• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI EVOLUSI BIOLOGI TIDAK MENGINGKARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEORI EVOLUSI BIOLOGI TIDAK MENGINGKARI"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI EVOLUSI BIOLOGI TIDAK MENGINGKARI TUHAN DALAM MENCIPTAKAN MAKHLUK-MAKHLUK DAN TIDAK MENENTANG

AGAMA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evolusi Organik

Disusun Oleh: KELOMPOK VII (5A)

Aminatuz Zahroh 201510070311018

Ahmad Kemal Arsyad 201510070311019

Intan Putri Syawalinda 201510070311020

Muhammad Farid Sidiq 201510070311025

Enies Nabila Fithri Tiara Sari 201510070311038

Linda Fitriani 201510070311044

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufiq, serta hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Teori Evolusi Biologi tidak Mengingkari Tuhan dalam Menciptakan Makhluk-Makhluk dan Tidak Menentang Agama”.

Shalawat dan salam selalu penulis sampaikan kepada Nabi kita, Muhammad SAW, yang telah memberikan petunjuk hingga akhir zaman untuk kita umatnya. Dalam penyusunan makalah ini tentu penulis mengalami masalah, namun itu semua dapat teratasi dengan berbagai dukungan dan bimbingan dari pihak lain. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih, kepada:

1. Dr. Lud Waluyo, M.Kes selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Evolusi Organik.

2. Semua teman-teman Kelas 5A yang selalu memberikan saran dan kritik dalam penyusunan makalah ini.

3. Kedua Orang Tua yang telah membantu baik dalam moril maupun materi. Demikian penyusunan dari makalah ini, Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari Dosen Mata Kuliah Evolusi Organik guna menjadi acuan bekal pengalaman bagi Penulis untuk lebih baik lagi di masa yang akan datang, demi kesempurnaan dari makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan...3

BAB II PEMBAHASAN...4

2.1 Evolusi Kosmik...4

2.1.1 Teori-teori Penciptaan Jagad Raya...4

2.1.2 Pembentukan Alam Semesta menurut Pandangan Agama Islam...6

2.1.3 Penciptaan Bumi...10

2.1.4 Penciptaan Bumi menurut Pandangan Agama Islam...12

2.2 Evolusi Organik...16

2.2.1 Asal Kehidupan dan Keanekaragaman Jenis...16

2.2.2 Asal-Usul Manusia menurut Teori Evolusi Biologis...19

2.2.3 Asal-Usul Manusia menurut Pandangan Agama Islam...25

2.3 Evolusi Peradaban dalam Dunia Islam...33

2.4 Teori Evolusi tidak Mengingkari Tuhan dalam Penciptaan Makhluk dan tidak Menentang Agama...36

BAB III PENUTUP...39

3.1 Kesimpulan ...39

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan hidup di Bumi mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Seiring berjalannya waktu lingkungan tersebut akan mengalami perubahan, diimbangi dengan perubahan pada Makhluk Hidup. Perubahan-perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman yang dipelajari dalam suatu teori yang di kenal dengan teori evolusi. Evolusi merupakan kata yang umum yang dipakai orang untuk menunjukkan adanya suatu perubahan, perkembangan atau pertumbuhan secara berangsur-angsur.

Evolusi merupakan bangunan ilmu terbesar, dan perkembangannya sangat luas. Meliputi pokok bahasan yang beragam dan terdapat bagian-bagian yang agak ditakutkan. Para ahli biologi evolusi sekarang meneliti evolusi dari berbagai disiplin ilmu. Teori-teori ilmiah terbaru sering mendorong banyak kontroversi. Kontroversi ini mempunyai pengaruh bermanfaat pada kemajuan ilmiah, karenanya para ilmuan dengan pandangan-pandangan yang berbeda bekerja secara intensif untuk menemukan bukti-bukti yang dapat mendukung ide-ide mereka.

(5)

energi halilintar, sehingga membentuk senyawa-senyawa kompleks; dan evolusi biologi oleh Alexander Oparin yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari “sop purba”.

Dalam ajaran Agama Islam Nabi Adam adalah nenek moyang dari manusia yang secara notabene manusia pertama di muka bumi. Hal tersebut di atas mengundang pro dan kontra tentang asal usul kehidupan secara biologi, termasuk juga umat muslim yang meyakini Al-Qur’an yang bisa menjelaskan bagaimana asal mula kehidupan muncul di alam, bagaimana kemunculan awal dari makhluk hidup terutama asal usul manusia, dan bagaimana kedudukan evolusi biologi berdasarkan Al-Qur’an.

Oleh karena itu kami menyusun makalah yang berjudul “Teori Evolusi Biologi tidak Mengingkari Tuhan dalam Menciptakan Makhluk-Makhluk dan Tidak Menentang Agama”. Jika ada bukti ilmiah yang meruntuhkan teorinya, kebenaranya dapat berubah menjadi salah. Jadi bagi yang tidak percaya bahwa proses evolusi itu ada harus menunjukkan bukti ilmiah yang dapat meruntuhkan teorinya, bukan atas dasar emosi, asumsi atau prediksi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang di maksud dengan Teori-teori Penciptaan Jagad Raya? 2. Bagaimana Pembentukan Alam Semesta menurut Pandangan Agama

Islam?

3. Bagaimana Penciptaan Bumi?

4. Bagaimana Penciptaan Bumi menurut Pandangan Agama Islam? 5. Bagaimana Asal Kehidupan dan Keanekaragaman Jenis?

6. Bagaimana Asal-usul Manusia menurut Teori Evolusi Biologis? 7. Bagaimana Asal-usul Manusia menurut Pandangan Agama Islam? 8. Apakah yang dimaksud dengan teori Evolusi Peradaban dalam Dunia

Islam?

(6)

1.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan Teori-teori Penciptaan Jagad Raya.

2. Menjelaskan Pembentukan Alam Semesta menurut Pandangan Agama Islam.

3. Mendeskripsikan Penciptaan Bumi.

4. Menjelaskan Penciptaan Bumi menurut Pandangan Agama Islam. 5. Mendeskripsikan Asal Kehidupan dan Keanekaragaman Jenis. 6. Menjelaskan Asal-usul Manusia menurut Teori Evolusi Biologis 7. Menjelaskan Asal-usul Manusia menurut Pandangan Agama Islam. 8. Menjelaskan Evolusi Peradaban dalam Dunia Islam.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Evolusi Kosmik

2.1.1 Teori Penciptaan Jagad Raya

Sebelum ditemukannya teori tentang asal usul alam raya para pakar mengatakan bahwa alam semesta tidak terhingga besarnya, tak terbatas, dan tak berubah status totalitasnya dari waktu kewaktu tak terhingga lamanya dari waktu lampau sampai waktu tak berhingga lamanya dimasa yang akan datang. Hal ini berlandaskan pada hukum kekekalan masa yang mereka yakini. Secara umum dikatakan bahwa alam ini kekal dan nyata tidak mengakui adanya penciptaan alam. Pada tahun 1929 terjadi pergeseran pandangan di lingkungan para ahli tentang penciptaan alam dengan menggunakan teropong besar Hubble melihat galaksi-galaksi yang tampak menjahui galaksi kita dengan kelajuan yang sebanding dengan jaraknya dari bumi, yang terjauh bergerak paling cepat meninggalkan galaksi kita. Penemuan inilah yang mengawali perkembangan teori tentang asal usul terjadinya jagat raya, yakni:

a). Teori keadaan tetap (Steady – State Theory)

Teori ini mengatakan bahwa alam semesta ini, dimana pun dan kapan pun tetap sama. Teori ini didasarkan pada prinsip kosmologi sempurna dan mengartikan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir. Pendukung teori ini antara lain Fred Hooyl, Herman Bondi, dan Thomas Gold.

b). Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory)

(8)

astrofisika George Gamow, Ralp Alpher, Hans Bethe, dan Robert Herman pada akhir tahun 1940 – an.

c). Teori Osilasi

Teori ini dinamakan teori alam semesta berayun. Teori ini menyatakan bahwa semua materi bergerak saling menjahui dan bermula dari massa yang mampat. Pergerakan materi ini akhirnya melambat dan suatu ketika semakin lambat dari kecepatan lepas krisis, dan akhirnya berhenti kemudian kembali mengerut karena gravitasi. Setelah materi tersebut mampat lalu meledak dan dilanjutkan dengan pemuaian lagi. Selama proses ini tidak ada materi yang rusak atau tercipta, melainkan hanya berubah tatanan atau mengalami goyangan (osilasi). Dengan demikian, teori ini merupakan teori yang mempertahankan pendapat bahwa alam semesta ini terhingga, bukanya tidak terhingga.

Anggapan Tentang Jagad Raya: 1) Anggapan Antroposentris

Anggapan ini di mulai pada tingkat awal manusia atau pada masa manusia primitive yang menganggap bahwa manusia sebagai pusat alam semesta. Pada waktu menyadari ada bumi dan langit, manusia menganggap matahari, bulan, bintang, dan bumi serupa dengan hewan, tumbuhan dan denngan dirinya sendiri.

2) Anggapan Geosentris

Anggapan ini menempatkan bumi sebagai pusat dari alam semesta. Geosentrin (Geo = bumi, cetrum = titik pusat). Anggapan ini dimulai sejak abad VI SM, saat pandangan geosentris mulai ditinggalkan. Salah satu seorang yang mengemukakan anggapan geosentris adalah Claudius Ptolomeus. Ia melakukan observasi di Alexandria, kota pusat budaya mesir pada masa lalu. Ia menganggap bahwa pusat jagad raya adalah bumi, sehingga bumi ini dikelilingi oleh bumi-bumi dan bintang-bintang.

3) Anggapan Heliosentris

(9)

(helios = matahari) dianggap sebagai pandangan yang revolusioner yang menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta. Seorang mahasiswa kedokteran, ilmu pasti dan Astronomi, Nicholas Copernicus (1473–1543) pada tahun 1507 menulis buku ”De Revolutionibus Orbium Caelestium” (tentang revolusi peredaran benda-benda langit). Ia mengemukakan bahwa matahari merupakan pusat jagat raya yang dikelilingi planet-planet, bahwa bulan mengelilingi Bumi dan bersama-sama mengitari matahari, dan bahwa Bumi berputar ke timur yang menyebabkan siang dan malam.

4) Anggapan Galaktosentris

Galaktosentris (Galaxy = kumpulan jutaan bintang) merupakan anggapan yang menempatkan galaksi sebagai pusat Tata Surya. Galaktosentris dimulai tahun 1920 yang ditandai dengan pembangunan teleskop raksasa di Amerika Serikat, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih banyak mengenai galaksi. (Utoyo, 2007)

2.1.2 Pembentukan Alam Semesta Menurut Pandangan Agama Islam Sungguh sangat menarik untuk membandingkan konsep pembentukan alam raya ini dengan pandangan dari Agama Islam terhadap pandangan dari kosmologi. Terjadinya alam raya ini seperti difirmankan dalam Al-Qur’an surat Fushilat 41 ayat 11 – 12:

Artinya:

(10)

berkata: “kami jadi secara sukarela (patuh)”. Lalu diselesaikan –Nya penciptaannya menjadi tujuh langit dalam dua rangkaian waktu (masa). Kepada setiap langit diwahyukan tentang hukumnya sendiri – sendiri. Dan kami hiasi langit terdekat dengan bintang – bintang siarat yang merupakan lentera – lentera (lampu – lampu) dan pelindungan – pelindungan yang berkelip – kelip”.

Teori Ledakan Maha Dahsyat juga tergambarkan dalam firman Allah pada Al- Qur’an surat Anbiyaa’(21) ayat 30:

Artinya:

“Apakah mereka orang-orang kafir itu tidak mengutahui bahwa langit-langit (ruang alam) dan bumi (materi alam) itu asalnya berpadu, lalu Kami pisahkan keduanya. Selanjutnya, Kami buat dari air semua makhluk hidup. Mengapa mereka tidak beriman juga?“

Dari ilmu pengetahuan kita mengetahui bahwa setelah terjadinya ledakan meha dahsyat, menurut perkiraan para ahli, zat yang mula-mula terpecah-pecah menjadi zarah yang paling sederhana, yakni hydrogen yang merupakan unsur pembentukan air lama kelamaan dari hydrogen ini melalui reaksi (perpaduan) terbentuk senyawa-senyawa lainnya diantaranya bila bereaksi dengan oksigen akan membentuk air. Air merupakan suatu zat cair dengan sifat-sifat yang mengagumkan yakni karena kemampuannya melarutkan garam-garam dan zat-zat kimia lain yang diperlukan oleh kehidupan.

Teori Ledakan Maha Dahsyat juga mengatakan adanya pemuaian alam semesta. Hal ini sejalan dengan Al-Qur’an surat Adz- Dzaariyaat(51) ayat 47:

Artinya:

(11)

Selanjutnya, mengenai ekspansi alam semesta ini, yang menaburkan materi paling tidak sebanyak 100 milyar galaksi yang masing-masing berisi rata-rata 100 milyar bintang itu. Kekuatan yang dilibatkan dalam pembangunan alam semesta ini, dan yang mampu melemparkan kira-kira 10.000 milyar bintang yang masing-masing massanya sekitar massa matahari ke seluruh pelosok alam itu, tentu saja tidak dapat kita bayangkan. Dari pembandingan semacam ini dapat kita ketahui bahwa pada akhirnya, fisika yang dikembangkan untuk mencari kebenaran sampai juga pada fakta yang ditunjukkan oleh Al-Qur’an. Kenyataan ini menggusarkan para fisikawan pada umumnya karena penciptaan alam raya dari ketiadaan memerlukan adanya sang Pencipta Yang Maha Kuasa, suatu keadaan yang mereka ingin hindari. Sebab mereka hanya membicarakan apa-apa yang dapat diinderakan atau dideteksi dengan peralatan saja.

Oleh karenanya, maka beberapa pakar fisika mencoba mengelakkan penciptaan alam ini dengan melontarkan teori-teori tandingan seperti teori alam yang berosilasi, yakni alam semesta yang berkembang kempis, yang meledak dan berekspansi untuk kemudian kembali mengecil berulang-ulang tanpa awal tanpa akhir, namun kosmos yang berkelakuan seperti itu tidak dapat dibenarkan secara termodinamis. Usaha lain dengan mengemukakan Teori Alam Keadaan Tetap (Ajeg), yang mengatakan bahwa galaksi-galaksi boleh terbang ke seberang sana tetapi ruang yang ditinggalkannya akan terisi lagi oleh materi baru, namun teori ini menjadi tidak berlaku setelah pada tahun 1964, Wilson dan Penzias dalam observasinya ke segenap penjuru alam menemukan sisa-sisa kilatan dentuman besar yang terjadi sekitar 15 milyar tahun yang lalu.

(12)

Artinya:

“Akan Kami perlihatkan kepada mereka ayat – ayat Kami segenap penjuru dan dalam diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu yang benar”.

Belumkah cukup bahwa Tuhanmu menyaksikan segala – galanya? Allah SWT telah memenuhi janjinya itu dengan memperlihatkan ekspansi kosmos (alam semesta) dan memperlihatkan sisa – sisa kilatan dentuman besar, dan Yang Maha Penyayang dan Maha Pengasih akan memperlihatkan berkali-kali lagi ayat-ayatNya, untuk menolong hamba-hambaNya dari kesesatan. Meskipun jelas fakta-fakta yang diungkapkan oleh sang pencipta dan para pakar fisika dapat menangkap dan mengetahuinya, namun terdapat perbedaan besar antara ajaran fisika (sains) dengan ajaran agama. Kalau dalam fisika filsafat ilmu itu mendorong para pakarnya untuk menghindari dari tindakan melibatkan Tuhan Yang Maha Esa dan mengatakan bahwa alam tercipta dengan sendirinya, maka dalam ajaran Agama Islam justru Allah SWT pemegang peranan utama alam semesta ini.

Pada teori Ledakan Maha Dahsyat, juga mengatakan adanya pemuaian alam semesta. Kemudian galaksi itu akan hancur kembali dan diserap oleh suatu lubang hitam, yang mungkin diisyaratkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiyaa’(21) ayat 104:

Artinya:

(13)

2.1.3 Penciptaan Bumi

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini, tidak diam seperti apa yang diperkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang dan malam serta pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern terdapat beberapa teori yang mengemukakan kapan bumi kita lahir, Menurut Samadi (2006) teori teori perkiraan munculnya bumi sebagai berikut:

a. Teori Sedimen

Pengukuran umur bumi didasarkan atas perhitungan tebal sedimen yang membentuk batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata diperkirakan terbentuk tiap tahunnya, kemudian membandingkan tebal batuan sedimen di bumi sekarang ini, maka dapat dihitung umur lapisan bumi. Berdasarkan perhitungan ini, bumi diperkirakan 500 juta tahun yang lalu.

b. Teori Kadar Garam

Pada teori ini umur bumi diperkirakan dengan memperhitungkan kadar garam di laut. Diduga bahwa mula-mula air laut tawar, dengan adanya sirkulasi air dalam alam ini, maka air yang mengalir dari darat ke laut membawa garam-garam. Keadaan macam ini berlangsung jutaan tahun. Dengan mengetahui kenaikan kadar garam tiap tahun yang dibandingkan dengan kadar garam pada saat ini, maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi terbentuk 1.000 juta tahun yang lalu.

c. Teori Termal

(14)

d. Teori Radioaktivitas

Pengukuran umur bumi pada teori ini berdasarkan waktu peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dalam perhitungan diperlukan pengetahun tentang waktu paruh unsur-unsur radioaktif. Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan unsur radioaktif untuk mengurai sehingga massanya tinggal separuh.

e. Penciptaan Bumi dalam Al-Qur’an

Penciptaan bumi dalam alqur’an terdapat pada beberapa ayat seperti QS. Al-Baqarah (2) 22:

Artinya:

“Dialah (Allah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan hujan dari langit , lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, pada hal kamu mengetahui”

Dalam surat QS. Al-Baqarah (2): 164 juga dijelaskan bagaimana proses penciptaan yang artinya berbunyi:

Artinya:

(15)

manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Majid, A. 1997)

2.1.4 Penciptaan Bumi Menurut Pandangan Agama Islam

Teori penciptaan dalam Islam adalah kepercayaan bahwa alam semesta (termasuk umat manusia dan semua makhluk yang lain) tidak hanya yang diciptakan oleh Allah, tetapi juga dijalankan oleh Allah dalam setiap waktu, sebagaimana dijelaskan Allah dalam ayat berikut:

Artinya:

(16)

Artinya:

Berkata Firaun, “Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?” Musa berkata, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.’’ (Qs. Thaha: 49-50).

Inilah teori penciptaan dalam Islam. Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia mengendalikan alam semesta menurut kehendak-Nya sesuai fungsi dan peran yang spesifik. Dalam teori penciptaan dalam Islam, Allah menentukan peran bagi Hawa, seorang perempuan diciptakan dari laki-laki, yang ditugaskan di Al-Qur’an dengan ayat-ayat berikut:

Artinya:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Ar-Rum: 21).

(17)

Artinya:

“Kami telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)? Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kami kah yang menciptakannya?” (Al-Waqi’ah: 57-59).

Artinya:

“Bahkan kami menjadi orang yang tidak mendapat hasil apa-apa. Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari gosokan-gosokan kayu). Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kami-kah yang menjadikannya?” (Al-Waqi’ah: 71-72).

Menurut ayat-ayat tersebut, teori penciptaan dalam Islam mencakup: 1. Allah menentukan desain fitur-fitur manusia dalam air sperma yang

dipancarkan manusia dengan DNA yang spesifik, peta genetika atau jumlah kromosom bersama antara pasangan perkawinan, laki-laki dan perempuan.

(18)

3. Dia mengatur siklus untuk menghasilkan air tawar untuk minuman manusia dan pengairan tanaman yang mereka makan.

4. Allah mengelola pasokan energi untuk makhluk-Nya demgam proses fotosintesis yang ajaib, yang menyimpan energi dari matahari menjadi buah yang dapat dimakan.

Artinya:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.”(Al-A’raf: 11).

Jadi, Allah dalam teori Penciptaan dalam Islam tidak hanya membuat badan kita hidup, tetapi ia juga membentuk rupa kita agar terlihat seperti rupa manusia. Jadi, Allah memiliki nama lain dalam Al-Qur’an selain Al-Khaliq (Pencipta), yaitu Al-Mushawwir (Yang membentuk rupa). Allah berfirman:

Artinya:

(19)

2.2 Evolusi Biologis

2.2.1 Asal Kehidupan dan Keanekaragaman Jenis

Evolusi makhluk hidup merupakan teori yang dipelajari sejak jaman Romawi dan Yunani kuno meskipun secara ilmiah teori ini dikemukakan oleh Darwin pada tahun 1859. Secara garis besar teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup yang ada di dunia sampai dengan saat ini merupakan hasil perkembangan dari makhluk hidup yang telah ada sebelumnya baik berkaitan dengan struktur maupun fungsi, secara turun temurun dari generasi ke generasi atau dengan kata lain berlangsung dalam waktu yang amat panjang seiring evolusi alam semesta. Secara komprehensif, kajian teori evolusi meliputi evolusi alam semesta, evolusi geologik, evolusi fisik-kimiawi, dan evolusi biologis (Henuhili dkk., 2012).

Evolusi sampai saat ini masih menjadi perdebatan di berbagai kalangan. Pangkal teori evolusi adalah pengamatan fakta dan bukti berupa fosil yang umumnya tidak utuh dengan jumlah yang sangat sedikit yang kemudian direkonstruksi. Proses rekonstruksi harus dibantu dengan penentuan umur geologis, yang kemudian diikuti penentuan kedudukan taksonomik dari individu hasil rekonstruksi itu. Berbagai kendala dan perbedaan kemampuan para pakar evolusi dalam merekonstruksi fosil sebagai bukti evolusi mengakibatkan interpretasi yang berbeda-beda di kalangan para ahli dalam memaknai fosil. Perbedaan ini yang menyebabkan terjadinya konflik opini tentang teori evolusi (Prastiwi, 2009).

(20)

Aristoteles menyusun hipotesis tentang kemungkinan munculnya kehidupan dari bahan-bahan yang tak hidup, yang dinamakan Generatio Spontanea atau Abiogenesis. Hipotesis ini didukung oleh paracelsus dan Jean Baptise Van Helmot yang mencoba membuat resep bagaimana caranya membuat cacing, belatung,bemga berasa keju, hewan busuk dan kayu,beberapa jasad renik berasal dari keju, jerami yang terendam air dan tikus berasal dari kemeja kotor yang dibubuhi butir-butir gandum. Lalu muncul William Harvey yang menolak teori abiogensis dengan mengemukakan bahwa setiap makhluk berasal dari sebuah telus. Ini di dukung oleh Fransisco Redi dengan percobaan daging yang di tempatkan di dalam bejana tertutup kertas tidak menghasilkan bemga, sedangkan yang tidak ditutup kertas dan dapat dimasuki lalat akhirnya menghasilkan bemga. Teori ini dinamakan Biogenesis.

Penemuan Anthoni Van Leeuwenhoek justru menguakan kembali untuk mendukung abiogenesis dia menemukan melalui lensa mikroskop ciptaannya adanya makhluk-makhluk hidup kecil di dalam air rendaman jerami. Tahun 1745, John Needham menyimpan kaldu daging dan air jeruk yang dipanaskan didalam bejana yang tertutup dan menunjukkan bahwa akhirnya di alam larutan itu timbul kehidupan. Namun demikian, pendukung teori biogenesis yaitu Lazzaro Spalanzani mengulangi percobaan Needham dengan air jeruk yang telah di didihkan selama satu jam setelah disimpan beberapa hari lamanya ternyata tetap bebas dari kehidupan dan percobaan Louis Pasteur yang terkenal dengan menyimpan larutan hara didalam botol berleher angsa. Ia menyimpulkan jasad renik itu adalah spora-spora yang melayang di udara. Hidup dari sudut pandang filsafat dan agama saat ini dipandang sebagai sesuatu hal yang bertentangan dengan teori evolusi biologi (Afidah, 2012).

(21)

mengalami evolusi. Dalam teori evolusi dikatakan bahwa makhluk yang mula-mula adalah sangat sederhana tingkatannya, bersel tunggal dan hidup dari bahan anorganis sehingga tergolong tumbuhan.

Teori mekanisme perubahan itu diawali oleh pemikiran Buffon (1707-1788) dan kakek Charles Darwin, yaitu Erasmus Darwin (1731-1802). Jean Baptisse Lamarck (1744-1829) berpendapat bahwa evolusi merupakan akibat pewarisan sifat-sifat induk kepada keturunannya dan mencoba menerangkan mengapa dalam dunia makhluk hidup dapat terjadi perubahan bentuk atas dasar penyesuaian terhadap keadaan lingkungan hidupnya. Pemikiran ini menghasilkan dua anggapan penting yaitu hukum kegunaan dan ketakgunaan juga hukum pewarisan sifat-sifat yang diperoleh.

Teori adaptasi Lamarck ini ditunjukkan kelemahannya itu ditunjukkan kelemahannya oleh August Weismann yaitu plasma nutfah (germ plasm) dihantarkan dari tetua ke zuriat bebas dari perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan melalui sel kelamin yang dikenal teori lintasan benih atau keimbahntheorie. Darwin juga tidak menyutujui lamarck dengan teori pewarisan tersebut, ia menyimpulkan bahwa keanekaragaman jenis yang mengalami seleksi sama sekali tidak dapat diwariskan hanya disebabkan karena adanya pengaruh lingkungan menurutnya hukum seleksi alam sebagai penyebab evolusi:

(1) Semua makhluk hidup berjuamg untuk hidup,

(2) Yang lestari adalah yang paling kuat. Ahli botani belanda Hugo de Vries dan Johannsen meragukan teori seleksi alam darwin dengan ditemukannya perubahan sifat tiba-tiba pada bunga primrose.

(22)

sesuai dengan tekanan seleksi yang dikenakan oleh alam atau secara buatan. Teori tentang asal-usul kehidupan yang pernah disusun oleh para ahli di antaranya:

1. Kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (ghalib) pada saat istimewa (teori kreasi khas)

2. Kehidupan muncul dari benda tak hidup pada berbagai kesempatan (teori generatio spontanea)

3. Kehidupan tidak berasal-usul (keadaan mantap)

4. Kehidupan datang di planet ini dari mana saja (teori kosmozoan) 5. Kehidupan muncul berdasar hukum fisika-kimia (evolusi biokimia)

2.2.2 Asal-usul Manusia menurut Teori Evolusi Biologis

Evolusi makhluk hidup merupakan salah satu teori yang dikaji atau dipelajari oleh Biologi. Teori ini sebenarnya telah dipersoalkan sejak perkembangan ilmu di masa Romawi dan Yunani kuno, namun secara ilmiah terori ini baru dikemukakan oleh Charles Robert Darwin yang ditulis dalam buku yang berjudul: The Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life, yang edisi pertamanya dengan judul The Origin of Species diterbitkan 24 Nopember 1859. Secara garis besar teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang ada di dunia sampai dengan saat ini merupakan hasil perkembangan dari makhluk yang telah ada sebelumnya, baik yang menyangkut struktur maupun fungsi, secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Dengan demikian, perubahan yang merupakan hasil perkembangan itu berlangsung dalam waktu yang amat panjang, yaitu jutaan tahun seiring dengan evolusi alam semesta.

(23)

(koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai “selaput sel primitif” yang memberi stabilitas pada koaservat.

Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat menghasilkan organisme heterotrofik” yang dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari “sop purba” yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.

Teori biologi merupakan teori evolusi kimia, yang berpendapat bahwa bumi ini pada awalnya sangat panas sekali, kemudian suatu ketika bumi mengalami proses pendinginan. Dari proses-proses tersebut maka dapat dihasilkan bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang berat akan menyusun bumi sedangkan bahan yang ringan akan menyusun atmosfer.nnya ini asam amino tersebut belum menunjukkan gejala hidup. Oparin adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Rusia. Oparin juga memiliki gagasan yang sama seperti Urey, tetapi Oparin tidak dapat membuktikan bahwa reaksi gas CH4, NH3, H2 dan H2O membentuk asam amino. Ia berpendapat bahwa asam amino terbentuk secara alami. Menurut Oparin, lautan bumi pada awalnya memiliki persediaan cukup bahan-bahan organik. Dalam waktu yang lama maka bahan-bahan organik tersebut akan berikatan satu dengan lainnya membentuk selaput-selaput, kemudian molekul organik berselaput ini akan mengikat molekul lainnya dan menyatukan diri sehingga terbentuk gabungan molekul baru yang karakteristik. Ikatan kompleks inilah yang diperkirakan merupakan awal dari kehidupan. Alexander Oparin (1894-1980) adalah seorang ahli biokimia berkebangsaan Rusia. Tahun 1917 Oparin menyelesaikan studinya di Universitas Moscow dan menjadi profesor biokimia pada tahun 1927.

(24)

ini menunjukkan bahwa dalam sel-sel tubuh makhluk hidup mengandung garam (NaCl). Hal ini mendasari kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari laut.

(25)

Kumpulan proteinoid - Proteinoid merupakan polipeptida yang secara spontan berpolimerisasi dari penguapan kumpulan asam amino. Proteinoid dibentuk oleh aktivitas vulkanik yang tinggi.

Oparin menggunakan istilah koaservat untuk mikrosfer. Koaservat merupakan tetesan koloid yang terbentuk saat larutan protein, asam nukleat, dan polisakarida dikocok. Substansi dalam koaservat dapat membentuk enzim yang berperan dalam pengambilan bahan dari lingkungan sebagai bahan pembentuk tubuh. Adanya deretan molekul-molekul lipid dan protein yang membatasi koaservat dengan lingkungan luar sekitarnya, telah dianggap sebagai selaput sel primitif. Selaput sel primitif ini menyebabkan stabilitas koaservat akan tetap terjaga. Selaput sel primitif ini diperkirakan berperan dalam pengaturan pertukaran substansi antara koaservat dan lingkungan sekitarnya. Koaservat dengan selaput lipid protein mungkin merupakan tipe sel primitif yang disebut protosel. Protosel kemudian akan membentuk sel awal yang merupakan permulaan dari organisme uniselular. Oleh karena keadaan atmosfer saat itu tidak mengandung O2, organisme awal tersebut diperkirakan bersifat prokariotik, anaerob, dan heterotrof. Bagaimana protosel dapat berkembang menjadi organisme uniselular, bahkan menjadi makhluk hidup multiselular seperti saat ini? Perkembangan protosel menjadi organisme uniselular maupun multiselular tidak terlepas dari sistem genetik pada protosel itu sendiri.

(26)

terbentuklah DNA. Perhatikan gambar sistem genetik yang pertama agar Anda lebih jelas.

(27)

a. Gen pertama terbentuk dari polimerisasi secara spontan beberapa nukleotida.

b. RNA sederhana mengalami replikasi, tanpa keberadaan protein katalitik atau enzim.

c. RNA yang terdiri atas intron dan ekson mensintesis polipeptida (protein) dengan cara melepaskan intron-intron.

d. Enzim reverse transkriptase merupakan enzim pertama dalam sistem ini yang memungkinkan terbentuknya DNA.

e. Sel awal yang terdiri atas DNA, masih merupakan hubungan antara intron dan ekson.

Catatan:

1 Intron dan ekson biasanya merupakan kelipatan kode triplet.

2 Intron adalah penyusun RNA yang tidak dapat diekspresikan, sedangkan ekson merupakan penyusun RNA yang dapat diekspresikan.

Segera setelah protosel memperoleh gen yang mampu mereplikasi menyebabkan protosel mampu bereproduksi, dan dimulailah proses evolusi biologi. Sejarah kehidupan pun telah dimulai. Selanjutnya organisme-organisme mengalami proses evolusi menurut jalur kehidupan yang berbeda-beda.

Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul, karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan inteligensia.

(28)

asal usul kehidupan manusia selama ini dipikir dan dianalisa menjadi hangat kembali. Para ahli seolah-olah terangsang dan termotivasi untuk meneliti masalah munculnya kehidupan pertama di jagat raya ini secara alamiah dan menganggapnya sebagai kenyataan dalam tata hukum alam, dalam Islam disebut dengan “Sunnatullah”.

Dalam perjalanan sejarah, muncul seorang naturalis amatir dari Shrewsbury (Inggris), Charles Robert Darwin lahir pada tanggal 12 Pebruari 1809 yang berasal dari keturunan Yahudi. Setelah melakukan perjalanan panjang ke berbagai negara untuk mengadakan penelitian, Darwin menyusun teori evolusi secara sistematis dalam buku “The Origin of Species bi Mieans of Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life” (Yatim, 1987:107). Dalam sekejap, karya Darwin tersebut tidak saja menggemparkan ilmuan, tetapi juga masyarakat umum, filosof dan agamawan. Reaksi keras dari kalangan agamawan, khususnya masyarakat Islam sangat hati-hati dalam menerima atau menolak teori evolusi Darwin tersebut, karena ajaran Islam baik Alquran dan hadis, telah mengungkapkan proses tahapan-tahapan kejadian manusia di bumi.

Bagi banyak orang, pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi; kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak memunculkan kehidupan (Syafii, 2006).

2.2.3 Asal-usul Manusia menurut Pandangan Agama Islam

(29)

demi kejadian. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Shaad ayat 71 yang artinya, “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia

dari tanah (thiin). Menurut Mustofa (2007), di dalam Al-Qur’an

kata thiin yang terkait dengan penciptaan Adam atau manusia secara umum, digunakan sebanyak 8 kali. Berikut ini adalah ayatnya:

1. QS. Al An’am (6) : 2

َلج

ج أج َىضضض

ج قج م

م ضضثث ن

ن ضضِيط

ط ن

ن ضضمط م

ن ك

ث قجلجخج ِيذطلما وجهث

ن

ج ُورثضضتجمنتج منضضتثننأ

ج ممضضثث هثدجضضننعط َىممضضس

ج مث ل

ل ضضج

ج أجُوج

Artinya: Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah,

sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu).

2. QS. Al A’raaf (7) : 12

ىننتتققلتخت ههنقممن رريقخت اانتأت لتاقت كتتهرقمتأت ذقإن دتجهسقتت المتأت كتعتنتمت امت لتاقت

ننيطن نمن ۥههتتققلتختوت رنانمت نمن

Artinya: Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”.

(30)

نقمتلن دهجهسقأتأت لتاقت ستيلنبقإن المتإن اودهجتستفت متدتآلن اودهجهسقا ةنكتئنالتمتلقلن انتلققه ذقإنوت

اننيطن تتققلتخت

Artinya: Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"

4. QS. Al Mu’minun (23) : 12

ننيطن نقمن ةنلتالتسه نقمن نتاستنقإنلقا انتققلتخت دققتلتوت

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah."

5. QS. As Sajdah (32) :7

ننيطن نقمن نناستنقإنلقا قتلقخت أتدتبتوت ههقتلتخت ءنيقشت لمتكه نتستحقأت يذنلمتا

Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan

sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari

tanah.

6. QS. Ash Shaffat (37) : 11

Artinya: Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik

(31)

7. QS. Shaad (38) : 71

Artinya: Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."

(32)

yang sudah ditentukan kemudian Kami keluarkan kami sebagai bayi”.

Secara umum makna turab adalah tanah yang gembur dibagian permukaan bumi. Dalam istilah geologi disebut sebagai topsoil yaitu tanah paling subur yang sangat kaya dengan unsur-unsur biokimia yang diperlukan makhluk hidup termasuk manusia. Dari berbagai ayat tersebut, kita mulai bisa merasakan bahwa Allah memproses berbagai jeis tanah untuk menyiapkan bahan baku tubuh manusia. Kalau diurutkan tanah yang paling tua adalah ath thiin atau tanah keras. Jadi tanah yang paling siap untuk menjadi bahan baku membentuk tubuh manusia adalah turab atau topsoil.

Ditumbuhkan dari bumi, ada ayat menceritakan bahwa penciptaan manusia dari ditumbuhkan dari bumi., sebagaimana yang telah difirman pada QS. Nuh (71) ayat 14-18. Ada tiga informasi yang penting di dalamnya terkait dengan pembahasan kali ini.

Yang pertama, Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan melalui tingkatan-tingkatan tertentu. Tahapan-tahapan yang semakin sempurna. Yang kemudian diibaratkan dengan penciptaan langit yang juga bertingkat-tingkat. Yang kedua, Allah secara eksplisit menyebut penciptaan manusia dengan cara menumbuhkan dari tanah bumi (anbatakum minal ardh). Membandingkan dengan ayat-ayat yang menceritakan Allah menumbuhkan tanam-tanaman dari tanah bumi yaitu QS. Nahl (16) ayat 11. Yang ketiga, Allah menegaskan bahwa suatu ketika nanti manusia akna dikembalikan ke asalnya, yaitu tanah bumi. Dan setelah itu dibangkitkan lagi, juga dari tanah bumi. Begitulah proses penciptaan manusia, bahwa Allah

(33)

Proses penciptaan manusia juga dipaparkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an adalah dengan cara membentuknya di dalam rahim seorang wanita. Dalam QS. Ali Imran (3) ayat 6 yang artinya Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menciptakan rahim pada seorang ibu untuk tujuan khusus yaitu membentuk tubuh manusia pada saat penciptaan. Dimulai dari mahkluk satu sel, gabungan sel sperma dan sel telur, kemudian membelah menjadi bermiliar-miliar sel. Semua itu terjadi di dalam rahim hanya dalam waktu sekitar 9 bulan. Allah menciptakan manusia secara bertahap dan bertingkat-tingkat di dalam rahim seorang ibu.

Dimulai dari sperma yang bercampur dengan sel telur, kemudian diubah menjadi segumpal darah, segumpal daging, diberi tulang, saraf-saraf dan lain sebagainya. Maka jadilah seorang manusia sempurna di dalam rahim. Sebagaimana pada surat Al Insaan (76) ayat 2 yang artinya Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Al Mu’minun (23) ayat 14 yang artinya Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

(34)

dari 321 kali, dengan berbagai bentukan katanya. Yaitu, al insaan sebanyak 62 kali, al insu sebanyak 17 kali, unas sebanyak 7 kali, anas sebanyak 234 dan anasa 1 kali , sedangkan kata al basyar, secara tunggal disebut 30 kali. Dan yang bermakna jamak disebut 1 kali. Yang menarik , ayat-ayat yang berkait dengan penciptaan manusia memberikan pemahaman yang berbeda antara al basyar dengan al insaan. Al basyar menunjuk kepada penciptaan dari tanah secara langsung, sedangkan al insaan menunjuk kepada penciptaan manusia dari sperma dan ovum, diproses di dalam rahim. Sebagian ayat memang menceritakan bahwa asal mula al insaan adalah tanah, tapi tanah itu disempurnakan terlebih dahulu dengan cara disaripatikan menjadi sperma dan ovum, dibentuk di dalam rahim, dan kemudian barulah menjadi manusia.

Dari ayat-ayat yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi evolusi manusia dari tahap awal pertumbuhannya dari bumi dan berbagai tahap dan kondisi yang dilaluinya yang menjadikan ia sampai kepada keadaan seperti sekarang ini dalam kesempurnaan secara jasmaniah. Perbedaan bahasa dan perbedaan kuliat disebabkan perbedaan iklim dan lingkungan. Hal ini menunjukkan betapa indahnya ciptaan dan evolusi manusia sehingga dia mencapai pada tahap kesempurnaan dan kemajuan hingga saat ini (Waluyo, 2005).

Letak Adam dalam Deretan Evolusi Makhluk-Makhluk Hidup

(35)

bentuk perumpamaan. Makna perumpamaan ini menurut Akbar (1991) adalah seorang manusia yamh hidup di bawah naungan pokok ajaran dan bimbingan Allah sesuai dengan perintah-Nya. Kehendak Allah bahwa manusia secara keseluruhan selayaknya mengikuti petunjuk Allah agar dapat mencapai tempat dan kondisi yang dekat dengan Allah dan menyatu dengan Allah, Penciptanya. Tetapi bila manusia menyimpang dari petunjuk ini dan hanya mengikuti kehendaknya sendiri, maka dia berhenti status sebagai Adam dalam makna spiritual.

Adam, menurut Widodo (1992) adalah makhluk yang sudah dapat berpikir taraf konsepsi, mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak, serta memiliki bahasa. Adan dan keturunannya dimaksudkan mahkluk manusia yang sadar akan dirinya, dapat dibebani pertanggung jawaban moral dan spiritual. Nah bila dikaitkan dengan teori evolusi biologi tingkatan ini manakala makhluk dalam perkembangan evolusi mencapai tingkat manusia berakal (Homo Sapiens).

Menurut Mustofa (2007), menyebutkan bahwa “Al-qur’an tidak pernah menyebutkan adam sebagai manusia pertama. Demikian pula istrinya, bukanlah manusia kedua yang diciptakan setelah Adam”. Banyak ayat Al-qur’an yang justru memberikan indikasi kuat bahwa Adam dan Hawa adalah salah satu saja dari sekian banyak umat manusia yang sudah ada pada waktu itu. Salah satu indikasi kuat terdapat pada QS. Al-A’raaf ayat 11 yang artinnya kira-kira “sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu sekalian, lalu Kami bentuk tubuh kalian, kemudian Kami katakana kepada para malaikat: Bersujudlah kamu kepada

Adam; Maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.”

(36)

Adam. Di sebelah kata ‘kamu’ diberi penjelasan dengan kata dalam kurung (Adam) padahal kita tahu bahwa “kum” adalah bermakna jamak.

Hal itu dapat semakin jelas jika melihat Ayat sebelumnya yakni QS. Al-A’raaf ayat 10 yang artinya kira-kira “Sesungguhnya Kami telah menempatkan

kamu sekalian di muka Bumi dan Kami adakan bagimu di muka Bumi itu (Sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur”. Dari ayat ini semakin jelas bahwa Allah terlebih dahulu menciptakan bangsa manusia di muka Bumi. Dengan segala sumber penghidupannya. Dan, kemudian memilih salah satu di antaranya sebagai khalifah di muka Bumi. Dialah Nabi Adam a.s. Ditandai dengan perintah kepada malaikat untuk bersujud kepadanya.

Bukti lain tentang Adam bukan manusia pertama adalah ketika Allah berkata kepada malaikat mau menjadikan Adam sebagai khalifah, Informasi itu ada pada QS. Al-Baqarah ayat 30 yang artinya kira-kira “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang

khalifah dimuka Bumi”. Mereka berkata; “mengapa Engkau hendak menjadikan di Bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” tuhan berfirman:”sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Ayat ini sering dijadikan patokan untuk menjelaskan bahwa Adam adalah manusia pertama. Karena dialog antara Allah dan Malaikat untuk menjadikan Adam sebagai khalifah di Bumi. Padahal justru ayat ini menegaskan bahwa Nabi Adam a.s bukanlah manusia pertama. Melainkan adalah salah satu manusia yang terpilih dari sekian banyak manusia yang sudah ada di zaman itu. Hal yang menunjukkan itu adalah kalimat “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang

khalifah di muka Bumi”. Kalimat tersebut tidak menggunakan kata “menciptakan” melainkan “menjadikan”. Jadi bukan mengadakan dari yang tidak ada menjadi ada, melainkan “memilih” dari yang sudah ada menjadi khalifah atau pemimpin bagi umat manusia di jaman itu.

(37)

keluarga ‘Imran melebihi segala umat”. Kata memilih berarti menentukan dari yang sudah ada dan lebih jelas lagi dalam ayat ini Allah membandingkan dengan nabi-nabi lainnya seperti Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran. Mereka semua adalah orang-orang terpilih pada zamannya.

2.3 Evolusi Peradaban Dalam Dunia Islam

Dalam terminologi, peradaban dipahami sebagai kemajuan masyarakat. Menurut Samuel Huntington, peradaban mengandung lima macam pengertian:

1. Merujuk pada keadaan beradab, yaitu memiliki tabiat baik dan pengendalian diri. Peradaban berasal dari kata “adab” yang berarti “kehalusan dan kebaikan budi pekerti”. Pada masa permulaan Islam, kata adab selain berarti akhlak yang baik, juga berarti pengajaran dan pendidikan yang baik. Peradaban sendiri tidak dapat dipisahkan dari keberadaan seluruh sisi kehidupan masyarakat. Beradab dalam bahasa, beradab dalam tradisi dan budaya, beradab dalam informasi dan telekomunikasi, beradab dalam politik, beradab dalam ekonomi, beradab dalam hokum, beradab terhadap lingkungan sekitarnya, juga beradab dalam bermasyarakat, bernegara, berbangsa, dan beragama.

2. Merujuk pada makna kemajuan ilmu pengetahuan dan pendidikan. 3. Merujuk pada makna kebudayaan.

4. Merujuk pada makna cinta pada pekerjaannya. 5. Merujuk pada makna yang sama dengan civilization.

(38)

ungkapan yang mungkin sepadan maknanya dengan peradaban, diantaranya terdapat di dalam surah Al-Baqarah : 126[CITATION Mar14 \l 1033 ].

Terkait dengan peradaban Islam, peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab Al-Hadhaarah Al-Islaamiyah. Kata ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. Padahal kata kebudayaan dalam bahasa Arab adalah Al-Tsaqaafah. Di Indonesia, sebagaimana di Arab dan di Barat (Eropa dan Amerika) masih banyak orang yang menyinonimkan kata kebudayaan dan peradaban. Secara terminologi, istilah peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari istilah budaya yang populer dalam kalangan akademis, di mana setiap manusia dapat berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat diartikan sebagai seni, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang merupakan sebuah cara hidup. Namun, dalam definisi yang paling banyak digunakan, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial serta beragam kegiatan ekonomi dan budaya. Konsep peradaban juga digunakan sebagai sinonim untuk budaya yang memiliki keunggulan dari kelompok tertentu.

Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa. Peradaban dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global). Istilah peradaban sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan (politik), sistem ekonomi, dan Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi)[CITATION Mug13 \t \l 1033 ].

(39)

proses peradaban Islam dapat memicu timbulnya pemikiran Islam yang baru. Proses seperti ini secara terus-menerus dan berkesinambungan menuju pada kesempurnaan yang pada gilirannya dapat melahirkan pemikiran dan peradaban Islam yang semakin lama semakin maju dan berkembang. Sejarah telah membuktikan bahwa perkembangan pemikiran yang terjadi di dunia Islam berpengaruh signifikan terhadap perkembangan peradaban di dunia, salah satunya peradaban Melayu Islam.

Ditinjau dari akar historisnya, perkembangan pemikiran dalam Islam sudah dimulai sejak zaman klasik awal, pada masa Nabi Muhammad Saw. Bahkan kedudukan pemikiran dijadikan sebagai sumber ajaran Islam ketiga setelah Al-Qur'an dan As-Sunnah. Hal ini telah diindikasikan dalam sebuah dialog antara Nabi Muhammad Saw dengan Mu’adz bin Jabal yang saat itu diangkat sebagai gubernur Yaman. Kemudian pemikiran Islam lebih berkembang lagi setelah dunia Islam berinteraksi dengan dunia luar, seperti Persia dan Romawi, terutama Yunani, sehingga menghasilkan perkembangan ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada perkembangan peradaban Islam zaman klasik, pertengahan dan modern, kemudian meluas ke seluruh penjuru Dunia Islam termasuk wilayah Melayu Nusantara[CITATION Mug16 \t \l 1033 ].

Hasil dari perkembangan pemikiran yang sudah dirintis dari periode klasik awal adalah kemajuan peradaban Islam yang mencapai puncak kejayaannya terutama pada masa dua khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809 M) dan anaknya Al-Makmun (813-833 M). Ketika keduanya memerintah, negara dalam keadaan makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin, walaupun ada juga pemberontakan tapi tidak terlalu mempengaruhi stabilitas politik negara, dan luas wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah ini mulai dari Afrika Utara sampai ke India[CITATION Mug13 \t \l 1033 ].

(40)

yang bertahap serta membutuhkan waktu yang cukup lama dapat dikategorikan sebagai proses evolusi, yaitu proses evolusi peradaban. Selain itu juga, perkembangan peradaban akan diikuti oleh perkembangan pendidikan serta karakter masyarakat, sehingga perkembangan peradaban dapat dikatakan sebagai awal perkembangan manusia modern.

2.4 Teori Evolusi tidak Mengingkari Tuhan dalam Penciptaan Makhluk dan tidak Menentang Agama

Penciptaan segala sesuatu yang ada di alam semesta beserta isinya memang mengandung banyak makna yang dalam. Allah SWT menciptakan jagat raya tidak langsung berbentuk dan langsung bisa dijadikan tempat hidup, melainkan melalui tahapan dan jangka waktu yang lama. Dalam surat Qaaf : 38, Allah berfirman:

Artinya:

“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, dan Kami jadikan sedikitpun tidak ditimpa kelelahan.”

(41)

tercampur baurnya hakikat teori evolusi dengan teori evolusi yang dikemukakan oleh Darwin.

Hal inilah yang menyebabkan banyak dari kita enggan untuk mendalami teori evolusi karena menganggap bahwa teori tersebut tidak sesuai dengan prinsip di dalam agama mengenai proses penciptaan, sehingga masyarakat cenderung tidak memiliki motivasi untuk mendalami teori evolusi. Padahal apabila diteliti pada teori evolusi maka pastinya masyarakat tidak akan mengalami kebingungan dalam memahami hubungan teori evolusi secara umum dengan teori evolusi yang dikemukakan oleh Darwin.

Menurut [ CITATION Sam14 \l 1033 ] bahwa di dalam Al-Qur’an tidak pernah membicarakan asal mula secara detail, namun dalam bentuk isyarat-isyarat yang menggambarkan penciptaan melalui proses bertahap dan memerlukan waktu. Dalam surah Hud ayat 7 Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi dalam enam hari.

Artinya:

“Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air. Agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah), “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati.” Niscaya orang-orang kafir itu akan berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”

(42)

manusia di zaman ini dapat dikatakan keturunan Adam atau termasuk jenis Homo sapiens. Dalam Al-Qur’an surat As-sajdah (32):10 menegaskan bahwa Kekuasaan Allah SWT, jika Allah menghendaki maka Allah kuasa untuk menjadikan jenis-jenis makhluk hidup secara penciptaan khusus. Akan tetapi Allah Maha Kuasa dan kalau dikehendaki-Nya, maka kuasa Allah juga untuk menciptakan jenis-jenis Makhluk hidup secara Evolusi.

Dari Surah Hud ayat 7 tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penciptaan bumi berlangsung bertahap dan tidak langsung terjadi seperti kondisi bumi sekarang ini, artinya terjadi proses perubahan (Evolusi) yang memakan waktu lama hingga bumi mencapai kondisi seperti sekarang ini. Dapat disimpulkan juga bahwa Teori Evolusi Biologis tidak harus dianggap menentang Agama.

(43)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Teori-teori Pembentukan Jagad Raya di kenal dengan 3 Teori yaitu: Teori Keadaan Tetap (Steady – State Theory), Teori Dentuman Besar (Big Bang Theory) dan Teori Osilasi.

2. Teori kejadian jagat raya menurut islam yaitu seperti difirmankan dalam Al-Qur’an surat Fushshilat 41 ayat 11 – 12 yang maknanya kira – kira adalah :“ Kemudian ia merancang dari langit dan bumi yang masih berbentuk gas seperti asap. Lalu Tuhan berfirman kepada langit dan kepada bumi sekaligus: “jadikanlah, engkau keduanya, secara sukarela atau terpaksa “. Langit dan bumi berkata : “ kami jadi secara sukarela (patuh)”.

3. Penjelasan Penciptaan Bumi secara Ilmiah dijelaskan dalam berbagai Teori antara lain: Teori Sedimen, Teori Kadar Garam, Teori Termal, Teori Radioaktivitas, dan Teori Penciptaan Bumi dalam Al-Qur’an.

(44)

Penciptaan Bumi dalam Pandangan Agama Islam diterangkan dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 22 dan 164.

5. Menurut evolusi biologi, makhluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik (evolusi kimia) yang kemudian berkembang menjadi struktur kehidupan sel.

6. Asal-usul Manusia dalam perkembangan secara Ilmiah Teori Evolusi Biologis, terkenal dengan Teori Evolusi Darwin yang secara sistematis tersusun dalam buku “The Origin of Species bi Mieans of Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life.”

7. Asal usul manusia menurut pandangan islam mendukung asal-usul manusia menurut teori biologi dan membenarkan teori evolusi bahwa manusia diciptakan tahap demi tahap kejadian demi kejadian hingga jadilah manusia yang sempurna dengan ditiupkan ruh ke dalam raganya.

8. Peradaban Islm merupakan salah satu dari sekian banyak contoh evolusi peradaban yang terjadi di Dunia. Evolusi Peradaban dapat dilihat dari proses perkembangan peradaban yang kian lama kian maju. Peradaban Islam ini merupakan ciri-ciri dimulainya era manusia modern.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Afidah, M. 2012. Identifikasi Pola Miskonsepsi Mahasiswa pada Konsep Mekanisme Evolusi Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). (Online),https://www.unilak.ac.id/media/file/77802842250Artikel_MARAT UL_AFIDAH.pdf, diakses pada 27 Januari 2017.

Akbar, A. 1991. Tuhan dan Manusia. Jakarta: Pustaka karya Grafikatama.

Arifin, S. (2014). Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Deepublish.

Henuhili, V. dkk. 2012. Diktat Kuliah Evolusi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

Majid, Abdul. dkk. 1997. Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang IPTEK. Jakarta: Gema Insani Press.

(46)

Mugiyono. (2013). Perkembangan Pemikiran dan Peradaban Islam dalam Perspektif Sejarah. Journal of Islam Architecture. 14 (1) : 1-20.

Mugiyono. (2016). Integrasi Pemikiran Islam dan Peradaban Melayu: Studi Eksploratif Historis terhadap Perkembangan Peradaban Melayu Islam di Nusantara. Journal of Islamic Aechitecture. 17 (1): 23-45.

Mustofa, A. 2007. Ternyata Adam Dilahirkan. Surabaya: Padma Press.

Prastiwi, M.S. 2009. Implikasi Evaluasi Proses Kuliah Evolusi Manusia pada Domain Afektif Mahasiswa. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009.

Samadi, 2006. Geografi 1. Jakarta: Penerbit Yudhistira.

Saputra, Alaninda. 2017. Persepsi Mahasiswa Calon Guru Biologi tentang Pembelajaran Materi Evolusi di SMA: Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bioeducation Journal. Vol.1 (1) :2354-8363.

Syafii, Ahmad. 2006. Kritik Islam Atas Teori Evolusi Darwin (Suatu Kajian Tentang Asal-Usul Kehidupan Manusia). Jurnal Hanafa. Vol.3 (3) :263-274.

Utoyo, Bambang. 2007. Geografi : Membuka Cakrawala Dunia. Bandung : PT. Setia Purna Inves.

Waluyo, L. 2010. Miskonsepsi dan Kontroversi Evolusi serta Implikasinya pada Pembelajaran. Malang: UMM Press.

Waluyo. Lud. 2005. Evolusi Organik. Malang: UMM Press.

Warianto,Chaidar. 2011. Asal-usul Makhluk Hidup. Publish: 31-05-2011 20:50:46.

(47)

Referensi

Dokumen terkait

Adalah jelas bahwa dalam bagian kedua dari Suluk Cebolek, pengarang ingin menggambarkan Ketib Anom Kudus sebagai seorang yang memiliki pengetahuan tentang isi dan arti

Untuk memberikan mahasiswa master keahlian pada cakupan yang lebih besar dari teknik elektro terkait dengan disiplin ilmu lain;.. Untuk memberikan mahasiswa master dasar-dasar

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari tentang politik dumping yang merupakan suatu kebijakan dalam perdagangan internasional dan membahas

Islam di Indonesia memiliki keunikan dan ke-Khasan yang di simbolkan dengan Pesantren dan banyaknya keorganisasian Tarekat yang ada.Dua hal tersebut memiliki ikatan sejarah yang

1) Merancang sistem informasi evaluasi kinerja dosen yang lebih akurat dan komprehensif dengan menggunakan metode 360- degree. 2) Mengembangkan konsep penilaian dosen

Bagaimana masyarakat people of color ditunjukkan cenderung merasa cukup dengan kehidupan mereka dan apa yang diberikan oleh alam, serta pengesahan diri sebagai pemimpin

Bryce Webster mengemukakan pengertian Waralaba ( Franchise ) dari aspek yuridis, yaitu: lisensi yang diberikan oleh franchisor dengan pem- bayaran tertentu, lisensi yang

Tension Type headache atau nyeri kepala tipe tegang didefinisikan sebagai rasa berat atau tertekan yang menetap, pada kedua sisi kepala yang timbul episodik dan