PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
DAN PENALARAN MATEMATIS SERTA SELF CONFIDENCE SISWA SMP
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
WULAN INDAH PRATIWI 1201185
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
DAN PENALARAN MATEMATIS SERTA SELF CONFIDENCE SISWA SMP
Oleh
Wulan Indah Pratiwi, S.Pd. SPs UPI Bandung, 2012
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika
© Wulan Indah Pratiwi, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Jurnal ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
DAN PENALARAN MATEMATIS SERTA SELF CONFIDENCE SISWA SMP
Oleh:
WULAN INDAH PRATIWI 1201185
DisetujuidanDisahkanoleh: Pembimbing I
Prof. H. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D. NIP. 195909221983031003
Pembimbing II
Dr. Jarnawi Afgani Dahlan, M.Kes. NIP. 19680511191011001
Mengetahui:
KetuaJurusan/Program StudiPendidikanMatematika
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Penerapan
Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman
dan Penalaran Matematis serta Self Confidence Siswa SMP”beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku.Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sangsi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian diketahui terdapat pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya
ini.
Bandung, Juli 2014
Yang membuat pernyataan,
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
HALAMAN HAK CIPTA
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah ... 1
B. RumusanMasalah ... 8
C. TujuanPenelitian ... 9
D. ManfaatPenelitian ... 10
E. DefinisiOperasional ... 10
BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan PemahamanMatematis ... 12
B. Kemampuan PenalaranMatematis ... 15
C. Metode Penemuan Terbimbing ... 19
D. Self Confidence Siswa ... 23
E. Kerangka Berpikir ... 25
F. Penelitian yang Relevan ... 27
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. DesainPenelitian ... 31
B. PopulasidanSampel ... 32
C. VariabelPenelitian ... 33
D. InstrumenPenelitian ... 33
1. TesKemampuanPemahamandanPenalaranMatematis ... 33
a. AnalisisValiditasInstrumen ... 35
b. AnalisisReliabilitasInstrumen ... 38
c. AnalisisDayaPembeda ... 40
d. AnalisisIndeksKesukaranSoal ... 42
2. SkalaSelf Confidence Siswa ... 44
3. Lembar Observasi ... 45
E. Teknik Analisis Data ... 46
F. ProsedurPenelitian ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52
1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52
2. Kemampuan Pemahaman Matematis ... 58
a. Analisis Inferensi Skor Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 58
b. Analisis Inferensi Skor N-GainKemampuan Pemahaman Matematis ... 61
3. Kemampuan Penalaran Matematis ... 64
a. Analisis Inferensi Skor Pretes Kemampuan Penalaran Matematis ... 64
b. Analisis Inferensi Skor N-Gain Kemampuan Penalaran Matematis ... 66
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Analisis Inferensi Skor Pretes Skala Self Confidence Siswa
... 69
b. Analisis Inferensi Skor N-GainSkala Self Confidence Siswa
... 72
5. Korelasiantara Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis,
Penalaran Matematis dan Self Confidence Siswa ... 74
B. PembahasanHasil Penelitian ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 KriteriaSkor Jawaban Siswa Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
... 34
Tabel 3.2 Kriteria Skor Jawaban SiswaTes Kemampuan Penalaran Matematis
... 34
Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Validitas ... 36
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
... 37
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Validitas Tes Kemampuan Penalaran Matematis
... 37
Tabel 3.6 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliabilitas ... 39
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Reliabilitas Kemampuan Pemahaman Matematis
... 39
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Reliabilitas Kemampuan Penalaran Matematis
... 39
Tabel 3.9 Klasifikasi Interpretasi Koefisien Daya Pembeda ... 41
Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
... 41
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Kemampuan Penalaran Matematis
... 42
Tabel 3.12 Kriteria Indeks Kesukaran ... 43
Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
... 43
Tabel 3.14 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Kemampuan Penalaran Matematis
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.15 Bobot Skala Likert ... 45
Tabel 3.16 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi ... 46
Tabel 3.17 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi rxy... 49
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis serta
Self Confidence Siswa ... 53
Tabel 4.2 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis
... 59
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Varians Skor Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis
... 59
Tabel 4.4 Uji Kesamaan Rerata Skor Pretes Kemampuan Pemahaman Matematis
... 60
Tabel 4.5 Uji Normalitas Skor N-gain Kemampuan Pemahaman Matematis
... 61
Tabel 4.6 Uji Homogenitas Varians Skor N-gain Kemampuan Pemahaman Matematis
... 62
Tabel 4.7 Uji Kesamaan Rerata Skor N-gain Kemampuan Pemahaman Matematis
... 63
Tabel 4.8 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Penalaran Matematis .... 64
Tabel 4.9 Uji Kesamaan Rerata Skor Pretes Kemampuan Penalaran Matematis
... 65
Tabel 4.10 Uji Normalitas Skor N-gain Kemampuan Penalaran Matematis... 66
Tabel 4.11 Uji Homogenitas Varians Skor N-gain Kemampuan Penalaran Matematis
... 67
Tabel 4.12 Uji Kesamaan Rerata Skor N-gain Kemampuan Penalaran Matematis
... 68
Tabel 4.13 Uji Normalitas Skor Pretes Self Confidence Siswa ... 70
Tabel 4.14 Uji Homogenitas Varians Skor Pretes Self Confidence Siswa .... 70
Tabel 4.15 Uji Kesamaan Rerata Skor Pretes Self Confidence Siswa... 71
Tabel 4.16 Uji Normalitas Skor N-gain Self Confidence Siswa ... 72
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel4.18 Data Hasil Uji Korelasi Pearson ... 74
Tabel4.19 Data Hasil Uji Korelasi Spearman ... 75
Tabel4.20 DataHasil Uji Korelasi Spearman ... 76
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ... 51
Gambar 4.1 PerbandinganRerataSkorPretesdanPostesKemampuanPemahamanMatematis
... 54
Gambar 4.2 PerbandinganRerataSkorN-gainKemampuanPemahamanMatematis
... 54
Gambar 4.3 PerbandinganRerataSkor Pretesdan Postes KemampuanPenalaran Matematis
... 55
Gambar 4.4 PerbandinganRerataSkorN-gainKemampuanPenalaranMatematis
... 56
Gambar 4.5 PerbandinganRerataSkorPretesdanPostesSkala Self Confidence Siswa
... 57
Gambar 4.6 PerbandinganRerataSkorN-GainSkala Self Confidence Siswa
... 58
Gambar 4.7 Jawaban Siswa terhadap Soal Nomor 2 (Pemahaman Instrumental)
... 84
Gambar 4.8 Jawaban Siswa terhadap Soal Nomor 3 ... 85
Gambar 4.9 Jawaban Siswa terhadap Soal Nomor 6 (Pemahaman Relasional)
... 85
Gambar 4.10 Jawaban Siswa terhadap Soal Nomor 4 (Menganalogikan suatu konsep)
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
LAMPIRAN A: INSTRUMEN PENELITIAN
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 96
A.2 Lembar Kerja Siswa . ... 128
A.3 Kisi–Kisi Soal Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis ... 166
A.4 Soal Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis ... 167
A.5 Kisi-kisi Skala Self Confidence Siswa ... 171
A.6 Skala Self Confidence Siswa ... 174
A.7 Pedoman Observasi Guru dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing ... 177
A.8 Pedoman Observasi Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing ... 178
LAMPIRAN B: ANALISIS HASIL UJI COBA B.1 Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 179
B.2 Data Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ... 180
B.3 Data Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Penalaran Matematis ... 183
B.4 Data Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis ... 184
B.5 Data Hasil Uji Coba Skala Self Confidence Siswa ... 187
B.6 Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Self Confidence Siswa ... 189
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.2 Data Hasil Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
Kelas Kontrol ... 191
C.3 Data Hasil Uji Statistik Pretes, Postes, dan N-gain Kemampuan Pemahaman
Matematis ... 192
C.4 Data Hasil Pretes, Postes, dan N-gain Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Kelas Eksperimen ... 198
C.5 Data Hasil Pretes, Postes, dan N-gain Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas
Kontrol ... 199
C.6 Data Hasil Uji Statistik Pretes, Postes, dan N-gain Kemampuan Komunikasi
Matematis ... 200
C.7 Data Hasil Skala Self Confidence Siswa ... 206
C.8 Hasil Skala Self Confidence Siswa Setelah Dikonversi ... 212
C.9 Data Hasil Pretes, Postes, dan N-gainSkala Self Confidence Siswa Kelas
Eksperimen ... 224
C.10 Data Hasil Pretes, Postes, dan N-gainSkala Self Confidence Siswa Kelas Kontrol
... 225
C.11 Data Hasil Uji Statistik Pretes, Postes, dan N-gainSkala Self Confidence Siswa
Kelas Eksperimen ... 226
C.12 Data Hasil Uji Korelasi antara Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis,
Kemampuan Pemahaman dan Self Confidence Siswa, dan Kemampuan Penalaran
dan Self Confidence Siswa ... 232
LAMPIRAN D
D.1 Foto-foto Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 234
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Wulan Indah Pratiwi, (2014). “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis serta Self ConfidenceSiswa SMP”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji masalah peningkatan kemampuan pemahaman matematis, penalaran matematis, dan self confidence siswa SMP dengan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian kuasi eksperimen berbentuk kelompok kontrol non-ekivalen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di salah satu SMP di Kota Bandung pada tahun ajaran 2013/2014. Adapun sampelnya yaitu satu kelas yang dijadikan kelas eksperimen dan satu kelas lagi dijadikan kelas kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Kedua kelas diberikan pretes, kemudian pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing secara berkelompok diberikan kepada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Instrumen terdiri dari tes kemampuan pemahaman, penalaran matematis, dan skala self confidence siswa. Pengolahan data peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis menggunakan uji-t, data skala self confidencemenggunakan uji Mann-Whitney, dan data hubungan antara kemampuan pemahaman dan penalaran matematis, kemampuan pemahaman matematis dan self confidence, dan kemampuan penalaran matematis dan self confidence menggunakan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran matematis serta self confidence siswa yang mendapatkan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional serta terdapat asosiasi dengan kategori sedang antara kemampuan pemahaman dan penalaran matematis serta self confidence siswa.
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
WulanIndahPratiwi, (2014). "The Application of Guided
DiscoveryMethodtoImproveUnderstandingAbility and
MathematicalReasoningwithJunior High School Students’ self-confidence ".
The aims of this study are assessingthe improvement ofmathematicalunderstanding, mathematical reasoning, andself-confidence by learning and teachingjunior high school studentsusing theguided
discoverymethod. The research methodusedin this
studyisexperimentalresearchmethodwith aquasi-experimentalresearchdesignin the form ofa non-equivalent control group. The populations in this research are allthe third grade studentsin one ofjunior high school in Bandungin the year academic 2013/2014. Thesampleisaclassthat isused asthe experimental classand one other as thecontrol class. The process of sampling is usingpurposive sampling technique. Both classesare giventhe pretest, thenlearningusingguided discoverymethodgiven in a groupofexperimental classandthe control class using conventional learning method. The instrumentconsistsof atestmathematical understanding, mathematical reasoning, and thescale of students’ self-confidence. The data processingcapabilitiesincreasemathematical understandingandmathematical reasoningusing t-test, self-confidencescale datausingthe Mann-Whitney test, andthe dataconnection betweenmathematical understandingandmathematical reasoning, understanding ofmathematicalabilityandself-confidence, andmathematicalreasoning skillsandself-confidence using the correlation test.The results showedthat increasingthe mathematical understandingandmathematical reasoningabilityand students’ self-confidence whoget aguided discoverymethodis betterthan thestudents who receivedconventional learningand there isan
associationwith amiddle categorybetweenmathematical
understandingandmathematical reasoningabilityandself-confidence of students.
Keywords:
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
1
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Matematikadalamduniapendidikanmerupakansalahsatuilmudasar
yangdapatdigunakanuntukmenunjangilmu-ilmulainsepertiilmu
fisika,kimia,komputer,danlain-lain.Pada Permen No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi dijelaskan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia.
Tuntutandari
kemajuanzamaninilahyangmendorongparapendidikuntuklebihkreatif
dalammengembangkandanmenerapkanmatematikasebagaiilmudasar. Untuk
menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran matematika perlu diberikan
kepada semua peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan
agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,
tidak pasti, dan kompetitif(Depdiknas, 2006).
Banyak konsep matematika yang diperlukan untuk membantu
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi.
Konsep-konsep tersebut tersusun secara sistematis dan logis dari yang paling sederhana
ke yang paling kompleks. Dalam pembelajaran matematika ada beberapa
kemampuan dasar yang harus diperhatikan. Sumarmo (2005)
mengklasifikasikan kemampuan dasar matematis dalam 5 (lima) standar
kemampuan yang disebut daya matematis (mathematical power) atau
keterampilan matematis (doing math) sebagai berikut:
1. Pemahaman matematis(mathematical understanding)
2
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Penalaran matematis (mathematical reasoning)
4. Koneksi matematis (mathematical connection)
5. Komunikasi matematis (mathematical communication)
Berkaitan dengan pentingnya pemahaman dalam matematika, Sumarmo
(2002) juga menyatakan visi pengembangan pembelajaran matematika untuk
memenuhi kebutuhan masa kini yaitu pembelajaran matematika perlu diarahkan
untuk pemahaman konsep dan prinsip matematis yang kemudian diperlukan
untuk menyelesaikan masalah matematis, masalah dalam disiplin ilmu lain, dan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Anderson (Tandililing, 2011), siswa dikatakan memiliki
kemampuan pemahaman matematis jika siswa tersebut mampu mengkonstruksi
makna dari pesan-pesan yang timbul dalam pengajaran seperti komunikasi
lisan, tulisan, dan grafik. Siswa dikatakan memahami suatu konsep matematis
antara lain ketika mereka membangun hubungan antara pengetahuan baru yang
diperoleh dan pengetahuan sebelumnya.
Selain kemampuan pemahaman matematis, kemampuan penalaran
matematis dalam pembelajaran matematika perlu dikembangkan. Kemampuan
penalaran matematis merupakan proses mental yang harus dibangun secara
terus menerus melalui berbagai konteks (Baroody, 1993). Jika siswa telah
mengerti, maka pengetahuan siswa terhadap suatu materi akan tinggal lebih
lama dalam pikiran mereka, dan dapat diaplikasikan dalam berbagi situasi,
sehingga kemampuan mereka tidak hanya melakukan yang diintruksikan oleh
guru dan mengikuti algoritma. Dari keterangan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa untuk meningkatkan kemampuan penalaran siswa diperlukan suatu
pengembangan materi pelajaran matematika yang difokuskan pada kesadaran
tentang pengetahuan dan proses berpikir siswa. Mereka harus memiliki
kesadaran bahwa mereka perlu tahu konsep-konsep yang melandasi untuk
3
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa penelitian tentang upaya meningkatkan kemampuan penalaran
matematis melalui berbagai model dilakukan.Dari penelitian Putri (2011),
diperoleh hasil rata-rata skor postes kemampuan penalaran matematis siswa SMP
Negeri 21 Pekanbaru melalui pembelajaran matematika realistik sebesar 48,17%
dari skor ideal.Begitu juga hasil Widyasari (2013) di salah satu SMP Jakarta
Timur menemukan bahwa kualitas kemampuan siswa dalam penalaran masih
kurang memuaskan. Kesalahan yang dilakukan siswa sekolah menengah dalam
mengerjakan soal-soal matematika dikarenakan kurangnya kemampuan penalaran
terhadap kaidah dasar matematika. Dari hasil kesimpulan penelitian tersebut,
dapat dikatakan kemampuan penalaran matematis siswa masih rendah.
Namun demikian hasil pembelajaran belum mampu untuk memenuhi
tuntutan kebutuhan tersebut.Sumarmo (Hanisa, 2010) menemukan bahwa
keadaan skor kemampuan siswa dalam pemahaman dan penalaran matematis
sangat rendah. Siswa masih banyak mengalami kesukaran dalam pemahaman
relasional dan berpikir derajat kedua. Artinya siswa mengalami kesukaran
dalam tes penalaran deduktif dan induktif.
Laporan lainnya ditunjukkan oleh hasil survei The Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS). Hasil survei TIMSS pada tahun 2007
menunjukkan prestasi Indonesia berada di peringkat ke-36 dari 49 negara
(Balitbang, 2011). Berdasarkan analisis Pusat Pengembangan Pemberdayaan
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) pada tahun 2011, siswa
Indonesia masih kurang dalam penalaran dan memecahkan masalah non rutin,
4
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
*Zed adalah mata uang negara Zedia
Soal tersebut berada dalam domain konten aljabar dan domain kognitif
penalaran. Dalam soal ini siswa diminta untuk memecahkan masalah dengan
persamaan linier dengan dua peubah. Soal tersebut cukup sulit, karena secara
internasional hanya 18% siswa yang menjawab benar dan di Indonesia hanya 8%
yang menjawab benar. Alasan soal ini sulit karena soal ini menguji kemampuan
penalaran dan kemampuan memecahkan soal non rutin, bukan sekedar
pengetahuan dan penerapan. Salah satu faktor utama kesulitan dalam
pembelajaran matematika adalah mengubah kalimat biasa menjadi kalimat
matematika.
Pada Programme International for Student Assesment (PISA) pada tahun
2009 Indonesia hanya menduduki peringkat ke-61 dari 65 peserta dengan rata-rata
skor 371, sementara rata-rata skor internasional adalah 496 (PPPPTK, 2011).
Berdasarkan analisis PPPPTK (2011), siswa Indonesia masih kurang dalam hal
kreativitas dan daya imajinasi, misalnya sebagai berikut:
Pada uji coba soal PPPPTK tersebut, sekitar 28% siswa menjawab benar,
yaitu dengan jawaban 20.000. Dengan demikian soal ini tergolong cukup sulit
bagi siswa. Untuk menyelesaikan soal ini sebenarnya tidak memerlukan
perhitungan atau rumus matematika yang sulit karena yang diperlukan adalah
kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan luas persegi dan persegi
panjang.
Berdasarkan beberapa contoh soal di atas, banyak kelemahan kemampuan
matematis siswa Indonesia yang terungkap, salah satunya adalah kemampuan
5
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan penalaran matematis siswa masih rendah. Karena penelitian ini masih
kurang maka harus diteliti lagi dengan memperbaikinya menggunakan salah satu
metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan matematis siswa termasuk
kemampuan penalaran matematis siswa.
Piaget (Buhaerah, 2011) menyatakan bahwa kemampuan penalaran anak
di bawah 12 tahun (usia SD) masih terbatas, termasuk bila mereka ditanya
bagaimana cara pemecahan yang dilakukan sehingga sampai pada suatu jawaban.
Ini bukan berarti bahwa untuk anak usia SMP kemampuan penalarannya sudah
tidak bermasalah apabila potensi penalaran internal siswa tidak
ditumbuhkembangkan secara optimal. Kemampuan siswa ini tidak dapat
berkembang dengan baik apabila guru tidak berusaha meningkatkan kemampuan
yang sudah dimiliki anak sebelumnya. Dengan demikian guru harus memberikan
latihan-latihan diantaranya soal matematika non rutin yang dapat meningkatkan
kemampuan penalaran matematis anak tersebut, tidak hanya menghafal rumus.
Wahyudin (1999) menemukan 5 kelemahan yang ada pada siswa, yaitu:
(1) kurang memiliki pengetahuan materi prasyarat yang baik; (2) kurang
memiliki kemampuan untuk memahami dan menggali konsep-konsep dasar
matematika (aksioma, definisi, kaidah, teorema) yang berkaitan dengan pokok
bahasan yang sedang dibicarakan; (3) kurang memiliki kemampuan dan
ketelitian dalam menyimak atau menggali sebuah persoalan matematika; (4)
kurang memiliki kemampuan menyimak kembali sebuah jawaban yang
diperoleh; dan (5) kurang memiliki kemampuan nalar yang logis dalam
persoalan atau soal-soal matematika. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
pemahaman dan penalaran matematis siswa masih kurang, maka diperlukan
berbagai usaha untuk meningkatkan kedua kemampuan tersebut.
Selain kemampuan pemahaman dan penalaran matematis sebagai aspek
kognitif, yang dijadikan salah satu tujuan utama dalam pembelajaran
matematika adalah aspek afektif, yaitu rasa percaya diri (self confidence). Self
6
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan keyakinannya atas pengetahuan, kemampuan dan kapasitas dirinya untuk
bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan-persoalan hidupnya dengan
hasil yang sangat baik (Sadat, 2013). Sumarmo (2006) mengatakan bahwa visi
yang lebih luas dan mengarah kemasa depan dari belajar matematika adalah
menumbuhkan kepercayaan diri, dan rasa keindahan terhadap keteraturan sifat
matematika, serta mengembangkan sikap objektif dan terbuka yang sangat
diperlukan dalam menghadapi tantangan masa depan yang selalu berubah.
Rafianti (2013) dalam penelitiannya tentang peningkatan kemampuan
pemahaman dan penalaran matematis siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs)
menunjukkan bahwa kedua kemampuan tersebut masih rendah yaitu di bawah
50%. Siswa hanya terpaku pada rumus dan contoh soal yang diberikan guru,
sehingga pada saat menemukan soal yang berbeda dengan contoh atau soal
yang memerlukan nalar, maka banyak siswa yang tidak bisa menyelesaikannya.
Kloosterman (Middleton dan Spanias, 1999) telah meneliti bahwa
keberhasilan dan kegagalan yang dicapai siswa kelas tujuh dipengaruhi oleh
motivasi, kepercayaan diri, dan keyakinan akan usaha yang mereka lakukan
dalam pembelajaran matematika. Hal ini juga didukung oleh studi pendahuluan
yang dilakukan Rohayati (2011) dan Suhardita (2011) bahwa kurang dari 50%
siswa masih kurang percaya diri dengan gejala seperti siswa merasa malu kalau
disuruh ke depan kelas, perasaan tegang dan takut yang tiba-tiba datang pada
saat tes, siswa tidak yakin akan kemampuannya sehingga berbuat mencontek
padahal pada dasarnya siswa telah mempelajari materi yang diujikan, serta
tidak bersemangat pada saat mengikuti pelajaran di kelas dan tidak suka
mengerjakan tugas. Dengan self confidence yang baik seseorang akan dapat
mengaktualisasikan berbagai potensi yang ada dalam dirinya. Karena self
confidence siswa masih sangat rendah, maka perlu ditingkatkan dengan
berbagai cara dan metode agar dapat meningkatkan kemampuan-kemampuan
7
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suherman dan Winataputra (1994) mengemukakan bahwa tidak jarang
siswa yang menyenangi pelajaran matematika pada awalnya saja kemudian
menjadi tidak suka terhadap matematika, salah satu penyebabnya adalah cara
mengajar guru yang kurang cocok. Selanjutnya, Siskandar (2008) menyatakan
bahwa seorang siswa yang memiliki keyakinan bahwa pelajaran matematika itu
sulit, akan bersikap tidak menyukai pelajaran matematika dan akan berusaha
menghindari pelajaran tersebut. Sebaliknya, bagi siswa yang berkeyakinan
bahwa pelajaran matematika penting dan berguna untuk membantu
menyelesaikan permasalahan dalam hidup sehari-hari mereka akan menyukai
pelajaran tersebut dan bagi yang tidak menyukainya, tidak ada hambatan untuk
belajar matematika. Hal ini menunjukkan bahwa sikap positif yang timbul
terhadap pembelajaran matematika akan mempermudah siswa menerima materi
yang diberikan. Dengan demikian, diperlukan cara mengajar guru yang dapat
mendorong semangat para siswa untuk belajar matematika. Guru harus bisa
menghilangkan kesan sulit pada pelajaran matematika, sehingga anak akan
senang mengikuti pembelajaran matematika.Salah satu upaya untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman, penalaran matematis dan self
confidencesiswa dengan memilih suatu metode pembelajaran yang tepat.
Salah satu metode pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa
adalah metode penemuan terbimbingyang memungkinkan dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman, penalaran matematis dan self confidencesiswa.
Strategi yang dilakukan oleh guru hanya sebagai fasilitator, artinya guru
membimbing siswa bilamana ia diperlukan dan bersifat sementara saja. Siswa
didorong untuk berfikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum
berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru.
Pada metode penemuan terbimbing, peran siswa cukup besar karena
pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi pada siswa. Guru memulai
kegiatan belajar mengajar dengan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
8
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memungkinkan meningkatkan kemampuan pemahaman, penalaran matematis
dan self confidence siswa, karena siswa dilibatkan secara langsung dalam
berpikir matematis pada saat memanipulasi, eksperimen, dan menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan materi yang telah diberikan oleh guru.
Pada pembelajaran matematika, siswa akan lebih paham suatu konsep
jika guru melatih kemampuan penalarannya, karena dengan belajar matematika
kemampuan penalaran matematika akan lebih baik. Pemahaman yang baik akan
dicapai dengan penalaran yang baik pula. Jika kemampuan pemahaman dan
penalaran yang baik maka akan menimbulkan rasa percaya diri pada siswa
maka perlu diberikan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa.
Penjelasan di atas, menunjukkan bahwa matematika sangat penting
dalam ilmu pengetahuan karena meliputi ilmu pasti yang memerlukan
penalaran. Selain itu, terdapat aspek psikologis yaitu self confidence dalam
proses pembelajaran matematika. Dengan demikian, kemampuan pemahaman,
penalaran dan self confidence siswa dirasa sangat penting dan harus dimiliki
siswa dalam mengahadapi persoalan kehidupan nyata.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik mengadakan
penelitian untuk kemampuan pemahaman, penalaran matematis, dan self
confidence siswa dengan metode penemuan terbimbing yang dilaksanakan di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan judul “Penerapan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis dan
Penalaran Matematis SertaSelf ConfidenceSiswa SMP”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
9
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
mendapat pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik
daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional?
2. Apakah peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapat
pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa
yang mendapat pembelajaran konvensional?
3. Apakah peningkatan self confidence siswa yang pembelajarannya mendapat
pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada yang
mendapat pembelajaran konvensional?
4. Adakah korelasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran
matematis siswa pada kelas yang mendapat pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing?
5. Adakah korelasi antara peningkatan kemampuan pemahaman matematis
siswa dan self confidencesiswa pada kelas yang mendapat pembelajaran
dengan metode penemuan terbimbing?
6. Adakah korelasi antara peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa
dan self confidence siswa pada kelas yang mendapat pembelajaran dengan
metode penemuan terbimbing?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan arah dari suatu kegiatan untuk mencapai hasil yang
jelas dan diharapkan dapat terlaksana dengan baik dan teratur. Melihat
uraian-uraian sebelumnya baik pada latar belakang masalah maupun pada rumusan
masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
mendapat pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik
10
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menganalisis peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang
mendapat pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik
daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.
3. Menganalisis peningkatan self confidence siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing lebih baik daripada siswa
yang mendapat pembelajaran konvensional.
4. Menganalisis korelasi antara peningkatan kemampuan pemahaman dan
penalaran matematis siswa pada kelas yang mendapatkan pembelajaran
dengan metode penemuan terbimbing.
5. Menganalisis korelasi antara peningkatan kemampuan pemahaman matematis
siswa dan self confidence siswa pada kelas yang mendapatkan pembelajaran
dengan metode penemuan terbimbing.
6. Menganalisis korelasi antara peningkatan kemampuan penalaran matematis
siswa dan self confidence siswa pada kelas yang mendapatkan pembelajaran
dengan metode penemuan terbimbing.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan
peneliti, antara lain:
1. Bagi siswa, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung dalam
belajar matematika sehingga siswa lebih mudah memahami konsep
matematika dengan baik dan menyenangkan, memberikan pengalaman baru
dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dikelas
sehingga pembelajaran matematika menjadi lebih variatif, bermakna,
bermakna dan menyenangkan.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemahaman dan
penalaran matematis dan self confidence siswa dan secara bertahap, guru
dapat mengetahui dan mengaplikasikan metode pembelajaran matematika
11
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan
pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing dan sebagai
bahan referensi dalam rangka menindaklanjuti suatu penelitian dalam ruang
lingkup yang lebih luas.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional,
antara lain:
1. Kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan menyerap arti atau
mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Indikator kemampuan
pemahaman matematis yang dipakai dalam penelitian ini mencakup dua jenis
yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Pemahaman
instrumental suatu konsep matematis adalah menerapkan rumus/aturan
dengan perhitungan sederhana sedangkan pemahaman relasional adalah
menerapkan rumus dengan permasalahan yang lebih luas dan mengaitkan
suatu konsep dengan konsep lain yang sudah dipelajari.
2. Kemampuan penalaran matematis adalah proses berfikir yang dilakukan
dengan beberapa cara untuk menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan
sumber relevan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
analogi, yaitu penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau proses
dan generalisasi, yaitu penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah
data yang teramati.
3. Self confidenceadalah suatu keyakinan seseorang terhadap kemampuan
dirinyadalam segala aspek yang meliputi cara pandang yang positif terhadap
diri, yakin dengan percaya pada kemampuan yang dimiliki, bertindak mandiri
dalam mengambil keputusan, menunjukkan sikap positif dalam menghadapi
masalah, berani mengungkapkan pendapat, dan selalu optimis, bersikap
12
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Metode penemuan terbimbing adalah proses kegiatan pembelajaran yang
mendorong guru memberikan masalah matematis dalam Lembar kerja Siswa
(LKS) kemudian siswa mengamati, menganalisis dan menyusun konjektur.
Guru sebagai fasilitator, membimbing siswa disaat ia diperlukan. Dengan
bimbingan dari guru, siswa didorong menemukan konsep-konsep berdasarkan
31
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Tujuan penelitian ini menguji metode penemuan terbimbing dan
pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran
matematis serta self confidence siswa. Dengan demikian, penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen. Karena penelitian ini tidak menggunakan kelas secara acak
tetapi menerima keadaan subjek apa adanya, maka penelitian ini menggunakan
kuasi eksperimen.Sugiyono (2010) menyatakan bahwa desain ini mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi kelas eksperimen.
Ruseffendi (2005) menyatakan bahwa pada kuasi eksperimen, subyek
tidak dikelompokkan secara acak tetapi peneliti menerima keadaan subyek
seadanya. Kedua kelas tersebut diambil secara acak, kemudian diberikan pretes
dan postes. Untuk menentukan kedua kelas tersebut, langkah pertama adalah
memilih sekolah yang akan dijadikan subyek penelitian. Dari sekolah tersebut
kemudian dipilih dua kelas yang homogen berdasarkan hasil akademiknya.
Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud kelas eksperimen adalah kelas yang
memperoleh pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan
terbimbing, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang memperoleh pembelajaran
matematika dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pretes digunakan
agar mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan pembelajaran baik
untuk kelas kontrol maupun eksperimen. Postes digunakan untuk mengetahui
pengaruh pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan matematis siswa
setelah seluruh proses pembelajaran selesai.
Pada penelitian ini, pretes dan postes melibatkan dua kelompok yang
berbeda yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian
desain kuasi eksperimen yang digunakan adalah desain kuasi eksperimen
32
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksperimen berbentuk kelompok kontrol non-ekivalen dapat digambarkan sebagai
berikut:
Kelas Eksperimen : O X O
Kelas Kontrol : O O
(Ruseffendi, 2005)
Keterangan :
O = Pretes dan postes kemampuan pemahaman dan penalaran matematis
X = Pembelajaran matematika yang menggunakan metode penemuan terbimbing
--- = Pengambilan kelas tanpa acak kelas
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah seluruh siswa
kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Bandung. Dipilihnya kelas VIII sebagai
populasi penelitian ini adalah karena siswa kelas VIII diasumsikan telah memiliki
pengetahuan matematika yang cukup untuk mendukung materi yang akan
dipelajari dan siswa kelas VIII lebih memungkinkan diteliti dikarenakan kegiatan
belajar tidak terlalu terganggu dengan aktivitas-aktivitas pendidikan seperti ujian
nasional. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, yaitu
tekhnik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2012), yaitu sekolah tersebut termasuk klasifikasi sekolah sedang, berdasarkan
pertimbangan dari guru matematika kelas VIII, diperoleh informasi nilai-nilai
pada kedua kelas tersebut hampir sama tiap kelasnya ditinjau dari segi
kemampuan akademisnya. Dari data tersebut, disarankan duakelas yang
kondisinya paling memungkinkan untuk dijadikan penelitian, yaitusatu kelas
untuk dijadikan kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode
penemuan terbimbing dan satu kelas kontrol menggunakan pembelajaran
33
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu kondisi yang dimanipulasi,
dikendalikan atau diobservasi peneliti. Variabel penelitian melibatkan dua jenis
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian yang akan
dilakukan yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran dengan metode
penemuan terbimbing dan pembelajaran konvensional, sedangkan variable terikat
adalah kemampuan pemahaman matematis, penalaran matematis, dan self
confidence siswa.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen, yaitu instrumen tes dan
non-tes. Instrumen tes berupa tes kemampuan pemahaman dan penalaran
matematis, sedangkan instrumen non tes berupa skala self confidence siswa.
Masing-masing jenis instrumen tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Tes Kemampuan Pemahaman dan PenalaranMatematis
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman matematis
siswa. Tes disusun dalam bentuk uraian yang terdiri dari 4 butir soal uraian
pemahaman matematis. Penggunaan tes uraian dikarenakan tes uraian lebih dapat
mencerminkan kemampuan siswa sebenarnya (Suherman, 2003). Pretes dan
postes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretes diberikan di
awal kegiatan penelitian, hasil pretes akan digunakan untuk mengukur
kemampuan awal siswa, baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Postes
diberikan di akhir kegiatan penelitian, hasil postes digunakan untuk melihat
peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa di kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
Tes kemampuan pemahaman matematis disusun sedemikian rupa sehingga
siswa dituntut untuk perlu memahami konsep/prinsip, dapat menerapkan rumus
34
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsep/prinsip yang lainnya. Dalam penyusunannya diawali dengan pembuatan
kisi-kisi soal yang mencakup sub pokok bahasan, kemampuan yang diukur,
indikator serta jumlah butir soal dan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan
soal-soal beserta kunci jawaban dan aturan pemberian skor untuk masing-masing
butir soal. Adapun teknik penskoran kemampuan pemahaman dan penalaran
matematis mengikuti pedoman dari Holistic Scoring Rubrics (Cai, Lane dan
Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika secara lengkap, penggunaan istilah dan notasi matematika secara tepat, penggunaan algoritma secara lengkap dan benar
3
Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika hampir lengkap, penggunaan istilah dan notasi matematika hampir tepat, penggunaan algoritma secara lengkap, namun mengandung sedikit kesalahan dalam perhitungan
2 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika kurang lengkap, jawaban terhadap perhitungan yang salah
1 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika sangat terbatas, jawaban sebagian besar mengandung perhitungan yang salah
0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada tidak menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal matematika
Tabel 3.2
Kriteria Skor Jawaban Siswa Tes Kemampuan Penalaran Matematis
Skor Kriteria
4 Semua aspek pertanyaan dijawab dengan lengkap/jelas dan benar 3 Hampir semua aspek dari pertanyaan dijawab dengan benar
2 Jawaban kurang lengkap (sebagian petunjuk diikuti) namun mengandung perhitungan yang salah
1 Hanya sebagian aspek dari pertanyaan dijawab dengan benar
35
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah instrumen selesai dibuat dilakukan ujicoba instrumen untuk
mengecek keterbacaan soal dan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda instrumen. Uji coba instrumen dilakukan pada siswa
kelas IX.
a. Analisis Validitas Instrumen
Validitas merupakan syarat penting yang harus dipenuhi oleh instrumen
penelitian. Validitas dalam penelitian ini meliputi validitas isi dan validitas butir
soal. Validitas isi berkenaan dengan ketepatan materi yang dievaluasikan.
Penilaian validitas isi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Validitas isi
yang dinilai adalah kesesuaian antara butir tes dengan kisi-kisi soal, penggunaaan
bahasa atau gambar dalam soal, dan kebenaran materi atau konsep. Validitas butir
soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total.
Hasil perhitungan validitas isi dapat digunakan untuk menyelidiki lebih lanjut
butir-butir soal yang mendukung dan yang tidak mendukung. Dukungan setiap
butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi.
Cara menentukan validitas ialah dengan menghitung koefisien korelasi
antara alat evaluasi yang akan diketahui validitasnya dengan alat ukur yang telah
memiliki validitas yang tinggi (baik). Koefisien validitas dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi produk momen angka kasar (raw score) (Suherman,
2003).
=
Σ − Σ ΣΣ 2− Σ 2 Σ 2− Σ 2 (Suherman, 2003)
Keterangan:
xy
r = Koefisien validitas
X= Skor satu butir soal tertentu terhadap skor total
Y = Skor total (jumlah skor semua siswa pada tiap butir soal)
36
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria interpretasi koefisien validitas menurut Guilford (Suherman,
2003) adalah sebagai berikut:
Kemudian untuk menguji keberartian validitas (koefisien korelasi) soal
essay digunakan statistik uji t yang dikemukakan oleh Sudjana (2005) yaitu:
2
Bila thitungttabel maka soal valid tetapi jikathitungttabel, maka soal tersebut
tidak valid dan tidak digunakan untuk instrumen penelitian.
Perhitungan validitas butir soal menggunakan software Anates V.4 For
Windows. Untuk validitas butir soal digunakan korelasi product moment dari Karl
Pearson, yaitu korelasi setiap butir soal dengan skor total. Hasil validitas butir
37
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Validitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis No. Butir
Soal Korelasi
Interpretasi
Validitas Signifikasi
1 0, 616 Sedang Signifikan
2 0, 568 Sedang Signifikan
3 0, 613 Sedang Signifikan
4 0, 607 Sedang Signifikan
5 0, 675 Sedang Signifikan
Catatan: rtabel (� = 5%) = 0,349 dengan dk = 28
Berdasarkan Tabel 3.4 di atas, terlihat bahwa dari 5 butir soal tes
kemampuan pemahaman matematis, terdapat 5 butir soal yang mempunyai
validitas sedang.
Pada Tabel 3.5 di bawah, dari 5 butir soal yang digunakan untuk menguji
kemampuan penalaran matematis siswa tersebut berdasarkan kriteria validitas tes,
diperoleh bahwa satu soal (soal nomor 3) mempunyai validitas sedang, dan
keempat butir soal (nomor 1, 2, 4, dan 5) tersebut mempunyai validitas tinggi.
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Validitas Tes Kemampuan Penalaran Matematis No. Butir
Soal Korelasi
Interpretasi
Validitas Signifikasi
1 0,708 Tinggi Signifikan
38
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 0,660 Sedang Signifikan
4 0,833 Tinggi Sangat
Signifikan
5 0,390 Rendah Tidak Signifikan
Catatan: rtabel (� = 5%) = 0,349 dengan dk = 28
b. Analisis Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu instrumen sama dengan konsistensi atau keajegan dari
instrumen yang akan digunakan. Suatu instrumen penelitian dikatakan
mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil
yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel
suatu tes memiliki persyaratan maka semakin yakin dapat menyatakan bahwa
dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali,
yaitu jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun dilakukan
oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, tempat yang beda pula, alat ukur
tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi, dan kondisi. Koefisien reliabilitas dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.
11
=
�−�11
−
� �2
2 (Suherman, 2003)
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas
n = banyak butir soal
�
�2= jumlah varians skor tiap item
�2 = varians skor total
Dengan varians 2
i
39
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
�2 = �
2− � 2 �
�
Dalam hal inir11 diartikan sebagai koefisien reliabilitas. Tolok ukur untuk
menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan tolok ukur
yang dibuat oleh J.P. Guilford (Suherman, 2003) sebagai berikut:
Tabel 3.6
Klasifikasi Interpretasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Interpretasi
0,80 ≤ r11≤ 1,00 Korelasi sangat tinggi (Sangat baik)
0,60 ≤ r11< 0,80 Korelasi tinggi (baik)
0,40 ≤ r11< 0,60 Korelasi sedang (cukup)
0,20 ≤ r11< 0,40 Korelasi rendah (kurang)
0,00 ≤ r11< 0,20 Korelasi sangat rendah (sangat kurang)
Untuk mengetahui instrumen yang digunakan reliabel atau tidak maka
dilakukan pengujian reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbachdengan bantuan
program Anates V.4 for Windows. Pengambilan keputusan yang dilakukan adalah
dengan membandingkan rhitung dan rtabel. Jika rhitung> rtabel maka soal reliabel,
sedangkan jika rhitung≤ rtabel maka soal tidak reliabel.Maka untuk � = 5% dengan
derajat kebebasan dk= 28 diperoleh harga rtabel = 0,349. Hasil perhitungan
selengkapnya ada pada Lampiran B. Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil
perhitungan reliabilitas.
Tabel 3.7
40
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu rhitung rtabel Kriteria Kategori
0,58 0,349 Reliabel Sedang
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Reliabilitas Kemampuan Penalaran Matematis
rhitung rtabel Kriteria Kategori
0,63 0,349 Reliabel Tinggi
Hasil perhitungan dari uji coba instrument kemampuan pemahaman
matematis diperoleh rhitung = 0,58, dengan interpretasi bahwa soal tes kemampuan
pemahaman matematis tersebut secara keseluruhan memiliki derajat reliabilitas
sedang. Artinya soal tersebut reliabel karena 0,58> 0,349 dan termasuk dalam
kategori sedang. Sedangkan hasil perhitungan nilai reliabilitas untuk kemampuan
penalaran matematis diperoleh sebesar 0,63 yang termasuk kategori reliabilitas
tinggi. Hasil analisis menunjukkan bahwa soal kemampuan pemahaman dan
penalaran matematis telah memenuhi karakteristik yang memadai untuk
digunakan dalam penelitian.
c. Analisis Daya Pembeda
Daya Pembeda dari butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir
soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawaban dengan
benar dengan testi yang menjawab dengan salah. Dengan kata lain, daya pembeda
sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal tersebut untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus (Suherman, 2003), yaitu:
41
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
DP = daya pembeda
SA = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok atas
SB = jumlah skor yang dicapai siswa kelompok bawah
SMI= skor maksimum ideal
Klasifikasi interpretasi daya pembeda tiap butir soal dalam Suherman
(2003) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Klasifikasi Interpretasi Koefisien Daya Pembeda Koefisien Daya Pembeda Interpretasi
�� ≤0,00 Sangat jelek
0,00 <�� ≤0,20 Jelek
0,20 <�� ≤0,40 Sedang
0,40 <�� ≤0,70 Baik
0,70 <�� ≤1,00 Sangat baik
Untuk hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.
Adapun hasil rangkuman yang diperoleh dari uji coba instrument untuk daya
pembeda dengan menggunakan software Anates V.4 for Windows dapat dilihat
pada Tabel 3.10 berikut.
Tabel 3.10
42
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 56,25 Baik
2 43,75 Baik
3 31,25 Sedang
4 43,75 Baik
5 75,00 Sangat Baik
Dari Tabel 3.10 di atas dapat dilihat bahwa soal tes kemampuan
pemahaman matematis siswa yang terdiri dari 5 soal memiliki 1 soal daya
pembeda yang sedang, 3 soal daya pembeda yang baik, dan 1 soal daya pembeda
yang sangat baik.
Selanjutnya untuk interpretasi daya pembeda pada soal tes kemampuan
penalaran matematis dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut:
Tabel 3.11
Hasil Perhitungan Daya Pembeda TesKemampuan Penalaran Matematis No. Soal Daya Pembeda (%) Interpretasi
1 53,13 Baik
2 59,38 Baik
3 31,25 Sedang
4 96,88 Sangat Baik
5 21,88 Sedang
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa soal tes kemampuan penalaran
matematis siswa yang terdiri dari 5soal memiliki 2 soal daya pembeda yang
sedang, 2 soal daya pembeda yang baik, dan 1 soal daya pembeda yang sangat
baik.
43
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang
disebut Indeks Kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval
0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti
butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran
mendekati 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran menyatakan
tingkat kesukaran suatu butir soal. Menurut Suherman (2003), tingkat kesukaran
pada masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
�� =
� �
dengan,
IK = indeks kesukaran
= rata-rata keseluruhan
SMI = Skor Maksimum Ideal tiap butir soal
Klasifikasi indeks kesukaran butir soal berdasarkan (Suherman, 2003) yaitu :
Tabel 3.12
Kriteria Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 <IK≤ 0,30 Soal sukar
0,30 <IK≤ 0,70 Soal sedang
0,70 <IK< 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
Berikut ini merupakan hasil uji coba untuk tingkat kesukaran dengan
menggunakan bantuan software Anates V.4 for Windows.
Tabel 3.13
44
Wulan Indah Pratiwi, 2014
Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematis Serta Self Confidence Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No. Soal Tingkat Kesukaran(%) Interpretasi
1 65,63 Sedang
2 78,13 Mudah
3 84,38 Mudah
4 21,88 Sukar
5 59,38 Sedang
Dari Tabel 3.13 di atas dapat dilihat dari 5 soal kemampuan pemahaman
matematis, terdapat 2 soal yang memiliki tingkat kesukaran mudah, yaitu soal
nomor 2 dan 3, 2 soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, yaitu nomor 1 dan
5, dan terdapat satu soal yang memiliki tingkat kesukaran yang sukar yaitu soal
no. 4.
Untuk soal tes kemampuan penalaran matematis tingkat kesukaran soal
dapat dilihat pada Tabel 3.14. Dari tabel di bawah ini dapat dilihat dari 5 soal
kemampuan penalaran matematis, terdapat 2 soal yang memiliki tingkat
kesukaran mudah yaitu soal no. 3 dan 5, dan terdapat 3 soal yang memiliki tingkat
kesukaran yang sedang yaitu soal no. 1, 2, dan4.
Tabel 3.14
Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran TesKemampuan Penalaran Matematis
No. Soal Tingkat Kesukaran(%) Interpretasi
1 64,06 Sedang
2 60,94 Sedang
3 78,13 Mudah
4 51,56 Sedang
5 76,56 Mudah
Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa semua soal memiliki kriteria
signifikan. Di sini peneliti hanya mengambil 4 soal kemampuan pemahaman dan