• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Sosiologi Penjual Ikan di Pasar A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian Sosiologi Penjual Ikan di Pasar A"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

“KAJIAN SOSIOLOGI KARAKTERISTIK PENJUAL IKAN

DI PASAR TRADISIONAL ANDUONOHU”

OLEH KELOMPOK 4 :

BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

(2)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan sifat yang mudah rusak, hasil perikanan memerlukan penanganan yang memadai

baik di atas kapal, saat pendaratan, maupun di tempat pelelangan atau sebelum mencapai

konsumen.

Banyak produk perikanan yang nilainya menjadi sangat rendah karena kurang baik dalam

penanganan hasil. Kerusakan kesegaran ikan atau penurunan mutu produk dapat terjadi karena

faktor internal akibat reaksi enzimatik maupun faktor eksternal akibat serangan parasit maupun

bakteri. Penanganan pasca panen dengan demikian tidak hanya berfungsi untuk menjaga mutu

produk perikanan tetapi juga berfungsi untuk mempertahankan nilai ekonomi yang dimilikinya.

Pemasaran hasil perikanan, mengadopsi pengertian pemasaran yang dijelaskan oleh Swasta

(1981), dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mempromosikan barang dan jasa dari perikanan agar

dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun potensial.

Dengan demikian, pemasaran hasil perikanan laut dapat dipahami sebagai kegiatan ekonomi

yang membawa atau menyampaikan barang dalam hal ini ikan dari produsen yakni nelayan sampai

kepada konsumen baik industry pengelolaan ikan maupun rumah tangga. Aliran akhir dari kegiatan

pemasaran ini adalah win-win solution yaitu barang-barang terbeli oleh konsumen (Rangkuti, 2002).

Namun yang perlu dipahami adalah adanya pihak perantara antara produsen dalam hal ini

nelayan dan juga konsumen yang berperan penting dalam proses pemasaran dan merupakan faktor

yang tidak bisa lepas dari proses ini serta penentu akan kualitas ikan hingga sampai ke konsumen.

Ada beberapa pihak diantaranya penjual ikan dalam hal ini skala kecil yaitu penjual ikan di pasaran

tradisional. Walaupun skala kecil namun penjual ikan di pasar-pasar tradisional umumnya berjumlah

banyak dan ada disetiap daerah di Indonesia.

Di daerah Sulawesi Tenggara dengan luas perairan umum 97.125 Ha serta mina padi 60.000

Ha (DKP Sultra, 2009) memiliki beberapa titik pasar teradisional, khusunya di pasar Anduonohu

tercatat ada 18 agen/ penjual ikan yang aktif setiap hari untuk memasarkan ikan. Penjualan ikan ini

biasanya dilakukan oleh nelayan itu sendiri maupun pihak lain yang memang mata pencahariannya

(3)

Pentingnya pihak terakhir pemasaran ikan sebelum sampai ke tangan konsumen yakni

penjual ikan itu sendiri di pasar tradisional khususnya di Anduonohu memerlukan pengkajian khusus

untuk mendalami aktifitas maupun strategi penjualan yang diterapkan penjual ikan ini, oleh

karenanya Kajian sosiologi ini bertujuan untuk mengkaji hal tersebut guna meningkatkan wawasan

mahasiswa.

B. Tujuan

Adapun Tujuan dari kegiatan Kajian Sosiologi Penjual ikan di Pasar Tradisional Anduonohu

adalah untuk mengetahui prilaku penjual ikan, aktifitas yang dilakukannya serta strategi penjualan

(4)

PEMBAHASAN

Pembahasan Kajian Sosiologi Penjual ikan di Pasar Tradisional Anduonohu ini berdasarkan

tinjauan kempok kerja di lapangan yakni di pasar Anduonohu. Adapun pembahasan tersebut

meliputi:

1. Pemilihan Lokasi penjualan ikan

Pemilihan lokasi penjualan merupakan satu syarat yang penting dalam memuali usaha,

seperti halnya menjual ikan lokasi yang dipilih mesti strategis dan membuka peluang keuntungan.

Usaha yang dilakukan para penjual ikan dalam memperoleh tempat menjual memang tidak mudah,

selain bersaing dengan para penjual ikan lainnya, harga yang ditawarkan para pemilik tempat

ataupun pemerintah terlalu mahal, sehinggga para penjual ikan kebanyakan menjadi papalele

(penjual ikan keliling) bahkan beralih profesi menjadi penjual sayur. Ini dapat terlihat dari survei yang

kami lakukan, kebanyakan dari para penjual sayuran umumnya bekas penjual ikan.

Dari berbagai sumber yang kami peroleh, kebanyakan para penjual ikan di pasar anduonohu

berjualan di tempat itu dengan alasan lokasi penjualan yang dekat dengan rumah mereka dan

pembeli yang biasanya banyak, sehingga mereka memiliki peluang besar dalam meperoleh

keuntungan.

2. Sumber Barang (Ikan yang dijual)

Penjual ikan tidak lepas dari produsen penghasil ikan dalam hal ini nelayan, pada umumnya

nelayan langsung memindah tangankan hasil tangkapannya (menjual ikan) kepada beberapa pihak

yang ada seperti penada, papalele kemudian sampai kepada penjual ikan, oleh karena itu penjual

ikan memperoleh barang/ikannya dari nelayan penangkap ikan. Berdasarkan hasil survei yang kami

lakukan, kebanyakan penjual ikan di pasar tradisional anduonohu mengambil ikan dari para nelayan

di samudra dan pelelangan.

3. Dana/ Modal yang dikeluarkan

Modal merupakan dasar usaha yang mesti harus terpenuhi, keuntungan usaha lebih

tergantung pada besar-kecilnya modal, namun pengendalian modal semestinya menjadi perhatian

utama, banyak diantara pengusaha memiliki modal banyak namun harus bangkrut karena minimnya

pengetahuan mengenai pengontrolan modal, sejalan dengan itu para penjual ikan di pasar

(5)

bermodalkan uang sendiri, namun sedikitnya meminjam ke masyarakat lain ataupun ke bank. Jumlah

modal yang umum mereka keluarkan pertama kali adalah ± Rp 3.000.000/bulan., seluruhnya

merupakan biaya penyewaan tempat , ongkos transportasi dan biaya makan mereka. Dengan

demikian modal yang mereka keluarkan menghasilkan keuntungan Rp 50.000/hari atau setara

dengan Rp 1.500.000 yang mereka peroleh perbulan.

4. Transportasi /Kendaraan yang digunakan dalam pengangkutan ikan

Sama halnya dengan usaha besar lainnya, penjual ikanpun memerlukan transportasi untuk

mengankut barang dagangannya dalam hal ini ikan dari tempat pelelangan/samudra ke lokasi

penjualan mereka di pasar Anduonohu. Transportasi yang biasa mereka gunakan adalah motor

namun ada juga yang menggunakan mobil.

5. Strategi penjualan yang diterapkan

Dalam suatu usaha tidak hanya keuletan yang dituntut untuk dapat mencapai kesuksesan

juga semestinya memerlukan strategi pengelolaan usaha agar tetap untung, adapun strategi yang

diterapkan para penjual ikan di Pasar Anduonohu adalah:

- Pengendalian Modal

Seperti yang telah di bahas sebelumnya, kebanyakan dari mereka memperoleh modal dari

uang mereka sendiri, ini mereka lakukan untuk menghindari terjadinya konflik di masyarakat dan

terjadinya kerugian terhadap mereka. Selain itu keuntungan yang mereka peroleh tidak serta merta

mereka jadikan modal kembali, namun biasanya mereka menabung keuntungan tersebut ataupun

menggunakannya dalam pembelian kebutuhan pokok mereka. Yang selalu mereka perhatikan adalah

modal kembali dan keuntungan tercapai, terkadang keuntungan dalam sehari biasa memcapai Rp

200.000

yang menguntungkan adalah ikan Cakalang. Ini karena banyaknya konsumen yang mencari dan

(6)

- Waktu penjualan

Biasanya Para penjual di Anduonohu menjual ikan di pagi hari yakni pukul 06.00 hingga

18.00. sebab keuntungan yang biasa nereka kejar. Tapi saat mereka telah memperoleh

keuntungan yang banyak, biasanya mereka menjual hanya hingga pukul 12.00 siang saja.

- Sasaran penjualan

Pada Umumnya adalah masyarakat sekitar

- Penjagaan terhadap kualitas ikan

Penjagaan ini ditujukan agar tampilan ikan tetap segar dan tetap berkualitas sehingga

mereka akan memperoleh keuntungan, bukan kerugian. Biasanya mereka melakukan pengesan

dalam kotak styrofoam.

- Sisa ikan yang tidak laku terjual

Biasanya sisa ikan yang tidak laku terjual mereka simpan, untuk ikan yang masih bagus

biasanya mereka jual kembali ke-esokan harinya, tapi untuk ikan yang busuk biasanya mereka buang.

Tapi untuk ikan yang masih layak konsumsi, mereka mengkonsumsinya sendiri. Oleh karenanya ikan

yang mereka jual akan selalu mereka eskan agar tetap segar serta waktu yang mereka gunakan untuk

menjual ikan biasanya lama demi mendapatkan untung.

- Pengembalian konsumen terhadap ikan yang sudah rusak

Biasanya ikan yang sudah rusak dan dikembalikan oleh konsumen, para penjual ikan

menerimanya dan menukarkan dengan ikan baru. Dengan syarat ikan itu dijual oleh si penjual ikan

yang bersangkutan. Ikan yang kondisinya seperti ini biasanya mereka jual murah, atau bahkan tidak

menjualnya karena cukup untuk konsumsi mereka sendiri.

6. Tenaga Kerja

Biasanya tenaga kerja yang mereka kerahkan ialah keluarga mereka sendiri, jadi untuk biaya

pekerja mereka tidak keluarkan, Contoh : Penjual Ikan adal Ayah biasanya melibatkan istrinya sebagai

(7)

7. Konflik yang biasa terjadi antara penjual ikan

Bedasarkan survei yang kami lakukan, konflik antara penjual ikan di pasar anduonohu tidak

ada, ini karena ikatan persatuan mereka yang kuat dan saling membantu serta pengertian satu

dengan yang lainnya. Konflik yang biasa terjadi adalah konflik penjual ikan terhadap retribusi serta

tukang karcisnya.

8. Limbah/Sampah

Limbah mereka buang di tempat sampah terdekat, namun adanya limbah/sampah para ini

merupakan salah satu kendala mereka dalam melakukan kegiatan penjualan ikan, sebab selain

mengganggu lingkungan, limbah yang dihasilkan dari kegiatan ini sangat perlu perhiatian oleh karena

itu pembuangannya tidak sembarangan.

9. Kelompok/Persatuan-persatuan penjual ikan

Ada beberapa penjual ikan yang mengadakan persatuan-persatuan, seperti kongsi ikan dan

lain sebagainya untuk menerapkan sistem bagi hasil. Namun tidak sedikit juga yang tidak memiliki

persatuan seperti itu, mereka lebih tertarik untuk menjual ikan sendiri. Namun demikian ikatan

mereka antara penjual ikan, baik yang memiliki persatuan ataupun tidak tetap kuat, ini terbukti saat

ada penjual ikan yang berduka biasanya mereka mengumpulkan dana untuk bantuan mereka

terhadap rekan mereka yang berduka. Selain itu ikatan antara penjual ikan ini umumnya diperkuat

oleh ikatan kesukuan.

10. Mata pencaharian lain penjual ikan

Mata pencaharian lain mereka adalah menjual sayuran dan hasil ternak. Hal ini mereka

lakukan dikarenakan pendapatan mereka dalam penjualan ikan terkadang tidak mencukupi untuk

kebutuhan mereka sehari-hari. Oleh karena itu, mereka memerlukan sumber pendapatan lain

dengan menjual sayuran, buah-buahan, hasil ternak, serta berbagai pekerjaan lain yang dapat

menguntungkan mereka.

11.Harapan mereka untuk pemerintah agar kiranya pembangunan disektor perikanan mesti

harus menjadi prioritas utama, mengingat sumbangsi terbesar pemasukan daerah merupakan hasil

laut. Oleh karenanya pembangunan pasar yang berfasilitas seperti di pasar anduonohu mesti harus

(8)

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pengkajian ini adalah, karaktiristik penjual

ikan sama dengan penjual lainnya yang ingin mencapai keuntungan disetiap usahanya dengan

beragam cara dan strategi penjualan mereka lakukan, tidak terlepas dari itu para penjual ikan juga

merupakan salah satu faktor pengemabangan perikanan yang semestinya diperhatikan dan di olah

oleh pemerintah agar nantinya mereka dapat berperan besar untuk pembangunan perikanan yang

lebih baik.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami masukkan untuk pengkajian selanjutnya, adalah sebaiknya

para pengkaji melakukan kajiannya dilapangan dengan terlebih dulu melakukan survei lapangan agar

(9)
(10)
(11)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala kekurangan nitrogen pertama terlihat pada daun tua yang ditandai dengan perubahan warna daun menjadi hijau kekuningan (klorosis),

Membuat sebuah pesan tentang penyimpangan ujian nasional yang terjadi dalam bentuk film pendek yang berdasarkan kisah nyata.. Media film

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.. Secara teoritis, penelitian

Pada tataran konotasi, telah terjadi ke- kerasan ganda pada Joshua. Selain kekerasan psikis/mental yang dideskripsikan dengan ancaman oleh Jerry Matius dan Mike, Joshua Juga

Stand up comedy merupakan sebuah bentuk pertunjukan seni komedi yang dibawakan secara monolog oleh seorang comic 2 secara langsung di depan para penonton dan berbicara

LPBI NU (Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama) adalah lembaga sosial kemanusian yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan

Bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 10 Tahun 2003 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Alor Nomor 6

Persentase inhibisi edema rata-rata telapak kaki tikus putih jantan setelah pemberian ekstrak dan sediaan jadi rimpang jahe pada hari ke-10 selama 6