HaKI - 09
DESAIN INDUSTRI 1
R
on
y A
rif
ia
n
dy
, S
.S
SEJARAH PENGATURAN DESAIN
INDUSTRI
Pengaturan tentang Desain Industri dikenal pada abad ke-18 terutama di Inggris karena adanya Revolusi Industri.
Desain Industri awalnya berkembang pada sektor tekstil dan kerajinan tangan yang dibuat secara massal.
UU pertama yang mengatur mengenai Desain Industri adalah "The designing and printing of linens, cotton, calicoes and muslin act" sekitar tahun 1787.
Pada saat ini Desain Industri hanya dalam bentuk 2 Dimensi.
Sedangkan Desain Industri dalam bentuk 3 (tiga) Dimensi mulai diatur melalui Sculpture Copyright Act 1798 pengaturannya
masih sederhana hanya meliputi model manusia dan binatang. Lalu pada tanggal 20 Maret 1883 The Paris Convention for the
Protection of Industrial Property (Paris Convention). Amanat pada pasal 5 Paris Convention menyatakan bahwa Desain Industri
harus dilindungi di semua negara anggota Paris Convention 2
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
ESTETIKA VERSUS
FUNGSIONALITAS
Perlindungan desain memberikan hak monopoli
kepada pemilik desain atas bentuk, konfigurasi,
pola atau ornamentasi tertentu dari sebuah
desain.
Dengan demikian, hukum desain hanya melindungi
penampilan bentuk terluar dari suatu produk.
Undang-Undang Desain Industri tidak melindungi
aspek fungsional dari sebuah desain, seperti cara
pembuatan produk, cara kerja, atau aspek
keselamatannya. Pembuatan, pengoperasian dan
ciri-ciri barang tertentu dilindungi oleh hukum
paten.
[2] 3R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
DESAIN INDUSTRI
Adalah suatu
kreasi
tentang bentuk, konfigurasi,
atau komposisi garis atau warna, atau garis dan
warna atau gabungan dari padanya yang
berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang
memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta
dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,
barang, komoditas industri atau kerajinan tangan
Hak Desain Industri merupakan hak eksklusif
yang diberikan kepada pemegang hak desain
industri untuk dalam jangka waktu tertentu
melaksanakan sendiri atau memberi izin kepada
orang lain untuk melaksanakannya
4R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
DESAIN INDUSTRI
Ruang Lingkup
1. Melaksanakan hak yang dimilikinya sendiri
2. Melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai,
mengimpor, mengekspor dan atau mengedarkan barang yang diberi hak desain industri
Perkecualian pemakaian hak desain industri untuk kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang hak desain industri . Pengertian kepentingan yang wajar
adalah :
Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan penelitian yang dimaksud
misalnya : kepentingan yang wajar dari pendesain tidak akan dirugikan apa bila desain industri digunakan untuk seluruh lembaga pendidikan yang ada di tempat tersebut
2. Kriteria kepentingan semata-mata diukur dari ada tidaknya unsur
komersial, tetapi juga dari kuantitas penggunannya
5
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
DESAIN INDUSTRI
Subyek hak desain industri
Pendesain atau yang menerima hak tersebut dari pendesain
Jika dibuat dalam hubungan kerja/pesanan bila tidak diperjanjikan
lain pemegangnya adalah pemberi kerja --> pendesainnya adalah pembuat
Jika dibuat bersama-sama maka hak tersebut diberikan kepada
mereka
Pengalihan Hak
Hak desain industri dapat beralih atau dialihkan dengan cara :
pewarisan, hibah, wasiat,
perjanjian tertulis
sebab lain yang di benarkan oleh peraturan perundang-undangan
yang ada.
6
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
PERBEDAAN ANTARA DESAIN
INDUSTRI
Perbedaan antara satu Desain Industri dengan Desain Industri lainnya, haruslah didasarkan oleh kesan estetis yang
ditimbulkannya sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 Angka 1 UU Desain Industri bahwa suatu kreasi Desain Industri
bertujuan untuk memberikan kesan estetis.
Jadi untuk dapat dikatakan memiliki kebaruan, Suatu Desain Industri harus memiliki perbedaan kesan estetis (berbeda secara signifikan) dengan Desain Industri lain yang sudah ada
sebelumnya, dan juga bukan merupakan kombinasi dari
fitur-fitur Desain Industri yang sudah ada atau diketahui sebelumnya. Hal ini sejalan dengan ketentuan dalam Pasal 25 Ayat (1)
perjanjian TRIPs (Agreement on Trade of Related Aspects on Intellectual Property Rights).[8]
7
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
8
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
PERBEDAAN ANTARA DESAIN
INDUSTRI
Apabila kita membandingkan hanya berdasarkan sama (identik) atau
tidak sama (tidak identik) berdasarkan penglihatan semata, maka bisa saja kita katakan keduanya tidak identik karena terdapat perbedaan pada spion dan stiker bodi. Namun apabila kita membandingkan dengan menggunakan kriteria sama atau tidak sama berdasarkan inti kreasi Desain Industri yang membentuk kesan estetis, maka kedua Desain Industri tersebut dapat dikatakan memiliki kesamaan Desain Industri. Hal ini dikarenakan perbedaan spion terhadap tampak keseluruhan Desain Industri mobil sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Sedangkan stiker bodi pada mobil hanyalah penambahan dari Desain Industri yang sudah terdaftar milik orang lain, sehingga hal inipun dapat diabaikan (seolah-olah tidak ada pada mobil). Dengan demikian desain mobil yang didaftarkan oleh perusahaan B tidak dapat
didaftarkan karena bodi mobil yang menjadi inti dari desain mobil tersebut milik pihak lain yaitu perusahaan A. Komponen berupa spion dan stiker mobil yang menjadi tambahan pada desain mobil tersebut, apabila keduanya memiliki kebaruan maka masing-masing komponen tersebut dapat diajukan permohonan pendaftaran desain industri
tersendiri.
9
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
PEMBATALAN DESAIN INDUSTRI
Desain industri yag telah terdaftar dapat dibatalkan dengan 2 (dua)
cara, yaitu :
Berdasarkan permintaan pemegang hak
Desain Industri terdaftar dapat dibatalkan oleh Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual atas permintaan tertulis yang diajukan oleh pemegang hak. Apabila desain industri tersebut telah
dilesensikan, maka harus ada persetujuan tertulis dari penerima lisensi yang tercatat dalam daftar umum desain industri, yang dilampirkan pada permintaan pembatalan pendaftaran tersebut. Jika tidak ada persetujuan maka pembatalan tidak dapat
dilakukan.
Berdasarkan gugatan (putusan pengadilan)
Gugatan pembatalan pendaftaran desain industri dapat diajukan
oleh pihak yang berkepentingan kepada Pengadilan Niaga. Putusan Pengadilan Niaga tersebut disampaikan kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual paling lama 14 (empat belas) hari setelah tanggal putusan.
10
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN
DESAIN INDUSTRI
1. Perlindungan terhadap Hak Desain Industri diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal
Penerimaan.
2. Tanggal mulai berlakunya jangka waktu perlindungan sebagaimana dimaksud dicatat dalam Daftar Umum Desain Industri dan diumumkan dalam Berita Resmi Desain Industri.
11
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
PROSEDURE
PERMOHONAN
PENDAFTARAN
12
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
13
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
14
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
15
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
CONTOH KASUS SENGKETA DESAIN INDUSTRI 1
KASUS PENGGUGATAN DESAIN INDUSTRI PERMEN ALPENLIEBE
Permen Alpenliebe Lollipop yang beredar di pasaran Indonesia
ternyata sempat menimbulkan sengketa desain industri dengan salah
satu produk permen dalam negeri milik pengusaha Indonesia.
Masalahnya bersumber dari kesamaan desain permen Lollyball dengan
desain permen Lollipop. Desain industri milik Perfetti Van
Melle terdaftar dalam sertifikat No. ID 004058 tanggal 8 Januari 2003
dengan judul Lollipops.
Menurut kuasa hukum Agus dari Pieter Talaway & Associates,
kesamaan itu terletak pada bentuk dan konfigurasi. Namun dalam
gugatan tidak dijelaskan secara rinci dimana letak kesamaannya.
Kesamaan itu dapat mengecoh masyarakat tentang asal usul atau
sumber produk Agus dan Perfetti Van Melle sehingga bertentangan
dengan Pasal 4 UU No. 31 Tahun 2001 tentang Desain Industri.
16
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
CONTOH KASUS SENGKETA DESAIN INDUSTRI 1
KASUS PENGGUGATAN DESAIN INDUSTRI PERMEN ALPENLIEBE
Desain industri permen Alpenliebe dinilai tidak memiliki kebaruan.
Karena itu, dalam petitum gugatan, Agus meminta majelis hakim agar
membatalkan desain industri milik Perfetti Van Melle. Sebab sebelum
Perfetti Van Melle mendaftarkan desain industri permen Alpenliebe,
konfigurasi desain sudah beredar luas (
public domain
). Perfetti Van
Melle dinilai tidak beritikad baik dalam mendaftarkan desain industri.
Agus sendiri telah memproduksi permen Yoko sejak tahun 1999. Ia
juga telah mengantongi sertifikat merek No. 460924 pada 5 Januari
2001. Kemudian diperpanjang dengan sertifikat No. IDM 000194839.
17
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
Kuasa hukum Perfetti Van Melle dari Soemadipraja & Taher,
menyatakan gugatan Agus tidak berdasar. Karena Agus sendiri tidak
pernah mendaftarkan desain industri Lollyball sehingga tidak memiliki
hak eksklusif atas desain permen Lollyball. Apalagi, melarang pihak
lain untuk mengunakan desain yang menyerupai desain permen
Lollyball. Faktanya, etiket desain industri permen Lollipops dan
Lollyball pun berbeda. Etiket merek permen Lollyball memiliki
berbagai macam unsur gambar. Selain itu, pada desain produk
permennya terdapat garis di permukaan. Sementara, pada permukaan
permen Lollipops bergaris dengan alternatif warna yang berbeda. Garis
itupun bervariasi, ada yang horisontal, diagonal kiri ke kanan atau
sebaliknya dan atau tidak beraturan/bervariasi.
18
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
Dalam rezim hukum desain industri tidak dikenal konsep kemiripan
atau persamaan pada pokoknya dalam konsep perlindungan desain
industri di Indonesia. Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Departemen
Hukum dan HAM mengeluarkan sertifikat desain industri untuk
produk Perfetti Van Melle menunjukan pendaftaran desain industri
tidak bermasalah. Tidak melanggar peraturan perundang-undangan,
ketertiban umum, agama dan kesusilaan. Pendaftaran sertifikat desain
industri Perfetti Van Melle telah melalui tahap pemeriksaan baik
administratif, substantif dan telah diumumkan. Ketika, masa
pengumuman tidak ada pengajuan keberatan terhadap pemohon
pendaftaran desain industri yang diumumkan. Kuasa hukum Perfetti
Van Melle menilai tidak mungkin perusahaan asal Italia itu
membahayakan reputasinya dengan meniru desain permen dari
produsen lain.
19
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
Kasus sengketa desain industri antara Perfetti Van
Melle dan Agus Susanto memberi pelajaran kepada
seluruh pelaku industri di Indonesia bahwa pendaftaran
hak milik perindustrian -salah satunya desain industri-
harus dilakukan secepatnya dan selengkap-lengkapnya
agar memperoleh jaminan perlindungan hukum terhadap
produk secara menyeluruh. Jika ingin mengajukan
gugatan, maka gugatan tersebut haruslah memiliki dasar
fakta yang kuat dan dapat dibuktikan kebenarannya,
serta dilakukan di saat yang tepat. Desain industri yang
kreatif dan inovatif diperlukan dalam mendesain suatu
produk agar menjadi produk yang unik, diterima oleh
konsumen, dan terhindar dari dugaan plagiarisme oleh
pihak lain.
20
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
CONTOH KASUS SENGKETA DESAIN INDUSTRI 2
APPLE PERMANEN SINGKIRKAN SAMSUNG DARI JERMAN
Dalam kasus pelanggaran hal intelektual, hakim pengadilan di Duesseldorf, Jerman, memutuskan memblokir samsung Galaxy Tab 10.1.
“Untuk konsumen, mereka akan tetap melihat impresi yang sangat mirip secara keseluruhan antara 2 device tersebut,” demikian salah satu isi alasan keputusan pengadilan Duesseldorf, Jumat (9/9).
Hakim Ketua Johanna Brueckner-Hofmann mengatakan, isu krusial adalah tampilan Galaxu Tab mirip dengan gambar yang didaftarkan Apple ke grup properti intelektual Uni Eropa.
Keputusan itu membuat permanen apa yang telah diputuskan 9 Agustus lalu. Artinya, Samsung harus memberhentikan dan menarik penjualan Galaxy Tab 10.1. Keputusan pengadilan Duesseldorf tak mempengaruhi penjualan di negara Unie Eropa lainnya.
Samsung bakal mengajukan banding dengan alasan keputusan itu membatasi pilihan konsumen dan mengekang inovasi desain plus perkembangan industri, seperti dilansir Bloomberg.
Pengadilan Jerman belum memutuskan apakah device Samsung melanggar hak paten Apple.
“Kasus yang kami tangani tidak berhubungan dengan merek dagang atau paten untuk teknologi,” ucap sang hakim.
21
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
DESAIN INDUSTRI PRODUK BAYI
DIPERSENGKETAKAN
PT Bayi Kiddy Indonesia agaknya tak menyangka produk perlengkapan bayi berupa tempat makanan, cangkir dan tutup cangkir bayi yang dipasarkan sejak tahun 2000 menuai masalah. Bermula dari penyitaan produk, masalah itu kemudian berlanjut ke meja hijau. Bayi Kiddy keberatan dengan pendaftaran hak desain industri ketiga produk milik pengusaha lokal Asai Harum. Pasalnya, pendaftaran hak itulah yang menjadi cikal bakal penilaian polisi bahwa produk Bayi Kiddy illegal.
Pertengahan Februari 2009 lalu, Bayi Kiddy mengajukan pembatalan sertifikat desain industri produk bayi milik Asai Harum sebagai tergugat I ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) Departemen Hukum dan HAM juga disasar sebagai turut tergugat. Persidangan lanjutan perkara ini digelar Kamis (30/4) pekan lalu dengan agenda pemeriksaan ahli dari pihak Bayi
Kiddy. 22
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
Dalam gugatannya diterangkan, Bayi Kiddy adalah perusahaan
yang bergerak di bidang perdagangan barang perlengkapan dan aksesoris bayi dan anak-anak, termasuk ketiga produk 'bermasalah' itu. Dalam menjalankan usahanya, Bayi Kiddy juga menggaet pasar swalayan sebagai distributor dan pemasaran produk bayi. Namun, 23 Januari 2009, polisi menyita produk Bayi Kiddy dari beberapa pasar swalayan yang bekerja sama dengan Bayi Kiddy. Selain itu, Bayi Kiddy juga dipanggil polisi terkait dugaan tindak pidana pelanggaran desain industri.
Dari kejadian itu, Bayi Kiddy baru mengetahui bahwa tergugat
telah mendaftarkan desain industri terhadap ketiga produk bayi ke Ditjen HKI. Yakni, tempat makanan bayi terdaftar dengan No. ID 0 005 871 tanggal penerimaan 4 September 2003, cangkir minuman bayi No. ID 0 005 970 tanggal penerimaan 16 Septermber 2003 dan pada saat yang sama tutup cangkir minum
bayi dengan nomor pendaftaran ID 0 005 971. 23
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
DESAIN KANAL PINTU BESI LIPAT
DAN DAUN PINTU BESI LIPAT
Jusman Husein selaku tergugat pada tingkat Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat mendaftarkan desain industri berupa kanal pintu besi lipat dan daun pintu besi lipat sebagai hasil desainnya dan mendapatkan hak eksklusif melalui permohonan pendaftaran hak desain industrinya, yaitu sertifikat desain industri kanal pintu besi lipat terdaftar dengan No. ID 010 726-D dan No. I726-D 0 010746-726-D serta daun pintu besi lipat terdaftar dengan No. ID 0 10 735-D dan No.ID 0 010 723-D.
Tody selaku penggugat mendalilkan bahwa bahan terpenting
untuk pembuatan folding gate adalah secara umum telah dikenal dan menjadi milik umum (Public Domain) dan memiliki kesamaan dengan desain industri yang diperdagangkan oleh penggugat maupun pihak lain baik dari segi konfigurasi maupun bentuknya. Dalam hal ini Tody berkeyakinan bahwa Jusman Husein dengan itikad tidak baik (Bad Faith) sengaja
mendaftarkan seluruh objek sengketa desain industri tersebut. 24
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
Pengadilan
Niaga
Jakarta
Pusat
memutuskan
membatalkan desain industri milik Jusman Husein.
Pertimbangan
Hakim
Pengadilan
Niaga
dalam
memutuskan perkara adalah tidak adanya unsur
kebaruan sesuai ketentuan dalam pasal 2 Undang –
Undang Desain Industri Nomor 31 Tahun 2000. Desain
industri milik Jusman Husein tidak memiliki perbedaan
dalam bentuk dan konfigurasi secara signifikan dengan
desain industri yang telah ada sebelumnya. Maka dalam
Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan
gugatan penggugat dalam hal ini Tody seluruhnya.
Menyatakan batal atau membatalkan sertifikat desain
industri kanal pintu besi lipat terdaftar dengan No. ID 010
726-D dan No. ID 0 010 746-D serta daun pintu besi lipat
terdaftar dengan No. ID 0 10 725-D dan No. ID 0 010
723-D atas nama Jusman Husein (tergugat)
adalah-25
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
dilandasi itikad tidak baik (Bad Faith) karena tergugat mendaftarkan desain industrinya secara melawan hukum secara tidak layak serta tidak jujur. Pengadilan Niaga memutuskan membatalkan pendaftaran desain industri kanal pintu besi lipat terdaftar dengan sertifikat No. ID 010 726-D tanggal 11 Juli 2007, serta desain industri serta daun pintu besi lipat terdaftar dengan No. ID 0 010 725-D tanggal 27 Juni 2007 dan sertifikat dan No. ID 0 010 723-D tanggal 27 Juni 2007 atas nama Jusman Husen (tergugat) dari Daftar Umum Desain Industri, Direktorat Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Memerintahkan kepada Direktorat Desain Industri, Direktorat Hak Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia selaku turut tergugat untuk menaati putusan ini dengan mencoret pendaftaran desain industri kanal pintu besi lipat terdaftar dengan sertifikat No. ID 010 726-D tanggal 11 Juli 2007.
26
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
Sertifikat No. ID 0 010 746-D tanggal 11 Juli 2007,
sertadesain industri serta daun pintu besi lipat terdaftar dengan No. ID 0 010 725-D tanggal 27 Juni 2007 dan sertifikat dan No. ID 0 010 723-D tanggal 27 Juni 2007 atas nama Jusman Husen (tergugat) dari Daftar Umum Desain Industri dengan segala akibat hukumnya.
Kemudian dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 533K/Pdt.Sus/2008 Tanggal 25 September 2008 Jo. Putusan
Pengadilan Niaga Nomor 05/Desain
Industri/2008/PN.Niaga.Jkt.Pst Tanggal 19 Juni 2008 menyatakan bahwa Pengadilan Niaga telah benar dan tepat dalam memutuskan bahwa dalam perkara desain kanal pintu besi lipat dan daun pintu besi lipat, yang mana Jusman Husein sebagai pemohon kasasi sedangkan Tody sebagai termohon kasasi. Maka permohonan kasasi yang diajukan oleh
pemohon kasasi Jusman Husein tersebut haruslah ditolak. 27
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
DESAIN INDUSTRI KARPET
DENGAN MOTIF PILAR DAN
KARPET DENGAN MOTIF MASJID
PT. Nobel Carpets sebagai pihak penggugat mengajukan gugatan desain industri atas karpet dengan motif Pilar dan karpet dengan motif Masjid yang didaftarkan PT. Universal Carpets and Rugs sebagai pihak penggugat.
Dasar gugatan PT. Nobel Carpets atau penggugat adalah desain industri atas karpet dengan motif pilar dan masjid yang keduanya didaftarkan atas nama PT. Universal Carpets and Rugs adalah tidak baru pada saat diterimanya permohonan pendaftarannya , masing-masing pada tanggal 4 Juli 2003 dan 8 Juli 2003, karena sama dengan desain industri karpet dengan motif pilar dan motif masjid yang telah digunakan di Indonesia oleh penggugat atau PT. Nobel Carpets sejak tahun 1995.
28
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
Tuntutan penggugat atau PT. Nobel Carpets adalah agar tergugat
PT. Universal Carpets and Rugs dinyatakan beritikad tidak baik pada waktu pengajuan permohonan pendaftaran desain industri yang terdaftar dengan No. ID 0 005 420 dengan karpet motif pilar dan desain industri dengan No. ID 0 005 425. Tuntutan agar desain industri No. ID 0 005 420 dengan judul karpet dengan motif pilar dan desain industri No. ID 0 005 425 dengan judul karpet motif masjid. Pada putusan pengadilan niaga, majelis hakim berpendapat bahwa
motif pilar dan motif masjid yang diproduksi PT. Universal Carpets and Rugs atau tergugat tidak sama dengan karpet pilar dan masjid yang diproduksi oleh penggugat dengan pertimbangan bahwa setelah membandingkan karpet-karpet produk penggugat dengan karpet produk tergugat sepintas memang memiliki kemiripan, namun apabila diteliti lebih seksama dari segi bentuk, konfigurasi, komposisi garis dan ornamentasi khas ternyata berbeda, sehingga karpet-karpet produk tergugat dapat dikatakan memiliki nilai
kebaruan atau novelty. 29
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
Dalam putusan tersebut Majelis Hakim menimbang bahwa Pasal 10 Undang-undang Desain Industri menyatakan bahwa hak atas desain industri hanya diberikan atas dasar permohonan. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, maka perlindungan desain industri hanya diberikan kepada pihak yang telah mengajukan permohonan pendaftaran desain industri. Sesuai dengan ketentuan pasal 12 Undang-undang desain Industri bahwa pihak yang untuk pertama kali mengajukan permohonan dianggap sebagai pemegang hak desain industri, kevuali dapat dibuktikan sebaliknya.
Berdasarkan ketentuan pasal diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa secara yuridis PT. Universal Carpets and Rugs atau tergugatlah sebagai pihak yang pertama kali mengajukan permohonan pendaftaran atas desain industri karpet dengan motif masjid pada turut tergugat atau Direktorat Jendral HaKI. Sehingga mutatis mutandis sesuai dengan ketentuan pasal 9 ayat (1) Undang-undang Desain Industri.
30
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
Hakim juga memiliki opini bahwa penggugat dalam kesempatannya tidak pernah mengajukan pendaftaran desain industri atas karpet yang diproduksinya, sehingga dapat dinyatakan bahwa penggugat tidak berhak menerima perlindungan desain industri untuk karpet yang diproduksinya tersebut. Dalam kasasinya Mahkamah Agung juga berpendapat bahwa putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tersebut telah tepat dan benar.
Nilai kebaruan tidak hanya diklaim atas penampilan keseluruhannya, tetapi juga berdasarkan pada kombinasi elemen-elemen yang pada awalnya telah diketahui. Sesuai dengan Undang-undang Desain Industri di Indonesia bahwa suatu desain akan mendapatkan perlindungan hukum jika desain tersebut benar-benar baru, dengan kata lain memiliki
unsur kebaruan. 31
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S
SUMBER
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol218
93/desain-industri-produk-bayi-dipersengketaka
n
http://widyadheya.blogspot.com/2013/06/tugas-ke
-2-hukum-industri-kasus.html
http://henrymedan.blogspot.com/2013/06/haki-des
ain-industri.html
32
R
on
y A
rif
ian
dy
, S
.S