SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memperoleh Gelar Sar jana Pada Fisip UPN ”Veter an”
J awa Timur
Disusun Oleh :
Zildhan Pr adita 0843010035
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASI ONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
Oleh
Zildhan Pr adita 0843010035
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi Pr ogram Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 13 Desember 2012
Menyetujui
Pembimbing Utama Tim Penguji
1. Ketua
Dra. Herlina Suksmawati, Msi Ir. H. Didiek Tranggono, MSi NIP. 19641225 199309 2001 NIP. 1958 1225199001 1001
2. Sekr etaris
Dra. Herlina Suksmawati, Msi NIP. 19641225 199309 2001 3. Anggota
Dra. Dyva Claretta, Msi NPT. 366019400251 Mengetahui
Dekan
melimpahkan karunianya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini atas bantuan dari beberapa
pihak. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.
Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Dra. Herlina Suksmawati, Msi, selaku dosen pembimbing yang telah
6. Orang tuaku tercinta, yang telah memberikan bantuan baik materiil maupun moril, serta do’a.
7. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu, penulis ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya..
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa
yang akan datang.
Surabaya, Desember 2012
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAKSI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9
2.1.1. Pengertian Komunikasi ... 9
2.1.2. Fungsi Komunikasi ... 10
2.1.3. Proses Komunikasi Bermedia ... 11
2.1.4. Media Massa ... 12
2.1.5. Peran Media Masaa ... 13
2.1.6. Karakteristik Majalah ... 15
2.1.7. Fungsi Majalah ... 16
2.1.11.Motif ... 21
2.1.12.Teori Uses And Gratifications ... 24
2.2. Kerangka Berpikir ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ... 29
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 38
3.3.1. Populasi ... 38
3.3.2. Sampel ... 38
3.3.3. Teknik Penarikan Sampel ... 40
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 40
3.5. Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 43
4.1.1. Gambaran Umum Majalah Men’s Health ... 43
4.1.2. Gambaran Umum Masyarakat Surabaya ... 44
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ... 45
4.2.1. Identitas Responden ... 45
4.2.2. Penggunaan Media ... 47
4.2.3.3.Motif Integratif dan Interaksi Sosial ... 71 4.2.3.4.Motif Diversi ... 82 4.2.4. Kategorisasi Motif Secara Keseluruhan ... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 95
5.2. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 3.1 Penentuan Jumlah Sampel ... 39
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 46
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 46
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Frekuensi Membaca Majalah Men’s Health Setiap Bulannya ... 47
Tabel 4.5. Karakteristik Responden Durasi Setiap Kali Membaca Majalah Men’s Health ... 48
Tabel 4.6. Motif Kognitif Responden Menambah Wawasan Atau Pengetahuan Baru Tentang Body Building Atau Membentuk Tubuh ... 49
Tabel 4.7. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi Tentang Perkembangan Dunia Mode Pria ... 50
Tabel 4.8. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi Tips Tentang Berhubungan Sex Yang Baik Dengan Pasangan ... 51
Tabel 4.9. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Ingin Informasi Mengenai Perawatan Tubuh Pria ... 52
Tabel 4.10. Motif Kognitif Responden Ingin Menambah Wawasan Tentang Nutrisi Makanan Sehat... 53
Tabel 4.13. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi Menjaga Hubungan Baik Dengan Pasangan ... 56 Tabel 4.14. Motif Kognitif Responden Menambah Informasi Mengenai
Dunia Karir... 57 Tabel 4.15. Motif Kognitif Responden Mendapatkan Informasi Mengenai
Dunia Teknologi ... 58 Tabel 4.16. Motif Kognitif Responden Dalam Membaca Majalah Men’s
Health ... 59
Tabel 4.17. Motif Identitas Personal Responden Responden Ingin Mencari Model Yang Dapat Menjadi Contoh Dalam Membentuk Tubuh ... 60
Tabel 4.18. Motif Identitas Personal Responden Ingin Mendapatkan Model Yang Dapat Menjadi Contoh Dalam Berbusana ... 61 Tabel 4.19 Motif Identitas Personal Responden Ingin Mendapatkan Model
Yang Dapat Menjadi Contoh Penataan Rambut ... 62 Tabel 4.20. Motif Identitas Personal Responden Ingin Mengidentifikasikan
Diri Dengan Model Yang Ada Di Dalam Majalah ... 63 Tabel 4.21. Motif Identitas Personal Responden Responden Ingin
Menemukan Penunjang Nilai-Nilai Pribadi Dalam Berolahraga ... 64
Tabel 4.24. Motif Identitas Personal Responden Ingin Meningkatkan Semangat Untuk Berolahraga... 67 Tabel 4.25. Motif Identitas Personal Responden Responden Ingin
Menemukan Model Perempuan Yang Menjadi Dapat Djadikan Pasangan ... 68
Tabel 4.26. Motif Identitas Personal Responden Responden Ingin Menjadikan Diri Lebih Semangat Untuk Terus Merawat Diri ... 69 Tabel 4.27. Motif Identitas Personal Responden Dalam Membaca Majalah
Men’s Health ... 70 Tabel 4.28. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Memperoleh
Pengetahuan Tentang Keadaan Orang Lain Yang Berhasil Merubah Bentuknya Menjadi Ideal ... 71 Tabel 4.29. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Ingin Berbagi Informasi
Mengenai Tips Dan Trik Dalam Dunia Fitness Dengan Orang Lain ... 72
Tabel 4.30. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Berbagi Informasi Mengenai Tips Merawat Tubuh Dengan Orang Lain .... 73 Tabel 4.31. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Berbagi
Informasi Mengenai Pola Hidup Sehat ... 74 Tabel 4.32. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Berbagi
Kepada Orang Lain ... 76 Tabel 4.34. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Berbagi
Informasi Mengenai Dunia Otomotif Dengan Orang Lain ... 77
Tabel 4.35. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Berbagi Informasi Mengenai Dunia Teknologi Dengan Orang Lain ... 78
Tabel 4.36. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Berbagi Informasi Mengenai Kandungan Nutrisi Dalam Makanan Dengan Orang Lain ... 79
Tabel 4.37. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Ingin Untuk Ikut-Ikutan Membaca Majalah Men’s Health ... 80
Tabel 4.38. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Dalam Membaca Majalah Men’s Health ... 81 Tabel 4.39. Motif Hiburan Responden Ingin Bersantai Setelah Menjalankan
Fitness ... 82 Tabel 4.40. Motif Hiburan Responden Ingin Bersantai Pulang Kerja ... 83
Tabel 4.41. Motif Hiburan Responden Ingin Menghilangkan Stres Karena Permasalahan Pribadi... 84 Tabel 4.42. Motif Hiburan Responden Ingin Mencari Hiburan Dengan
Melihat Model Cantik Untuk Merilekskan Diri ... 85 Tabel 4.43. Motif Hiburan Responden Ingin Melepaskan Diri Dari
Zildhan Pr adita, 0843010035, Motif Pembaca Pada Majalah Men’s Health (Studi Deskr iptif Motif Pembaca Pada Majalah Men’s Health Di Sur abaya)
Informasi saat ini telah menjadi hal yang sangat penting dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang. Setiap orang, badan, dan organisasi berhak untuk memperoleh informasi untuk dapat berkembang dan berinteraksi dengan lingkungannya. Informasi sangatlah berharga bagi manusia karena informasi adalah salah satu kebutuhan bagi manusia untuk bisa mengetahui, memahami, dan mengerti hal-hal yang ada dan terjadi disekitarnya. Kebutuhan antara individu satu dengan individu yang lain berbeda sehingga motif atau aktivitas penggunaan media dan tujuan akhir yang diperolehpun tidak ada yang sama. Individu bebas dalam memilih dan menggunakan media beserta isinya atau sumber-sumber rujukan lain untuk mencapai tujuan akhir yaitu untuk memenuhi kebutuhannya akan sebuah informasi. Motif yang diteliti dalam penelitian ini yakni motif kognitif, identitas pribadi, motif integrasi dan interaksi sosial, motif diversi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motif masyarakat membaca majalah Men’s Health
Populasi dalam penelitian ini adalah member Araya Family Club Surabaya yakni sebuah tempat fitness yang terletak di daerah Perumahan Galaxy Bumi Permai yang berjumlah 150 orang responden dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling dengan teknik
purposive sampling. Pengumpulan data untuk penelitian disini menggunakan dua pendekatan yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi
Dari hasil pengujian didapatkan hasil sebagian besar responden memberikan motif yang mengarahkan pada kateori tinggi baik pada motif kognitif dan motif identitas personal, motif integrasi dan interaksi sosial pada kategori sedang dan motif hiburan pada kategori rendah.
Zildhan Pr adita, 0843010035, Motive Events People Reading Men’s Health Magazine (Motif Descriptive Study Community Events Read Men’s Health Magazine in Sur abaya)
Information has now become very important in a society that increasingly developed and developing countries. Any person, agency, and organization has the right to obtain information in order to develop and interact with their environment. Information is valuable to humans because information is one of the need for humans to be able to know, understand, and understand the things that exist and its surroundings. Needs between one individual with another individual is different so the motive or purpose of the activity and media use diperolehpun end nothing is the same. Individuals are free in choosing and using the media and its contents or other referral sources to achieve the ultimate goal is to meet the need for an update. Motives are examined in this study the pattern of cognitive, personal identity, integration and social interaction motif, motif diversion. The aim of this research was to determine the motive of the people read the magazine Men's Health
The population in this study are members Araya Family Club Surabaya fitness which is a place located in the area of Earth Permai Housing Galaxy totaling 150 respondents and the sampling technique in this study is a non probability sampling with purposive sampling technique. Data collection for the study here using two approaches, namely primary data and secondary data. The method of data analysis in this study using a frequency table
Results obtained from the test results the majority of respondents gave motif that directs the higher category both cognitive motives, motives of personal identity, integration and social interaction patterns and motifs entertainment.
1.1. Latar Belakang Masalah
Informasi saat ini telah menjadi hal yang sangat penting dalam masyarakat
yang semakin maju dan berkembang. Setiap orang, badan, dan organisasi berhak untuk memperoleh informasi untuk dapat berkembang dan berinteraksi dengan lingkungannya. Informasi sangatlah berharga bagi manusia karena informasi
adalah salah satu kebutuhan bagi manusia untuk bisa mengetahui, memahami, dan mengerti hal-hal yang ada dan terjadi disekitarnya. Dan masyarakat akan
memasuki suatu peradaban informasi, maka peranan dan posisi informasi menjadi sangat penting.
Setiap orang, badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan mempunyai
hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya dimana informasi dan komunikasi tersebut
menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, pers, lembaga-lembaga informasi dan masyarakat. Untuk itu perlu dibangun dan dikembangkan jaringan informasi guna tersalurnya kebebasan dalam rangka memperoleh informasi.
Komunikasi dalam kaitannya dengan masyarakat luas dapat diartikan sebagai komuniaksi massa, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film, tidak tampak oleh si komunikator.
Dengan demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way trafic). Begitu pesan disebarkan oleh komunikator, tidak diketahuinya apakah pesan itu diterima, dimengerti, atau
dilakukan oleh komunikan (Effendy, 2004:50).
Media menampilkan diri sendiri dengan peranan yang diharapkan,
dinamika masyarakat akan terbentuk, media adalah pesan. Jenis media massa yaitu media yang berorentasi pada aspek (1) penglihatan (verbal visual) misalnya media cetak, (2) pendengaran (audio) semata-mata (radio, tape recorder), verbal
vokal dan (3) pada pendengaran dan penglihatan (televisi, film, video) yang bersifat ferbal visual vokal (Liliweri, 2001).
Media massa terdiri dari media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak terdiri dari majalah, surat kabar, buku. Sedangkan media massa elektronik terdiri dari televisi, radio, film, internet, dan lain-lain. Media
cetak seperti majalah, surat kabar dan buku justru mampu memberikan pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena ia sarat dengan analisa yang
mendalam dibanding media lainnya (Cangara, 2005:128).
Diantara beberapa media, media cetak memiliki ciri khas dibandingkan dengan media massa lainnya. Yang penting bukan hanya sifatnya yang merupakan
media cetak, tetapi khalayak yang diterpanya bersifat aktif, tidak pasif seperti kalau mereka diterpa media radio, televisi dan film, Pesan melalui media cetak
khalayak menggunakan tatanan mentalnya (mental set) secara aktif. Karena itu berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain, pada media cetak harus disusun
sedemikian rupa, sehingga mudah dicerna oleh khalayak. Kelebihan media cetak lainnya, ialah bahwa media ini dapat di kaji ulang, didokumentasikan, dan dihimpun untuk kepentingan pengetahuan, serta dapat dijadikan bukti otentik
yang bernilai tinggi (Effendy, 2000: 313-314). Keunggulan lain media cetak adalah kemampuanya menguasai waktu, dalam pengertian termassa yang lebih
besar dibanding media audio visual artinya kita dapat membaca pesan yang ada di media cetak berapa kalipun yang kita kehendaki (Vardiansyah, 2004:104).
Salah satu jenis media cetak adalah majalah, majalah merupakan media
yang terbit secara berkala, yang isinya meliputi bermacam-macam artikel, cerita, gambar dan iklan (Djuroto, 2002:32). Majalah mempunyai fungsi menyebarkan
informasi yang ada disekitar lingkungan masyarakat. Selain itu, memberikan hiburan baik dalam bentuk tekstual atau visual seperti gambar kartun maupun karikatur. Media verbal gambar merupakan media yang paling cepat untuk
menanamkan pemahaman. Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap gambar jauh lebih mudah dan
sederhana. Gambar berdiri sendiri, memiliki subjek yang mudah dipahami dan merupakan “simbol” yang jelas dan mudah dikenal (Waluyanto, 2000:128).
Terdapat sejumlah kategori majalah, salah satunya ialah majalah khusus.
Kategori majalah khusus ini meliputi pertumbuhan dari kebutuhan, minaty dan perhatian masyarakat, yang dari hari ke hari kian bertambah sesuai dengan
menginginkan majalah yang memfokuskan isinya pada soal – soal khusus pula seperti kesenian, kriminalitas, sejarah, sosial, seks, hal mistik, bahkan sains dan
lain-lain (Santana K, 2005 : 97). Majalah yang mengangkat tema khusus salah satunya adalah Majalah Men’s Health. Majalah Men’s Health mengangkat tema mengenai kesehatan dan penampilan pria
Majalah Men’s Health diterbitkan oleh Media Favorit Internasional dan terbit di Indonesia atas lisensi dari Rodale Inc, redaksinya sendiri di jalan HR
Rasuna Said Kav, B 32-33 Jakarta 12910. Majalah Men’s Health terbit sebulan sekali. Selain tema kesehatan dan penampilan pria yang menjadi tema utama dari majalah Men’s Health, majalah Men’s Health juga menampilkan beberapa rubrik
tentang pria lainnya seperti halnya sedikit dibahasa mengenai kehidupan seks pria, hubungan relationship dengan pasangan, otomotif dan modifikasi, dan komunitas.
Dipilihnya Majalah Men’s Health sebagai objek penelitian adalah karena adanya kelebihan majalah Men’s Health jika dibandingkan dengan majalah pria lainnya seperti halnya majalah Reps. Berbeda dengan majalah pria lainnya, ada
beberapa rubrik diluar kesehatan dan penampilan pria yang ditampilkan oleh majalah Men’s Health seperti halnya rubrik otomotif, rubrik tentang seks atau
rubrik tentang hobi walau tidak merubah konsep awal dari majalah Men’s Health sebagai majalah kesehatan pria. Hal tersebut berbeda dengan majalah pria lainnya seperti Reps yang hanya menampilkan mengenai penampilan dan kesehatan pria
khususnya dalam hal pembentukan tubuh pria. Men’s Health juga memiliki kelebihan karena telah mendapatkan lisensi dari Rodale Inc sebagai pemegang
Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa pada dasamya setiap individu memiliki kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan antara individu satu dengan
individu yang lain berbeda sehingga motif atau aktivitas penggunaan media dan tujuan akhir yang diperolehpun tidak ada yang sama. Individu bebas dalam memilih dan menggunakan media beserta isinya atau sumber-sumber rujukan lain
untuk mencapai tujuan akhir yaitu untuk memenuhi kebutuhannya akan sebuah informasi. Penelitian mengenai motif kali ini akan menggunakan pendapat
McQuail (2002:72) .
Peneliti tertarik untuk meneliti motivasi pembaca majalah Men’s Health karena dilandasi pada asumsi bahwa setiap individu ingin menjadikan dirinya
sehat dan berpenampilan menarik. Untuk dapat menjadikan dirinya memiliki tubuh yang sehat dan menarik maka masyarakat memerlukan informasi dan dapat
didapatkan dari berbagai media yakni salah satunya adalah media cetak majalah. Pada dasarnya khalayak dalam hal ini pembaca itu aktif dan selektif dalam menggunakan media, mereka memiliki tujuan-tujuan tertentu untuk memenuhi
kebutuhan yang mana antara individu yang satu dengan individu yang lain tidak sama, sehingga memiliki motivasi aktivitas penggunaan media yang diperoleh
juga berbeda-beda.
Motif kognitif yang lebih cenderung mengarah kepada keinginan khalayak untuk mencari informasi yang up to date, seperti perkembangan dunia mode,
mengetahui mengenai cara mendapatkan tubuh yang sehat dan dengan membaca majalah Men’s Health pembaca berharap dapat menerapkannya di kehidupan
sehari hari dan memiliki tubuh yang sehat.
Motif Identitas pribadi (Personal Identity) yaitu niat memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri
seperti ingin meningkatkan pemahaman mengenai dunia fitness, serta untuk menemukan figur yang dapat menjadi contoh atau motivator untuk membentuk
tubuh. Pembaca beralasan membaca majalah Men’s Health pada motivasi identitas pribadi karena pemabaca belum memiliki gambaran mengenai tubuh yang ideal dan dengan membaca majalah Men’s Health pembaca dapat
menemukan gambaran mengenai tubuh yang ideal.
Motif integrasi dan interaksi sosial (Personal Relationships) yaitu dengan
melihat membaca majalah Men’s Health pemirsa dapat menjadikannya sebagai bahan pemrbincangan dengan teman atau dapat juga berinteraksi dengan majalah Men’s Health karena Men’s Health membuka kesempatan kepada pembaca untuk
mengirimkan pertanyaan kepada redaksi berkaitan dengan dunia kesehatan dan penampilan pria. Pembaca beralasan membaca majalah Men’s Health berkaitan
dengan motif integrasi dan interaksi sosial karena pembaca merasa kurang untuk bahan perbincangan dengan teman khususnya mengenai teknik-teknik fitness dan kesehatan tubuh sedangkan pembaca dalam membaca Men’s Health berkaitan
dengan motif hiburan karena pembaca dapat membaca majalah Men’s Health dengan bersantai dengan melepas kejenuhan selepas beraktivitas atau saat istirahat
Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyaknya banyak pria yang telah peduli dengan penampilan dirinya salah satunya dengan cara mengikuti olahraga
yang dapat membentuk tubuh seperti halnya fitness, membeli produk produk yang dapat membuat tampilan diri menjadi lebih menarik atau membeli pakaian yang d apat meningkatkan kepercayaan diri. Berbagai motivasi juga melatar belakangi
perilaku yang satu ini. Selain untuk tujuan menyehatkan tubuh, tetapi banyak juga yang ikut fitness agar tubuhnya terbentuk indah dan sexy
( http://wolipop.detik.com/read/2012/09/27/073413/2039058/234/centil-semakin-banyak-pria-yang-pakai-kosmetik-pasangannya).
Subjek dalam penelitian ini adalah member Araya Family Club Surabaya
yakni sebuah tempat fitness yang terletak di daerah Perumahan Galaxy Bumi Permai. Alasan pemilihan member Araya Family Club Surabaya adalah Araya
Family Club Surabaya berlangganan majalah Men’s Health dan diletakan sebagai bahan bacaan membernya. Alasan lain peneliti memilih member Araya Family Club Surabaya sebagai subjek penelitian adalah peneliti merupakan salah satu
anggota di Araya Family Club Surabaya sehingga mudah untuk mendapatkan data yang diinginkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana motif masyarakat
membaca majalah Men’s Health di Surabaya?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya maka
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motif
membaca majalah Men’s Health di Surabaya
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini dapat menjadi bahan informasi atau masukan yang bermanfaat antar lain :
1. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak pembuat majalah dalam mengembangkan dan meningkatkan isi dari majalah yang dibuat agar dapat lebih bermanfaat bagi pembacanya.
2. Kegunaan Teoritis
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Komunikasi
Secara Etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicaty ,dan perkataan ini berasal dari kata communis,
perkataan communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti communis disini adalah sama, dan arti sama makna, yaitu sama makna
mengenai suatu hal. (Effendy, 2004:4)
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu sesuatu kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam komunikasi itu adalah
manusia, Karena itu, komunikasi yang dimaksud disini adalah komunikasi manusia atau dalam bahasa asing human communication ,yang sering kali disebut
pula komunikasi sosial atau social comunication. Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antar manusia dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia-manusia yang
bermasyarakat terjadinya komunikasi. Masyarakat terbentuk dari paling sedikit dua orang yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya.
bermasyarakat karena dia hidup sendirian. Oleh karena itu dia tidak berkomunikasi dengan siapa-siapa.
Jadi teknik berkomunikasi yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan ini adalah komunikasi antara seseorang dengan orang lain, komunikasi manusia atau komunikasi sosial yang sebagaimana ditegaskan di atas
, mengandung makna “proses penyampaian suatu pernyataan dari seseorang kepada orang lain”. (Effendy, 2004:4)
Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film maupun non media
massa misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya.
Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat internasional, mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan
pada komunikan yang menjadi sasaran (Effendy, 2004). 2.1.2. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita
tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa diartikan akan “tersesat”, karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial (Mulyana, 2001:5). Komunikasilah yang memungkinkan
individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang
memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi-situasi problematik yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum,
berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab, karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga
dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi. 2.1.3. Pr oses Komunikasi Bermedia
Komunikasi bermedia adalah komunikasi menggunakan saluran atau
sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh tempatnya, dan atau banyak jumlahnya. Komunikasi bermedia disebut juga komunikasi
secara tidak langsung dan sebagai konsekuensinya arus balik pun tidak terjadi pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator tidak mengetahui tanggapan komunikan pada saat ia berkomunikasi. Oleh sebab itu, dalam melancarkan
komunikasi dengan menggunakan media, komunikator harus lebih matang dalam perencanaan dan persiapannyasehingga ia merasa pasti bahwa komunikasinya itu
harus mengetahui sifat komunikan yang akan dituju dan memahami sifat-sifat media yang digunakan. Komunikan yang dituju dengan menggunakan media
bisa hanya seorang saja, dapat juga sekelompok kecil orang,bisa pula sejumlah orang yang amat banyak (Effendy, 2004).
2.1.4. Media Massa
Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media massa modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana
komunikator secara profesional menggunakan media massa dalam menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam pada jumlah
banyak dengan menggunakan media (Effendi, 2003:79-80).
Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol manajemen
dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat,
baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian
pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran
dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun elektronik
merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio, televisi, film, dan lain-lain, tidak terlepas kaitannya dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi
jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat (Sugiharti, 2000:3).
Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenanya perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu bersifat informasi,
edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai sasaran yang dikehendaki. Komunikasi massa bersifat satu arah (one way traffic). Begitu pesan disebarkan komunikator, tidak diketahuinya apakah
pesan itu diterima, dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan (Effendi, 2003:314). Media massa yang digunakan sebagai sumber berita tentang
manfaat khusus dalam penelitian ini yaitu media cetak berupa majalah yang menginformasikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kursus yang ada
di masyarakat.
2.1.5. Peran Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
1. Sebagai institusi pencerahan, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas,
terbuka pikirannya dan menjadi masyarakat yang maju.
2. Selain itu media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang
terbuka, jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat
yang terbuka dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki
oleh masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya.
3. Terakhir media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan kebudayaan. Sebagai agent of
change yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah. Dengan demikian
media masa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.
Dalam penelitian ini, media massa yang digunakan adalah media elektronik
masyarakat khususnya para pembaca supaya lebih cerdas dan terbuka pikirannya akan berbagai informasi seperti halnya informasi tentang macam-macam kursus
2.1.6. Karakteristik Majalah
Majalah merupakan media yang paling mudah dalam organisasinya dan relatif mudah dalam mengelolanya, serta tidak membutukan modal yang banyak
(Ardianto, 2005:113). Setiap kelompok masyarakat dapat menerbitkan majalah dan mereka berhak dengan leluasa menentukan bentuk, jenis, dan sasaran
khalayaknya.
Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakterisitk sendiri:
1. Penyajian Lebih Dalam
Karena frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya
dwi mingguan, bahkan bulanan, maka para repoternya memiliki waktu yang leluasa untuk melakukan analisis terhadap suatu peristiwa, sehingga penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih dalam. Analisis beritanya
dapat dipercaya dan didasarkan pada buku referensi yang relevan dengan peristiwa.
2. Nilai Aktualisasinya
Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Kita tidak pernah menganggap usang
3. Gambar Atau Foto Lebih Banyak
Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya
yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar atau foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakan pun lebih baik.
4. Cover (sampul) sebagai daya tarik
Di samping foto, cover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik
tersendiri. Cover adalah ibarat pakaian dan aksesorinya pada manusia. Cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan warna gambar yang menarik pula.
2.1.7. Fungsi Majalah
Pada zaman modern sekarang ini, jurnalistik tidak hanya mengelola berita
saja, tetapi juga aspek-spek lain untuk surat kabar atau majalah. Karena itu fungsinya bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur,dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu (Effendy, 2004), yaitu
sebagai berikut:
1. Fungsi menyiarkan informasi
2. Fungsi Mendidik
Fungsi kedua dari majalah adalah mendidik. Sebagai sarana pendidikan,
majalah memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya.
3. Fungsi Menghibur
Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh majalah untuk mengimbangi berita-berita berat dan feature-feature yang berbobot, semata mata untuk
melemaskan pikiran
2.1.8. Kelebihan dan Kekur angan Majalah
Majalah mempunyai beberapa kelebihan dan juga beberapa kekurangan.
Beberapa kelebihan majalah antara lain adalah (Kasali, 2007:113): 1. Khalayak sasaran
Majalah mempunyai kemampuan menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi.
2. Penerimaan khalayak
Majalah mempunyai kemampuan mengangkat produk-produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestige (pengaruh) majalah
yang bersangkutan.
3. Long Life Span
Majalah adalah media yang memiliki usia edar paling panjang dari seluruh
media yang ada, selain itu, majalah biasa disimpan oleh khalayak dalam jangka waktu yang relatif lama untuk dijadikan bahan referensi jika
4. Kualitas Visual
Kualitas majalah sangat prima karena umumnya di cetak diatas kertas
berkualitas tinggi, serta dapat menyajikan tata warna, reproduksi foto baik hitam putih maupun berwarna.
5. Promosi penjualan
Majalah adalah media yang efektif untuk menyampaikan pesan iklan yang berbau promosi penjualan
Adapun kekurangan majalah antara lain adalah (Kasali, 2007:113): 1. Biaya tinggi
Biaya untuk menjangkau khalayak sasaran relatif lebih mahal, bila dilakukan
pada media-media umum dengan khalayak yang lebih terseleksi. 2. Distribusi
Banyak majalah yang peredarannya terlambat dan tidak memiliki jaringan distribusi yang tepat di beberapa tempat tertentu, yang daya belinya tinggi namun sulit dijangkau.
2.1.9. Majalah Men’s Health
Majalah Men’s Health diterbitkan oleh Media Favorit Internasional dan
terbit di Indonesia atas lisensi dari Rodale Inc, redaksinya sendiri di jalan HR Rasuna Said Kav, B 32-33 Jakarta 12910. Majalah Men’s Health terbit sebulan sekali. Selain tema kesehatan dan penampilan pria yang menjadi tema utama dari
majalah Men’s Health, majalah Men’s Health juga menampilkan beberapa rubrik tentang pria lainnya seperti halnya sedikit dibahasa mengenai kehidupan seks pria,
Adanya beberapa rubrik diluar kesehatan dan penampilan pria tersebut walau tidak merubah konsep awal dari majalah Men’s Health sebagai majalah
kesehatan pria membuat Men’s Health memiliki keunggulan dengan majalah yang sejenisnya seperti halnya majalah Reps, majalah Reps hanya menampilkan mengenai penampilan dan kesehatan pria khususnya dalam hal pembentukan
tubuh pria. Men’s Health juga memiliki kelebihan karena telah mendapatkan lisensi dari Rodale Inc sebagai pemegang lisensi dairi majalah Men’s Health di
Amerika
2.1.10.Majalah Sebagai Media Massa
Majalah sebagai wadah yang terbit mingguan atau bulanan yang tidak
berupa lemabaran yang disebut koran, tetapi lembaran kecil yang dijilid seperti buku (Soeseno.1993). Bila berbicara perbedaan antara courant (harian) dan
majalah tidak hanya menyangkut waktu terbit dan bentuknya saja, melainkan juga isinya. Kalau koran lebih banyak berisi berita kejadian aktual, ulasan berita, kolom opini, dan informasi yang bersifat penerangan maka majalah lebih banyak
berisi feature penyuluhan, kisah perjalanan, feature masalah dan pendirian penulisnya, cerita kocak, laporan hasil penyelidikan, sajak,dan jenis-jenis
kesustraan. Seringkali disertai foto dan gambar ilustrasi.
Majalah lebih mementingkan kemenarikan bahan yang ditulis dari pada aktualitas. Dalam kemenarikan ini juga termasuk keterlibatan pembaca dalam
tuturan yang dikemukakan. Kalau harian memberi berita aktual yang sedang berjalan maka majalah memberi tulisan yang timeless (tidak lekang oleh waktu).
lebih dramatis. Selain itu juga memberikan penyuluhan yang berguna tentang fakta yang sedang menjadi masalah dalam masyarakat.
Majalah yang terbit mingguan atau bulanan justru memerlukan tulisan susastra, puisi, dan jenis-jenis belles lettres (sastra) lainnya. Penulis untuk majalah bukan wartawan yang memberi berita, tapi menyusun berita yang cemerlang
berbunyi gemerincing. Majalah sebagai feature akan lebih mengulas unsur ”mengapa” dan bagaimana,bukan apa, ”siapa”, ”kapan”, dan ”dimana” seperti
berita.
Dalam penulisan, majalah mengembangkan penulisan feature , sebuah gabungan penulisan antara kaidah sastra dan kaidah jurnalistik (Nurudin, 2007).
Kaidah jurnalistik mendukung dimunculkannya fakta-fakta yang didapat di lapangan. Selanjutnya, kaidah satra berhubungan dengan teknik penulisan,
sehingga bahasa yang dipakai dalam majalah juga bukan bahasa terburu-buru bergaya kawat seperti koran, tapi bahasa yang lebih tenang. Kebanyakan bahasa dalam majalah lebih utuh bahasanya tapi tetap menarik, mengherankan atau
merangsang keingintahuan. Dan dalam majalah, foto dan foto ilustrasi mempunyai nilai berita sendiri. Tulisan dan foto merupakan dwitunggal yang tak terpisahkan
bagi majalah (Soeseno.1997).
Mengenai bahan yang ditulisnya, tidak ada wartawan majalah yang menulis demi kesenangannya sendiri. Kalau sampai ada majalah yang keasyikan
Bagi redaksi majalah yang baik (dan benar) ada kebijakan berlaku yang menyebutkan bahwa kurang bijaksana kalau penulis feature tidak mau
menomorsatukan keinginan pembacanya. Itu sebabnya, kebanyakan majalah mempunyai rubrik khusus untuk pembacanya. Dari masukan pembaca lewat rubrik ini redaksi majalah yang bersangkutan mengetahui apa yang diinginkan
pembacanya. Dan keinginan ini dilayani dengan tulisan-tulisan yang menuruti dan memuasan keinginan itu. Hukum permintaan dan penawaran dalam hal ini tidak
bisa dielakkan. Menjalankan jurnalistik majalah tanpa merangkul pembacanya sama saja memupuk jalan tol dengan pupuk. Jalannya tidak akan subur tapi kotor
2.1.11.Motif
Untuk dapat mengamati seseorang dalam melakukan suatu tindakan ataupun perbuatan perlu memperhatikan hal-hal yang melatarbelakanginya, apa
saja yang mendorong melakukan tindakan perbuatan tersebut apa motifnya, untuk itu peneliti akan menjelaskan mengenai motif. Istilah motif berasal dari kata
motive yang berarti dorongan dalam diri organisme untuk menentukan pilihan
pilihan dari berbagai hal, sehingga sesuai dengan tujuan. Semua tingkah laku manusia pada hakekatnya mempunyai motif. Jadi motif adalah hal yang berkaitan
dengan dorongan keinginan hasrat dari dalam diri untuk melaksanakan sesuatu yang memberi arah dan tujuan pada tingkah seseorang. Dari definisi tentang motif, maka dapat disimpulakan bahwa, motif adalah sesuatu yang ada pada diri
individu yang menggerakkan atau membangkitkan, sehingga individu itu berbuat sesuatu (Ahmadi, 2000:192).
yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu, artinya individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong
oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif adalah pengertian yang melinkupi seluruh penggerak, alasan-alasan atu dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan, 2004:140).
Motif itu akah dapat mempengaruhi manusia dalam melakukan aktifitas tertentu untuk memenuhi kebutuha kepuasan pada diri individu dan motif
seseorang dapat berbentuk melalui serangkaian pengalaman bersifat konstan meskipun ada kemungkinan berubah. Motif merupakan pencerminan motif dan mengaktifkan perilaku. Pada umumnya peranan motif dalam segala tingkah laku
manusia besar sekali. Dan tampak bahwa motif anak-anak pada umumnya banyak rupanya dan pada mulanya berasal dari dalam dirinya dan ada yang berasal dari
luar dirinya (Gerungan, 2000:144).
Woodworth dalam Purwanto (2000:64) menggolongkan motif menjadi
tiga golongan, yaitu :
1. Motif sebagai pendorong manusia untuk bertindak atau berbuat. Motif itu
berfungsi sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang
untuk melakukan suatu tugas.
2. Motif menentukan arah perbuatan, yakni ke arab perwujudan suatu tujuan atau
cita-cita.
3. Motif menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbutan mana
mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dengan demikian dari ketiga pengertian tersebut, maka pada dasarnya
motif itu timbul karena adanya kebutuhan, dengan kata lain motif merupakan ciri
dari kebutuhan atau motif dapat diidentikkan dengan kebutuhan.Untuk
memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada pendapat McQuail
(2002:72) sebagai berikut :
1. Motif Kognitif
Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu
yang diinginkan, yang terdiri dari:
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
d. Keinginan untuk belajar (pendidikan terhadap diri sendiri)
e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan 2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)
Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan
sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khlayak sendiri, yang terdiri dari:
a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships)
Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari:
a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial b. Mengidentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki
c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial d. Memperoleh teman selain dari manusia (media)
e. Membantu menjalankan peran sosial
f. Memungkinkan individu untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman, dan masyarakat
4. Motif Hiburan (Diversi)
Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, yang
terdiri dari:
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan b. Bersantai
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis d. Mengisi waktu
e. Penyaluran emosi
f. Membangkitkan gairah seks.
2.1.12.Teori Uses And Gratifications
Teori Uses dan Gratifications menunjukkan yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi
bobotnya adalah pada khalayak yang aktif yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. (Effendy, 2003:289). Anggota khalayak dianggap
aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga timbul istilah
uses and gratifications yang itu penggunaan dan pemenuhan kebutuhan (Rakhmat, 2002:65)
Teori Uses and Gratification muncul sebagai akibat ketidakpuasan pada penelitian-penelitian sebelumnya yang gagal membuktikan bahwa khalayak
langsung dapat dipengaruhi oleh media massa. Oleh karena itu, model ini
digambarkan sebagai Adramatic Break With Effect Tradition of the Past
(Swanson dalam Rakhmat, 2002: 65).
Teori Uses and gratifications menurut Kats, Gurevitch dan Haas dalam Effendy (2003:294) dimulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang
menentukan kebutuhan manusia. Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungannya. 2. Affective needs (kebutuhan Afekjtif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan pengalaman-pengalaman estetis, menyenangkan dan emosional. 3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif) adalah
kebutuhan yang terkait dengan kreatifitas.
5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah berkaitan dengan upaya menghindar dari tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman
Untuk memperoleh kejelasan mengenai Model Uses and Gratification maka Katz, Gurevitch dan Haas mengemukakan gambar model Uses and Gratification dalam Effendy (2003 : 293) adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1
Uses dan Gratification Model
Pada perilaku penggunaan media, teori Uses and Gratification menyatakan bahwa pemilihan dan penggunaan media massa ditentukan oleh khalayak
berdasarkan kebutuhan yang ingin dipenuhi, sehingga terfokus pada apa yang dilakukan khalayak pada media massa yang diteliti disini adalah motif
mengkonsumsi media untuk mencari kepuasan. 2.2. Kerangka Berpikir
wawasannya, serta dapat lebih meningkatkan kedudukan dan peranannya dalam
masyarakat. Untuk mengetahui lebih jelas segala hal yang terjadi didunia atau
disekelilingnya, manusia sangat membutuhkan kehadiran media utnuk memenuhi
kebutuhannya. Maka hadirlah sarana komunikasi yang lebih dikenal sebagai
media massa.
Keberadaan media massa pada saat ini telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari, adapun media massa yang
dimaksudkan disini adalah majalah. Membaca majalah bagi pembaca merupakan
suatu kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kebutuhan
tersebut bisa berupa kebutuhan akan informasi, pendidikan dan hiburan. Menurut
Blummer dalam (Effendi, 2003:61) motif meliputi motif kognitif yaitu keinginan
untuk menambah pengetahan, motif diversi yaitu kegunaan untuk menyesuaikan
diri terhadap lingkungan. Dengan membaca majalah manusia dapat memahami
dan mengerti. setiap informasi yang. disampaikan dan manusia dapat menilai
informasi sebagai pesan mendidik, menghibur serta mempengaruhi pembacanya
melalui berbagai rubrik yang disajikan.
Salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan akan media informasi.
Kebutuhan tersebut sangat berguna bagi dirinya lintuk mengetahui berbagai
perubahan yang terjadi di luar lingkungan dirinya (Maslow, 1970 dalam Nugroho
2009).
membaca majalah Men’s Health. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan
dibawah ini :
Gambar 2.1.
Kerangka Berpikir Penelitian Tentang Motif Pembaca Pada Majalah Men’s Health di Sur abaya
3.1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, dimana
dalam pendekatan deskriptif kuantitatif akan dapat menginterpretasikan secara
rinci fakta dan karakteristik populasi secara faktual dan cermat
(Rakhmat, 1999:22). Dimana peneliti akan menjabarkan dan menginterpretasikan data hasil penelitian secara sistematis mengenai motif pembaca dalam membaca majalah Men’s Health.
3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang tidak perlu mencari atau
menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis, tetapi akan menggambarkan secara sistematis tentang bagaimana motif pembaca dalam membaca majalah Men’s Health.
1. Motif
Dalam hal ini motif dapat dioperasionalisasikan sebagai penggerak
alasan-alasan atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Motif timbul karena adanya kebutuhan dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan.
a. Motif Kognitif
Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat
ideasional tertentu yang terdiri dari:
1. Menambah wawasan atau pengetahuan baru tentang body building atau membentuk tubuh.
2. Ingin mendapatkan informasi tentang perkembangan dunia mode pria 3. Ingin mendapatkan informasi tips tentang berhubungan sex yang baik
dengan pasangan
4. Mendapatkan informasi mengenai perawatan tubuh pria. 5. Menambah wawasan tentang nutrisi makanan sehat
6. Mendapatkan tambahan informasi mengenai teknik dalam dunia olahraga
7. Menambah wawasan mengenai dunia otomotif
8. Mendapatkan informasi menjaga hubungan baik dengan pasangan 9. Menambah informasi mengenai dunia karir
10.Mendapatkan informasi mengenai dunia teknologi b. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)
Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, yang terdiri dari:
1. Mendapatkan model yang dapat menjadi contoh dalam membentuk tubuh.
3. Mendapatkan model yang dapat menjadi contoh penataan rambut 4. Mengidentifikasikan diri dengan model yang ada di dalam majalah.
5. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi dalam berolahraga. 6. Membantu diri agar lebih percaya diri
7. Meningkatkan keyakinan untuk hidup sehat
8. Meningkatkan semangat untuk berolahraga
9. Menemukan model perempuan yang dapat dijadikan pasangan
10.Menjadikan diri lebih semangat untuk terus merawat diri c. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships)
Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari:
1. Keinginan memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain yang berhasil merubah bentuknya menjadi ideal
2. Keinginan pembaca berbagi informasi mengenai tips dan trik dalam dunia fitness
3. Keinginan pembaca berbagi informasi mengenai tips merawat tubuh 4. Keinginan pembaca berbagi informasi mengenai pola hidup sehat 5. Keinginan pembaca untuk berbagi informasi mengenai teknik dalam
dunia olahraga
6. Keinginan pembaca untuk berbagi informasi mengenai menjalin hubungan baik dengan pasangan
7. Keinginan pembaca untuk berbagi informasi mengenai dunia otomotif 8. Keinginan pembaca untuk berbagi informasi mengenai dunia teknologi 9. Keinginan untuk berbagi informasi mnegenai kandungan nutrisi dalam
10.Keinginan pembaca untuk ikut-ikutan membaca majalah men’s health d. Motif Hiburan (Diversi)
Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, yang terdiri dari:
1. Bersantai setelah menjalankan fitness 2. Bersantai setelah pulang kerja
3. Menghilangkan stres karena permasalahan pribadi
4. Mencari hiburan dengan melihat model cantik untuk merilekskan diri
5. Melepaskan diri dari permasalahan pekerjaan
6. Memuaskan hasrat libido dengan melihat cewek-cewek seksi
Indikator untuk motif pembaca dapat ditunjukkan melaui total skor dari seluruh jawaban responden atas pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam kuisioner, sehingga untuk mempermudah dapat diuraikan sebagai berikut:
STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1
TS (Tidak Setuju) diberi skor 2
S (Setuju) diberi skor 3
SS (Sangat Setuju) diberi skor 4
Dalam penelitian ini tidak digunakan alternative jawaban ragu-ragu (undecided), alasannya menurut Bungin (2001) adalah sebagai berikut:
b. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawabannya.
c. Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring oleh responden.
Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh tingkat interval untuk
mengetahui motif pembaca dalam membaca majalah untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Motif kognitif
Sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya, motif kognitif memiliki 4 indikator atau empat (4) pernyataan, maka pengkategorian untuk motif
kognitif adalah sebagai berikut :
a. Dikategorikan tinggi, bila total skor jawaban responden untuk motif
kognitif berada diinterval 31-40. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif pembaca untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan majalah
Men’s Health tinggi dimana responden sangat berkeinginan untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai body building, perkembangan dunia mode pria, tips mengenai sex dan perawatan tubuh
pria.
b. Dikategorikan sedang, bila total skor jawaban responden untuk motif
pembaca untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan majalah
Men’s Health cukup atau sedang dimana responden cukup berkeinginan
untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai body building,
perkembangan dunia mode pria, tips mengenai sex dan perawatan tubuh
pria
c. Dikategorikan rendah, bila total skor jawaban responden untuk motif
kognitif berada diinterval 10-20. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif
pembaca untuk, memperoleh informasi yang berkaitan dengan majalah
Men’s Health rendah dimana responden sangat tidak berkeinginan untuk
mendapatkan pengetahuan dan informasi mengenai body building,
perkembangan dunia mode pria, tips mengenai sex dan perawatan tubuh
pria
2. Motif Identitas Personal
Sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya, motif identitas personal memiliki 4 indikator atau empat (4) pernyataan, maka pengkategorian untuk
motif identitas personal adalah sebagai berikut :
Interval : 10
a. Dikategorikan tinggi, bila total skor jawaban responden untuk motif identitas personal berada diinterval 31-40. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif pembaca untuk identitas personal yang berkaitan dengan
dunia fitness dan body building, mencari model yang dapat menjadi contoh dalam membentuk tubuh, mengidentifikasikan diri dengan model
yang ada di dalam majalah dan menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Dikategorikan sedang, bila total skor jawaban responden untuk motif
identitas personal berada diinterval 21-30. Hal tersebut menunjukkan
bahwa motif pembaca untuk identitas personal yang berkaitan dengan majalah Men’s Health cukup atau sedang, dimana responden cukup
membaca majalah Men’s Health untuk meningkatkan pemahaman tentang dunia fitness dan body building, mencari model yang dapat menjadi contoh dalam membentuk tubuh, mengidentifikasikan diri dengan model
yang ada di dalam majalah dan menemukan penunjang nilai-nilai pribadi c. Dikategorikan rendah, bila total skor jawaban responden untuk motif
identitas personal berada diinterval 10-20. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif pembaca pada identitas personal yang berkaitan dengan majalah Men’s Health rendah, dimana responden tidak berkeinginan
membaca majalah Men’s Health untuk meningkatkan pemahaman tentang dunia fitness dan body building, mencari model yang dapat menjadi
contoh dalam membentuk tubuh, mengidentifikasikan diri dengan model yang ada di dalam majalah dan menemukan penunjang nilai-nilai pribadi 3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
Sesuai dengan yang telah diuraikan sebehunnya, motif integrasi dan interaksi sosial memiliki 4 indikator atau empat (4) pernyataan, maka pengkategorian
Interval : 10
a. Dikategorikan tinggi, bila total skor jawaban responden untuk motif
integrasi dan interaksi sosial berada diinterval 31-40. Hal tersebut
menunjukkan bahwa motif pembaca untuk integrasi dan interaksi sosial
yang berkaitan dengan membaca majalah Men’s Health tinggi dimana
responden sangat berkeinginan membaca majalah Men’s Health
memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain yang berhasil
merubah bentuknya menjadi ideal, berbagi informasi mengenai tips dan
trik dalam dunia fitness dan hanya sekedar ikut-ikutan membaca majalah
men’s health
b. Dikategorikan sedang, bila total skor jawaban responden untuk motif
integrasi dan interaksi sosial berada diinterval 21-30. Hal tersebut
menunjukkan bahwa integrasi dan interaksi sosial yang berkaitan dengan
membaca majalah Men’s Health cukup atau sedang dimana responden
cukup berkeinginan membaca majalah Men’s Health memperoleh
pengetahuan tentang keadaan orang lain yang berhasil merubah bentuknya
menjadi ideal, berbagi informasi mengenai tips dan trik dalam dunia
fitness dan hanya sekedar ikut-ikutan membaca majalah men’s health
c. Dikategorikan rendah, bila total skor jawaban responden untuk motif
integrasi dan interaksi sosial berada diinterval 10-20. Hal tersebut
dengan membaca majalah Men’s Health rendah dimana responden tidak
berkeinginan membaca majalah Men’s Health memperoleh pengetahuan
tentang keadaan orang lain yang berhasil merubah bentuknya menjadi
ideal, berbagi informasi mengenai tips dan trik dalam dunia fitness dan
hanya sekedar ikut-ikutan membaca majalah men’s health
4. Motif Diversi
Sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya, motif diversi memiliki 4
indikator atau empat (4) pernyataan, maka pengkategorian untuk motif diversi
adalah sebagai berikut :
a. Dikategorikan tinggi, bila total skor jawaban responden untuk motif diversi
berada diinterval 19-24. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif diversi
pembaca untuk identitas personal yang berkaitan dengan majalah Men’s Health
Tinggi dimana responden sangat berkeinginan membaca majalah Men’s Health
untuk bersantai setelah mengerjakan aktivitas seharian, mengisi waktu luang
dan menghilangkan stress karena rutinitas yang padat
b. Dikategorikan sedang, bila total skor jawaban responden untuk motif motif
diversi berada diinterval 13-18. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif diversi
yang berkaitan dengan acara majalah Men’s Health Tinggi cukup atau sedang,
dimana responden cukup berkeinginan membaca majalah Men’s Health untuk
menghilangkan stress karena rutinitas yang padat
c. Dikategorikan rendah, bila total skor jawaban responden untuk motif motif
diversi berada diinterval 6-12. Hal tersebut menunjukkan bahwa motif motif
diversi yang berkaitan dengan majalah Men’s Health Tinggi dimana responden
tidak berkeinginan membaca majalah Men’s Health untuk bersantai setelah
mengerjakan aktivitas seharian, mengisi waktu luang dan menghilangkan stress
karena rutinitas yang padat
Motif pembaca dalam membaca majalah men’s Helath digolongkan menjadi tiga yaitu rendah, sedang, tinggi yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden. Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk
lebar interval tingkat rendah, sedang, dan tinggi menggunakan rumus: Range (R): Skor tertinggi – Skor terendah
Jenjang yang diinginkan Keterangan:
Range (R) : Batasan dari setiap tingkatan
Skor Tertinggi : Pertanyaan antara nilai tertinggi dengan Jumlah item pertanyaan
Skor Terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan Jumlah item pertanyaan
Jenjang : 3 (tinggi, sedang rendah)
Interval dari motif sebagai berikut :
Interval = 36
diinterval 109 s/d 144.
b. Dikategorikan Sedang, bila total skor keseluruhan jawaban responden berada
diinterval 73 s/d 108.
c. Dikategorikan Rendah, bila total skor keseluruhan jawaban responden berada diinterval 36 s/d 72.
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari (Sugiyono, 203:55). Populasi dalam penelitian ini adalah member
Araya Family Club Surabaya yakni sebuah tempat fitness yang terletak di daerah
Perumahan Galaxy Bumi Permai yang berjumlah 150 orang.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari member Araya Family Club Surabaya yang memiliki karakteristik antara lain :
1. Pria berusia 20-59 tahun
2. Menjadi member Araya Family Club Surabaya selama 3 bulan
3. Pernah membaca majalah Men’s Health minimal 5 kali
Berdasarkan data tersebut maka untuk mengetahui jumlah sampel maka menggunakan tabel yang dibuat Krejcie dan Morgan (1970) dalam Uma Sekaran
Berdasarkan tabel diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini dengan 150 responden adalah sebanyak 108 responden.
3.3.3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode non
probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan
sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:122).
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber-sumber, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara pada responden dengan berdasarkan kuisioner yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang terutup dan yang terbuka.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak dapat langsung diperoleh dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi kedua, seperti
perpustakaan,pusat pengelolahan data, pusat penelitian, dan lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang untuk melakukan analisis.
3.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi yang
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari:
mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :
% 100
× =
N F
P
Keterangan :
P : Persentase Responden F : Frekuensi Responden N : Jumlah Responden
Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya dilampirkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Majalah Men’s Health
Majalah Men’s Health Indonesia merupakan sumber bagi pria aktif
modern yang haus akan informasi dan berkeinginan untuk meningkatkan
kenyamanan hidupnya. Semua informasi yang dibutuhkan pria dari mulai vitalitas
tubuh, kesehatan, seks, penampilan, karier, keluarga, dan beragam topik lainnya
dikemas dalam bentuk tip dan saran. Didukung tata artistik dan bahasa yang segar,
modern, sekaligus akrab. Majalah Men’s Health diterbitkan oleh Media Favorit
Internasional dan terbit di Indonesia atas lisensi dari Rodale Inc, redaksinya
sendiri di jalan HR Rasuna Said Kav, B 32-33 Jakarta 12910. Majalah Men’s
Health terbit sebulan sekali. Selain tema kesehatan dan penampilan pria yang
menjadi tema utama dari majalah Men’s Health, majalah Men’s Health juga
menampilkan beberapa rubrik tentang pria lainnya seperti halnya sedikit dibahasa
mengenai kehidupan seks pria, hubungan relationship dengan pasangan, otomotif
dan modifikasi, dan komunitas.
Dipilihnya Majalah Men’s Health sebagai objek penelitian adalah karena adanya kelebihan majalah Men’s Health jika dibandingkan dengan majalah pria lainnya seperti halnya majalah Reps. Berbeda dengan majalah pria lainnya, ada