• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT PROSES PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEPOSILIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RISALAH RAPAT PROSES PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEPOSILIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

RISALAH RAPAT

PROSES PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

KEPOSILIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang Masa Persidangan : Rapat ke

Jenis Rapat Deng an Sifat Rapat Hari, tanggal Pukul

Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara

Hadir

2000-2001 1

27

Rapat Kerja ke-3

Menteri ad-interim Kehakiman dan HAM Terbuka

Kamis, 6 September 2001

13.15 WIB sampai dengan 16.40 WIB

Ruang Rapat Pansus Ruang 2 Gedung Nusantara II Andi Mattalatta, S.H, M.H

Drs. Iskandar N. Basri

Pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah Rancangan Undang-Undang tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

1. Anggota Panitia Khusus : 34 dari 67 Anggota

2. Pemerintah :

Menteri ad-interim Kehakiman dan HAM, Kapolri beserta jajarannya, Pejabat Eselon I Departemen Pertahanan

Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan : 1. V.B. Da Costa, S.H.

2. Sudarsono

3. Amris Hasan, M.A.

(2)

4. A. Teras Narang, S.H.

5. Sidharto Danusubroto, S.H.

6. Firman Jaya Daely, S.H.

7. H. Haryanto Taslarn

8. K. H Achmad Aries Munandar, M.Sc 9. Reniyanti Hoegeng

10. Panda Nababan

11. R.K Sembiring Meliala 12. Pataniari Siahaan

13. Prof. Dr. J.E. Sahetapy, S.H. M.A.

14. Willem M. Tutuarima, S.H.

15. H. Amin Aryoso, S.H.

16. Alexander Litaay

17. Dra. Susaningtyas NH Kertopati 18. Matt Al Amin Kraying, S.H.

Fraksi Partai Golkar :

1. Andi Mattalatta, S.H., M.H 2. Drs. Yasril Ananta Baharuddin 3. Drs. Darwis Ridha

4. Djaja Subagja Husein 5. Ferdiansyah, S.E., M.M 6. Drs. Agun Gunandjar Sudarsa 7. Dr. Happy Bone Zulkarnain, MS 8. Dra. Iris Indira Murti, M.A.

9. M. Akil Mochtar, S.H.

10. Dra. Hj. Chairunnisa, M.A.

11. M. Idrus Marham 12. Ir. S.M. Tampubolon

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan : 1. Ny. Hj. Aisyah Aminy, S.H.

2. H. M. Thahir Saimima, S.H.

3. Drs. H.A Choizin Chumaidy 4. H.M Sjaiful Rachman, S.H.

5. H. Syafriansyah, B.A.

6. H. Alimarwan Hanan, S.H.

(3)

Fraksi Kebangkitan Bangsa : 1. H. Muhyiddin Suwondo, M.A.

2. A. Effendy Choirie, S. Ag.

3. Drs. H. A. Syatibi 4. Drs. Ir. A. Ansor Cholil 5. K.H Hanief Muslich, Le Fraksi Reformasi :

1. Ir. A.M. Luthfi

2. Prof. Dr. H. Moh. Asikin, S.H.

3. H. Patrialis Akbar, S.H.

4. Drs. Achmad Arief Fraksi TNI/Polri :

1. Slamet Supriadi, S.IP., M.Sc, M.M.

2. Syamsul Ma'arif

3. H. Suparno Muanam, S.E.

4. Drs. I Ketut Astawa 5. Frans Wuwung

Fraksi Partai Bulan Bintang : 1. H. Ahmad Sumargono. S.E .

. Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia : 1. Drs. S. Massardy Kaphat

2. Drs. H.A. Hamid Mappa

Fraksi Perserikatan Daulatul Ummah :

1. Prof. Dr. H. Teungku Muhibbuddin Waly, M. A.

Fraksi PDKB :

1. Prof. Dr. Astrid S. Susanto Pemerintah :

1. Hari Sabarno, S.IP, M.B.A., M.M. - Ad Interim Menteri Kehakiman dan HAM

2. Jenderal Suroyo Bimantoro 3. Prof. Dr. Abdul Gani

Kapolri

Dirjen Peraturan Perundang- undangan Depkeh dan HAM.

(4)

4. Drs. Momo Kelana. Ketua Pokja

5. Drs. Hari Soenanto, S.H. Staf Ahli Kapolri Bid. HAM dan Demo

6. Drs. Psh. Marpaung, S.H, M.B.A. Kabag. Min. Babinkum Polri 7. Departemen Pertahanan Beserta Jajarannya

KETUA RAPAT (ANDI MATTALATTA, S.H. M.H.)

Saudara Menteri, Pejabat Kepolisian, Para Hadirin yang kami muliakan menurut catatan . dari sekretariat daftar hadir sudah ditanda tangani oleh 34 Anggota sehingga sudah memenuhi syarat walaupun memang kemarin rapat tidak ditutup agak diskors tapi karena kehadiran cukup banyak perlu kami sampaikan maka dengan perkenan itu ijinkan kami untuk membuka rapat Pansus pada siang ini dan rapat dinyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT SETUJU)

Kemarin kita sampai pada pembahasan DIM Nomor 23 dan kesimpulan kita kemarin ialah agenda pada siang ini memberi kesempatan kepada Pemerintah mengenai apa yang dimaksud peraturan Kepolisian mungkin ada rumusan barn dari Pemerintah kami persilakan.

PEMERINTAH (AD INTERIM MENTERI KEHAKIMAN DAN HAM/HARi SABARNO, S.IP., M.B.A., M.M) :

Sebelum rumusannya disampaikan ini ada beberapa penjelasan mengenai peraturan Kepolisian saya minta izin kepada Pimpinan Pansus untuk menjelaskan <lulu mengenai peraturan Kepolisian itu apa eksistensinya dan contoh-contoh beberapa negara silakan Pak Momo.

PEMERINTAH (DRS. MOMO KELANA)

Terima kasih Bapak Pimpinan, perkenankan kami untuk menyampaikan beberapa informasi mengenai kepolisian yang ada disetiap negara dan juga peraturan kepolisian di dalam seperti dijelaskan di dalam ilmu pengetahuan hukum kepolisian dan ini bersumber dari literatur literatur mengenai hukum kepolisian di Jerman sebagai induk dari hukum kepolisian yang kita anut selama ini.

Pertama, peraturan kepolisian ada disetiap negara dan bukan merupakan produk legislatif peraturan kepolisian adalah peraturan yang

(5)

dikeluarkan oleh kepolisian berupa perintah atau larangan baik tertulis maupun tidak tertulis dalarn lingkup tugas kepolisian yang ditujukan kepada penduduk, berarti ini ada kaitan antara pelaksanaan tugas kepolisian dan warga rnasyarakat, kemudian saya ambil satu literatur dari Prof, Drus Un Wake yang berjudul all the maines policeireh dan ini merupakan buku atau teks book yang merupakan teks buku utama dalam mata kuliah hukum kepolisian di Indonesia Drus Un Wake menurut--- tentang peraturan kepolisian di dalam Bab XXIII bukunya yang berjudul

·police for art nungen all the maine grun setse halaman 381 yang berbunyi sebagai berikut saya bacakan <lulu teks aslinya police for artungen sins all the maine aunt ... jadi police for art nungen all the maine atau peraturan kepolisian adalah sernua perintah dan larangan yang ditujukan kepada penduduk yang bersifat atau dalam rangka pelaksanaan tugas kepolisian di sini dirangkum dalam satu kata police chail legal un de fobotten jadi perintah dan larangan yang bersifat berkaitan dengan tugas kepolisian, jadi jelas bahwa peraturan kepolisian mengikat waga masyarakat karena peraturan tersebut dikeluarkan justru untuk kepentingan warga masyarakat dalam kaitannya dengan tugas kepolisian.

Yang kedua, eksistensi peraturan kepolisian keberadaannya tidak berdiri sendiri tetapi berkait dengan hal ikhwal kepolisian lainnya yaitu kewajiban umum kepolisian wewenang kepolisian dan ketentuan peraturan perundang-undangan sepanjang memuat konsekuensi tindakan kepolisian di Jerman peraturan kepolisian atau policeun for or nungen merupakan bagian dari pengaturan kepolisian atau police an art nungen yang pelaksanaannya dapat berupa.

a. police for art riungen atau peraturan kepolisian.

b. police un onmakungen atau pengumuman atau maklumat kepolisian.

c. police un .... yang berupa penetapan kepolisian.

Police for art nungen yaitu bersifat umum mengatur hal yang umum police ... itu ketetapan berkaitan dengan kasus-kasus yang bersifat khusus, Jadi dalam hal ini peraturan kepolisian tidak semata-mata berdiri sendiri dan berada hanya khusus untuk peraturan kepolisian saja dia juga bermuara kepada kewajiban umum kepolisian yang melahirkan azas di dalam bahasa Jermannya atau asas kewajiban umum biasa kita kenal di dalam bentuk diskresi kepolisian yaitu setiap pejabat kepolisian itu mempunyai wewenang untuk bertindak atau tidak bertindak untuk kepentingan umum berdasarkan penilaian sendiri jadi tindakan diskresi

(6)

juga itu terrnasuk sebagai salah satu bentuk peraturan kepolisian berupa perintah atau Jarangan dari kepolisian yang bersifat lisan, ja<li misalnya di dalam prakteknya seorang bintara polisi yang rnengatur lalulintas dia mengambil keputusan untuk mengalihkao arus lalulintas pada arah jalan yang. sebetulnya terlarang untuk rnasuk karena apa? Karena· kalau dibiarkan terus maka pemakai jalan akan menghadapi bahaya karena ada pohon rubuh atau tiang listrik yang rubuh hingga bisa membahayakan demi kepentingan umurn, jadi demi kepentingan urnum seorang bintara polisi itu dapat mengambil tindakan sendiri menurut penilaian sendiri mernerintahkan para pemakai jalan rnengambil jurusan justru di situ ada tanda larangan rnasuk tetapi polisi itu berwenang karena memiliki kewenangan diskresi untuk kepentingan umurn, jadi dernikian gambaran dari kami mengenai peraturan kepolisian sepanjang terdapat praktek kepolisian disetiap negara dan juga literatur-literatur tentang policeaireh di Jerman atau policeaireh di Belanda demikian.

Terima kasih Wassalamu'alaikum Warahrnatullahi Wabarakatuh.

PEMERINTAH (AD INTERIM MENTERI KEHAKJMAN DAN HAlVI/HARI SABARNO, S.IP., M.B.A., M.M) :

Bapak Pirnpinan Pansus sebelum karni teruskan walaupun secara pribadi sudah kami laporkan tapi kepada Anggota Pansus yang terhormat Bapak Kapolri masih bersama Ibu Presiden dan sebelurn didiskusikan oleh para Anggota Pansus karena ini merupakan satu pengertian nantinya tentu kita perlu sepakati saja prinsip-prinsipnya misalnya peraturan kepolisian itu adalah atau dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Negara RI tidak bertentangn dengan peraturan perundang-undangan bersifat rnengatur dalam rangka memelihara ketertiban dan keamanan misalnya seperti itu, jadi nanti kalau prlnsip-prinsip itu sudah disepakati kami sarankan untuk rumusannya nanti dibawa ke Panja demikian Bapak Pimpinan Pansus.

Terima kasih.

KETUA RAPAT

Jadi belum ada nimusan awal dari Pernerintah.

PEMERINTAH (AD INTERIM MENTER! KEHAKJMAN DAN HAJVl/HARI SABARNO, S.IP., M.B.A., M.M) :

Pemerintah belum merumuskan, jadi rumusannya rnemang n1musan itu hanya kemarin yang rnenjadi perdebatan soal yang sifatnya mengikat

(7)

seluruh warga masyarakat kelihatannya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT Silakan.

F. PDIP ( PRO:F. DR. J.E. SAHETAPY, S.H. M.A.) :

Dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap pihak kepolisian yang tadi telah membaca peraturan dari Jerman dengan logat Indonesia saya mohon dengan hormat agar peraturan itu diphoto copy dan diberikan kepada kita dan itu te1jemahan sepihak dari pihak kepolisian pertama.

Kalan memang ada peraturan dari Belanda seperti tadi dikatakan kalau bahasa hukumnya secara mutatis-mutandis saya minta itu juga peraturan dari Belanda.

Yang ketiga, Jerman dan Belanda bukan Indonesia kalau membaca peraturan-peraturan hukum, hukum itu saya tidak mau kutip konsep ini tapi hukum itu harus bisajuga mencerminkan kultur kita saya tidak akan mengatakan contoh-contoh kata saya nanti ditanya pihak kepolisian mana buktinya kan begitu, jadi saya untuk tahap pertama ini saya minta tolonglah itu dikasih dalam bahasa Jerman diterjemahkan juga oleh pihak kepolisian dan itu kalau bahasa Belanda tolong juga disampaikan, sebab kalau kita bicara soal begitu maka saya juga bisa berbicara bahwa di dalam hukum pidana Jerman ada azas yang hams juga kita perhitungkan dan kita perhatikan, nah Prof. Safmaister mengatakan ada contoh ini orang Jerman yang mengajar di Legen ada orang yang minum bir karena azas supaya jangan salah paham karena azas lehaleted ... Jerman jangan ditafsirkan sama atau serupa dengan Pasal 1 Ayat ( 1) rnaka orang minum bir itu juga hams diproses dan dibawa kepengadilan, nah ini salah satu contoh, jadi saya ingin supaya karena ini kita berbicara apalagi ini dibilang dari yang dipakai oleh kepolisian saya juga ingin tahu itu peraturan tahun berapa itu, jadi masalah-rnasalah seperti begini saya terus terang saja karena say a juga sedikit meskipun sudah irnritus tapi juga dari dunia pendidikan saya juga ingin tahu betul supaya kita ini bisa bicara kita tidak membeli kucing dalam karung, jadi ini masalah demikian dan nanti kernudian akan saya eek juga kalau dengan pihak kedutaan Jerman apakah ini peraturan ini apa st1dah rnengalami perubahan misalnya salah satu contoh istilah deponern istilah deponern inikan dipakai waktu saya masih jadi mahasiswa dan sekararigpun dipakai dirnana-mana, tapi ketika saya

(8)

jadi guru besar di Legen saya bilang deponern semua orang tidak tahu deponern itu apa barn saya mengerti bahwa istilah yang harus dipakai adalah siponem ini salah satu contoh kecil saja, jadi saya rninta dengan hormat supaya para perwira apalagi yang sudah punya bintang-bintang supaya barangkali kita bisa belajar dari mereka tolonglah memberikan itu peraturan itu bernpa photo copy terjemahannya dan juga dalam bahasa Belandanya supaya saya supaya kita dalarn membicarakan masalah-ini juga kita terns mantap tidak diombang-ambingkan dengan macam-macam tafsiran. Terima kasih.

KETUA RAPAT : Silakan Pak.

F. PDIP (SIDHARTO DANUSUBROTO, S.H.)

Saudara Ketua, dengan respons dari Fraksi-fraksi dari kemarin memang perumusan ini perlu diungkapkan dan dirurnuskan kembali secara lebih arif dengan pendapat-pendapat dari semua fraksi karena banyak yang belum infor betul mengenai masalah peraturan kepolisian itu pertama.

Keduanya, semangat reformasi ini adalah semangat bahwa seluruh peraturan ini dihasilkan oleh badan legislasi ini hams hati-hati di sini jangan sampai semangat ini tertabrak dengan hal-hal yang sumbernya tidak dikenal oleh kita, nab untuk perbandingan yang tadi dibaca oleh Saudara Momo mengenai peraturan kepolisian dari Jerman tadi ada buku yang saya temukan juga dari Van Vallen Hoven peraturan kepolisian ini menurut Van Vall en Hoven disebut sebagai klandestin... nah ini Pak Andi Mattalatta tahu ini kenapa disebut klandestin ... supaya kita ini arif dalam merumuskan terns kepolisian negeri Belanda pada waktu itu mernbuat peraturan-peraturan yang diselundupkan tapi berlaku namanya klandestin wed kiving, jadi Pemerintah Belanda sendiri menyebut peraturan kepolisian itu klandestin wed kiving peraturan-peraturan yang diselundupkan tapi diberlakukan contohnya yang kita alami pada waktu lalu di Republik ini waktu Pak Hoegeng memberlakukan peraturan mengenai hal itu belum ada undang-undangnya begitu ... ngotot Pak Hoegeng dengan kebijaksanaannya mengenai helm sampai harus mundur pada waktu itu jadi klandestin wed kiving ini bukan hal yang represif bukan hal yang terlalu mengikat secara hukum tetapi..banyak lagi contohnya lagi...tapi sekarang orang terpanggil untuk polisi menganjurkan

(9)

pakai ... lalu seg1t1ga merah yang harus kita pasang kalau kita bongkar ban itu misalnya soal plat nornor ukurannya warnanya harus ditaruh di mana ini peraturan kepolisian yang tidak ada kalau melanggarpun pasti yang dilanggar tidak ada tapi ditaati oleh warga, nah oleh Van Vallen itu disebut sebagai klandestin wed kiving rnarilah kita rurnuskan dengan lebih arif bahwa ini memang berjalan berlaku diluar aturan undang- undang tapi rnernang dernikian adanya klandestin dia diselundupkan kata- -- katanya agak kasar tapi begitu yang ditulis oleh Prof. Van Vallen Hoven kalau jarnan-jaman saya kuliah ·dulu beliau salah satu nara sumber dari biro hukurn demikian mengenai peraturan kepolisian itu lain-lainnya sudah disebut oleh saudara Momo rnengenai perubahan ... walaupun lalulintas disatu jalan itu hams kesana tetapi dalam .hal ada Presiden polisi bisa mengarahkan kearah lain ini yang namanya peraturan kepolisian yang klandestin tadi demikian sedikit contoh-contoh Pak Ketua yang saya baca dari buku-buku lama.

Terima kasih.

KETUA RAPAT

Terirna kasih Pak, silakan Pak.

F. PDIP (PANDA NABABAN)

Kalau tadi dikatakan Kapolri ini legal drafter ada.

KETUA RAPAT :

Harusnya tidak perlu diabsen tiap hari, bagaimana Pemerintah, Pak Di1jen mana ahli perundang-undangannya.

PEMERINTAH (AD INTERIM MENTERI KEHAKIMAN DAN HAM/HARi SABARNO, S.IP., M.B.A., M.M) :

Kelihatannya belum datang sedang dicek dulu Pak.

KETUA RAPAT : Silakan F. TNI/Polri.

F. TNI/POLRI (DRS. I KETUT ASTAWA):

Bapak Menteri, Bapak-bapak sekalian dan lbu-ibu. kami ingin menyampaikan beberapa informasi berkaitan dengan permasalahan yang kita bahas mengenai peraturan kepolisian, permasalahan kepolisian apakah

(10)

ada peraturan kepolisian itu, selanjutnya apakah dia mengikat masyarakat apa tidak memang peraturan kepolisian ini pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1997 pun sudah ada berarti secara yuridis ada, tetapi jauh sebelum itu Pak dengan contoh-contoh yang diterangkan oleh Bapak- bapak sekalian tadi itu ada dapat kita ketahui dari peraturan umum mengenai perundang-undangan untuk Indonesia all the mine for Indonesian ini bahasa Belanda logat Bali Pak, selanjutnya pada PasaT25 dinyatakan ketentuan-ketentuan pidana terhadap kejah<;itan dan pelanggaran begitu juga pelanggaran terhadap peraturan kepolisian, peraturan polisi di sini berlaku untuk semua orang yang berada di Indo- nesia, jadi dengan ini sebenarnya dari <lulu peraturan Indonesia itu ada dan mengikat seluruh warga masyarakat inilah masukan yang mungkin bisa memperkuat landasan hukum dari pada apa yang kita bahas.

Terima kasih.

KETUA RAPAT

Baik masih ada yang lain, mungkin untuk sementara dapat, silakan Pak Panda.

F. PDIP (PANDA NABABAN)

Terima kasih Pimpinan kalau kita adopsi atau kita resapi kemarin ini mohon maaf Pemerintah saya tidak tahu waktunya yang tenang dari mulai kita pisah sampai sebelum pertemuan duduk sebentar merumuskan dan kemudian menyampaikan rumusan itu ke kita hari ini sesuai dengan kesepakatan kita kemarin mengacu kepada beberapa diskusi Tap MPR RI Nomor IIIIMPR/2000 dan saya pikir ini sederhana sekali dengan segala macam diskusi ini ada peraturan kepolisian adalah segala Peraturan yang dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Negara RI dalam rangka memelihara ketertibari dan menjamin keamanan umum sesuai dengan peraturan Pemerintah, kemarin ada tawaran sesuai dengan Peraturan Pemerintah saya pikir itu saja kita ini kan rumusan apa lagi di luar ini kita sepakat tidak yang mengikat karena perdebatan kita yang kemarin, nah tinggal kita sesuai peraturan perundang-undangan ini soal kita minta legal drafter apa sih peraturan perundang-undangan semua peraturan pelaksanaan dari undang-undang karena polisi juga mendapat beban dari Undang-Undang Imigrasi mendapat dari Undang-Undang Bea Cukai mendapat undang-undang macam-macam tapi maksud saya kalau kita ini bisa kita sederhanakan dengan esensi yang sudah kita diskusikan ini

(11)

sebetulnya ada rumusan di sini tinggal kita pilihan itu saja Pimpinan.

KETUA RAPAT : Silakan Pak Agun.

F. PG (DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA)

Terima kasih Pimpinan, menurut fraksi kami bahwa sebetulnya yang ___ _ menjadi persoalan buat kami itu pada tataran hirarki peraturan perundang- undangan ini yang hams kita coba tuangkan agar jangan keliru kalau apa yang dipaparkan dijelaskan oleh Pemerintah dari harl-hari yang lalupun fraksi kami sudah paham kami tidak ingin membelenggu polisi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berdosalah kita semua Anggota Dewan membuat undang-undang yang pada akhirnya polisi tidak bisa berbuat apa-apa dalam rangka memelihara kemanan dan ketertiban bukan itu tapi yang menjadi persoalan kita mencoba membuat satu rumusan agar rumusan itu mudah dipahami mudah dimengerti dan tidak disalah tafsirkan dikemudian hari oleh anak cucu kita yang tidak mengerti peraturan perundang-undangan ini, sebetulnya inti persoalannya itu Pak Ketua dan segenap Anggota Pansus maupun pihak Pemerintah oleh karena itu saya sangat setuju dengan apa yang diusulkan oleh pihak Pemerintah artinya pembahasan DIM Nomor 23 ini dapat segera kita akhiri kita bisa lanjutkan pada DIM selanjutnya yang tentunya pembahasan lanjutannya ini itu diserahkan ke Panja.

Kita bisa lanjutkan pada Dim berikutnya yang tentunya pembahasan lanjutannya ini itu diserahkan ke Panja yang rumusannya pun nanti kita bahas kembali secara mendalam di Panja, jadi menurut pendapat kami peraturan kepolisian itu apakah sebuah peristilahan peraturan perundang- undangan seperti yang dimaksud dengan Tap MPR RI Nomor III/

MPR/2000 atau hanya sekedar peristilahan menjelaskan apa yang dimaksud dengan peraturan kepolisian itu adalah segala bentuk peraturan- peraturan yang menyangkut yang berkaitan dengan fungsi kepolisian yang saya tangkapkan sepertinya itu Pak, kalau memang itu· berarti bahwa peraturan kepolisian bukan sutle seperti halnya UUD itu sutle undang- undang, Peraturan Pemerintah apakah peraturan kepolisian ini juga ada peraturan kepolisian nomor sekian apakah itu kan bukan ternyata yang . dimaksud dengan peraturan kepolisian adalah segala bentuk peraturan yang berkenaan dengan fungsi kepolisian itu satu Pak, yang perlu kita klarifikasi adalah bahwa peraturan polisian ini juga ada yang dinyatakan

(12)

yang dikeluarkan oleh Kepala yang dikeluarkan oleh Kepolisian Negara RI, nah bagaimana pada tataran pada tingkatan level seperti apa peraturan itu yang akan dikeluarkan kalau peraturan-peraturan yang seperti dipaparan tadi oleh yang terhorrnat Bapak Sidharto rnernang itu sudah berjalan dan saya pikir tidak ada masalah seperti halnya juga setiap institusi rnanapun dia diberikan kewenangan diskresi jalan keutara karena diutara ada kejadian yang jalan ke Selatan sebetulnya perboden--tapi karena ini arus ini hams diarahkan rnasyarakat agar tidak menumpuk karena ke Utara ada kejadian mobil tabrakan macet maka ams lalu lintas diarahkan ke Selatan yang sebetulnya perboden itu paham itu kalau itu yang dimaksudkan tidak ada masalah, tapi yang dikhawatirkan jangan juga lalu Bapak-bapak menafsirkan kalau kami bicara represif itu seolah-

olah bahwa kami itu yang hams disamakan pemahamannya adalah jangan- jangan, tiba-tiba rumusan ini karena tidak ada kesepahaman keluar kebijakan-kebijakan pengaturan warga masyarakat yang tingkatan levelnya mungkin tidak pada porsi oleh kepolisian tapi perlu keterlibatan instansi penegak hukum lainnya seperti halnya bagaimana proses prosedur Peraturan Pemerintah-Peraturan Pemerintah itu keluar tidak bisa hanya dikeluarkan oleh unit yang akan menggunakan kepolisian tapi dia akan terkait ketika akan membuat Peraturan Pemerintah dalam hal tertentu akan terkait dengan Departemen Instansi terkait sehingga ada forum pembuatan Peraturan Pemerintq.h ini yang bersama-sarna dengan unsur pemerintah yang lain, bahkan terakhir dilakukan pengkajian secara lebih mendalam dari aspek hukurn di Departemen Kehakiman beda Pak, kalau peraturan Kepolisian ini serta merta hanya sepihak dia keluarkan yang sebetulnya kewenangan itu begitu sangat amat katakanlah ini yang perlu kita sarnakan pada level-level seperti itu sehingga pada paparan substansi menyangkut hal seperti itu, itu saya setuju untuk di Panjakan sekaligus dalam rumusannya, jadi kalau ini bisa dipahami Pak Ketua saya pikir bisa selesaikan DIM ini kita melanjut pada DIM lain atau untuk dilanjutkan di Panja.

Terirna kasih.

F. PDIP (PROF. DR.

J.E.

SAHETAPY, S.H., M.A.)

Saudara Ketua boleh saya tambah sehubungan dengan penjelasan dari Saudara Agun bisa kalau boleh singkat sekali sebetulnya saya tidak ingin .bicara lagi saya kira yang saya kemukakan tadi sudah cukup, curna ada beberapa kata yang saya dengar di dalarn sidang yang terhormat

(13)

ini peraturan-peraturan kita adopt boleh-boleh saja bukan adopt peraturan itu kalau diluar negeri hams diadopt harus disesuaikan dengan kondisi Indonesia itu satu.

Yang kedua, boleh-boleh saja bikin peraturan tapi rakyat kitakan sudah tidak bodoh lagi mereka sekarang kan sudah pengadilan mineden sekarang yang saya ingin bertanya supaya dipikirkan dalam Pansus kalau~-­

peraturan kepolisian itu kuat dan rakyat mau menggugat itu lalu cantolannya kemana kan tidak bisa kan polisi bilang ini saya keluarkan anda harus tunduk kan enggak bisa semua peraturan itu seperti tadi disebutkan Tap MPR itukan ada jalurnya dia turun dengan cara mendelegasikan jadi kalau peraturan kepolisian ini mau bikin boleh- boleh saja, bukannya saya anti sama sekali saya juga sadar tanpa polisi negara ini juga kacau mungkin diambil alih oleh TNI I?oleh-boleh saja itu juga, tetapi ada tetapinya kalau nanti jadi litigasi itu bagaimana misalnya sekarang saja yang paling sederhana nah itu saya buka saja karena saya tahu keridatipun bukti tertulis tidak ada di sini atas ketel uap yang pecah disalah satu hotel di Surabaya apa itu bisa termasuk wewenang polisi untuk bikin diskresi setelah ada kongkalikong-kongkalikong kan begitu saya sebetulnya ingin begitu Kapolrinya ada dan setelah itu Kapolri bisa tanya saya dimana itu kan saya bisa bisik-bisik kepada Kapolri, jadi saya sepakat diskresi ini yang diambil contoh itu kan lalulintas kalau diskresi mengenai soal lalu-lintas semua orang juga tahu tapi jangan sampai ada perkara-perkara ini juga hams ada silingnya harus ada batasnya diskresi itu sampai bagaimana ini perlu juga saya tidak ingin membahasnya di sini saya sepakat dengan Saudara... itu supaya nanti dibahas tapi masalah-rriasalah ini perlu karena terus terang saja rakyat sekarang tidak sebodoh seperti di jaman kolonial sehingga itu boleh dianggap suatu .... sekarang tidak ada .. ;miskin lagi dulu orang kumpul kebo bukan . .lagi bahkan berselingkuh secara terang-terangan tanpa rasa malu jadi ini sekedar salah satu contoh bahwa taraf kehidupan bermasyarakat berubah.

Terima kasih.

KETUA RAPAT . Silakan.

F. KB (A. EFFENDY CHOIRIE, S. Ag.) :

Sebelum diambil kesepakatan atau keputusan saya kira Fraksi-fraksi

(14)

perlu bersuara tapi sebelum Fraksi-fraksi lain saya dikasih kesernpatan ketika kita mernbaca ini rnemang tafsirannya kemudian kekhawatirannya saya kira rnacam-macam termasuk orang-orang yang punya masa lalu terhadap sikap-sikap kepolisian terhadap perilaku dan keputusan atau peraturan atau apapun namanya dari kepolisian, nah ini saya kira melahirkan trauma-trauma yang saya kira masih mengendap atau masih hidup sampai sekarang atas nama misalnya memelihara ketertiban atas nama menjaga keamanan bisa saja tidak secara dini kita proteksi secara dini kita sarnakan pemaharnan itu maka satu ketika kita juga berdosa Pak Agun kalau memberi keputusan atau undang-undang ini bukan hanya ketika kepolisian tidak ·bisa rnelakukan gerakan apa-apa tapi ketika mereka maunya sendiri juga kita berdosa kan begitu oleh karena itu misalnya contoh dari sisi lain satu ketika ini tidakjelas polisi bisa saja mengeluarkan peraturan atas nama keamanan ketertiban seorang da'i atau suara mubalig Si A tidak boleh didramatisir karena ini dianggap provokator misalnya begitu dilarang ke Kabupaten ini karena ini melahirkan apa, nah inikan atas nama ketertiban atas nama keamanan tetapi bisa juga kemudian akibatnya justru melahirkan aparat ketidak tertiban justru melahirkan ketidak stabilitas karena apa membuat peraturan yang sesungguhnya itu tidak 3:Spiratif yang sesungguhnya tidak dikehendaki oleh rakyat misalnya seperti itu, nah ini sekedar kekhawatiran, kekhawatiran ini saya kira logis masuk akal karena ada contoh-contoh di masa lalu ada realitas- realitas yang masa lalu yang ini banyak dialami oleh orang-orang seperti Pak Sumargono, meskipun sekarang kawannya kepolisian atau kawannya polisi tapi seperti ini banyak sekali termasuk kawan-kawan saya atau guru-guru saya pada saat itu, nah oleh karena itu menurut saya setelah mernperoleh penjelasan dari Bapak-bapak saya kira semakin jelas ini maunya apa, nah oleh karena rnaunya apa maka itu tadi rumusannya kayak apa itu saja.

Terima kasih.

KETUA RAPAT

Baik sebenarnya kalau kita lihat mungkin diantara sernua DIM, DIM ini yang paling banyak makan energi kemarin hampir satu jam sekarang ini sudah hampir satu jam, saya kira semua pendapat sudah kita sampaikan karena itu tidak keberatan kalau saya ambil kesimpulan seperti ini Pak.

(15)

PEMERINTAH (AD INTERIM MENTERI KEHAKIMAN DAN HAlVI/HARI SABARNO, S.IP., M.B.A., M.M) :

Bapak Pimpinan, saya perlu saya informasikan saja kira-kira 5 atau 7 menit yang lalu legal drafter. sudah hadir sudah ada dite.mpat persis duduknya seperti kemarin.

Terima kasih.

KETUA RAPAT

Jadi 7 men it yang lalu artinya terlambat kira-kira setengah jam, jadi saya arnati apa yang dikemukakan kemarin, pertarna jadi disampaikan perlu pengendapan untuk kemudian dibahas di Panja, nah supaya panitia kerjanya tidak memulai dari no! barang kali ada beberapa prinsip-prinsip yang kita, yang pertama yang dibahas itu adalah peraturan kepolisian bukan peraturan Polisi.

Yang kedua, yang menjadi persoalan siapa yang mengeluarkan apakah polisi atau Instansi lain yang bisa mengeluarkan peraturan Kepolisian kalau untuk ketertiban tidak selamanya Kepolisian Pak, bisa saja Pemerintah Daerah.

Yang ketiga, sasaran peraturan ini kalau disepakati siapa apa inter- nal polisi apa semua warga masyarakat, kalau hanya internal polisi semua sepakat bisa mengikat tapi kalau seluruh masyarakat masih perlu didalami apakah masih bisa mengikat atau tidak.

Yang keempat, muatannya apa apakah hanya mengatur regulasi aturan-aturan seperti yang dikatakan tadi atau peraturan seperti ini bisa membuat norma yang memberi beban dan kewajiban kepada rakyat misalnya untuk mengurus sesuatu harus bayar sekian, untuk mengurus sesuatu harus ada surat kesehatan dokter dan dokternya ditentukan itu norma bukan aturan, jadi kalau sekedar aturan seperti yang dikatakan tadi jadi muatannya bisa membuat norma atau hanya aturan.

Dan yang kelima, bagaimana mengujinya seperti tadi yang dikatakan Pak Sahetapy kalau keputusan Pemerintah mengujinya ada peraturan, kalau kepolisian melakukan salah penyelidik atau penyidikan ada peradilan kalau sengketa kemanusiaan ada perdata ada pidana, nah ini bagaimana ini masuk dimana ini, apakah bagian dari tata usaha negara sehingga bisa diperatumkan, nah saya kira prinsip-prinsip itu yang kita akan didalarni dalam panitia ke1ja nanti kalau kita sepakat barang kali

(16)

kita bisa melangkah ke DIM berikutnya, kita sepakati itu di panja Pak?

(RAPAT SETUJU)

Kita pindah ke ayat hutir 24 F. PDIP tetap F. PG tetap F.PPP tidak ada masalah F. Reformasi berkait dengan usulnya yang kernarin atau masih ada keterangan yang ingin disampaikan cukup dianggap sarna dengan yang kemarin yang lain-lain tetap F. PDKB tidak ada masalah sehigga dengan demikian kita bisa sepakati 24 ini sesuai, silakan F. KB.

F. KB (A. EFFENDY CHOIRIE, S. Ag) :

F. KB di sini memang tetap tetapi setelah baca dan merenungkan perlu sedikit ada penjelasan tentang misalnya bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk pelanggaran. lainnya, nah ini apa yang dirnaksud ini dan bentuk-bentuk gangguan lainnya saya kira supaya jelas saja.

Terirna kasih.

KETUA RAPAT

Inforrnasi saja silakan Pemerintah apa maksud bentuk-bentuk gangguan lainnya kalau bisa dikasih contoh gangguan apa ini.

PEMERINTAH (AD INTERIM MENTERI KEHAKIMAN DAN HA.lVl/HARI SABARNO, S.IP., M.B.A., M.M) :

Nanti akan diberikan contoh oleh ahlinya, jadi ahli yang menjelaskan maksudnya ini dan untuk Fraksi Kesatuan Bangsa saya ucapkan terima kasih ini tetap kritis maksudnya ini bukan tetap tidak ada perubahan, silakan penjelasannya ini karena ini bagus kritis ini jangan sampai.

KETUA RAPAT :

Saya ralat Pak bukan Kesatuan Bangsa, Kebangkitan Bangsa, kalau bangkit artinya sudah bersatu itu ya?

PEMERINTAH (AD INTERIM MENTERI KEHAKIMAN DAN HAM/HARi SABARNO, S.IP., M.B.A., M.M) :

Jadi, ini rnemang betul-betul rnasalah bentuk pelangaran hukurn dan bentuk gangguan laimiya ini perlu dijelaskan saya persilakan yang siapa Pak Morno Kelana.

(17)

PEMERINTAH (DRS. MOMO KELANA) :

Terima kasih, jadi gangguan itu ada yang disebabkan oleh pelanggaran hukum ada juga oleh misalnya alam, bencana alam atau juga bisa perbuatan-perbuatan yang secara hukum mungkin tidak melanggar hukum tetapi dari segi moral dan etika sudah membuat"orang tidak senang misalnya, jadi itulah sekedar gambaran dari bentuk-bentuk gangguan lainnya itu.

PEMERINTAH (AD INTERIM MENTER! KEHAKIMAN DAN HAM/HARi SABARNO, S.IP., M.B.A., M.M) :

Demikian sekali lagi Pak Effendy Choirie tadi saya mohon maaf karena sudah hampir satu bulan saya terbiasa Dirjen itu Kesatuan Bangsa mohon maaf sekali lagi.

KETUA RAPAT :

Tapi yang pasti itu bukan bentuk gangguan Pak, Pak Effendy tadi mengajukan pertanyaan apa jawaban tadi sudah didengar, jadi tidak dipermasalahkan lagi, jadi dengan demikian DIM Nomor 24 ini bisa kita terima setuju?

(RAPAT SETUJU)

DIM Nomor 25 F. PDIP tetap F. PG silakan ada perubahan.

F. PG (DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA) :

Dari F. PG tetap seperti yang usulan kami ada yang diubah dalam alinea kalimat ditambah kata yang bersifat kejahatan murni sehingga usulan perubahannya barang kali dibacakan dikolom sebelahnya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : F. PPP.

F. PPP (H. M. SJAIFUL RACHMAN, S.H.) :

Pimpinan sebagaimana yang diusulkan oleh F. PPP, F. PPP mencoba melakukan perubahan yang mana usulan perubahannya itu sebagaimana tertera dalam kolom perubahan ini barang kali cukup jelas demikian Pimpinan. Terima kasih.

(18)

KETUA RAPAT :

F. Reformasi terkait dengan DIM yang 5 tadi F. T'NI/Polri silakan.

F. TNI/POLRI (DRS. I KETUT ASTAWA):

Terima kasih Pimpinan yang kami hormati, kami mohon penjelasan kepada Pemerintah karena ada Kamdagri ada Kamtibmas memang perlu juga kita mendapat gambaran dari Pemerintah keterkaitan antara kedu-a Kamtibmas dan Kamdagri ini, selanjutnya di dalam definisi dicantumkan bahwa mampu menangkal dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan, tantangan yang datang dari dalam Negeri kalau kita hayati di dalam era globalisasi ini maka kejahatanpun sudah tidak mengenal batas-batas negara sehingga sumber ancaman gangguan hambatan walaupun dalam wujud gangguan Kamtibmas, kriminalitas tetapi dia datang dari luar negeri seperti umpamanya kejahatan narkotika mungkin juga kejahatan-kejahatan menyangkut tindak pencucian uang dimana begitu pentingnya pada saat inipun sudah masuk ke DPR mengenai RUU tentang tindak pidana pencucian uang ini, demikian juga penyelundupan, teror dalam kadar yang itu sumbernya banyak diluar negeri kalau kita menganut definisi ini itu berarti seluruh tindak pidana yang sumber ancamannya gangguannya datang dari luar negeri ia tidak masuk gangguan dari Keamanan Dalam Negeri sekaligus tidak termasuk juga gangguan Kamtibmas padahal ini adalah tugas pokok dari pada polri, jadi mohon kiranya penjelasan dari Pemerintahan apa tidak perlu diadakan satu penyempurnaan terhadap definisi ini sehingga hakikat yang kami utarakan itu dapat ditampung dan diatasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.

Terima kasih.

KETUA RAPAT Silakan Pak.

F. TNI/POLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP., M.Sc., M.M.) : Yang terhormat Pimpinan, kami ingin menambahkan, kita mengingatkan kembali pada waktu membahas DIM RUU Pertahanan pada saat itu kita merumuskan masalah ancaman itu dipending supaya dibahas didalam Panja mana ancaman kriteria yang menjadi masalah ancaman pertahanan mana yang menjadi skup atau lingkupnya menjadi masalah keamanan dalam negeri khususnya dalam hal ini barangkali perlu penjelasan dari Pemerintah ancaman yang mana yang men~adi

(19)

tugas kepolisian apakah bentuknya sudah berbentuk separatisme gangguan keamanan bersenjata itu yang menjadi masalah yang ditangani oleh kepolisian dan mungkin ancaman-ancaman yang mengganggu seluruh keselamatan bangsa, keutuhan wilayah dan sebagainya apakah yang termasuk ini oleh karena itu kami mohon penjelasan dari Pemerintah untuk seyogyanya dipadukan ancaman belum ancaman dari luar negeri yang sifatnya non rniliter seperti tadi yang disarnpaikan oleh rekan kami apakah itu semuanya juga tidak termasuk di dalam masalah Kamtib.

Dernikian terima kasih.

KETUA RAPAT :

Baik terima kasih sebelurn Pemerintah yang rnernang tadi disebut pembahasan DIM dipertahanan di Undang-Undang Pertahanan itu sasaran ancaman ada tiga Pak, yang pertarna, rnembahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa curna dengan cara apa itu yang masih pending apakah bersenjata atau tidak bersenjata itu, itu permintaan TNI agar diselaraskan dengan ancarnan untuk keamanan itu yang pertama.

Yang kedua, ada usul dari F. PG bahwa yang dirnaksud ancaman dari dalam negeri itu betul-betul kejahatan mumi kejahatan yang tidak mumi bukan urusan keamanan dalam negeri.

Sedangkan dari F. PPP ingin menambah tujuan keamanan bukan hanya terjaminnya keamanan Pemerintah tapi terwujudnya rasa aman masyarakat.

Lalu yang keempat, yang disampaikan pertanyaan oleh F. TNI/Polri kalau ancaman keamanan itu dari luar negeri siapa apakah itu tugas dari Pertahanan atau bagian dari institusi keamanan silakan Pemerintah, silakan Pak.

F. PDIP (PROF. DR.

J.E.

SAHETAPY, S.H., M.A.)

Dengan tidak mengurangi rasa hormat tapi ini kalau boleh saya tanya apakah itu kejahatan murni saya pasti kelabakan saya tidak bisa jawab kejahatan mumi apa itu, saya tidak nanti bisa kalau bisa mungkin ada penjelasan, jadi saya agak konfuse itu yang pertama.

Yang kedua, kalau saya. ingat mungkin saya keliru tapi rumusan keamanan dalam negeri adalah suatu kondisi dinamis ini mengingatkan saya jamannya Soeharto ini biasanya kalimat-kalimat biasanya muncul dijaman seperti itu, ini kondisi dinamis, ini kondisi dinamis. Jadi saya

(20)

dukung beberapa pemikiran juga termasuk dari pihak F. TNI/Polri, tetapi yang saya minta cobalah kita rumuskan secara sederhana tetapi jelas, gamblang dan terarah.

Sebab kondisi dinamis ini apa ini, saya ingat-ingat itu, kalau saya buka lagi catatan-catatan saya dari zamannya Sul\arto itu biasanya begitu ..

Sama saja kalau orang berpidato itu kalimat pertama dan kedua,·

ketiga itu rata-rata semua sama, rahmat Tuhan lalu itu ya:, lama-lama saya tanya apakah itu sekedar ritual atau memang betul-betul dihayati atau apa. Jadi, saya kira kita ini hams ditinggalkan betul-betul, kita sudah masuk era reformasi, marilah kita bikin rumusan yang sederhana, daripada pakai kalimat-kalimat yang retorika terlalu hebat begitu, tetapi prinsipnya saya setuju yang tadi dikemtikakan oleh pihak polri itu ini ya, tetapi dari dalam negeri sebab kalau kita bicara soal keamanan, keamari.an itu juga suatu hubungan causal, bisa datang dari luar, bisa datang · dari dalam. Jadi saya sepakat dengan usul dari F. TN/Polri tetapi dengan permohonan kalau disetujui oleh Pemerintah tolonglah semua yang rumusan-rumusan mengingatkan saya kepada mimpi buruk dari zaman Suharto itu supaya ditinggalkan saja begitu. Terima kasih Sdr. Ketua.

KETUA RAPAT :

Biar Pemerintah <lulu Pak, ya, Fraksi-fraksi. Silakan Pak. Nanti untuk Pak. Sahetapy nanti Fraksi PG kasih penjelasan Pak. Kejahatan mumi yang pasti bukan kejahatan yang dilakukan oleh si Mumi. Silakan Pak.

PEMERINTAH (AD INTERIM MENTER! KEHAKIMAN DAN HAM/HARi SABARNO, S.IP., M.B.A.; M.M) :

Terima kasih Pimpinan Pansus. Saya tidak mau menghubungan antara mumi dengan potensinya Pak. Sahetapy, saya tidak mau bicara di sana karena masih menggebu-gebu. Tentang usul dari Fraksi PG yang menambahkan yang bersifat kejahatan mumi, Pemerintah berpendapat dengan memasukan kejahatan mumi dalam rumusan ini, itu bisa mengundang polemik yang berkepanjangan tentang apa itu kejahatan mumi dan apa itu kejahatan yang tidak mumi dan bisa juga berkembang mana yang setengah murni, dan setengah tidak murni. Oleh karena itu Pemerintah keberatan untuk memasukan ini f.arena nanti akan bisa berpolemik, tadi Pak. Sahetapy juga sudah sedikit menyinggung teman- teman Polisi jangan nanya tentang kejahatan murni. Didalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok-pokok

(21)

Pertahanan Negara Republik Indonesia, memang upaya Pertahanan ini, Pertahanan keamanan negara diselenggarakan melalui upaya Pertahanan dan upaya keamanan. Tentu yang terkait dengan uapaya keamanan itulah yang terkait dengan masalah Keamanan Dalam Negeri. Sedangkan untuk Fraksi Persatuan Pembangunan dengan usulan menambahkan kata terwujudnya rasa aman, membuat runiusan RUU ini memang menjadi lebih sempurna. Namun untuk lebih konkrit tentu kami kembalikan kepada-- Pansus untuk pengambilan keputusannya. Sedang untuk F. TNI/Polri memang dengan adanya kata-kata datang dari dalam negeri seolah-olah keamanan dalam negeri itu dibatasi yang diakibatkan oleh ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang dari dalam saja, padahal ada kemungkinan dari luar.

Memang ini bisa menjadi persoalan, namun sebenarnya Pemerintah tidak bermaksud bahwa Keamanan Dalam Negeri ini membuat jenis- jenis kejahatan dan membuat batas-batas masalah darimana datangnya.

Karena kalau persis diperbatasan itu apa bedanya, diluar batas sedikit maupun di dalam batas sedikit kan juga tidak ada artinya. J adi memang di sini tidak membuat batas-batas. Tetapi ide dasar membuat rumusan ini membuat batasan pengertian agar setiap orang menafsirkan, jangan sampai setiap orang tidak menafsirkan berdasarkan selera masing-masing. Soal hubungan Kearnanan Dalam Negeri dengan Kamtibmas Pernerintah berpandangan bahwa Kamtibmas Pemerintah berpandangan bahwa Kamtibrnas Pemerintah berpandangan bahwa Karntibrnas itu adalah bagian yang tidak terpisahkan memang dengan Keamanan Dalarn Negeri, hanya persoalan rnernang Kamtibmas ini adalah salah satu prasyarat terjaminnya Kearnanan Dalam Negeri itu sendiri. Untuk F. PDKB saya kira tidak di mungkin ada tarnbahan dari garis belakang.

Silahkan Pak Morno.

PEMERINTAH (DRS. MOMO KELANA)

Terima kasih Pimpinan. Pertarna kami ingin rnenjelaskan rnaksud dari kata dari dalam negeri ini, jadi ide dasarnya adalah ancarnan, gangguan, harnbatan, tantangan yang berkaitan dengan kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara yang dapat bersumber dari baik aspek statis yaitu dari kondisi posisi geografi, surnber kekayaan alam kemudian demografi kependudukan serta kondisi dari aspek dinamis, baik politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanannya. Jadi sebetulnya

(22)

tidak dimaksudkan untuk menggambarkan secara dinamika gerak horisontal dari luar kedalam, jadi itu ide dasarnya.

Namun demikian saya kira nanti perlu dirumuskan kalimatnya redaksional secara lebih tepat. J adi katakanlah kalau di dalam istilah dibuku-buku luar negeri, itu digambarkan sebagai domestic. Yaitu kembali kepada sumbernya dari gangguan, hambatan, tantangan domestic. Yaitu kembali kepada sumbernya dari kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kemudian mengenai format dari keamanan dalam negeri itu sendiri. J adi lingkupnya sebesar apa, itu sebetulnya kembali kepada kepentingan apa yang hams dijamin di dalam rangka penyelenggaraan keamanan dalam negeri. Yaitu ada tiga kepentingan, pertama kepentingan Negara, yang kedua kepentingan masyarakat, dan yang ketiga kepentingan penduduk secara individual. Nah, kepentingan Negara itu ternyata di dalam · KUHP secara jelas disebutkan dan secara panjang lebar digelar. begitu, kejahatan terhadap keamanan Negara buku 2 dan itu semua adalah ketentuan-ketentuan juridis normatif yang menjadi format dari kepentingan Negara yang hams dijamin dalam rangka keamanan dalam negeri,itu sernua ada di KUHP.

Jadi Buku ke-2, kejahatan terhadap keamanan Negara. Yang kedua adalah kepentingan Negara itu KUHP forrnatnya, kemudian metodanya refresif justisial kemudian azasnya legalitas.

PEMERINTAH :

Instrupsi Pak. Momo, ini kayaknya belum berbicara kepentingan- kepentingan, begitu.

PEMERINTAH (DRS. MOMO KELANA)

Mengenai Keamanan Dalam Negerinya, formatnya. J adi format Keamanan Dalam Negeri ditentukan oleh tiga kepentingan itu, jadi dasarnya adalah KUHP, pasal-pasal KUHP Bab II, kemudian kepentingan masyarakat itu adalah wujudnya adalah pembinaan Kamtibmas diatasi dengan metoda preventif dan kreatif dengan mengedepankan kewajiban umum kepolisian itu pembinaan Kamtibmas sedangkan yang ketiga kepentingan yang ketiga adalah pelayanan penduduk secara individual itu mengacu kepada fungsi kepolisian sebagai bagian dari fungsi Pemerintahan Negara yang juga memuat fungsi pelayan publik. Jadi tiga hal inilah yang menjadi format Keamanan Dalam Negeri ya, kalau kita

(23)

kernbali ke UUD 1945 perubahan ke-2 Pasal 30, itu urutannya dernikian.

Jadi sebagai alat negara penegak hukurn, rnernbina Kamtibmas dan pelindung, pengayom serta pelayan rnasyarakat, dernikian.

Terima kasih.

KETUA RAPAT

Baik, sekarang giliran fraksi-fraksi kalau ada upaya untuk rnempersatukan. Silakan F.PDIP.

F. PDIP (SIDHARTO DANUSUBRROTO, S.H.)

Seperti Pak. i=:anda akan mernberikan rumusan yang saya kira bisa diterima. Tetapi ini saya beri awalan <lulu Pak. Panda ya. J adi mernang yang namanya kejahatan itu adalah lintas negara. Kalau Interpol dibentuk 50 tahun yang lalu karena crime 15 no more national but international, lintas negara kini kita sudah member Interpol ada 200 negara member Interpol dengan Israel pun kita punya hubungan kalau soal crime.

Jadi kalau ini dirumuskan rnenyangkut dalam negeri, luar negeri sebetulnya tidak tepat, kejatahan yang ada segala sudah. Keamanan rnengenai lintas orang melalui imigrasi kalau menjadi crime itu menjadi masalah kepolisian, pabean, barang-barang masuk dari luar negeri kalau di Indonesia menjadi penyelundup menjadi masalah kepolisian. Narkoba yang rnasuk, uang palsu ini sernua bahwa crime sudah menjadi intemasional itu sudah hampir banyak sekali, termasuk money loundring, counterped money, drugs, banyak sekali. Jadi jangan sampai dalarn rurnusan ini terkait rnasalah dalarn negeri dan luar negeri, crime is inter- national. Makanya ada Interpol ditiap-tiap negara karena itu. Ini untuk rumusannya Pak. Panda akan memperkenalkan suatu rumusan yang lebih mungkin bisa diterima, silakan.

F. PDIP (PANDA NABABAN)

Terima kasih Pak .. Sidharto, Pimpinan. Jadi kami coba rumuskan;

Kearnanan dalam negeri adalah suatu keadaan, jadi tidak pakai kondisi dinamis lagi, keadaan bangsa dan negara dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai dengan terjaminnya pelaksanaan pemerintahan serta rnarnpu menangkal, mengatasi segala kejahatan, ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang ada titik. Jadi kita tadi berdebat soal apa dalam negeri yang datang dari dalam negeri, kemudian juga soal kondisi

(24)

dinamis, kemudian juga pentingnya kejahatan apakah mumi ataukah mumi, setengah murni, kita coba akomodasi dari F. PDIP dengan menawarkan rumusan ini, sekaligus juga menjadi pendapat kami. Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT Ya, Silakan.

F. PDIP (WILLEM M. TUTUARIMA, S.H.)

Mungkin sedikit, saya ada referensi dari Pasal 30 UUD 1945 dimana disebutkan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat yang negara menjaga keamanan dan ketertiban m\}syarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum.

Ini mungkin berdasar pasal ini bisa kita gunakan sebagai referensi.

KETUA RAPAT :

Silakan Fraksi Partai Golkar.

F. PG (DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA)

Terima kasih Pimpinan. Saya menyampaikan terima kasih, karena usulan kami, kejahatan ditampung sama F. PDIP, baru kejahatanya Pak, tetapi muminya belum. Oleh karena itu saya juga merujuk kepada apa yang telah disampaikan oleh pihak Pernerintah, bersifat kejahatan mumi bahkan Prof. Sahetapy juga meminta penjelasan kepada kami, coba dijelaskan kembali tentang apa sih kejahatan murni itu dan Pemerintah malah mengomentari ada bisa yang murni, setengah murni bahkan saya juga bisa berpikir ada yang matang kejahatan, ada yang setengah matang.

Oleli karena itu fraksi kami agar pada akhimya juga jangan sampai justru malah menimbulkan polemik seperti yang disampaikan oleh pihak Pemerintah tentang usulan kami ini, agar tidak menimbulkan perdebatan yang cukup panjang, karena pada hakekatnya pemahaman yang dirujuk adalah menyangkut masalah peristilahan keamanan dalam negeri dan untuk bisa lebih mempercepat proses katakanlah pembahasan DIM ini Fraksi Partai Golongan Karya menarik usulannya. Terima kasih. Bukan Pak. bukan muminya jadi artinya usulan resmi dari Fraksi Partai Golkar kami ditarik kembali, yang bersifat kejahatan murni, itu kami tarik kembali.

(25)

KETUA RAPAT :

Fraksi Kebangkitan Bangsa.

F. KB (A. EFFENDY CHOIRIE, S. Ag.)

Semula tetap, tetapi setelah ada perkembangan mungkin salah satu usulan dari F.PDIP perlu dipertimbangkan, karena di sini ada sesuatu yang menarik dan memberikan keleluasaan lebihjauh terhadap kepolisian--: · · Saya tidak tahu ini semakin salah apa makin baik, saya tidak tahu.

Tetapi ini menurut saya perlu diperdebatkan karena ada dua fungsi di sini. Satu saya kira ini. soal rasa ya, kalau soal adalah suatu keadaan bangsa tidak kondisi dinamis, ini saya rasa punya arti tersendiri. Tetapi secara umum saya kira ini agak sama. Tetapi yang kedua ini, dan tantangan yang ada, kalimat yang terakhir di sini tanpa menyebut dalam negeri berarti semua tantangan apakah dalam negeri, apakah luar negeri.

Ini attinya memberikan keleluasaan yang lebih luas kepada kepolisian, sehingga apa itu dalam negeri tidak dalam negeri itu ya rnenjadi tugasnya. Tetapi DIM sebelumnya hanya khusus dalam negeri.

Saya tidak tahu apakah pemberian keleluasaan yang lebih luas ini semakin menyenangkan kepolisian dan atau justru itu keluar dari kontes, saya tidak tahu. Tetapi ini menurut saya diperjelas, saya kira itu saja komentar saya. Terima kasih.

KETUA RAPAT

Yang pasti kitapun tidak tahu, kenapa tiba-tiba F. KB berubah pendirian. Ya F.PPP silahkan.

F. PPP (H.M SJAIFUL RACHMAN, S.H.)

Pimpinan dan pihak Pemerintah. Pertama-tama dari fraksi kami tetap menghendaki bahwa rumusan awal yang disodorkan oleh Pemerintah, kami berpendapat bahwa perlunya ditambah sebagai penyernpumaan yaitu dengan kata-kata tambahan terwujudnya rasa aman masyarakat. Jadi dengan penambahan ini rnenurut pendapat karni ini adalah lebih mengakornodir dimana kearnananan dalam negeri itu yang hal mana seperti juga tadi telah dikernukakan oleh pihak Pemerintah nampaknya dengan penambahan ini lebih menjadi sernakin sempuma, itu yang pertarna.

Yang kedua, apabila tadi dikemukakan termasuk juga dari F.PDIP adanya penyempurnaan atau usulan rnengenai penyempurnaan

(26)

redaksional, apabila secara redaksional bahwa mengenai kondisi umum itu diganti dengan keadaan itu adalah mempunyai makna yang sama atau dapat diartikan memang itulah yang dimaksud dengan kondisi dinamis bangsa ini, barangkali ini yang perlu lebih dicermati kedepan dan pada kesempatan ini ada Ahli Bahasa, barangkali tidak ada salahnya pada kesempatan ini kita juga memintakan pendapat dari Ahli Bahasa.

Kemudian yang selanjutnya adanya penambahan, diperbincangkannya tentang kejahatan yang datang dari dalam negeri atau luar negeri seperti tadi yang dikemukakan, ini pun perlu lebih dicermati dengan redaksional dan penyempurnaan itu barangkali saya mengusulkan konkritnya pada kesempatan ini diberikan kepada Ahli Bahasa untuk menjelaskannya, demikian Pimpinan. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Jadi ada memang usul F. PPP yang luput dari tanggapan fraksi- fraksi. F. PPP itu menganggap tujuan nasional itu tercapai itu kalau Pemerintah berjalan lancar, mampu menangkal dan mengatasi ancaman tepat sekaligus menciptakan rasa aman di masyarakat. Sedangkan pemerintah menganggap tujuan nasional tercapai kalau Pemerintah berjalan lancar mampu menangkal tantangan ancaman. Ya mohon Fraksi- fraksi memberikan perhatian di sini.

F. PPP (H.M. SJAIFUL RACHMAN, S.H.)

Mengenai tadi usul, untuk ke Ahli Bahasa bagaimana?

KETUA RAPAT :

Ya, nanti sesudah Fraksi-fraksi. Silakan F. TNI/Polri.

F.TNl/POLRI (SLAMET SUPRIADI, S.IP, M.Sc, M.M.) Terima kasih Pimpinan.

Dari F TNI!Polri sebetulnya kami ingin mengingatkan kembali bahwa masalah Keamanan Dalam Negeri ini pada waktu yang lalu memang kita pending Pak. Karena ini termasuk grey area yang kita perdebatkan di dalam menyusun RUU Pertahanan. Jadi kalaupun kita lihat di dalam keseluruhan RUU ini itu munculnya banyak dikonsideran di dalam pasal- pasal dibelakang justru tidak menyinggung sama sekali masalah Keamanan Dalam Negeri, kalau Kamtibmas oke.

(27)

Kemudian yang kedua, terutama grey area ini menyangkut masalah ancaman, ancaman negara tadi yang disampaikan oleh Pak. Momo. Kalau kita berbicara ancaman kepada keselamatan negara, keutuhan wilayah terlindungnya keselamatan bangsa, ini bidang ini juga menjadi tugas TNI, supaya tidak terjadi ini, suatu tumpang tindih pada waktu itu disarankan oleh Pansus ini, itu nanti bagian. Bab tersendiri di dala~

RUU Pertahanan kalau tidak salah demikian. Nanti di Panja RUU Pertahanan dibahas di situ. Masalah grey area itu dibahas di dalam RUU Pertahanan. Karena itu kalau kita lihat relevansinya dari RUU ini sebetulnya tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap ini. Seyogianya kita pertimbangkan kembali apakah ini perlu 'masuk, rumusan ini di dalam ini ataukah kalau dimasukan di sini harus sejalan dengan nanti masuk di dalam Undang-Undang Pertahanan, ini yang pertama.

Yang kedua, itupun kalau Undang-Undang Pertahanan baru kita sepakati <lulu tentang kritocia ancaman, ancaman yang menyangkut masalah keamanan dalam negeri ini yang ditangani yang menjadi fungsi kepolisian. Berikutnya Pak. soal rumusan redaksi seyogianya kami sarankan dibahas saja di dalam Panja bersama-sama nanti dalam Panja Pertahanan maupun Panja Kepolisian, sehingga kita mendapat definisi yang betul-betul sudah mengena kepada seluruh. pihak. Sebab ini mengadop dari definisi Ketahanan Nasional Pak. Sebetulnya, jadi ini kurang terkait betul dengan istilah security misalnya, itu jaminan, kualitas, suatu kondisi jaminan atau kualitas pada suatu masyarakat yang mengandung kemampuan dan sebagainya. Tetapi bukan kondisi dinamis suatu bangsa dan itu memang kalau Keamanan Dalam Negeri sebagai prasyarat terselenggaranya pembangunan nasional. Sebetulnya rumusan Ketertiban Masyarakat ini lebih tepat dimasukkan sebagai rumusan Keamanan Dalam Negeri kalau menurut hemat saya, yang saya baca- baca diliteratur bunyinya demikian, cuma ini memang ditambah masalah rumusan Kamdagri ini kemampuan untuk kaitannya dengan masalah Kamtibmas dominan membantu ... kekuatan masyarakat dalarn menangkal, mencegah .... bentuk perlanggaran hukum bagi kita, itu saja Pak. Jadi itu saja intinya, seyogianya mungkin perlu kita pertimbangkan untuk dibahas kemudian di Panja Pak. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Ya, ada tambahan silakan.

(28)

F.TNl/POLRI (SYAMSUL MA'ARIF) Terima kasih Pak.

Jadi saya ingin mengajukan sebuah pemikiran yang agak Iebih konkrit dari apa yang disampaikan oleh rekan kami tadi, sebetulnya kalau Polri diberi tugas tentang Kamtibmas, ini sudah cukup berat Pak. Apalagi dalam kemajuan peperangan modern, itu yang namanya invasi terbuka itu kecuali kedaerah-daerah yang kecil-kecil dan berbatasan daratan itu sangat kecil kemungkinannya. Sehingga kemungkinan Keamanan Dalam Negeri yang berupa ancaman tadi itu bisa terjadi merupakan kekuatan asing yang diwakilkan melalui kekuatan di dalam negeri.

Mari kita lihat-lihat misalnya contoh Tim-Tim, bagaimana kita dimasuki senjata dari luar negeri kita tidak tahu, kemudian kita juga mendengar adanya kelompok sparatis yang dilatih diluar negeri, ada asistensi dari luar negeri, kalau itu semua terjadi, apakah itu juga merupakan domain dari Polri. Sebenamya rekan kami tadi menyarankan seandainya ini Kamtibmas saja yang menjadi tugas pokok itu saya kira itu sudah sesuai secara proporsional, kita mengenal yang narnanya world by... misalnya. Hal semacam ini barangkali kita harus pikirkan, kalau seandainya kita berikan kemampuan yang lebih lagi kalau dari rekan F. PDIP tadi menyarankan di dalam Pasal 30 amandemen yang ke-2 disebutkan bahwa terutama masalah Kamtibmas tidak ada kata Keamanan Dalam Negeri,oleh karena itu kami menanyakan di sini, apa hubungannya yang sangat korelatif antara Kamtibmas dengan Kearnanan Dalam Negeri itu? Ini sebenamya yang lebih konkret Pak. Kejadian yang terjadi di Indonesia. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Baik, Fraksi Partai Bulan Bintang

F. PBB (H. AHMAD SUMARGONO, S.E.) :

Terima kasih Sdr. Pimpinan. Saya melihat perbedaan bahwa di dalam konsep awal Pemerintah ini menggunakan kata dalam negeri karena fungsi Polisi memang di dalam negeri begitu. Hal-hal yang menyangkut luar negeri itu terutama dari invasi dari luar itu adalah porsi dari pada Pertahanan Keamanan. Namun seperti yang diungkapakan oleh kawan- kawan dari F.PDIP ada hal-hal juga yang pengaruh dari luar negeri yang bisa menjadi porsi Polri, misalnya masalah penyelundup yang non militer sifatnya, narkotik segala macam. Kalau tadi misalnya ada gerakan teror,

(29)

itu Palisi juga tidak bisa ini, nah ini yang masih defuse, kalau yang misalnya telak-telak invansi, agresi dari luar itu memang TNI, di· sini barangkali porsi yang harus, ditarik garis yang jelas yang mana itu.

J adi kemudian dari rumusan ini say a ada saran ya. Dari tadi F. PDIP keamanan dalam negeri adalah suatu keadaan, ini antara keadaan dan kondisi saya sepakat dengan F. PPP nanti diserahkan kepada Ahli Bahasa, kalau saya nampaknya lebih cenderung kondisi, lebih steresing daripada

· keadaan, kemudian dan negara dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai dengan terjaminnya pelaksanaan Pemerintahan serta mampu menangkal dan mengatasi segala bentuk, di sini saya tambahkan, segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang dalam negerinya ini ditiadakan, tidak tantangan dalam mewujudkan rasa aman bagi masyarakat. Jadi mengcover usulan daripada F. PPP tadi. Jadi sekali lagi kami formulasikan barangkali, keamanan daiam negeri suatu kondisi atau keadaan (terserah nanti) bangsa dan negara dalam i;-angka pemerintahan serta mempu menangkal dan mengatasi segala bentuk ancaman,ganggrian, hambatan dan tantangan dalam mewujudkan rasa aman bagi masyarakat, sekian. Terima kasih.

KETUA RAPAT Fraksi KKI.

F. KKI (DRS. S. MASSARDY KAPHAT)

Terima kasih Pimpinan. Setelah mendengar dari rekan-rekan fraksi tadi, jadi di dalam hal ini masih ada pendapat-pendapat yang dalam hal ini belum bisa kita satukan. Oleh karena itu mungkin ini yang perlu kita perbincangkan kembali di Panja. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Fraksi Daulatul Ummah. F.PDU Pak. Silakan Pak.

F. PDU (PROF. DR. H. TEUNGKU MUHIBBUDDIN WALY) : Yang sudah terang di dalam kita membahas ini, itu ada suara terbanyak melihat kepada suara yang lain, oleh karena kita hanya satu say a di sini, jadi kita mengambil mana yang suara terbanyak saja. Terima kasih. (Ketua Rapat: Ini suara terbanyak masih susah mengukurnya, masih macam-macam ini). Melihat kepada Fraksi, terima kasih.

(30)

KETUA RAPAT :

Kita ulangi kembali atau kita bisa mengambil kesimpulan, tetapi kayaknya kesimpulannya susah ini. Ya, silakan F. PDIP.

F. PDIP (SIDHARTO DANUSUBROTO, S.H.) :

Saudara Ketua, ini kita bicara sejarah Pak. ya, dus kalau kita lihat sejarah mulai dari tahun 1945 sampai integrasi ABRI 1966. Itu Dephan terpisah dari masalah keamanan, jadi hanya ada Menteri Pertahanan sampai ada wadah Undang-Undang Kepolisian Nomor 13 Tahun 1961 di situ jelas mengenai wewenang kepolisian dibidang Keamanan Dalam Negeri di situ, Undang-Undang Pokok Kepolisian Nomor 13 Tahun 1961.

Setelah integrasi ABRI tahun 1966 atau 1967 itu mulai ada Hankam, menyatu, lahir Kamtibmas di situ dan Keamanan Dalam Negeri adalah porsi Hankam, Kamtibmas Polisi.

Yang sebelum itu Keamanan Dalam Negeri itu diatur dalam Undang- Undang Pokok Kepolisian Nomor 13 Tahun1961. Ini sejarah kembali, lalu pada waktu lahimya TAP MPR RI Nomor VI, TAP MPR RI Nomor VII dipisahkan kembali, Pertahanan oleh fungsi TNI Keamanan oleh Kepolisian, ini sejarah Pak. Ya, sejarah yang tadi kia bagi 1945-1965, 1966-1999, seterusnya Pak. Sekarang kita lihat substansinya, kalau dari apa pemahaman saya, juga kenapa F. PDIP mengambil DIM demikian.

Masalah internal security masalah domestic security itu memang kaitannya adalah Keamanan dan sistem penegakan hukum bukan dengan Pertahanan tetapi kalau Keamanan itu dengan sistem penegakan hukum.

. Contohnya begini, kalau polisi melakukan patroli atau penjagaan, di situ menemukan pidana hams diproses, apa itu pidana badan, jiwa, harta benda, keamanan negara, keamanan Kepala Negara. KUHP itu mengatur 80% daripada masalah keamanan, KUHP itu ada mengatur pidana mengenai keamanan badan, keamanan jiwa, keamanan harta, keamanan negara, makar pemberontakan diatur di situ juga dan keamanan Kepala Negara. 20% masalah keamanan itu tersebar di 15 perundang-undangan, lingkungan hidup, narkoba tindak pidana korupsi, perpajakan, bea cuka, imigrasi dan sebagainya. Disinilah letak bahwa kepolisian sebagai law in forcer, itu setelah patroli, menjaga melihat ada pidana itu larinya law inforcement.

Bahwa semua sistim itu saling mendekat ini adalah karena ini sistim pemerintahan. J adi sistim keamanan sistim hukum selalu berdekatan

(31)

dengan semua sistem, termasuk pertahanan. Tetapi kalau kita kembali ada sistem Hankam sebelm:n 1999 kita akan kembali sebelum reformasi kembali, ini yang harus, bahwa disemua negara, ini masalah universal,bahwa masalah defend itu masalah are forces, masalah internal security itu adalah di Amerika, FBI dinegara-negara yang punya kepolisian nasional itu oleh police d.i raj a Malaysia, oleh Royal Thai... dan

sebagainya. Ini yang perlu betul-betul Pak. Dewan ini diminta tanggung _____ -- -- jawab oleh masyarakat reformasi ini, untuk membaca ini lebih jemih

masalah ini. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Baik, Fraksi Partai Golkar ada tanggapan balik.

F.PG (DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA)

Dari Fraksi Partai Golkar Pak. Sesuai dengan pembicaraan terakhir bahwa kami sudah menarik usulan kami yang bersifat kejahatan mumi itu ditarik. Sebetulnya pemaknaannya dari apa yang kami usulkan kalau bisa ditangkap itu rupanya juga bergulir dalam forum pembahasan katakanlah di Pansus ini. Kami tetap berpegang kepada amandemen UUD 1945 di Pasal 30 dan kami juga berpegang pada TAP MPR RI Nomor VII, dimana ada sud<;lh ada pemisahan antara TNI dan Polri juga sudah ada penegasan peran antara TNI dan Polkam.

Oleh karena itulah sebetulnya menurut pendapat kami pencantuman istilah keamanan dalam negeri ini akan menimbulkan hal-hal yang sarigat debatabel oleh karena itu kami mengusulkan ada kejahatan murni, walaupun ini akan menimbulkan polemik pada akhimya peristilahan itu, tetapi sebetulnya pemakanaannya kesana.

Karena pada hakekatnya sebetulnya rumusan DIM yang sebelumnya masalah Kamtibmas menurut pandangan dan pendapat kami itu sudah cukup. Tetapi kami justru ingin menawarkan pada forum ini apakah memang dengan menambahkan keamanan dfllam negeri ini masih dianggap sebagai sesuatu yang cukup signifikan dalam rangka tugas- tugas polri ini, kami tidak ingin juga apriori, mari kami mencoba. Oleh karena tu sedapat mungkin ya, keamanan dalam negeri itu yang terkaitnya khusus menyangkut masalah-masalah kejahatan yang murni saja, walaupun saya kalau disuruh.merumuskan apa itu kejahatan mumi pusing juga saya, tetapi kira-kira itulah maksudnya.

(32)

Agar jangan lari-lari lagi nanti macam-macam lagi yang ditangani keamanan dalam negeri ini membias kabur lagi, bisa macam-macam lagi. Ini yang kami ingin gagas, tetapi kami mencoba mempersilakan membuatkan rumusan-rumusan kalau memang bisa dipahami diikuti sehingga tidak menimbulkan benturan dalam rangka pelaksanaan fungsi, peran disatu sisi antara pertahanan yang ada juga keterkaitan-keterkaitan tertentu dalam konteks tugas yang dilakukan oleh TNI khususnya yang sudah kita sepakati yaitu menyangkut masalah kedaulatan negara, keutuhan wilayah, keselamatan bangsa, dimana potret keamanan dalam negeri. Ini yang saya coba, mencoba wacana ini untuk kita pikirkan sehingga ya, sudahlah kalaupun mau masuk kejahatan murni saja, itu maksud kami. Kami tarik usulan itu dalam artian mari kita coba rumuskan dalam bentuk format rumusan yang lebih baik. Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT :

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

F. PPP (H. M. SJAIFUL RACHMAN, S.H.)

Sdr. Ketua dan pihak Pemerintah. Dari fraksi kami tetap seperti yang tadi disampaikan pada putaran kedua. Tentunya dengan usulan tadi rangka menggenapi juga, memahami kepada kita, setelah beberapa putaran yang berikut ini, kami mengusulkan tadi, barangkali rumusan-rumusan tadi yang sudah disampaikan oleh ternan-teman Fraksi, dengan perubahan- perubahan redaksional barangkali tidak ada salahnya kalau pada kesempatan ini juga diberikan kesempatan pada Ahli Bahasa untuk menjelaskan itu dan kemudian barangkali ada legal drafter di sini, sehingga apakah rumusan atau dengan peristilahan yang sama, kemudian dirumuskan oleh legal drafter itu, demikian Pimpinan. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Ya, lupa tadi mempersilakan tetapi nantL Ada tambahan, silakan.

F. PPP (DRS. ARIEF MUDATSIR MANDAN) :

Terima kasihh Saudara Pimpinan. Saya kira saya tidak ingin mengomentari usul format F. PPP, karena tadi suah dibicarakan. Saya hanya ingin ikut urun rembuk tentang sedikit perdebatan antara Keamanan Dalam Negeri dan Kamtibmas.

(33)

Memang kalau kita ingat saat kita membicarakan RUU Pertahanan terutama dari fraksi kami memang berpendapat ada hal-hal yang tidak bisa dipisahkan atau perbedaannya sangat tipis antara keamanan dan pertahanan, itu kenapa kalau kita flash back sebentar fraksi kami menginginan jadi satu tetapi itri sudah menjadi,keputusan. Perdebatan- perdebatan itu banyak sekali DIM-DIM itu, kemudian beberapa hal yang nampaknya perbendaan itu tipis atau tidak bisa dipisahkan kita sebuc-- - dengan grey area. Nah nampaknya persoalan pertahanan dalam negeri ini seperti tadi juga disampaikan oleh teman-teman dari Fraksi TNI/Polri itu dianggap juga wilayah itu. Pada RUU Pertahanan kemarin kita selalu mempending atau memberikan porsi tentang grey area ini kepada Panja atau Tim Perumus. Saya kira kalau ini misalnya ini kita bawa kesitu mungkin agak bisa diitukan karena di sini ada dua kepentingan yang memang tidak bisa dipisahkan, harus ada pembicaraan secara intensif, dingin dan sabar, sehingga persoalannya ketemu.

Karena memang tadi juga sudah disampaikan oleh rekan saya dari Fraksi PDIP memang sekarang ini zaman reformasi dirnana TAP MPR RI juga menyebutkan antara TAP MPR RI Nomor VI dail TAP MPR RI Nomor VII itu berbeda, Amandemen Pasal 30 juga berbeda bahkan di situ secara konkrit disebutkan wilayah pertahanan TNI itu adalah ini dan wilayah Nomor 24 secara jelas juga begitu, cuma persoalannya tidak sesederhana itu, hal-hal yang tadi disampaikan oleh teman kita dari Fraksi TNI/Polri yang ancaman dari luar negeri itu tidak sepenuhnya menjadi apa, masuk kepada wilayah pertahanan bisa saja itu menjadi wilayah keamanan juga, karena itu rrtenyangkut tertib sipil, hukum bisa itu. Jadi ada dua hal yang memang saling isi mengisi, saling tumpang tindih seperti itu. Oleh karena itu jalan keluamya di bawa ke Panja kemudian kita coba urai secara detail.

Kira-kira porsi keamanan kalau misalnya ini tetap ada rumusan Kamdagri itu yang sebelah mananya, sehingga tidak overlap dengan Keamanan Dalam Negeri TNI, tadi disampaikan oleh kawan kita dari Fraksi TNI/Polri. Saya kira nuansa disampaikan oleh kawan dari F. PG hampir membeiikan penjelasan tentang kejahatan murni itu, cuma formulasinya belum ketemu, saya tahu nuansanya tetapi rnemang belum kejahatan mumi yang menjadi porsi keamanan itu sesungguhnya apa,ini ada satu semacam petunjuk seperti itu. Oleh karena itu kalau ini kita bawa ke Panja kemudian kita coba urai, kita jelaskan secara jernih, kita berpikir secara sabar sehingga menemukan porsi masing-masing antara

Referensi

Dokumen terkait

Peringkat bukan merupakan rekomendasi bagi pemodal untuk mengambil keputusan investasi (baik keputusan untuk membeli, menjual, atau menahan efek utang apapun yang

Bersama ini kami sampaikan bahwa dalam rangka peningkatan pemahaman dan pengetahuan terhadap Ädanya Penyelesaian secara hukum perdata (kontrak) sebagai bukti

Silakan tetapi nanti pada saat panja saya minta nanti hadir Iagi Pak. Sebetulnya apa bila ketentuan ini ditambah atas keputusannya yang ternyata tidak sesuai dengan yang

Ini saya juga jadi bingung, kita kan permasalah di Panja ini, kemasalah kelembagaan, kita juga sudah berdebat kenapa perlu ada &#34;lembaga&#34;, sampai

pihak yang terkait dalam pembahasan Rancangan Undang-Lndang ini kami ucapkan terima kasih. Kuran~ dan lcbi.hnya kami minta

Dengan disetujuinya hasil pembahasan RUU tersebut dalam Pembicaraan Tingkat I, maka pada kesempatan ini kami menyampaikan Rancangan Undang-Undang tentang Pengesahan ASEAN

1) Proses pembelajaran dirasakan sangat bermakna karena dalam setiap proses pembelajaran sebelumnya dilakukan perencanaan dengan melibatkan pihak pengelola dengan

Pengolahan data trend kenaikan muka laut diawali dengan mengekstrak data berformat netcdf (*.nc) dengan menggunakan ODV (Ocean Data View) menjadi data berformat