BAB II
PROFIL KABUPATEN GAYO LUES
2.1 Kabupaten Gayo Lues
Nama Resmi : Kabupaten Gayo Lues.
Ibu Kota : Blangkejeren.
Provinsi : Nanggroe Aceh Darussalam.
Utara : Kab. Nagan Raya, Kab. Aceh Tengah dan Kab. Aceh
Timur.
Selatan : Kab. Aceh Tenggara dan Kab.Aceh Barat Daya.
Barat : Kab. Aceh Barat Daya.
Timur : Kab. Aceh Tamiang dan Kab.Langkat-Prov.SUMUT
Luas Wilayah : 5.719,58 Km2
Jumlah Penduduk : 93.456 Jiwa
Wilayah. Kec. : 11, Keluruhan : 1, Desa :135
Website
2.2 Sejarah
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda daerah Gayo dan Alas
secara resmi dimasukan ke dalam Kerajaan Aceh. Gayo dan Alas dibagi atas
beberapa daerah yang disebut Kejurun. Kepada Kejurun diberikan sebuah bawar,
pedang (semacam tongkat komando) sebagai pengganti surat keputusan. Daerah
Gayo dan Alas dibagi atas delapan Kejuruan. Enam di Gayo dan Dua di Tanah
Alas. Di Gayo yaitu Kejuruan Bukit, Lingge, Syiah Utama, Patiambang, Bebesan
dan Abuk; di Tanah Alas, Batu Mbulan dan Bambel. Kejuruan Patiambang
berkedudukan di Penampakan, dengan luas daerah seluruh Gayo Lues dengan 55
kampung. Kepala pemerintahan dipegang Kejuruan dengan dibantu 4 orang Reje,
yaitu Reje Gele, Bukit, Rema dan Kemala, dan delapan Reje Cik yaitu : Porang,
Kutelintang, Tampeng, Kemala Derna, Peparik, Penosan, Gegarang dan Padang.
Tugas utama Reje dan REje Cik adalah membangun daerahnya masing-masing
dan memungut pajak dari rakyat serta memilih Kejuruan. Kejuruan setiap tahun
menyetor upeti kepada Sultan Aceh.
Setelah Sultan Aceh Muhammad Daudsyah menyerah kepada Belanda
pada tahun 1903, maka Gubernur Militer Aceh Van Heutsz
memutuskan untuk menaklukan seluruh Aceh. Daerah yang belum takluk
adalah daerah Gayo Lues dan Alas Van Heutsz memerintahkan Van Daalen untuk
menaklukkan kedua daerah tersebut. Setelah segala sesuatunya daianggap
rampung maka Van Daalen mulai menyerang daerah Gayo Lues pada tahun
1904. Setelah mengalahkan Gayo Laut, Gayo Deret, akhirnya Van Daalen
memasuki daerah Gayo Lues di sebuah kampung yang terpencil yaitu Kampung
Kela (9 Maret 1904). Dari sinilah daerah Gayo Lues ditaklukkan benteng demi
benteng. Dimulai dengan menaklukkan Benteng Pasir ( 16 Maret 1904),
Gemuyung (18,19,20 Maret 1904), Durin (22 Maret 1904), Badak (4 April 1904),
Rikit Gaib (21 April 1904), Penosan (11 Mei 1904), Tampeng (18 Mei 1904).
Hampir seluruh isi benteng dimusnahkan dan yang luka-luka tertawan akhirnya
juga dibunuh. menurut catatan Keempes dan Zentegraaf (Pengarang Belanda)
Aman Linting, Aman Jata, H. Sulaiman, Lebe Jogam, Srikandi Inen manyak Tri,
Dimus dan lain-lain.
Pasukan Belanda yang pergi meninggalkan Gayo Lues ke Tanah Alas
kembali lagi pada tahun 1905 untuk menyusun Pemerintahan. Untuk Gayo dan
Alas dibentuk Pemerintahan Sipil yang disebut Onder Afdeling (Kabupaten).
Onder Afdeling Gayo Lues membawahi tiga daerah yang disebut Landschap
(Kecamatan), yaitu :
1. Landschaap Gayo Lues di Blang Kejeren dikepalai oleh Aman Safii.
2. Landschaap Batu Mbulan dikepalai oleh Berakan.
3. Landschaap Bambel dikepalai oleh Syahiddi
Sejak 1905-1942 Tanah Alas tunduk ke Gayo Lues. Tahun 1926 terjadi
pemberontakan rakyat terhadap Belanda di Blang Kejeren yang dipimpin oleh
Muhammad Din, pemberontakan gagal, dapat dipadamkan dan Muhammad Din
dibuang ke Boven Digul (Irian) sedangkan kawan-kawannya dibuang ke Cilacap,
Sukamiskin dan Madura.
Pada tahun 1942-1945 Gayo Lues dijadikan Jepang sebagai daerah
pertahanan terakhir jepang. Daerah ini cocok untuk pemusatan militer. Untuk itu
pemuda-pemuda Gayo Lues dilatih kemiliteran dalam jumlah yang banyak
diharapkan pemuda-pemuda ini kelak sebagai pendukung militer Jepang.
Pemuda-pemuda hasil didikan militer Jepang antara lain adalah Muhammad Din,
Bahrin, Zakaria, Maaris, Maat, Jalim Umar, Abdurrahim, Asa, Dersat, Hasan
Sulaiman, Ahmad Aman Bedus, Hasan Tejem dan lain-lain yang kelak berjasa
dalam agresi I dan II.
Gema Proklamasi lama baru sampai ke Gayo Lues. Kepastiannya baru di
dapat pada akhir September 1945. Pada tanggal 4 Oktober 1945 teks Proklamasi
dibacakan lagi di Blangkejeren oleh Muhammad Din. Pada tahum 1946
Pemerintah Aceh menetapkan daerah pedalaman menjadi satu kabupaten
Kabupaten dimusyawarahkan antara pemimpin dari Takengon, Blang Kejeren dan
Kutacane. Setelah diadakan musyawarah terpilihlah Raja Abdul Wahab sebagai
Luhak Aceh Tengah sedangkan Takengon dipilih menjadi ibukota, A.R.Hajat
menjadi Patih, Mude Sedang menjadi Wedena Takengon, M. Saleh Aman Sari
menjadi Wedana Gayo Lues dan Khabar Ginting menjadi Wedana Tanah Alas.
Setelah susunan Pemerintahan terbentuk dan berjalan beberapa bulan mulailah
terasa kesulitan menjalankan roda pemerintahan mengingat hubungan
Takengon-Blang Kejeren-Kutacae sangat jauh. Atas dasar kesulitan di atas maka sejak tahun
1957 mulailah Gayo dan Alas berjuang membentuk Kabupaten sendiri. Setelah
melalui perjuangan penuh liku-liku akhirnya pada tahun 1974 Gayo dan Alas
terbentuk menjadi Kabupaten yang dinamakan Kabupaten Aceh Tenggara dengan
UU No 4 Tahun 1974 tertanggal 26 Juni 1974.46
Dengan berlakunya UU No 5 Tahun 1974, maka status Kewedanaan
diganti dengan sebutan Pembantu Bupati. Namun sejak tahun 1975 s.d 1981
status Gayo Lues masih dalam status transisi karena Gayo Lues dijadikan daerah
koordinator Pemerintahan untuk 4 Kecamatan. Baru pada tahun 1982
Kewedanaan Gayo Lues dijadikan Wilayah Pembantu Bupati Gayo Lues dipimpin
oleh Pembantu Bupati. Berhubung karena keterbatasan wewenang ditambah lagi
luasnya daerah yang harus dikoordinir dan lagi pula minimnya PAD Aceh
Tenggara ada kesan kemajuan pembangunan Gayo Lues dianaktirikan. Pada
pertengahan tahun 90-an transportasi Gayo Lues agak mendekati titik terang
dengan berfungsinya sarana jalan, sehingga menjadikan Kota Blang Kejeren
sebagai simpang empat, yaitu : Blang Kejeren Takengon ; Blang Kejeren - Aceh
Selatan ; Blang Kejeren Kutacane dan Blang Kejeren Aceh Timur. Hal ini
memicu percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah Gayo Lues yang mendukung
PMDN dan PMDA untuk menanam modal. Faktor intern di atas ditambah lagi
dengan faktor ekstern dengan diresmikannya Pembantu Bupati Simeulu menjadi
Kabupaten Administratif, menyusul Pembantu Bupati Bireuen dan Pembantu
46
Bupati Singkil menjadi Kabupaten. Hal inilah yang merangsang masyarakat gayo
Lues untuk mengikuti jejak daerah tersebut di atas.
Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka pada akhir tahun 1997
beberapa orang tua bermusyawarah di Blang Kejeren untuk memperjuangkan
Gayo Lues menjadi Kabupaten Administratif. Untuk itu dibentuk sebuah panitia
kecil yang dinamakan Panitia Persiapan Peningkatan Status Wilayah Pembantu
Bupati Gayo Lues Blang Kejeren, Kabupaten Aceh Tenggara dengan susunan
sebagai berikut :
Ketua : Drs. H. Maat Husin
Wakil Ketua : H. Husin Sabli
Wakil Ketua : H. Abdullah Wirasalihin
Wakil Ketua : Ak. Wijaya
Wakil Ketua : H. Syahuddin Thamin
Sekretaris : H. M. Saleh Adami
Wakil Sekretaris : Drs. Buniyamin,S
Bendahara : H. M. Yakob Mas
Dilengkapi dengan biro-biro :
Keuangan : Drs. H. Saniman M.
Pendapatan : Drs. H. Ramli S, M
Humas : Syaril A W
Seni Budaya : H. Ibrahim Sabri
Hukum/Dok : Drs. H. M. Salim Wahab
Biro Adat : A. Rahi
Biro Umum : Rajab Abdullah.
Maksud dan tujuan panitia ini disampaikan kepada Bupati Aceh Tenggara.
Bertepuk tidak sebelah tangan, Bupati sangat setuju dan mendukung gagasan yang
baik ini. Panitia meminta Bupati agar menyurati Gubernur dan Ketua DPRD I
Aceh. Permitaan ini disanggupi Bupati dan Ketua DPRD II Aceh Tenggara
lalu menyurati menteri yang terkait di Jakarta termasuk pimpinan DPR, pimpinan
Parpol dan lain-lain yang di rasa patut. Proses di Jakarta sedikit agak terhambat
mengingat situasi negarapun belum begitu stabil. Karena itu Panitia, Pemerintah
Daerah Aceh Tenggara masyarakat Gayo Lues yang berdomisili di Jakarta
berjuang terus tanpa mengenal lelah, tanpa biaya yang berlimpah, bekerja tanpa
pamrih demi terwujudnya sebuah Kabupaten. Tahun 2000 delegasi dikirim ke
Jakarta dari Aceh Tenggara untuk penjajakan dan menemui Menteri Dalam Negri,
pimpinan DPR dan Pimpinan parpol untuk mohon bantuan.
Setelah melalui proses yang agak panjang akhirnya pada tanggal 30
Agustus 2001 DPOD menetapkan 4 Calon Kabupaten dari Aceh dinyatakan lulus
menjadi Kabupaten, sedangkan Gayo Lues dikaji ulang. Masyarakat Gayo Lues,
Pemda Aceh Tenggara, Pemda Daerah Aceh, merasa tidak puas dan kecewa, lalu
mengirim delegasi lagi ke Jakarta menemui Petinggi di Jakarta termasuk Wapres.
Kepada mereka dimohon dengan hormat agar Gayo Lues dapat diluluskan
menjadi Kabupaten. Akhirnya DPOD menyetujui Gayo Lues menjadi Kabupaten
dalam sidangnya pada tanggal 18 Oktober 2001. Tidak lama kemudian
pemerintah mengusulkan RUU pembentukan Kabupaten Gayo Lues ke DPR-RI.
Dalam sidang Paripurna DPR-RI tanggal 11 Maret 2002 seluruh fraksi menyetujui
Gayo Lues menjadi Kabupaten beserta 21 Kabupaten/Kota lainya.
Setelah itu masyarakat Gayo Lues mengusulkan kepada Bupati Aceh
Tenggara daftar 5 Calon Pelaksana Tugas Bupati yaitu :
Drs. Ramli S.
Drs. H. Syamsul Bahri
Drs. H. Harun Al-Rasyid
Ir. Muhammad Ali Kasim, MM
Drs. Abdul Gafar
Pada tanggal 2 Juli 2002 Gayo Lues beserta 21 Kabupaten/Kota lainya
diresmikan oleh Mendagri Hari Sabarno sebagai sebuah Kabupaten. Pada tanggal
Kasim, MM menjadi Penjabat Bupati Gayo Lues di Kutacane. Dengan demikian
selesailah sebuah perjuangan yang suci untuk mewujudkan sebuah Kabupaten
yang dicita-citakan.
Kabupaten Gayo Lues adalah salah sat
Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal
berada di gugusan pegunungan
merupakan ar
warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling terisolasi di
Aceh.
Pada mulanya daerah Gayo dan Alas membentuk pemerintahan sendiri
terpisah dari Kabupate
Tenggara (UU No. 4/1974) namun karena kesulitan transportasi daerah Gayo
ingin membentuk kabupaten tersendiri maka terbentuklah Kabupaten Gayo Lues
(UU No. 4/2002) dengan ibukota Blangkejeren dan Penjabat Bupati ditetapkan Ir.
Muhammad Ali Kasim, M.M.
Kabupaten yang berpenduduk kebanyaka
diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian
menjadi prioritas utama pengembangan :
1. Pertambangan : Timah di Kecamatan Pining, emas di Kecamatan Putri
Betung dan kecamatan pantan cuaca, dan tambang pasir keramik di
kecamatan rikit gaib.
2. Komoditas pertanian
rikit gaib, serai wangi, yang dikembangkan di hutan pinus, tembakau
virginia di kecamatan pantan cuaca, kakao di kecamatan pantan cuaca, dan
kopi Arabika di kecamatan pantan cuaca
3. Pariwisata : Pendakian Gunung Leuser, Pemandian air panas dikecamatan
putri betung, Air terjun Akang siwah, Wisata ekosistem louser di
blang lopah, Wisata air terjun rerebe, Wisata kedah, Wisata blang sere,
Wisata genting, dan Wisata pacuan kuda blang sere.
4. Seni Budaya
Melengkan47
2.3 Profil Komisi Independen Pemilihan.
Dalam Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Pemerintahan
Aceh dijelaskan bahwa Aceh merupakan kesatuan masyarakat hukum yang
bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan Perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, yang
dipimpin oleh seorang Gubernur (Undang-Undang Pemerintahan Aceh).
Selain itu Pasal 1 ayat (12) UUPA juga menjelaskan bahwa Komisi
Independen Pemilihan (KIP) adalah KIP Aceh dan KIP Kabupaten/Kota yang
merupakan bagian dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diberi wewenang
oleh Undang-Undang ini untuk menyelenggarakan pemilihan umum
Presiden/wakil Presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRA), anggota
Dewan Perwakilan Daerah (DPRK), Gubernur/wakil Gubernur, Bupati/Wakil
Bupati dan Walikota/Wakil Walikota (Undang-Undang Pemerintahan Aceh).
Selain itu, KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) tidak lagi memegang
tanggung jawab sebagai penyelenggara Pemilu Legislatif seperti yang masih
dilakukan di daerah-daerah lain di Indonesia. Sebaliknya peran dan tanggung
jawab tersebut diambil alih oleh KIP (Komisi Independen pemilihan) sebagai
sebuah lembaga yang diharapkan lebih bersikap netral dan independen dalam
proses pemilihan umum di Aceh. Anggota KIP sebagai penyelenggara pemilihan
diusulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan di tetapkan secara
bertanggungjawab dan diresmikan atau dilantik oleh Gubernur sebagai
penyelenggara pemilihan kepala daerah, Gubernur, walikota dan pemilihan
umum.
Selain itu Qanun ini juga menjelaskan tentang peran dan fungsi KIP dalam
penyelenggaraan Pemilihan Umum khususnya Pemilukada di Aceh. KIP dapat
menjalankan peran dan fungsinya secara bebas, langsung, jujur, adil dan teratur
serta tertib dalam menyelenggarakan pemilu serta tidak memihak kepada
organisasi dan serikat manapun, dan mampu memberikan kesempatan kepada
rakyat untuk meningkatkatkan kualitas perannya dalam menentukan keputusan
politiknya.48
Untuk meningkatkan perannya KIP Aceh bertanggung jawab terhadap
prosesi pemilihan di Aceh yaitu pemilihan kepala daerah yang berada ditingkat
pusat (Provinsi) dan pemilihan kepala daerah tingkat II (Kabupaten), KIP
Kabupaten/Kota diberikan wewenang oleh Undang-Undang Pemerintahan Aceh
(UUPA) No. 11 Tahun 2006 untuk menjalankan pemilukada di tingkat
Kabupaten. Berdasarkan wewenang tersebut, KIP Gayo Lues merupakan
lembaga pemilihan umum tingkat Kabupaten melakukan beberapa peranan
tentang tahapan-tahapan untuk melangsungkan proses pemilhan di Kabupaten
Gayo Lues.49
a. Sesuai dengan amanat UUPA, KIP Gayo Lues menyelenggarakan
pemilihan umum untuk memilih anggota DPRK, DPD, Presiden dan
Wakil Presiden.
Visi : KIP menjadi penyelenggara pemilihan umum yang mandiri, non-partisan,
tidak memihak, transparan dan professional, berdasarkan asas-asas Pemilu
demokratis, dengan melibatkan partisipasi rakyat seluas-luasnya, sehingga
hasilnya dipercaya oleh masyarakat.
Misi :
b. Meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik masyarakat
untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum yang dilaksanakan
48
Undang-undang Qanun aceh no. 11 tahun 2006
49
secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukasi
dan beradap.
c. Melayani dan memperkuat setiap peserta pemilu secara adil dan setara,
serta menegakkan aturan pemilu secara konsisten sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Secara konseptual, KIP dirancang untuk menjadi lembaga yang betul-betul
mandiri tanpa terpengaruh oleh kepentingan siapapun dalam menjalankan
tanggungjawab kerjanya. Indikator yang dipakai sebagai alat ukur untuk melihat
independensi kerja KIP setidaknya ada lima hal, yaitu: transparansi kerja;
akuntabilitas; profesionalisme; adil; dan menjunjung tinggi aturan hukum yang
ada. Kelima indikator itu bersifat kumulatif, sehingga KIP akan tetap dikatakan
tidak independen jika salah satu indikator saja tidak terpenuhi dengan baik.
Dalam pelaksanaannya, KIP pada tingkatan provinsi Aceh memiliki anggota
yang berjumlah 7 (tujuh) orang, sedangkan untuk tiap-tiap Kabupaten/Kota
anggota KIP berjumlah 5 (lima) orang. Sementara perekrutannya didasarkan pada
refresentasi KPU dan elemen masyarakat setempat. Misalnya dari kalangan
akademisi, tokoh agama, tokoh LSM dan lain sebagainya.50
Fungsi dari komisi Independen Pemilihan dalam menyelenggaraan pilkada
Kabupaten Gayo Lues ialah : Menyelengarakan pemilihan, melakukan pendataan
Daftar Pemilih Tetap (DPT), menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT), menerima
pendaftaran calon kepala daerah, melakukan verifikasi pencalonan, menetafkan
calon yang ikut dalam pilkada atau pemilu legeslatif, menetapkan jadwal
kampanye, menyelenggarakan pilkada dan pemilu, melakukan proses perhitungan
pilkada dan pemilu, dan mengumumkan pasangan pemenang pilkada dan
pemilu.51
51
Dalam lembaga Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Aceh
menduduki kestrukturan lembaga pada tahun 2012 sebagai berikut :
Ketua : Alfin,S.sos
Seketaris : Ani, SH
Kasubag Umum : Amri,SE
Teknisi : Baharudin
Anggota : Kasim,SH, M. Nuh,SE, Rudi,S.sos, dan Firdaus,SE
Hukum : Ali Husin, SH
Program : Zaddam, S.com
Dalam sebuah pemilihan maka daftar pemilih sangat penting untuk
dipersiapkan guna mengetahui jumlah masyarakat yang memiliki hak pilih.
Dalam pelaksanaannya maka KIP Kabupaten Gayo Lues bekerjasama dengan
bagian Pemerintah Daerah Gayo Lues. KIP Kabupaten Gayo Lues menerima
Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang berasal dari P4B yang di
validasi. Dengan jumlah 56.173 pemilih. Hasil DP4 ini diserahkan pada PPS
untuk dijadikan bahan dalam menyusun DPS (Daftar Pemilih Sementara). Untuk
proses pelaksaan pilkada Kabupaten Gayo Lues tahun 2012. PPS merencanakan
jumlah dan letak TPS di wilayahnya berdasarkan DPT dan menyampaikannya
kepada PPK. Selanjutnya PPK membuat rekapitulasi jumlah pemilih yang
terdaftar dan rencana jumlah TPS dalam wilayah kerjanya berdasarkan DPT
yang diterima dari DPS.
Dalam sebuah pemilihan maka daftar pemilih sangat penting untuk
dipersiapkan guna mengetahui jumlah masyarakat yang memiliki hak pilih.
Dalam pelaksanaannya maka KIP Kabupaten Gayo Lues bekerjasama dengan
bagian Pemerintah Daerah Gayo Lues. KIP Kabupaten Gayo Lues menerima
Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang berasal dari P4B yang di
untuk dijadikan bahan dalam menyusun DPS (Daftar Pemilih Sementara). Untuk
proses pelaksaan pilkada Kabupaten Gayo Lues tahun 2012
PPS merencanakan jumlah dan letak TPS di wilayahnya berdasarkan DPT
dan menyampaikannya kepada PPK. Selanjutnya PPK membuat rekapitulasi
jumlah pemilih yang terdaftar dan rencana jumlah TPS dalam wilayah kerjanya
berdasarkan DPT yang diterima dari DPS.
Rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar Pemilu kepala daerah dan wakil kepala
daerah Tahun 2012
Provinsi : ACEH
Kabupaten : GAYO LUES52
NO. KECAMATAN PPS TPS
TPS
JUMLAH PEMILIH KET.
LK PR LK+PR
1 2 3 4 5 6
1. Blang Kejeren 20 57 8.242 8.821 17.063
2. Kota Panjang 12 24 2.651 2.892 5.543
3. Blang Jerango 10 20 2.255 2.449 4.704
4. Blang Pegayon 12 18 1.663 1.722 3.385
5. Pantan Cuaca 9 17 1.268 1.272 2.540
6. Putri Betung 9 24 2.343 2.264 4.607
7. Rikit Gaib 13 15 1.316 1.479 2.795
8. Tripejaya 10 20 1.745 1.838 3.583
9. Terangun 23 27 2.655 2.958 5.613
10. Dabun Gelang 9 15 1.618 1.865 3.483
11. Pining 9 16 1.404 1.449 2.857
TOTAL 136 253 27.164 29.009 56.173
Sumber : Dari Rekap data pemilah Komisi Independen Pemilihan (KIP)
kabupaten Gayo Lues tahun 2012.
52
2.4 Profil dan visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Gayo Lues.
Calon Bupati Calon Wakil Bupati
Nama : H. ABDUL KARIM G
Calon Dari : Perseorangan
Nama : NURHAYATI
Calon Dari : Perseorangan
Visi : Terwujutnya masyarakat aceh Gayo Lues yang sejahtera, beriman,
mandiri, produktif dan berketahanan serta berakhalak mulia dalam lingkungan
ALLAH SWT.
Misi :
1. Mempersiapkan dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang
berssih dan bertaqwa serta berwawasan dalam bidangnya masing-masing.
2. Menggali dan mengelola sember daya alam (SDA) oleh SDM yang telah
disiapkan untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat Gayo Lues.
3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan
teknologi dan mendukung eksplorasi SDA yang berkelanjutan.
4. Membina dan mendorong generasi muda untuk bangkit menuju masa
depan yang lebih baik berlandaskan iman dan taqwa serta ilmu
pengetahuan dan teknologi dan menjunjung tinggi nilai budaya di Gayo
Pasangan no urut 2
Calon Bupati Calon Wakil Bupati
Nama : IRMAWAN S,SOS.MM
Pekerjaan : Calon Wakil Bupati Gayo
Lues
Alamat : Penampaan
Kecamatan Blang Kejeren
No Telp :
Calon Dari : Perseorangan
Visi : Terwujutnya masyarakat kabupaten Gayo Lues yang bermartabat
Misi :
1. Mewujudkan aparatur pemerintah yang berdisiplin, tegas, cepat dan
terpercaya melalui kualitas pelayanan publik.
2. Meningkatkan perekonomian rakyat berbasis pedesaan melalui
pengembangan potensi pertanian, peternakan dan pariwisata.
3. Pemetaan pembagian zona kawasan pembangunan dalam wilayah
kabupaten Gayo Lues.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan secara
maksimal.
5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perkonomian masyarakat secara
maksimal.
6. Meningkatkan pemberdayaan perempuan tanpa mengurangi nilai-nilai
Pasangan No Urut 3.
Calon Bupati Calon Wakil Bupati
Nama : H. IBNU HASYIM
S,SOS.MM
T.T.L : Terangun, 28-02-1963
Pekerjaan : Bupati Gayo Lues
Alamat : Desa Terangun
No Telp :
Calon Dari : Perseorangan
Nama : ADAM, SE.MAP
T.T.L : Blang Kejeren, 28-08-
1966
Pekerjaan : PNS
Alamat : Blang Kejeren
No Telp :
Calon Dari : Perseorangan
Visi : Menuju Gayo Lues maju berbasis pemberdayaan masyarakat dan
pemberdayaan potensi sumber daya lokal yang berkeadilan.
Misi :
1. Mengedepankan potensi kualitas sumberdaya manusia.
2. Mengembangkan sistem ekonomi yang tunggal berbasis kerakyatan.
3. Menurunkan angka kemiskinan, pengangguran dan ketertinggalan.
4. Pemenuhan kebutuhan air minum yang bersih dan sehat.
5. Menciptakan jaringan kerjasama dan menjadikan gayo lues sebagai daerah
2.5. Hasil Pilkada Kab. Gayo Lues 2012.
Kabupaten Gayo Lues selasa 15/05/2012 lalu. Berdasarkan hasil
rekapitulasi suara yang dirai masing-masing pasangan calon bupati dan wakil
bupati.
Nama pasangan No
urut.
Jumlah suara
H. Abdul Karim G/Nurhayati 1 3.981 Suara
Irmawan, S.Sos,MM/H.Yudi Chandra Irawan,BSC,SE 2 20.539 Suara
H. Ibnu Hasyim, S.Sos, MM/Adam, SE, MAP 3 23.819 Suara
JUMLAH TOTAL 48.339 Suara
Dari data hasil perolehan pilkada Kabupaten Gayo Lues tahun 2012
lalu,yang menjadi pemenang dalam pilkada tersebut adalah pasangan H. Ibnu
Hasyim, S.Sos,MM dan Adam, SE, MAP.53
53
. Kpu dan kip kabupaten gayo lues tahun 2012.
Sumber : Dari hasil pemungutan suara pilkada kabupaten aceh tengah tahun 2012