. stant disajikan dalam

(9)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarina Perbaikan dalam bentuk p sehingga menjadi produk yang beras akan meningkatkan min untuk membeli dan mengkonsum

- Kemasan Produk Strategi dalam kemasan p merupakan hal terpenting da minat konsumen. Dalam me kemasan (packaging) harus dapa informasi struktur produk, m informasi tambahan, sehingga konsumen untuk mencoba mendorong untuk membeli menyediakan cara pemakai Pembentukan kemasan yang memiliki empat keistimewaan.

Sebuah kemasan memp yang paling dasar secara fisik se wadah dan pelindung dari produ dalamnya. Sebagai sebuah pelindung, maka secara fisik, seb harus andal terhadap bentur temperatur, air, debu, dan lai hanya andal bagi produk di dala kemasan juga harus direncan

(a)

Gambar 4. Desain kema (a) = Tampak bagian dep Kemasan kabuto instan Gambar 2 belum perlihatkan menarik, di mana sentuhan belum dilakukan kepada asp Desain, dengan tujuan untuk daya tarik (attractiveness), secar cukup kompetitif, bila dipaj dengan para pesaing. Kemasan juga dapat menjadi elemen p efektif. Inovasi kemasan pro melakukan pengembangan prod

inah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN k produk kabuto

g mirip dengan inat konsumen umsi.

n produk kabuto dalam menarik membuat suatu pat memberikan

mpunyai fungsi sebagai sebuah duk yang ada di wadah dan sebuah kemasan turan, tekanan, lain-lain. Tidak alamnya, sebuah anakan dengan

mempertimbangkan p penyimpanannya terutam banyak. Umumnya sebu disimpan secara bertump diperhitungkan barapa tu yang aman dan sesuai produk tertentu. Satu hal l pentingnya untuk dir kemudahan secara fisik sa distribusinya. Bahkan ha ketika produk tersebut sam (end-user).

Desain kemasan kabuto yang baik tidak fisik, tetapi juga harus m untuk memberikan i konsumen. Informasi yan segala sesuatu yang dipa diketahui pada tahap membeli produknya. Pada akan mendapatkan inform baku apa saja yang digun produksinya. Tampilan kem kabut disajikan dalam Gam

(b) masan beras analog Kabuto Instan

epan kemasan (b) = Tampak bagian belakang kem an seperti dalam

n desain yang n pembaharuan spek kemasan. k meningkatkan cara visual akan pajang berjejer an yang atraktif promosi yang produk, dengan oduk baru, baik

yang berbasis dari produ ataupun produk yang baru.

Inovasi kemasan hanya bertujuan untuk yang baru bagi pelangga tetapi juga dapat dilakuka produk yang disasarkan atau pasar yang baru (ne market). Tentunya krea makanan dan minuman d kualitas produk yang me saing dengan kompetisi pa

SN: 1411-6340 131 penempatan dan tama dalam jumlah buah kemasan akan mpuk, sehingga harus tumpukan maksimal i untuk sebuah jenis l lagi yang tidak kalah direncanakan adalah saat pengepakan dan harus dipikirkan juga sampai pada pengguna an (Packing) produk k hanya andal secara memenuhi fungsinya informasi kepada ang diberikan adalah ipandang perlu untuk konsumen hendak da kemasan konsumen ormasi tentang bahan gunakan dalam proses kemasan dalam produk

ambar 4.

emasan

duk yang sudah ada ru.

(10)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarina - Variasi Produk Untuk dapat memena konsumen harus berlomba-lo berkompetisi dengan berbagai upaya. Salah satu bentuk upay dengan menciptakan variasi pada dihasilkannya. Variasi adalah jawaban yang diberikan oleh peru memenuhi selera serta kebu berbeda dari para konsumen. D variasi diharapkan konsumen d produk tersebut dikarenakan kem

Gambar 5. Produk Mentah Beras dan Perbandingan.

b. Elemen Harga (Price)

Harga yang diteta suatu produk baru harus dapat pengaruh yang baik bagi petum Selain itu untuk mencegah persaingan yang sengit. Ada d perlu diperhatikan dalam pen produk baru, Tjiptono (200 pemasaran melalui dimensi h menetapkan harga yang sesuai d kabuto instan, harga terjangkau d potongan harga akan meningkatk ulang produk.

- Skimming Pricing, merupakan menetapkan harga tinggi pada baru, dengan dilengkapi akti yang gencar, tujuannya adalah pelangggan yang tidak terl terhadap harga, selagi persaing ada, 2) Untuk menutup

inah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN enangkan hati

lomba untuk gai cara serta paya itu adalah ada produk yang lah salah satu erusahaan untuk ebutuhan yang Dengan adanya dapat memilih kemudahan serta

fungsinya yang semakin salah satu contoh adalah kombinasi berbagai rasa dapat membeli sesuai den Diharapkan dengan se variasi dalan suatu meningkatkan fungsi sert konsumen akan produk.

Variasi rasa yang produk kabuto memberi untuk merebut hati ko diperlihatkan pada Gambar

ras Analog Kabuto + Tepung dengan Berbagai Jen (Wahyuni, 2011).

tetapkan atas at memberikan tumbuhan pasar. gah timbulnya dua hal yang enetapan harga 2001). Strategi harga dengan i dengan fungsi u dan pemberian atkan minat beli

an strategi yang da suatu produk ktifitas promosi ah : 1) Melayani erlalu sensitive ingannya belum tupi biaya-biaya

promosi dan riset melalu dan 3) Untuk berja kekeliruan dalam penet akan lebih mudah men pada menaikan harga aw - Penetration Pricing,

dengan menetapkan harg produksi, dengan tuju pangsa pasar yang be menghalangi masukny Dengan harga rendah pe mengupayakan tercapai dan menurunnya biaya p mempunyai perspektif dimana laba jangka p demi tercapainya keu yang berkelanjutan. Ada yang menggunakan st Pricing”, antara lain; dikendalikan (restrained

SN: 1411-6340 132 in beragam. Sebagai ah dengan melakukan a sehingga konsumen dengan kebutuhannya. semakin lengkapnya tu produk, dapat erta memenuhi selera ng diberikan inovasi eri gambaran upaya konsumen. Hal ini bar 5.

enis Tepung Subtitusi

alui margin yang besar, rjaga-jaga terjadinya netapan harga, karena enurunkan harga dari awal.

(11)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarinah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 133 yang ditetapkan dengan tujuan

mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi, 2) Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang dapat menyebabkan pesaing - pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari persaingan, 3) Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas sama, dengan tujuan untuk mempromosikan produk tertentu, dan 4) Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga dapat mencegah para pesaing memasuki pasar.

c. Elemen Tempat (Place)

Melalukan perencanaan penjualan pada tempat yang bagus dan lokasi yang strategis merupakan sebuah keuntungan juga bagi suatu usaha. Karena dengan lokasi strategis akan mendatangkan banyak konsumen karena lokasi tersebut mudah dijangkau oleh konsumen. Strategi pemasaran melalui dimensi distribusi/tempat dengan memperhatikan ketersediaan kabuton instan, pemilihan lokasi pemasaran yang tepat dan penataan jaringan distribusi yang baik akan meningkatkan minat beli ulang kabuto instan.

d. Elemen Promosi (Promotion)

Promosi yang dilakukan untuk produk kabuto instan adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen tentang kabuto instan.. Intinya promosi memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Dan pada akhirnya, perusahaan hanya sekedar mengingatkan bahwa produk tersebut tetap bagus untuk dikonsumsi. Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Dalam hal ini ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain :

1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk

merangsang pembelian. Periklanan menawarkan suatu produk kepada konsumen dengan cara mengemukakan alasan supaya membeli

2. Penjualan Tatap Muka (Personal

Selling), yaitu bentuk promosi secara

personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian atau kegiatan mempromosikan suatu produk dengan cara mendatangi ke tempat konsumen berada, oleh seorang wiraniaga/salesperson. Dengan adanya kontak langsung antara wiraniaga dan konsumen, maka terjadilah komunikasi dua arah.

3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah) atau merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non personal yang bersifat komersial. Tentang produk tersebut di media cetak dan media elektronik, maupun hasil wawancara yang ditampilkan dalam media tersebut. Cara ini sangat baik untuk memperkenalkan perusahaan atau produk yang dihasilkan, karena publisitas dapat mencapai pembeli yang potensial yang tidak dapat dicapai dengan advertensi dan personal selling.

4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Promosi penjualan menawarkan suatu produk dengan cara memberikan perangsang supaya membeli. Perangsang ini bisa berupa uang, barang atau pelayanan tambahan lainya yang biasanya tak disertakan bersama produk tersebut.

Promosi untuk produk kabuto ini dapat dilakukan dengan lebih menonjolkan nilai manfaat dari produk, karena produk tersebut sangat baik untuk konsumen yang memiliki penyakit gula (diabetes).

(12)

Kajian Bauran Pemasaran (Sarinah, dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 134 4. KESIMPULAN

- Kabuto instan dapat menjadi produk pengganti beras yang cukup diminati dengan kandungan dan manfaat yang bias diperoleh dari produk.

- Implementasi perpaduan antara bauran pemasaran dan manajemen pengetahuan dalam produk memungkinkan produk kabuto instan memiliki keunggulan yang bisa bersaing dengan produk alternatif lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Belbaly, N., Benbya, H., Meissonier, R. (2007) : An Empirical Investigation of the Customer Knowledge Creation Impact on NPD Performance, Proceedings of the 40 Hawaii International Conference on System Sciences.

2] Cooper , Robert G., 2000. “ Product Inovation and Technology Strategy”, Journal Research Technology Management, p. 38 -41.

[3] Craven, David, W., dan Nigel, F.P. 2003. Strategy Marketing. McGrow-Hill Companies, Inc. New York, NY.

[4] Jiang, X., Li, Y. (2008) : An Empirical Investigation of Knowledge Management and Innovative Performance: The Case of Alliance, Research Policy, Volume 38, Issue 2, pp. 358-368.

[5] Kim, W.C., dan Renee, M. 2005. Blue Ocean Strategy. HBSP. Boston

[6] Kotler, Philip.,2002, Marketing Management, Millennium Edition, New Jersey : Prentice Hall International, Inc. [7] Nonaka, Ikujiro and Takeuchi, Hirotaka,

The Knowledge Creating Company: How Japanese Companies Create the Dynamics of Innovation. Oxford: Oxford University Press, 1996.

Gambar

Gambar 1. SECI Model
Gambar 2. Komponen dalam Siklus Hidup Inovasi
Gambar 4.   Desain kemamasan beras analog Kabuto  Instan
Gambar 5. Produk Mentah Berasdan Perbandingan.  ras Analog Kabuto + Tepung dengan Berbagai Jen (Wahyuni, 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Pada perencanaan sistem drainase di kawasan Surabaya Carnival & Night Market diharapkan debit yang dikeluarkan ke saluran luar seminimal mungkin, sehingga

Kesimpulan yang diperoleht dari penelitian ini adalah telah dibuat peta Smart City berdasarkan enam indikator Smart City yang memvisualisasikan kemiripan data

[r]

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat diselesaikannya skripsi ini dengan judul “Studi

Laporan harian ini dilakukan setiap hari. Kegiatan pelaporan harian ini dilakukan oleh kepala Instalasi ipsrs ataupun petugas IPSRS baik secara lisan

In this paper, the Turkish economy’s inflation rate and the exchange rate of USD/TRY are forecast by artificial neural networks and implemented to the

Untuk mengetahui pengaruh faktor harga output, harga bahan baku, omset dan upah pekerja terhadap penyerapan tenaga kerja pada Industri Kain Perca di Pekon Sukamulya Kecamatan

Langkah kedua dalam tahap menentukan reorder point adalah menghitung tingkat kebutuhan perhari, dengan ketentuan perusahaan bahwa hari kerja ditentukan selama 364