• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF PEMBACA PADA MAJALAH MEN’S HEALTH (Studi Deskriptif Motif Pembaca Pada Majalah Men’s Health Di Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIF PEMBACA PADA MAJALAH MEN’S HEALTH (Studi Deskriptif Motif Pembaca Pada Majalah Men’s Health Di Surabaya)."

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memperoleh Gelar Sar jana Pada Fisip UPN ”Veter an”

J awa Timur

Disusun Oleh :

Zildhan Pr adita 0843010035

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASI ONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Oleh

Zildhan Pr adita 0843010035

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 13 Desember 2012

Menyetujui

Pembimbing Utama Tim Penguji

1. Ketua

Dra. Herlina Suksmawati, Msi Ir. H. Didiek Tranggono, MSi NIP. 19641225 199309 2001 NIP. 1958 1225199001 1001

2. Sekr etaris

Dra. Herlina Suksmawati, Msi NIP. 19641225 199309 2001 3. Anggota

Dra. Dyva Claretta, Msi NPT. 366019400251 Mengetahui

Dekan

(3)

melimpahkan karunianya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini atas bantuan dari beberapa

pihak. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Dra. Herlina Suksmawati, Msi, selaku dosen pembimbing yang telah

(4)

6. Orang tuaku tercinta, yang telah memberikan bantuan baik materiil maupun moril, serta do’a.

7. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu, penulis ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya..

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa

yang akan datang.

Surabaya, Desember 2012

(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAKSI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Pengertian Komunikasi ... 9

2.1.2. Fungsi Komunikasi ... 10

2.1.3. Proses Komunikasi Bermedia ... 11

2.1.4. Media Massa ... 12

2.1.5. Peran Media Masaa ... 13

2.1.6. Karakteristik Majalah ... 15

2.1.7. Fungsi Majalah ... 16

(6)

2.1.11.Motif ... 21

2.1.12.Teori Uses And Gratifications ... 24

2.2. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ... 29

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 38

3.3.1. Populasi ... 38

3.3.2. Sampel ... 38

3.3.3. Teknik Penarikan Sampel ... 40

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.5. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 43

4.1.1. Gambaran Umum Majalah Men’s Health ... 43

4.1.2. Gambaran Umum Masyarakat Surabaya ... 44

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ... 45

4.2.1. Identitas Responden ... 45

4.2.2. Penggunaan Media ... 47

(7)

4.2.3.3.Motif Integratif dan Interaksi Sosial ... 71 4.2.3.4.Motif Diversi ... 82 4.2.4. Kategorisasi Motif Secara Keseluruhan ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 95

5.2. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA

(8)

Tabel 3.1 Penentuan Jumlah Sampel ... 39

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 46

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 46

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Frekuensi Membaca Majalah Men’s Health Setiap Bulannya ... 47

Tabel 4.5. Karakteristik Responden Durasi Setiap Kali Membaca Majalah Men’s Health ... 48

Tabel 4.6. Motif Kognitif Responden Menambah Wawasan Atau Pengetahuan Baru Tentang Body Building Atau Membentuk Tubuh ... 49

Tabel 4.7. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi Tentang Perkembangan Dunia Mode Pria ... 50

Tabel 4.8. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi Tips Tentang Berhubungan Sex Yang Baik Dengan Pasangan ... 51

Tabel 4.9. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Ingin Informasi Mengenai Perawatan Tubuh Pria ... 52

Tabel 4.10. Motif Kognitif Responden Ingin Menambah Wawasan Tentang Nutrisi Makanan Sehat... 53

(9)

Tabel 4.13. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi Menjaga Hubungan Baik Dengan Pasangan ... 56 Tabel 4.14. Motif Kognitif Responden Menambah Informasi Mengenai

Dunia Karir... 57 Tabel 4.15. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi Mengenai

Dunia Teknologi ... 58 Tabel 4.16. Motif Kognitif Responden Dalam Membaca Majalah Men’s

Health ... 59

Tabel 4.17. Motif Identitas Personal Responden Responden Ingin Mencari Model Yang Dapat Menjadi Contoh Dalam Membentuk Tubuh ... 60

Tabel 4.18. Motif Identitas Personal Responden Ingin Mendapatkan Model Yang Dapat Menjadi Contoh Dalam Berbusana ... 61 Tabel 4.19 Motif Identitas Personal Responden Ingin Mendapatkan Model

Yang Dapat Menjadi Contoh Penataan Rambut ... 62 Tabel 4.20. Motif Identitas Personal Responden Ingin Mengidentifikasikan

Diri Dengan Model Yang Ada Di Dalam Majalah ... 63 Tabel 4.21. Motif Identitas Personal Responden Responden Ingin

Menemukan Penunjang Nilai-Nilai Pribadi Dalam Berolahraga ... 64

(10)

Tabel 4.24. Motif Identitas Personal Responden Ingin Meningkatkan Semangat Untuk Berolahraga... 67 Tabel 4.25. Motif Identitas Personal Responden Responden Ingin

Menemukan Model Perempuan Yang Menjadi Dapat Djadikan Pasangan ... 68

Tabel 4.26. Motif Identitas Personal Responden Responden Ingin Menjadikan Diri Lebih Semangat Untuk Terus Merawat Diri ... 69 Tabel 4.27. Motif Identitas Personal Responden Dalam Membaca Majalah

Men’s Health ... 70 Tabel 4.28. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Memperoleh

Pengetahuan Tentang Keadaan Orang Lain Yang Berhasil Merubah Bentuknya Menjadi Ideal ... 71 Tabel 4.29. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Ingin Berbagi Informasi

Mengenai Tips Dan Trik Dalam Dunia Fitness Dengan Orang Lain ... 72

Tabel 4.30. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Berbagi Informasi Mengenai Tips Merawat Tubuh Dengan Orang Lain .... 73 Tabel 4.31. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Berbagi

Informasi Mengenai Pola Hidup Sehat ... 74 Tabel 4.32. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Berbagi

(11)

Kepada Orang Lain ... 76 Tabel 4.34. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Berbagi

Informasi Mengenai Dunia Otomotif Dengan Orang Lain ... 77

Tabel 4.35. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Berbagi Informasi Mengenai Dunia Teknologi Dengan Orang Lain ... 78

Tabel 4.36. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Berbagi Informasi Mengenai Kandungan Nutrisi Dalam Makanan Dengan Orang Lain ... 79

Tabel 4.37. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Untuk Ikut-Ikutan Membaca Majalah Men’s Health ... 80

Tabel 4.38. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Dalam Membaca Majalah Men’s Health ... 81 Tabel 4.39. Motif Hiburan Responden Ingin Bersantai Setelah Menjalankan

Fitness ... 82 Tabel 4.40. Motif Hiburan Responden Ingin Bersantai Pulang Kerja ... 83

Tabel 4.41. Motif Hiburan Responden Ingin Menghilangkan Stres Karena Permasalahan Pribadi... 84 Tabel 4.42. Motif Hiburan Responden Ingin Mencari Hiburan Dengan

Melihat Model Cantik Untuk Merilekskan Diri ... 85 Tabel 4.43. Motif Hiburan Responden Ingin Melepaskan Diri Dari

(12)
(13)
(14)
(15)

Zildhan Pr adita, 0843010035, Motif Pembaca Pada Majalah Men’s Health (Studi Deskr iptif Motif Pembaca Pada Majalah Men’s Health Di Sur abaya)

Informasi saat ini telah menjadi hal yang sangat penting dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang. Setiap orang, badan, dan organisasi berhak untuk memperoleh informasi untuk dapat berkembang dan berinteraksi dengan lingkungannya. Informasi sangatlah berharga bagi manusia karena informasi adalah salah satu kebutuhan bagi manusia untuk bisa mengetahui, memahami, dan mengerti hal-hal yang ada dan terjadi disekitarnya. Kebutuhan antara individu satu dengan individu yang lain berbeda sehingga motif atau aktivitas penggunaan media dan tujuan akhir yang diperolehpun tidak ada yang sama. Individu bebas dalam memilih dan menggunakan media beserta isinya atau sumber-sumber rujukan lain untuk mencapai tujuan akhir yaitu untuk memenuhi kebutuhannya akan sebuah informasi. Motif yang diteliti dalam penelitian ini yakni motif kognitif, identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial, motif diversi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motif masyarakat membaca majalah Men’s Health

Populasi dalam penelitian ini adalah member Araya Family Club Surabaya yakni sebuah tempat fitness yang terletak di daerah Perumahan Galaxy Bumi Permai yang berjumlah 150 orang responden dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling dengan teknik

purposive sampling. Pengumpulan data untuk penelitian disini menggunakan dua pendekatan yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi

Dari hasil pengujian didapatkan hasil sebagian besar responden memberikan motif yang mengarahkan pada kateori tinggi baik pada motif kognitif dan motif identitas personal, motif integrasi dan interaksi sosial pada kategori sedang dan motif hiburan pada kategori rendah.

(16)

Zildhan Pr adita, 0843010035, Motive Events People Reading Men’s Health Magazine (Motif Descriptive Study Community Events Read Men’s Health Magazine in Sur abaya)

Information has now become very important in a society that increasingly developed and developing countries. Any person, agency, and organization has the right to obtain information in order to develop and interact with their environment. Information is valuable to humans because information is one of the need for humans to be able to know, understand, and understand the things that exist and its surroundings. Needs between one individual with another individual is different so the motive or purpose of the activity and media use diperolehpun end nothing is the same. Individuals are free in choosing and using the media and its contents or other referral sources to achieve the ultimate goal is to meet the need for an update. Motives are examined in this study the pattern of cognitive, personal identity, integration and social interaction motif, motif diversion. The aim of this research was to determine the motive of the people read the magazine Men's Health

The population in this study are members Araya Family Club Surabaya fitness which is a place located in the area of Earth Permai Housing Galaxy totaling 150 respondents and the sampling technique in this study is a non probability sampling with purposive sampling technique. Data collection for the study here using two approaches, namely primary data and secondary data. The method of data analysis in this study using a frequency table

Results obtained from the test results the majority of respondents gave motif that directs the higher category both cognitive motives, motives of personal identity, integration and social interaction patterns and motifs entertainment.

(17)

1.1. Latar Belakang Masalah

Informasi saat ini telah menjadi hal yang sangat penting dalam masyarakat

yang semakin maju dan berkembang. Setiap orang, badan, dan organisasi berhak untuk memperoleh informasi untuk dapat berkembang dan berinteraksi dengan lingkungannya. Informasi sangatlah berharga bagi manusia karena informasi

adalah salah satu kebutuhan bagi manusia untuk bisa mengetahui, memahami, dan mengerti hal-hal yang ada dan terjadi disekitarnya. Dan masyarakat akan

memasuki suatu peradaban informasi, maka peranan dan posisi informasi menjadi sangat penting.

Setiap orang, badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan mempunyai

hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya dimana informasi dan komunikasi tersebut

menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, pers, lembaga-lembaga informasi dan masyarakat. Untuk itu perlu dibangun dan dikembangkan jaringan informasi guna tersalurnya kebebasan dalam rangka memperoleh informasi.

Komunikasi dalam kaitannya dengan masyarakat luas dapat diartikan sebagai komuniaksi massa, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media

(18)

orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film, tidak tampak oleh si komunikator.

Dengan demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way trafic). Begitu pesan disebarkan oleh komunikator, tidak diketahuinya apakah pesan itu diterima, dimengerti, atau

dilakukan oleh komunikan (Effendy, 2004:50).

Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan,

dinamika masyarakat akan terbentuk, media adalah pesan. Jenis media massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal

vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal (Liliweri, 2001).

Media massa terdiri dari media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak terdiri dari majalah, surat kabar, buku. Sedangkan media massa elektronik terdiri dari televisi, radio, film, internet, dan lain-lain. Media

cetak seperti majalah, surat kabar dan buku justru mampu memberikan pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena ia sarat dengan analisa yang

mendalam dibanding media lainnya (Cangara, 2005:128).

Diantara beberapa media, media cetak memiliki ciri khas dibandingkan dengan media massa lainnya. Yang penting bukan hanya sifatnya yang merupakan

media cetak, tetapi khalayak yang diterpanya bersifat aktif, tidak pasif seperti kalau mereka diterpa media radio, televisi dan film, Pesan melalui media cetak

(19)

khalayak menggunakan tatanan mentalnya (mental set) secara aktif. Karena itu berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain, pada media cetak harus disusun

sedemikian rupa, sehingga mudah dicerna oleh khalayak. Kelebihan media cetak lainnya, ialah bahwa media ini dapat di kaji ulang, didokumentasikan, dan dihimpun untuk kepentingan pengetahuan, serta dapat dijadikan bukti otentik

yang bernilai tinggi (Effendy, 2000: 313-314). Keunggulan lain media cetak adalah kemampuanya menguasai waktu, dalam pengertian termassa yang lebih

besar dibanding media audio visual artinya kita dapat membaca pesan yang ada di media cetak berapa kalipun yang kita kehendaki (Vardiansyah, 2004:104).

Salah satu jenis media cetak adalah majalah, majalah merupakan media

yang terbit secara berkala, yang isinya meliputi bermacam-macam artikel, cerita, gambar dan iklan (Djuroto, 2002:32). Majalah mempunyai fungsi menyebarkan

informasi yang ada disekitar lingkungan masyarakat. Selain itu, memberikan hiburan baik dalam bentuk tekstual atau visual seperti gambar kartun maupun karikatur. Media verbal gambar merupakan media yang paling cepat untuk

menanamkan pemahaman. Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap gambar jauh lebih mudah dan

sederhana. Gambar berdiri sendiri, memiliki subjek yang mudah dipahami dan merupakan “simbol” yang jelas dan mudah dikenal (Waluyanto, 2000:128).

Terdapat sejumlah kategori majalah, salah satunya ialah majalah khusus.

Kategori majalah khusus ini meliputi pertumbuhan dari kebutuhan, minaty dan perhatian masyarakat, yang dari hari ke hari kian bertambah sesuai dengan

(20)

menginginkan majalah yang memfokuskan isinya pada soal – soal khusus pula seperti kesenian, kriminalitas, sejarah, sosial, seks, hal mistik, bahkan sains dan

lain-lain (Santana K, 2005 : 97). Majalah yang mengangkat tema khusus salah satunya adalah Majalah Men’s Health. Majalah Men’s Health mengangkat tema mengenai kesehatan dan penampilan pria

Majalah Men’s Health diterbitkan oleh Media Favorit Internasional dan terbit di Indonesia atas lisensi dari Rodale Inc, redaksinya sendiri di jalan HR

Rasuna Said Kav, B 32-33 Jakarta 12910. Majalah Men’s Health terbit sebulan sekali. Selain tema kesehatan dan penampilan pria yang menjadi tema utama dari majalah Men’s Health, majalah Men’s Health juga menampilkan beberapa rubrik

tentang pria lainnya seperti halnya sedikit dibahasa mengenai kehidupan seks pria, hubungan relationship dengan pasangan, otomotif dan modifikasi, dan komunitas.

Dipilihnya Majalah Men’s Health sebagai objek penelitian adalah karena adanya kelebihan majalah Men’s Health jika dibandingkan dengan majalah pria lainnya seperti halnya majalah Reps. Berbeda dengan majalah pria lainnya, ada

beberapa rubrik diluar kesehatan dan penampilan pria yang ditampilkan oleh majalah Men’s Health seperti halnya rubrik otomotif, rubrik tentang seks atau

rubrik tentang hobi walau tidak merubah konsep awal dari majalah Men’s Health sebagai majalah kesehatan pria. Hal tersebut berbeda dengan majalah pria lainnya seperti Reps yang hanya menampilkan mengenai penampilan dan kesehatan pria

khususnya dalam hal pembentukan tubuh pria. Men’s Health juga memiliki kelebihan karena telah mendapatkan lisensi dari Rodale Inc sebagai pemegang

(21)

Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa pada dasamya setiap individu memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan antara individu satu dengan

individu yang lain berbeda sehingga motif atau aktivitas penggunaan media dan tujuan akhir yang diperolehpun tidak ada yang sama. Individu bebas dalam memilih dan menggunakan media beserta isinya atau sumber-sumber rujukan lain

untuk mencapai tujuan akhir yaitu untuk memenuhi kebutuhannya akan sebuah informasi. Penelitian mengenai motif kali ini akan menggunakan pendapat

McQuail (2002:72) .

Peneliti tertarik untuk meneliti motivasi pembaca majalah Men’s Health karena dilandasi pada asumsi bahwa setiap individu ingin menjadikan dirinya

sehat dan berpenampilan menarik. Untuk dapat menjadikan dirinya memiliki tubuh yang sehat dan menarik maka masyarakat memerlukan informasi dan dapat

didapatkan dari berbagai media yakni salah satunya adalah media cetak majalah. Pada dasarnya khalayak dalam hal ini pembaca itu aktif dan selektif dalam menggunakan media, mereka memiliki tujuan-tujuan tertentu untuk memenuhi

kebutuhan yang mana antara individu yang satu dengan individu yang lain tidak sama, sehingga memiliki motivasi aktivitas penggunaan media yang diperoleh

juga berbeda-beda.

Motif kognitif yang lebih cenderung mengarah kepada keinginan khalayak untuk mencari informasi yang up to date, seperti perkembangan dunia mode,

(22)

mengetahui mengenai cara mendapatkan tubuh yang sehat dan dengan membaca majalah Men’s Health pembaca berharap dapat menerapkannya di kehidupan

sehari hari dan memiliki tubuh yang sehat.

Motif Identitas pribadi (Personal Identity) yaitu niat memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri

seperti ingin meningkatkan pemahaman mengenai dunia fitness, serta untuk menemukan figur yang dapat menjadi contoh atau motivator untuk membentuk

tubuh. Pembaca beralasan membaca majalah Men’s Health pada motivasi identitas pribadi karena pemabaca belum memiliki gambaran mengenai tubuh yang ideal dan dengan membaca majalah Men’s Health pembaca dapat

menemukan gambaran mengenai tubuh yang ideal.

Motif integrasi dan interaksi sosial (Personal Relationships) yaitu dengan

melihat membaca majalah Men’s Health pemirsa dapat menjadikannya sebagai bahan pemrbincangan dengan teman atau dapat juga berinteraksi dengan majalah Men’s Health karena Men’s Health membuka kesempatan kepada pembaca untuk

mengirimkan pertanyaan kepada redaksi berkaitan dengan dunia kesehatan dan penampilan pria. Pembaca beralasan membaca majalah Men’s Health berkaitan

dengan motif integrasi dan interaksi sosial karena pembaca merasa kurang untuk bahan perbincangan dengan teman khususnya mengenai teknik-teknik fitness dan kesehatan tubuh sedangkan pembaca dalam membaca Men’s Health berkaitan

dengan motif hiburan karena pembaca dapat membaca majalah Men’s Health dengan bersantai dengan melepas kejenuhan selepas beraktivitas atau saat istirahat

(23)

Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyaknya banyak pria yang telah peduli dengan penampilan dirinya salah satunya dengan cara mengikuti olahraga

yang dapat membentuk tubuh seperti halnya fitness, membeli produk produk yang dapat membuat tampilan diri menjadi lebih menarik atau membeli pakaian yang d apat meningkatkan kepercayaan diri. Berbagai motivasi juga melatar belakangi

perilaku yang satu ini. Selain untuk tujuan menyehatkan tubuh, tetapi banyak juga yang ikut fitness agar tubuhnya terbentuk indah dan sexy

( http://wolipop.detik.com/read/2012/09/27/073413/2039058/234/centil-semakin-banyak-pria-yang-pakai-kosmetik-pasangannya).

Subjek dalam penelitian ini adalah member Araya Family Club Surabaya

yakni sebuah tempat fitness yang terletak di daerah Perumahan Galaxy Bumi Permai. Alasan pemilihan member Araya Family Club Surabaya adalah Araya

Family Club Surabaya berlangganan majalah Men’s Health dan diletakan sebagai bahan bacaan membernya. Alasan lain peneliti memilih member Araya Family Club Surabaya sebagai subjek penelitian adalah peneliti merupakan salah satu

anggota di Araya Family Club Surabaya sehingga mudah untuk mendapatkan data yang diinginkan.

(24)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana motif masyarakat

membaca majalah Men’s Health di Surabaya?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motif

membaca majalah Men’s Health di Surabaya

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini dapat menjadi bahan informasi atau masukan yang bermanfaat antar lain :

1. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak pembuat majalah dalam mengembangkan dan meningkatkan isi dari majalah yang dibuat agar dapat lebih bermanfaat bagi pembacanya.

2. Kegunaan Teoritis

(25)

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Komunikasi

Secara Etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicaty ,dan perkataan ini berasal dari kata communis,

perkataan communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis disini adalah sama, dan arti sama makna, yaitu sama makna

mengenai suatu hal. (Effendy, 2004:4)

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu

pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu sesuatu kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam komunikasi itu adalah

manusia, Karena itu, komunikasi yang dimaksud disini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication ,yang sering kali disebut

pula komunikasi sosial atau social comunication. Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antar manusia dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia-manusia yang

bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya.

(26)

bermasyarakat karena dia hidup sendirian. Oleh karena itu dia tidak berkomunikasi dengan siapa-siapa.

Jadi teknik berkomunikasi yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan ini adalah komunikasi antara seseorang dengan orang lain, komunikasi manusia atau komunikasi sosial yang sebagaimana ditegaskan di atas

, mengandung makna “proses penyampaian suatu pernyataan dari seseorang kepada orang lain”. (Effendy, 2004:4)

Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film maupun non media

massa misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya.

Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat internasional, mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan

pada komunikan yang menjadi sasaran (Effendy, 2004). 2.1.2. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagiaan, terhindar dari

tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita

(27)

tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa diartikan akan “tersesat”, karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial (Mulyana, 2001:5). Komunikasilah yang memungkinkan

individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang

memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi-situasi problematik yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum,

berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab, karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga

dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi. 2.1.3. Pr oses Komunikasi Bermedia

Komunikasi bermedia adalah komunikasi menggunakan saluran atau

sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya. Komunikasi bermedia disebut juga komunikasi

secara tidak langsung dan sebagai konsekuensinya arus balik pun tidak terjadi pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikan pada saat ia berkomunikasi. Oleh sebab itu, dalam melancarkan

komunikasi dengan menggunakan media, komunikator harus lebih matang dalam perencanaan dan persiapannyasehingga ia merasa pasti bahwa komunikasinya itu

(28)

harus mengetahui sifat komunikan yang akan dituju dan memahami sifat-sifat media yang digunakan. Komunikan yang dituju dengan menggunakan media

bisa hanya seorang saja, dapat juga sekelompok kecil orang,bisa pula sejumlah orang yang amat banyak (Effendy, 2004).

2.1.4. Media Massa

Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media massa modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana

komunikator secara profesional menggunakan media massa dalam menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam pada jumlah

banyak dengan menggunakan media (Effendi, 2003:79-80).

Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol manajemen

dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat,

baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian

pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran

dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan

(29)

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun elektronik

merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio, televisi, film, dan lain-lain, tidak terlepas kaitannya dengan

perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi

jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat (Sugiharti, 2000:3).

Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenanya perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu bersifat informasi,

edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai sasaran yang dikehendaki. Komunikasi massa bersifat satu arah (one way traffic). Begitu pesan disebarkan komunikator, tidak diketahuinya apakah

pesan itu diterima, dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan (Effendi, 2003:314). Media massa yang digunakan sebagai sumber berita tentang

manfaat khusus dalam penelitian ini yaitu media cetak berupa majalah yang menginformasikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kursus yang ada

di masyarakat.

2.1.5. Peran Media Massa

Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu

(30)

1. Sebagai institusi pencerahan, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas,

terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat yang maju.

2. Selain itu media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang

terbuka, jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat

yang terbuka dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki

oleh masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya.

3. Terakhir media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan kebudayaan. Sebagai agent of

change yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah. Dengan demikian

media masa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.

Dalam penelitian ini, media massa yang digunakan adalah media elektronik

(31)

masyarakat khususnya para pembaca supaya lebih cerdas dan terbuka pikirannya akan berbagai informasi seperti halnya informasi tentang macam-macam kursus

2.1.6. Karakteristik Majalah

Majalah merupakan media yang paling mudah dalam organisasinya dan relatif mudah dalam mengelolanya, serta tidak membutukan modal yang banyak

(Ardianto, 2005:113). Setiap kelompok masyarakat dapat menerbitkan majalah dan mereka berhak dengan leluasa menentukan bentuk, jenis, dan sasaran

khalayaknya.

Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakterisitk sendiri:

1. Penyajian Lebih Dalam

Karena frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya

dwi mingguan, bahkan bulanan, maka para repoternya memiliki waktu yang leluasa untuk melakukan analisis terhadap suatu peristiwa, sehingga penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih dalam. Analisis beritanya

dapat dipercaya dan didasarkan pada buku referensi yang relevan dengan peristiwa.

2. Nilai Aktualisasinya

Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Kita tidak pernah menganggap usang

(32)

3. Gambar Atau Foto Lebih Banyak

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya

yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar atau foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakan pun lebih baik.

4. Cover (sampul) sebagai daya tarik

Di samping foto, cover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik

tersendiri. Cover adalah ibarat pakaian dan aksesorinya pada manusia. Cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan warna gambar yang menarik pula.

2.1.7. Fungsi Majalah

Pada zaman modern sekarang ini, jurnalistik tidak hanya mengelola berita

saja, tetapi juga aspek-spek lain untuk surat kabar atau majalah. Karena itu fungsinya bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur,dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu (Effendy, 2004), yaitu

sebagai berikut:

1. Fungsi menyiarkan informasi

(33)

2. Fungsi Mendidik

Fungsi kedua dari majalah adalah mendidik. Sebagai sarana pendidikan,

majalah memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya.

3. Fungsi Menghibur

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh majalah untuk mengimbangi berita-berita berat dan feature-feature yang berbobot, semata mata untuk

melemaskan pikiran

2.1.8. Kelebihan dan Kekur angan Majalah

Majalah mempunyai beberapa kelebihan dan juga beberapa kekurangan.

Beberapa kelebihan majalah antara lain adalah (Kasali, 2007:113): 1. Khalayak sasaran

Majalah mempunyai kemampuan menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi.

2. Penerimaan khalayak

Majalah mempunyai kemampuan mengangkat produk-produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestige (pengaruh) majalah

yang bersangkutan.

3. Long Life Span

Majalah adalah media yang memiliki usia edar paling panjang dari seluruh

media yang ada, selain itu, majalah biasa disimpan oleh khalayak dalam jangka waktu yang relatif lama untuk dijadikan bahan referensi jika

(34)

4. Kualitas Visual

Kualitas majalah sangat prima karena umumnya di cetak diatas kertas

berkualitas tinggi, serta dapat menyajikan tata warna, reproduksi foto baik hitam putih maupun berwarna.

5. Promosi penjualan

Majalah adalah media yang efektif untuk menyampaikan pesan iklan yang berbau promosi penjualan

Adapun kekurangan majalah antara lain adalah (Kasali, 2007:113): 1. Biaya tinggi

Biaya untuk menjangkau khalayak sasaran relatif lebih mahal, bila dilakukan

pada media-media umum dengan khalayak yang lebih terseleksi. 2. Distribusi

Banyak majalah yang peredarannya terlambat dan tidak memiliki jaringan distribusi yang tepat di beberapa tempat tertentu, yang daya belinya tinggi namun sulit dijangkau.

2.1.9. Majalah Men’s Health

Majalah Men’s Health diterbitkan oleh Media Favorit Internasional dan

terbit di Indonesia atas lisensi dari Rodale Inc, redaksinya sendiri di jalan HR Rasuna Said Kav, B 32-33 Jakarta 12910. Majalah Men’s Health terbit sebulan sekali. Selain tema kesehatan dan penampilan pria yang menjadi tema utama dari

majalah Men’s Health, majalah Men’s Health juga menampilkan beberapa rubrik tentang pria lainnya seperti halnya sedikit dibahasa mengenai kehidupan seks pria,

(35)

Adanya beberapa rubrik diluar kesehatan dan penampilan pria tersebut walau tidak merubah konsep awal dari majalah Men’s Health sebagai majalah

kesehatan pria membuat Men’s Health memiliki keunggulan dengan majalah yang sejenisnya seperti halnya majalah Reps, majalah Reps hanya menampilkan mengenai penampilan dan kesehatan pria khususnya dalam hal pembentukan

tubuh pria. Men’s Health juga memiliki kelebihan karena telah mendapatkan lisensi dari Rodale Inc sebagai pemegang lisensi dairi majalah Men’s Health di

Amerika

2.1.10.Majalah Sebagai Media Massa

Majalah sebagai wadah yang terbit mingguan atau bulanan yang tidak

berupa lemabaran yang disebut koran, tetapi lembaran kecil yang dijilid seperti buku (Soeseno.1993). Bila berbicara perbedaan antara courant (harian) dan

majalah tidak hanya menyangkut waktu terbit dan bentuknya saja, melainkan juga isinya. Kalau koran lebih banyak berisi berita kejadian aktual, ulasan berita, kolom opini, dan informasi yang bersifat penerangan maka majalah lebih banyak

berisi feature penyuluhan, kisah perjalanan, feature masalah dan pendirian penulisnya, cerita kocak, laporan hasil penyelidikan, sajak,dan jenis-jenis

kesustraan. Seringkali disertai foto dan gambar ilustrasi.

Majalah lebih mementingkan kemenarikan bahan yang ditulis dari pada aktualitas. Dalam kemenarikan ini juga termasuk keterlibatan pembaca dalam

tuturan yang dikemukakan. Kalau harian memberi berita aktual yang sedang berjalan maka majalah memberi tulisan yang timeless (tidak lekang oleh waktu).

(36)

lebih dramatis. Selain itu juga memberikan penyuluhan yang berguna tentang fakta yang sedang menjadi masalah dalam masyarakat.

Majalah yang terbit mingguan atau bulanan justru memerlukan tulisan susastra, puisi, dan jenis-jenis belles lettres (sastra) lainnya. Penulis untuk majalah bukan wartawan yang memberi berita, tapi menyusun berita yang cemerlang

berbunyi gemerincing. Majalah sebagai feature akan lebih mengulas unsur ”mengapa” dan bagaimana,bukan apa, ”siapa”, ”kapan”, dan ”dimana” seperti

berita.

Dalam penulisan, majalah mengembangkan penulisan feature , sebuah gabungan penulisan antara kaidah sastra dan kaidah jurnalistik (Nurudin, 2007).

Kaidah jurnalistik mendukung dimunculkannya fakta-fakta yang didapat di lapangan. Selanjutnya, kaidah satra berhubungan dengan teknik penulisan,

sehingga bahasa yang dipakai dalam majalah juga bukan bahasa terburu-buru bergaya kawat seperti koran, tapi bahasa yang lebih tenang. Kebanyakan bahasa dalam majalah lebih utuh bahasanya tapi tetap menarik, mengherankan atau

merangsang keingintahuan. Dan dalam majalah, foto dan foto ilustrasi mempunyai nilai berita sendiri. Tulisan dan foto merupakan dwitunggal yang tak terpisahkan

bagi majalah (Soeseno.1997).

Mengenai bahan yang ditulisnya, tidak ada wartawan majalah yang menulis demi kesenangannya sendiri. Kalau sampai ada majalah yang keasyikan

(37)

Bagi redaksi majalah yang baik (dan benar) ada kebijakan berlaku yang menyebutkan bahwa kurang bijaksana kalau penulis feature tidak mau

menomorsatukan keinginan pembacanya. Itu sebabnya, kebanyakan majalah mempunyai rubrik khusus untuk pembacanya. Dari masukan pembaca lewat rubrik ini redaksi majalah yang bersangkutan mengetahui apa yang diinginkan

pembacanya. Dan keinginan ini dilayani dengan tulisan-tulisan yang menuruti dan memuasan keinginan itu. Hukum permintaan dan penawaran dalam hal ini tidak

bisa dielakkan. Menjalankan jurnalistik majalah tanpa merangkul pembacanya sama saja memupuk jalan tol dengan pupuk. Jalannya tidak akan subur tapi kotor

2.1.11.Motif

Untuk dapat mengamati seseorang dalam melakukan suatu tindakan ataupun perbuatan perlu memperhatikan hal-hal yang melatarbelakanginya, apa

saja yang mendorong melakukan tindakan perbuatan tersebut apa motifnya, untuk itu peneliti akan menjelaskan mengenai motif. Istilah motif berasal dari kata

motive yang berarti dorongan dalam diri organisme untuk menentukan pilihan

pilihan dari berbagai hal, sehingga sesuai dengan tujuan. Semua tingkah laku manusia pada hakekatnya mempunyai motif. Jadi motif adalah hal yang berkaitan

dengan dorongan keinginan hasrat dari dalam diri untuk melaksanakan sesuatu yang memberi arah dan tujuan pada tingkah seseorang. Dari definisi tentang motif, maka dapat disimpulakan bahwa, motif adalah sesuatu yang ada pada diri

individu yang menggerakkan atau membangkitkan, sehingga individu itu berbuat sesuatu (Ahmadi, 2000:192).

(38)

yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu, artinya individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong

oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif adalah pengertian yang melinkupi seluruh penggerak, alasan-alasan atu dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan, 2004:140).

Motif itu akah dapat mempengaruhi manusia dalam melakukan aktifitas tertentu untuk memenuhi kebutuha kepuasan pada diri individu dan motif

seseorang dapat berbentuk melalui serangkaian pengalaman bersifat konstan meskipun ada kemungkinan berubah. Motif merupakan pencerminan motif dan mengaktifkan perilaku. Pada umumnya peranan motif dalam segala tingkah laku

manusia besar sekali. Dan tampak bahwa motif anak-anak pada umumnya banyak rupanya dan pada mulanya berasal dari dalam dirinya dan ada yang berasal dari

luar dirinya (Gerungan, 2000:144).

Woodworth dalam Purwanto (2000:64) menggolongkan motif menjadi

tiga golongan, yaitu :

1. Motif sebagai pendorong manusia untuk bertindak atau berbuat. Motif itu

berfungsi sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang

untuk melakukan suatu tugas.

2. Motif menentukan arah perbuatan, yakni ke arab perwujudan suatu tujuan atau

cita-cita.

3. Motif menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbutan mana

(39)

mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dengan demikian dari ketiga pengertian tersebut, maka pada dasarnya

motif itu timbul karena adanya kebutuhan, dengan kata lain motif merupakan ciri

dari kebutuhan atau motif dapat diidentikkan dengan kebutuhan.Untuk

memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada pendapat McQuail

(2002:72) sebagai berikut :

1. Motif Kognitif

Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu

yang diinginkan, yang terdiri dari:

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum

d. Keinginan untuk belajar (pendidikan terhadap diri sendiri)

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan 2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan

sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khlayak sendiri, yang terdiri dari:

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi

(40)

d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships)

Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari:

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki

c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial d. Memperoleh teman selain dari manusia (media)

e. Membantu menjalankan peran sosial

f. Memungkinkan individu untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman, dan masyarakat

4. Motif Hiburan (Diversi)

Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, yang

terdiri dari:

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan b. Bersantai

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis d. Mengisi waktu

e. Penyaluran emosi

f. Membangkitkan gairah seks.

2.1.12.Teori Uses And Gratifications

Teori Uses dan Gratifications menunjukkan yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi

(41)

bobotnya adalah pada khalayak yang aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. (Effendy, 2003:289). Anggota khalayak dianggap

aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga timbul istilah

uses and gratifications yang itu penggunaan dan pemenuhan kebutuhan (Rakhmat, 2002:65)

Teori Uses and Gratification muncul sebagai akibat ketidakpuasan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang gagal membuktikan bahwa khalayak

langsung dapat dipengaruhi oleh media massa. Oleh karena itu, model ini

digambarkan sebagai Adramatic Break With Effect Tradition of the Past

(Swanson dalam Rakhmat, 2002: 65).

Teori Uses and gratifications menurut Kats, Gurevitch dan Haas dalam Effendy (2003:294) dimulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang

menentukan kebutuhan manusia. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan

peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungannya. 2. Affective needs (kebutuhan Afekjtif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan

peneguhan pengalaman-pengalaman estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif) adalah

kebutuhan yang terkait dengan kreatifitas.

(42)

5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah berkaitan dengan upaya menghindar dari tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman

Untuk memperoleh kejelasan mengenai Model Uses and Gratification maka Katz, Gurevitch dan Haas mengemukakan gambar model Uses and Gratification dalam Effendy (2003 : 293) adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Uses dan Gratification Model

Pada perilaku penggunaan media, teori Uses and Gratification menyatakan bahwa pemilihan dan penggunaan media massa ditentukan oleh khalayak

berdasarkan kebutuhan yang ingin dipenuhi, sehingga terfokus pada apa yang dilakukan khalayak pada media massa yang diteliti disini adalah motif

mengkonsumsi media untuk mencari kepuasan. 2.2. Kerangka Berpikir

(43)

wawasannya, serta dapat lebih meningkatkan kedudukan dan peranannya dalam

masyarakat. Untuk mengetahui lebih jelas segala hal yang terjadi didunia atau

disekelilingnya, manusia sangat membutuhkan kehadiran media utnuk memenuhi

kebutuhannya. Maka hadirlah sarana komunikasi yang lebih dikenal sebagai

media massa.

Keberadaan media massa pada saat ini telah menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari, adapun media massa yang

dimaksudkan disini adalah majalah. Membaca majalah bagi pembaca merupakan

suatu kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan

tersebut bisa berupa kebutuhan akan informasi, pendidikan dan hiburan. Menurut

Blummer dalam (Effendi, 2003:61) motif meliputi motif kognitif yaitu keinginan

untuk menambah pengetahan, motif diversi yaitu kegunaan untuk menyesuaikan

diri terhadap lingkungan. Dengan membaca majalah manusia dapat memahami

dan mengerti. setiap informasi yang. disampaikan dan manusia dapat menilai

informasi sebagai pesan mendidik, menghibur serta mempengaruhi pembacanya

melalui berbagai rubrik yang disajikan.

Salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan media informasi.

Kebutuhan tersebut sangat berguna bagi dirinya lintuk mengetahui berbagai

perubahan yang terjadi di luar lingkungan dirinya (Maslow, 1970 dalam Nugroho

2009).

(44)

membaca majalah Men’s Health. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan

dibawah ini :

Gambar 2.1.

Kerangka Berpikir Penelitian Tentang Motif Pembaca Pada Majalah Men’s Health di Sur abaya

(45)

3.1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana

dalam pendekatan deskriptif kuantitatif akan dapat menginterpretasikan secara

rinci fakta dan karakteristik populasi secara faktual dan cermat

(Rakhmat, 1999:22). Dimana peneliti akan menjabarkan dan menginterpretasikan data hasil penelitian secara sistematis mengenai motif pembaca dalam membaca majalah Men’s Health.

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang tidak perlu mencari atau

menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis, tetapi akan menggambarkan secara sistematis tentang bagaimana motif pembaca dalam membaca majalah Men’s Health.

1. Motif

Dalam hal ini motif dapat dioperasionalisasikan sebagai penggerak

alasan-alasan atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Motif timbul karena adanya kebutuhan dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan.

(46)

a. Motif Kognitif

Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat

ideasional tertentu yang terdiri dari:

1. Menambah wawasan atau pengetahuan baru tentang body building atau membentuk tubuh.

2. Ingin mendapatkan informasi tentang perkembangan dunia mode pria 3. Ingin mendapatkan informasi tips tentang berhubungan sex yang baik

dengan pasangan

4. Mendapatkan informasi mengenai perawatan tubuh pria. 5. Menambah wawasan tentang nutrisi makanan sehat

6. Mendapatkan tambahan informasi mengenai teknik dalam dunia olahraga

7. Menambah wawasan mengenai dunia otomotif

8. Mendapatkan informasi menjaga hubungan baik dengan pasangan 9. Menambah informasi mengenai dunia karir

10.Mendapatkan informasi mengenai dunia teknologi b. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, yang terdiri dari:

1. Mendapatkan model yang dapat menjadi contoh dalam membentuk tubuh.

(47)

3. Mendapatkan model yang dapat menjadi contoh penataan rambut 4. Mengidentifikasikan diri dengan model yang ada di dalam majalah.

5. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi dalam berolahraga. 6. Membantu diri agar lebih percaya diri

7. Meningkatkan keyakinan untuk hidup sehat

8. Meningkatkan semangat untuk berolahraga

9. Menemukan model perempuan yang dapat dijadikan pasangan

10.Menjadikan diri lebih semangat untuk terus merawat diri c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships)

Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari:

1. Keinginan memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain yang berhasil merubah bentuknya menjadi ideal

2. Keinginan pembaca berbagi informasi mengenai tips dan trik dalam dunia fitness

3. Keinginan pembaca berbagi informasi mengenai tips merawat tubuh 4. Keinginan pembaca berbagi informasi mengenai pola hidup sehat 5. Keinginan pembaca untuk berbagi informasi mengenai teknik dalam

dunia olahraga

6. Keinginan pembaca untuk berbagi informasi mengenai menjalin hubungan baik dengan pasangan

7. Keinginan pembaca untuk berbagi informasi mengenai dunia otomotif 8. Keinginan pembaca untuk berbagi informasi mengenai dunia teknologi 9. Keinginan untuk berbagi informasi mnegenai kandungan nutrisi dalam

(48)

10.Keinginan pembaca untuk ikut-ikutan membaca majalah men’s health d. Motif Hiburan (Diversi)

Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, yang terdiri dari:

1. Bersantai setelah menjalankan fitness 2. Bersantai setelah pulang kerja

3. Menghilangkan stres karena permasalahan pribadi

4. Mencari hiburan dengan melihat model cantik untuk merilekskan diri

5. Melepaskan diri dari permasalahan pekerjaan

6. Memuaskan hasrat libido dengan melihat cewek-cewek seksi

Indikator untuk motif pembaca dapat ditunjukkan melaui total skor dari seluruh jawaban responden atas pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam kuisioner, sehingga untuk mempermudah dapat diuraikan sebagai berikut:

STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1

TS (Tidak Setuju) diberi skor 2

S (Setuju) diberi skor 3

SS (Sangat Setuju) diberi skor 4

Dalam penelitian ini tidak digunakan alternative jawaban ragu-ragu (undecided), alasannya menurut Bungin (2001) adalah sebagai berikut:

(49)

b. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.

c. Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring oleh responden.

Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh tingkat interval untuk

mengetahui motif pembaca dalam membaca majalah untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Motif kognitif

Sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya, motif kognitif memiliki 4 indikator atau empat (4) pernyataan, maka pengkategorian untuk motif

kognitif adalah sebagai berikut :

a. Dikategorikan tinggi, bila total skor jawaban responden untuk motif

kognitif berada diinterval 31-40. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif pembaca untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan majalah

Men’s Health tinggi dimana responden sangat berkeinginan untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai body building, perkembangan dunia mode pria, tips mengenai sex dan perawatan tubuh

pria.

b. Dikategorikan sedang, bila total skor jawaban responden untuk motif

(50)

pembaca untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan majalah

Men’s Health cukup atau sedang dimana responden cukup berkeinginan

untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai body building,

perkembangan dunia mode pria, tips mengenai sex dan perawatan tubuh

pria

c. Dikategorikan rendah, bila total skor jawaban responden untuk motif

kognitif berada diinterval 10-20. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif

pembaca untuk, memperoleh informasi yang berkaitan dengan majalah

Men’s Health rendah dimana responden sangat tidak berkeinginan untuk

mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai body building,

perkembangan dunia mode pria, tips mengenai sex dan perawatan tubuh

pria

2. Motif Identitas Personal

Sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya, motif identitas personal memiliki 4 indikator atau empat (4) pernyataan, maka pengkategorian untuk

motif identitas personal adalah sebagai berikut :

Interval : 10

a. Dikategorikan tinggi, bila total skor jawaban responden untuk motif identitas personal berada diinterval 31-40. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif pembaca untuk identitas personal yang berkaitan dengan

(51)

dunia fitness dan body building, mencari model yang dapat menjadi contoh dalam membentuk tubuh, mengidentifikasikan diri dengan model

yang ada di dalam majalah dan menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Dikategorikan sedang, bila total skor jawaban responden untuk motif

identitas personal berada diinterval 21-30. Hal tersebut menunjukkan

bahwa motif pembaca untuk identitas personal yang berkaitan dengan majalah Men’s Health cukup atau sedang, dimana responden cukup

membaca majalah Men’s Health untuk meningkatkan pemahaman tentang dunia fitness dan body building, mencari model yang dapat menjadi contoh dalam membentuk tubuh, mengidentifikasikan diri dengan model

yang ada di dalam majalah dan menemukan penunjang nilai-nilai pribadi c. Dikategorikan rendah, bila total skor jawaban responden untuk motif

identitas personal berada diinterval 10-20. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif pembaca pada identitas personal yang berkaitan dengan majalah Men’s Health rendah, dimana responden tidak berkeinginan

membaca majalah Men’s Health untuk meningkatkan pemahaman tentang dunia fitness dan body building, mencari model yang dapat menjadi

contoh dalam membentuk tubuh, mengidentifikasikan diri dengan model yang ada di dalam majalah dan menemukan penunjang nilai-nilai pribadi 3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

Sesuai dengan yang telah diuraikan sebehunnya, motif integrasi dan interaksi sosial memiliki 4 indikator atau empat (4) pernyataan, maka pengkategorian

(52)

Interval : 10

a. Dikategorikan tinggi, bila total skor jawaban responden untuk motif

integrasi dan interaksi sosial berada diinterval 31-40. Hal tersebut

menunjukkan bahwa motif pembaca untuk integrasi dan interaksi sosial

yang berkaitan dengan membaca majalah Men’s Health tinggi dimana

responden sangat berkeinginan membaca majalah Men’s Health

memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain yang berhasil

merubah bentuknya menjadi ideal, berbagi informasi mengenai tips dan

trik dalam dunia fitness dan hanya sekedar ikut-ikutan membaca majalah

men’s health

b. Dikategorikan sedang, bila total skor jawaban responden untuk motif

integrasi dan interaksi sosial berada diinterval 21-30. Hal tersebut

menunjukkan bahwa integrasi dan interaksi sosial yang berkaitan dengan

membaca majalah Men’s Health cukup atau sedang dimana responden

cukup berkeinginan membaca majalah Men’s Health memperoleh

pengetahuan tentang keadaan orang lain yang berhasil merubah bentuknya

menjadi ideal, berbagi informasi mengenai tips dan trik dalam dunia

fitness dan hanya sekedar ikut-ikutan membaca majalah men’s health

c. Dikategorikan rendah, bila total skor jawaban responden untuk motif

integrasi dan interaksi sosial berada diinterval 10-20. Hal tersebut

(53)

dengan membaca majalah Men’s Health rendah dimana responden tidak

berkeinginan membaca majalah Men’s Health memperoleh pengetahuan

tentang keadaan orang lain yang berhasil merubah bentuknya menjadi

ideal, berbagi informasi mengenai tips dan trik dalam dunia fitness dan

hanya sekedar ikut-ikutan membaca majalah men’s health

4. Motif Diversi

Sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya, motif diversi memiliki 4

indikator atau empat (4) pernyataan, maka pengkategorian untuk motif diversi

adalah sebagai berikut :

a. Dikategorikan tinggi, bila total skor jawaban responden untuk motif diversi

berada diinterval 19-24. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif diversi

pembaca untuk identitas personal yang berkaitan dengan majalah Men’s Health

Tinggi dimana responden sangat berkeinginan membaca majalah Men’s Health

untuk bersantai setelah mengerjakan aktivitas seharian, mengisi waktu luang

dan menghilangkan stress karena rutinitas yang padat

b. Dikategorikan sedang, bila total skor jawaban responden untuk motif motif

diversi berada diinterval 13-18. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif diversi

yang berkaitan dengan acara majalah Men’s Health Tinggi cukup atau sedang,

dimana responden cukup berkeinginan membaca majalah Men’s Health untuk

(54)

menghilangkan stress karena rutinitas yang padat

c. Dikategorikan rendah, bila total skor jawaban responden untuk motif motif

diversi berada diinterval 6-12. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif motif

diversi yang berkaitan dengan majalah Men’s Health Tinggi dimana responden

tidak berkeinginan membaca majalah Men’s Health untuk bersantai setelah

mengerjakan aktivitas seharian, mengisi waktu luang dan menghilangkan stress

karena rutinitas yang padat

Motif pembaca dalam membaca majalah men’s Helath digolongkan menjadi tiga yaitu rendah, sedang, tinggi yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden. Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk

lebar interval tingkat rendah, sedang, dan tinggi menggunakan rumus: Range (R): Skor tertinggi – Skor terendah

Jenjang yang diinginkan Keterangan:

Range (R) : Batasan dari setiap tingkatan

Skor Tertinggi : Pertanyaan antara nilai tertinggi dengan Jumlah item pertanyaan

Skor Terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan Jumlah item pertanyaan

Jenjang : 3 (tinggi, sedang rendah)

Interval dari motif sebagai berikut :

Interval = 36

(55)

diinterval 109 s/d 144.

b. Dikategorikan Sedang, bila total skor keseluruhan jawaban responden berada

diinterval 73 s/d 108.

c. Dikategorikan Rendah, bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 36 s/d 72.

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari (Sugiyono, 203:55). Populasi dalam penelitian ini adalah member

Araya Family Club Surabaya yakni sebuah tempat fitness yang terletak di daerah

Perumahan Galaxy Bumi Permai yang berjumlah 150 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari member Araya Family Club Surabaya yang memiliki karakteristik antara lain :

1. Pria berusia 20-59 tahun

2. Menjadi member Araya Family Club Surabaya selama 3 bulan

3. Pernah membaca majalah Men’s Health minimal 5 kali

Berdasarkan data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel maka menggunakan tabel yang dibuat Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran

(56)
(57)

Berdasarkan tabel diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini dengan 150 responden adalah sebanyak 108 responden.

3.3.3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non

probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan

sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:122).

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber-sumber, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara pada responden dengan berdasarkan kuisioner yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang terutup dan yang terbuka.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi kedua, seperti

perpustakaan,pusat pengelolahan data, pusat penelitian, dan lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan analisis.

3.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi yang

(58)

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari:

mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :

% 100

× =

N F

P

Keterangan :

P : Persentase Responden F : Frekuensi Responden N : Jumlah Responden

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya dilampirkan

(59)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Majalah Men’s Health

Majalah Men’s Health Indonesia merupakan sumber bagi pria aktif

modern yang haus akan informasi dan berkeinginan untuk meningkatkan

kenyamanan hidupnya. Semua informasi yang dibutuhkan pria dari mulai vitalitas

tubuh, kesehatan, seks, penampilan, karier, keluarga, dan beragam topik lainnya

dikemas dalam bentuk tip dan saran. Didukung tata artistik dan bahasa yang segar,

modern, sekaligus akrab. Majalah Men’s Health diterbitkan oleh Media Favorit

Internasional dan terbit di Indonesia atas lisensi dari Rodale Inc, redaksinya

sendiri di jalan HR Rasuna Said Kav, B 32-33 Jakarta 12910. Majalah Men’s

Health terbit sebulan sekali. Selain tema kesehatan dan penampilan pria yang

menjadi tema utama dari majalah Men’s Health, majalah Men’s Health juga

menampilkan beberapa rubrik tentang pria lainnya seperti halnya sedikit dibahasa

mengenai kehidupan seks pria, hubungan relationship dengan pasangan, otomotif

dan modifikasi, dan komunitas.

Dipilihnya Majalah Men’s Health sebagai objek penelitian adalah karena adanya kelebihan majalah Men’s Health jika dibandingkan dengan majalah pria lainnya seperti halnya majalah Reps. Berbeda dengan majalah pria lainnya, ada

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.1.
Tabel 3.1 Penentuan Jumlah Sampel
Tabel 4.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk kegiatan yang mengutamakan dampak sosial, hukum dan budaya (non ekonomi), dapat mengungkapkan permasalahan dalam dua aspek utama yang saling terkait atau bersinergi

Dari hasil uji coba terhadap aplikasi yang dikembangkan dan perumusahan masalah yang diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa enkripsi dan dekripsi

Selanjutnya, dengan menggunakan metode analisis Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang diharapkan dapat memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah

Meningkatnya Kualitas Pengawasan Atas Pelaksanaan Tugas Rutin dan Pembangunan Semua Unsur Kejaksaan Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan dan Kebijaksanaan yang Ditetapkan

bahwa sehubungan dengan telah diundangkannya Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 17 Tahun 2003 tentang Pajak Hiburan, maka sebagai pedoman dan acuan bagi

7870 m 2 Laboratorium kateterisasi mini, Uji latih beban jantung treadmill , Ekokardiografi, Holter monitor, USG Doppler, Laboratorium.. Jantung Bina Waluya

Dari hasil tersebut diketahui bahwa r lebih besar dari r (0,729 > 0,284) sehingga hipotesis kedua yang menyatakan budaya organisasi berpengaruh positif dan

Antibioottien käyttö vasikkaripulin hoidossa on perusteltua vain, jos vasikalla on ripulin lisäksi myös systeemisiä oireita.. Valitulla antibiootilla on oltava sekä