ABSTRAK
Independensi merupakan hal yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor internal karena dalam melakukan tugasnya faktor independensi sangat berpengaruh terhadap kualitas audit yang akan dihasilkan. Sikap yang independensi merupakan sikap auditor yang tidak memihak, dapat melakukan pekerjaannya secara bebas dan objektif, bias terhadap klien.Prakteknya banyak pelanggaran independensi yang terjadi, seperti kasus calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dituding tidak independen karena memiliki kedekatan dengan partai politik tertentu itu yang mengganggu independensi sehingga independensinya diragukan.Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis dan memberikan bukti bahwa Independensi internal auditor berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan.Berdasarkan analisis yang dilakukan melalui kuesioner yang disebar, metode penelitian, dan kajian pustaka maka dapat diketahui bahwa independensi seorang auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Jadi, semakin independen seorang auditor maka semakin baik kualitas audit yang dihasilkan. Bagi auditor diharapkan meningkatkan independensinya, melakukan tugasnya sesuai dengan ketentuan perusahaan agar dapat menghasilkan audit berkualitas.
ABSTRACT
The independence is the most important thing to be possessed by an internal auditor in performing their duties because of the independence factor affects the quality of the audit will be generated. Attitude auditor independence is an impartial attitude, can do their work freely dan objectively, biased toward the client.Practice much independence violations that occurred, such as the case of candidates for the Board of Commissioners of the Financial Service Authority (FSA) is accused of not independent because it has a certain closeness to political parties that interfere with the independence so that its independence in doubt.The purpose of this study is to analyze and provide evidence that the independence of the internal auditor affect the quality of the resulting audit.Based on the analysis conducted through questionnaires distributed, research methods, and the study of literature it is known that the independence of the internal auditor has a positive effect on audit quality are produced. So, the more independent an auditor, the better quality of the resulting audit. Expected to increase independence for auditors, perform their duties in accordance with the provisions of the company in order to produce a quality audit.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 10
2.1 Landasan Teori ... 10
2.1.2 Pengertian Audit Internal………. 12
3.3 Sejarah Singkat Perusahaan ... 32
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.4.1 Metode Dokumentasi ... 34
3.7 Teknik Analisis Data ... 39
3.7.1 Uji Kualitas Data ... 39
3.7.2 Uji Asumsi Klasik ... 39
3.7.3 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1 Hasil Penelitian ... 44
4.1.1 Uji Validitas ... 44
4.1.2 Uji Reliabilitas ... 46
4.1.3Analisis Deskriptif Variabel Internal Auditor (X) ... 47
4.1.4Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Audit (Y) ... 57
4.2 Pembahasan Penelitian ... 66
4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 66
4.2.1.1 Uji Normalitas ... 66
4.2.1.2 Uji Heteroskedastisitas ... 67
4.2.2 Persamaan Regresi Linier Berganda ... 68
4.2.3 Pengujian Hipotesis (Uji T) ... 70
4.2.4 Analisis Koefisien Determinasi ... 71
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1 Simpulan ... 73
5.2 Saran………..73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN ... 80
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Skor Pertanyaan ... 34
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 36
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Internal Auditor (X) ... 44
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit (Y) ... 45
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian ... 46
Tabel 4.4 Skor Jawaban Responden Variabel Internal Auditor (X) ... 48
Tabel 4.5 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 1 ... 49
Tabel 4.6 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 2 ... 50
Tabel 4.7 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 3 ... 51
Tabel 4.8 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 4 ... 52
Tabel 4.9 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 5 ... 53
Tabel 4.10 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 6 ... 54
Tabel 4.11 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 7 ... 55
Tabel 4.12 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 8 ... 56
Tabel 4.13 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 9 ... 57
Tabel 4.14 Skor Jawaban Responden Variabel Kualitas Audit (Y) ... 58
Tabel 4.15 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 1 ... 59
Tabel 4.16 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 2 ... 60
Tabel 4.17 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 3 ... 61
Tabel 4.18 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 4 ... 62
Tabel 4.20 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 6 ... 64
Tabel 4.21 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 7 ... 64
Tabel 4.22 Tanggapan Responden tentang Item pertanyaan 8 ... 65
Tabel 4.23 Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 69
Tabel 4.24 Uji Hipotesis (Uji T) ... 70
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ……..………...……….………...……... 67
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Kerangka Pemikiran Teoritis ... 79
Lampiran B Kuesioner ... 80
Lampiran C Tabulasi Variabel X ... 86
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Independensi dalam audit berarti cara pandang yang tidak memihak di
dalam pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan laporan
audit (Arens & Loebbecke, 1996:84). Seorang auditor harus mempunyai kemampuan
memahami kriteria yang digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan bukti
yang dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang diambilnya, auditor internal
dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan
objektif (Hiro Tugiman, 1997:20). Prakteknya masih ada pelanggaran yang
dilakukan seperti dalam Undang-undang BPK hanya ada syarat memiliki kejujuran
dan integritas, tak ada unsur profesonalitas atau kompetensi. Koordinator Indonesia
Budget Center Roy Salam (2013) juga menyoroti anggota BPK yang mempunyai
latar belakang sebagai anggota partai politik atau dekat dengan objek pemeriksaan
BPK, hal ini membuat independensi BPK tak bisa diyakini dan independensinya
dicederakan.
Konsep kemandirian dibangun ke dalam definisi audit internal. Itu berarti
pekerjaan yang dilakukan dan laporan yang dikeluarkan oleh auditor dapat
dipandang sebagai yang dapat diandalkan, tanpa kepentingan pribadi. Kemandirian
relevan, dan laporan mereka memiliki status yang cukup untuk membuat perbedaan
kebutuhan independensi yang cukup diabadikan dalam IIA Atribut Standar 1100,
yang menyatakan: Kegiatan audit internal harus independen, dan auditor internal
harus objektif dalam melakukan pekerjaan mereka (Pickett, 2004:52).
Para auditor internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaanya
secara bebas dan objektif, kemandirian para pemeriksa internal dapat memberikan
penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, hal mana sangat diperlukan/
penting bagi pemeriksaan sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diperoleh melalui
status organisasi dan sikap objektif para auditor internal (Hiro Tugiman, 1997:20).
Persoalan independensi Badan Pemeriksa Keuangan BPK mendapat sorotan dalam
uji kelayakan dan kepatuhan calon anggota BPK. Salah satu calon anggota BPK
Farid Prawiranegara (2012) mengkritik independensi pejabat BPK saat ini dengan
menyoroti ada pejabat BPK yang sebelumnya menjabat anggota komisi XI
Keuangan DPR, Anggota Komisi Keuangan menjadi anggota BPK. Hal tersebut
akan menimbukan conflict of interest saat menjalani uji kelayakan dan kepatuhan
dengan komisi XI di gedung DPR.
Konsep kemandirian adalah fundamental. Audit internal tidak dapat bertahan jika
tidak objektif. Semua definisi audit internal memiliki unsur kemandirian, meskipun
luasnya dan bagaimana hal itu dicapai ada dalam dirinya sendiri (Pickett, 2005:52).
Audit Internal didefinisikan oleh lembaga auditor internal pada tahun 1995
adalah fungsi penilai independen yang dibentuk dalam suatu organisasi untuk
memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas sebagai layanan kepada organisasi
(Trenerry, 1999:266).
Menurut Anggota Komisi XI DPR, Dolfie OFP (2012), Yunus Husein calon
anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dituding tidak
independen karena memiliki kedekatan dengan partai politik tertentu, itu yang
mengganggu independensi sehingga independensi Yunus diragukan. Hal ini bertolak
belakang dengan independensi menurut Mulyadi et al (1998:25): independensi
berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,
tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam
diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif,
tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
Audit internal digambarkan sebagai jaminan independen, objektif dan aktivitas
konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan menigkatkan operasi
organisasi, itu membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa
pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses pemerintah (Bagshaw,
2013:199).
Menurut Deng et al (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa kebijakan
konvensional menyatakan bahwa audit bersama akan meningkatkan kualitas audit,
meningkatkan presisi bukti, dan meningkatkan independensi auditor karena lebih
secara empiris dengan membandingkan pemeriksaan presisi bukti, independensi
auditor, dan biaya audit di bawah audit bersama dan tunggal. Studi teoritis pertama
audit bersama, memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik dengan
konsekuensi ekonomi dari audit bersama terhadap kualitas audit.
Auditing yang independen adalah pemeriksaan yang objektif atas laporan
keuangan yang disiapkan oleh suatu perseroan, persekutuan atau firma, perusahaan
perorangan, ataupun badan usaha lain (Holmes et al, 1993:1). Direktur Keuangan
BRI Ahmad Baiquni (2010) mengatakan Himpunan Bank-Bank Negara Himbara
ragu terhadap independensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jika masih menarik biaya
operasional dari pelaku industri keuangan karena pungutan yang dibebankan kepada
subyek pengawasan bisa mengurangi independensi. Independensi adalah kebebasan
dari kondisi yang mengancam kemampuan aktivitas audit internal atau eksekutif
yang utama untuk melaksanakan tanggung jawab audit internal secara objektif dan
hal ini dapat dicapai melalui hubungan ganda pelaporan karena ancaman terhadap
independensi harus dikelola pada auditor individu, keterlibatan, fungsional, dan
tingkat organisasi (Pickett, 2010:430).
Menurut Williams (2002:173) independensi sebagai sebuah sikap yang
berimbang dan bebas dari berbagai kepentingan yang mungkin dianggap sebagai
kompatibel dengan integritas dan objektivitas. Auditor harus bias terhadap klien,
karena jika tidak ia akan kekurangan ketidakberpihakan yang diperlukan untuk
keandalannya atau temuannya sedangkan kemandirian (independensi) membutuhkan
keadilan tidak hanya kepada manajemen dan pemilik bisnis, tetapi juga kepada
kreditur. Definisi baru, dijelaskan oleh Chapman et al (2002); Krogstad et al (1999)
dalam Swinkels (2012:43) bahwa audit internal tidak hanya ditandai sebagai
independen, tetapi juga sebagai suatu kegiatan objektif.
Prakteknya masih ada pelanggaran yang dilakukan seperti dalam kasus
Mahkamah Konstitusi (MK) yang kebanjiran kritik menyusul ditangkapnya Akil
Mochtar mantan politisi Golkar yang menjadi ketua MK oleh KPK karena diduga
menerima suap terkait Pilkada Gunung Mas, Kalteng dan Pilkada Lebak, Banten.
Latar belakang Akil yang berasal dari politisi banyak diungkit karena independensi
dan integritas mereka, Hamdan (2013) meminta agar soal asal para hakim dan latar
belakang mereka yang berasal dari politisi tak dipersoalkan karena Hakim MK akan
berupaya independen dan menjaga integritas.
Independensi adalah kebebasan dari konflik yang signifikan yang mengancam
kepentingan objektivitas, ancaman objekivitas tersebut harus dikelola pada tingkat
individu auditor, tingkat keterlibatan, dan tingkat organisasi (Moeller, 2005:274).
Hal serupa juga dikemukakan oleh Hendrikse et al (2004:281) yang menyebutkan
bahwa independensi auditor adalah kebebasan dari tekanan dan faktor lain yang
ditunjukkan oleh kegiatan atau hubungan yang dapat mengganggu atau dapat
mengganggu kemauan auditor, baik secara individu maupun grup (termasuk
objektivitas dan integritas) saat melakukan audit.
Berbeda dengan prakteknya dimana independensi sangat sulit untuk dilakukan
menyebutkan bahwa DPR menolak dua calon gubernur Bank Indonesia (BI) yaitu
Agus Martowardojo dan Raden Pardede kerena dinilai tidak independen dan berbau
pemerintah dan karena keduanya juga BUMN sehingga masalah independensi sangat
penting.
Independensi merupakan sikap pikiran, tidak hanya seorang akuntan profesional
yang harus mempertahankan independensi tetapi ia juga harus independen untuk
semua orang. Independensi adalah standar yang diterima dari audit, Kode Etik
Akuntan Profesi IFAC menyatakan bahwa ketika melakukan keterlibatan jaminan
seperti audit, auditor harus independen dari klien (Gupta, 2005:494).
Penelitian sebelumnya dari Jackson et al (2007) mengkaji pengaruh rezim
perusahaan wajib rotasi audit terhadap kualitas audit dalam pengaturan Australia
dengan menggunakan dua ukuran kualitas audit, karena kecenderungan untuk
mengeluarkan laporan going concern dan tingkat akrual diskresioner. Kualitas audit
meningkat dengan masa audit ketika ditunjukkan oleh kecenderungan untuk
mengeluarkan pendapat going concern dan dapat disimpulkan bahwa mengingat
biaya tambahan yang terkait dengan berpindah auditor maka perusahaan wajib rotasi
audit, inisiatif lain untuk mengatasi kekhawatiran tentang independensi auditor dan
kualitas audit yaitu perlu dipertimbangkan sebelum menjatuhkan perusahaan wajib
rotasi.
Independensi adalah sebuah sikap yang berimbang bebas dari berbagai
kepentingan yang mungkin dianggap sebagai kompatibel dengan integritas dan
kekurangan ketidakberpihakan yang diperlukan untuk keandalannya atau temuannya.
Inti dari pernyataan ini adalah bahwa tidak cukup auditor harus independen, tapi dia
juga terlihat independen, sering disebut sebagai independensi dan kemandirian yang
sebenarnya dirasakan (Williams, 2002:173).
Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Nanang Pamuji Mugasejati
(2010) yang menyatakan tidak ada Bank Sentral yang bisa independen, secara politik
independensi Bank Sentral merupakan sesuatu yang sangat berat untuk diwujudkan
karena independensi Bank Sentral merupakan instrument politik yang dipakai rezim
otoriter untuk menyelamatkan diri menghadapi tuntutan demokrasi.
Penelitian mengenai kualitas audit juga penting bagi Internal Auditor agar dapat
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Kualitas audit
didefinisikan sebagai kesesuaian untuk digunakan, kesesuaian dengan persyaratan
dan mengejar keunggulan, DIN ISO 9000:2000 mendefinisikan kualitas sebagai
sejauh mana seperangkat karakteristik yang melekat menggenapi persyaratan
(Passenheim, 2009:101).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menetapkan judul “Pengaruh
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah
1. Seberapa besar pengaruh Independensi Internal Auditor terhadap Kualitas
Audit.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara Independensi
Internal Auditor dengan Kualitas Audit.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti
bahwa Independensi Internal Auditor berpengaruh terhadap Kualitas
Audit.
1.4Kegunaan Penelitian
1. Manfaat bagi akademis
Dalam penelitian ini, penulis ingin menganalisis dan memberikan
bukti tentang peranan internal audit dalam mendeteksi fraud.
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dan menjadi referensi bagi
2. Manfaat bagi praktisi bisnis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk masukan bagi para
Internal Auditor untuk menjaga Independensi sehingga dapat
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Setelah penulis mengadakan pembahasan mengenai “Pengaruh Independensi
Internal Auditor terhadap Kualitas Audit”, maka penulis dalam bab ini dapat menarik
suatu kesimpulan dan memberikan saran berdasarkan atas uraian yang telah penulis
kemukakan dalam bab sebelumnya.
1. Berdasarkan keseluruhan pemaparan analisis perhitungan statistik pada bab
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa, Internal Auditor memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Kualitas Audit, dengan besar persentase pengaruh sebesar
79,3%, sedangkan sisanya sebesar 20,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diamati dalam penelitian ini.
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan di atas, maka
dapat diberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Auditor
Untuk para auditor diharapkan meningkatkan independensinya, karena faktor
independensi dapat mempengaruhi kualitas audit. Auditor yang melakukan tugas dari
objektivitasnya, Auditor dalam melakukan tugasnya juga harus sesuai dengan
ketentuan perusahaan agar dapat menghasilkan audit yang berkualitas.
2. Bagi Peneliti Lain
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas sampel sehingga hasil
penelitian memiliki hasil yang lebih kuat, menambah variabel lain yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Baiquni. 2010. Himbara Ragu terhadap Independensi OJK. www.temposearch.com
Al-Assaf. 2001. Mutu Pelayanan Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Arens dan Loebbecke. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi Indonesia. Penerbit Salemba Empat.Jakarta.
Arter, D. R. 2003. Quality Audits for Improved Performance. Third Edition. American Society for Quality, Quality Press, Milwaukee (ASQ). United State of America.
Bangshaw, Katharine. 2013. Audit and Assurance Essentials: For Professional Accountancy Exams. John Wiley & Sons Ltd, The Atrium, Southern, Chichester, West Sussex PO19 8SQ. United Kingdom.
Deng, Mingcerng., Lu, Tong., Simunic, D. A., Ye, Minlei. 2013. Do Joint Audits Improve or Impair Audit Quality?. Rotman School of Management Working.
DeFond, M. L., Wong, T. J., Li, Shuhua. 1999. The Impact of Improved Auditor Independence on Audit Market Concentration in China.
Dolfie, OFP. 2012. Yunus Husein Dituding Dekat dengan Parpol. http://finance.detik.com/read/2012/06/13/145716/1940387/5/yunus-husein-dituding-dekat-dengan-parpol.
Eddy, Herjanto. 2003. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Farid, Prawiranegara. 2012. BPK Dinilai Tak Independen. www.temposearch.com
Fearney, Stella dan Beattie, Vivien dan Hines, Tony. 2011. Reaching Key Financial Reporting Decisions: How Director and Auditor Interact. John Wiley & Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex, PO19 8SQ. United Kingdom.
Gul, F. A. 2007. Hong Kong Auditing: Economic Theory and Practice. Second Edition. City University of Hongkong Press, Tat Chee Avenue, Kowloon. Hongkong.
Hamdan. 2013. Ini kata MK Soal Hakim berasal dari Parpol yang Menuai Kritik. http://finance.detik.com
Htay, S. N. N., Arif, Mohamed., Soualhi, Younes., Zaharin, H. R., dan Shaugee, Ibrahim. 2013. Accounting, Auditing and Governance for Takaful Operations. John Willey & Sons Singapore Pte. Ltd., 1 Fusionopolis Walk, #07-01, Solaris South Tower. Singapore 138628.
Hall, J. A. 2007. Audit dan Assurance Teknologi Informasi 1. Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Harinaldi. 2005. Prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Hendrikse, J. W., Hendrikse, Leigh. Business Governance Handbook: Principles and Practice. Volume 1. Gower Publishing Limited. England.
Hiro, Tugiman. 1997. Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Holmes, A. W., Burns, D.C. Auditing Norma dan Prosedur. Jilid 1. Edisi Kesembilan. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI. Jakarta.
Johnstone, Karla dan Gramling, A. A. dan Rittenberg, L. E. 2000. Auditing: A Risk-Based Approach to Conducting a Quality Audit. Ninth Edition. ACL Services, Ltd., South Western. United State of America.
Jackson, A. B., Moldrich, Michael., Roebuck, Peter. 2008. Mandatory Audit Firm Rotation and Audit Quality. Managerial Auditing Journal. 23(5).
Kumar, Arun dan Sharma, Rachana. 2011. Auditing: Theory and Practice. Atlantic Publishers and Distributors B-2, Vishal Enclave. New Delhi-110.
Kell, B. J. 2012. Modern Auditing. Edisi 7. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Mulyadi dan Puradiredja, Kanaka. 1998. Auditing. Buku satu. Edisi Kelima. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Moeller, Robert R. 2005. Brink’s Modern Internal Auditing. Sixth Edition. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey. Canada.
Mautz, R.K. dan Sharaf, H. A. 1961. The Philosophy of Auditing. American Accounting Association. American.
McSherry, Wildfred dan Ross, L. 2010. Spiritual Assessment in Health care Practice. M&K Update Ltd.
Mayhew, B.W., Schatzberg, J. W., Sevcik, G. R. 2000. The Effect of Accounting Uncertainty and Auditor Reputation on Auditor Independence.
Nanang, Pamuji Mugasejati. 2010. Bank Sentral Sulit Lepas dari Intervensi Politik. http://finance.detik.com
Prasisto, Arif. 2004. Masalah Statistik & Rancangan Percobaan. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Pickett, K. H. Spencer. 2005. The Essential Handbook of Internal Auditing. John Wiley & Sons Ltd, The Atrium, Southern, Chichester, West Sussex PO19 8SQ. England.
Pickett, K. H. Spencer. 2004. The Internal Auditor at Work: A Practical Guide to Everyday Challenges. John Wiley & Sons Ltd, The Atrium, Southern, Chichester, West Sussex PO19 8SQ. England.
Pickett, K. H. Spencer. 2010. The Internal Auditing Handbook. Third Edition. John Wiley & Sons Ltd, The Atrium, Southern, Chichester, West Sussex PO19 8SQ. England.
Passenheim, Olaf. 2009. Project Management. Olaf Passenheim & Ventus Publishing ApS.
Prof. Dr. Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Robert, Tampubolon. 2005. Risk and System Auditing. Penerbit PT Elex Media Komputindo Anggota IKAPI. Jakarta.
Santosa, Singgih. 2003. Statistik Multivariat. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Siebels, D. L. 2004. The Quality Improvement Glossary. American Society for Quality, Quality Press, Milwaukee (ASQ). United State of America.
Sharma, Ashok. 2010. Auditing. Rahul Jain, V. K. (India) Enterprises. Delhi.
Swinkels, W. H. A. 2012. Exploration of a Theory of Internal Audit. W. H. A. Swinkels.
Sower, V. E. 2011. Essentials of Quality with Cases and Experiential Exercises. John Wiley & Sons, Inc. United State of America.
Shamoo, A. E. 1989. Principles of Research Data Audit. Gordon and Breach Science Publishers S.A. United State of America.
Thomson. 2007. Audit dan Assurance Teknologi Informasi 1. Edisi 2. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Trenerry, Alan. 1999. Principles of Internal Control. University of New South Wales Press Ltd, Unversity of New South Wales, Sydney 2052. Australia.
Tampubolon, Robert. 2005. Risk and System Auditing. Penerbit PT Elex Media
Williams, James. 2002. Team Development for High-tech Project Managers. ARTECH HOUSE, INC. 685 Canton Street, Norwood, MA 02062. United State of America.