148
MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MELALUI
SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
Fakih
Kepala SD Negeri Neroh 1 Bangkalan
Abstrak:Masalah yang dikemukakan dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Apakah kompetensi Pedagogik guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan dalam penyusunan rencana pembelajaran dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik?” Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dan refleksi, dan dilakukan minimal dalam dua siklus. dilakukan di SD Negeri Neroh 1, Bangkalan sejak bulan Oktober sampai bulan November, tahun pelajaran 2014/2015, hasil penelitian ini adalah dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap 5 orang guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan keguruan tersebut, berhasil meningkatkan kompetensi pedagogik mereka dalam menyusun Perencanaan Pembelajaran.
Kata Kunci:Kompetensi, Pedagogik dan Supervisi
Abstract: The issue raised was encapsulated in the following research questions: "Does competence Pedagogic teachers who do not have a background in teacher education in the preparation of lesson plans can be improved through academic supervision?" This research was conducted in three stages, namely preparation, implementation and evaluation and reflection, and performed at least in two cycles. carried out in primary schools Neroh 1, Bangkalan from October to November, in the academic year 2014/2015, the results of this research is that it can be concluded that the academic supervision conducted by the principal of the five teachers who do not have the educational background of the teacher, managed to increase their pedagogic competence in preparing Lesson Planning.
149 Pendahuluan
Upaya memperbaiki dan meningkat-kan
mutu pendidikan seakan tidak pernah
berhenti. Banyak agenda refor-masi yang
telah, sedang, dan akan dilak-sanakan.
Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi
pendidikan, yakni mem-perbaiki pola
hubungan sekolah dengan lingkungannya
dan dengan pemerintah, pola pengembangan
peren-canaan, serta pola pengembangan
manajerialnya, pem-berdayaan guru dan
restrukturisasi model model pembe-lajaran.
Reformasi pendidikan tidak cukup hanya
dengan perubahan dalam sektor kurikulum,
baik struktur maupun pro-sedur
penulisannya. Pembaharuan kurikulum akan
lebih bermakna bila diikuti oleh perubahan
praktik pem-belajaran di dalam maupun di
luar kelas. Keberhasilan implementasi
kurikulum sangat dipengaruhi oleh
kemampuan guru yang akan mene-rapkan
dan mengaktualisasikan kuri-kulum tersebut.
Upaya perwujudan pengem-bangan silabus
menjadi peren-canaan pembelajaran yang
implement-tatif memerlukan kemampuan
yang kom-prehensif. Kemampuan itulah
yang dapat mengantarkan guru menjadi
tenaga yang professional. Guru yang
profe-ssional harus memiliki 5 (lima) kompe-tensi
yang salah satunya adalah kompe-tensi
penyusunan rencana pembe-lajaran. Namun
dalam kenyataannya masih banyak guru
yang belum mampu menyu-sun rencana
pembelajaran sehingga hal ini secara
otomatis berim-bas pada kualitas out put
yang dihasilkan dalam proses pembelajaran.
Ada beberapa faktor yang menye-babkan
guru kesulitan dalam menyusun rencana
pembelajaran, diantaranya : 1.1 Guru tidak
memiliki dasar pendidikan keguruan
sehingga tidak dibekali dengan pengetahuan
tentang perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran. 1.2 Guru belum pernah
mengikuti pelatihan penyusunan RPP
sehingga mereka hanya copy paste pada
temannya, padahal seringkali RPP hasil
copy paste tidak relevan dengan situasi dan
kondisi di sekolahnya sehingga RPP yang
ada tidak bisa dijadikan acuan dalam proses
pembelajaran.
Guru sudah pernah mengikuti pelatihan,
tapi belum mampu mene-rapkannya di
sekolah. Kondisi terse-but tentu tidak bisa
dibiarkan terus menerus, tetapi harus ada
solusi dan tindakan nyata dari kepala
sekolah sebagai penanggungjawab
keberhasi-lan pendidikan di sekolahnya.
Para guru tersebut harus mendapatkan
pembinaan agar mampu meningkat-kan
kemampuannya dalam menyusun rencana
pembelajaran, terutama bagi guru-guru yang
150 pendidikan keguruan, sebelum mereka
menem-puh pendidikan tambahan agar
memiliki akta IV sebagai bukti kewenangan
mengajar. Kepala seko-lah perlu melakukan
suatu tindakan melalui supervisi akademik
untuk membantu meningkatkan kemampuan
mereka dalam menyelesaikan perma-salahan
yang dihadapinya.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka
masalah penelitian penulis rumuskan dalam
bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: “ Apakah kompetensi Pedagogik guru yang tidak memiliki latar belakang
pendi-dikan keguruan dalam penyusunan
rencana pembelajaran dapat ditingkat-kan melalui supervisi akademik ?”
Upaya peningkatan kemampuan guru-
guru yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan keguruan dalam menyusun
rencana pembelajaran dapat dilakukan
dengan berbagai cara diantaranya me-lalui
pelatihan, seminar, workshop, menyediakan
berbagai panduan dan modul. Namun
setelah mempertimbang-kan berbagai
kelebihan dan kekura-ngannya, maka
pembinaan yang te-rencana dan
berkesinambungan dalam supervisi
akademik melalui tehnik su-pervisi
kelompok dianggap lebih efektif karena
setiap permasalahan yang ditemukan bisa
langsung dicarikan solusi bersama dan
waktunya bisa disesuaikan dengan
kemampuan masing masing guru. Dalam
pelaksanaannya kepala sekolah akan dibantu
oleh beberapa guru/wakasek yang dianggap
telah memiliki pengetahuan yang cukup dan
kemampuan yang baik.
Dalam menyusun rencana pembe-lajaran.
Sesuai dengan permasala-han diatas, maka
tujuan utama dari penelitian tindakan
sekolah ini adalah untuk membantu
meningkatkan kompetensi paedago-gik guru
guru di SD Negeri Neroh 1, Bangkalan,
yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan keguruan, dalam menyusun
rencana pembelajaran yang sesuai dengan
standar kompetensi masing- masing
pelajaran agar dapat menjadi acuan dalam
proses pembelajaran sehingga peserta didik
mampu mencapai kriteria ketuntasan
minimal.
Penelitian tindakan ini diha-rapkan
dapat bermanfaat bagi berba-gai
kalangan,antara lain: Bagi kepala sekolah
dapat lebih meningkatkan kemampuan
dalam melakukan pembi-naan kepada para
guru melalui super-visi akademik. Bagi para
guru dapat memberikan manfaat yang besar
dalam membantu memecahkan masa-lah
yang berhubu-ngan dengan penyusunan
perencana-an pembela-jaran,sehingga
151 yang akan berdampak pada peningkatan
hasil pembelajaran.
Dalam kompetensi pedagogik,
disebutkan beberapa kompetensi inti yang
harus dikuasai oleh seorang guru mata
pelajaran, diantaranya adalah engembangkan
kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran yang diampu. Memahami
prinsip-prinsip pengembang-an kurikulum.
Menentukan tujuan pembelajaran yang
diampu. Menentukan pengala-man belajar
yang sesuai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diampu. Memilih materi
pembelajaran yang diampu yang terkait
dengan pengalaman belajar dan tujuan
pembelajaran. Menata materi pembela-jaran
secara benar sesuai dengan pendekatan yang
dipilih dan karak-teristik peserta didik.
Mengembangkan indikator dan instrumen
penilaian.
Dalam rangka mengimplementasi-kan
pogram pembelajaran yang sudah
dituangkan di dalam silabus, guru harus
menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP merupakan
pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, labora-torium,
dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi
dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di
dalam RPP memuat hal-hal yang langsung
berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam
upaya pencapaian penguasaan suatu
Kom-petensi Dasar.
Isi dan alokasi waktu setiap RPP ini
tergantung kepada luas dan sempitnya
pokok/satuan bahasan yang dicakupnya.
Misalnya suatu pokok/satuan bahasan yang
membutuhkan waktu hanya 2 jam pelajaran,
mungkin bisa selesai diajarkan dalam satu
kali pertemuan saja. Tetapi pokok/satuan
bahasan yang membu-tuhkan waktu 4 jam
pelajaran perlu disampaikan dalam dua kali
perte-muan. Supaya tidak terlalu kaku/rigid,
tidak perlu membuat RPP untuk setiap kali
pertemuan secara terpisah-pisah, namun bisa
diatur untuk satu RPP misalnya mencakup
materi pembe-lajaran untuk 3-4 kali
perte-muan.
Komponen-komponen RPP ini lebih rinci
dan lebih spesifik di-bandingkan dengan
komponen-komponen dalam silabus. Bentuk
RPP yang dikembangkan pada berbagai
daerah atau sekolah mung-kin berbeda-beda,
tetapi isi dan prinsipnya seharusnya sama.
Kom-ponen minimal yang ada dalam RPP
adalah tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembela-jaran,
sumber belajar, penilaian hasil belajar.
Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah
melaksanakan supervisi akademik. Untuk
melaksanakan su-pervisi akademik secara
152 interpersonal dan teknikal (Glickman, at al;
2007). Oleh sebab itu, setiap Kepala Sekolah
harus memiliki dan menguasai konsep
supervisi aka-demik yang meliputi:
pengertian, tujuan dan fungsi,
prinsip-prinsip,dan dimensi-dimensi substansi
supervisi akademik.
Supervisi akademik adalah serang-kaian
kegiatan membantu guru mengem-bangkan
kemampuannya me-ngelola proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et
al; 2007). Hasil supervisi akademik
berfungsisebagai sumber informasi bagi
pengembangan professi-onalisme guru.
Prinsip-prinsip supervisi akademik a.
Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai
kondisi sekolah. b. Sistematis artinya
dikembangan sesuai perencanaan prog-ram
supervisi yang matang dan tujuan
pembelajaran. c. Objektif artinya masu-kan
sesuai aspek-aspek instrumen. d. Realistis
artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
e. Antisipatif artinya mampu menghadapi
masalah-masalah yang mungkin akan
terjadi. f. Konstruktif artinya
mengembangkan kreativitas dan inovasi
guru dalam mengembangkan proses
pembela-jaran. g. Kooperatif artinya ada
kerja sama yang baik antara supervisor dan
guru dalam mengembangkan pembe-lajaran.
h. Kekeluargaan artinya
mempertim-bangkan saling asah, asih, dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran. Demokratis
artinya supervisor tidak boleh mendominasi
pelaksanaan supervisi akademik. j. Aktif
artinya guru dan supervisor harus aktif
berparti-sipasi. k. Humanis artinya mampu
menciptakan hubu-ngan kemanusiaan yang
harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar,
antusias, dan penuh humor l.
Berkesinam-bungan (super-visi aka-demik dilakukan
secara teratur dan berke-lanjutan oleh
Kepala serkolah. m. Terpadu, artinya
menyatu dengan dengan program
pendidikan. n. Komprehensif artinya
memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik
di atas.
Dimensi-dimensi subtansi super-visi
akademik a. Kompetensi kepri-badian. b.
Kompetensi pedagogik. c. Kompotensi
profesional. d. Kompe-tensi sosial.
Supervisi akademik sama sekali bukan
penilaian unjuk kerja guru. Apalagi bila
tujuan utama peni-laiannya semata-mata
hanya dalam arti sempit, yaitu
mengkalkulasi kualitas keberadaan guru
dalam memenuhi kepentingan akreditasi
guru belaka.
Teknik supervisi kelompok adalah satu
cara melaksanakan program supervisi yang
Guru-153 guru yang diduga, sesuai dengan analisis
kebu-tuhan, memiliki masalah atau
kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang
sama dikelompokkan atau dikum-pulkan
menjadi satu/bersama-sama. Ke-mudian
kepada mereka diberikan layanan supervisi
sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan
yang mereka hadapi. Menurut Gwynn, ada
tiga belas teknik supervisi kelompok,
sebagai berikut 1. Kepa-nitiaan-kepani-tiaan
2. Kerja kelom-pok 3. Laborato-rium
kurikulum 4. Baca terpimpin 5. Demonstrasi
pembe-lajaran 6. Darma-wisata 7.
Kuliah/studi 8. Diskusi panel 9.
Perpustakaan jabatan 10. Organisasi
pro-fesional 11. Buletin supervisi 12. Pertemuan
guru 13. Loka-karya atau konferensi
kelompok
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga
tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi dan refleksi, dan dilakukan minimal
dalam dua siklus. Pada tahap persiapan
dibuat dibuat skenario kegia-tan, jadwal
waktu, tempat serta sarana pendukung
lainnya seperti lembar ob-servasi, serta
angket Penelitian dila-kukan di SD Negeri
Neroh 1, Bangkalan sejak bulan Oktober
sampai bulan No-vember.
Penelitian ini ditujukan kepada guru guru
semua mata pelajaran yang tidak memiliki
latar belakang pendidikan keguruan yang
berjumlah 5 orang kelas dan 1 orang guru
mata pelajaran Penjas
Langkah-langkah PTS yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, penga-matan, dan
refleksi.
1. Siklus 1 Perencanaan
Penelitian tindakan ini melibat-kan 5
orang guru mata pelajaran yang tidak
memiliki latar belakang pendidikan
keguruan,yang ada di sekolah ini. Hal ini
perlu dilakukan karena mereka tidak pernah
dibekali dengan pengetahuan tentang
pengelo-laan pembelajaran sehingga
menga-lami kesulitan dalam menyusun
pe-rencanaan pembelajaran yang akan
dilakukan di kelas sesuai dengan mata
pelajaran masing-masing.Kegiatan ini
dilakukan selama 2 bulan yaitu sejak bulan
Oktober sampai November,dan dilakukan di
sekolah dengan pengaturan waktu yang
lebih fleksibel sehingga tidak mengganggu
jadwal kegiatan pembelajaran. Sarana yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah silabus
yang telah disusun bersama oleh setiap
kelompok guru mata pelajaran dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
154 sesuai dengan Standar kompetensi dan
Kompetensi dasar pada masing-masing mata
pelajaran. RPP inilah yang menjadi bahan
acuan untuk menentukan materi pembinaan
terhadap masing-masing guru, dan sekaligus
menjadi alat ukur keberhasilan penelitian.
Kegiatan ini dilakukan dalam dua siklus
hingga guru dinilai memiliki kemampuan
untuk menyusun peren-canaan pembelajaran
yang baik. Dalam setiap siklus supervisor
melakukan observasi dan penilaian terhadap
per-kembangan kemampuan setiap guru.
Tindakan dan pengamatan
Penelitian diawali dengan cara
me-nyerahkan rencana pembelajaran yang
disusun sendiri sesuai dengan mata pelajaran
dan standar kompetensi masing masing
kepada supervisor . Berdasarkan data
tersebut supervisor melakukan pem-binaan
kepada guru sesuai dengan kesu-litan
masing masing guru.
Refleksi
Dalam kegiatan refleksi ini, Pembina
/supervisor bersama dengan guru guru
melakukan diskusi tentang unsur-unsur RPP
dan langkah langkah kegiatan penyusunan
dan pengem-bangannya. Dalam kegiatan ini
juga dibicarakan berbagai permasalahan
yang dirasa-kan oleh para guru termasuk
kendala serta manfaat yang dirasakan
terhadap perubahan kemampuan mereka
dalam penyusunan RPP.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan
refleksi ini akan dijadikan sebagai bahan
perencanaan dan tindakan yang akan
dilakukan pada siklus berikut-nya.
Siklus 2
Kegiatan Perencanaan berdasarkan pada
refleksi dari siklus 1, sementara untuk
langkah-langkah kegiatan tindakan dan
pengamatan sama dengan siklus 1 dengan
mem-perhatikan prioritas permasalahan
yang disimpulkan pada siklus 1 dan
dilanjutkan dengan kegiatan refleksi.
Apabila hasil refleksi pada siklus 2 sudah
menunjukan adanya pening-katan
kemampuan guru secara sig-nifikan, maka
kegiatan penelitian dianggap berhasil, tetapi
sebaliknya apabila belum menunjukan hasil
yang di harapkan, maka kegiatan penelitian
akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya
dengan langkah-langkah kegiatan yang sama
dengan kegiatan pada siklus 2 ini.
Teknik pengumpulan data dilaku-kan
dengan cara pengisian lembar observasi
selama proses tindakan pene-litian oleh
supervisor sehingga akan diperoleh data
kualitatif sebagai hasil penelitian. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah lembar
155 untuk mencatat perkembangan kemampuan
masing masing guru yang dibinanya selama
proses penelitian( siklus 1 dan siklus 2).
Teknik analisis data dilakukan ter-hadap
hasil RPP guru sebagai data awal
kemampuan guru dan hasil observasi yang
dilakukan selama proses pem-binaan akan
dianalisis secara deskriptif untuk mengukur
keberhasilan proses pembinaan sesuai
dengan tujuan pene-litian tindakan sekolah
ini.
Hasil dan Pembahasan
Penelitian tindakan yang dilakukan di SD
Negeri Neroh 1, Bangkalan ini dilakukan
oleh kepala sekolah melalui tehnik supervisi
akademik secara berke-lompok sebagai
upaya untuk meningkat-kan
kemampuan/kompetensi pedagogik guru
dalam menyusun perencanaan pembelajaran
di kelas. Penelitian dilakukan terhadap 5
orang guru yang tidak memiliki latar
belakang pendidikan keguruan sehingga
dianggap kurang kompeten dalam mengelola
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Namun demikian permasalahan dalam
penelitian tindakan ini difokuskan pada
pening-katan kompetensi penyusunan
Ren-cana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan asumsi apabila guru sudah mampu
menyusun RPP dengan baik, maka
setidaknya dia sudah memiliki pedoman
untuk melakukan langkah-langkah kegiatan
pembela-jaran di kelas sesuai dengan mata
pelajaran masing-masing.
Kegiatan yang dilakukan dalam 2 siklus
ini, dilakukan sejak bulan oktober sampai
bulan November dengan menitikberatkan
pada unsur-unsur dan langkah-langkah
penyusu-nan RPP sebagaimana yang terlihat
pada kegiatan tindakan penelitian yang telah
diuraikan pada bab metode penelitian.
Dari dari awal yang diperoleh pada
kegiatan penelitian, terlihat bahwa 60% guru
masih memiliki kesulitan dalam
merumuskan indikator tujuan pembela-jaran
yang efektif sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
masing-masing mata pelajaran. Selain itu guru juga
masih menemukan kesulitan dalam memilih
Strategi dan metode pembelajaran, serta
menentukan tek-nik dan metode penilaian
yang bisa mengukur pencapaian tujuan
pembe-lajaran. Sementara untuk penen-tuan
bahan belajar/ materi pembelajaran sudah
dikuasai hingga 65 % dan media yang
direncanakan sudah 60 % sesuai. Namun
dalam penentuan kegiatan pembelajaran
belum terinci langkah-langkah dan alokasi
156 Grafik 1 Kemampuan Guru dalam
Penyusunan RPP
Berdasarkan pada data tersebut, maka
dilakukan tindakan pada siklus 1 dengan
titik berat pada kesulitan-kesulitan yang
dihadapi, dengan cara memberikan
penjelasan contoh-contoh yang relevan.
Pada akhir kegiatan siklus 1 diperoleh
peningkatan kemampuan guru sebagai
berikut: Pada perumusan indikator tujuan
pembelajaran sudah ada peningkatan hingga
mencapai 60%, Penentuan Bahan/materi
pelajaran tetap pada 70%,Kemam-puan
menentukan Strategi/metode Pembelajaran
yang relevan meningkat menjadi 60 %,
Peren-canaan peng-gunaan media
pembelajaran pada level 60 % tetapi ada
peningkatan pada variasi media yang
digunakan, dan dalam penen-tuan rencana
evaluasi pembela-jaran juga mengalami
peningkatan hingga 60% dan sudah terlihat
gambaran bentuk dan jenis evaluasi yang
digunakan.
Grafik 2 Kemampuan Perencanaan Pembelajaran Setelah Siklus 1
Melihat hasil yang diperoleh pada
refleksi kegiatan siklus 1, maka dilakukan
tindakan penelitian pada siklus 2 dengan
menggunakan hasil tindakan siklus 1
sebagai bahan masukan dalam perencanaan
kegiatan siklus ini dengan tujuan untuk lebih
meningkatkan dan menguatkan kemampuan
guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) hingga bisa mencapai
hasil minimal 70 %.
Pada akhir kegiatan siklus dipe-roleh
hasil yang cukup menggem-birakan yang
memberikan indikasi tercapainya tujuan
penelitian tindakan ini. Hasil yang diperoleh
dapat kita lihat sebagai berikut: Perumusan
tujuan pembelajaran hasil rata-rata
menun-jukkan angka 70%. Pada penentuan bahan
ajar diperoleh hasil 80%, Penentuan
strategi/metode pem-belaja-ran ia dan alat
mencapai 75% dengan variasi yang semakin
beragam. Pada penentuan media dan alat
pembelajaran ada peningkatan hingga 80%,
157 mencapai 70% dan sudah mencan-tumkan,
bentuk, jenis dan bahkan soal yang
digunakan beserta kunci jawaban atau
pedoman penilaiannya, serta
men-cantumkan alokasi waktu yang dibu-tuhkan.
Grafik 3 Kemampuan Guru Setelah Siklus 2
Dari data yang dikumpulkan sebelum dan
selama proses penelitian tindakan, kita dapat
melihat adanya peningkatan kemampuan
guru pada masing-masing komponen
peren-canaan pembela-jaran, sebagai berikut: 1.
Pada komponen Peru-musan indikator
tujuan pembelajaran, terlihat pening-katan
dari 40 % pada kemampuan awal, menjadi
60% pada siklus 1 dan meningkat menjadi
70% pada akhir kegiatan, seperti yang
tampak pada grafik berikut:
Grafik 4 Peningkatan kemampuan dalam Perumusan Tujuan Pembelajaran
2. Pada Komponen Penentuan bahan dan
materi pembelajaran, terdapat peningkatan
kemampuan dari 65% menjadi 70% setelah
siklus 1 dan lebih menguat menjadi 80%
setelah siklus 2, untuk lebih jelasnya dapat
kita lihat pada grafik berikut:
Grafik 5 Peningkatan Kemampuan dalam Penentuan Bahan dan Materi Pembelajaran
3. Dalam Komponen Pemilihan Strategi dan
metoda pembelajaran, yang didalamnya
memuat langkah-langkah pembelajaran dan
penentuan alokasi waktu yang
digunakan,terlihat adanya peningkatan yang
signifikan dari yang semula hanya 40%
menjadi 60% pada siklus 1 dan meningkat
lagi menjadi 75% setelah siklus 2.
Gamba-rannya dapat kita lihat pada grafik berikut
158 Grafik 6 Peningkatan kemampuan dalam Penentuan Strategi dan Metoda Pembelajaran
4. Meskipun tidak terlihat adanya
peningkatan yang cukup tajam, dalam
komponen pemilihan Media dan alat
pembelajaran juga terdapat adanya
pe-ningkatan dari 60% pada awal kegiatan dan
setelah siklus 1, menjadi 80% sete-lah siklus
2.
Grafik 7 Peningkatan Kemampuan dalam Pemilihan Media dan Alat Pembelajaran
5. Peningkatan yang cukup signifikan juga
dapat kita lihat pada komponen perencanaan
evaluasi pembelajaran. Dari yang semula
hanya 40% pada awal kegiatan, menjadi
60% pada akhir siklus 1 dan berhasil
mencapai 70% pada akhir siklus 2. Untuk
lebih jelasnya kita dapat melihat
gambaran-nya dalam grafik berikut ini:
Grafik 8 Peningkatan kemampuan dalam Perencanaan Evaluasi Pembelajaran
Melihat data perolehan hasil penelitian
dalam kegiatan penelitian tindakan sekolah
ini, dapat disimpulkan bahwa supervisi
akade-mik yang dilakukan oleh kepala
sekolah terhadap 5 orang guru yang tidak
memiliki latar belakang pendi-dikan
keguruan tersebut, berhasil meningkatkan
kompetensi pedagogik mereka dalam
menyusun Perencanaan Pembelajaran. Hal
ini dimungkinkan karena adanya kerja sama
yang baik antara kepala sekolah sebagai
super-visor dengan para guru tersebut, yang
didukung oleh adanya motivasi dan
bimbingan dari kepala sekolah sehi-ngga
para guru memiliki antusiasme yang besar
untuk dapat meningkatkan kemampuan
mereka masing-masing dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang efektif.
Simpulan dan Saran
Dari Proses Penelitian Tindakan
sekolah yang di lakukan di SD Negeri Neroh
1, Bangkalan yang berjudul Meningkatkan
Kompetensi Pedagogik Guru non Akademik
dalan Penyusunan Rencana Pelaksanaan
159 Kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa :
1) Pada komponen Perumusan indikator
tujuan pembelajaran, terlihat pening-katan
dari 40 % pada kemampuan awal, menjadi
60% pada siklus 1 dan meningkat menjadi
70% pada akhir kegiatan. 2) Pada
Komponen Penentuan bahan dan materi
pembelajaran, terdapat peningkatan
kemampuan dari 65% menjadi 70% setelah
siklus 1 dan lebih menguat menjadi 80%. 3)
Dalam Komponen Pemilihan Strategi dan
metoda pembelajaran, yang didalamnya
memuat langkah-langkah pembela-jaran dan
penentuan alokasi waktu yang
digunakan,terlihat adanya peningkatan yang
signifikan dari yang semula hanya 40%
menjadi 60% pada siklus 1 dan meningkat
lagi menjadi 75% setelah siklus 2.; 4)
Meskipun tidak terlihat adanya peningkatan
yang cukup tajam, dalam komponen
pemilihan Media dan alat pembelajaran juga
terdapat adanya peningkatan dari 60% pada
awal kegiatan dan setelah siklus 1, menjadi
80% setelah siklus 2.; 5) Peningkatan yang
cukup signifikan juga dapat kita lihat pada
komponen perencanaan evaluasi
pembelajaran. Dari yang semula hanya 40%
pada awal kegiatan, menjadi 60% pada akhir
siklus 1 dan berhasil mencapai 70% pada
akhir siklus 2.; 6) Melihat data perolehan
hasil penelitian dalam kegiatan penelitian
tindakan sekolah ini, dapat disimpulkan
bahwa supervisi akademik yang dilakukan
oleh kepala sekolah terhadap 5 orang guru
yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan keguruan tersebut, berhasil
meningkatkan kompetensi pedagogik
mereka dalam menyusun Perencanaan
Pembela-jaran.
Sedangkan saran yang dapat
dike-mukakan berdasarkan hasil penelitian ini
adalah: 1) Kegiatan supervisi akademik
sangat baik dilakukan untuk membina guru
mening-katkan kompetensinya. Se-baiknya
kegiatan ini dilaksanakan secara terencana
dan berkesinam bungan. 2) Sebaiknya
pembinaan ini dilanjutkan dengan supervisi
akademik dalam pelaksanaan pembelajaran
untuk mengukur kemampuan guru dalam
mengimplementasikan rencana
pembela-jaran yang telah disusunnya. 3) Sebaik-nya
supervisi juga dilakukan terhadap semua
guru secara bergilir dan menyangkut seluruh
aspek kemampuan/ kompetensi guru seperti
yang disyarat-kan dalam permendiknas no
16 tahun 2007.
Daftar Pustaka
160 ______. 1982. Panduan Umum Alat
Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta: Proyek Pengem-bangan Pendidikan Guru.
______. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Hubungan antar Pribadi.Buku III. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru.
______. Alat Penilaian Kemampuan Guru: Prosedur Mengajar. Buku II. Jakarta: Proyek Pengem-bangan Pendidikan Guru.
Suhardjono, A. Azis Hoesein, dkk (1995). Pedoman penyusunan KTI di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Digutentis, Jakarta : Diknas
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Maret 2005
Suhardjono. 2009. Tanya jawab tentang PTK dan PTS, naskah buku.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Penelitian Tindakan Kelas, Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan (TOT) Pengembangan Profesi bagi Jabatan Fungsionla Guru, 11-20 Juli 2002 di Balai penataran Guru (BPG) Semarang.
Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara
Supardi. 2005. Penyusunan Usulan, dan Laporan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas, Makalah disampaikan pada “Diklat Pengembangan Profesi