• Tidak ada hasil yang ditemukan

SENAM VITALISASI OTAK DAPAT MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF USIA DEWASA MUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SENAM VITALISASI OTAK DAPAT MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF USIA DEWASA MUDA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SENAM VITALISASI OTAK DAPAT MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF USIA DEWASA MUDA

Lisnaini

Fisioterapi Universitas Kristen Indonesia Jl. Mayjend Sutoyo, Cawang Jakarta Timur 13630

lisnaini_akfis@yahoo.com

Abstrak

Latar Belakang:

Kemerosotan fungsi otak dapat terjadi pada usia muda salah satunya fungsi kognitif yang akan mempengaruhi produktivitas kerja dan belajar dimana semua itu dapat ditingkatkan dengan melakukan senam vitalisasi otak.

Tujuan :

untuk mengetahui bahwa senam vitalisasi otak dapat meningkatkan fungsi kogitif pada usia dewasa muda

. Metode:

sample dipilih dari semua mahasiswa Akademi Fisioterapi sesuai dengan kriteria inklusi yang berjumlah 20 orang. Diberikan perlakuan senam vitalisasi otak sebanyak 16 kali, 4x seminggu selama 4 minggu. Penelitian ini merupakan Quasi Eksperiment Group Designs dengan rancangan pre and post test group designs. Untuk pengukuran fungsi kognitif digunakan Digit Span yaitu subtes digit Forward dan subtest Backward. Uji analisis statistic yang digunakan yaitu uji Wilcoxon-test

. Hasil:

Fungsi kognisi menunjukkan nilai rerata sebelum senam 9,15 (± 1,7) dan nilai rerata setelah senam 15,85 (± 1,13). Terdapat peningkatan 6,7 nilai Digit span setelah senam vitalisasi otak (p<0,05)

Kesimpulan:

Senam Vitalisasi Otak dapat meningkatkan fungsi kognitf pada usia dewasa muda.

Kata Kunci:

Dewasa Muda, kognitif, Senam Vitalisasi Otak

(2)

SENAM VITALISASI OTAK DAPAT MENINGKATKAN FUNGSI KOGNITIF USIA DEWASA MUDA

Lisnaini

Fisioterapi Universitas Kristen Indonesia Jl. Mayjend Sutoyo, Cawang Jakarta Timur 13630

lisnaini_akfis@yahoo.com

Abstract

Background:The decline of brain function may occur at an early age one cognitive functions that will affect work productivity and learning where all that could be improved by doing brain exercises vitalization.Purpose:to know that exercise can enhance the function of the brain vitalization kogitif in young adulthood.Methods:The sample selected from all the students of the Academy of Physiotherapy in accordance with the inclusion criteria, totaling 20 people. Given treatment vitalization brain gymnastics 16 times, 4 times a week for 4 weeks. Quasi-experimental research is a Group Designs with pre and post test design group designs. For the measurement of cognitive function that is used Digit Span subtest subtes Forward and Backward digit. Test statistical analysis used the Wilcoxon-test.Results:The function of cognition shows the mean pre-exercise 9.15 (± 1.7) and the mean value after gymnastics 15.85 (± 1.13). There is an increase in value of 6.7 Digit span after gymnastics vitalization brain (p <0.05)Conclusion:Gymnastics vitalization brain can improve cognitive function in young adults.

Keywords:Young Adults, cognitive, Brain Gymnastics vitalization

(3)

Pendahuluan

Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit- demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental age-nya. Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan ke masa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.

Meningkatnya kedewasaan seseorang tentu akan dipengaruhi oleh tingkat kematangan seseorang dalam hal berpikir yang tidak lepas dari tingkat intelegensi, dan fungsi kognitif.

Kognitif adalah kemampuan pengenalan dan penafsiran seseorang terhadap lingkungannya berupa perhatian, bahasa, memori, visuospasial, dan fungsi memutuskan kemampuan fungsi kognitif biasanya berhubungan dengan kemampuan fungsi belahan kanan otak yang berlangsungnya lebih cepat dari pada yang kiri.

Proses kognitif bergantung dari fungsi - fungsi otak seperti memori jangka pendek dan memori jangka panjang, encoding & practice Kecepatan proses kognitif tergantung dari derajat aktivasi jangka pendek. (Lumban Tobing, 2006).

Kemerosotan fungsi otak bisa saja terjadi pada usia muda, studi yang dilakukan oleh lebih dari 2.000 orang dewasa sehat yang berusia antara 18 dan 60 tahun, mendapati, fungsi mental tertentu termasuk ukuran pemikiran abstrak, kecepatan mental dan penyelesaian masalah mulai tumpul saat seseorang berusia 27 tahun, sementara itu, celah di dalam ingatan (memori) biasanya mulai nyata saat usia seseorang mencapai 37 tahun.

Aspek tertentu daya kognitif biasanya mulai merosot saat orang memasuki akhir usia 20-an sampai 30-an (Salthouse dkk.). Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan pemeliharaan otak secara struktur dan fungsional dimana kegiatan ini memerlukan suplai darah, oksigen dan energy yang cukup keotak sehingga fungsi otak menjadi optimal dan dengan proses belajar diantaranya belajar bergerak, belajar mengingat, belajar merasakan, belajar melihat dan sebagainya. Semua proses belajar akan selalu merangsang pusat–pusat diotak (brain learning stimulation) yang didalamnya terdapat pusat–pusat yang mengurus berbagai fungsi tubuh. (Markam, 2005).

Proses belajar tersebut merangsang kerjasama antar belahan belahan dan antar bagian bagian otak karna dengan semakin kuatnya hubungan antar sel otak akan makin banyak dan baiknya asupan program yang terjadi hal ini dapat meningkatkan kecerdasan dan daya ingat.

(Markam, 2005).

Pada tahun 1989, mantan Presiden Amerika Serikat George Bush mencanangkan tahun 1990-an sebagai “Decade of the Brain“, kini setelah tahun 1990-an, penekanan dekade tersebut adalah pada proses informasi yang cepat sebagai pola hidup dan bisnis. Dalam lingkungan yang penuh data informasi ini orang membutuhkan peningkatan potensi dan sumber daya otak. Yang diperlukan adalah kebugaran fisik dan kebugaran otak (brain fitness). Orang harus mengikuti keadaan jaman, harus berpikir lebih cepat, lebih tajam, lebih efisien,dan lebih kreatif. Orang harus belajar lebih cepat, lebih dalam, dan lebih luas,orang tidak boleh dengan mudah mengabaikan dan melupakan sesuatu. Orang yang tidak mengikuti upaya-upaya tersebut akan mengalami kemunduran sumber daya otaknya dan orang tersebut akan tersisih dari lingkungannya (Kusumoputro, 2003).

Potensi kerja otak selain dapat ditingkatkan dengan kebugaran fisik secara umum juga dapat dilakukan dengan pelatihan otak yang bermamfaat untuk mempertahankan kekuatan otak agar kemampuan otak tidak menurun dengan merangsang otak setiap hari sehingga diharapkan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kemampuan fungsi kognitif. (Rohana, 2011).

(4)

Untuk soal latihan ini senam bisa dikatakan ada didalamnya karna dalam senam sudah pasti terjadi pemograman gerakan dalam otak dimana latihan berpengaruh langsung terhadap fungsi kognitif (Waneen W Spirduso,at.el, 2007).

Beberapa penelitian sudah membuktikan bahwa senam otak dapat meningkatkan intelektual dan fungsi kognitif seperti kemampuan berhitung (Prihastuti, 2009), kepasihan membaca, kecepatan pemahaman, serta fungsi memori jangka pendek dan jangka panjang (Cecilia K freeman 2000, Donczik, 2001), juga kemampuan fokus dalam mengerjakan tugas (Hannaford, 1995).

Karena proses belajar juga melibatkan kognitif maka peneltian juga telah dilakukan terhadap peningkatan daya ingat. Peningkatan yang signifikan terhadap fungsi memori jangka pendek pada anak dengan status ekonomi rendah, latihan diberikan sebanyak 3x seminggu selama 2 bulan , pengukuran menggunakan scala Wechsler (putranto, 2009). Peningkatan daya ingat pada siswa taman kanak-kanak (Dennison, Dennison, Teplitz, 2004). Pratiwi 2008 dalam penelitianya senam otak dapat menghasilkan peningkatan perhatian dan respon serta kemampuan untuk menangani kompleksitas aktivitas belajar.

Sidiarto, 2003 memberikan senam otak pada orang dewasa sebanyak 2 kali seminggu selama 8 minggu ditemukan semua subjek mengalami kenaikan bermakna dalam lima tes kognitif termasuk didalamnya yang mengukur fungsi memori jangka pendek.). Selanjutnya dalam penelitianya menyatakan bahwa senam yang melibatkan kerja otak dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap keseimbangan dengan hasil P > 00,5 (Herawati dan Wahyuni,2004).

Definisi Kognitif

Kognitif adalah kemampuan berpikir dan memberikan rasional termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan mempertahankannya (Stuard dan Sunndeen 1987). Salah satu unsur inti dari perkembangan sebab segala bentuk proses belajar dari individu melibatkan memori. Dengan memori memungkinkan individu untuk menyimpan informasi sepanjang waktu. Tanpa memori individu mustahil dapat merefleksikan dirinya sendiri karena pemahaman diri sangat tergantung pada suatu kesadaran yang berkesinambungan yang hanya dapat terlaksana dengan adanya memori.

Kemampuan fungsi mengingat pada seseorang akan mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang sehingga respon kognitif yang ditimbulkan berbeda-beda. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa. Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi dan diprogram.

Proses mengingat menggabungkan antara informasi yang diterima melalui indra tubuh manusia dengan informasi yang telah disimpan dalam ingatan jangka panjang. Kedua informasi tersebut diolah diingatan kerja yang berfungsi sebagai tempat pemrosesan informasi. Kapabilitas pengolahan ini dibatasi oleh kapasitas ingatan kerja otak dan faktor waktu. Proses selanjutnya adalah pelaksanaan tindakan yang telah dipilih, tindakan dilakukan mencakup proses kognitif dan proses fisik dengan dengan anggota tubuh manusia (jari, tangan, kaki dan suara).

Proses yang dilakukan adalah memproleh pengetahuan dan manipulasi pengetahuan melalui proses mengingat kembali informasi yang lebih dahulu diperolehnya.

(5)

Fungsi Kognitif

Memori merupkan bagian dari fungsi kognitif antara lain:

1. Fungsi reseptif yang melibatkan kemampuan untuk mendapatkan informasi

2. Fungsi memori dan belajar, dimana informasi yang didapat disimpan dan dapat dipanggil kembali

3. Fungsi berpikir, cara mengorganisasikan dan mereorganisasikan informasi

4. Fungsi ekspresif yaitu informasi yang diperoleh kemudian diinformasikan dan digunakan.

Dalam behavioral neurology, ilmu hubungan antara struktur otak dan prilaku manusia terdapat konsep lain yang mencakup lima domain kognitif yaitu:

a. Attention (perhatian) adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan proses kognitif lainnya.

Atensi terbagi menjadi terpilih (selective attention) dan atensi terbagi (divided attention). Kesadaran meliputi perasaan sadar maupun hal yang disadari yang mungkin merupakan dari atensi

b. Perseption adalah rangkaian proses pada saat mengenali, mengatur dan memahami sensasi dari panca indra yang diterima dari rangsangan. dalam kognitif rangsang visual memegang peranan penting dalam membentuk persepsi. Prose kognitif biasanya dimulai dari persepsi yang menyediakan data untuk diolah oleh kognitif c. Language (bahasa) adalah menggunakan pemahaman terhadap kombinasi kata

dengan tujuan untuk berkomunikasi. Adanya bahasa membantu manusia untuk berkomunikasi dan menggunakan simbol untuk berpikir hal-hal yang abstrak dan tidak diperoleh melalui penginderaan. Dalam mempelajari interaksi pemikiran manusia dan bahasa dikembangkanlah cabang ilmu psikolinguistik

d. Visuospacial (pengenalan ruangan) merupakan fungsi kognitif yang komplek mengenai tata ruang termasuk mengambar 2 atau 3 dimensi. Pada gengguan visuaspasial ini penderita sering tersesat dilingkungannya

f. Executive function (fungsi eksekutif: fungsi perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan) adalah kemampuan penyelesaian masalah, kemampuan mengerjakan tugas dengan urutan tertentu.

Proses penerimaan informasi diawali dengan diterimanya informasi melalui penglihatan (visual input) atau pendengarannya (auditory input) kemudian diteruskan oleh sensory register yang dipengaruhi oleh perhatian (attention), ini merupakan bagian dari proses input. Setelah itu informasi akan diterima dan masuk dalam ingatan jangka pendek (short term memory), bila menarik perhatian dan minat maka akan disimpan dalam ingatan jangka panjang (long term memory). Bila sewaktu- waktu diperlukan memori ini akan dipanggil kembali (Ellis, 1993).

Struktur dan Fungsi Otak

Otak manusia bukan terdiri dari gumpalan protein utuh, tetapi terdiri dari berbagai bagian yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu, otak terdiri dari otak besar (serebrum) dengan dua belahan (hemisfer) otak kanan dan kiri yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda bahkan bertentangan satu dengan yang lain, batang otak (brain stem) dan otak kecil (serebelum). Otak besar diliputi pada permukaannya oleh kulit otak (kortek serebri) yang dikenal sebagai “ thinking cup “ atau “ kopiah pintar “ karena memang di tempat itulah tersimpan kemampuan intelektual manusia.

Otak terbagi dalam bagian-bagian yang disebut lobus dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Fungsi pancaindra seperti pusat penglihatan terletak di 31 lobus oksipitalis

(6)

(belakang otak), pusat pendengaran di lobus temporalis (pelipis otak), pusat perabaan di lobus postsentral (atas otak), pusat penghidu di bagian lobus temporalis, pusat pergerakan berada di lobus presentral (atas otak). Pusat-pusat pancaindra tersebut dinamakan pusat sensoris dan masing-masing pusat sensoris mempunyai area asosiasi untuk memahami rangsangan sensoris yang masuk. Sumber daya otak akan meningkat atau dengan kata lain kemampuan kognitif akan bertambah secara optimal apabila bagian-bagian sensoris dan area asosiasi tersebut bekerja secara integratif. Sebuah aksi (praksis yang menggunakan intergrasi antara sensori auditoris (pendengaran), visual (penglihatan), perabaan, keseimbangan dan gerak akan menghasilkan peningkatan fungsi kognitif seperti konsentrasi, percaya diri, kontrol diri, kemampuan organisasi, kemampuan belajar akademis, kemampuan berpikir secara abstrak dan memberi alasan serta penghayatan tentang kedua sisi otak dan tubuh (Ayres, 1979).

Berbagai kemampuan kognitif juga berada di berbagai lobus secara khusus seperti perhatian atau konsentrasi berada di lobus frontalis (di bagian dahi) terutama bagian otak sisi kanan, pusat berbahasa di lobus frontalis dan temporalis terutama bagian otak sisi kiri, pusat visuospasial (persepsi dan orientasi) di lobus parietal (di bagian atas otak) terutama bagian otak sisi kanan, pusat daya ingat di lobus temporalis (di bagian pelipis otak), untuk daya ingat visual (apa yang dilihat) di belahan otak sisi kanan.

Lobus yang paling besar dan paling akhir berkembang adalah lobus frontalis yang berada di daerah dahi, lobus ini merupakan pusat integrasi dari semua fungsi lobus yang ada.

Bersama dengan bagian lobus yang ada di depannya, lobus prefrontal dan struktur lain mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu kemampuan memori kerja (working memory) dan kemampuan seseorang dalam pengorganisasian, perencanaan dan pelaksanaan (executive function).

Hubungan Struktur Otak dengan Fungsi Kognisi

Bagian-bagian otak tersebut berhubungan dengan struktur yang berada di dalam otak yang disebut system limbic dan berpengaruh terhadap kemampuan emosional. Kedua belahan otak (hemisfer kanan dan kiri) disekat oleh sebuah struktur yang disebut korpus kalosum dan komisura hipokampus yang merupakan jembatan lintas yang menghubungkan kedua belahan otak tersebut. Khususnya sel-sel otak di kulit permukaan kedua belahan otak (korteks serebri) saling dihubungkan langsung oleh serabut saraf melalui korpus kalosum ini.

Struktur ini merupakan sarana untuk kerjasama kedua belah hemisfer dengan cara peralihan, pergeseran dan integrasi fungsi kedua belahan otak dan struktur ini begitu pentingnya sehingga disebut sebagai “jembatan emas“ (golden bridge) struktur ini mempunyai peranan yang amat penting bagi keberhasilan peningkatan sumber daya otak, fungsinya menyalurkan stimulus dari belahan otak kanan ke kiri dan sebaliknya. Sagan (dalam Springer/Deutsch,1981) menyatakan: “We might say that the human culture is the function of the corpus callosum“ (bahwa kebudayaan manusia merupakan fungsi dari korpus kalosum), hal ini dibenarkan karena korpus kalosum mengintegrasikan pola pikir analitis (belahan otak kiri) dengan pola pikir intuitif (belahan otak kanan) dan mengintegrasikan setiap struktur bagian otak sehingga mempunyai peranan dalam perilaku manusia (human behavior) dan kebudayaan manusia (human culture) yang merupakan fungsi dari perilaku Memang benar bahwa stimulus dari luar tubuh kita diubah menjadi impuls saraf dalam organ- organ sensoris.

Impuls-dibawa ke otak. Otak bekerja untuk bereaksi terhadap stimulus yang datang dari bagian luar dan lain dari otak bekerja untuk membantu fungsinya. Pada bagian-bagian penting otak kita sebut inti, yang terletak di materi abu-abu otak. Lobus frontal adalah daerah pusat utama untuk bertindak berpikir dan mengingat fungsi, dan kita dapat menyebutnya

(7)

sebagai pikiran berpikir atau pikiran sukarela. Area motor adalah pusat untuk memesan setiap otot rangka untuk bergerak, setiap sensasi memiliki area khusus sendiri seperti area tubuh sensorik, daerah optik dan area pendengaran. Daerah lain dari korteks otak baru memiliki peran yang berhubungan dengan informasi dan penyimpanan informasi, yang kita sebut memori.

Otak adalah bagian dari otak untuk memainkan peran untuk mengkoordinasikan gerak. Cingulum adalah tempat yang memiliki hubungan dengan rasa takut dan kecemasan.

Hypocampus penting untuk membuat memori jangka panjang, dan membuat kecemasan.

Amigdala adalah penting untuk menganalisis dan membuat rangsangan emosi. Hipotalamus adalah tempat di mana pengetahuan naluriah disimpan dan informasi dari emosi dari amigdala diubah menjadi informasi dari pola reaksi.

Mengacu pada hypocampus, cingulum dan amigdala sebagai sistem limbik, yang merupakan pusat emosi. Semua informasi sensorik dari organ-organ sensorik dikumpulkan di thalamus, dan informasi tersebut dikirim ke daerah-daerah sensorik dari baru korteks.

Informasi ini dimodifikasi ada dan ditransfer ke lobus frontal dan amigdala.

Di lobus frontal kita dapat mengenali isi pengalaman informasi dengan menggunakan memori pengalaman yang telah kita tersimpan dalam korteks kita yang baru (keringkasan).

Dalam amigdala, informasi dianalisis sebagai emosi dan hasilnya dikirim ke hipotalamus.

Fisiologi otak terhadap fungsi kognitif

Di dalam otak manusia, diperkirakan terdapat 1 trilyun sel otak. Sepersepuluh atau sebanyak 100 miliar sel otak tersebut adalah sel otak aktif sementara sisanya adalah sel pendukung. Di dalam setiap sel otak (neuron) memiliki cabang-cabang yang disebut dendrit.

Setiap cabang besar dan panjang yang dinamakan akson yang berfungsi sebagai jalan keluar utama dalam menyebarkan informasi yang diterima oleh neuron. Sebenarnya, selain ditentukan oleh jumlah sel otak yang dimiliki, kecerdasan seseorang juga ditentukan oleh seberapa banyak koneksi yang biasanya terjadi diantara masing-masing sel otak (neuron) kemungkinan koneksi yang dapat terjadi antara setiap sel otak mulai dari 1 hingga 20.000 koneksi inilah yang sebenarnya menentukan tingkat memori seseorang bagaimana cara kita untuk menambah jumlah koneksi antar sel otak dengan cara menggunakan dan melatih otak sesering mungkin. Semakin sering otak digunakan dan dilatih, semakin banyak koneksi yang terjadi.

Otak merupakan computer yang istimewah dimana tingkah laku manusia tergantung program–program yang ada didalamnya. Otak terdiri dari sel – sel saraf yang disebut neuron.

Neuron mempunyai juluran–juluran yang berfungsi menghantarkan rangsangan kedalam badan sel yang mengandung inti didalamnya disebut dendrit sedangkan juluran–juluran yang menghantar. keluar badan sel yang disebut akson. Jumlah sel saraf dalam otak ± 10¹º buah.

Juluran–juluran sel saraf ini membentuk percabangan seperti kawat yang saling berhubungan satu sama lain. Hubungan antar sel saraf ini disebut dengan sinabsis.

Semakin rimbunnya hubungan antar sel ini akan peningkatkan kecerdasan dan intelektual (kognitif). Makin banyaknya dan baik asupan program yang terjadi dalam proses pembelajaran makin banyak percabangan julur–julur yang terjadi dan ini dapat membuat daya ingat menjadi meningkat. Jadi ingatan terjadi akibat julur–julur sel dan sinabsis–

sinabsisnya. Secara anatomis gangguan pada proses pembelajaran akibat gersangnya kerjasama antar sel dan banyaknya julur – julur saraf yang rusak.

Seperti kita ketahui bahwa sel saraf pada otak tidak bisa bertambah malahan menyusut dengan bertambahnya usia. Tetapi percabanganya akan terus terbentuk sampai usia lanjut. Dalam pengkajian dan penelitian otak pasca 1960 membuktikan bahwa perkembangan otak menjadi tua terbukti dapa berlanjut terus sampai usia berapapun kalau saja otak

(8)

memperoleh stimulasi yang terus menerus baik secara fisik maupun mental secara terarah.

Walaupun jumlah sel–sel otak berkurang setiap hari dengan beberapa puluh ribu sehari, tetapi pengurangan ini tidak bermakna bila dibandingkan dengan jumlah sel yang masih ada sebagai cadangan. Ditambah lagi bukti – bukti penelitian yang menunjukan bahwa pada stimulasi lingkungan yang kaya (enriched environment) dan dengan pemeliharaan yang benar maka jaringan sel dipermukaan otak (korteks cerebri) bertambah terus jumlahnya sehingga dampak sumber daya otak dan kemampuan kognitif dapat terus meningkat.

Definisi Dewasa Muda

Istilah adult atau dewasa awal berasal dari bentuk lampau kata adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa.

(Hurlock 1996) mengatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

Periode masa muda rata-rata terjadi 2 sampai 8 tahun, tetapi dapat juga lebih lama.

Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan akhir masa muda dan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan.

Mungkin yang paling luas diakui sebagai tanda memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang mendapatkan pekerjaan penuh waktu yang kurang lebih tetap (Santrock, 2002).

Masa dewasa adalah periode paling panjang dalam masa kehidupan dimana pada masa ini terjadi perubahan–perubahan fisik dan psikologis yang dapat mempengaruhi kepribadian dan pola hidup. selain itu masa dewasa muda juga ditandai dengan masa pengaturan, masa reproduksi, masa bermasalah, masa ketegangan emosi, masa keterasingan sosial, masa komitment, masa ketergantungan, masa perubahan nilai dan masa penyesuaian hidup baru serta masa kreaktif. Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya.

Masa dewasa muda merupakan masa pencaharian dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosi, periode isolasi social dan masa ketergantungan, perubahan nilai–nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru dan harapan–harapan sosial baru, (Hurlock 1996). Pada orang dewasa muda sekitar usia 20-an adalah masa menerima peran-peran baru misalnya sebagai mahasiswa, sebagai kakak, sebagai istri/suami, orang tua dalam usia 30-an mulai merasa terjepit dengan tanggung jawab dan dalam usia 40-an mulai merasakan perasaan urgensi bahwa hidup kita cepat berlalu, (Gould Roger Gould 1975, 1978, 1980, 1994).

Masa dewasa umumnya dibagi atas tiga periode yaitu : masa dewasa dini (dewasa muda) dari umur 18 – 40 tahun, masa dewasa pertengahan dari umur 40 – 60 tahun dan masa dewasa akhir yaitu antara umur 60 keatas. (Hurlock, 2002). Secara umum mereka yang tergolong usia muda (young adulthood) ialah mereka yang berusia 20 sampai 40 tahun (Agoes Dariyo 2003).

Orang dewasa muda termasuk masa transisi baik secara fisik (physically transtition), dimana pada masa ini orang dewasa muda mengalami peralihan dari masa remaja memasuki masa tua dan pada masa ini seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung(akil balik) tetapi sudah tergolong seorang pribadi yang benar–benar dewasa. Secara intelektual (cognitive transtition) pada masa ini orang dewasa muda diharapkan mampu memecahkan masalah yang komplek dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Serta peran sosial (social role transtition), (Santrock, 1999 dalam Agoes Dariyo, 2003).

(9)

Kemampuan kognitif pada dewasa muda

Salah satu kemampuan kognitif pada usia dewasa muda yang lebih dominan adalah fungsi memorinya. Memori (daya ingat) adalah saat manusia mempertahankan dan menggambarkan pengalaman masa lalunya dan menggunakan hal tersebut sebagai sumber informasi saat ini. Proses dari mengingat adalah menyimpan suatu informasi, mempertahankan dan memanggil kembali informasi tersebut. Ingatan terbagi dua menjadi ingatan implisit dan eksplisit. Proses tradisional dari mengingat melalui pendataan penginderaan, ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang.

Dari sekian banyak fungsi otak ada satu hal yang paling sering dipersoalkan yakni ingatan atau memori. Memori merupakan bagian dari fungsi kognitif.

Memori (daya ingat) adalah kemampuan individu menyimpan informasi dan informasi tersebut dapat dipanggil kembali untiuk dapat dipergunakan beberapa waktu kemudian (neurologi klinik). Proses mengingat dan lupa (remembering and forgetting) tidak terlepas dari prose belajar dan mengingat (learning and memory). Kedua proses ini tidak dapat dipisahkan dan merupakan kunci keberhasilan dalam proses kehidupan. Orang yang dapat mengingat dengan baik umumnya kemampuan belajar yang baik pula (Walgito, 2004)

Seseorang yang ingin mengingat informasi yang diterimanya harus melalui tiga tahap proses mengingat adalah Belajar (learning) sebagai tahap pertama proses mengingat berupa encoding, penyandian dan mencatat informasi, Retensi (retention) sebagai tahap kedua proses mengingat untuk menyimapan informasi (storage) yang diperoleh, Retrival (retrieval) sebagai tahap ketiga proses mengingat untuk mencari kembali informasi yang disimpan (decoding), (Neurologi klinik, 1998).

Secara psikologis model penyimpanan memori berkaitan dengan rentang waktu memori yang dapat dipertahankan dan dibagi menjadi tiga golongan: (Santrock ,2007)

1.

Memori sensori (sensory memory)

2. Memori jangka pendek (short term memory, STM) 3. Memori jangka panjang (long term memory, LTM)

Para ahli juga berpendapat adanya peran memori jangka pendek dalam semua proses kognitif misalnya dalam memahami bahasa, dalam mengerjakan tugas, pemecahan masalah juga operasi matematika.

Memori jangka pendek (short term memory, STM) merupakan penyimpanan sementara peristiwa atau item yang diterima dalam waktu sekejap, yakni kurang dari beberapa menit bahkan lebih pendek (beberapa detik). Memori jangka pendek tidak permanen, penyimpanan akan terhapus dalam waktu pendek, kecuali kalau diupayakan secara khusus seperti mengulang–ngulangnya (Santrock ,2007)

Memori jangka pendek dicirikan oleh ingatan 5 sampai 10 item selama beberapa detik sampai beberapa menit. Dalam pustakaan lain disebutkan bahwa memori jangka pendek menyimpan informasi selama 15 samapi 30 menit dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan. Memori jangka pendek juga biasa disebut dengan memori working adalah memori yang kita andalkan saat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mengingat bagian kalimat pertama saat lawan bicara kita sedang mengucapkan bagian kalimat kedua, sehingga kita dapat memahami apa yang ia maksud

.

Memori jangka pendek ini sering diukur dengan rentang memori (Santrock, 2002 ) yaitu jumlah item yang dapat diulang dengan tepat sesudah satu penyajian tunggal. Materi yang dipakai merupakan rangkaian urutan yang tidak berhubungan satu sama yang lain, berupa angka, huruf dan simbol. Tes rentang memori pada umumnya dimasukan kedalam tes intelegensi yang dibakukan item – itemnya. Dengan tes ini terbukti bahwa rentang memori meningkat bersamaan anak tumbuh menjadi lebih besar.

(10)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kemampuan fungsi kognitif dalam hal memori cenderung dipengaruhi oleh perbedaan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan ataupun status sosial ekonomi Kondisi psikososial, Faktor lingkungan dan Pekerjaan

a. Usia

usia mempengaruhi kemmpuan kognitif seseorang dimana semakin bertambahnya usia akan menimbulkan variatif pada kemampuan fungsi kognitifnya pada setiap individu tidak sama. Pada umumya kemampuan fungsi kognitif telah tercipta sejak usia kanak- kanak meskipun proses berpikirnya blm matang dan terarah. Menginjak masa remaja yand dewasa muda maka fungsi kognitifnya akan meningkat lebih matang dan terprogram kemudian memasuki usia lanjut maka kemampuan kognitif berangsur-angsur menurun terkait oleh proses penurunan fungsi organ yang lain dan proses degenerasi.

b. Jenis kelamin

Pusat memori (hippocampus) pada otak wanita lebih besar ketimbang pada otak pria. Ini terbukti bahwa pada pria lebih sering lupa sementara wanita bisa mengingat segala dengan detail.

c. Pendidikan dan status social ekonomi

Individu yang memiliki latar belakang pendidikan ataupun status sosio-ekonomi rendah karena jarang memperoleh tantangan tugas yang mengasah kemampuan kecerdasan sehingga cenderung menurun kemampuan intelektualnya secara kualitatif dan kuantitatif.

Sebaliknya, individu yang memiliki taraf pendidikan ataupun status sosio-ekonomi yang mapan, berarti ketika bekerja banyak menuntut aspek pemikiran intelektual sehingga intelektualnya terasah. Dengan demikian, kemampuan kecerdasannya makin baik.

Menurut Turner dan Helms (1995) (dalam Agus Dariyo, 2003, hal 58,59).

d. Kondisi psikososial

Kondisi psikososial meliputi perubahan kepribadian yang menjadi faktor predisposisi yaitu, gangguan memori, cemas dan gangguan tidur yang dapat mempengaruhi depresi, Depresi merupakan interaksi faktor biologi, psikologik dan sosial, dimana terjadi kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel saraf pada lobus frontal dan lobus temporal yang berfungsi dalam intelektual maupun zat neurotransmitter. Sehingga seseorang bisa menjadi lebih mudah tersinggung, marah atau pendiam. Keadaan memori pada depresi sangat berhubungan dengan faktor predisposisi dapat diperberat dengan perasaan kurang percaya diri, merasa diri menjadi beban orang lain, merasa rendah diri, putus asa dan dukungan sosial yang kurang. Faktor sosial meliputi perceraian, kematian, berkabung, kemiskinan, berkurangnya interaksi social mempengaruhi terjadinya depresi. Respon prilaku seseorang mempunyai hubungan dengan kontrol sosial yang berkaitan dengan kesehatan (Tucker et al, 2006). Penelitian menyebutkan adanya hubungan aktifitas interpersonal yang kurang dengan timbulnya stress, Mekanisme stress dapat mempengaruhi proses neurodegeneratif khususnya di hipokampus dan memegang peranan penting dalam proses memori diotak. Hipokampus mengatur respon stress dan bekerja menghambat aksi stress. Kegiatan sosial adalah kegiatan pendekatan sosial yang dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan lingkungan.

Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain, atau mengadakan kegiatan- kegiatan kelompok seperti pengajian, kesenian, kursus, olahraga dan lainnya merupakan implementasi dari pendekatan ini agar individu tersebut dapat berinteraksi dengan inidividu yang lain. Semakin berkurangnya kegiatan sosial maka semakin tidak berkembang dan kecil kesempatanseorang individu untuk mengembangkan wawasanya serta untuk mengaktualisasikan diri (Hurlock,1996 ). Budaya gaya hidup yang dapat

(11)

mempengaruhi fungsi kognitif seseorang adalah jarang beraktifitas fisik, perokok, kurang tidur dan nutrisi yang tidak teratur.

e. Faktor lingkungan

Dimana individu itu manjalani kehidupannya merupakan faKtor yang secara langsung dapat berpengaruh pada proses menua karena penurunan kemampuan sel, faktor-faktor ini antara lain zat-zat radikal bebas seperti asap kendaraan, asap rokok meningkatkan resiko penuaan dini, sinar ultraviolet mengakibatkan perubahan pigmen dan kolagen sehingga kulit tampak lebih tua.

f. Faktor pekerjaan

Pekerjaan dapat mempercepat proses menua yaitu pada pekerja keras/over working, seperti pada buruh kasar/petani. Pekerjaan orang dapat mempengaruhi fungsi kognitifnya, dimana pekerjaan yang teru menerus melatih kapasitas otak dapat membantu mencegah terjadinya penurunan fungsi kognitif dan mencegah dimensia (Sidiarto, 1999 ).

Skala Intelegensi Wechsler

Skala Wechsler dikembangkan oleh David Wechsler pada tahun 1939, Wechsler memperkenalkan bagian pertama dari skalanya yang dirancang untuk orang dewasa, kemudian keluar lagi edisi ketiganya yaitu Wechsler Adult Intellegence scala III (WAIS-III) dan yang ke empat diciptakan untuk tes intelegensi anak – anak ( WISC-IV) Santrock 2007..

Kerena tes ini mengunakan angka maka tes ini disebut dengan tes Digit Span lebih sulit lagi jika menggunakan repetisi terbalik dan membutuhkan lebih banyak proses disamping pengingatan segera. Individu dengan Span lebih besar dapat mengingat stimulus yang lebih banyak dan memberikan keuntungan dalam berbagai tugas kognitif. .rentang memori merupakan sub tes dari tes intelegensi dan berhubungan denga tes performa tes intelegensi, performa keterampilan membaca, pemecahan masalah dan beberbagai tes kognitif lainnya.

Test digit span merupakan bagian dari skala intelegensi wechsler untuk anak (wechsler intelligence scale for children_revised, WISC-R). sederetan angka diucapkan oleh penguji dengan kecepatan 1 angka/detik dan segera sesudahnya anak diminta untuk mengingat dan mengulang deretan angka tersebut baik maju (Digit forward) maupun mundur (Digit backward).

Selain mengukur ingatan jangka pendek juga mengukur kecepatan dan koordinasi visual motorik dan kemampuan mempelajari visual yang baru. Dari penelitian sebelumnya ditujukan tes – tes memori diatas mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi(> 0,70).

Senam Vitalisasi Otak

Senam vitalisasi otak adalah senam yang bertujuan mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan gerakan badan. Dimana prinsif dasar dari senam ini adalah agar otak tetap bugar dan mencegah penurunan fungsi konitif seseorang. Senam atau latihan yang dimaksud disini adalah senam/latihan vitalisasi otak yang dikembangkan oleh Prof. dr.

Soemarno Markam (K) tahun 2005 berdasarkan ide dari Adre Mayza, dokter spesialis saraf bekerja sama dengan Herry Pujiastuti ahli fisioterapi yang gerakan–gerakannya didasari oleh gerakan silat dan tarian di Indonesi, selain untuk usia lanjut senam ini juga diperuntuk untuk semua kalangan dari dewasa sampai anak–anak. Gerakan–gerakan pada senam ini lambat disesuaikan dengan pernafasan sehingga tidak membebani kerja jantung dan tekanan darah.

Irama pernafasan yang lambat dan disertai hirupan dan hembusan nafas menyebabkan nafas menjadi lebih dalam sehingga oksigen yang terserap menjadi lebih banyak dengan demikin dapat memperbaik bahkan meningkatkan fungsi otak.

(12)

Latihan/senam vitalisasi otak dapat dilakukan oleh anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut karna gerakan–gerakan yang dilakukan dalam latihan ini juga lambat sehingga tidak membebani jantung dan dapat disesuaikan dengan pernapasan. Frekuensi pernafasan 16–24 kali per menit disertai hirupan dan hembusan napas, dengan napas yang lebih dalam oksigen dari udara akan terserap lebih banyak dan akan memperbaiki fungsi dan merangsang imajinasi di otak.

Fungsi olah raga pada usia dewasa muda 1. Pencegahan

Dengan cara berolahraga yang teratur, terukur, terpantau yang musti dimulai sedini mungkin misalnya jalan kaki, maraton, berenang, bersepeda dan juga dengan senam, sehingga kesehatan dan kebugaran otak tetap optimal sehingga mencegah terjadinya kegersangan dan kerusakan serabut saraf

2. Peningkatan

Senam sangat bermanfaat untuk kesegaran jamani jika dengan kesadaran dan dengan intensitas dilakukan dalam hidup harian maka akan meningkatkan kekuatan otot, diafragma, pola pernafasan akan lebih panjang dan baik sehingga kebutuhan oksigen, energy dan sirkulasi darah keotak dapat terpenuhi.

3. Penurunan

Kemerosotan fungsi otak dapat saja terjadi pada usia muda yang disebabkan oleh faktor kurangnya stimulasi kerja otak dan sedikitnya asupan–asupan pembelajaran yang terprogram diotak.

Prinsip – Prinsip Senam Vitalisasi Otak

Latihan vitalisasi otak memiliki rangkaian gerakan yang diolah sedemikian rupa dengan memperhatiakan konsep dan kaidah anatomi dan fisiologi otak sehingga tampilan latihan ini memiliki prinsip:

1. Lambat

Gerakan dilakukan perlahan-lahan dengan tujuan menyelaraskan pola gerak otot, gerakan ritmis otot-otot pernapasan, dan metabolisme pada bagian otak yang terstimulasi dan melalui imajinasi saat melakukan gerakan. Secara tidak langsung, gerakan yang lambat tidak memberi beban berat pada jantung.

2. Dari bawah ke atas

Gerakannya diupayakan sistematika gerak dari arah tubuh bagian bawah terus ke bagian atas, dengan tujuan untuk melatih bagian otot yang lebih kecil sampai otot yang lebih besar. Hal tersebut dilakukan agar gangguan-gangguan, terutama pada gerakan halus dan gerakan kasar yang sering terjadi dapat diatasi.

3. Berulang-ulang

Gerakan dilakukan dengan beberapa kali pengulangan. Hal ini penting sekali agar stimulasi gerak dapat terekam dalam otak melalui jaras proprioseptif (melatih rasa gerakan pada sendi/memori gerak)

4. Melibatkan pandangan mata

Setiap gerakan yang dilakukan oleh tangan maupun kaki senantiasa melibatkan pandangan mata. Hal ini untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan gangguan konsentrasi visual dan kemampuan visuospasial (mengenal ruang).

5. Gerak sendi penuh

Gerakan harus dilakukan sampai batas maksimal sendi. Kegunaannya untuk mengatasi permasalahan sendi yang dapat mengakibatkan keterbatasan gerak.

6. Melibatkan pernapasan

(13)

Pernapasan senantiasa dilakukan secara teratur pada setiap gerakan. Hal ini penting untuk mencapai oksigenisasi yang optimal menuju otak karena permasalahan pada otak bisa muncul akibat kurangnya oksigen di otak. Sebaliknya, metabolisme otak optimal dapat tercapai bila oksigen di otak tercukupi. Dalam Latihan/Senam Vitalisasi Otak, suatu upaya yang terus diarahkan adalah bagaimana proses “pernapasan dalam” dapat dilakukan setiap melakukan gerak. Kontrol pernapasan ini juga sangat berguna untuk mencapai relaksasi pada peserta.

7. Diresapi

Peserta diharapkan meresapi gerakan yang dilakukannya. Hal ini berguna untuk mencapai harmonisasi antara gerak (otot dan sendi), otak dan emosi karena tujuan akhir melakukan latihan ini adalah tercapainya keseimbangan antara fungsi otak, kerja otot dan stabilisasi emosi.

Setiap gerakan dilakukan dengan imajinasi tertentu sesuai dengan rangsang suara atau pola gerakan yang akan menyebabkan terangsangnya berbagai tempat di otak sehingga terjadi keselarasan antara gerak, pikiran, dan emosi (body and mind exercise).

Pengaruh Senam / Latihan Vitalisasi Otak untuk meningkatkan fungsi kognitif

Kemampuan otak tidak hanya ditujukan dengan kemampuan berpikir (inteligensi) saja hal tersebut hanya salah satu beragam dari fungsi otak, dan salah satu upaya untuk memvitalisasikan otak harus dilakukan dengan memperhatikan struktural dan fungsional otak, sangat dibutuhkan keseimbangan antara kebutuhan keduanya. Dengan bergerak kebutuhan nutrisi dan makanan untuk otak dapat di penuhi melalui sirkulasi darah, oksigen dan energi ke otak sehingga kebutuhan hidup struktural otak dan sementara kebutuhan fungsional otak dapat dipenuhi melalui kegiatan belajar seperti belajar bergerak, mengingat, merasakan, melihat dan lain–lain.

Dengan belajar proses asupan, pengolahan informatisi, penyimpanan imformasi dalam memori, dan pengeluaran yakni ingatan (memori) akan senantiasa mempertahankan kebugaran fungsional otak.

Senam vitalisasi otak adalah produk latihan fisik yang bertujuan untuk mempertahankan kebugaran otak. Senam vitalisasi otak ini merupakan penyelaras fungsi gerak, pernafasan dan pusat pemikiran (memori, intelektual), dimana gerakan–gerakanya tidak hanya melibatkan otot–otot tertentu yang ada dipusat otak (homunculus) dengan corpus colosum (gerakan menyilang) tetapi melibatkan pusat yang lebih tinggi diotak( high brain cortical), (Markam, 2005).

Telah dilakukan beberapa penelitian tentang pengaruh Senam otak yang melibatkan gerakan–gerakan lambat untuk mengupayakan agar kedua belahan otak dapat bekerja sama dengan baik sehingga tercipta kebugaran otak serta dapat meningkatkan kecerdasan dan intelektual termasuk fungsi kognitif. Seperti braingym, senam taichi dan senam vitalisasi otak.

Salah satunya (jurnal fisioterapi 2010) penelitian tentang “pengaruh senam vitalisasi otak terhadap fungsi kognitif pada usia lanjut”. Penelitian ini memakai kelompok eksperiment (kelompok yang diberi perlakuan senam vitalisasi otak) dan kelompok kontrol (kelompok yang diberikan senam lansia) hasilnya menunjukan bahwa senam vitalisasi otak lebih signifikan dalam meningkatkan fungsi kognitif pada lansia dibanding senam lansia.

Penelitian lain juga dilakukan terhadap fungsi keseimbangan. Penelitian tentang perbedaan pengaruh senam otak dan senam lansia terhadap fungsi keseimbangan” (Herawati dan Wahyuni, 2004). telah memberikan hasil yang positif terhadap keseimabangan. Karena senam vitalisasi otak dapat diterapkan pada semua umur dari anak–anak, orang dewasa dan

(14)

usia lanjut maka penelitian kali ini akan mengangkat “pengaruh senam vitalisasi otak terhadap fungsi kognitif pada usia dewasa muda”

Tujuan dari Latihan/senam vitalisasi otak adalah memelihara fungsi otak agar dapat bekerja sesuai fungsi dan kebutuhan dengan memberikan suplay oksigen dan darah yang optimal, khususnya ke otak dan memberikan stimulasi yang ade kuat pada struktur–struktur otak tertentu secara unimodal dan pada struktur yang berkaitan atau multimodal yang berperan dalam kehidupan manusia sehari–hari.

Adapun tujuan dari senam/ latihan vitalisasi otak adalah :

1). Upaya stimulasi dan pengaktifan otak menuju peningkatan kebugaran otak 2). Melepaskan otak dari ketegangan

3). Meningkatkan pernapasan 4). Meningkatkan konsentrasi 5). Meningkatkan koordinasi 6). Meningkatkan keseimbangan

7). Meningkatkan kemampuan visuo-spasial (mengenal ruang) 8). Meningkatkan daya tahan fungsi otak

9). Meningkatkan daya ingat (memori) 10). Meningkatkan kecerdasan akademik 11). Kegiatan rekreatif dan menyenangkan

12).Memperbaiki kondisi emosional yang berpengaruh pada kondisi sosial 13). Merangsang cinta, kasih sayang terhadap sesama manusia

14).Merasa bersyukur kepada Sang Pencipta jagat raya.

Mekanisme Senam Vitalisasi Otak Terhadap peningkatan Fungsi kognitif

Gerakan–gerakan yang terdapat dalam Senam Vitalisasi Otak membuat kebutuhan nutrisi dan makanan keotak dapat di penuhi melalui sirkulasi darah, oksigen dan energi ke otak dapat memenuhi kebutuhan struktural otak, sedangkan kebutuhan fungsional otak dapat dipenuhi melalui proses pembelajaran.

Pada proses belajar seperti balajar bergerak, mengingat, merasakan, melihat dan lain–

lain akan merangsang pusat–pusat otak (brain learning stimulation) dimana didalam otak terdapat pusat–pusat yang mengurus berbagai fungsi tubuh seperti gerakan, arah gerakan, berbahasa, baca, tulis, pusat penglihatan, pendengaran dan lain–lain.

Gerakan–gerakan yang dilakukan dalam senam vitalisasi otak ini akan merangsang kerja sama belahan otak dan antar bagian–bagian otak. Jika fungsi bagan–bagan dan serebellum meningkat yang kemudian akan diikuti bertambahnya aliran darah ke otak. Jika nutrisi otak terpenuhi maka proses pembelajaran akan lebih baik sehingga asupan–asupan program diotak dapat diolah melalui pusat pemikiran (memori, intelektual). Makin banyak dan baik asupan program yang terjadi pada proses belajar, makin banyak percabangan julur sel saraf yang terbentuk. Hal ini dapat meningkatkan kerjasama sel saraf dan memperbanyak terbentukntya cabang–cabang julur sel yang saling berhunbungan sehingga dapat meningkatkan daya ingat (memori), jadi ingatan (memori) terwujut akibat banyaknya hubungan antar juluran sel saraf dengan sinapsis–sinapsinya yang dapat mempengaruhi kecerdasan, intelektual dan fungsi kognitif .

Gerakan-Gerakan Senam Vitalisasi Otak terdiri dari: Pemanasan: injit-injit, kepak kupu-kupu,menabur bunga,rangkaian bunga melati,rangkaian bunga nusantara Latihan inti 1 : tapak menyusur, menata jejak, langkah pasti, rengkuhan, menyentuh pelangi, kasih sayang.

Latihan inti 2: kemenangan, kombinasi, ayunan, keceriaan, salam. Latihan inti 3: memandang

(15)

langit, memandangmu, lentik menari, menjangkau harapan, menapak jejak, kepak pahlawan.

Pendinginan: bersiul, senyuman manis, mengangkat dan menurunkan alis,membuka dan menutup mata, tatapan mata, menyentuh pelangi, kasih sayang, we love all of you

Dengan dosis terdiri dari : frekwensi 3x1 minggu, intensitas heart- rate/HR mencapai 70% x HR max ( 220-umur). Time 20-30menit (Tilarso, 1988)

Faktor Gerak Senam Vitalisasi Otak yang mempengaruhi Fungsi Kognitif

a. Pembelajarn Gerak (Motor Learning)

Istilah lainnya adalah keterampilan gerak atau motor skill, yakni sebuah gerakan yang membutuhkan gerakan tubuh dan /atau ekstremitas secara volunteer yang mempunyai tujuan.

Gerakan ini memang tidak lazim dalam aktivitas sehari-hari . pada setiap gerakan membutuhkan perhatian (atensi) dan pemusatan perhatian (konsentrasi). Gerakan ini dilakukan secara lambat dengan penuh perasaan gembira sambil memperhatikan dan menghayati sikap setiap anggota tubuh, mengenali dimana posisi anggota tubuh berada dan menyentuh bagian anggota tubuh dengan lambat.

Proses belajar dan berpikir tidak semuanya merupakan proses dikepala. Pikiran dan tubuh bekerjasama dalam mempertahankan atensi, memecahkan masalah dan dalam proses mengingat. Ketika orang berdiri meregangkan kakinya setelah melakukan pekerjaan mental yang lama, tubuh telah diminta untuk membantu menyegarkan pikiran.

b. konsep Dual Task (tugas ganda).

Bila dua tugas dilakukan secara bersama-sama akan terjadi peningkatan aktivasi area prefrontal otak dan areal-area lain dibanding jika tugas itu dikerjakan secara sendiri- sendiri. Hal ini menunjukan diperlukannya tambahan control eksekutif untuk menyelesaikan interferensi tugas ganda.

Selain itu tugas dilakukan dengan simetris yaitu gerakan dilakukan oleh anggota tubuh kanan dan kiri bersamaan atau tidak, sehingga terdapat aktivasi otak kiri maupun kanan. System vestibular di telinga bagian dalam juga terstimulasi selama gerakan ini yang kemudian mengaktivkan RAS/Formatio Reticularis dibatang otak yang memilah informasi agar yang relevan saja yang diangkat dan menciptakan kesiagaan yang menunjang konsentrasi (focus) dan perhatian dipusat-pusat rasional otak.

c. Integrasi Sensoris (Sensory Integration)

Integrasi Sensoris adalah kemampuan otak mengorganisasikan informasi sensoris dari lingkungan sekitar dan dari tubuh sendiri. Salah satu asumsi dari teori integrasi sensoris didasari oleh pengetahuan bahwa otak adalah suatu organ yang berfungsi secara integrasi tetapi juga atas struktur yang terorganisasi secara hierarkis. Tingkat yang lebih luhur yaitu korteks mempunyai fungsi luhur yaitu abstraksi, logika, bahasa dsb. Dan juga tiap area mempunyai fungsi spesifik. Tingkat yang lebih rendah (struktur subkortikal) mempunyai fungsi yang difus dan kurang spesifik tetapi mempunyai pengaruh yang pervasive terhadap keseluruan fungsi otak.

Salah satu tugas penting struktur subkontikal adalah menerima, menyaring dan memperluas input-input sensorik, sebelum melanjutkan input-input yang telah di integrasikan tersebut ke korteks serebri. Tugas ini merupakan salah satu fungsi penting dari mekanisme integrasi sensori dan terutama terjadi di batang otak dan belakang thalamus. maka fungsi konteks otak tergantung pada fungsi struktur subkortikal untuk melanjutkan input sensorik yang terintgrasi agar dapat diolah dan dianalisa dengan baik untuk menyiapkan reaksi yang tepat. Karena fungsi yang baik dan efisien dari batang otak dan thalamus mempunyai peran penting dalam mendukung fungsi dari luhur struktur otak, maka pebaikan efisien dari batang otak dan thalamus akan memperbaiki pula

(16)

berbagai fungsi luhur otak. dalam terapi integrasi sensori dilakukan dengan membimbing individu untuk berpartisifasi secara aktif dalam melakukan berbagai aktivitas fisik terutama yang dapat memberikan masukan input vestibuler, proprioseptif dan taktil yang mempunyai pengaruh kuat pada berbagai pusat syaraf dibatang otak dan thalamus.

Dalam metode terapi integrasi sensori mampu memperbaiki kesulitan belajar yang secara statistik sangat bermakna. Sebuah aksi (praksis) yang menggunakan integrasi antara sensoris auditoris, visual, perabaan, keseimbangan, dan gerak akan menghasilkan peningkatan fungsi kognitif seperti konsentrasi, percaya diri, kontrol diri, kemampuan organisasi, kemampuan belajar akademik, kemampuan berpikir secara abstrak, dan memberi alasan, serta penghayatan tentang kedua sisi otak dan tubuh. Latihan ini memadukan gerakan dengan stimulasi sensoris seperti pendengaran (auditoris), penglihatan (visual), perabaan dan keseimbangan. Integrasi antara sebanyak mungkin pusat-pusat sensoris, selain banyak area otak yang aktif juga memberikan peningkatan potensi dan sumber daya otak

d. Pengamatan dan mengikuti jejak penglihatan (Visual scanning and tracking)

Merupakan dimensi pemokusan yang melibatkan otak bagian depan (frontal lobes) dan batang otak (brain stem).Didalam senam otak ada gerakan yang dilakukan dengan mengamati dan mengikuti jejak penglihatan / bola mata yang bergerak dari satu arah kearah lain. selain itu terdapat gerakan mata yang mengikuti gerakan tangan.

Gerakan mata yang dilakukan merupakan pengamatan lingkungan secara keseluruhan.

stimulasi dari otak belahan kiri menuju kekanan dan balik lagi merupakan integrasi antara kedua belahan tersebut. Gerakan ini secara khusus dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan berhitung, ekspresi dan komunikasi.

e. Gerakan kombinasi atau menyilang garis tengah tubuh (crossing the body midline).

Merupakan dimensi lateral yang terdiri bagian otak kiri dan otak kanan. Sinergi yang baik antara kedua belahan otak ini akan menghasilkan daya kerja otak yang luar biasa. gerakan ini ditujukan untuk learning ability atau kemampuan belajar. Seperti gerakan menyilang kepala, mata dan anggota gerak merupakan kunci keberhasilan untuk mengintegrasikan fungsi hemisfer otak kanan dan kiri. gerakan menyilang akan mengaktifkan hemisfer otak kiri dan kanan sekaligus, selain itu semakin sering kedua hemisfer itu beraktivitas akan semakin banyak koneksi ,proses yang terjadi antara kedua hemisfer semakin cepat sehingga semakin banyak fungsi intelegensi yang dapat dipakai.

f. Relaksasi atau gerakan pemusatan.

Gerakan ini merupakan dimensi pemusatan yang melibatkan otak tengah atau limbic bagian yang terkait dengan emosi dan otak besar atau cerebral cortex. Tujuan dari gerakan ini adalah suatu pengungkapan atas emosi . seperti stress adalah bagian yang tak terpisahkan dari hidup tidak mungkin untuk mengeliminasi semua stress dari kehidupan tetapi mungkin untuk mengontrol efek stress pada tubuh dan pikiran dengan melakukan geran pemokusan sampai tercapai suatu gerakan yang rileksasi.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Eksperimental Kelompok yaitu jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan pre and post test group untuk menilai manfaat senam vitalisasi otak untuk meningkatkan fungsi kognitif pada usia dewasa muda.

Penelitian dilakukan di AKFIS UKI Cawang Jakarta yang dilaksanakan bulan Maret 2012.

populasi target semua mahasiswa yang pada semester 2 dan 4, populasi terjangkau dari usia 18-29 th sesuai dengan kriteria inklusi.

(17)

Kriteria inklusi

a. Semua mahasiswa yang terdaftar di akfis uki semester II dan semester IV b. Usia 18 - 29 tahun.

c. Bersedia mengikuti program senam vitalisasi otak secara teratur.

d. Bersedia untuk tidak melakukan kegiatan yang dicurigai berpengaruh terhadap fungsi kognitif, seperti mengikuti kegiatan senam otak yang lain misalnya braingym dll.

e. Hasil pemeriksaan awal masuk kategori sedang

f. Bersedia menjadi sampel dan menandatangani informed consent.

Kriteria eksklusi

a. Mahasiswa yang menolak berpartisipasi dalam penelitian ini b. Mahasiswa sudah mengikuti aktivitas senam otak yang lain c. Mahasiswa yang merokok dan minum alcohol

d. Mempunyai riwayat trauma kepala

e. mengalami gangguan jantung dan gangguan neurologi f. mahasiswa tidak masuk saat dilakukan tes memori

Kriteria pengguguran

a. Peserta yang tidak kooperatif,

b. Peserta yang tidak mengikuti kegiatan secara penuh sehingga tidak dapat mencukupi frekwensi latihan selama waktu penelitian yang telah ditentukan dan

c.

Peserta

yang mengundurkan diri terlibat dalam penelitian ini.

Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan uji Digit Span yaitu sub tes Digit Forward dan Backward untuk mengukur fungsi kognitif usia dewasa muda, alat yang digunakan lembar tabel Digit Forward dan Backward.

Pembahasan dan Hasil Penelitian

Karakteristik jumlah peserta yang melakukan senam vitalisasi otak berjumlah 20 orang yang akan disajikan pada tabel dibawah ini

Tabel 1

Tabel 4.1 karakteristik Sampel Berdasarkan Usia

Usia Jumlah presentasi

18-21 19 95%

22-25

26-29 0

1 0%

5%

total 20 100%

Berdasarkan (tabel 4.1) usia 18-21 tahun berjumlah 19 orang (95%) orang, usia 22-25 berjumlah 0 orang (0%) dan yang berumur 26-29 berjumlah 1 orang (5%) orang. Berdasarkan hasil pengukuran digit span perbedaan usia tersebut tidak terlihat perbedaan yang signifikan.

(18)

Tabel 2

Tabel Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-laki 3 15

Perempuan 17 85

Jumlah 20 100

Berdasarkan (tabel 4.2) dimana data laki-laki berjumlah 3 (15%) orang, perempuan berjumlah 17 (85%) orang. Perbedaan jenis kelamin tidak mempunyai hubungan bermakna pada masalah fungsi kognisi. Baik laki-laki atau perempuan tidak menemukan perbedaan fungsi kognisi hanya saja dengan melihat jumlah personalnya perempuan lebih banyak dibanding laki-laki

Table .3

Table Selisih rerata nilai Digit span sebelum dan sesudah senam

keterangan Sebelum Sesudah Selisih

Senam Vitalisasi Otak 9,15 15,85 6.7

Berdasarkan table 4.3, terlihat adanya peningkatan rerata uji digit span sebelum 9,15 dan sesudah senam 15,85 dengan selisih 6,7

Hasil Analisa Data

Untuk mengetahui apakah dapat berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal mempunyai sebaran yang normal, dengan profil data tersebut dianggap bisa mewakili populasi. Karena sample kurang dari 30 orang maka akan dilakukan uji normalitas distribusi data dengan mengunakan Shapiro wilk test.

Tabel 4

Table Hasil Uji Normalitas Data

Berdasarkan tabel 4 diatas, uji shapiro wilk test diperoleh nilai p sebelum intervensi 0,040, maka didapatkan nilai p < 0,05 hal ini berarti bahwa data berdistribusi tidak normal dan nilai p sesudah intervensi 0,008 maka didapatkan nilai p < 0,05 hal ini berarti bahwa data tidak berdistribusi normal. Maka dapat disimpulkan bahwa kelompok yang diuji berdistribusi tidak normal sehingga uji statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik.

Table 5

Uji Hipotesa Peningkatan nilai Digit Span sebelum dan sesudah senam

Sebelum Setelah

keterangan Senam Senam Z P

Nilai 9,15 ±1,7 15,85±1,13 -3,951 0,000

Intervensi Shapiro Wilk Keterangan

P α

sebelum 0,040 0,05 Tidak Normal

sesudah 0,008 0,05 Tidak Normal

(19)

Berdasarkan table 5 Terlihat peningkatan nilai digit span sebelum dan sesudah senam yang dianalisis dengan pengujian hipotesis menggunakan uji wilcoxon test, didapat peningkatan dengan nilai p=0,000 dimana p<0,05, hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan nilai digit span yang berarti juga ada peningkatan fungsi kognisi

Kesimpulan

Berdasarkan analisis penelitian disimpulkan bahwa dengan senam sebanyak 4x seminggu selama 4 minggu dapat meningkatkan fungsi kognitif pada usia dewasa muda secara bermakna dengan p =0,000 dimana (p<0,05).

Daftar Pustaka

Ahmadi, H. A. psikologi umum, edisi revisi, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009).

Camille W. Brune and Amanda L. Woodward (2007). Social Cognition and Social

Responsiveness in 10-month-old Infants Journal of Cognition and

Development, (8), 133-158.

Dariyo Agus., Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, ( Jakrta : Grasindo, 2003).

Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2005).

Dannison P. E. Dennison G. Brain gym, Pedoman Senam Otak, buku panduan lengkap, edisi 1 (Jakarta : Grasindo , 2002).

Donczik J. Brain exercise improves reading and memory. Brain gym journal 2001;

15, 24-30

Ellis, H.C, Hunt, R. R. 1993. Fundamental of cognitive psychology. 5th ed.United States: Wm. C. Brown Communications, Inc.

edukasi.kompasiana.com/.../teori-perkembangan-kognitif-jean-piaget 12 March 2011

F.2004. Physical activity, including walking and cognitive function in

older women. JAMA, 292(12):1454-1461

Hurlock, E. B. Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan, Edisi kelima. Maxsijabat, R.ed , (Jakarta : 1996).

http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan- psikomotorik/

10 Oktober 2011

Hannaford C. smart moves ; why learning is not all in your head. Virginia. Great ocean publishers ; 1995

http://www.pdf.kq5.org/TEORI-PERKEMBANGAN-KOGNITIF:-PIAGET.html, 10 Oktober 2011

Isnaini Herawati dan Wahyuni, “Perbedaan Pengaruh Senam Otak dan Senam Lansia

Terhadap Keseimbangan pada Orang Lanjut Usia”,(Medan : 2004) John W.Santroct, Psikologi perkembangan, edisi kelima, ( Jakarta : 1999) John W.Santroct. psikologi Remaja, edisi kesebelas, (Jakarta : Erlangga, 2007).

John W.Santroct, Life-Span Development:Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, (Jakarta :.2002).

Kusumoputro, S., Sidiarto, L. D., Sarmino, Munir, R., Nugroho, W. Kiat

Panjang Umur dengan Gerak dan Latih Otak, (Jakarta: UI Press. 2003).

KEPMENKES No.1363/MENKES/SK/XII/2001,Pasal 1 ayat2

(20)

Lumbantobing, S. M. 2006. Neurologi Klinik, Edisi 4, Jakarta: Balai penerbit FKUI.

Lumbantobing, S. M. Neurologi Klinik, Edisi 2, 9Jakarta: Balai penerbit FKUI, 1998).

Markam, S., Mayza, A., Pujiastuti, H., Erdat, M. S., Suwardhana, Solichien, A.

Latihan Vitalisasi Otak, (Jakarta: Grasindo, 2005).

Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional dikutif dari “Psikologi Orang Dewasa”oleh Andi Mappiare, hal 20 dan Psikologi

Perkembangan oleh Elizabeth E. Hurlock. Hal 246-252

Maulina S.R. “Hubungan Tingkat Pendidikan dan Aktivitas Fisik dengan Kognitif pada Lansia di Kelurahan Darat” USU (Medan ; 2011)

Putranto, P.L , Pengaruh Senam Otak terhadap fungsi Memori Jangka Pendek Anak dari Keluarga Status Ekonomi Rendah, Skripsi sarjana, (Semarang : Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan Anak Universitas Diponegoro, 2009) Posted by supersuga under otak, Maret 22, 2010

Prihastuti, pengaruh Brinmgym terhadap peningkatan kemampuan berhitung siswa sekolah dasar, Fakultas Psikologi Unair, Th xxvlll, no 1, 2009.

Rohan S, “Senam vitalisasi otak lebih meningkatkan kognitif kelompok lansia dari pada senam lansia di Balai perlindungan sosial propinsi banten”, Jurnal Fisioterapi vol 11 no 1, (Jakarta : April 2011)

Syamsu Yusuf, LN., Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 2009)

Saladin, K . 2007. Anatomy and physiology the unity of form and function. 4th ed.

New York: McGraw-Hill Companies inc:513-561.

Sidiarto LD, kusumoputro S. Memori anda setelah usia 50. Cetakan I,(Jakarta : Penerbit Universita Indonesia 2003).

Tucker, J. S., Orlando, M., Elliott, M. N and Klein, D. J .2006. Affective and behavioural responses to health-related social control. Health Psychology, 25(6):715-722.

Turner dan Helms (1995), “Tipe-tipe intelektual”, didalam Agus Dariyo, hal 58,59, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta : Grasindo 2003).

Weuve, J., Kang, J. H., Manson, J. E., Breteler, M. B., Ware, J. H and Grodstein, WHO. 1989. Health of the Ederly. Geneva: WHO.

WCPT.General Meeting report 2007,

Waneen W. Spir duso, et,al., “exercise and cognition series: Exercise and its mediating effects on cognition (2007;3-11)

Zervas & Stambulova, et.al “ Hubungan aktivitas fisik dengan kesehatan jasman

terhadap peningkatan fungsi kognitif” (dalam Auweele, 1999 :149).

Gambar

Tabel   Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian ini juga diperkuat melalui Kepmenakertrans Republik Indonesia Nomor 220/MEN/X/2004 tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain

Keberhasilan dalam menentukan lokasi akan memberikan kontra prestasi terhadap perusahaan, yaitu naiknya tingkat penjualan dan laba konsumen dalam membeli barang

adjustment of adolescents: The effectiveness of a social skills group intervention... Quasi- experimentation: Design &amp;Analysis Issues for

Ini terlihat dalam bentuk ritual yang dilakukan orang Jawa yang ingin berdoa di klenteng Utama ataupun Ruang Pemujaan Dewa Bumi, bunga setaman dan sesaji yang

– Sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya,

Talmn 2006 Ientang Unit Kerja Presiden Pengelolaan Program dan Reformasi sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2008, tetap rnenjalankan

Satu prasyarat yang sangat penting yang kadang tidak dengan baik dipertimbangkan adalah kenyataan bahwa ada banyak sekali komponen pilihan dalam memilih antara berbagai

bentuk keluarga, termasuk yang tidak didefinisikan dalam keturunan atau perkawinan, dan mengambil semua langkah legislatif, administratif dan langkah-langkah lain yang diperlukan