• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN SUPERVISI AKADEMIK | Sardiyo | Jurnal Teknodika 6775 14405 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN SUPERVISI AKADEMIK | Sardiyo | Jurnal Teknodika 6775 14405 1 SM"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENI NGKATAN KEM AM PUAN GURU DALAM PENGELOLAAN PEM BELAJARAN M ELALUI KEGI ATAN SUPERVI SI AKADEM I K

Sardiyo

Email: sardiyo219@yahoo.com

Alumni Pascasarjana UNS Bekerja sebagai Kepala Sekolah di SM AN Jumapolo Kabupaten Karanganyar.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran melalui supervisi akademis di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Jumapolo Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan sekolah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada siklus I sebagian guru (8 guru/57,14% ) telah mengalami peningkatan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran. Pada siklus II sebanyak (12 guru/85,71% ) telah mengalami peningkatan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran telah menerapkan langkah-langkah berdasarkan skenario pembelajaran yang telah di susun (pendahuluan, penjelasan prosedur pembelajaran, penyajian problematika/ masalah, mengumpulkan informasi/data, memcari jawaban sementara, mengumpulkan data untuk menguji jawaban sementara dan menarik kesimpulan sebagai temuan dari proses pencarian konsep.

Kata Kunci: kemampuan guru, Pengelolaan Pembelajaran, Supervisi Akademis.

I M PROVED ABI LI TY I N THE M ANAGEM ENT OF LEARNI NG THROUGH TEACHER ACTI VI TY ACADEM I C SUPERVI SI ON

Abstract

(2)

PENDAHULUAN

Sekolah merupakan sistem yang terdiri dari

beberapa komponen yang saling berinteraksi,

berinterelasi dan berinterdependensi dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

suatu si stem ada yang berperan sebagai

pengendal i. Sebagai pengendal i terti nggi

di sekol ah kepala sekol ah harus banyak

memperhatikan hal -hal yang menyangkut

tugas dan fungsinya. Tugas pokok kepala

sekolah adalah mengantarkan, membimbing,

mengetahui, mempelopori, memberi petunjuk,

mendidik, dan sebaginya secara singkat dapat

dikatakan mempengaruhi mereka yang dipimpin

sedemi ki an rupa, sehi ngga memperol eh

hasi l atau mencapai tuj uan yang hendak

dicapai. Untuk dapat memenuhi tugas tersebut,

kepala sekolah mempunyai beberapa macam

fungsi yang harus di laksanakan, memurut

Karti ni -Kartono (1993:35) bahwa f ungsi

kepala sekolah adalah memandu, menuntun,

membi mbi ng, memberi atau membangun

moti vasi -moti vasi kerj a, mengemudi kan

organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang

baik, memberikan supervisi atau pengawasan

yang evisien dan membawa para pengikutnya

kepada sasaran yang i ngi n di tuj u sesuai

dengan ketentuan waktu dan perencanaan.

K epal a sekol ah sebagai pemi mpi n

pendidikan mempunyai peran yang sangat

besar dalam mengembangkan mutu pendidikan

sekolah. Tujuan pendidikan menurut

Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (2002:7) adalah untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhl ak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Banyak tindakan kepala sekolah yang

dapat di l akukan untuk mencapai tuj uan

sekolah, sangat tergantung pada kemampuan

dan peran kepala sekolah dalam membina

guru-guru untuk mencapai tujuan tersebut,

terutama yang sesuai dengan kebutuhan

daerah setempat. Kedudukan kepala sekolah

dalam hal ini sangat penting, sehingga ada

beberapa pendapat yang mengatakan bahwa

penilaian tentang “ bagaimana” suatu sekolah

sangat tergantung pada “ bagaimana” kepala

sekolahnya. Pernyataan ini memberi makna

bahwa nasi b sekol ah i tu pada dasarnya

tergantung pada cara kepala sekolah mengelola

sekolahnya. Kepala sekolah dalam hal ini

hendaknya dipandang sebagai suatu sosok

atau tokoh yang memegang tampuk pimpinan

sekolah yang mempunyai kuasa menentukan

mobilitas dan arah pencapaian tujuan sekolah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

(3)

kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima

dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi

kepri badi an, manaj eri al , kewi rausahaan,

supervisi, dan sosial. Kepala sekolah adalah

guru yang diberi tugas tambahan sebagai

kepal a sekolah/madrasah sehingga kepala

sekol ah pun harus memi l i ki kompetensi

yang disyaratkan memiliki kompetensi guru

yaitu: kompetensi paedagogik, kepribadian,

sosial, dan profesional. Salah satu indikator

kompetensi profesional adalah kompetensi

melakukan supervisi. Tugas di bidang supervisi

merupakan tugas-tugas kepal a sekol ah

yang berkai tan dengan pembi naan guru

untuk perbaikan pengajaran atau bimbingan.

Supervi si adal ah suatu usaha pemberi an

bantuan terhadap guru untuk memperbaiki atau

meningkatkan proses dan situasi pembelajaran

(Sahertian, 1994:83). Tugas kepala sekolah

adalah memberikan supervisi terhadap teknik

pembinaan, perbaikan, peningkatan sampai

pada ti ndak l anj utnya, sehi ngga proses

pembelajaran dapat berjalan lebih baik dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Salah satu tugas kepala sekolah adalah

mel aksanakan supervisi akademik. Untuk

mel aksanakan supervi si akademi k secara

efektif diperlukan keterampilan konseptual,

interpersonal dan teknikal (Glickman, at al;

2007). Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah

harus memiliki dan menguasai konsep supervisi

akademik yang meliputi: pengertian, tujuan

dan fungsi, prinsi p- prinsip, dan

dimensi-dimensi substansi supervisi akademik. Konsep

supervi si akademi k Supervi si akademi k

adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola

proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al;

2007).

Supervisi akademik tidak terlepas dari

peni l ai an ki nerj a guru dal am mengel ol a

pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan

dal am supervi si akademik adalah melihat

kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang

sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang

sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa

di dal am kelas?, akti vi tas-akti vi tas mana

dari keseluruhan akti vitas di dal am kelas

itu yang bermakna bagi guru dan siswa?,

apa yang telah dilakukan oleh guru dalam

mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan

dan kekurangan guru dan bagaimana cara

mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban

terhadap pertanyaan- pertanyaan ini akan

diperoleh informasi mengenai kemampuan

guru dal am mengel ola pembel aj aran dan

di l anj utkan dengan pembuatan program

supervi si akademi k dan mel aksanakannya

(4)

Tuj uan supervi si akademi k adal ah:

Supervisi membantu guru mengembangkan

kompetensinya, mengembangkan kurikulum,

mengembangkan kelompok kerja guru, dan

membimbing penelitian tindakan kelas (PTK)

(Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).

Supervisi akademik merupakan sal ah satu

(fungsi mendasar (essential function) dalam

keseluruhan program sekolah (Weingartner,

1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et

al; 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi

sebagai sumber informasi bagi pengembangan

profesionalisme guru.

Secara konseptual, supervisi akademik

adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola

proses pembelajaran demi pencapaian tujuan

pembelajaran. Supervisi akademik merupakan

upaya membantu guru-guru mengembangkan

kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan demikian, berarti, esensi supervisi

akademik itu sama sekali bukan menilai kinerja

guru dalam mengelola proses pembelajaran,

melainkan membantu guru mengembangkan

kemampuan profesionalismenya. Meskipun

demi ki an, supervi si akademi k ti dak bi sa

terl epas dari peni l ai an unj uk kerj a guru

dalam mengelola pembelajaran. Apabila di

atas dikatakan, bahwa supervisi akademik

merupakan serangkaian kegiatan membantu

guru mengembangkan kemampuannya

mengelola proses pembelajaran, maka menilai

unjuk kerja guru dalam mengelol a proses

pembelajaran merupakan salah satu kegiatan

yang ti dak bi sa di hi ndarkan prosesnya.

Peni l ai an ki nerj a guru dal am mengel ol a

proses pembelaj aran sebagai suatu proses

pemberian estimasi mutu kerja guru dalam

mengelola proses pembelajaran, merupakan

bagian integral dari serangkaian kegi atan

supervisi akademik. Agar supervisi akademik

dapat membantu guru mengembangkan

kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya

terl ebi h dahul u perl u di adakan peni l ai an

kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan

aspek yang perlu dikembangkan dan cara

mengembangkannya.

Kenyataan di l apangan menunj ukkan

bahwa masi h banyak guru yang perl u

di t i ngk at k an k emampuanny a dal am

pengel ol aan pembel aj aran. hal i ni j uga

dialami oleh sebagian guru-guru di SMAN

Jumapol o. K ondi si di SM A N Jumapol o

Karangnyar masih ditemukan beberapa guru

yang belum mengelola pembelajaran yang

belum sesuai dengan standar proses. Dalam

pembelajaran para guru melakukannya sesuai

dengan kebi asaan yang sel ama i ni tel ah

dilakukan sering tidak mengacu pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

disusun sebelumnya. Strategi pembelajaran

(5)

pembelajaran yang diterapkan kurang variatif.

Seti ap kal i mengaj ar, masih di domi nasi

dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi.

Kegiatan siswa yang bersifat eksplorasi masih

minim dilaksanakan, sehingga siswa pasif

dan menunggu materi yang disampaikan oleh

guru. Kemampuan guru memanfaatkan media

pembelajaran juga masih minim (kegiatan di

laboratorium terbatas, menggunakan laptop

LCD hanya mengandalkan program power

point yang telah dibuat untuk beberapa tahun).

Model penilaian yang dilakukan juga masih

mengandalkan model penilaian yang telah

biasa dilakukan selama ini, yaitu; model tes

terstruktur (formatif dan sumatif), sementara

model penilaian outentik, unjuk kerja dan yang

bersifat eksploratif serta kreativitas siswa masih

jarang dilakukan. Pengelolaan pembelajaran

masi h di domi nasi oleh guru, mul ai dari

pendahul uan, kegi atan i nti sampai pada

evaluasi. Kondisi tersebut mengakibatkan mutu

pengelolaan pembelajaran kurang optimal.

Peni ngk at an mut u pengel ol aan

pembel aj aran dapat di l akukan mel al ui

supervise akademik melalui kegiatan penelitian

ti ndakan sekol ah dengan memberi kan

bekal pada guru sebagai berikut: 1) model

kegiatan pembelajaran yang mengacu pada

standar proses; 2) meningkatkan peran serta

peserta di dik dalam proses pembel ajaran

secara aktif, kreatif, demokratis, mendidik,

memoti vasi , mendorong kreati vi tas, dan

di al ogi s; 3) membi asakan peserta di di k

dapat membentuk karakter dan memi l i ki

pola pikir serta kebebasan berpikir sehingga

dapat mel aksanakan akti vi tas i ntel ektual

yang kreatif dan inovatif, berargumentasi,

mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan

memprediksi; 4) meningkatkan keterlibatan

peserta didik secara aktif dalam proses belajar

yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan

mendalam untuk mencapai pemahaman konsep,

tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh

guru. 5) menumbuhkan rasa bertanggung

jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan

pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang

diampunya agar siswa mampu: a) meningkat

rasa ingin tahunya; b) mencapai keberhasilan

bel ajarnya secara konsisten sesuai dengan

tujuan pendidikan; c) memahami perkembangan

pengetahuan dengan kemampuan mencari

sumber i nformasi; d) mengolah informasi

menj adi pengetahuan; e) menggunakan

pengetahuan untuk menyelesaikan masalah;

f ) mengk omuni k asi k an penget ahuan

pada Supervi si K K K S pi hak l ai n; dan

g) mengembangkan bel aj ar mandi ri dan

kel ompok dengan proporsi yang waj ar.

Supervisi akademik j uga mencakup buku

kurikulum, kegiatan pembelajaran, kegiatan

pendampingan, dan pelaksanaan bimbingan

(6)

kepala sekolah yang mampu melaksanakan

tugasnya dengan baik.

Satu di antara pengembangan profesi

kepal a sekol ah adalah kemampuan dal am

supervisi akademis. Sebagian dari kepala

sekolah masih ada yang belum memahami

cara melakukan supervisi akademis yang baik,

selanjutnya melakukan pembinaan pada guru

dan melaporkan hasilnya. Sebagian dari kepala

sekolah ada pula yang sudah memahaminya

tetapi belum melakukannya. Untuk mengatasi

hal tersebut, perlu melaksanakan sosialisasi

dan bimbingan teknik mengenai supervisi

akademis kepada para guru. Sosialisasi dan

bimbingan teknik tentang supervise akademis

yang tel ah di l aksanakan kepal a sekol ah

selama ini ternyata masih belum memadai

untuk meningkatkan kompetensi guru dalam

pengelol aan pembel aj aran. Intensi tas dan

kedalaman penguasaan materi kurang dapat

di capai dengan kedua strategi i ni karena

terbatasnya waktu. Berdasarkan kenyataan

tersebut, maka upaya untuk meningkatkan

kompetensi kepala sekolah dan kompetensi

guru dalam pengelolaan pembelajaran perlu

dilakukan melalui berbagai strategi. Salah

satu strategi yang dilakukan adalah melakukan

kegi atan pengembangan prof esi kepal a

sekolah melalui penelitian tindakan sekolah

yang terkai t dengan upaya peni ngkatan

kompetensi guru dalam pembelajaran melalui

supervise akademis di SMAN Negeri Jumapolo

Karanganyar.

M ETODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian

tindakan sekolah yang dilakukan di SMAN

Jumapolo Kabupaten Karanganyar. Penelitian

dilakukan pada bulan Januari dan Pebruari

2014. Kegiatan ini dilakukan pada 14 guru

yang masuk rumpun bi dang I PS kel as

11. Penelitian tindakan sekolah dilakukan

dengan menggunakan model siklus, sebanyak

dua siklus. Tahapan pelaksanaan tindakan

dilakukan mulai dari perencanaan, tindakan,

[image:6.595.304.525.482.744.2]

tahapan diuraikan pada table berikut:

Tabel 2. Tahapan Penelitian Tindakan

No

Tahapan

pelaksa-naan

Langkah kerja

penelitian Keterangan

1 Pra Siklus Monitoring kompetensi guru dalam pembelajaran (persiapan, pelaksanaan dan penilaian) di SMAN Jumapolo untuk mengetahui perkembangan apakah sesuai dengan standart yang ditetapkan, serta untuk menemukan hambatan dan umpan balik

(7)

No Tahapan pelaksa-naan Langkah kerja penelitian Keterangan

2 Siklus 1 Perencanaan 1 :Memberikan pendampingan berupa workshop membuat skenario pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, lembar penilaian penerapan model-model pembelajaran kepada guru-guru dan selanjutnya guru membuat perencanaan (scenario) dan mempraktekan dalam pembelajaran Pelaksanaan 1: Memberikan workshop dialnjutkan dengan masing-masing guru menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran sesuai dengan RPP dan scenario pembelajaran Observasi 1Melakukan pengamatan terhadap proses pengelolaan pembelajaran untuk mengetahui hasil : mengumpulkan guru dan wakil kepala sekolah mendiskusikan kekurangan dan kelemahan selama prose pembelajaran Membuat perencanaan dan skenario pembelajaran tahap siklus 1 yang digunakan sebagai dasar praktek pengelolaan pembelajaran No Tahapan pelaksa-naan Langkah kerja penelitian Keterangan tujuan memberikan pengarahan tentang kekurangan penyusunan perencanaan pembelajaran dan selanjutnya untuk ditindaklanjuti pembetulan pada RPP

3 Siklus II Perencanaan 2 :Memberikan pendampingan berupa workshop perbaikan

(8)

observasi i ni penel i ti sebagai pengamat

dengan menggunakan instrumen pengamatan,

2) mengevaluasi (termasuk memeriksa dan

menilai) dalam hal-hal yang berkitan dengan

ketrsediaanya perangkat pembelajaran guru

maupun pelaksanaannya

Teknik Analisa Data, Data penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran dengan

standart yang dicapai dari masing masing

guru akan diperoleh hasil penelitian dengan

di saj i kan data deskri pti f kaunti tati f dan

kualitatif. Dengan perolehan data kualitatif

yang berupa ni l ai standar yang di capai

pada masing-masing guru selanjutnya untuk

digunakan data berupa penilaian kuantitatif

Hasil Dan Pembahasan Pra-Siklus

Sebelum dilakukan supervise akademis,

dilakukan pengamatan terhadap pengelolaan

pembel aj aran yang di l akukan ol eh guru

yang akan di beri kan supervi si pra si kl us

adalah, pembahasan sebelum ada pembinaan

dari pengawas Dengan hasi l peni l ai an

menunjukan bahwa kemampuan guru SMA

Negeri Jumapol o mendapatkan penilaian

pengelolaan pembelajaran dal am kategori

cukup dengan skor kuanti tati f rata-rata

72,00., belum dapat dikatakan penilaian yang No

Tahapan

pelaksa-naan

Langkah kerja

penelitian Keterangan

2Melakukan pengamatan terhadap proses pengelolaan pembelajaran untuk mengetahui hasil : mengumpulkan guru dan wakil kepala sekolah mendiskusikan kekurangan dan kelemahan selama proses pembelajaran tujuan memberikan pengarahan tentang kekurangan penyusunan perencanaan pembelajaran dan selanjutnya untuk ditindaklanjuti pembetulan pada RPP

I ndi k at or k eber hasi l an, set el ah

mel aksanak an pendampi ngan mel al ui

workshop sekolah i sekolah binaan dalam

rangka meningkatkan kemampuan guru dalam

pengelolaan pembelajaran diharapkan untuk

memperoleh keberhasilan minimal 90% guru

telah dapat mengelola pembelajaran dengan

benar sesuai dengan perencanaan dan scenario

pembelajaran yang dibuat..

M et ode pengumpul an dat a, dat a

dikumpulkan dengan menggunakan metode;

(9)

baik. Dalam diskusi awal yang di lakukan

penel i ti an dengan waki l kepal a sekol ah

bidang kurikulum dan 3 orang perwakilan

dari guru di temukan tentang kel emahan

guru-guru terdapat dalam mempersiapkan

rencana pelaksanaan pembelajaran, skenario

pembelajaran, terbatasnya pengetahuan dan

kemampuan guru dal am memahami dan

menerapkan model -model pembel aj aran,

pemanfaatan sumber belajar dan melakukan

penilaian pemeblajaran.

Peni l ai an y ang l ai n, masi h bel um

semuanya menggunakan bahan aj ar dan

metode pembelajaran yang maksimal. Metode

pembelajaran belum dapat menggunkan pilihan

yang tepat sesuai alur pengembangan tujuan

dari penerapan materi ajar, kebiasaan guru

memakai metode ajar yang monoton dalam

perencanaan penyaj i annyanya, sehi ngga

belum jelas pemilihan langkah-langkah proses

pembel aj aran berdasarkan metode yang

digunakan. Penilaian media pembelajaran,

pada umumnya guru membuat scenari o

pembel aj aran dengan menul i s kebi asaan

dengan menyamakan sekol ah l ai n yang

sudah ada, tanpa menerapkan media dengan

kesesuai an tuj uan pembel aj aran, materi

pembel ajaran, kondi si kelas, kemampuan

guru dan kesesuaian engan kebutuhan dan

perkembangan si swa. Kej el asan skenari o

langkah pembelajaran, belum terlihat pada

penuli san pendahuluan, inti dan penutup.

Pada RPP guru masih banyak yang belum

memberikan kelengkapan intrumen Penilaian

Hasil Belajar yaitu: soal, kunci dan pedoman

penskoran. Kelengkapan sumber belajar, hanya

rata-rata 2 buku referensi

Siklus I

Pada siklus I pertama dilakukan melalui

empat tahapan, yaitu;

Tahap perencanaan

Pada tahap i ni penel iti an menyi apkan

hal-hal yang diperlukan dalam pengelolaan

supervisi akademis dalam bentuk workshop

pengel ol aan pembel aj ar an. Sebel um

melaksanakan kegiatan workshop pengelolaan

pembelajaran disiapkan hal-hal sebagai berikut;

1) tempat kegiatan, 2) menyiapkan perangkat

pembelajaran (jadwal, rencana pembelajaran,

lembar observasi, lembar penilaian), media

pembel ajaran, presensi dan ATK), dan 3)

menyiapkan peserta workshop.

Tahap tindakan

Setelah perencanaan selesai, selanjutnya

penelitian melakukan langkah-l angkah; 1)

pembukaan, 2) kegiatan inti, penyampaian

materi meliputi; penyusunan RPP dan skenario

pembelaj aran, Model-model pembelajaran

i novati f , Ev al uasi pembel aj aran. dan

(10)

pembel aj aran. Pada tahap ti ndakan i ni

peneliti lebih menfokuskan pada pengelolaan

pembel aj aran (kemampuan guru dal am

menerapkan model atau strategi pembelajaran

i nkui ri terbi mbi ng) berdasarkan skenari o

yang tel ah di susun. Para guru di aj ak

mempersi apkan skenari o pembel aj aran,

sumber bel aj ar, dan medi a pembel ajaran.

Langkah-langkah supervisi akademis yang

dilakukan dengan menerapkan strategi inkuri

terbimbing meliputi; 1) penjelasan prosedur

pembelajaran, 2) penyampaian problematika

atau kasus, 3) peserta mengumpulkan data, 4)

menyusun hipotesis (dugaan sementara), 5)

mengumpulkan data untuk menguji hipotesis,

6) menganalisis data (inkuiri), 7) menyusun

kesimpulan. Peran peneliti yang dibantu wakil

kepala sekolah mengamati aktivitas guru dalam

memperagakan pengetahuan yang dimiliki

dalam pengelolaan pembelajaran di kelas.

Tahap observasi

Hasil pengamatan menunjukan bahwa

ada sebagian guru (8 guru/57,14% ) yang

telah mengalami peningkatan kemampuannya

dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran telah

menerapkan langkah-langkah berdasarkan

skenari o pembel aj aran y ang t el ah di

susun (pendahul uan, penjel asan prosedur

pembel aj aran, penyaj i an probl emati ka/

masal ah, mengumpul kan i nf ormasi /data,

memcari jawaban sementara, mengumpulkan

data untuk menguji jawaban sementara dan

menarik kesi mpul an sebagai temuan dari

proses pencarian konsep. Keterlibatan siswa

dal am pembel aj aran kel i hatan akti f, rasa

ingin tahu tinggi dan motivatif. Para siswa

berusaha mencari sumber belajar (referensi)

tidak hanya terbatas pada buku teks yang

telah dimiliki, namun para siswa berusaha

mencari dari jurnal, internet dan buku-buku

pendukung lainnya. Sementara masih ada

sebagaian besar guru (sekitar 60%) pengelolaan

pembelajaran masih kelihatan kaku dan peran

guru dalam pembelajaran masih dominan.

Dalam pembelajaran, siswa masih kelihatan

pasif, menunggu kedatangan dan perintah guru.

Dalam menerima tugas dari guru, para siswa ini

berusaha mengerjakan dengan memanfaatka

buku atau referensi yang sudah ada, sehingga

target dalam mengerjakan tugas adalah secara

formal susdah selesai.

Pada tahap ini peneliti bersama dengan

wakil kepala sekolah dan 3 orang perwakilan

gur u mendi sk usi k an k el emahan dan

kekurangan selama proses pembelajaran. Dari

diskusi tersebut disepakati bahwa kelemahan

yang ditemukan adalah motivasi guru untuk

(11)

skenario pembelajaran masih tergolong rendah,

pengetahuan dan pengal aman menerapkan

strategi pembel aj aran yang mel i batkan

secara aktif siswa masih terkesan kaku, dan

keterbatasan akses guru dalam menggal i

data/i nf ormasi dari buku-buku ref erensi

pendukung sangat minim. Masih terbatasnya

kemampuan guru dalam menerapkan variasi

strategi pembelajaran dan model penbelajaran

inovatif.. dari diekurang ini selanjutnya akan

diperbaiki pada siklus selanjutnya,

Siklus I I

Siklus II kedua ini merupakan tahapan

pembelajaran lanjutan dari siklus 1. Pada tahap

ini dilakukan melalui empat tahapan, yaitu;

Tahap perbaikan perencanaan

Pada tahap perbai kan perencanan

penelitian menyiapkan hal-hal yang diperlukan

dalam pengelolaan supervisi akademis dalam

bentuk workshop pengelolaan pembelajaran

2. Sebelum melaksanakan kegiatan workshop

pengel olaan pembel aj aran di si apkan hal

-hal sebagai berikut; 1) tempat kegiatan, 2)

menyiapkan perangkat pembelajaran (jadwal,

rencana pembel ajaran, l embar observasi ,

l embar peni l ai an), medi a pembel aj aran,

presensi dan ATK), dan 3) menyiapkan peserta

workshop.

Tahap tindakan

Setelah perencanaan selesai, selanjutnya

penelitian melakukan langkah-langkah; 1)

pembukaan, 2) kegiatan inti, penyampaian

materi meliputi; penyusunan RPP dan skenario

pembelaj aran, Model-model pembelajaran

i novati f , Ev al uasi pembel aj aran. dan

dilanjutkan dengan workshop pengelolaan

pembel aj aran. Pada tahap ti ndakan i ni

peneliti lebih menfokuskan pada pengelolaan

pembel aj aran (kemampuan guru dal am

menerapkan model atau strategi pembelajaran

i nkui ri terbi mbi ng) berdasarkan skenari o

y ang tel ah di susun.Para gur u di aj ak

mempersi apkan skenari o pembel aj aran,

sumber bel aj ar, dan medi a pembel ajaran.

Langkah-langkah supervisi akademis yang

dilakukan dengan menerapkan strategi inkuri

terbimbing meliputi; 1) penjelasan prosedur

pembelajaran, 2) penyampaian problematika

atau kasus, 3) peserta mengumpulkan data, 4)

menyusun hipotesis (dugaan sementara), 5)

mengumpulkan data untuk menguji hipotesis,

6) menganalisis data (inkuiri), 7) menyusun

kesimpulan. Peran peneliti yang dibantu wakil

kepala sekolah mengamati aktivitas guru dalam

memperagakan pengetahuan yang dimiliki

dalam pengelolaan pembelajaran di kelas.

Tahap observasi

Hasil pengamatan menunjukan bahwa

(12)

Pada tahap ini peneliti bersama dengan

wakil kepala sekolah dan 3 orang perwakilan

gur u mendi sk usi k an k el emahan dan

kekurangan sel ama proses pembelaj aran.

Dari di skusi tersebut di sepakati bahwa

kelemahan yang ditemukan adalah motivasi

guru untuk mengelola pembelajaran dengan

mendasarkan skenario pembelajaran masih

tergolong rendah, pengetahuan dan pengalaman

menerapkan strategi pembel aj aran yang

melibatkan secara aktif siswa masih terkesan

kaku, dan keterbatasan akses guru dalam

menggal i data/i nf ormasi dari buku-buku

referensi pendukung sangat minim. Rata-rata

kemampuan guru dalam menerapkan variasi

strategi pembelajaran dan model penbelajaran

inovatif sudah menjadi kebutuhan guru dalam

pembelajaran.

Pembahasan

Dari kegi atan supervi si akademi k

menunjukan bahwa pada siklus I sebagian

guru (8 guru/57,14% ) tel ah mengal ami

peni ngk at an k emampuanny a dal am

mengel ol a pembel aj aran. Pada si kl us I I

sebanyak (12 guru/85,71% ) telah mengalami

peningkatan kemampuannya dalam mengelola

pembel aj aran. K emampuan guru dal am

mengelola pembelajaran telah menerapkan telah mengalami peningkatan kemampuannya

dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran telah

menerapkan langkah-langkah berdasarkan

skenari o pembel aj aran y ang t el ah di

susun (pendahul uan, penjel asan prosedur

pembel aj aran, penyaj i an probl emati ka/

masal ah, mengumpul kan i nf ormasi /data,

memcari jawaban sementara, mengumpulkan

data untuk menguji jawaban sementara dan

menarik kesi mpul an sebagai temuan dari

proses pencarian konsep. Keterlibatan siswa

dal am pembel aj aran kel i hatan akti f, rasa

ingin tahu tinggi dan motivatif. Para siswa

berusaha mencari sumber belajar (referensi)

tidak hanya terbatas pada buku teks yang

telah dimiliki, namun para siswa berusaha

mencari dari j urnal , i nternet dan

buku-buku pendukung lainnya. Sementara masih

ada sebagai an besar guru (seki tar 20%)

pengelolaan pembelajaran masih kelihatan

kaku dan peran guru dalam pembelajaran

masih dominan. Dalam pembelajaran, siswa

masih kelihatan pasif, menunggu kedatangan

dan peri ntah guru. D al am meneri ma

tugas dari guru, para si swa i ni berusaha

mengerj akan dengan memanf aatka buku

atau ref erensi yang sudah ada, sehi ngga

target dalam mengerjakan tugas adalah secara

(13)

l angkah-l angkah berdasarkan skenari o

pembelajaran yang telah di susun (pendahuluan,

penjelasan prosedur pembelajaran, penyajian

problematika, mengumpulkandata, memcari

jawaban sementara, mengumpulkan data untuk

menguji jawaban sementara dan menarik

kesi mpul an sebagai temuan dari proses

pencarian konsep.

M enurut Di j end PM PTK Depdi knas

(2009) sasaran utama supervisi akademik

adalah kemampuan guru dalam merencanakan

kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan

pembelajaran, menilai hasil pembel aj aran

dan memanfaatkan hasil penilaian penilaian

untuk peningkatan layanan pembelajaran,

menci ptakan l i ngkungan bel aj ar yang

menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar

yang tersedia dan mengembangkan strategi

pembel aj aran yang i novati f . Program

supervi si beri si kan kegi atan yang akan

dilaksanakan untuk memperbaiki kinerja guru

dalam meningkatkan situasi pembel ajaran

yang menjadi tanggung jawabnya. supervisi

akademik dimaksudkan untuk memperbaiki

dan meningkatkan proses dan hasil belajar

supaya kegiatan pembinaan relevan dengan

peningkatan kemampuan profesional guru.

Program supervisi harus realistik dan dapat

dilaksanakan sehingga benar-benar membantu

memperti nggi ki nerj a guru. Program

supervisi yang baik mencangkup keseluruhan

proses pembel aj aran yang membangun

lingkungan belajar mengajar yang kondusif,

di dalamnya mencangkup maksud dan tujuan,

pengembangan kurikulum, metode mengajar,

evaluasi, pengembangan pengalaman belajar

siswa yang direncanakan baik dalam intra

maupun ekstrakurikuler.

Perlu disadari bahwa program supervisi

berprinsip kepada proses pembinaan guru

yang menyediakan motivasi yang kaya bagi

pertumbuhan kemampuan profesi onal nya

dalam mengajar. Guru menjadi bagian integral

dal am usaha peni ngkatan mutu sekol ah,

mendapat dukungan semua pi hak di sertai

dana dan fasilitasnya, bukan sebuah kegiatan

suplemen atau tambahan. Kegiatan supervise

akademi s di harpak mampu memberi kan

percerahan dan pemantaban pada kemampuan

guru sebagai tenaga professional.

PENUTUP Simpulan

1. Hasil pengamatan menunj ukan bahwa

sebagian guru (8 guru/57,14% ) tel ah

mengalami peningkatan kemampuannya

dal am mengel ol a pembel aj ar an.

K emampuan guru dal am mengel ol a

pembelajaran telah menerapkan

langkah-langkah berdasarkan skenario pembelajaran

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2009. Dimensi Kompetensi Supervisi. Jakarta: PMTK Depdiknas.

Dodd, W.A. 1972. Primary School Inspection in New Countries. London: Oxford University Press.

Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision and Instructional

Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston: Perason.

Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching. Alexandria: Association for Supervision and

Curriculum Development.

Sullivan, S. & Glanz, J. 2005. Supervision that Improving Teaching Strategies and Techniques.

Thousand Oaks, California: Corwin Press.

Sullivan, S & Glanz, J. 2005. Supervision that Improves Teaching Strategies and Techniques.

Thousand Oaks, California: Corwin Press.

Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru. 2006. Kompetensi Supervisi

Kepala Sekolah Pendidikan Dasar. Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK

Depdiknas.

penj el asan prosedur pembel aj aran,

peny aj i an pr obl emat i k a/ masal ah,

mengumpulkan informasi/data, memcari

jawaban sementara, mengumpulkan data

untuk menguji jawaban sementara dan

menarik kesimpulan sebagai temuan dari

proses pencarian konsep.

2. Hasil pengamatan menunjukan bahwa

ada sebagi an guru (12 guru/ 85,71%

) yang tel ah mengal ami peni ngkatan

k emampuanny a dal am mengel ol a

pembel aj ar an. K emampuan gur u

dal am mengel ol a pembel aj aran tel ah

menerapkan langkah-langkah berdasarkan

skenari o pembel aj aran yang tel ah di

susun (pendahuluan, penjelasan prosedur

pembelajaran, penyajian problematika/

masal ah, mengumpul kan i nf ormasi /

data, memcari j awaban sementara,

mengumpul kan data untuk menguj i

j aw aban sement ar a dan menar i k

kesimpulan sebagai temuan dari proses

(15)

Wiles, J. dan J. Bondi. 1986. Supervision: A Guide to Practice . Second Edition. Columbus:

Charles E. Merrill Publishing Company. Supervisi KKKS Page 61

Kartini –Kartono.1993. “ Pemimpin dan Kepemimpinan (Apakah Pemimpin Abnormal itu ?)” ,

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. “ Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya

“ . Yogyakarta : Media Wacana.Jakarta : CV.Rajawali.

Gambar

Tabel 2. Tahapan Penelitian Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

CV Prima Wira Agung masih sering mengalami hambatan-hambatan lain atau adanya aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah ( non value added ) seperti hilangnya

Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan goodwill (kemauan baik) pabliknya serta memperoleh opini public yang menguntungkan bagi Dompet Dhuafa.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ani Auli Ilmi (2013) dengan judul penelitian tentang Intervensi ILMI-spaRe dalam menurunkan srtatus deperesi pada lansia

Pembagian tugas terkait pengelolaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Surabaya tahun 2010-2015 dilakukan oleh beberapa SKPD antara lain adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan,

Nilai pengaruh promosi secara langsung terhadap citra merek dan terhadap keputusan pembelian maupun secara tidak langsung terhadap keputusan pembelian melalui citra

Untuk mewujudkan derajat kesehatan di Kota Palembang yang optimal, haruslah didukung oleh sumber daya manusia tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, pembiayaan

Pemberian jerami lapuk dapat meningkatkan efisiensi pemupukan K terutama pada takaran 50 kg K/ha, sedangkan K yang diberikan dengan takaran 100 kg K/ha baik dengan atau tanpa

Ikon gambar lampu yang bercahaya ditandai dengan adanya tiga garis di atas gambar lampu tersebut. Gambar lampu bercahaya merupakan simbol pencahayaan bagi orang