• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBAIKAN PRODUKTIVITAS MADU DARI LEBAH MADU LOKAL (Apis sp) UNTUK MENUNJANG EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERBAIKAN PRODUKTIVITAS MADU DARI LEBAH MADU LOKAL (Apis sp) UNTUK MENUNJANG EKONOMI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

P ERBAIKAN P RODUKTIVITAS M ADU DARI L EBAH M ADU

L OKAL (Apis sp) U NTUK MENUNJANG EKONOMI MASYARAKAT

DR.IR. NI WAYAN SITI, MSI.

IR. NI NYOMAN CANDRAASIH K, M.S IR. NI WAYAN SUNITI MS

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR 2017

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

RINGKASAN iv

DAFTAR ISI iii

BAB 1. PENDAHULUAN 5

BAB 2. TARGET DAN LUARAN 10

BAB 3. METODE PELAKSANAAN 11

BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 16

BAB 5. HASIL YANG DICAPAI 17

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 24

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 26

DAFTAR PUSTAKA 27

LAMPIRAN 28

(3)

RINGKASAN

Kegiatan KKN PPM tematik Peningkatan produksi madu dari lebah madu lokal bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sasaran melalui peningkatan produktivitas dan pemasaran madu.

Metode yang diterapkan pada kegiatan ini meliputi beberapa pendekatan yaitu teknologi transfer seperti pengenalan teknik budidaya lebah yang baik, teknik pembbuatan stup, teknik panen dan pemasaran; etrepreneurship capacity building melalui perbaikan manajemen dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan, dan participatory rural approach yaitu dengan melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Langkah-langkah yang ditempuh meliputi :Penyuluhan dan koordinasi pada kelompok tani lebah madu; Penanaman tanaman hutan lokal Sanda sebagai penghasil bunga; Pelatihan manajemen (administrasi dan akuntansi) beternak madu, Pelatihan pembuatan stup dan teknik budidaya lebah madu lokal yang benar., Pendampingan budidaya madu yang benar pada kelompok tani lebah madu lokal, Pelatihan panen, packaging dan pemasaran madu, Evaluasi secara berkelanjutan terhadap kemajuan yang diperoleh.

Kata Kunci :produktivitas, madu, lemah madu lokal

(4)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Potensi Unggulan atau Masalah di Masyarakat

Kelompok tani lebah madu lokal (Apis Cerana) di di desa Sanda Pupuan Tabanan, Bali berlokasi 25 km dari pusat kota Tabanan. Kelompok tani lebah madu lokal tersebut rata-rata beranggotakan 15 orang dan mengembangkan budiaya lebah madu lokal sejak 2000. Mereka bersemangat mengembangkan lebah madu lokal krena lokasinya berada di daerah hutan yang ditanami kopi dengan potensi sumber daya alam untuk lebah madu berupa ketersediaan bunga vegetasi hutan dan bunga kopi yang melimpah pada waktu mmusim berbunga. Pilihan mereka pada lebah madu lokal karena rasa madunya lebih manis dan khas serta harganya sangat tinggi (Rp. 200.00-Rp. 300.000 per liter).

Hasil kajian oleh tim LPPM Universitas Udayana (2012) di lokasi kegiatan menunjukkan bahwa kelompok tani lebah madu lokal di Kecamatan Lebah tersebut akhir-akhir ini menghadapi masaah utama sebagai berikut:

1. Frekwensi panen madu lokal yang relatif lama, yakni 2-6 bulan. Jika frekwensi panen ditingkatkan, maka bisa panen tiap 2-3 bulan.

2. Kualitas madu yang belum maksimal yang meliputi rasa, aroma dan warna madunya, sehingga harganya berkisar Rp. 100.000 per liter, jika kualitas madunya sangat baik, maka harganya bisa mencapai RP. 300.000 per liter.

3. Kuantitas produksi madu lokal yang belum optimal, yakni tiap kotak lebah hanya 0,5 liter madu. Jika produksi madu lokal tersebut bisa ditingkatkan, maka tiap kotak lebah mampu menghasilkan 1-1,5 liter madu.

1.2 Usulan Penyelesaian Permasalahan, dan Cara Pemberdayaan Masyarakat Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani lebah madu lokal di desa Sanda tersebut maka Tim LPPM Universitas Udayana akan menyelenggarakan kegiatan KKN PPM di tempat tersebut dengan melibatkan kelompok mitra lebah madu lokal (15 tani), 2 dosen pembimbing lapangan, dan 30 mahasiswa yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu terkait. Dengan mempertimbangkan permasalahan tersebut di atas akan lebih mudah diatasi jika

(5)

melibatkan beberapa disiplin ilmu, sehingga semangat pengembangan madu lokal semakin meningkat.

Usulan penyelesaian masalah utama tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengatasi masalah frekwensi panen madu lokal yang relative lama, yakni 2-6 bulan, maka dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Mengatur lokasi penempatan stup agar berdekatan dengan lokasi tanaman yang sedang berbunga. Jika di lokasi sedang tidak ada tanaman yang sedang berbunga, maka kotak lebahnya perlu dipindahkan sementara dan didekatkan pada pertanaman yang sedang berbunga sampai beberapa waktu (1-2 bulan).

b. Memberi makanan tambahan seperti air gula atau stimulan makanan lebah buatan bila sepi musim berbunga tanaman.

2. Untuk mengatasi masalah kualitas madu yang belum maksimal yang meliputi rasa, aroma dan warna madunya, maka dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Mengatur temperature udara (diatas 25°C), yakni dataran yang cocok untuk beternak lebah madu lokal adalah di lereng pegunungan atau dataran tinggi yang bersuhu normal.

b. Menjaga kebersihan dan keamanan stup (kotak lebah), karena lebah madu sangat rentan (mudah mati) terhadap bau pestisida (bahan kimia beracun), asap pembakaran, udara kotor, jamur, semut, ngengat, caplak lebah, capung, burung, amphibi, musang madu, dan reptilia (cecak, kadal, tokek).

c. Menggunakan stup (kotak lebah) sesuai anjuran yaitu: (a) dasar stup, panjang=34 cm, lebar=18 cm, tinggi=7,5 cm, tebal papan=1,5 cm. (b) bingkai (tempat sisiran madu/frame), panjang bagian atas dengan tonjolannya= 43 cm, panjang bagian bawah= 30 cm, lebar= 2 cm, tinggi= 13 cm, tebal kayu penggantung= 1,5 cm, tebal kayu penguat= 0,5 cm (abib abdilah, 2008)

3. Untuk mengatasi masalah kuantitas produksi madu lokal yang belum optimal, maka dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Menerapkan teknik budidaya lebah yang baik yaitu, dalam 1 stup harus ada 3 jenis lebah yang mengelola koloninya, yaitu lebah pekerja (betina), lebah pejantan dan lebah betina (ratu) yang berada dalam jumlah yang memadai, sehat dan bisa berkembang normal.

(6)

b. Melakukan pengendalian hama dan penyakit lebah, dalam hal ini hama lebah meliputi: semut, ngengat, caplak lebah, capung, burung, amphibi, musang madu, dan reptilian (cecak, kadal, tokek). Sedangkan sumber penyakit lebah yaitu: bakteri, protozoa, virus, bahan kimia beracun, dan tungau.

c. Menggunakan peralatan panen madu yang baik, untuk dapat menunjang pelaksanaan panen madu yang baik maka diperlukan peralatan penunjang antara lain:

Cara pemberdayaan masyarakat agar kegiatan dapat berlangsung secara berkelanjutan adalah sebagai berikut:

1. Penyuluhan dan koordinasi pada kelompok tani lebah madu.

2. Penanaman tanaman hutan lokal desa Sanda sebagai penghasil bunga 3. Pelatihan pembuatan stup dan teknik budidaya lebah madu lokal yang

benar.

4. Pendampingan pada kelompok tani lebah madu dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas produksi madu dari lebah madu lokal.

5. Pelatihan packaging dan pemasaran

6. Evaluasi secara berkelanjutan terhadap kemajuan yang diperoleh.

1.3 Teknologi yang Digunakan untuk Mengatasi Permasalahan

Untuk mensolusikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka diterapkan beberapa teknologi tepat guna yaitu teknologi budidaya lebah madu.Teknologi beternak lebah penghasil madu meliputi :

1) pemilihan jenis tanaman dan musim berbunga, 2) Teknik pembuatan stup sesuai lebah madu lokal 3) temperature udara yang sesuai,

4) kebersihan stup,

5) jenis lebah yang diternakan 6) pemeliharaan lebah yang baik,

7) penangulangan hama dan penyakit lebah, 8) peralatan dan teknik panen madu yang baik.

(7)

Melalui penerapan teknologi tersebut maka akan diperoleh hasil madu berkualitas baik, dengan kriteria :

a) kadar air (maksimum 25%),

b) keasaman (maksimum 40 ml NaOH 1 N/kg), c) enzyme diastase (minimal 3 Dn),

d) hidroksimetil fulfural (maksimum 40 mg/kg), e) kadar abu (maksimum 0,5%),

f) gula pereduksi (minimal 60%), g) sukrosa (maksimum 10%),

h) padatan tak larut (maksimum 10%), i) asam benzoate (0%),

j) kandungan logam Fe, Zn, Pb, Cu (0%) (Jurusan Kimia FMIPA-IPB, 2007).

1.4. Lembaga yang Menjadi Mitra Program KKN PPM

a. Lembaga yang menjadi mitra program KKN PPM dan jumlah lembaga mitra Dalam rangka menjamin keberhasilan serta keberlanjutan program, maka KKN PPM menggandeng beberapa pihak terkait dalam peningkatan produktivitas madu lebah lokal desa Sanda diantaranya Dinas Pertanian Kabuapten Tabanan, Dinas Perdagangan, dan pengusaha penjual madu.

Dengan demikian, pengembangan usaha ternak madu lokal yang semula bersifat tradisional menjadi usaha yang berwawasan agribisnis.

1.5. Profil Kelompok Sasaran

Masyarakat yang menjadi sasaran dari kegiatan KKN PPM ini sebanyak 2 kelompok tani lebah yang ada di Desa Sanda, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, yaitu kelompok tani lebah banjar Sanda dan Banjar Sandat yang berjumlah 15 orang.

Profil masyarakat sasaran dicirikan oleh jumlah keluarga 60 KK, dengan rata-rata jumlah keluarga sebesar 4 orang per kepala keluarga. Pendidikan peserta

(8)

sebagian besar adalah berpendidikan SD (50 %), berpendidikan SMP (30 %) berpendidikan SMA (15 %) dan Sarjana (5 %). Jumlah stup lebah yang dimiliki oleh setiap kepala keluarga rata-rata adalah 2-3 stup dengan produksi madu 0,5 liter per stup.

Permasalahan utama yang dihadapi kelompok adalah manajemen kelembagaan tani yang masih lemah terutama pengetahuan budidaya lebah hanya berasal dari pengalaman yang diperoleh secara turun-temurun. Prilaku tani yang memiliki kepedulian terhadap pemeliharaan tanaman lebah dan cenderung membiarkan tanaman begitu saja tanpa melakukan pemeliharaan seperti pembuatan stup sesuai anjuran, penangulangan penyakit dan teknik panen yang baik. Persoalan lain adalah masih lemahnya kemampuan sumberdaya tani dalam penerapan teknologi baik dalam budidaya, penanganan pasca panen dan pemasaran hasil.

Lembaga mitra kegiatan masih berupa industri kecil dengan omset yang tidak terlalu besar.Namun demikian, perusahan ini memiliki komitmen yang sangat besar terhadap petani lebah karena peningkatan produktivitas petani lebah tidak saja bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan tetapi juga penting untuk kelestarian hutan adat di Desa Sanda. Dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk kesediaan berkontribusi pendanaan yang ditunjukkan dengan Surat Kesediaan Kontribusi Dana untuk kegiatan KKN PPM yang tercantum pada Lampiran 3.

(9)

BAB 2. TARGET DAN LUARAN

Target dan luaran kegiatan KKN PPM yang dinyatakan dalam bentuk indikator capaian yang dapat diukur seperti tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Target Luaran dan Indikator capaian Program KKN PPM Indicator capaian untuk

kelompok sasaran

Sebelum KKN PPM Sesudah KKN PPM 1. Peningkatan frekwensi

panen produksi madu lokal

3-6 bulan 2-3 bulan

2. Peningkatan kualitas madu

Rasa, aroma dan warna madu belum sesuai standar baku mutu

Rasa, aroma dan warna madu sesuai standar baku mutu

3. Peningkatan kuantitas produksi madu lokal

0,5 liter madu per kotak lebah

1 liter madu per kotak lebah

4. Peningkatan partisipasi masyarakat (missal pertemuan kelompok tani lebah madu)

1x per bulan 2x per bulan

5. Peningkatan swadana dari mitra

Tidak ada Ada

6. Peningkatan

pendapatan tani lebah madu dari sumber pendapatan madu

Rp. 500.000 per bulan Rp. 750.000 per bulan

(10)

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1. Persiapan

a. Mekanisme pelaksanaan kegiatan KKN-PPM .

Kegitan KKN PPM dilaksanakan oleh sebuah tim di bawah tanggung jawab ketua LPPM Universitas Udayana. Tim ini dikordinir oleh seorang ketua pelaksana dibantu oleh dua anggota dengan kompetensi yang sesuai dengan tema yang diusulkan. Dalam operasional, kegiatan ini dikordinir oleh seorang dosen pembimbing lapangan (DPL) yang memberikan bimbingan teknis kepada mahasiswa pelaksana di lapangan. Perekrtutan mahasiswa peserta KKN PPM dilakukan oleh tim pelaksana dengan memperhatikan relevansi keilmuan mahasiswa bersangktan dengan tema kegiatan

Kegiatan KKN PPM dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Koordinasi dengan calon sasaran program KKN PPM yaitu kelompok tani lebah di Desa Sanda, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.

(2) Koordinasi dengan calon mitra KKN PPM .

(3) Sosialisasi program KKN PPM kepada mahasiswa sebagai calon peserta (4) Pendaftaran dan seleksi mahasiswa sebagai calon peserta.

(5) Pembekalan KKN PPM kepada mahasiswa (6) Penerjunan mahasiswa ke lokasi.

(7) Penyusunan program KKN PPM dengan masyarakat dan pemerintah desa.

(8) Pelaksanaan kegiatan KKN PPM.

(9) Monev oleh LPPM Universitas Udayana, Mitra Pemda, dan DP2M Dikti.

(10) Laporan antara, seminar, dan laporan akhir.

(11) Penutupan KKN PPM dan Ujian KKN.

Materi Persiapan dan pembekalan KKN-PPM

Materi persiapan meliputi pengumpulan berbagai bahan-bahan dan peralatan peraga terapan Ipteks yang akan ditransfer kepada masyarakat sasaran pada KKN PPM.

(11)

Sebelum turun ke desa, mahasiswa diberi pembekalan oleh dosen pembimbing lapangan, tenaga ahli sesuai tematik KKN PPM, dan mitra. Materi pembekalan adalah sebagai berikut:

Materi persiapan KKN PPM meliputi:

1. Filosofi KKN PPM

2. Tata tertib dalam pelaksanaan KKN PPM.

3. Etika Pergaulan dengan masyarakat adat Bali 4. Teori komunikasi massa.

5. Kerjasama kelompok dan dinamika masyarakat.

Materi pembekalan KKN PPM (materi inti):

1. Pemberdayaan ekonomi masyarakat.

2. Perbaikan administrasi kelompok peternak madu.

3. Budidaya lebah madu lokal yaitu:

a. Pemilihan jenis tanaman, yakni tanaman yang menghasilkan kualitas madu yang baik dan berbagai jenis tanaman yang menghasilkan bunga.

b. Penggunaan stup sesuai ukuran, yaitu volume stup lebah yaitu 11 inchi x 10 inchi x 8 inchi mempunyai volume 13.750 cm3 dan berat stup kurang lebih 5 Kg, volume stup lebah dapat juga terbua dari kayu dengan ukuran panjang 280 mm, lebar 200 mm dan tingginya 250 mm mempunyai volume 14.000 cm3 (Anonymous, 2001)

c. Memperhatikan musim berbunga tanaman, yakni tani lebah harus rajin mencari lokasi tanaman dan kapan berbunganya. Jika sepi musim berbunga tanaman, maka tani lebah bias memberi makanan tambahan berupa air gula atau stimlan makanan lebah buatan.

d. Mempertahankan temperatur udara, yakni di atas 25°C.

e. Menjaga kebersihan stup, dalam beternak lebah, faktor kebersihan harus sangat diperhatikan, khususnya untuk kandang lebah.

f. Memilih jenis lebah dan peralatan lebah,

(12)

g. Melakukan pemeliharaan lebah, dalam hal ini harus diperhatikan bahwa dalam 1 stup harus ada 3 jenis lebah yang mengelola koloninya, yaitu lebah pekerja (betina), lebah pejantan dan lebah betina (ratu).

h. Pengendalian hama dan penyakit lebah,seperti: semut, ngengat, caplak lebah, capung, burung, amphibi, musang madu, dan reptilian (cecak, kadal, tokek). Sedangkan sumber penyakit lebah yaitu: bakteri, protozoa, virus, bahan kimia beracun, dan tungau.

i. Teknik penen madu yang baik dengan memanfaatkan peralatan sesuai standar.

j. Teknik packaging yang memenuhi higenitas dan kemasan menarik.

3.2. Pelaksanaan

a. Langkah-langkah operasional

Langkah-langkah operasional yang dilakukan dalam kegiatan KKN PPM ini diantaranya :

Langkah-langkah operasional yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang dideskripsikan pada latar belakang.

Untuk mengatasi permasalahan 1 (masalah frekwensi panen madu lokal yang relatif lama, yakni 3-6 bulan), maka dilakukan langkah-langkah operasional:

a. Penyuluhan tentang musim berbunga tanaman dan jenis pohon hutan yang disukai lebah.

b. Pemilihan lokasi stup agar berdekatan dengan pohon berbunga c. Teknik pemberian stimulant pakan lebah pada musim pohon tidak

berbunga.

Untuk mengatasi permasalahan 2 (masalah kualitas madu yang belum maksimal yang meliputi rasa, aroma, dan warna madunya), maka dilakukan langkah operasional:

1. Penyuluhan tentang pengetahuan temperatur udara yang tepat bagi lebah madu lokal, yakni dataran yang cocok untuk beternak lebah

(13)

madu lokal adalah di lereng pegunungan atau dataran tinggi yang bersuhu diatas 25°C.

2. Penyuluhan tentang cara memelihara dan menjaga kebersihan dan keamanan stup (kotak lebah), karena lebah madu sangat rentan (mudah mati) terhadap bau pestisida (bahan kimia beracun), asap pembakaran, udara kotor, jamur, semut, ngengat, caplak lebah, capung, burung, amphibi, musang madu, dan reptilian (cecak, kadal, tokek).

3. Pelatihan pembuatan stup (kotak lebah) yang ideal sebagai berikut:

volume stup lebah yaitu 11 inchi x 10 inchi x 8 inchi mempunyai volume 13.750 cm3 dan berat stup kurang lebih 5 Kg, volume stup lebah dapat juga terbua dari kayu dengan ukuran panjang 280 mm, lebar200 mm dan tingginya 250 mm mempunyai volume 14.000cm3 (Anonymous,2001)

Untuk mengatasi permasalahan 3 (masalah kuantitas produksi madu lokal yang belum optimal), maka dilakukan langkah:

a. Penyuluhan tentang cara pemeliharaan lebah, dalam hal ini harus diperhatikan bahwa dalam 1 stup harus ada 3 jenis lebah yang mengelola koloninya, yaitu lebah pekerja (betina), lebah pejantan dan lebah betina (ratu) yang berada dalam jumlah yang memadai, sehat dan bisa berkembang normal.

b. Pelatihan tentang cara melakukan pengendalian hama dan penyakit lebah, dalam hal ini hama lebah meliputi: semut, ngengat, caplak lebah, capung, burung, amphibi, musang madu, dan reptilian (cecak, kadal, tokek). Sedangkan sumber penyakit lebah yaitu: bakteri, protozoa, virus, bahan kimia beracun, dan tungau. Obat pembasmi penyakit yang akan menyerang lebah ini sangat banyak sekali, antara lain: Apiston, Chlorefenzol, Folbex, Galecron dan sebagainya.

c. Pelatihan tentang tata cara panen yang sesuai prosedur baku dan menggunakan peralatan panen madu yang baik.

(14)

Masalah pemasaran yang sangat tergantung kepada pengepul dan produk belum dikemas secara menarik sehingga harga relatif lebih rendah, maka dilakukan langkah-langkah :

a. Pengurusan kualitas madu mengacu kepada standar Badan pengawas obat dan makanan (BPOM)

b. Pelatihan pengemasan yang menarik dan dalam berbagai ukuran.

b. Metode

Dalam pensolusian berbagai persoalan yang dihadapi oleh peternak madu lokal di Desa Sanda Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan, maka diambil beberapa pendekatan yaitu yaitu: (1) model Teknologi Transfer (TT), (2) model

Entrepreneurship Capacity Building (ECB), dan (3) model participatory rural approact

(1) Model Teknologi Transfer (TT).

Teknologi terapan meliputi: (a) Penerapan teknik budidaya lebah madu local Tenganan, (b) teknik pembuatan stup sesuai kebutuhan lebah local, (c) teknik pembersihan stup, (d) teknik penanggulangan penyakit dan hama untuk lebah, (e) teknik pemanenen madu, dan (f) teknik pengemasan.

Model Entrepreneurship Capacity Building (ECB)

Model ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan peternak madu, baik menyangkut menejemen usaha maupun pemasaran produk.

Model participatory rural approact

Model ini digunakan pada berbagai kegiatan, partisipasi anggota peternak lebah pada setiap kegiatan mulai dari perencanaan, operasional dan evaluasi sehingga kegiatan dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan keinginan bersama.

(15)

BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Hasil tema KKN-PPM yang dicapai oleh LP/LPM/LPPM dari Perguruan Tinggi pengusul dalam jangka panjang untuk suatu seri Program KKN PPM diantaranya:

a. meningkatnya pendapatan masyarakat sasaran melalui peningkatan produktivitas dan pemasaran madu.

b. terjadinya sinergisme dalam pemberdayaan masyarakat antara dunia usaha (industri pariwisata), Pemda dan perguruan tinggi

c. Peningkatan kemampuan mahasiswa dalam mengentaskan berbagai permasalahan di masyarakat.

Universitas Udayana telah melaksanakan beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui program KKN PPM diantaranya:

(1) Pengembangan usaha rumah tangga pengolahan ketela unggu menjadi sirup dan wine ketela unggu di kabupaten kelungkung (2010)

(2) Pemberdayaan masyarakat tani dalam pengembangan pariwisata berbasis pertanian di Kecamatan petang kabupaten Badung tahun 2009 – 2011

(3) Pemberdayaan masyarakat adat dalam pengembangan ekonomi masyarakat di Kecamatan Bebandem kabupaten karangasem (2010-2012)

(4) Pengembangan Tanaman hortikultura untuk ekspor dan penunjang pariwisata di Kecamatan baturiti Tabanan (2011-2013)

(16)

BAB 5. HASIL YANG DICAPAI 5.1.Hasil

Hasil dari kegitan KKN PPM di Desa Sanda Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Kegiatan yang telah dilakukan diantaranya :

(1) Koordinasi dengan calon sasaran program KKN PPM yaitu Kelompok tani ternak lebah Sanda dan Sandat Desa Sanda , Kecamatan Pupuan Kabupataen Tabanan

(2) Sosialisasi program KKN PPM kepada mahasiswa sebagai calon peserta (3) Pendaftaran dan seleksi mahasiswa sebagai calon peserta.

(4) Pembekalan KKN PPM kepada mahasiswa

(5) Koordinasi dengan mitra kerja bapak Matal sebagai pengusahan ternak lebah madu pada kelompok tani Seribu sari bunga.Sosialisasi program kegitan KKNPPM

1 Sosialisasi program kegitan KKNPPM Sosialisasi diikuti oleh Tim

KKN PPM, Kepala Desa.dan Staf desa.

30 Juni 2017

Bertempat di Kantor Kepala Desa Sanda Pupuan Kabupaten

Tabanan untuk memberitahukan dan mohan ijin 16ka nada program tentang pengembangan ternak lebah madu, program disepakati dan diijinkan. Pada saat itu juga disosialisasikan akan ada mahasiswa KKN yang ikut membantu menjalankan program tersebut.

2 Rekrutmen dan Pembekalan Mahasiswa KKN

8-17 Juni 2017

Bertempat di LPPM Universitas Udayana Denpasar

3 Observasi Lapangan oleh Tim dan mahasiswa KKN

7 Juli 2017

Bertempat di Kantor Kepala Desa Sanda, Pupuan Kabupaten

Tabanan.

2 Sosialisasi pelaksanaan penyuluhan budidaya lebah madu Penyuluhan dan koordinasi

pada ketua kelompokan tani

29 Juli 2017

Disepakati pengembanga tentang peningkatan produkvitas lebah

(17)

dan pengurusnya madu lokal di desa Sanda, Pupuan Tabanan

3 Pengembangan Ternak lebah A Pengembangan ternak lebah

oleh Tim KKNPPM kepada kelompok tani Sanda

2 Agustus 2017

Bertempat di Desa Sanda, Tim KKN PPM bersama ketua kelompok tani dan anggota sepakat untuk rencana pengembangan ternak lebah Kelompot Tani Sanda, meneria program ini.

B Pengembanga ternak lebah yang berkoordinasi dengan instruktur peternak lebah

dari Dosen Fakultas Pertanian.

2 Agustus 2017

Berkoordinasi dengan instruktur dari Fakultas Pertanian yang sudah mengembangakan lebah dari tahun 2010, sudah menghasilkan madu 1 liter perstup C Pelatihan budidaya ternak

lebah oleh insetruktur dari Dosen Fakultas Pertanian

3 Agustus 2017

Pelatihan diberikan kepada kelompok tani ternak lebah Sanda untuk meningkatkan pemahaman tentang budidaya ternak lebah.

D

E Studi Banding ke kelompok tani ternak lebahSeribu sari bunga lewat bapak Matal selaku mitra kerja di desa

Melaya kabupaten Jemberana

5 Agustus 2017

Kelompok tani Sanda melakukan studi banding ke kelompok tani Seribu Sari Bunga yang ada di desa Melaya . Ketua kelompok tani bapak Matal membagi pengalaman tentang pembuatan stup dan cara panen lebah madu .Demikian juga Tim KKN PPM mendampingi peternak lebah saling tukar pengalaman mengenai budidaya beternak lebah,serta kami memesan 20 buah stup yang berisi bibit untuk dikembangkan di kelompok tani ternak lebah di desa Sanda, Pupuan Tabanan

F Pengadaan stup ternak lebah oleh Tim KKNPPM yang dibeli

dari kelompok seribu sari bunga yang ada di Desa

12 Agustus 2017

Pengadaan stup bibit lebah ke Desa Sanda untuk demplot disana, pengadaan stup ini dilakukan oleh Tim KKNPPM.

(18)

Melaya, Jembrana G Penyuluhan Program Kerja

oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tabanan

29 Juli 2017

Di Kantor Kepala Desa Sanda diikuti oleh kelompok tani lebah Sanda dan KKN PPM

H Penyuluhan Pengemasan dan pemasaran madu local oleh

Disperindag Kabupaten Tabanan

12 Agustus 2017

Di Kantor Kepala desa Sanda diikuti oleh kelompok ternak lebah madu dan KKN PPM

I Pendampingan Peternak Lebah

20 Agustus 2017

Pendampingan dilakukan kepada kelompok petani lebah madu yang ada di Sanda, oleh Tim KKNPPM untuk memastikan berjalannya peternakan madu dengan baik dalam rangka meninggkatkan pendapatan masyarakat petani lebah madu di Desa tersebut.

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan

Dari kegiatan yang sudah dilaksanakan dapat dismpulkan bahwa kelompok tani lebah Sanda di Desa Sanda, Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan sudah bisa menerapkan budidaya ternak madu dan bisa membuat stup sendiri serta mulai usaha lebah dengan 20 buah stup.

7.2 Saran

Dengan adanya program KKN PPM mengenai peningkatan produksi madu dari lebah madu lokal diharapkan kelompok tani lebah madu dapat meningkatkan usahanya agar lebih maju berwawasan agribisnis.

(19)

DAFTAR PUSTAKA Badan Statistik Propinsi bali. 2012. Bali dalam Angka.

Anon, 2011. Monografi Desa Tenganan.

Kuntadi. 2010. Pengembangan Budidaya Lebah MaduDan Permasalahannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konsevasi dan Rehabilitasi Badan penelitian dan Pengembangan kehutanan

(20)

LAMPIRAN 1. Foto-foto kegiatan

Penyuluhan Budidaya beternak lebah lokal

Sosialisasi DPL dan Mhs KKN di Kantor desa Sanda

Teknik memindah ratu ke stuf yang masih kosong

Produk dari lebah : madu, polen padat, polen cair dan lilin

(21)

Penyuluhan program kerja dari dinas perindustrian dan perdagangan Kabupaten Tabanan

Penyuluhan Produk industry rumah tangga dan sanitasi produk lebah madu, dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan

(22)

Gambar

Tabel 1. Target Luaran dan Indikator capaian Program KKN PPM  Indicator  capaian  untuk

Referensi

Dokumen terkait

3.2 Analisis Galat dan Simulasi Pada penyelesaian analitik persamaan getaran pegas teredam yang telah dipaparkan dalam metode penelitian maka diperoleh solusi pada persamaan 3.8

Menurut Peraturan Bank Indonesia 5/8/2003, mengenai ruang lingkup manajemen risiko, terdapat 8 macam risiko, salah satunya yang berperngaruh dengan

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil fitokimia dan aktivitas inhibisi terhadap enzim α- glukosidase dari ekstrak metanol daun Cryptocarya

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa aplikasi perancangan sistem pendukung keputusan perencanaan karir ini dengan metode profile matching atau

Sedangkan untuk kasus 3-D (sayap) kita harus memodelkan wake (dengan sebuah vortex sheet) karena tanpa wake maka solusi dari aliran 3-D ini tidak akan menghasilkan lift..

Setelah penyusun melakukan penelitian dengan beberapa orang yang diwawancara tentang Praktik Tindak Pidana Politik Uang Pemilihan Kepala Desa dalam Perspektif Hukum

SDM merupakan faktor utama dalam pengawasan karena jika tidak ada SDM yang terjadi adalah tidak akan ada proses pengawasan. Permasalahan SDM di BPKP menjadikan salah satu

Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.” Suwanto & Priansa