• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL KABUPATEN GAYO LUES 2.1 Kabupaten Gayo Lues - Demokrasi Di Tanoh Gayo Lues

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PROFIL KABUPATEN GAYO LUES 2.1 Kabupaten Gayo Lues - Demokrasi Di Tanoh Gayo Lues"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL KABUPATEN GAYO LUES

2.1 Kabupaten Gayo Lues

Nama Resmi : Kabupaten Gayo Lues.

Ibu Kota : Blangkejeren.

Provinsi : Nanggroe Aceh Darussalam.

Utara : Kab. Nagan Raya, Kab. Aceh Tengah dan Kab. Aceh

Timur.

Selatan : Kab. Aceh Tenggara dan Kab.Aceh Barat Daya.

Barat : Kab. Aceh Barat Daya.

Timur : Kab. Aceh Tamiang dan Kab.Langkat-Prov.SUMUT

Luas Wilayah : 5.719,58 Km2

Jumlah Penduduk : 93.456 Jiwa

Wilayah. Kec. : 11, Keluruhan : 1, Desa :135

Website

(2)

2.2 Sejarah

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda daerah Gayo dan Alas

secara resmi dimasukan ke dalam Kerajaan Aceh. Gayo dan Alas dibagi atas

beberapa daerah yang disebut Kejurun. Kepada Kejurun diberikan sebuah bawar,

pedang (semacam tongkat komando) sebagai pengganti surat keputusan. Daerah

Gayo dan Alas dibagi atas delapan Kejuruan. Enam di Gayo dan Dua di Tanah

Alas. Di Gayo yaitu Kejuruan Bukit, Lingge, Syiah Utama, Patiambang, Bebesan

dan Abuk; di Tanah Alas, Batu Mbulan dan Bambel. Kejuruan Patiambang

berkedudukan di Penampakan, dengan luas daerah seluruh Gayo Lues dengan 55

kampung. Kepala pemerintahan dipegang Kejuruan dengan dibantu 4 orang Reje,

yaitu Reje Gele, Bukit, Rema dan Kemala, dan delapan Reje Cik yaitu : Porang,

Kutelintang, Tampeng, Kemala Derna, Peparik, Penosan, Gegarang dan Padang.

Tugas utama Reje dan REje Cik adalah membangun daerahnya masing-masing

dan memungut pajak dari rakyat serta memilih Kejuruan. Kejuruan setiap tahun

menyetor upeti kepada Sultan Aceh.

Setelah Sultan Aceh Muhammad Daudsyah menyerah kepada Belanda

pada tahun 1903, maka Gubernur Militer Aceh Van Heutsz

memutuskan untuk menaklukan seluruh Aceh. Daerah yang belum takluk

adalah daerah Gayo Lues dan Alas Van Heutsz memerintahkan Van Daalen untuk

menaklukkan kedua daerah tersebut. Setelah segala sesuatunya daianggap

rampung maka Van Daalen mulai menyerang daerah Gayo Lues pada tahun

1904. Setelah mengalahkan Gayo Laut, Gayo Deret, akhirnya Van Daalen

memasuki daerah Gayo Lues di sebuah kampung yang terpencil yaitu Kampung

Kela (9 Maret 1904). Dari sinilah daerah Gayo Lues ditaklukkan benteng demi

benteng. Dimulai dengan menaklukkan Benteng Pasir ( 16 Maret 1904),

Gemuyung (18,19,20 Maret 1904), Durin (22 Maret 1904), Badak (4 April 1904),

Rikit Gaib (21 April 1904), Penosan (11 Mei 1904), Tampeng (18 Mei 1904).

Hampir seluruh isi benteng dimusnahkan dan yang luka-luka tertawan akhirnya

juga dibunuh. menurut catatan Keempes dan Zentegraaf (Pengarang Belanda)

(3)

Aman Linting, Aman Jata, H. Sulaiman, Lebe Jogam, Srikandi Inen manyak Tri,

Dimus dan lain-lain.

Pasukan Belanda yang pergi meninggalkan Gayo Lues ke Tanah Alas

kembali lagi pada tahun 1905 untuk menyusun Pemerintahan. Untuk Gayo dan

Alas dibentuk Pemerintahan Sipil yang disebut Onder Afdeling (Kabupaten).

Onder Afdeling Gayo Lues membawahi tiga daerah yang disebut Landschap

(Kecamatan), yaitu :

1. Landschaap Gayo Lues di Blang Kejeren dikepalai oleh Aman Safii.

2. Landschaap Batu Mbulan dikepalai oleh Berakan.

3. Landschaap Bambel dikepalai oleh Syahiddi

Sejak 1905-1942 Tanah Alas tunduk ke Gayo Lues. Tahun 1926 terjadi

pemberontakan rakyat terhadap Belanda di Blang Kejeren yang dipimpin oleh

Muhammad Din, pemberontakan gagal, dapat dipadamkan dan Muhammad Din

dibuang ke Boven Digul (Irian) sedangkan kawan-kawannya dibuang ke Cilacap,

Sukamiskin dan Madura.

Pada tahun 1942-1945 Gayo Lues dijadikan Jepang sebagai daerah

pertahanan terakhir jepang. Daerah ini cocok untuk pemusatan militer. Untuk itu

pemuda-pemuda Gayo Lues dilatih kemiliteran dalam jumlah yang banyak

diharapkan pemuda-pemuda ini kelak sebagai pendukung militer Jepang.

Pemuda-pemuda hasil didikan militer Jepang antara lain adalah Muhammad Din,

Bahrin, Zakaria, Maaris, Maat, Jalim Umar, Abdurrahim, Asa, Dersat, Hasan

Sulaiman, Ahmad Aman Bedus, Hasan Tejem dan lain-lain yang kelak berjasa

dalam agresi I dan II.

Gema Proklamasi lama baru sampai ke Gayo Lues. Kepastiannya baru di

dapat pada akhir September 1945. Pada tanggal 4 Oktober 1945 teks Proklamasi

dibacakan lagi di Blangkejeren oleh Muhammad Din. Pada tahum 1946

Pemerintah Aceh menetapkan daerah pedalaman menjadi satu kabupaten

(4)

Kabupaten dimusyawarahkan antara pemimpin dari Takengon, Blang Kejeren dan

Kutacane. Setelah diadakan musyawarah terpilihlah Raja Abdul Wahab sebagai

Luhak Aceh Tengah sedangkan Takengon dipilih menjadi ibukota, A.R.Hajat

menjadi Patih, Mude Sedang menjadi Wedena Takengon, M. Saleh Aman Sari

menjadi Wedana Gayo Lues dan Khabar Ginting menjadi Wedana Tanah Alas.

Setelah susunan Pemerintahan terbentuk dan berjalan beberapa bulan mulailah

terasa kesulitan menjalankan roda pemerintahan mengingat hubungan

Takengon-Blang Kejeren-Kutacae sangat jauh. Atas dasar kesulitan di atas maka sejak tahun

1957 mulailah Gayo dan Alas berjuang membentuk Kabupaten sendiri. Setelah

melalui perjuangan penuh liku-liku akhirnya pada tahun 1974 Gayo dan Alas

terbentuk menjadi Kabupaten yang dinamakan Kabupaten Aceh Tenggara dengan

UU No 4 Tahun 1974 tertanggal 26 Juni 1974.46

Dengan berlakunya UU No 5 Tahun 1974, maka status Kewedanaan

diganti dengan sebutan Pembantu Bupati. Namun sejak tahun 1975 s.d 1981

status Gayo Lues masih dalam status transisi karena Gayo Lues dijadikan daerah

koordinator Pemerintahan untuk 4 Kecamatan. Baru pada tahun 1982

Kewedanaan Gayo Lues dijadikan Wilayah Pembantu Bupati Gayo Lues dipimpin

oleh Pembantu Bupati. Berhubung karena keterbatasan wewenang ditambah lagi

luasnya daerah yang harus dikoordinir dan lagi pula minimnya PAD Aceh

Tenggara ada kesan kemajuan pembangunan Gayo Lues dianaktirikan. Pada

pertengahan tahun 90-an transportasi Gayo Lues agak mendekati titik terang

dengan berfungsinya sarana jalan, sehingga menjadikan Kota Blang Kejeren

sebagai simpang empat, yaitu : Blang Kejeren Takengon ; Blang Kejeren - Aceh

Selatan ; Blang Kejeren Kutacane dan Blang Kejeren Aceh Timur. Hal ini

memicu percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah Gayo Lues yang mendukung

PMDN dan PMDA untuk menanam modal. Faktor intern di atas ditambah lagi

dengan faktor ekstern dengan diresmikannya Pembantu Bupati Simeulu menjadi

Kabupaten Administratif, menyusul Pembantu Bupati Bireuen dan Pembantu

46

(5)

Bupati Singkil menjadi Kabupaten. Hal inilah yang merangsang masyarakat gayo

Lues untuk mengikuti jejak daerah tersebut di atas.

Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka pada akhir tahun 1997

beberapa orang tua bermusyawarah di Blang Kejeren untuk memperjuangkan

Gayo Lues menjadi Kabupaten Administratif. Untuk itu dibentuk sebuah panitia

kecil yang dinamakan Panitia Persiapan Peningkatan Status Wilayah Pembantu

Bupati Gayo Lues Blang Kejeren, Kabupaten Aceh Tenggara dengan susunan

sebagai berikut :

Ketua : Drs. H. Maat Husin

Wakil Ketua : H. Husin Sabli

Wakil Ketua : H. Abdullah Wirasalihin

Wakil Ketua : Ak. Wijaya

Wakil Ketua : H. Syahuddin Thamin

Sekretaris : H. M. Saleh Adami

Wakil Sekretaris : Drs. Buniyamin,S

Bendahara : H. M. Yakob Mas

Dilengkapi dengan biro-biro :

Keuangan : Drs. H. Saniman M.

Pendapatan : Drs. H. Ramli S, M

Humas : Syaril A W

Seni Budaya : H. Ibrahim Sabri

Hukum/Dok : Drs. H. M. Salim Wahab

Biro Adat : A. Rahi

Biro Umum : Rajab Abdullah.

Maksud dan tujuan panitia ini disampaikan kepada Bupati Aceh Tenggara.

Bertepuk tidak sebelah tangan, Bupati sangat setuju dan mendukung gagasan yang

baik ini. Panitia meminta Bupati agar menyurati Gubernur dan Ketua DPRD I

Aceh. Permitaan ini disanggupi Bupati dan Ketua DPRD II Aceh Tenggara

(6)

lalu menyurati menteri yang terkait di Jakarta termasuk pimpinan DPR, pimpinan

Parpol dan lain-lain yang di rasa patut. Proses di Jakarta sedikit agak terhambat

mengingat situasi negarapun belum begitu stabil. Karena itu Panitia, Pemerintah

Daerah Aceh Tenggara masyarakat Gayo Lues yang berdomisili di Jakarta

berjuang terus tanpa mengenal lelah, tanpa biaya yang berlimpah, bekerja tanpa

pamrih demi terwujudnya sebuah Kabupaten. Tahun 2000 delegasi dikirim ke

Jakarta dari Aceh Tenggara untuk penjajakan dan menemui Menteri Dalam Negri,

pimpinan DPR dan Pimpinan parpol untuk mohon bantuan.

Setelah melalui proses yang agak panjang akhirnya pada tanggal 30

Agustus 2001 DPOD menetapkan 4 Calon Kabupaten dari Aceh dinyatakan lulus

menjadi Kabupaten, sedangkan Gayo Lues dikaji ulang. Masyarakat Gayo Lues,

Pemda Aceh Tenggara, Pemda Daerah Aceh, merasa tidak puas dan kecewa, lalu

mengirim delegasi lagi ke Jakarta menemui Petinggi di Jakarta termasuk Wapres.

Kepada mereka dimohon dengan hormat agar Gayo Lues dapat diluluskan

menjadi Kabupaten. Akhirnya DPOD menyetujui Gayo Lues menjadi Kabupaten

dalam sidangnya pada tanggal 18 Oktober 2001. Tidak lama kemudian

pemerintah mengusulkan RUU pembentukan Kabupaten Gayo Lues ke DPR-RI.

Dalam sidang Paripurna DPR-RI tanggal 11 Maret 2002 seluruh fraksi menyetujui

Gayo Lues menjadi Kabupaten beserta 21 Kabupaten/Kota lainya.

Setelah itu masyarakat Gayo Lues mengusulkan kepada Bupati Aceh

Tenggara daftar 5 Calon Pelaksana Tugas Bupati yaitu :

Drs. Ramli S.

Drs. H. Syamsul Bahri

Drs. H. Harun Al-Rasyid

Ir. Muhammad Ali Kasim, MM

Drs. Abdul Gafar

Pada tanggal 2 Juli 2002 Gayo Lues beserta 21 Kabupaten/Kota lainya

diresmikan oleh Mendagri Hari Sabarno sebagai sebuah Kabupaten. Pada tanggal

(7)

Kasim, MM menjadi Penjabat Bupati Gayo Lues di Kutacane. Dengan demikian

selesailah sebuah perjuangan yang suci untuk mewujudkan sebuah Kabupaten

yang dicita-citakan.

Kabupaten Gayo Lues adalah salah sat

Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal

berada di gugusan pegunungan

merupakan ar

warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling terisolasi di

Aceh.

Pada mulanya daerah Gayo dan Alas membentuk pemerintahan sendiri

terpisah dari Kabupate

Tenggara (UU No. 4/1974) namun karena kesulitan transportasi daerah Gayo

ingin membentuk kabupaten tersendiri maka terbentuklah Kabupaten Gayo Lues

(UU No. 4/2002) dengan ibukota Blangkejeren dan Penjabat Bupati ditetapkan Ir.

Muhammad Ali Kasim, M.M.

Kabupaten yang berpenduduk kebanyaka

diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian

menjadi prioritas utama pengembangan :

1. Pertambangan : Timah di Kecamatan Pining, emas di Kecamatan Putri

Betung dan kecamatan pantan cuaca, dan tambang pasir keramik di

kecamatan rikit gaib.

2. Komoditas pertanian

rikit gaib, serai wangi, yang dikembangkan di hutan pinus, tembakau

virginia di kecamatan pantan cuaca, kakao di kecamatan pantan cuaca, dan

kopi Arabika di kecamatan pantan cuaca

3. Pariwisata : Pendakian Gunung Leuser, Pemandian air panas dikecamatan

putri betung, Air terjun Akang siwah, Wisata ekosistem louser di

(8)

blang lopah, Wisata air terjun rerebe, Wisata kedah, Wisata blang sere,

Wisata genting, dan Wisata pacuan kuda blang sere.

4. Seni Budaya

Melengkan47

2.3 Profil Komisi Independen Pemilihan.

Dalam Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Pemerintahan

Aceh dijelaskan bahwa Aceh merupakan kesatuan masyarakat hukum yang

bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan Perundang-undangan dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, yang

dipimpin oleh seorang Gubernur (Undang-Undang Pemerintahan Aceh).

Selain itu Pasal 1 ayat (12) UUPA juga menjelaskan bahwa Komisi

Independen Pemilihan (KIP) adalah KIP Aceh dan KIP Kabupaten/Kota yang

merupakan bagian dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diberi wewenang

oleh Undang-Undang ini untuk menyelenggarakan pemilihan umum

Presiden/wakil Presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRA), anggota

Dewan Perwakilan Daerah (DPRK), Gubernur/wakil Gubernur, Bupati/Wakil

Bupati dan Walikota/Wakil Walikota (Undang-Undang Pemerintahan Aceh).

Selain itu, KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) tidak lagi memegang

tanggung jawab sebagai penyelenggara Pemilu Legislatif seperti yang masih

dilakukan di daerah-daerah lain di Indonesia. Sebaliknya peran dan tanggung

jawab tersebut diambil alih oleh KIP (Komisi Independen pemilihan) sebagai

sebuah lembaga yang diharapkan lebih bersikap netral dan independen dalam

proses pemilihan umum di Aceh. Anggota KIP sebagai penyelenggara pemilihan

diusulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan di tetapkan secara

bertanggungjawab dan diresmikan atau dilantik oleh Gubernur sebagai

(9)

penyelenggara pemilihan kepala daerah, Gubernur, walikota dan pemilihan

umum.

Selain itu Qanun ini juga menjelaskan tentang peran dan fungsi KIP dalam

penyelenggaraan Pemilihan Umum khususnya Pemilukada di Aceh. KIP dapat

menjalankan peran dan fungsinya secara bebas, langsung, jujur, adil dan teratur

serta tertib dalam menyelenggarakan pemilu serta tidak memihak kepada

organisasi dan serikat manapun, dan mampu memberikan kesempatan kepada

rakyat untuk meningkatkatkan kualitas perannya dalam menentukan keputusan

politiknya.48

Untuk meningkatkan perannya KIP Aceh bertanggung jawab terhadap

prosesi pemilihan di Aceh yaitu pemilihan kepala daerah yang berada ditingkat

pusat (Provinsi) dan pemilihan kepala daerah tingkat II (Kabupaten), KIP

Kabupaten/Kota diberikan wewenang oleh Undang-Undang Pemerintahan Aceh

(UUPA) No. 11 Tahun 2006 untuk menjalankan pemilukada di tingkat

Kabupaten. Berdasarkan wewenang tersebut, KIP Gayo Lues merupakan

lembaga pemilihan umum tingkat Kabupaten melakukan beberapa peranan

tentang tahapan-tahapan untuk melangsungkan proses pemilhan di Kabupaten

Gayo Lues.49

a. Sesuai dengan amanat UUPA, KIP Gayo Lues menyelenggarakan

pemilihan umum untuk memilih anggota DPRK, DPD, Presiden dan

Wakil Presiden.

Visi : KIP menjadi penyelenggara pemilihan umum yang mandiri, non-partisan,

tidak memihak, transparan dan professional, berdasarkan asas-asas Pemilu

demokratis, dengan melibatkan partisipasi rakyat seluas-luasnya, sehingga

hasilnya dipercaya oleh masyarakat.

Misi :

b. Meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik masyarakat

untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum yang dilaksanakan

48

Undang-undang Qanun aceh no. 11 tahun 2006

49

(10)

secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukasi

dan beradap.

c. Melayani dan memperkuat setiap peserta pemilu secara adil dan setara,

serta menegakkan aturan pemilu secara konsisten sesuai dengan

perundang-undangan yang berlaku.

Secara konseptual, KIP dirancang untuk menjadi lembaga yang betul-betul

mandiri tanpa terpengaruh oleh kepentingan siapapun dalam menjalankan

tanggungjawab kerjanya. Indikator yang dipakai sebagai alat ukur untuk melihat

independensi kerja KIP setidaknya ada lima hal, yaitu: transparansi kerja;

akuntabilitas; profesionalisme; adil; dan menjunjung tinggi aturan hukum yang

ada. Kelima indikator itu bersifat kumulatif, sehingga KIP akan tetap dikatakan

tidak independen jika salah satu indikator saja tidak terpenuhi dengan baik.

Dalam pelaksanaannya, KIP pada tingkatan provinsi Aceh memiliki anggota

yang berjumlah 7 (tujuh) orang, sedangkan untuk tiap-tiap Kabupaten/Kota

anggota KIP berjumlah 5 (lima) orang. Sementara perekrutannya didasarkan pada

refresentasi KPU dan elemen masyarakat setempat. Misalnya dari kalangan

akademisi, tokoh agama, tokoh LSM dan lain sebagainya.50

Fungsi dari komisi Independen Pemilihan dalam menyelenggaraan pilkada

Kabupaten Gayo Lues ialah : Menyelengarakan pemilihan, melakukan pendataan

Daftar Pemilih Tetap (DPT), menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT), menerima

pendaftaran calon kepala daerah, melakukan verifikasi pencalonan, menetafkan

calon yang ikut dalam pilkada atau pemilu legeslatif, menetapkan jadwal

kampanye, menyelenggarakan pilkada dan pemilu, melakukan proses perhitungan

pilkada dan pemilu, dan mengumumkan pasangan pemenang pilkada dan

pemilu.51

51

(11)

Dalam lembaga Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Aceh

menduduki kestrukturan lembaga pada tahun 2012 sebagai berikut :

Ketua : Alfin,S.sos

Seketaris : Ani, SH

Kasubag Umum : Amri,SE

Teknisi : Baharudin

Anggota : Kasim,SH, M. Nuh,SE, Rudi,S.sos, dan Firdaus,SE

Hukum : Ali Husin, SH

Program : Zaddam, S.com

Dalam sebuah pemilihan maka daftar pemilih sangat penting untuk

dipersiapkan guna mengetahui jumlah masyarakat yang memiliki hak pilih.

Dalam pelaksanaannya maka KIP Kabupaten Gayo Lues bekerjasama dengan

bagian Pemerintah Daerah Gayo Lues. KIP Kabupaten Gayo Lues menerima

Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang berasal dari P4B yang di

validasi. Dengan jumlah 56.173 pemilih. Hasil DP4 ini diserahkan pada PPS

untuk dijadikan bahan dalam menyusun DPS (Daftar Pemilih Sementara). Untuk

proses pelaksaan pilkada Kabupaten Gayo Lues tahun 2012. PPS merencanakan

jumlah dan letak TPS di wilayahnya berdasarkan DPT dan menyampaikannya

kepada PPK. Selanjutnya PPK membuat rekapitulasi jumlah pemilih yang

terdaftar dan rencana jumlah TPS dalam wilayah kerjanya berdasarkan DPT

yang diterima dari DPS.

Dalam sebuah pemilihan maka daftar pemilih sangat penting untuk

dipersiapkan guna mengetahui jumlah masyarakat yang memiliki hak pilih.

Dalam pelaksanaannya maka KIP Kabupaten Gayo Lues bekerjasama dengan

bagian Pemerintah Daerah Gayo Lues. KIP Kabupaten Gayo Lues menerima

Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) yang berasal dari P4B yang di

(12)

untuk dijadikan bahan dalam menyusun DPS (Daftar Pemilih Sementara). Untuk

proses pelaksaan pilkada Kabupaten Gayo Lues tahun 2012

PPS merencanakan jumlah dan letak TPS di wilayahnya berdasarkan DPT

dan menyampaikannya kepada PPK. Selanjutnya PPK membuat rekapitulasi

jumlah pemilih yang terdaftar dan rencana jumlah TPS dalam wilayah kerjanya

berdasarkan DPT yang diterima dari DPS.

Rekapitulasi jumlah pemilih terdaftar Pemilu kepala daerah dan wakil kepala

daerah Tahun 2012

Provinsi : ACEH

Kabupaten : GAYO LUES52

NO. KECAMATAN PPS TPS

TPS

JUMLAH PEMILIH KET.

LK PR LK+PR

1 2 3 4 5 6

1. Blang Kejeren 20 57 8.242 8.821 17.063

2. Kota Panjang 12 24 2.651 2.892 5.543

3. Blang Jerango 10 20 2.255 2.449 4.704

4. Blang Pegayon 12 18 1.663 1.722 3.385

5. Pantan Cuaca 9 17 1.268 1.272 2.540

6. Putri Betung 9 24 2.343 2.264 4.607

7. Rikit Gaib 13 15 1.316 1.479 2.795

8. Tripejaya 10 20 1.745 1.838 3.583

9. Terangun 23 27 2.655 2.958 5.613

10. Dabun Gelang 9 15 1.618 1.865 3.483

11. Pining 9 16 1.404 1.449 2.857

TOTAL 136 253 27.164 29.009 56.173

Sumber : Dari Rekap data pemilah Komisi Independen Pemilihan (KIP)

kabupaten Gayo Lues tahun 2012.

52

(13)

2.4 Profil dan visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Gayo Lues.

Calon Bupati Calon Wakil Bupati

Nama : H. ABDUL KARIM G

Calon Dari : Perseorangan

Nama : NURHAYATI

Calon Dari : Perseorangan

Visi : Terwujutnya masyarakat aceh Gayo Lues yang sejahtera, beriman,

mandiri, produktif dan berketahanan serta berakhalak mulia dalam lingkungan

ALLAH SWT.

Misi :

1. Mempersiapkan dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang

berssih dan bertaqwa serta berwawasan dalam bidangnya masing-masing.

2. Menggali dan mengelola sember daya alam (SDA) oleh SDM yang telah

disiapkan untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran dan

kesejahteraan rakyat Gayo Lues.

3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan

teknologi dan mendukung eksplorasi SDA yang berkelanjutan.

4. Membina dan mendorong generasi muda untuk bangkit menuju masa

depan yang lebih baik berlandaskan iman dan taqwa serta ilmu

pengetahuan dan teknologi dan menjunjung tinggi nilai budaya di Gayo

(14)

Pasangan no urut 2

Calon Bupati Calon Wakil Bupati

Nama : IRMAWAN S,SOS.MM

Pekerjaan : Calon Wakil Bupati Gayo

Lues

Alamat : Penampaan

Kecamatan Blang Kejeren

No Telp :

Calon Dari : Perseorangan

Visi : Terwujutnya masyarakat kabupaten Gayo Lues yang bermartabat

Misi :

1. Mewujudkan aparatur pemerintah yang berdisiplin, tegas, cepat dan

terpercaya melalui kualitas pelayanan publik.

2. Meningkatkan perekonomian rakyat berbasis pedesaan melalui

pengembangan potensi pertanian, peternakan dan pariwisata.

3. Pemetaan pembagian zona kawasan pembangunan dalam wilayah

kabupaten Gayo Lues.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan secara

maksimal.

5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perkonomian masyarakat secara

maksimal.

6. Meningkatkan pemberdayaan perempuan tanpa mengurangi nilai-nilai

(15)

Pasangan No Urut 3.

Calon Bupati Calon Wakil Bupati

Nama : H. IBNU HASYIM

S,SOS.MM

T.T.L : Terangun, 28-02-1963

Pekerjaan : Bupati Gayo Lues

Alamat : Desa Terangun

No Telp :

Calon Dari : Perseorangan

Nama : ADAM, SE.MAP

T.T.L : Blang Kejeren, 28-08-

1966

Pekerjaan : PNS

Alamat : Blang Kejeren

No Telp :

Calon Dari : Perseorangan

Visi : Menuju Gayo Lues maju berbasis pemberdayaan masyarakat dan

pemberdayaan potensi sumber daya lokal yang berkeadilan.

Misi :

1. Mengedepankan potensi kualitas sumberdaya manusia.

2. Mengembangkan sistem ekonomi yang tunggal berbasis kerakyatan.

3. Menurunkan angka kemiskinan, pengangguran dan ketertinggalan.

4. Pemenuhan kebutuhan air minum yang bersih dan sehat.

5. Menciptakan jaringan kerjasama dan menjadikan gayo lues sebagai daerah

(16)

2.5. Hasil Pilkada Kab. Gayo Lues 2012.

Kabupaten Gayo Lues selasa 15/05/2012 lalu. Berdasarkan hasil

rekapitulasi suara yang dirai masing-masing pasangan calon bupati dan wakil

bupati.

Nama pasangan No

urut.

Jumlah suara

H. Abdul Karim G/Nurhayati 1 3.981 Suara

Irmawan, S.Sos,MM/H.Yudi Chandra Irawan,BSC,SE 2 20.539 Suara

H. Ibnu Hasyim, S.Sos, MM/Adam, SE, MAP 3 23.819 Suara

JUMLAH TOTAL 48.339 Suara

Dari data hasil perolehan pilkada Kabupaten Gayo Lues tahun 2012

lalu,yang menjadi pemenang dalam pilkada tersebut adalah pasangan H. Ibnu

Hasyim, S.Sos,MM dan Adam, SE, MAP.53

53

. Kpu dan kip kabupaten gayo lues tahun 2012.

Sumber : Dari hasil pemungutan suara pilkada kabupaten aceh tengah tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Pasien datang dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, terutama saat sore hari, saat demam suhunya 38,8, mual(+),muntah(+),nyeri perut, batuk, lemas, tidak mau makan, hanya

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

Mengutip intisari dari Erwandi Tarmizi, Harta Haram, 127.. cacat barang, karena pembeli mengira bahwa sesuatu yang didiamkan oleh penjual menunjukan bahwa kondisi barang

(8)第8章では、第6章で挙げたもう一つの課題である薬液の浸透固結状況評価におけ

Raskauttavimpina tekoina edellä mainitun tapauksen lisäksi oli Liperin käräjäkunnan kihlakunnanoikeudessa vuonna 1939 käsitelty tapaus, jossa kolme alle 12-vuotiasta

Meskipun secara umum terdapat peningkatan sistem mutu, namun masih ada beberapa hal yang memerlukan peningkatan, misalnya peningkatan ruang lingkup, promosi untuk

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sesudah diberi intervensi pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien sikzofrenia di ruang rawat inap RSJ Ghrasia Pemda DIY didapatkan hasil

Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini, sebagai masukan untuk peneliti lain diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor- faktor lain