• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW DENGAN MEDIA WAYANG KERTAS PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUS SHIBYAN PETUNG PANCENG GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW DENGAN MEDIA WAYANG KERTAS PADA SISWA KELAS III MI TARBIYATUS SHIBYAN PETUNG PANCENG GRESIK."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

i   

PENINGKATAN PEMAHAMAN

MATERI SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

DENGAN MEDIA WAYANG KERTAS PADA SISWA KELAS III

MI TARBIYATUS SHIBYAN PETUNG PANCENG GRESIK

SKRIPSI

Oleh : MIN HAULA NIM. D07212055

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Min Haula“ Peningkatan pemahaman materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw dengan

media wayang kertas pada siswa kelas III MI Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik”

Kata Kunci: Peningkatan Pemahaman, Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Media Wayang Kertas

Berdasarkan realita di lapangan bahwa dalam pembelajaran SKI materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw pada siswa kelas III MI Tarbiyatus Shibyan, guru hanya bercerita tanpa menggunakan media-media yang mampu membangkitkan semangat belajar siswa, hal ini membuat pemahaman siswa terhadap materi menjadi rendah sehingga hasil belajarnya tidak memenuhi KKM yang ditentukan. Berpijak dari latar belakang tersebut maka peneliti memunculkan media wayang kertas sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa.

Rumusan masalah dari penelitian ini yakni: (1) Bagaimana penerapan media wayang kertas dalam meningkatkan pemahaman materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw pada siswa kelas III MI Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik (2) Bagaimana peningkatan pemahaman materi sejarah kelairan Nabi Muhammad saw pada siswa kelas III MI Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik dengan menggunakan media wayang kertas.

Penelitian ini menggunakan rencana penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Konsep pokok action research menurut Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2) Tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting), hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………. i

HALAMAN JUDUL ………. ii

MOTTO ………. iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ……….. iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ……… v

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… vi

ABSTRAK ………. vii

KATA PENGANTAR ……….. viii

DAFTAR ISI ……….... x

DAFTAR TABEL ……… xiii

DAFTAR GAMBAR ……….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B. Rumusan Masalah ………... 6

C. Tindakan yang Dipilih ………... 7

D. Tujuan Penelitian ………. 7

E. Lingkup Penelitian ……….. 8

F. Manfaat Penelitian ……….. 8

BAB II KAJIAN TEORI A. Media Wayang Kertas 1. Pengertian Media Wayang Kertas ..…...………. 10

2. Manfaat Media Wayang Kertas ………. 11

(8)

4. Kekurangan & Kelebihan Wayang Kertas ...…... 13

B. Peningkatan Pemahaman

1. Pengertian Peningkatan Pemahaman ………. 14

2. Jenis Perilaku Pemahaman ………. 15

3. Domain Peningkatan Pemahaman ……… 17

4. Tipe Peningkatan Pemahaman ……..………..… 20

5. Jenis Pemahaman ………..………..………... 25

6. Indikator Pemahaman …………..………..…… 27

C. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Mata Pelajaran SKI ………..……… 28

2. Hakikat Mata Pelajaran SKI di MI …………... 31

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran SKI di MI ……. 32

4. Manfaat Mempelajari SKI ………..………..……. 33

5. Materi Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

a. Kelahiran Nabi Muhammad SAW …………. 34

b. Nabi Muhammad Diasu Halimah Sya’diyah … 35

c. Masa Kanak-kanak Nabi Muhammad SAW … 38

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

A. Metode Penelitian ………..……..………..……..… 43

B. Setting dan Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian ………..……..………..….. 45

2. Subyek penelitian ………..……..………..….. 45

C. Variable yang Diteliti ………..……..………..…….. 45

D. Rencana Tindakan

1. Pra Siklus ………..……..………..……..… 46

2. Siklus I ………..……..………..……..… 47

3. Siklus II ………..……..………..……..… 50

(9)

1. Data ………..……..………..……..……….. 52

2. Teknik Pengumpulan Data ………..……... 55

F. Teknik Analisa Data ………..……..………. 57

G. Indikator Kinerja ………..……..……….. 60

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ………..……..……….. 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus ………..……...………..……... 62

2. Siklus I ………..……...………..……... 64

3. Siklus II ………..……...………..……... 74

B. Pembahasan 4. Hasil Penilitian ………..……...………... 95

5. Pembahasan Hasil Penelitian ………..……... 96

BAB V PENUTUP A. Simpulan ………..……...………..……...………. 98

B. Saran ………..……...………..……...………. 99

Daftar Pustaka ………..……...………..……...………..……... 100

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang mempunyai

sasaran manusia untuk mewujudkan cita-cita dengan berdasarkan potensi

yang dimiliki. Keberhasilan sangat ditentukan oleh aspek intern yang terdapat

pada manusia, pendidikan harus diberikan kepada semua rakyat Indonesia.

Hal ini sesuai dengan apa yang terkandung dalam UU RI No. 20. 2003,

tentang sistem Pendidikan Nasional (SPNI), yaitu:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Adapun tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”1

Kita ketahui bahwa ada dua komponen yang memiliki pengaruh

besar untuk keberhasilan dalam proses belajar-mengajar, yakni siswa yang

belajar dan guru yang mengajar. Tentulah siswa membutuhkan seorang guru

yang baik agar proses belajarnya di kelas berhasil. Oleh sebab itulah,

keberhasilan proses belajar mengajar tersebut tidak terlepas dari peranan guru

sebagai tenaga pengajar. Guru menjadi the first person di kelas mempunyai

tanggung jawab besar terhadap keberhasilan belajar-mengajar itu sendiri.2

1

UU No. 20 tahun 2003, Tengtang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.7.

(11)

2

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan islam yang sering disebut SKI

termasuk mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa di

Indonesia begitupun siswa MI Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik .

Karena sifatnya sebagai mata pelajaran yang cenderung membosankan,

karena banyak faktor-faktor sejarah yang harus dihafalkan. Hal ini menjadi

hambatan selama ini dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

Perilaku yang tampak pada mereka adalah datang-duduk-diam. Siswa MI

Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik lebih sering hadir dari pada

menguasai kompetensi yang dibentuk melalui mata pelajaran ini. Padahal

sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam tingkat madrasah ibtidaiyah memiliki

tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut :

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari

landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma islam yang telah dibangun

oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan

peradaban islam.

2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan wilayah dari proses masa lampau, masa kini, dan

masa depan.

3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah benar

(12)

3

4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik, terhadap

peninggalan sejarah islam sebagai bukti peradaban umat islam di masa

lampau.

5. Membangun kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari

peristiwa-peristiwa bersejarah (islam), meneladani tokoh-tokoh

berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, buadaya, politik,

ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan

dan peradaban islam.3

Tujuan di atas menjadi dasar dalam penetapan pokok-pokok

bahasan dan materi pelajaran yang disajikan setiap kegiaatan tatap muka.

Oleh karena itu jika tujuan mata pelajaran ini dapat dipahami, maka setiap

pertemuan tatap muka merupakan pertemuan yang sangat penting dalam

penyelenggaraan mata pelajaran ini.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada kelas

III MI Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik pada mata pelajaran SKI

tentang materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw mengalami kesulitan

dalam pembelajaran tersebut. Hal itu dapat dilihat dari hasil ulangan harian

yang tidak menacapai KKM (75) yang telah ditentukan. Dari 30 siswa hanya

12 siswa yang berhasil mencapai skor minimal 75, dan 18 siswa masih belum

tuntas. Hal ini membuat menjadi beban berat bagi guru mata pelajaran

Sejarah Kebudayaan Islam.

3

(13)

4

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dibantu teman

sejawat, dan guru, faktor yang diduga sebagai penyebab kesulitan siswa

dalam memahami pelajaran SKI terutama tentang materi sejarah kelahiran

Nabi Muhammad saw antara lain adalah para siswa kurang

bersungguh-sungguh dan kurang termotivasi serta kurang berperan aktif dalam mengikuti

pelajaran, dalam proses pembelajaran pendidik kurang melibatkan siswa

secara aktif mengungkapkan ide atau gagasan tentang topik yang dibahas,

pendidik sering kali menyampaikan materi SKI dengan cara konvensional

(apa adanya) sehingga pembelajaran SKI cenderung membosankan.

Dari temuan penyebab masalah tersebut, ditemukan beberapa

faktor memiliki pengaruh besar terhadap rendahnya pemahaman siswa MI

Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik antara lain, dari pihak siswa:

kondisi kelas kurang kondusif, sajian materi tidak menantang, dan kurangnya

peran siswa dalam pembelajaran. Sementara dari pihak guru ditemukan antara

lain: tidak membangkitkan perhatian, kurang merangsang ingatan, tidak

memberikan umpan balik, dan tidak memberi bimbingan belajar bagi siswa

MI Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik yang mengalami kesulitan

belajar.

Oleh karena itu dalam kerangka meningkatkan pemahaman SKI

terutama materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw pada siswa MI

Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik diperlukan upaya pengembangan

(14)

5

dapat menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa MI Tarbiyatus Shibyan

Petung Panceng Gresik.

Setelah mempelajari berbagai media pembelajaran yang telah

dikembangkan dan diaplikasikan dalam dunia pendidikan, maka secara

hipotesis media pembelajaran yang mungkin dapat dicapai adalah media

wayang kertas.

Media wayang kertas, merupakan alat peraga atau alat

pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaiakan materi dongeng

yang digerakakan dengan tangan dan berbentuk gambar.4 Dimana media

wayang kertas ini dapat membantu mengembangkan analisis siswa dan

membawanya ke konsep yang abstrak. Media wayang kertas yang bentuknya

menyerupai tokoh dongeng memudahkan siswa dalam mengetahui watak para

tokoh dan memahami peran setiap tokoh dalam dongeng. selain itu

mempermudah siswa dalam memahami isi dongeng yang telah didengarnya.5

Untuk meningkatkan kualitas belajar sehingga hasil belajar dapat

ditingkatkan dan dipertahankan, seorang tenaga pengajar perlu

menyelaraskan fase belajar yang dialami pebelajar dengan peristiwa

pembelajaran yang perlu dikondisikan oleh pengajar, sehingga setiap fase

belajar dapat menghasilkan suatu aktivitas (proses belajar) yang maksimal

dalam diri si belajar.

4

http://aftaryan.wordpress.com/2008/03/14/Pengertian-Wayang/ (diakses 30 Oktober 2015 pukul: 15.00)

5

(15)

6

Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah diuraikan di muka,

maka dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti memilih judul.

“Peningkatan Pemahaman Materi Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad

saw dengan Media Wayang Kertas pada Siswa Kelas III MI Tarbiyatus

Shibyan Petung Panceng Gresik.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu kiranya diberikan

rumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan Media Wayang Kertas dalam meningkatkan

pemahaman materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw pada siswa

kelas III MI Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik?

2. Bagaimana peningkatan pemahaman materi sejarah kelahiran Nabi

Muhammad saw pada siswa kelas III MI Tarbiyatus Shibyan Petung

dengan menggunakan Media Wayang Kertas Panceng Gresik?

C. Tindakan yang Dipilih

Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah tentang

rendahnya pemahaman materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw adalah

dengan menerapkan Media Wayang Kertas pada siswa kelas III MI

Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik melalui beberapa tahapan,

diantaranya: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),

(16)

7

Dengan menggunakan Media Wayang Kertas, siswa akan diajak

memahami materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw secara kronologis

dan menyenangkan, membuat pembelajaran lebih mudah dipahami dan

menarik perhatian siswa.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui penerapan Media Wayang Kertas dalam meningkatkan

pemahaman materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw pada siswa

kelas III MI Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik.

2. Mengetahui peningkatan pemahaman materi sejarah kelahiran Nabi

Muhammad saw pada siswa kelas III MI Tarbiyatus Shibyan Petung

dengan menggunakan Media Wayang Kertas Panceng Gresik.

E. Lingkup Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada di

MI Tarbiyatus Shibyan Petung. Banyak masalah pembelajaran yang peneliti

temukan. Agar penelitian ini bisa terfokus dan tidak terjadi kesimpangsiuran

pembahasan, permasalahan tersebut akan dibatasi pada hal-hal tersebut di

(17)

8

1. Mata pelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI) pada materi sejarah

kelahiran Nabi Muhammad saw. KD 2.2 menceritakan sejarah kelahiran

dan silsilah Nabi Muhammad SAW.

2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas III MI

Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik.

3. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015 –

2016.

4. Metode yang dipilih adalah Media Wayang Kertas untuk miningkatkan

pemahaman materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat bagi siswa:

Siswa dapat belajar sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw

dengan menggunakan Media Wayang Kertas.

2. Manfaat bagi guru:

Guru mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam

mengembangkat perangkat pembelajaran dengan beberapa media. Salah

satunya dengan Media Wayang Kertas untuk meningkatkan pemahaman

materi.

(18)

9

Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan

bimbingan dan pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan Media

Wayang Kertasuntuk diterapkan pada mata pelajaran lain.

4. Manfaat bagi masyarakat:

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan.

5. Manfaat bagi peneliti:

Peneliti memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman baru dari

(19)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Media Wayang Kertas

1. Pengetian Media Wayang Kertas

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media

adalah perantara ( ليسو/ لئاسو) atau pengantar pesan. Gerlach dan Ely

mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam

pengertian ini; guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan

media.6

Rasulullah SAW dalam proses pendidikan dan pengajarannya

menggunakan kedua media ini. Media manusia adalah pribadi beliau

sendiri, media jari, lidah, tangan, dan hidung. Media bukan manusia

mencakup langit, bumi, matahari, bulan, bangunan, emas, dan perak.7

Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang

paling sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang

dapat dibuat sendiri oleh guru dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang

tersedia di lingkungan yang bisa langsung dimanfaatkan, dan ada yang

dengan sengaja dirancang.

6

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 3. 7

(20)

11

Kata wayang (bahasa Jawa), bervariasi dengan kata bayang,

yang berarti bayangan; seperti halnya kata watu dan batu, yang berarti batu

dan kata wuri dan buri, yang berarti belakang. Bunyi b dilambangkan

dengan huruf b dan w pada kata yang pertama dengan yang kedua tidak

mengakibatkan perubahan makna pada kedua kata tersebut. Sedangkan

Menurut Aftaryan (2008) dalam pengertian luas wayang bisa mengandung

makna gambar, boneka tiruan manusia yang terbuat dari kulit, kardus,

seng, mungkin kaca-serat (fibre-glass), atau bahan dwimatra lainnya, dan

dari kayu pipih maupun bulat corak tiga dimensi.8

Sedangakan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata

wayang yaitu gambar atau tiruan orang dan sebagainya dibuat dari kulit

atau kayu dan sebagainya dibuwat untuk mempertunjukkan suatu lakon.9

2. Manfaat Media Wayang Kertas

Peran media dalam pembelajaran sangat penting terutama bagi

siswa. Minat dan motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan dengan

menggunakan media pembelajaran yang menarik. salah satu alternatif

yang dapat digunakan adalah wayang. Wayang adalah alat peraga atau alat

pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaiakan materi dongeng

yang digerakakan dengan tangan dan berbentuk gambar.

Media wayang dapat membantu mengembangkan analisis siswa

dan membawanya ke konsep yang abstrak. wayang yang bentuknya

8

Aftaryan. 2008. Pengertian Wayang. Online:

http://aftaryan.wordpress.com/2008/03/14/pengertian-wayang/ (diakses 24/10/15) 9

(21)

12

menyerupai tokoh dongeng memudahkan siswa dalam mengetahui watak

para tokoh dan memahami peran setiap tokoh dalam dongeng. selain itu

mempermudah siswa dalam memahami isi dongeng yang telah

didengarnya.10

3. Cara Membuat Media Wayang Kertas

Cara pembuatan media wayang:

1. Siapkan kardus bekas. boleh kardus apa saja asalkan tidak terlalu tebal

agar mudah dipotong;

2. Siapkan kertas karton/ HVS putih. buatlah gambar yang diinginkan

tergantung tema yang diangkat;

3. Warnai gambar sesuai selera, kalau bisa disesuaikan dengan warna

objek gambar aslinya;

4. Potonglah gambar yang telah dibuat;

5. Tempel gambar yang telah dipotong ke kardus yang telah disediakan

tadi;

6. Potonglah kardus sesuai bentuk gambar yang dibuat;

7. Terakhir, beri penyanggah gambar bisa berupa kayu sehingga

memudahkan untuk dipegang dan digerakkan.11

4. Kekurangan dan Kelebihan Media Wayang Kertas

10

Ngadino, Pengembangan Media Pembelajaran, (Surakarta: Pendidikan Profesi Guru FKIP UNS, 2009), h. 65

11

(22)

13

Media wayang dapat membantu mengembangkan analisis siswa

dan membawanya ke konsep yang abstrak. wayang yang bentuknya

menyerupai tokoh dongeng memudahkan siswa dalam mengetahui watak

para tokoh dan memahami peran setiap tokoh dalam dongeng. selain itu

mempermudah siswa dalam memahami isi dongeng yang telah

didengarnya, sehingga penggunaan wayang sebagai media pembelajaran

memiliki beberapa kelebihan. kelebihan tersebut antara lain:

1. Mampu meningkatkan ketrampilan menyimak dongeng.

2. Efesien terhadap waktu, tempat, biaya, dan persiapan.

3. Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas siswa dalam suasana

gembira.

4. Penggunaan simbol yang sesuai langsung mengenai sasaran serta dapat

mengembangkan suatu ide atau pesan peristiwa secara etis.12

5. Wayang bersifat acceptable artinya, wayang sendiri merupakan bagian

khasanah kebudayaan bangsa.

6. Media yang mudah dibuat, murah dan praktis.

7. Bentuknya unik dan menarik.

8. Mudah penggunaanya.

9. Mengasah kreativitas guru.

Sedangkan kekurangan dari media wayang yaitu:

1. Bagi guru yang tidak bisa bersuara keras, hal ini akan menghambat

penyampaian pesan yang ingin disampaikan.

12

(23)

14

2. Menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menciptakan bentuk-bentuk

wayang, sehingga bagi guru yang tidak mau mencurahkan

kreativitasnya, hal ini tentu akan menjadi sulit.

3. Menuntut guru untuk bisa totalitas dalam menyampaikan dongeng

4. Guru harus bisa mengendalikan siswa yang ribut disamping

menyelesaikan tugasnya dalam mendongeng, hal ini memerlukan

keahlian khusus dan pribadi guru yang sabar.

B. Peningkatan Pemahaman

1. Pengertian Peningkatan Pemahaman

Secara bahasa peningkatan adalah proses, cara, perbuatan

menigkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya.13 Sedangkan pemahaman

adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.14

Peningkatan pemahaman adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

meningkatkan kefahaman terhadap suatu hal, yang dimaksud adalah

meningkatkan kefahaman siswa terhadap suatu materi atau topik.

Rasulullah saw bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori.

)ي ا بلا او ( يأولو ي ع اوغّلب

“Sampaikanlah ajaranku kepada orang lain walaupun sedikit”. (HR.

Bukhari).

2. Jenis Perilaku Pemahaman

13

Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 51. 14

(24)

15

Pemahaman termasuk dalam tujuan dan perilaku atau respon,

yang merupakan pemahaman dari pesan literal yang terkandung dalam

komunikasi untuk mencapainya. Adapun jenis perilaku pemahaman

mencakup:

1. Pemahaman Terjemahan

Terjemahan suatu pengertian yang berarti bahwa seseorang

dapat mengkomunikasikan ke dalam bahasa lain, istilah lain atau

menjadi bentuk lain. Tingkah laku menerjemahkan bergantung pada

kemampuan menerjemahkan dan pada ketersediaan materi

pengetahuan yang relavan. Jika seseorang dapat memaknai bagian dari

suatu komunikasi dalam istilah atau konteks yang berbeda, ia akan

mampu untuk terlibat dalam cara berfikir yang lebih kompleks.

2. Pemahaman Interpretasi

Dasar untuk menginterpretasikan adalah harus mampu

menerjemahkan dari bagian isi komunikasi yang tidak hanya kata-kata

atau frasa-frasa akan tetapi termasuk berbagai perangkat yang dapat

dijelaskannya. Kemampuan tersebut, melampaui bagian ke bagian isi

materi pada saat komunikasi, untuk memahami hubungan antara

berbagai bagian dari suatu pesan yang disusun kembali dalam pikiran.

Hal tersebut, artinya seseorang dalam menyimak komunikasi

terdapat beberapa pandangan yang bermakna, secara total yang

disimpan dan dihubung-hubungkan dengan pengetahuan yang telah

(25)

16

merupakan kemampuan, di dalam mengenali hal-hal penting dan

membedakan dari aspek-aspek yang relative tidak relevan dalam

komunikasi.

3. Pemahaman Ekstrapolasi

Ekstrapolasi mencakup pemikiran atau prediksi yang

dilandasi oleh pemahaman kecenderungan atau kondisi yang dijelaskan

dalam komunikasi. Menginterpretasikan adalah harus mampu

menerjemahkan dari bagian isi komunikasi yang tidak hanya kata-kata

atau frasa-frasa akan tetapi termasuk berbagai perangkat yang dapat

dijelaskannya. Kemampuan tersebut, melampaui bagian ke bagian isi

materi pada saat komunikasi, untuk memahami hubungan antara

berbagai bagian dari suatu pesan dan disusun kembali dalam pikiran.

Hal tersebut, artinya seseorang dalam menyimak komunikasi

terdapat beberapa pandangan yang bermakna, secara total yang

disimpan dan dihubung-hubungkan dengan pengetahuan yang telah

dimiliki sebagai pengalaman dan dapat dijadikan ide-ide. Penafsiran

merupakan kemampuan, di dalam mengenai hal-hal penting dan

membedakan dari aspek-aspek yang relative tidak relavan dalam

komunikasi.15

3. Domain Peningkatan Pemahaman

15

(26)

17

Berbicara mengenai peningkatan pemahaman, di dalam sebuah

teori pendidikan yaitu Taksonomi Bloom yang mengklasifikasikan tujuan

pendidikan ke dalam bentuk domain/ ranah/ kawasan, yaitu:

1. Cognitive Domain/ Ranah Kognitif

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual,

seperti pengetahuan, pengertian, dan ketrampilan berpikir. Ranah ini

terbagi dalam beberapa aspek yaitu:

a. Aspek pengetahuan, mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah

dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

b. Aspek pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap

makna dan arti dari bahan yang dipelajari

c. Aspek penerapan, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu

kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/ problem yang

konkret dan baru.

d. Aspek analisis, mencakup kemampuan untuk merinci suatu

kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhuan

atau organisasianya dapat dipahami dengan baik.

e. Aspek sintesis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

kesatuan atau pola baru.

f. Aspek evaluasai, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan

tanggung jawab pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.

(27)

18

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan

dan emosi, seperti minat, sikap, Apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

Ranah ini terbagi dalam beberapa aspek yaitu :

a. Aspek penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu

perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu,

seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru.

b. Aspek partisipasi, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara

aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

c. Aspek penilaian/ penentuan sikap, mencakup kemampuan untuk

memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai

dengan penilaian itu.

d. Aspek organisasi, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

system nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan.

e. Aspek pembentukan pola hidup, mencakp kemampuan untuk

menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga

menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata

dan jelas dalam mengukur kehidupannya sendiri.

3. Psychomotoric Domain/ Ranah Psikomotorik

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek ketrampilan

motorik, seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan

mengoperasikan mesin. Ranah ini tetbagi dalam beberapa aspek yaitu:

a. Aspek persepsi, mencakup kemampuan untuk mengadakan

(28)

19

berdasarkan pembedaan antara cirri-ciri fisik yang khas pada

masing-masing rangsangan.

b. Aspek kesiapan, mencakup kemampuan untuk menempatkan

dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian

gerakan.

c. Aspek gerakan terbimbing, mencakup kemampuan untuk

melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang

diberikan (imitasi).

d. Aspek gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan untuk

melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancer, karena

sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang

diberikan.

e. Aspek gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk

melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri atas beberapa

komponen, dengan lancer, tepat, efisien.

f. Aspek penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk

mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan

kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu arah ketrampilan

yang telah mencapai kemahiran.

g. Aspek Kreatifitas, mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka

pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan

inisiatif sendiri.16

16

(29)

20

4. Tipe Peningkatan Pemahaman

Dalam penelitian ini peningkatan pemahaman yang dimaksud

terfokus pada salah satu ranah dalam teori hasil belajar taksonomi Bloom

yakni ranah kognitif, khususnya aspek pengetahaun dan pemahaman.

Allah berfirman dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11:

: ل اجملا( اج ملعلا اوتوا ني لاو مك م او ما ني لا ه عف ي ١١

)

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu

dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS.

Al-Mujadalah: 11)

Tipe pemahaman setingkat lebih tinggi dari tipe pengetahuan,

namun tidak berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan, sebab

untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu mengerti atau mengenal.17

Pengetahuan berkenaan dengan mengingat kembali hal-hal yang

khusus dan generalisasi, metode dan proses, pola, struktur, dan

perangkat.18

Pengetahuan yang dimiliki oleh individu dapat dibedakan

menjadi dua yaitu: pengetahuan umum (general knowledge) dan

pengetahuan khusus (domain specific knowledge). Pengetahuan umum

(general knowledge) adalah informasi yang sangat berguna untuk

memecahkan atau digunakan melaksanakan berbagai macam tugas yang

berbeda. Sedangkan pengetahuan khusus domain specific knowledge) ialah

17

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h. 24.

18

(30)

21

informasi yang dapat digunakan hanya dalam situasi tertentu atau yang

hanya dapat diterapkan dalam satu topik khusus.19

Selain itu, pengetahuan juga dapat dikategorikan menjadi tiga

macam yaitu: pengetahaun deklaratif, pengetahuan procedural, dan

pengetahaun kondisional.

1. Pengetahuan Deklaratif

Pengetahuan Deklaratif adalah “mengetahui tentang”

(knowing that) suatu kasusu atau masalah, biasanya berupa fakta-fakta,

opini-opini, kepercayaan, aturan-aturan, puisi, lirik lagu, teori-teori,

dan lain-lain. Gegne menyebutkan pengetahuan deklaratif sebagai

informasi verbal (verbal information).

2. Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan Prosedural adalah “mengetahui bagaimana”

(knowing how) untuk melakukan sesuatu atau memecahkan sebuah

kasu. Pengetahuan ini harus ditunjukkan dengan tingkah laku atau

tindakan. Pengetahuan ini juga disebut ketrampilan intelektual (skill

intellectual).

3. Pengetahuan Kondisional

Pengeathuan Kondisional adalah “Mengetahui kapan dan

mengapa” (knowing when and why) untuk menggunakan pengetahuan

19

(31)

22

deklaratif dan pengetahuan procedural. Pengetahuan ini juga disebut

strategi kognitif (cognitive strategies).20

Aspek pengetahuan, mencakup ingatan akan hal-hal yang

pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Aspek dapat

diidentifikasi dari kemampuan internal yang ditunjukkan peserta didik

yaitu kemampuan mengetahui akan beberapa hal yaitu istilah-istilah,

fakta, aturan-aturan, urutan, metode, dan lain-lain. Dalam aspek

pengetahuan ini ada beberapa kata kerja operasional yang bidigunakan

antara lain :

20

(32)

23

1) Mengidentifikasi;

2) Menyebutkan;

3) Memberi nama;

4) Menyusun daftar;

5) Menggaris bawahi;

6) Menjodohkan;

7) Memilih;

8) Memberikan definisi.21

21

(33)

25

Aspek selanjutnya adalah pemahamn, yang dimaksud di sini adalah

siswa mengetahui apa yang dikomunikasikan dan dapat menggunakan bahan

atau gagasan tanpa perlu menghubungkannya dengan materi lain atau

melihat implikasinya.22 Aspek pemahaman dapat diidentifikasi dari beberapa

kemampuan internal yang ditunjukkan oleh siswa, kemampuan tersebut

antara lain:

1) Kemampuan menerjemahkan;

2) Kemampuan menafsirkan;

3) Kemampuan memperkirakan;

4) Kemampuan menentukan;

5) Kemampuan memahami;

6) Kemampuan mengartikan.

Dalam aspek pemahaman ini, ada beberapa kata kerja

operasional yang dapat diterapkan, yaitu:

22

(34)

1) Menjelaskan.

2) Menguraikan.

3) Merumuskan.

4) Merangkum.

5) Mengubah.

6) Memberikan contoh.

7) Menyadur.

8) Meramalkan.

9) Memperkirakan.

10)Menerangkan.23

23

(35)

5. Jenis Pemahaman

Ada empat jenis pemahaman yang sering diketahui dari berbagai

sumber referensi yaitu:

1. Pemahaman Literal

Pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang

dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini

diperoleh dengan memahami arti kata, kalimat, dan paragraph dalam

kontek bacaan. Untuk membangun pemahaman literal ini dapat

menggunakan pertanyaan-pertanyaan arahan dengan beberapa kata

Tanya, yaitu siapa, apa, kapan, bagaimana, dan mengapa.24

Senada dengan pendapat di atas, bahwa pemahaman literal

adalah pemahaman yang difokuskan pada bagian-bagian yang

langsung tertulis pada bacaan sehingga dalam pelaksanaannya tidak

memerlukan ketrampilan berpikir tingkat tinggi.25

2. Pemahaman Interpretatif

Pemahaman interpretatif adalah pemahaman terhadap apa

yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini

meliputi kegiatan-kegiatan penalaran sebagai berikut :

1) Menarik kesimpulan.

2) Membuat generalisasi.

24

Samsu Samadayo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 20.

25

(36)

26

3) Memahami hubungan sebab akibat.

4) Membuat perbandingan-perbandingan.

5) Menemukan hubungan-hubungan baru antara fakta yang disebut

dalam bacaan.26

3. Pemahaman Kritis

Pemahaman kritis adalah pemahamn yang lebih tinggi

tingkatannya dibandingkan dengan pemahaman interpretatif, artinya

dalam pemahaman interpretatif, penalaran yang dilakukan masih

berada dalam lingkup memahami apa yang dikemukakan oleh penulis,

sedangkan dalam pemahamn kritis, disamping memahami apa yang

ditulis juga memberikan reaksi secara personal berupa

pertimbangan-pertimbangan penilaian terhadap kualitas, ketepatan, dan ketelitian,

serta masuk akal.27

Pemahaman kritis menuntut siswa menganalisis materi yang

dibaca dengan memperhatikan kata-kata kunci, mengabaikan bagian

yang tidak relevan. Kegiatan analisis ini biasanya dilakukan pengarang

atau apa yang hanya diekspresikan secara implisit.28

4. Pemahaman Kreatif

Pemahaman kreatif adalah pemahamn yang paling tinggi

tingkatannya. Dalam proses pemahaman kreatif ini pertama-tama harus

26

Ibid, h. 21. 27

Ibid, h. 22. 28

(37)

27

memahami bacaan secara literal, kemudian mencoba untuk

menginterpretasikan dan memberikan reaksinya berupa penilaian,

selanjutnya mengembangkan pemikiran-pemikirannya sendiri untuk

membentuk gagasan baru, mengembangkan wawasan baru, pendekatan

baru, serta pola berfikir. Kemudian secara kreatif menciptakan sesuatu

baik yang bersifat konseptual maupun praktis.29

6. Indikator Pemahaman

Indikator pemahaman konsep antara lain adalah:

1) Menyatakan ulang sebuah konsep, yaitu mampu menyebutkan definisi

berdasarkan konsep esensial yang dimiliki oleh sebuah objek.

2) Mengklarifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai

dengan konsepnya) yaitu mampu menganalisis suatu objek dan

mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat atau cirri-ciri tertentu yang

dimiliki sesuai dengan konsepnya.

3) Memberi contoh dan non contoh dari konsep yaitu mampu

memberikan contoh lain dari sebuah objek baik untuk contoh maupun

non contoh.

4) Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis

yaitu mampu menyatakan suatu objek dengan berbagai bentuk

representasi, misalkan dengan mendaftarkan anggota dari suatu objek.

29

(38)

28

5) Mengaplikasikan konsep atau alogaritma pemecahan masalah yaitu

mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi

matematis sebagai suatu logaritma pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, indicator

pencapaian pemahaman konsep adalah dapat menyatakan ulang sebuah

konsep yang telah diajarkan, dapat mengklasifikasikan suatu objek

berdasarkan sifat-sifat atau cirri-ciri tertentu, memberikan contoh dan non

contoh dari sebuah konsep, menyajikan konsep dari berbagai bentuk,

mengembangkan syarat perlu dan cukup serta dapat mengaplikasikan

konsep dalam pemecahan masalah.

C. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Kalimat sejarah kebudayaan Islam terdiri dari tiga kata yaitu,

sejarah, kebudayaan, dan Islam. berikut akan dijelaskan pengertian

masing-masing kata tersebut.

Kata “Sejarah” dalam bahasa arab berasal dari kata “syajarah”

yang berarti pohon atau sebatang pohon, apapun jenis jenis pohon tersebut,

dengan demikian sejarah “syajarah” berarti segala sesuatu yang berkaitan

dengan suatu pohon mulai sejak benih pohon itu sampai segala hal yang

dihasilkan oleh pohon tersebut, atau dengan kata lain sejarah atau

(39)

29

yang dihasilkannya. Dengan demikian, sejarah dapat diartikan catatan

detail dengan lengkap tentang segala sesuatu.30 Menurut istilah sejarah

adalah kejadian atau peristiwa yang benar benar terjadi di masa lampau.

Dapat disimpukan bahwa sejarah adalah suatu kejadian atau peristiwa

yang yang di catatat dengan lengkap dan benar benar terjadi di masa

lampau.

Kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu “buddhayah”

yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Budi

mempunyai arti akal, kelakuan, dan norma. Sedangkan “daya” berarti hasil

karya cipta manusia. Dengan demikian, kebudayaan adalah semua hasil

karya, karsa dan cipta manusia di masyarakat. Istilah "kebudayaan" sering

dikaitkan dengan istilah "peradaban". Perbedaannya : kebudayaan lebih

banyak diwujudkan dalam bidang seni, sastra, religi dan moral, sedangkan

peradaban diwujudkan dalam bidang politik, ekonomi, dan teknologi.

Apabila dikaitkan dengan Islam, maka Kebudayaan Islam adalah hasil

karya, karsa dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada nilai-nilai

ajaran Islam yang bersumber hukum dari al-Qur'an dan sunnah Nabi.

Sedangkan Islam, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya

diwahyukan tuhan kepada manusia melalui Muhammad sebagai Rasul.31

30

www. muhammad-haidir.blogspot.com pada 31 maret 2014 pukul 21.16 Wib 31

(40)

30

Dan datangnya dari Allah, baik dengan perantaraan malaikat Jibril,

maupun langsung kepada Nabi Muhammad Saw.

Secara etimologis, Islam memiliki sejumlah derivasi (kata

turunan), antara lain :32

1) Aslama, yang berarti menyerahkan diri, taat, tunduk dan patuh

sepenuhnya.

2) Salima, berarti selamat, sejahtera, sentosa, bersih dan bebas dari

cacat/cela.

3) Salam,berarti damai, aman dan tentram.

4) Sullam,yang artinya tangga (alat bantu untuk naik ke atas).

Berdasarkan pengertian etimologi ini, maka secara garis

besarnya Islam mengandung makna penyerahan diri sepenuhnya kepada

Allah yang dibuktikan dengan sikap taat, tunduk dan patuh kepada

ketentuannya, guna terwujudnya suatu kehidupan yang selamat, sejahtera,

sentosa, bersih dan bebas dari cacat/cela dalam kondisi damai, aman, dan

tentram serta berkualitas. Sebagai gambaran umum dari kehidupan yang

Islami. Dari pengertian Islam diatas dapat disimpulkan bahwa islam

merupakan agama samawi yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi

Muhammad saw sebagai petunjuk bagi manusia agar kehidupannya

membawa rahmat bagi seluruh alam.

32

(41)

31

Kesimpulan dari Sejarah Kebudayaan Islam adalah kejadian

atau peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta

umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.

2. Hakikat Mata Pelajaran Sejarah Pendidikan Islam di Madrasah

Ibtidaiyah

Sejarah kebudayaan islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan

salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul,

perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang

berpartisipasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah

masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi

Muhammad SAW, sampai dengan masa khulafaurrasyidin. Secara

subtansial, mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam memiliki kontribusi

dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati kebudayaan sejarah kebudayaan Islam, yang

mengandul nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatik

kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah

Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan

sebagai berikut:33

33

(42)

32

1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari

landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma islam yang telah

dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan

kebudayaan dan peradaban islam.

2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan

tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,

dan masa depan.

3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara

benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap

peninggalan sejarah islam sebagai bukti peradaban umat islam dimasa

lampau.

5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah

dari peristiwa-peristiwa bersejarah (islam), meneladani tokoh-tokoh

berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya,

politik, ekonomi, iptek dan seni dan lain-lain untuk mengembangkan

kebudayaan dan peradaban islam.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI

Ruang lingkup sejarah kebudayaan Islam di madrasah ibtidaiyah

meliputi :34

34

(43)

33

1) Sejarah masyarakat arab pra-islam, sejarah kelahiran dan kerasulan

Nabi Muhammad Saw.

2) Dakwah Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya, yang meliputi

kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi

Muhammad Saw, hijrah Nabi Muhammad Saw ke Thoif, peristiwa

isra’ mi’raj Nabi Muhammad Saw.

3) Peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw ke Yastrib, keperwiraan Nabi

Muhammad Saw, peristiwa fatkhul makkah, dan peristiwa akhir

Rasulullah Saw.

4) Peristiwa-peristiwa pada masa Khulafaurrasyidin.

5) Sejarah perjuangan tokoh agama islam di daerah masing-masing.

4. Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

1) Menumbuhkan rasa cinta kepada kebudayaan Islam yang merupakan

buah karya kaum muslimin masa lalu.

2) Memahami berbagai hasil pemikiran dan hasil karya para ulama untuk

diteladani dalam kehidupan sehari-hari.

3) Membangun kesadaran generasi muslim akan tanggung jawab terhadap

kemajuan dunia Islam.

4) Memberikan pelajaran kepada generasi muslim dari setiap kejadian

(44)

34

guna perbaikan dari dalam diri sendiri,masyarakat,lingkungan

negerinya serta demi Islam pada masa yang akan datang.

5) Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang

telah diraih umat terdahulu.

5. Materi Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

a. Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad merupakan nabi dan rasul terakhir. Nabi

Muhammad diutus oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran yang

akan menuntun seluruh umat manusia menuju keselamatan dunia dan

akhirat.

Nabi Muhammad dilahirkan di Mekah pada tanggal 12

Rabiul Awal tahun gajah. Disebut tahun gajah karena pada saat itu

Mekah diserang pasukan gajah yang dipimpin Abrahah al-Habasyi.

Maksud penyerangan pasukan gajah Abrahah adalah untuk

menghancurkan Ka'bah. Pada saat itu kaum Quraisy tidak dapat berbuat

banyak untuk melawan pasukan Abrahah. Kaum Quraisy adalah suku

yang paling banyak mendiami kota Mekah.35

Namun atas kebesaran Allah, Ka'bah tetap utuh dan tidak

dapat dihancurkan oleh Abrahah. Allah menurunkan burung ababil dari

langit untuk menghancurkan pasukan gajah itu. Burung ababil tersebut

35

(45)

35

melemparkan batu-batu yang panas kepada pasukan Abrahah. Seketika

itu pula pasukan Abrahah hancur dan Ka'bah pun selamat. Peristiwa ini

diabadikan dalam Al-Qur'an surah Al-F-i l ayat 1 - 5.

Tidak jauh dari peristiwa penyerangan itu, ibunda Nabi

Muhammad yang bernama Aminah binti Wahab akan melahirkan

putranya. Pada saat melahirkan, Aminah tidak merasakan sakit seperti

yang dirasakan wanita melahirkan lainnya. Bayi itu pun lahir dengan

tersenyum dan tidak menangis. Selain itu, saat lahir, sang Bayi pun

mengisyaratkan jarinya ke atas langit. Setelah itu, Bayi itu pun

menelungkupkan mukanya seperti keadaan sujud kepada Tuhannya.

Cahaya yang menenteramkan pun hadir menyelimuti proses kelahiran

Sang Bayi.

Bayi tersebut kemudian oleh kakeknya yang bernama Abdul

Muthalib diberi nama Muhammad yang artinya terpuji. Sejak lahir,

Muhammad tidak sempat melihat ayahnya yang bernama Abdullah.

Abdullah meninggal dunia saat Muhammad masih dalam kandungan.36

b. Nabi Muhammad Disusui Oleh Halimah Sa’diyah

Telah menjadi kebiasan masyarakat Arab pada saat itu untuk

mengirimkan bayi yang baru lahir ke pedalaman desa. Tujuan bayi itu

dikirim ke pedalaman desa adalah agar bayi itu tumbuh di lingkungan

36

(46)

36

yang baik. Salah satunya adalah bayi itu akan hidup dalam lingkungan

yang orang-orangnya berbahasa dengan baik.

Dengan demikian, bayi yang dikirim ke pedalaman desa tidak

disusui oleh ibu kandungnya. Namun, bayi tersebut akan disusui oleh

perempuan lain. Begitu pula dengan Muhammad. Muhammad akhirnya

disusui oleh Halimah as-Sa'diyah seorang perempuan dari kalangan

Bani Sa'ad.37

Halimah as-Sa'diyah merupakan perempuan desa yang

desanya pada waktu itu dilanda kekeringan. Saat desanya kesusahan

itulah, Halimah pergi ke Mekah mencari bayi yang dapat disusuinya.

Harapan Halimah waktu itu adalah menemukan bayi dari anak orang

kaya yang akan memberikan upah yang banyak.

Setelah mencari ke sana ke mari, Halimah tidak menemukan

bayi dari kalangan orang kaya. Halimah akhirnya menemukan bayi

Muhammad. Waktu itu Halimah ragu untuk menyusui Muhammad

karena Muhammad bukanlah anak dari orang kaya. Bahkan,

Muhammad adalah anak yatim. Walaupun kakeknya adalah termasuk

pemimpin di suku Quraisy, namun kakeknya tidak mempunyai harta

yang melimpah.

37

(47)

37

Namun, saat akan menerima bayi Muhammad, terjadilah

suatu keajaiban. Air susu Halimah yang pada saat itu hampir kering,

akhirnya penuh dan mengalir dengan deras. Halimah pun akhirnya

menerima Muhammad untuk disusuinya. Keajaiban pun berlanjut dan

tidak berhenti disitu. Saat Halimah akan kembali ke Bani Sa'ad,

Halimah mendekati untanya untuk dinaiki. Unta yang pada saat itu

terlihat lemas dan tidak bertenaga seketika itu pula menjadi unta yang

kuat dan berenergi.

Saat tiba di desanya, keajaiban pun kembali hadir. Desanya

yang sudah lama tidak dituruni hujan, akhirnya mendapatkan hujan

yang memakmurkan. Hewan-hewan ternak menjadi gemuk dan sehat.

Bayi Muhammad disusui oleh Halimah selama dua tahun.

Setelah dua tahun, Halimah pun mengembalikan Muhammad ke ibu

kandungnya, Aminah. Dengan berat hati Halimah mengembalikan

Muhammad. Bahkan, Halimah meminta untuk dapat mengurus

Muhammad satu tahun lagi. Walaupun ragu, namun karena melihat

ketulusan dan air mata Halimah, akhirnya Aminah mengabulkan

permintaan Halimah. Aminah meminta Halimah untuk mengembalikan

Muhammad pada tahun berikutnya.

Pada suatu hari, Muhammad bermain dengan putra Halimah

yang merupakan saudara sesusuannya. Saat bermain, tiba-tiba putra

(48)

38

perihal yang terjadi. Putra Halimah menceritakan bahwa telah ada dua

orang laki-laki yang mendatangi Muhammah. Dua orang itu kemudian

membaringkan Muhammad dan membelah dadanya.

Halimah kemudian bercerita kepada suaminya. Suaminya pun

langsung mencari Muhammad. Muhammad akhirnya ditemukan dalam

keadaan sehat wal afiat. Muhammad pun menceritakan apa yang telah

terjadi. Muhammad menceritakan bahwa ada dua orang laki-laki yang

membelah dadanya dan mengambil sesuatu dari kalbunya kemudian

mengembalikannya lagi. Peristiwa tersebut tercacat dalam sejarah dan

dikenal dengan "peristiwa pembelahan dada" (syaqqis sodri). Kedua

laki-laki yang membelah dada Muhammad itu adalah malaikat.

Malaikat itu mengeluarkan bagian dari kalbu manusia yang biasa dihuni

oleh setan.

c. Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW

Setelah kembali kepada ibunya, Muhammad diasuh dengan

kasih sayang. Muhammad tumbuh menjadi anak yang terpuji.

Perilakunya berbeda dengan anak-anak lain seusianya. Selain ibunya,

kakeknya pun sangat sayang kepada Muhammad, sebagai pengganti

anaknya, Abdullah.

Suatu hari, Muhammad yang berusia 6 tahun di ajak oleh

ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya. Selain itu, ibunya pun

(49)

39

Perjalanan mereka ditemani oleh Ummu Aiman. Ummu Aiman adalah

seorang budak perempuan.

Saat perjalanan pulang, Aminah mengalami sakit keras.

Karena sakitnya itu, Aminah akhirnya menghembuskan nafas

terakhirnya. Aminah wafat dan kembali kepada Allah. Muhammad saat

itu sangat sedih dan tak kuasa menahan air matanya. Belumlah lama

Muhammad merasakan kasih sayang Ibunya, kini Ibunya telah

berpulang ke Rahmatullah. Sekarang, Muhammad menjadi yatim piatu.

Ummu Aiman yang pada saat itu menemani Muhammad memeluk

Muhammad dan menangis.

Sesampainya di Mekah, Muhammad kemudian diasuh oleh

kakeknya, Abdul Muthalib. Kakeknya sangat menyayangi Muhammad.

Kakeknya meratapi nasib Muhammad yang masih kecil sudah

mengalami kepedihan yang begitu berat.38

Abdul Muthalib sangat mengistimewakan Muhammad.

Muhammad diasuh dengan kasih sayang yang sangat besar. Namun,

Muhammad tidak dapat merasakan kasih sayang kakeknya tersebut

dalam waktu yang lama. Kakeknya akhirnya meninggal dunia ketika

Muhammad berusia delapan tahun. Kepedihan dan kesedihan pun

dirasakan kembali oleh Muhammad kecil.

38Ja’far Al

(50)

40

Sepeninggalan kakeknya, Muhammad kemudian diasuh oleh

pamannya yang bernama Abu Thalib. Abu Thalib sangat mencintai

Muhammad seperti anaknya yang lain, bahkan lebih. Begitu pula

Fatimah, istri Abu Thalib, beliau pun sangat mencintai Muhammad.

Ketika usianya yang masih muda belia, semangat kerja keras

dan keuletannya sudah muncul. Di saat anak-anak seusianya bermain

dengan penuh suka cita, Muhammad dapat bekerja dan dapat

membanggakan pamannya dan orang-orang di sekitarnya. Muhammad

pun menjadi anak yang disayangi semua orang yang ada di sekitarnya.

Suatu saat diceritakan ketika sedang menggembala kambing,

Muhammad mendengar suara hiburan. Beliaupun meminta teman

sesama penggembala untuk menjaga ternaknya, sedangkan beliau

hendak melihat tempat suara itu. Ternyata, suara hiburan itu berasal dari

perta pernikahan. Saat beliau hendak memasuki tempat itu, rasa kantuk

yang amat sangat menghinggapinya sehingga beliau tertidur. Allah

telah menjaga Muhammad untuk tidak menyaksikan hiburan. Saat

terbangun, hiburan itu telah berakhir dan beliau pun kembali ke

ternaknya.

Selain membantu Abu Thalib, Muhammad pun sering

membantu yang lainnya. Muhammad suatu hari pernah membantu

pamannya Abbas untuk memindahkan batu-batu kecil di sekitar Ka'bah.

(51)

41

di pundak agar tidak menghalangi langkah bekerjanya. Namun,

Muhammad tidak melakukannya. Dengan demikian, tidak ada

seorangpun yang dapat melihat auratnya.

Suatu saat Abu Thalib hendak berdagang ke negeri Syam

beserta rombongan yang lainnya. Abu Thalib tak kuasa meninggalkan

Muhammad. Kemudian, Muhammad pun diajaknya membantu

berdagang ke negeri Syam. Selama di perjalanan, keajaiban pun selalu

mengikuti para rombongan dagang. Awan selalu menaungi Muhammad

ke mana pun Muhammad berjalan. Dengan demikian, Muhammad tidak

merasakan panasnya matahari.

Peristiwa tersebut disaksikan oleh seorang pendeta Nasrani

yang bernama Bahira. Bahira merupakan pendeta yang sangat

memahami injil dan taurat. Bahira pun sangat paham akan tanda-tanda

kehadiran rasul akhir zaman. Bahira kemudian mengundang para

rombongan dagang tersebut untuk makan bersamanya.

Setelah melihat Muhammad, Bahira mengetahui bahwa ada

tanda-tanda kenabian di dalam diri Muhammad. Kemudian, Bahira

menanyakan perihal Muhammad kepada Abu Thalib.

Bahira kemudian bertanya kepada Abu Thalib "Siapakah dia?"

Abu Thalib menjawab, "Dia anakku".

"Bukan, dia bukan anakmu, orang tuanya pastilah telah meninggal",

(52)

42

"Memang benar, ayahnya telah meninggal ketika dia dalam

kandungan. Selanjutnya, ibunya juga meninggal dunia," jelas Abu

Thalib.

Bahira kembali berkata "Sebaiknya kamu bawa kembali anak ini ke

negerimu. Jagalah baik-baik dan wapadalah terhadap orang Yahudi.

Sebab, jika orang Yahudi tahu, mereka akan membunuhnya".

Abu Thalib pun membawa Muhammad pulang kembali ke

Mekah dan menjaganya lebih hati-hati lagi. Abu Thalib yakin bahwa

(53)

BAB III

METODE DAN RENCANA PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitihan adalah penelitian

tindakan kelas. Kata Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris

Classroom Action Research, yang berarti penelitian tindakan kelas.

PTK meliputi tiga kata yaitu “penelitian”, “tindakan”, dan “kelas”.

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka

peningkatan kualitas di berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak

kegiatan yang senagaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam

pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan

kelas adalah sekelompok siswa/mahasiswa yang dalam waktu yang sama dan

tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru/dosen

yang sama.39 Dari pengertian tersebut maka penelitian tindakan kelas adalah

penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dalam rangka

memecahkan masalah sampai masalah itu dapat dipecahkan.

Dalam pelaksanaanya, penelitihan tindakan kelas ini, menggunakan

model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model yang selama ini

menjadi acuan pokok dari berbagai model action research, terutama

classroom action research (CAR). Lewin adalah orang pertama yang

memperkenalkan action reserch. Konsep pokok action reserch menurut

39

(54)

44

Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan (planning), (2)

aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi

(reflecting), hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan

sebuah siklus.40

Apabila digambarkan dalam bentuk visualisasi, maka model Kurt

Lewin akan tergambar dalam bagan lingkaran seperti berikut :

Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin

Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif walaupun

data yang dikumpulkan bisa saja bersifak kuantitatif. Penelitian tindakan

kelas berbeda dengan penelitian formal yang bertujuan untuk menguji

hipotesis dan mengembangkan teori yang bersifat umum (general). Penelitian

tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya

kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil

40

Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas [Classroom Action Research];Teori &Praktik, cet.ke-3, (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2012), h. 29-30.

(55)

45

PTK dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip

dengan yang dimiliki peneliti.41

B. Setting dan Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian : MI Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik

b. Waktu penelitian : semester genap tahun ajaran 2015 – 2016.

2. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III MI

Tarbiyatus Shibyan Petung Panceng Gresik tahun ajaran 2015 – 2016

dengan jumlah 30 siswa dalam satu kelas, yang terdiri dari 12 laki-laki dan

18 perempuan.

C. Variable yang Diteliti

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk

menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Variabel input : Siswa kelas III MI Tarbiyatus Shibyan Petung

tahun ajaran 2015 – 2016.

2. Variabel proses : Penerapan media wayang kertas

3. Variabel output : Peningkatan pemahaman materi sejarah kelahiran

Nabi Muhammad saw pada pelajaran sejarah

kependidikan islam.

41

(56)

46

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Pemberian pada siklus

pertama didasarkan pada hasil refleksi awal. Penelitian tindakan kelas ini

menggunakan model penelitian dari Kurt Lewin. Model penelitian tindakan

kelas menurut Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu: (1) perencanaan

(planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4)

refleksi (reflecting).42

Beberapa prosedur yang peneliti lakukan di kelas III MI Tarbiyatus

Shibyan Petung sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Prasiklus dilakukan untuk bisa mendapatkan data dari hasil

penguasaan materi peserta didik, yang dijadikan sebagai tolak ukur

perbandingan penguasaan materi sebelum dan sesudah adanya penelitian

tindakan kelas. Pada tahap ini guru melakukan pembelajaran seperti biasa,

dengan menggunakan metode biasa seperti ceramah atau demonstrasi.

Kemudian di akhir pembelajaran diadakan evaluasi dengan memberi

Lembar Kerja Siswa atau pre test, yang kemudian dijadikan acuan untuk

membuat perencanaan tindakan pada siklus I.

2. Siklus I

Siklus I didasarkan analisis dari refleksi awal pada studi

pendahuluan siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi.

42

(57)

47

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan

peneliti antara lain :

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yand diperlukan di

kelas, dalam hal ini mempersiapkan media wayang kertas.

3) Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data

mengenai proses dan hasil tindakan.

4) Membuat lembar kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah

dilakukan ada perubahan atau tidak.

5) Menentukan kriteria keberhasilan dalam penelitian ini diantaranya:

a. Persentase ketuntasan siswa menguasai materi minimal 90%.

b. Rata-rata skor dari siswa minimal 75.

c. Skor aktivitas guru dan siswa sekurang-kurangnya 80.

2. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah

dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual. Meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan menanyakan kabar

siswa.

2) Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai pelajaran.

(58)

48

4) Guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan beberapa

pertanyaan sederhana.

5) Guru menjelaskan materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw

dengan menggunakan media wayang kertas.

6) Guru mebagi siswa menjadi lima kelompok, tiap kelompok berisi

enam siswa.

7) Guru membagikan lembar kerja pada tiap kelompok.

8) Siswa berdiskusi, mencatat dan melaporkan hasil diskusinya di

depan kelas.

9) Guru dan siswa bertanya jawab tentang materi yang dipelajari.

10)Guru membagikan soal tes dan siswa mengerjakannya.

11)Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari hasil

belajar sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw.

12)Guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran dengan hamdalah

dan mengucapkan salam.

3. Observasi

Dalam tahap pengamatan ini ada tiga data yang dibutuhkan

dalam penelitian untuk mengetahui apakah kriteria keberhasilan sudah

tercapai atau belum. Ketiga data tersebut adalah :

1) Hasil tes siswa tentang sejarah kelahiran Nabi Muhammad saw.

Data ini diperoleh dengan cara melakukan evaluasi menggunakan

tes tulis yang dikembangkan pada tahap rencana dan diselesaikan

(59)

49

2) Data aktivitas guru selama pembelajaran. Data ini diperoleh dari

hasil pengamatan peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas

guru.

3) Data aktivitas siswa selama pembelajaran. Data ini diperoleh dari

hasil pengamatan peneliti menggunakan lembar observasi siswa.

4. Refleksi

Pada tahap ini guru dan observer mengevaluasi seluruh

tindakan yang dilakukan dengan cara mengukur baik secara kuantitatif

maupun kualitatif. Sedangkan refleksi adalah renungan terhadap hasil

analisis yang telah dikerjakan, maka timbul pertanyaan-pertanyaan

yang perlu dikemukakan dalam hal ini adalah :

1) Berapa persen kemampuan siswa dalam pembelajaran SKI.

2) Apakah siswa masih beranggapan bahwa mata pelajaran SKI sulit

dan membosankan.

3) Apakah ada peningkatan belajar siswa dengan menggunakan media

wayang kertas.

4) Evaluasi tindakan pada siklus I.

3. Siklus II

Siklus II didasarkan analisis dari refleksi awal pada studi

pendahuluan siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi.

Gambar

Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin
Tabel 4.1  Daftar Nilai Pretest Kelas III Pra Siklus
Gambar 4.2  Siswa Bercerita Dengan Media Wayang
Tabel 4.2  Data Hasil Belajar Siswa Kelas III Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari uji coba media cetak berupa buku sejarah Isra Mi‟raj Nabi Muhammad SAW di kelas 4 dengan uji coba kelompok besar, dengan hasil kategori “Valid”

Penerapan Stategi True or False Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MI Safinda Surabaya Pada Mata Pelajaran SKI Materi Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad

Media pembelajaran powerpoint atau ppt SKI Kelas 4 Hijrah Nabi Muhammad Saw ke

Media pembelajaran powerpoint atau ppt SKI Kelas 4 Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib: Upaya Nabi Muhammad SAW Dan Para Sahabat Dalam Mengatasi Ancaman Kafir Quraisy Ketika Hijrah Ke Yatsrib Hikmah Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW ke

Media pembelajaran powerpoint atau ppt SKI Kelas 4 Masyarakat Yatsrib Sebelum Hijrah Nabi Muhammad

Media pembelajaran powerpoint atau ppt SKI Kelas 4 Isra Mi’raj Nabi Muhammad

Media pembelajaran powerpoint atau ppt SKI Kelas 4 Hijrah Para Sahabat Nabi Muhammad SAW Ke

Media pembelajaran powerpoint atau ppt SKI Kelas 4 Ketabahan Nabi Muhammad Saw dan Para Sahabat Dalam