• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES HYDROCARB UNTUK BIOMAS DAN BAHAN BAKAR FOSIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSES HYDROCARB UNTUK BIOMAS DAN BAHAN BAKAR FOSIL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES HYDROCARB UNTUK BIOMAS DAN BAHAN BAKAR FOSIL1

Agus Sugiyono

Staf Peneliti Direktorat Teknologi Energi, BPP Teknologi

1. Pendahuluan

Sektor energi merupakan sektor yang sangat penting di Indonesia karena selain sebagai penggerak ekonomi dalam negeri juga sebagai komoditi eksport. Untuk memenuhi keperluan energi dalam negeri, ada beberapa sumber energi yang tersedia seperti : minyak bumi, gas alam, batubara, geothermal, biomass, dan sumber energi baru yang lainnya. Pada tahun 1991 kebutuhan energi dalam negeri mencapai 52 MTOE yang sebagian besar menggunakan minyak bumi (41 %) dan biomas, sebagai sumber energi tradisional (31 %). Sisanya dipenuhi dengan gas alam sebesar 18 %, batubara 6 % dan tenaga air bersama-sama dengan geothermal sebesar 4 % [3].

Sumber energi di Indonesia ditandai dengan keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan gas bumi yang mencukupi dan cadangan batubara yang masih melimpah. Cadangan minyak bumi

diperkirakan sebesar 10.73 x 109 barrel dengan rata-rata produksi 0.47 x 109 barrel per tahun,

sedangkan cadangan gas alam sebesar 101.8 x 1012 SCF dengan rata-rata produksi 2.1 x 1012 SCF

per tahun dan cadangan batubara sebesar 34.31 x 109 ton dengan rata-rata produksi 0.011 x 109

ton per tahun [2]. Sumber biomas tersebar di seluruh wilayah baik yang berupa produksi hasil

hutan maupun limbah pertanian. Potensi produksi biomas diperkirakan sebesar 246.3 x 106 ton per

tahun dengan perincian : hasil hutan sebesar 217.0 x 106 ton per tahun dan limbah pertanian

sebesar 29.3 x 106 ton per tahun [4]. Keterbatasan bahan bakar minyak dalam negeri telah

mendorong pemerintah untuk melaksanakan kebijaksanaan diversifikasi energi. Berbagai sumber energi alternatif terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, termasuk pemanfaatan biomas menjadi energi yang komersial.

(2)

dikembangkan termasuk salah satunya yaitu proses hydrocrab. Dalam makalah ini akan dibahas

proses hydrocarb dengan bahan baku biomas dan bahan bakar fosil.

2. Proses Hydrocarb

Secara umum proses hydrocarb dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : proses hydrogasification dari

bahan baku (biomas atau bahan bakar fossil), proses pyrolysis yang merupakan proses

dekomposisi methane secara thermal dan proses pembentukan methanol secara catalytic.

Biomas yang berasal dari kayu bakar mempunyai komposisi seperti ditunjukkan dalam Table 1

dan mempunyai rumus kimia CH1.38O0.59. Kandungan abu dan sulfur dari kayu bakar lebih kecil

bila dibandingkan dengan batubara, yang akan mengurangi biaya dan kesulitan dalam memanfaatkan biomass.

Table 1. Ultimate Analysis dari kayu bakar

Wt % (dry basis)

Ash 0.74

Carbon (total) 51.94

Hydrogen 5.99

Sulfur 0.18

Nitrogen 0.48

Oxygen 40.67

Total 100.00

Total proses hydrocarb dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi sebagai berikut :

CH1.38O0.59 + 0.245 CH4 ----> 0.655 C + 0.59 CH3OH (1)

kayu bakar + gas alam ----> karbon + methanol Mula-mula biomas, gas alam, dan penyerap sulfur diumpankan ke reaktor hydrogasification pada suhu 800 oC dengan tekanan 5 x 106 N/m2 (50 atm). Reaksi yang terjadi selama proses ini : C + 2 H2 ---> CH4 (2)

C + H2 ---> CO + H2 (3)

CO + H2O ---> CO2 + H2 (4)

(3)

Abu, karbon dan penyerap sulfur keluar dari reaktor hydrogasification dalam bentuk padat sedangkan gas yang dihasilkan diumpankan ke reaktor kedua yang mempunyai suhu 1100 oC dan tekanan sekitar 50 atm dan reaksinya :

CH4 ---> C + 2 H2 (6) C + H2O --> CO + H2 (7) C + CO2 ---> 2 CO (8)

Karbon murni yang terbentuk dalam dekomposisi thermal dari methane dalam reaktor pyrolysis

dibuang sebagai hasil sampingan. Kemudian methanol diproses dalam reaktor ketiga pada suhu

260 oC dan tekanan sekitar 50 atm.

CO + 2 H2 ---> CH3OH (9) CO2 + 3 H2 ---> CH3OH + H2O (10)

Setelah kondensasi methanol, sisa-sisa gas dikembalikan ke reaktor hydrogasification. Seluruh

nitrogen yang terkandung dalam bahan baku diubah menjadi N2.

Untuk proses hydrocarb yang menggunakan bahan baku campuran biomas dan batubara

mempunyai proses yang sama dengan proses di atas.

kayu bakar + batubara ----> karbon + methanol

Kesetimbangan materi dan komposisi kimia ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 2 dan 3

memperlihatkan keseteimbangan energi dalam reaktor hydrogasification dan dalam reaktor

pyrolysis.

3. Permasalahan dan Prospek

Meskipun sistem yang terintegrasi belum beroperasi, tetapi tiap proses telah dicoba menggunakan bahan baku batubara di Brookaven National Laboratory (BNL). Juga telah dicoba dengan bahan baku biomas dan terus dilakukan perbaikkan. Jika biomas saja yang digunakan

sebagai bahan baku, proses hydrocarb akan mendekomposisi biomas menjadi karbon, hydrogen

dan air. Proses ini dapat menyimpan karbon yang terkandung dalam biomas tapi hanya 3 % dari

energi biomas yang diubah menjadi hydrogen. Jika bahan baku ditambah dengan gas alam,

coprocessing akan menghasilkan methanol sebagai tambahan dari karbon. Dengan proses yang

(4)

kurang dari 2 ppm sehingga selama proses hydrogasification dari biomass perlu menambahkan

penyerap H2S. Meskipun batu kapur (CaCO3) telah berhasil digunakan sebagai penyerap H2S

pada proses hydrogasification dari batubara pada tekanan yang rendah, pada proses

hydrogasification dari biomas ada kemungkinan CaCO3 tidak reaktif dengan H2S. Diperkirakan

dolomite (MgCO3.CaCO3) dapat digunakan untuk menyerap sulfur menjadi MgO.CaS. Karena

CaS tidak dapat dibuang langsung dan tidak dapat dioksidasi tanpa melalui emisi SO2, maka CaS

hasil dari proses hydrogasification digunakan sebagai bahan bakar reheater pada temperatur 1500

oC. Pada temperatur ini oksidasi CaS dan dekomposisi menjadi MgO.CaO + SO2 akan

berlangsung. Kemudian SO2 dikumpulkan dari gas buang reheater dengan scrubber konvensional.

Penggunaan alumina untuk mengendalikan suhu dalam hydrogasifier dan sebagai penukar kalor

dalam reaktor pyrolysis merupakan hal perlu diperhatikan. Kesetimbangan energi memperlihatkan

bahwa tingkat daur ulang dari alumina sangat tinggi, sekitar 20 kali dibandingkan dengan tingkat penggunaan bahan baku biomas. Menangani aliran masa yang besar dan bertekanan tinggi dari alumina juga masih merupakan masalah.

Keuntungan dari proses ini adalah dapat dikembangkan lebih lanjut untuk bahan baku dari bahan yang mengandung karbon selain bahan bakar fossil seperti limbah padat. Aspek penting yang lain yaitu aspek lingkungan disaat kebutuhan bahan bakar cair yang bersih lingkungan juga

semakin meningkat. Dalam proses hydrocarb dengan bahan baku biomas, hasil sampingan yang

berupa karbon bebas dari abu, sulfur dan nitrogen, sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar

bersih lingkungan di sektor industri khususnya untuk menghilangkan emisi SO2 dan emisi abu dari

boiler atau mesin diesel. Oleh karena bahan bakar ini tidak mengandung nitrogen maka emisi NOx dapat dikurangi sebesar 50 % bila dibandingkan dengan penggunaan batubara.

Methanol dan karbon serta hydrogen dan methane dapat sebagai alternatif hasil gabungan dari

proses hydrocrab. Jika suatu saat hydrogen menjadi standard bahan bakar untuk transportasi, pada

saat pergantiannya memerlukan fasilitas pemroses yang mampu memproduksi methanol dan

hydrogen. Prospek lain dari proses hydrocarb yaitu untuk menanggulangi masalah pemanasan

global. Proses hydrocarb dapat mengubah gas alam ke methanol dan kemudian menggunakan

methanol sebagai bahan bakar dengan jumlah emisi CO2 total adalah nol.

Perbandingan secara ekonomis teknologi hydrocarb ditunjukkan dalam Table 2. Dari Tabel 2

dapat ditunjukkan bahwa coprocess biomas dan gas alam mempunyai efisiensi thermal yang lebih

tinggi dibandingkan dengan proses hydrocarb yang lainnya. Makin besar karbon yang disimpan

maka makin mahal biaya investasinya sehingga harga methanol hasil proses hydrocarb juga

(5)

4. Penutup

Proses hydrocarb merupakan salah satu proses untuk memanfaatkan biomas menjadi bahan

bakar komersial dan mempunyai beberapa keuntungan diantaranya :

- bahan bakar hasil proses hydrocarb dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar minyak bila

suatu saat cadangan minyak habis.

- karbon yang dihasilkan oleh proses hydrocarb bebas dari abu, sulfur dan nitrogen sehingga dapat

digunakan sebagai bahan bakar untuk sektor industri dan mempunyai dampak pemakaiannya terhadap lingkungan yang kecil.

- mempunyai prospek untuk membuat dan memanfaatkan methanol dengan emisi CO2 yang

minimum.

Daftar pustaka

[1] Arnulf Grubler, Nebojsa Nakicenovic dan Andreas Schafer, Summary of IPCC/EIS - IIASA

International Workshop on Energi-Related Greenhouse Gases Reduction and Removal, IIASA, 1992

[2] BPPT-KFA, Environmental Impact of Energy Strategies for Indonesia : Final Summary

Report, May 1993.

[3] International Energy Agency, The IEA Energy Balance and Statistics Databases, on diskette,

1993.

[4] Riyanto Marosin, L.M. Panggabean, State of the Art of Biomass Gasification Technology in

Indonesia, Seminar on Power Generation Technology Using Biomass, 17-18 Januari 1989.

[5] Robert H. Borgwardt, Meyer Steinberg, Edward W. Grobse and Yuanki Tung, Biomass and

(6)

HYDRO-GASIFICATION

REACTOR

PYROLYSIS REACTOR

800 oC 50 atm

1100 oC 50 atm METHANOL

CONVERTER

260oC 50 atm 66.75 kg

PURGE 0.492 kg mol

BIOMASS 100 kg CH 17.75 kg CH O

CARBON 16.3 kg

CARBON 23 kg

1.38 0.59

4

CH OH3

CO 4.65 % CO 1.54 % CH 39.76 % H O 12.6 % H 41.43 %

4 2 2

16.58 kg mol 15.15 kg mol

CO 12.09 % CO 0.19 % CH 12.83 % H O 2.17 % H 72.12 %

4 2 2

22.16 kg mol CO 3.89 %

CO 0.27 % CH 18.76 % H O 0.06 % H 76.11 %

4 2 2 2

2

2

CH OH 0.91 %3

Gambar 1. Kesetimbangan Materi dan Komposisi Kimia [5]

EXOTHERMIC REACTIONS

-2.693 x 10 8 J ALUMINA 800 C

746 kg

PYROLYSIS REACTOR FEED

ALUMINA 1100 C

CARBON 100 kg BIOMASS 200 C

CONVERTER RECYCLE 1050 C

CH 200 C

-2.75 x 10 J H = 5.187 x 10 J

Sens. = -4.17 x 10 J 8

7

H = 8.30 x 10 J Sens. = -7.78 x 10 J

7 6 F

F 4

o

o o

o

7 o

-5.308 x 10 J8

-5.397 x 10 J8

3.00 x 10 J8

(7)

AIR

PREHEATER ALUMINA

PREHEATER 1100 C

ENDOTHERMIC

REACTIONS 5.29 x 10 J

o

8

800 Co

ALUMINA 1100 C -5.488 x 10 J8

o ALUMINA 1100 C

746 kg, -3.00 x 10 J8 o

1360 kg

CARBON

AIR 21 mols

FLUE GAS 22.3 mols -1.163 x 10 J8 800 Co

-5.584 x 10 J8 750 Co

-2.58 x 10 J7

0.492 kg mol PURGE GAS

13.93 kg CARBON -1.56 x 10 J7

-4.421 x 10 J8 Combustion Reactions :

Carbon = -4.572 x 10 J Purge gas = -1.916 x 10 J

8 8 SYNTHESIS GAS TO

METHANOL CONVERTER 1100 Co

800 Co -8.25 x 10 J8

-5.31 x 10 J8 GAS FROM HYDROGASIFIER

TO HYDROGASIFIER

800 Co 746 kg ALUMINA

Gambar 3 Kesetimbangan Energi dalam Reaktor Pyrolysis [5]

DRIER CHIPPER

WET BIOMASS

AIR + H O

AIR COOLING WATER STEAM METHANOL METHANOL CONDENSER CH METHANOL CONVERTER WATER GAS COOLER GAS REHEATER ALUMINA DRY BIOMASS HYDRO GASIFICATION REACTOR

240 C

50 C

1050 C

240 C

ALUMINA

1100 Co

1100 Co 2

4 o

o

260 Co

o

o

1100 Co

1100 Co

260 Co

800 Co

800 Co PYROLYSIS

REACTOR

CARBON + ASH

PURGE GAS ALUMINA REHEATER COMBUSTOR AIR PREHEATER AIR ASH FLUE GAS AIR ALUMINA ALUMINA 800 Co

800 Co CARBON

1500 Co

750 Co

800 Co

(8)

Table 2. Perbandingan Teknologi Hydrocarb [1]

No. Process

Feed-stock Capacity Ton/Day Energy PJ/yr Input Fuel Product Fuel Product Output per Day Carbon Utili-zation eff. (%) Thermal Eff. (%) Capital Cost of Plant $ 10 ^ 6 Millions Fuel Product Selling Price $/MMBtu of Total Deve-lopment time Yrs O&M $/Day Energy Output PJ/yr 1 Hydrocarb Methanol Bit. Coal 25,000 T/D 216 PJ/yr Methanol Carbon 96,000 B/D 11,600 T/D

90 95 860 2.40 4 100,000 205

2 Hydrocarb Methanol Store 50% C

Bit. Coal 25,000 T/D 216 PJ/yr Methanol Carbon 96,000 B/D 5,800 T/D

59 69 860 3.30 4 100,000 149

3 Hydrocarb Methanol Store all C

Bit. Coal 25,000 T/D 216 PJ/yr Methanol Carbon 96,000 B/D 0 T/D

27 43 860 5.30 4 100,000 93

4 Hydrocarb Gasoline Store all C

Bit. Coal 25,000 T/D 216 PJ/yr Gasoline Carbon 43,500 B/D 0 T/D

25 35 1100 7.40 4 150,000 55

5 Hydrocarb Gasoline Bit. Coal 25,000 T/D 216 PJ/yr Gasoline Carbon 43,5000 B/D 11,600 T/D

85 87 1,100 2.90 4 150,000 190

6 Hydrocarb Coprocess Methanol Bit. Coal Biomass 28,400 T/D 14,900 T/D 318 PJ/yr Methanol Carbon 110,000 B/D 17,700 T/D

112 114 1,200 2.50 4 125,000 275

7 Hydrocarb Coprocess Store 50 % C

Bit. Coal Biomass 28,400 T/D 14,700 T/D 318 PJ/yr Methanol Carbon 110,000 B/D 8,900 T/D

70 78 1,200 5.30 4 125,000 173

8 Hydrocarb Coprocess Store all C

Bit. Coal Biomass 28,400 T/D 14,700 T/D 318 PJ/yr Methanol Carbon 110,000 B/D 0 T/D

27 43 1,200 8.00 4 125,000 104

9 Hydrocarb Coprocess Coal Gas. Store C Bit. Coal Biomass 25,000 T/D 13,300 T/D 318 PJ/yr Gasoline Carbon 49,300 B/D 0 T/D

26 36 1,500 9.70 4 175,000 86

10 Hydrocarb Coprocess Nat. Gas & Biomass

Natural Gas Biomass

238 x 10^6 SCF/D 25,000 T/D 219 PJ/yr Methanol Carbon 136,000 B/D 6,800 T/D

370 237 850 4.70 4 110,000 197

11 Hydrocarb Coprocess Nat. Gas & Store all C

Natural Gas Biomass

238 x 10^6 SCF/D 25,000 T/D 219 PJ/yr Methanol Carbon 136,000 B/D 0 T/D

187 158 850 6.10 4 110,000 131

* Efficiencies based only on fossil fuel utilization whenever biomass is coprocessed

Gambar

Table 1. Ultimate Analysis dari kayu bakar
Gambar 1. Kesetimbangan Materi dan Komposisi Kimia [5]
Gambar 3  Kesetimbangan Energi dalam Reaktor Pyrolysis [5]
Table 2. Perbandingan Teknologi Hydrocarb [1]

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data wawancara yang didapat oleh peneliti mengenai pandangan masyarakat terhadap Program iB Mapan Wakaf CIMB Niaga Syari’ah yang dianalisa dengan Teori Hukum

4.1.2 Tuliskan banyaknya rekrutmen serta pengembangan dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan program studi pada UPPSN dalam tiga tahun terakhir dengan

Ibid , h.. kepada hasil atau nilai maupun kemampuan anak, bukan dari bagaimana anak akan paham atas proses pembelajaran yang diperoleh, bagaimana anak akan lebih

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Amaliyah dan Wibawati pada tahun 2012 dengan judul “Pengelompokan Kabupaten/Kota Di Jawa Timur Berdasarkan Indikator Indonesia Sehat

Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas dapat dilihat bahwa variabel Kepemipinan dan karakteristik pekerjaan dan prospek karir berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 19-20 Agustus 2013, dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan kuesioner terhadap 10

Berdasarkan data diatas hasil analisis hubungan dukungan keluarga dengan kejadian depresi pada penderita penyakit ginjal kronik menunjukkan bahwa dari seluruh

Praktek kerja sosial terdiri dari profesional penerapan sosial nilai kerja, prinsip, dan teknik untuk satu atau lebih untuk membantu orang mendapatkan pelayanan