PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEBIASAAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN AKUNTANSI
(Survei Pada Siswa Kelas XI IPS DI SMA Negeri 14 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi
OLEH :
PUTRI ASTI WULANDARI NIM. 0801002
PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
oleh
Putri Asti Wulandari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Putri Asti Wulandari 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Putri Asti Wulandari
Pembimbing I : Dr. H. Nugraha, SE, M.Si, Ak. Pembimbing II : Aristanti Widyaningsih, S.Pd., M.Si.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran minat belajar, kebiasaan belajar siswa di sekolah dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung serta untuk mengetahui pengaruh minat belajar dan kebiasaan belajar siswa di sekolah terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 14 Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei deskriptif, yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung, dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 86 orang siswa dari populasi sebanyak 110 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Data minat belajar dan kebiasaan belajar siswa diperoleh dari penyebaran angket, sedangkan data prestasi belajar siswa diperoleh dari telaah dokumen.
Hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan regresi Y = 6,552 + 0,561X1 + 0,889X2 . Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi, terdapat pengaruh Kebiasaan Belajar Siswa di sekolah dengan Prestasi Belajar Akuntansi dan terdapat pengaruh Minat Belajar, Kebiasaan Belajar Siswa di sekolah, terhadap Prestasi Belajar Akuntansi.
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah siswa yang memiliki minat belajar yang rendah dan kebiasaan belajar yang rendah akan mengalami hambatan dalam proses belajar berikutnya, yang pada akhirnya siswa tersebut akan mengalami ketertinggalan dalam proses belajarnya.
Supervisor I: Dr. H. Nugraha, SE, M.Si, Ak. Supervisor II: Aristanti Widyaningsih, S.Pd., M.Si.
ABSTRACT
The purposes of this research is to know the imagine of learning interest, habit and student’s achievement in these subjects in class XI Accountancy IPS SMAN 14 Bandung and aslo to know the effect of learning interest and study habits on student achievement in the subjects of Accounting at SMAN 14 Bandung.
The method that used in this research is descriptive survey method, the population is the students of class XI IPS SMAN 14 Bandung, with the amount of samples that used iscounted 86 students of population counted 110 people. The technique that used in sample taking use simple random sampling. The interest in learning and study habits of student’s data is acquired from spreading of questionnaire, while student’s learning achievement data is acquired by document studying.
The results of multiple regression analysis derived regression equation Y= 6.552 + 0.561 X1+ 0.889 X2. The results of research that there concluding interest to the Learning Achievement in Accounting Education, there is an impact Habits Learning by Learning Achievement in Accounting and are impact Learning interest, Habit Learning, the Learning Achievement in Accounting.
The implications from this research is student ware who have a low interest in learning and study habits that low will experience the trouble in next learning process,so that in the end the student will left away behind in his learning process.
UCAPAN TERIMA KASIH... ii
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian... 9
BAB II LANDASAN TEORI. ... 11
2.1 Belajar ... 11
2.1.1 Pengertian Belajar ... 11
2.1.2 Teori - Teori Belajar... 12
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 14
2.2 Minat Belajar ... 16
2.2.1 Pengertian Minat Belajar... 16
2.2.2 Macam-macam Minat Belajar ... 17
2.2.3 Indikator Minat Belajar ... 18
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 19
2.2.5 Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar ... 19
2.3 Kebiasaan Belajar... 21
2.3.1 Pengertian Kebiasaan Belajar ... 21
2.3.2 Pembentukan Kebiasaan Belajar. ... 22
2.3.3 Indikator Kebiasaan Belajar ... 24
2.3.4 Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar ... 25
2.4 Prestasi Belajar ... 26
2.4.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 26
2.4.2 Indikator Prestasi Belajar ... 26
2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 29
2.5 Mata Pelajaran Akuntansi………..………30
2.5.1 Pengertian Akuntansi. ... 30
2.5.2 Strategi Belajar Akuntansi. ... 31
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 40
3.3 Populasi dan Sampel ... 42
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.5 Teknik Pengolahan Data. ... 47
3.5.1 Uji Validitas Item ... 47
3.5.2 Uji Reliabilitas Item... 51
3.5.3 Uji Asumsi Klasik. ... 53
3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis……….56
3.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda. ... 56
3.6.2 Pengujian Hipotesis………...57
3.6.2.1 Uji Keberartian Regresi (Uji F)……… 57
3.6.2.2 Uji Keberartian Koefisien Arah Regresi (Uji t)……59
BAB IV PEMBAHASAN………61
4.1 Gambaran Objek Penelitian. ... 61
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 62
4.2.1 Gambaran Umum Minat Belajar(Variabel X1)... 62
4.2.2 Gambaran Indikator Minat Belajar. ... 63
4.2.3 Gambaran Umum Kebisaan Belajar Siswa(Variabel X2). .... 67
4.2.4 Gambaran Indikator Kebiasaan Belajar Siswa. ... 68
4.2.5 Gambaran Umum Prestasi Belajar Siswa(Variabel Y). ... 71
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 73
4.3.1 Regresi Linier Berganda ... 78
4.3.2 Uji Hipotesis... 79
4.3.2.1 Uji F. ... 79
4.3.2.2 Uji t... 81
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 84
Tabel 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi. ... 27
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 41
Tabel 3.2 Populasi Penelitian. ... 42
Tabel 3.3 Jumlah Sampel. ... 44
Tabel 3.4 Penilaian Skema Numerik. ... 46
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Minat Belajar Siswa. ... 49
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kebiasaan Belajar Siswa ... 50
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar Siswa. ... 52
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar Siswa ... 53
Tabel 4.1 Deskripsi Minat Belajar ... 63
Tabel 4.2 Frekuensi Belajar ... 64
Tabel 4.3 Kegiatan yang Disenangi ... 64
Tabel 4.4 Jenis Kegiatan Untuk Mencapai Hal Yang Disenangi ... 65
Tabel 4.5 Mengerjakan Tugas - Tugas ... 65
Tabel 4.6 Kegiatan Belajar Di Sekolah ... 66
Tabel 4.7 Usaha Untuk Merealisasikan Keinginan ... 66
Tabel 4.8 Deskripsi Kebiasaan Belajar Siswa di Sekolah ... 67
Tabel 4.9 Konsentrasi... 68
Tabel 4.10 Memahami Materi. ... 68
Tabel 4.11 Mengatur Waktu Belajar. ... 69
Tabel 4.12 Membaca dan Membuat Catatan... 69
Tabel 4.13 Mengerjakan Tugas. ... .70
Tabel 4.14 Mengulangi Materi yang diajarkan. ... .70
Tabel 4.15 Belajar Secara Kelompok... .71
Tabel 4.16 Daftar Jumlah Siswa yang Belum dan Sudah Memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tahun Ajaran 2011/2012. ... ..71
Tabel 4.17 Tabel ANOVA Minat Belajar. ... ..74
Tabel 4.18 Tabel ANOVA Kebiasaan Belajar . ... ..75
Tabel 4.19 Tabel Coefficients Multikolinieritas... ..77
Tabel 4.20 Coefficientsa. ... ..78
Tabel 4.21 ANOVAa. ... ..79
Gambar 2.2 Siklus Akuntansi ... 31
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran ... 37
Gambar 2.4 Hubungan Variabel ... 38
Gambar 3.1 Garis Kontinum ... 49
Gambar 4.1 Grafik Prestasi Belajar Siswa XI IPS SMA 14 Bandung. ...72
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot Minat Belajar, Kebiasaan Belajar dan Prestasi belajar………... .. ..73
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan bermasyarakat, pendidikan memegang peranan yang
penting, karena baik buruknya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ditentukan
oleh pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk dari suatu
masyarakat, maka semakin baik juga kualitas SDM. Perkembangan zaman yang
semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut
adanya SDM yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas SDM merupakan
prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk
meningkatkan kualitas SDM adalah pendidikan.
Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai
oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan
adalah pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat
diukur apakah bangsa tersebut maju atau mundur, sebab pendidikan merupakan
proses mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dalam proses
pendidikan ini gagal, maka sulit dibayangkan bagaimana mencapai kemajuan
yang diinginkan oleh setiap bangsa.
Pendidikan dapat memberikan nilai kognitif, afektif, dan psikomotorik
mentransformasikan hal-hal yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu pendidikan bagi setiap individu baik
laki-laki ataupun perempuan sangatlah penting.
Pendidikan dapat ditempuh melalui jalur formal dan non formal.
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang dimulai dari jenjang terendah
sampai jenjang tinggi yang harus ditempuh dengan serangkaian prasyarat tertentu
jika akan naik ke jenjang selanjutnya, sedangkan pendidikan non formal
merupakan jenjang pendidikan yang diperoleh dalam sebuah lembaga pendidikan
yang berorientasi memberi dan meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan
untuk berkompetensi dalam meraih kesuksesan hidup.
Proses pendidikan secara formal salah satunya dilaksanakan di sekolah.
Adapun yang dilakukan sekolah adalah dengan meningkatkan kualitas kegiatan
pembelajaran atau proses belajar mengajar. Dalam seluruh proses pendidikan di
sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Dasar
pendidikan berhubungan dengan tujuan pendidikan, tujuan pendidikan merupakan
sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan. Tanpa dasar tujuan maka
praktik pendidikan tidak akan ada artinya. Fungsi pendidikan merupakan
serangkaian tugas para pendidik yang harus dituntaskan. Setiap sekolah memiliki
cara mendidik masing-masing dan berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama
yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun, tidak semua siswa memiliki
hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di
Dalam mengevaluasi siswa belajar, guru dapat menilai mutu pendidikan
dari prestasi yang didapat siswa. Prestasi pendidikan dapat digunakan untuk
mengukur tingkat keberhasilan siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Makmun
(2005 : 27) bahwa: “Prestasi belajar adalah indikator dari perubahan dan
perkembangan prilaku dalam term-term pengetahuan (penalaran), sikap
(penghayatan), dan keterampilan (pengalaman)”. Perubahan dan perkembangan
ini mempunyai arah yang positif dan negatif dan kualifikasinya pun terbagi-bagi
seperti tinggi, sedang, rendah atau berhasil dan tidak berhasil, lulus dan tidak
lulus. Sukses akademik dicirikan dalam berbagai cara yang dapat dilihat oleh
orang lain. Prestasi belajar siswa terlihat dari nilai yang didapat oleh siswa
tersebut.
Seperti fenomena yang terlihat di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
14 Bandung, masih terdapat siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum. Peneliti tertarik melakukan penelitian di SMAN 14 Bandung ini
dikarenakan SMAN 14 Bandung memiliki peminat yang selalu banyak setiap
tahunnya, karena SMAN 14 merupakan salah satu SMA kategori terbaik di
Bandung.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 14 Bandung,
ditemukan fenomena suatu prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi, seperti
Tabel 1.1
Persentase Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas pada UAS Mata Pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 2011/2012
Kelas KKM Jumlah Siswa
(Sumber : Daftar nilai siswa XI IPS SMAN 14 Bandung)
Bila dilihat dari persentase nilai di atas, sebagian besar siswa kelas XI IPS
memiliki prestasi belajar yang rendah, dari tabel tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar yang diraih kurang optimal, karena masih berada
jauh dari standar KKM. Kelas XI IPS 1, siswa yang berada di bawah nilai KKM
sebesar 81,6% atau sebanyak 31 siswa, kelas XI IPS 2 sebesar 69,45 atau
sebanyak 25 siswa, dan kelas XI IPS 3 sebesar 55,6% atau sebanyak 20 siswa.
Jadi, dari 110 siswa, hanya 30,9% atau 34 siswa yang mendapatkan nilai UAS di
atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), dan 69,1% atau 76 siswa berada di
bawah standar nilai KKM. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM, hal ini dikarenakan siswa tersebut belum mengerti materi yang diajarkan,
tingkat ketelitian mereka pun sangat kurang. Sedangkan mata pelajaran akuntansi
bersifat siklus, yang artinya apabila di awal materi siswa tidak mengerti, akan sulit
Menyikapi prestasi belajar siswa yang rendah ini tentu para guru dan
perangkat pendidikan harus mengetahui faktor yang mengakibatkan rendahnya
prestasi belajar siswa, guna meningkatkan prestasi siswa agar lebih baik lagi.
Rendahnya prestasi belajar siswa dapat diakibatkan dari pengaruh eksternal dan
internal siswa itu sendiri, maupun faktor pendekatan belajar atau upaya siswa
dalam kegiatan pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut dalam banyak hal sering berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, apabila siswa memiliki minat belajar
yang besar dan kebiasaan belajar yang tinggi terhadap suatu mata pelajaran akan
lebih berkualitas lagi hasil belajarnya. Prestasi belajar yang rendah merupakan
suatu masalah yang tidak dapat dibiarkan begitu saja karena masalah tersebut
akan berdampak buruk terhadap perkembangan sumber daya manusia, untuk
menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini. Prestasi belajar yang dicapai
oleh siswa bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan hasil dari beberapa
faktor yang mempengaruhinya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
proses belajar siswa seperti yang dikemukakan oleh Syah, M (2009:145), yaitu:
1) Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa) a. Aspek fisiologis (jasmani)
Panca indera (mata, telinga) b. Aspek psikologis
Minat, bakat, sikap, motivasi, intelegensi,dan kebiasaan belajar.
2) Faktor Ekternal (faktor dari luar siswa) a. Lingkungan sosial
Keluarga, guru, masyarakat, teman. b. Lingkungan non-sosial
Dari beberapa faktor internal dan eksternal siswa, penulis lebih tertarik
untuk meneliti faktor internal, yaitu minat belajar siswa dan kebiasaan belajar,
karena faktor internal itu adalah modal yang dimiliki diri siswa itu sendiri
sehingga lebih mempunyai dorongan peningkatan prestasi belajar.
Di SMA, pembelajaran tercakup dalam setiap mata pelajaran yang
diajarkan, salah satunya adalah mata pelajaran akuntansi. Menurut Jogiyanto
(2009:5)
Tujuan pembelajaran mata pelajaran akuntansi adalah untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokkan, pengikhtisaran transaksi keuangan perusahaan dan penyusunan laporan keuangan secara benar menurut prinsip akuntansi Indonesia.
Berdasarkan pengalaman mengajar di SMAN 14 Bandung, peneliti dapat
mengatakan bahwa faktor penyebab kurang optimalnya prestasi belajar yang
diraih siswa siswi SMAN 14 Bandung terkait dengan prestasi belajar mereka yang
masih berada di bawah KKM, secara garis besar mereka menyampaikan bahwa
terdapat beberapa hal yang membuat mereka memiliki prestasi yang rendah dalam
mata pelajaran akuntansi, seperti tugas-tugas akuntansi yang banyak, kurang
menarik, masih banyak siswa yang tidak memiliki sumber belajar akuntansi,
kegiatan pembukuan sehingga membuat mereka cepat merasa jenuh dan sulit lagi
untuk berkonsentrasi dan ketelitian pun hilang, cara guru dalam menjelaskan
materi pelajaran yang sulit untuk dipahami siswa, dan hal-hal itu membuat mereka
hanya belajar jika akan ulangan saja. Dapat dilihat bahwa mereka kurang
Menurut pendapat Djamarah (2008:157) bahwa “Minat belajar yang besar
akan menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya kurangnya minat belajar akan
menghasilkan prestasi belajar yang rendah”. Apabila kenyataan di atas diabaikan
dan dibiarkan terus menerus maka PBM (proses belajar mengajar) di SMA tidak
akan berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran pun tidak akan terwujud.
Minat mempengaruhi prestasi belajar siswa, yaitu untuk melahirkan perhatian
dalam melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang lama, lebih
berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang
dipelajari. Minat belajar memegang peranan penting dalam memberikan semangat
dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang mempunyai minat tinggi akan
lebih tekun dan tertarik dalam belajar, pada akhirnya akan mampu memperoleh
prestasi yang baik.
Minat belajar bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Sebagaimana yang telah dikemukakan dari penelitian yang telah
dilakukan oleh Fifi Yuliawatiningsih (2008) mengenai motivasi dan minat intern
dan ekstern siswa, penulis akan meneliti faktor selain motivasi yaitu kebiasaan
belajar siswa. Kebiasaan belajar siswa merupakan modal yang dimiliki siswa itu
sendiri. Kebiasaan belajar biasanya dikaitkan dengan cara belajar dan salah satu
cara belajar yang baik dilihat dari jangka waktu belajar. Seorang siswa yang
mempunyai kebiasaan belajar yang baik yakni belajar terjadwal, mengerjakan
tugas dengan benar, belajar kelompok dan memperbanyak membaca buku.
Kebiasaan tidak terbentuk dengan sendirinya, jika seorang siswa memiliki minat
yang ia sukai. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Djaali (2007:128)
bahwa “Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar
secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat
otomatis”, sedangkan siswa di SMAN 14 Bandung, mereka kurang membiasakan
diri untuk belajar, terutama untuk pelajaran akuntansi yang mereka anggap sulit.
Dengan mengetahui seberapa besar minat dan kebiasaan belajar siswa yang
benar-benar mempelajari akuntansi dengan sungguh-sungguh maka hasil yang dicapai
pun akan optimal.
Berdasarkan pemaparan di atas penulis ingin melanjutkan penelitian
sebelumnya mengenai prestasi belajar akuntansi siswa dengan perbedaan antara
variabelnya dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan judul
“Pengaruh Minat Belajar dan Kebiasaan Belajar Siswa Di Sekolah Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Pada Kelas XI IPS di
SMAN 14 Bandung”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 14 Bandung.
2. Bagaimana pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada
3. Bagaimana pengaruh minat belajar siswa dan kebiasaan belajar siswa
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI
IPS SMA Negeri 14 Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Peneliti bermaksud untuk mencari data dan informasi yang diperlukan
untuk memperoleh gambaran jelas mengenai seberapa besar pengaruh minat dan
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa yang diambil dari
sampel XI IPS SMA Negeri 14 Bandung.
2. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan apa yang dipaparkan dalam rumusan masalah di atas,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas
XI IPS pada mata pelajaran akuntansi SMAN 14 Bandung.
2. Mengetahui pengaruh kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 14 Bandung.
3. Mengetahui pengaruh minat belajar dan kebiasaan belajar siswa terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS
1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang
bermanfaat, sejalan dengan tujuan penelitian di atas. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat berguna baik secara akademik maupun praktis.
a. Kegunaan Akademik
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
penulis serta menambah ilmu yang telah didapat dibangku kuliah.
2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar studi perbandingan dan
referensi bagi penelitian lain yang sejenis.
b. Kegunaan Praktis
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan pengetahuan penulis pada bidang pendidikan,
khususnya pada masalah yang diteliti yaitu mengenai perbedaan minat
belajar siswa dan kebiasaan belajar siswa yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar akuntansi.
2. Bagi Guru
Penelitian ini akan menghasilkan suatu kesimpulan dan saran-saran
terhadap masalah yang dihadapi guru sebagai pertimbangan dalam
menerapkan aturan belajar mengajar yang efektif.
3. Bagi Siswa
Penelitian ini memberikan masukan dalam rangka mengembangkan
4. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan hasil sebagai informasi untuk
memperkaya cakrawala berpikir dan sebagai bahan referensi tambahan
3.1 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:2), “Metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Dalam
penelitian ini, penulis berencana melakukan survei pada SMA Negeri 14 Bandung
karena penulis tertarik dengan prestasi pada mata pelajaran akuntansi khususnya,
dan mengenai minat serta kebiasaan belajar siswa-siswanya, karena SMAN 14
merupakan salah satu SMA yang termasuk kategori tinggi di kota Bandung.
Menurut Hasan (2002: 31), “Desain penelitian adalah kerangka kerja dalam
suatu studi tertentu, guna mengumpulkan, mengukur, dan melakukan analisis data
sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”. Desain penelitian
mencakup langkah-langkah yang digunakan dalam suatu penelitian sehingga
didapatkan hasil dan kesimpulan penelitian. Adapun metode penelitian yang
digunakan sesuai dengan tujuan dan permasalahan dalam penelitian ini, maka
metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif verifikatif, yaitu
berdasarkan kondisi sebenarnya yang terjadi saat ini. Sejalan dengan pernyataan
diatas, menurut Muh.Nazir (dalam Sugiyono, 2010:63), “penelitian deskriptif
adalah suatu metode dalam penelitian status manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas/peristiwa pada masa
kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di
lapangan” (Arikunto, 2006 : 8). Penelitian deskriptif verifikatif bertujuan
membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki secara
terperinci untuk menghasilkan rekomendasi untuk keperluan masa mendatang.
Metode deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh gambaran
mengenai minat belajar dan kebiasaan belajar di sekolah pada SMA Negeri 14
Bandung.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2009:59), “Variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Dalam mempelajari obyek penelitian, diperlukan penjelasan terlebih dahulu dari
setiap variabel penelitian sehingga dapat diukur dan dioperasionalkan dalam
penelitian.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur pengaruh dari minat belajar
dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar yang dilihat dari persepsi siswa
dengan metode survei. Kedua variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel X1: Minat Belajar.
Minat belajar adalah perhatian yang mengandung perasaan yang tinggi
terhadap sesuatu hal.
Kebiasaan belajar adalah pola perilaku atau sikap belajar dari peserta didik
(siswa) yang dilakukan berulang-ulang dan otomatis.
3. Variabel Y: Prestasi Belajar.
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar di
sekolah yang bersifat kognitif, ditentukan melalui nilai tes. Prestasi belajar ini
dapat dilihat melalui nilai UAS siswa.
Sesuai pemaparan variabel-variabel di atas, maka operasional variabel
dapat digambarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala No.
Kebiasaan
Sukardi (2003 : 53) menyatakan bahwa, “Populasi pada prinsipnya adalah
semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal
bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari
hasil akhir suatu penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
XI IPS SMAN 14 Bandung, sebanyak 110 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
probability sampling dengan pengambilan secara acak (simple random sampling).
Menurut Riduwan (2009: 57), “Probability sampling adalah teknik sampling
untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel”. Dalam hal ini setiap anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel, sedangkan simple random
sampling menurut Sugiyono (2010: 118), “dikatakan sederhana karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.
Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh
sampel yang benar-benar dapat mewakili (representatif) dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, maka dalam penentuan
sampel digunakan rumus slovin sebagai berikut:
2
1
Ne
N
n
(Sekaran, 2004: 108)
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolelir
= 86,2 ≈ 86
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2005:78), dan sampel dalam penelitian ini ditentukan
sebanyak 86 orang.
Untuk proporsi sampel setiap kelas, dihitung menggunakan rumus :
(Riduwan, 2011 : 25)
Keterangan :
ni : jumlah sampel menurut stratum
n : jumlah sampel seluruhnya
Ni : jumlah populasi menurut stratum
N : jumlah populasi seluruhnya
Maka untuk setiap kelas sampelnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jumlah Sampel
Kelas Banyaknya
Siswa Sampel
XI IPS 1 38
XI IPS 2 36
XI IPS 3 36
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik dalam pengumpulan data yang akan dilakukan penulis
yaitu sebagai berikut:
a. Kuesioner/Angket
Menurut Sugiyono (2010: 199), “Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Kuesioner sebagai instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan
yaitu valid dan reliabel. Tujuan dari pengujian instrumen penelitian
(kuesioner) adalah untuk mengetahui apakah data yang dihasilkan dari alat
ukur tersebut dapat menjamin mutu dari penelitian sehingga
kesimpulan-kesimpulan terhadap hubungan-hubungan antar variabel dapat dipercaya,
akurat dan dapat diandalkan sehingga hasil penelitian bisa diterima.
Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden
dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan. Jenis
kuesioner yang digunakan penulis adalah kuesioner tertutup dan
terstruktur, artinya pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan
kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan pendapatnya
sesuai dengan keinginan mereka karena jawabannya telah disediakan.
Instrumen angket yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan skala pengukuran numerical scale (skala numerik) 5 point.
titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub pada dua ujung
keduanya”. Kuesioner untuk minat belajar dan kebiasaan belajar siswa ini
berisi 32 pernyataan, 16 item mengenai minat belajar dan 16 item
mengenai kebiasaan belajar, masing- masing penyataan berisi 5 opsi
jawaban 1 sampai dengan 5, dimana angka 1 menunjukkan penilaian
terendah dan angka 5 menunjukkan penilaian tertinggi. Untuk lebih jelas,
dapat dilihat pada contoh berikut ini :
Tabel 3.4
Penilaian Skala Numerik
No. Item Skor
5 4 3 2 1
Keterangan skor yang ada dalam angket tersebut adalah sebagai berikut:
1)Angka 5 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif tertinggi,
artinya minat belajar dan kebiasaan belajar siswa sangat tinggi.
2)Angka 4 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif tinggi,
artinya minat belajar dan kebiasaan belajar siswa tinggi.
3)Angka 3 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif sedang,
artinya minat belajar dan kebiasaan belajar siswa sedang.
4)Angka 2 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif rendah,
artinya minat belajar dan kebiasaan belajar siswa rendah.
5)Angka 1 menunjukkan pernyataan dengan nilai positif terendah,
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa IPS
kelas XI SMAN 14 Bandung untuk keperluan penyebaran kuesioner.
3.5 Teknik Pengolahan Data 3.5.1 Uji Validitas Item
Menurut Hasan (2002: 79), “Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen”. Validitas menunjukkan sejauh
mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur atau sejauh mana alat
ukur yang digunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat tes,
maka alat tersebut semakin mengenai pada sasarannya atau semakin menunjukkan
apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi
apabila alat tes tersebut menjalankan fungsi pengukurannya atau memberikan
hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya tes atau pengukuran
tersebut.
Untuk menentukan kevalidan dari setiap item kuesioner digunakan metode
koefisien korelasi Product Moment Pearson yaitu dengan mengkorelasikan skor
total yang dihasilkan oleh masing-masing responden dari setiap item pertanyaan
dengan masing-masing skor total variabel X dan variabel Y. Rumus korelasi
Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan menurut
Sugiyono (2010 : 251) adalah :
Jika nilai r hitung > nilai r tabel maka item instrumen dinyatakan valid dan
dapat dipergunakan,
Jika nilai r hitung≤ nilai r tabel maka item instrumen dinyatakan tidak valid
dan tidak dapat dipergunakan.
1. Uji Validitas Variabel Minat Belajar
Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam
angket, yakni untuk mengetahui valid atau tidaknya butir-butir soal dalam
angket. Uji validitas yang dilakukan oleh penulis adalah dengan
melakukan uji coba angket penelitian kepada 30 siswa SMAN 14 Kota
Bandung dengan jumlah item pernyataan 16. Dari 30 siswa tersebut
diambil tiap kelas secara acak. Langkah pengujian validitas tersebut harus
dibandingkan dengan , dapat diketahui bahwa untuk 30
variabel minat belajar dari tiap item yang menggunakan rumus product
moment dengan penggunaan software IBM SPSS V 20 for windows dapat
dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Minat Belajar Siswa No
Berdasarkan perhitungan validitas di atas, dapat terlihat bahwa dari
16 pernyataan mengenai minat belajar siswa yang disebarkan kepada
responden dinyatakan valid semua.
2. Uji Validitas Variabel Kebiasaan Belajar
Uji validitas yang dilakukan untuk variabel kebiasaan belajar siswa
menggunakan pengujian yang sama dengan uji validitas pada variabel
pernyataan. Dari 30 siswa tersebut diambil tiap kelas secara acak.
Langkah pengujian validitas tersebut harus dibandingkan dengan ,
dapat diketahui bahwa untuk 30 responden dengan taraf signifikansi
0,05 adalah 0,361. Berikut ini ditampilkan hasil uji validitas variabel
kebiasaan belajar siswa dari tiap item yang menggunakan rumus product
moment dengan penggunaan software IBM SPSS V 20 for windows yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Kebiasaan Belajar Siswa No
Berdasarkan perhitungan validitas di atas, dapat terlihat bahwa 16
pernyataan mengenai kebiasaan belajar siswa terdapat 4 item soal yang tidak
valid, yaitu no 18, 21, 27 dan 30. Pernyataan yang tidak valid tersebut
pernyataan digugurkan, 12 pernyataan mengenai kebiasaan belajar siswa
kemudian digunakan dan akan diujikan kembali kepada responden.
3.5.2 Uji Reliabilitas Item
Reliabilitas menurut Arikunto ( 2009 : 86) adalah “suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik”. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari
instrumen dalam mengungkapkan fenomena dari sekelompok individu meskipun
dilakukan dalam waktu yang berbeda. Uji reliabilitas, dihitung dengan
menggunakan rumus alpha cronbach sebagai berikut:
(Arikunto , 2009 : 109)
Keterangan :
= Reliabilitas yang dicari
= Jumlah item
= Jumlah varians skor tiap item
= Varians total
Dimana untuk menghitung variansnya adalah sebagai berikut:
(Arikunto, 2009:110)
=
Keputusannya dengan membandingkan dengan rtabel, dengan
ketentuan jika > r tabel berarti reliabel dan ≤ r tabel berarti tidak
reliabel.
1. Uji Reliabilitas Minat Belajar Siswa
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat ketetapan dari instrumen
dalam mengungkapkan fenomena dari responden meskipun dilakukan
dalam waktu yang berbeda. Pengujian reliabilitas ini harus
membandingkan antara dengan rtabel. Untuk variabel minat belajar
siswa diperoleh rtabel dari responden yang berjumlah 30 siswa dengan taraf
signifikansi 0,05 sebesar 0,361. Berikut adalah hasil uji reliabilitas untuk
variabel minat belajar siswa menggunakan rumus alpha cronbach dengan
penggunaan software IBM SPSS V 20 for windows yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Minat Belajar Siswa
r tabel Keterangan
0,882 0,361 Reliabel
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen untuk
variabel minat belajar siswa dalam penelitian ini reliabel, karena
>rtabel.
2. Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar Siswa
Uji reliabilitas untuk variabel kebiasaan belajar siswa diperoleh
0,05 sebesar 0,361. Berikut adalah hasil uji reliabilitas untuk variabel
kebiasaan belajar siswa menggunakan rumus alpha cronbach dengan
penggunaan software IBM SPSS V 20 for windows yaitu sebagai berikut
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Kebiasaan Belajar Siswa
r tabel Keterangan
0,812 0,361 Reliabel
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 3.8 dapat diketahui bahwa instrumen untuk
variabel kebiasaan belajar siswa dalam penelitian ini reliabel, karena
>rtabel .
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis data dengan menggunakan model regresi
linier berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Pengujian asumsi
klasik bertujuan untuk memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid dengan
data yang digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten, dan penaksiran
koefisien regresinya efisien. Di samping itu suatu model dikatakan cukup baik dan
dapat dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi
ekonometrika yang melandasinya (Gujarati, 2007: 97).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
regresi yang berdistribusi normal”, (Wijaya, 2009:126). Dasar pengambilan
keputusan dapat dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance),
yaitu:
a) Jika probabilitas > 0,05 maka populasi berdistribusi normal
b) Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal
Pengujian secara visual dapat dilakukan dengan metode gambar normal
Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
(Santoso, 2002: 322)
b. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk menguji linear tidaknya suatu data yang
dianalisis yaitu variabel independen. Menurut Wibisono (2008: 1666) menyatakan
bahwa “dengan menggunakan diagram pencar (scatter diagram) maka dapat
diketahui hubungan apa yang terjadi diantara kedua variabel tersebut”. Jika
terdapat gejala bahwa letak titik-titik (data) itu ada pada atau menyebar sekitar
garis lurus maka cukup menjadi alasan bahwa variabel-variabel tersebut ada
hubungan linear, sedangkan jika datanya menyebar tidak membentuk garis lurus
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk
semua pengamatan jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk melihat adanya heteroskedastisitas adalah dengan
menggunakan program SPSS, dengan melihat grafik scatterplot antara nilai
prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Cara
menganalisisnya:
Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur seperti
bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan
adanya heteroskedastisitas
Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak
terjadi heteroskedastisitas
(Priyatno, 2012:165)
d. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi yang kuat antara
variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lainnya dalam analisis
regresi. Apabila dalam analisis terdeteksi multikolinieritas, maka angka estimasi
koefisien regresi yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel
bebas, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar error-nya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah dengan menggunakan Variance
Inflation Factors (VIF). Dengan rumus sebagai berikut:
Dimana Ri² adalah koefisien determinasi yang diperoleh dngan
meregresikan salah satu variabel bebas terhadap variabel bebas lainnya. Jika nilai
VIF-nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat multikolinierita.
(Gujarati, 2003: 362)
3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.6.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Wijaya (2009: 99), “Regresi linier berganda digunakan
untuk menguji pengaruh lebih dari satu independent variable terhadap
dependent variable”. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda
digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh minat dan kebiasaan
belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI
IPS SMAN 14 Bandung. Persamaan regresinya sebagai berikut:
(Sugiyono, 2010: 277)
Keterangan:
α = Konstanta
b1,b2 = Koefisien arah garis
X1 = Minat Belajar
X2 = Kebiasaan Belajar
Langkah-langkah uji regresi linier berganda adalah :
1) Mengadakan estimasi (penaksiran) terhadap parameter berdasarkan
data empiris.
2) Menguji berapa besar variasi variabel terikat (dependen) dapat
diterangkan oleh variasi variabel bebas (independen).
3) Menguji apakah penafsiran atau estimasi parameter tersebut signifikan
atau tidak.
4) Menguji apakah tanda atau magnitude dari estimasi sesuai dengan teori
atau tidak.
3.6.2 Pengujian Hipotesis
3.6.2.1Uji Keberartian Regresi (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji keberartian regresi dengan
menggunakan taraf keberartian 5%. Rumus yang digunakan untuk
uji F ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Setelah menghitung F, selanjutnya bandingkan dengan
Ftabel. Jika Fhitung lebih besar dari Ftabel dengan taraf nyata 0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa regresi tersebut berarti, begitupun
sebaliknya jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel dengan taraf nyata 0.05,
maka dapat disimpulkan bahwa regresi tersebut tidak berarti.
Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :
Jika Fhitung > Ftabel , maka diterima dan ditolak
Jika Fhitung ≤ Ftabel , maka ditolak dan diterima
Hipotesis:
a) Ho : Regresi tidak berarti
Ha : Regresi berarti
Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :
Jika Fhitung > Ftabel , maka diterima dan ditolak, artinya
minat belajar dan kebiasaan belajar siswa di sekolah
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Jika Fhitung ≤ Ftabel , maka ditolak dan diterima, artinya
minat belajar dan kebiasaan belajar siswa di sekolah tidak
3.6.2.2Uji Keberartian Koefisien Arah Regresi (Uji t)
Selain uji F perlu juga dilakukan uji t guna mengetahui
keberartian koefisien regresi. Uji t dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan bantuan software SPSS 20 for windows.
Rumus yang digunakan untuk uji t ini adalah sebagai berikut :
S
bi=
√S
b 2S
b 2=
S2yx=
Sb2 = Varians
(Sudjana, 2003 : 31)
Keterangan:
b = koefisien regresi
Sb = standard deviasi dari variabel independen
Selanjutnya harus digunakan distribusi Student t dengan
dk = (n – 2), berdasarkan kriteria:
Kriteria Uji :
a. t hitung >t tabel maka H0 ditolak
b. t hitung≤ t tabel maka H0 diterima
Hipotesis:
a) Ho1 : β1 = 0 : Minat belajar tidak berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa.
Ha1 : β1 ≠ 0 : Minat belajar berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.
b) Ho2 : β2 = 0 : Kebiasaan belajar siswa di sekolah tidak
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Ha2 : β2 ≠ 0 : Kebiasaan belajar siswa di sekolah
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Gambaran hasil penelitian mengenai minat belajar di SMA Negeri 14
Bandung berada dalam kategori sedang.
2. Gambaran hasil penelitian mengenai kebiasaan belajar siswa di SMA
Negeri 14 Bandung berada dalam kategori sedang.
3. Gambaran prestasi belajar di SMA Negeri 14 Bandung berada dalam
kategori rendah. Banyak siswa yang belum memenuhi standar KKM.
4. Minat belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran
akuntansi di SMA Negeri 14 Bandung.
5. Kebiasaan belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata
pelajaran akuntansi di SMA Negeri 14 Bandung.
6. Minat belajar dan kebiasaan belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Hasil penelitian terhadap indikator minat belajar di SMA Negeri 14
Bandung termasuk kategori sedang, terutama pada memiliki jadwal belajar,
kegiatan yang disenangi, mengerjakan tugas-tugas dan kegiatan yang
disenangi. Siswa bisa membagi waktu dan memanfaatkan waktu mereka
untuk belajar akuntansi sendiri, dan jangan belajar jika akan ulangan saja,
yang terpenting jangan terlalu memaksakan atau memporsir belajar hingga
larut malam karena biasanya hasil yang didapat tidak akan bisa maksimal.
Siswa diharapkan bisa untuk semangat apabila ada tugas yang diberikan
oleh guru, karena tugas akuntansi sifatnya lebih untuk melatih kita
mengingat materi yang telah dijelaskan.
2. Hasil penelitian terhadap indikator kebiasaan belajar siswa di SMA Negeri
14 Bandung termasuk kategori sedang, terutama pada indikator memahami
materi dan mengulang materi yang diajarkan masih berada pada ketegoti
rendah. Siswa dan guru diharapkan bisa menciptakan suasana kelas yang
nyaman untuk belajar. Karena bagaimanapun jika ingin materi yang kita
pelajari benar-benar masuk ke otak, kita harus tenang dan dalam keadaan
mengulang materi di rumah, agar kita bisa lebih mengerti dan mengingatnya
jauh lebih lama.
3. Hasil data yang diperoleh menunjukan bahwa prestasi belajar siswa
kelas XI IPS dalam mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 14
Bandung tahun ajaran 2011/2012 berada pada kategori rendah untuk itu
perlu ditingkatkan dengan cara mulai mengarahkan siswa untuk biasa
belajar dan menumbuhkan mianat di dalam diri siswa sendiri dalam
belajar, kemudian untuk memperoleh prestasi belajar yang optimal
Annurahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Djaali. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, S.B. (2002). PsikologiBelajar.Jakarta: RinekaCipta
---. (2008).Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Gujarati. (2003). Basic Econometric.Singapore: McGraw Hill
Hamalik, O.(1990). Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung.Tarsito.
---. (2004). Kurikulum dan Pembelajar. Jakarta: PT. BumiAksara
---. (2005). Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. BumiAksara.
Iqbal, Hasan. (2002).Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia
Jogiyanto, H.M. (2009). Filosofi, Pendekatan dan Penerapan Pembelajaran Metode Kasus. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Joni, R. (1992). Strategi Belajar Mengajar Suatu Tujuan Pengantar. Jakarta: Depdikbud.
Liang Gee. (2002). Cara BelajarEfisiensi I. Jakarta: RinekaCipta.
Makmun, Abin. (2005). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Moeslihat, R. (2005). Akuntansi. Bogor: CV. Regina.
Nazir. (2004).Metodologi Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2007). Pedoman Operasional Penulisan Skripsi. Bandung : Program Studi Pendidikan Akuntansi
Purwanto, N. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya
Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta
---. (2011). Dasar-Dasar Statistika. Bandung : Alfabeta
Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sekaran, Uma. (2004). Research Method for Business, Metode Penelitian Bisnis: Jakarta: Salemba Empat
---. (2006). MetodologiPenelitian.Jakarta: Salemba.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
---. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta
Sudjana. (2003). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung : Tarsito
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis.Edisi 8.Bandung: Alfabeta
---. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta
---. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. CV. ALFABETA
---. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sujana, Nana.(2005).Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajar dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Suryabrata, S. (2002). PsikologiPendidikan. Jakarta: PT. GrafindoPersada.
---. (2004). Psikologi Pendekataan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Syamsuddin, A. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, M. (2004). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Wibisono, D. (2008). Riset Bisnis, Panduan bagi Praktisi dan Akademisi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Wijaya, Tony. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atmajaya
Winarno, Surakhmad.(2002). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.
Kelompok Karya Ilmiah : Skripsi
Dharma Ertanto, A. (2008). Pengaruh kebiasaan Belajar, Motivasi Belajar, Lingkungan Keluarga, dan Ketersediaan Sumber Belajar di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Diklat Siklus Akuntansi di Terhadap Prestasi Siswa Pada Kelas X SMK PGRI 6 Malang.
Yuliawatiningsih, F. (2008). Pengaruh Motivasi dan Minat Intern dan Ekstern Siwa Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Islam Jabung, Malang.
Sumber Internet:
Abrantes, J. A. (2007). “Pedagogical Affect, Student Interest, And Learning Performance”, Business Research 60 p.960-964.
Tersedia: http://prof.fe.unl.pt-ifpaperJBR.education [07/03/12]
Ariwaseso, G. (2009). “Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa di Nganjuk”. Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id [07/03/12]