POTENSI ATRAKSI WISATA BERBASIS AGROWISATA
PETERNAKAN DI KPBS PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata
Program StudiManajemen Resort & Leisure
Oleh:
Thema Hanif Pratama 1003228
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2014
POTENSI ATRAKSI WISATA BERBASIS AGROWISATA PETERNAKAN DI KPBS PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG
Oleh
Thema Hanif Pratama
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Thema Hanif Pratama 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
i
LEMABAR PENGESAHAN
THEMA HANIF PRATAMA 1003228
PENGEMBANGAN ATRAKSI WISATA BERBASIS AGROWISATA PETERNAKAN DI KPBS PANGALENGAN KABUPATEN BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M,Pd NIP. 19620512 198703 1 002
Pembimbing II
Rosita, SS, MA
NIP. 19781019 200604 2 001
Mengetahui
Ketua Prodi Studi Manajemen Resort & Leisure
ii
SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA
Hari, Tanggal : Kamis, 28 Agustus 2014
Waktu :Pukul 09.00 sd. Selesai
Tempat :Gedung FPIPS Lt.3 UniversitasPendidikan Indonesia
PantiaSidangterdiridari:
Ketua : Prof. Dr. H. KarimSuryadi, M.Si.
NIP.19700814.199402.1.001
Sekertaris : Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si.
NIP. 19741018.200812.2.001
Anggota : Dr. EllyMalihah, M.si.
NIP.19620512.198703.1.002
Penguji I : Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.Si.
NIP.19620921.198603.1.005
Penguji II : Erry Sukriah, SE., M.SE.
NIP. 19791215.200812.2.002
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul "Potensi Atraksi Wisata
Berbasis Agrowisata Peternakan Di KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung"
ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juli 2014 Yang membuat pernyataan
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
POTENSI ATRAKSI WISATA BERBASIS AGROWISATA
PETERNAKAN DI KPBS PANGALENGAN KABUPATEN
BANDUNG
ABSTRAK
Thema Hanif Pratama NIM: 1003228
Dalam penelitian ini, masalah yang dibahas adalah atraksi wisata apa yang cocok dikembangan di KPBS Pangalengan. Penelitian ini memfokuskan potensi yang ada di KPBS Pangalengan dengan menggunakan hasil studi komparasi dari tempat agrowisata yang sudah ada agar tercipta model baru atraksi wisata yang cocok dikembangkan dengan kondisi KPBS Pangalengan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan studi komparatif. Deskriptif kualitatif merupakan suatu metode untuk mengetahui potensi yang ada di KPBS Pangalengan. Studi komparatif merupakan suatu metode untuk membandingkan antara satu objek dengan objek studi lainnya dengan tujuan mendapatkan persamaan dan perbedaan dari atraksi wisata yang ada di objek-objek studi komparatif. Teknik analisis ini digunakan untuk meneliti potensi dan kegiatan di KPBS Pangalengan. Pengumpulan data menggunakan observasi dengan menggunakan alat bantu list potensi, wawancara dengan menggunakan alat bantu recorder, dan studi kepustakaan dari pihak KPBS Pangalengan. Data yang terkumpul dari observasi,wawancara dan data dari pihak KPBS Pangalengan di olah menggunakan teknik penelitian kualitatif sehingga mendapatkan hasil yang cocok untuk KPBS Pangalengan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil atraksi wisata yang cocok dikembangkan di KPBS Pangalengan yaitu, peternakan sapi perah, produksi pengolahan susu di Milk Tratment KPBS Pangalengan, dan produksi pengolahan susu di Home Industri mitra binaan KPBS Pangalengan.
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
TOURIST ATTRACTIONS BASED POTENTIAL AGROWISATA
KPBS PANGALEGAN FARMS IN DISTRICT BANDUNG
ABSTRACT
Thema Hanif Pratama NIM: 1003228
In this research, the issues discussed is “what tourist attractions are suitable to
development in KPBS Pangalengan”. This research focuses on the potential of KPBS
Pangalengan by using the results of a comparative study from the existing agro-tourism. The goal is to create a new tourist attraction model that’s suitable to be developed with KPBS Pangalengan conditions. The research method used in this research is descriptive qualitative and comparative studies. Descriptive qualitative is a method to determine the potential in KPBS Pangalengan. A comparative study is a method to comparing one object with another object of study in order to get the similarities and differences of the tourist attractions in the comparative study of objects. This analysis technique is used to examine the potential and activity in KPBS Pangalengan. The collection of data through observation using the tools of the list of potential, interview with recorder, and a literature study of the KPBS Pangalengan. Data were collected from observations, interviews and literature study of the KPBS Pangalengan processed by qualitative research techniques to produce the results that suitable for KPBS Pangalengan. Based on the research results, the tourist attraction that is suitable to develop in KPBS Pangalengan are dairy farm, dairy processing production at KPBS Pangalengan tratment Milk, and production of milk processing in the Home Industries partners of the Pangalengan KPBS.
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Penelitian ...1
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ix BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian ...29
B. Metode Penelitian ...30
C. Teknik Penentuan Subjek ...30
D. Subjek Penelitian ...31
E. Jenisdan Sumber Data ...31
F. TeknikPengumpulan Data
I. Pengujian Keabsahan Data ...36
1. Kreadibilitas...37
2. Trasferabilitas...37
3. Depandability...37
4. Konfirmabilitas...38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Sejarah Singkat KPBS Pangalengan... ...39
2. Kondisi KPBS Pangalengan Sekarang ... ...40
3. Visi dan Misi KPBS Pangalengan... .41
4. Job Description KPBS Pangalengan... ...41
5. Unit Pelayanan Milik KPBS Pangalengan ...42
6. Ketenaga Kerjaan... ...43
7. Kemitraan KPBS Pangalengan...46
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
x
B. Pembahasan
1. Potensi KPBS Pangalengan...48
2. Atraksi Wisata Di Tempat Wisata Berbasis Agrowisata Peternakan...61
3. Atraksi Wisata Yang Cocok Dikembangkan Di KPBS Pangalengan ...75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...90
B. Saran ...91
DAFTAR PUSTAKA ...94
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xi
DAFTAR TABEL
Tabel: Halaman
1.1 Tabel Kunjungan Wisatawan Ke Kabupaten Bandung ...4
4.1 Tabel Jam Kerja Karyawan MT KPPS Pangalengan...44
4.2 Tabel Grade Bakteri Pada Susu...54
4.3 Tabel Standar SNI Susu Indonesia Tahun 1998...54
4.4 Tabel Hasil Studi Komparasi...71
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar: Halaman
3.1 Peta KPBS Pangalengan ...28
3.2 Komponen Dalam Analisis Data ...34
3.3 Kerangka Pemikiran ...38
4.1 Struktur Organisasi KPBS Pangalengan ...47
4.2 Proses Penyetoran Susu... ...52
4.3 Pola Penganganan Kunjungan Wisatawan Ke KPBS Pangalengan ...74
4.4 Bagan Paket Wisata Perorangan di KPBS Pangalengan ...81
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: Halaman
1. Pedoman Wawancara ... 99
2. List Potensi KPBS Pangalengan ... 104
3. Hasil Wawancara ... 105
4. Foto-Foto Penelitian ... 154
5. Surat Penelitian ... 170
6. Surat Sudah Melakukan Penelitian ... 171
7. Surat Izin Penelitian ... 172
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xiv
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu sektor industri di Indonesia. Pariwisata di
Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar bila dikembangkan. Peluang
tersebut ditunjang dengan kondisi alam Indonesia yang terdiri dari keindahan
pegunungan dan lautan yang luas. Dengan meningkatnya beragam atraksi wisata yang
ada di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata yang cukup digemari
oleh wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Selain Indonesia terkenal sebagai
negara kepulauan yang mempunyai keaneka ragaman atraksi wisata bahari, Indonesia
juga terkenal dengan daerah pegunungan dan perbukitan yang indah.
Selain pendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata juga dapat menjadi
pendorong dalam sektor pembangunan lainnya, seperti serktor perkebukanan,
pertanian, perdagangan, perindustrian dan lain-lain. Dalam bidang pariwisata sektor
pertanian termasuk dalam jenis agrowisata. Potensi agrowisata di Indonesiasagat
cocok dikembangkan mengingat Indonesia memiliki keunggulan dalam sektor
pertanian dan produk perteniannya.
Agrowisata merupakan kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi potensi
pertanian sebagai obyek wisata, baik potensi berupa keindahan alam pertanian dan
keunggulan suatu kawasan agrowisata yang berupa aktivitas pertanian, kegiatan
produksi, dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat sekitar kawasan
agroowisata. Tujuan dari kegiatan agrowisata adalah untuk memperluas wawasan
pengetahuan dan pengalaman wisatawan. Dengan berkembangnya agrowisata di
suatu daerah tujuan wisata akan memberikan manfaat untuk meningkatkanpendapatan
2
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dilakukan dengan fungsi budi daya pertanian dan pemukiman pedasaan yang
mengutamakan fungsi konservasi.
Pangalengan adalah sebuah kecamatan di Kabuaten Bandung yang terletak
didaerah perbukitan selatan kota bandung. Sejak dahulu pangalengan terkenal oleh
perkebunan dan peternakan seperti perkebunan teh, perkebunan kina dan berbagai
jenis perkebunan sayuran, selin itu pangalengan juga terkenal sebagai sentra sapi
perah Kabupaten Bandung. Banyak masyarakat pangalengan yang menjadi peternak
sapi dan membuat home industri makanan yang berbahan pokok susu sapi. Produk
makanan yang dihasilkan oleh industri makanan yang berada di Pangalengan berupa
permen caramel, kerupuk susu, dodol susu, noga susu dan lain-lain.
Besarnya nama Pangalengan sebagai sentra peternakan sapi perah tidak terjadi
begitu sajah tetapi memiliki sejarah yang cukup panjang. Berawal dari abad 20 saat
sejumlah pelarian perang Boer di Afrika Selatan datang ke daerah Bandung pada
zaman Kolonial Belanda. Mereka mendirikan berbagai macam usaha diberbagai
sektor, diantaranya mendirikan Dennish Bank yang sekarang dikenal sebagai Bank
Jabar, membuka perkebunan dan mengelola peternakan sapi perah, salah satunya di
Pangalengan.
Pada saat itu pangalengan sudah memiliki beberapa perusahaan besar yang
mengembangkan industri sapi perah, seperti De Friesche Terop, Van der Els,
Alamanak dan Big Man. Perusahaan tersebut memperkerjakan penduduk lokal untuk
mengurus sapi dan memerah susunya. Sapi perah yang dipelihara didatangkan
langsung dari Belanda dan diternakan disekitar situ Cileunca.
Di Pangalengan ada 3 Kecamatan yang bergerak dibidang peternakan sapi
perah, yaitu :
1. Kecamatan Pangalengan
3
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Kecamatan Pacet
Pada tanggal 22 Maret 1969 beberapa tokoh masyarakat mengadakan
pertemuan dan menyepakati membuat sebuah koperasi dan sampai sekarang kita
kenal sebagai Koperasi Peternak Bandung Selatan atau disingkat KPBS Pangalengan.
Setelah KPBS dibuat perkembangan peternakan di Pangalengan terus meningkat.
Dengan meningkatnya peternakan sapi perah di Pangalengan tidak
berbarengan dengan meningkatnya kepariwisataan di Pangalengan. Pangalengan
tidak memiliki atraksi wisata yang menggunakan peternakan sapi perah sabagai daya
tarik wisatanya, berbeda dengan daerah Lembang, Sukabumi, Cianjur dan Jakarta
yang memiliki atraksi wisata peternakan. Dengan adanya KPBS Pangalengan,
seharusnya Pangalengan memiliki atraksi wisata yang berbasis peternakan sapi perah.
Pada Saat penulis melakukan pra-penelitian, penulis menemukan banyak hal
tentang kegiatan peternakan maupun hasil peternakan yang dapat dijadikan daya tarik
wisata, seperti kegiatan saat memerah susu sapi, mengolah hasil peternakan yang
berupa susu mentah menjadi susu siap minum, membuat aneka macam makanan yang
berbahan pokok dari susu sapi da masih banyak lagi. Peternakan yang ada di
Pangalengan menganut dua cara dalam proses pemerahannya yaitu peternakan yang
menggunakan cara tradisional dan peternakan yang mengunakan mesi perah pada saat
kegiatan pemerahan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung
tertulis bahwa Pangalengan merupakan kawasan sentra unggulan dalam bidang
peternakan sapi perah dalam RPJMD Kabupaten bandung tertulis juga Kecamatan
Pangalengan memiliki potensi wisata alan dan wasata agro, hanya sajah wisata agro
dibidang Peternakan tidak tercantum. Padahal data yang penulis peroleh dari Dinas
4
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tahun 2013 sebanyak 31.937 ekor sapi perah. Sebagian besar populasi sapi perah
terdapat di Kecamatan Pangalengan sebanyak 14.999 ekor.
Menurut data populasi sapi perah milik anggota KPBS Pangalengan setiap
tahun berkurang. Pada tahun 2011 populasi sapi perah milik anggota KPBS
Pangalengan ada 22.000 ekor. Pada tahun 2012 18.000 ekor. Pada tahun 2013 hingga
awal tahun 2014 populasi sapi perah di Pangalengan 14.000. Setiap taun berkurang
4.000 ekor ekor sapi perah. Menurut kepala KPBS Pangalengan Bpk Aun Gunawan
fenomena ini dikarenakan harga daging sapi yang terus naik, banyak bandar sapi
potong yang berburu sapi perah untuk dimanfaatkan dagingnya. Pendapatan para
peternakpun berkurang, padahal nilai harga susu sapi export dan harga susu sapi
nasional harganya sama. Disaat para peternak ingin membeli kembali sapi perah
harganya mahal.
Selain fenomena penurunan populasi sapi perah pada tahun 2009 pangalengan
diguncang gempa yang cukup besar, yang mengakibatkan rusaknya kandang sapi dan
mesin pengolahan susu. Kesulitan lain yang dihadapi peternak sapi perah saat ini
yaitu tambahan makanan yang berupa konsentrat semakin mahal. Harga bahan baku
konsentrat yakni wheat polar atau produk turunan dari gandum terus melambung
mengikuti nilai tukar dolar AS.
Apabila dikembangkannya agrowisata peternakan sapi perah di Pangalengan
diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi para peternak di Pangalengan. Dengan
keunggulan Pangalengan memiliki KPBS Pangalengan sebagai induk bagi para
peternak di Pangalengan dapat mengakomodir para peternak dan wisatawan dalam
kegiatan wisata di Pangalengan dalam bidang agrowisata.
Menurut data yang penulis peroleh dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung,
jumlah wisatawan ke Kabupaten Bandung dapat di lihat dalam tebel di bawah ini.
5
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No. Uraian 2008 2009 2010
1 Jumlah Obyek Wisata
(Obyek)
49 49 53
2 Jumlah Kunjungan
Wisata(Orang)
4.306.602 5.458.218 6.069.536
3 Rata-rata Kunjungan
Perobyek wisata(Orang)
87.890 111.392 123.869
Bila dari jumlah wisatawan tersebut banyak wisatawan yang berkunjung ke
wisata alam seperti Ciwidey akan berdampat buruk kepada tempat wisata tersebut.
Seperti tempat wisata Kawah Putih di Ciwidey. Kawah putih sekarang mengalami
dampat buruk, sampah berserakan dimana-mana para pengunjung tidak
diperbolehkan membawa kendaraan pribadi ke atas dekat kawah dikarenakan jalan
yang sudah amblas dan dapat terjadi longsor.
Faktor pendukung seperti akomodasi di Pangalengan sudah dapat dibilang
menunjang dalam kegiatan wisata. Pangalengan memiliki 3 hotel dan banyak villa
yang dapat dijadikan tempat menginap para wisatawan. Rumah makan dipangalengan
sudah banyak dari mulai lesehan hingga standar restoran. Jalan menuju pangalengan
sudah sangat bagus dan dapat dilewati mobil dan bus.
Dengan pengembangan yang ada saat ini di pangalengan, salah satunya dari
sektor peternakan dan digabungkan dengan prinsip-prinsip kepariwsataan, penulis
berharap pariwsata peternakan dapat meningkatkan pendapatan untuk peternak yang
berada di Pangalengan, masyarakat sekitar dan pemerintah daerah. Dengan penelitian
yang dilakukan dan menerapkan hasil penelitian di KPBS Pangalengan, dapat
memberikan contoh untuk anggota KPBS lainnya untuk mengembangkan
6
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Itulah beberapa alasan yang membuat penulis ingin meneliti tempat ini lebih
lanjut mengenai pengembangan atraksi wisata berbasisis peternakan di peternakan
KPBS Pangalengan. Agar dapat meningkatkan daftar wisata untuk daerah Kabupaten
Bandung oleh karena itu penulis mangambil judul "Potensi Atraksi Wisata
Berbasis Agrowisata Peternakan di KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung".
B. Identifikasi Masalah
Dalam pengembangan tempat wisata diperlukan beberapa aspek
pengembangan seperti, atraksi wisata, sarana prasana, dan lain-lain. Produk wisata
merupakan salah satu faktor pendorong bagi wisatawan. Produk wisata yang berbasis
agrowisata sudah banyak saat ini. Pangalengan sudah terkenal sebagai sentra sapi
perah dari zaman dahulu hingga sekarang dengan memiliki oraganisasi dalam
menampung peternak sapi perah dan hasil peternakan sapi perah yang disebut dengan
KPBS Pangalengan. Berdasarkan hasil obeservasi yang penulis lakukan KPBS
Pangalengan memiliki banyak potensi wisata dari mulai pasca panen hingga
produksi. Dengan potensi yang ada di KPBS Pangalengan dapat dijadikan atraksi
wisata yang berbeda dari tempat lain. KPBS Pangalengan sebagai sarana penyedia
jasa wisata yang melibatkan peternakan anggota KPBS Pangalengan. Adapun
masalah yang diambil oleh penulis yaitu " Pengembangan Atraksi Wisata Berbasis
Agrowisata Peternakan Di KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung"
C. Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang mendasari penulis untuk meneliti
Pengembangan Atraksi Wisata Berbasis Agrowisata Peternakan di KPBS
Pangalengan Kabupaten Bandung adalah :
7
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Bagaimana perbedaan dan persamaan atraksi wisata ditempat wisata berbasis
agrowisata peternakan yang sudah ada ?
3. Atraksi wisata yang seperti apa yang cocok dikembangkan di KPBS Pangalengan
?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitaanya adalah sebagai
berikut:
1. Mengindentifikasi potensi wisata berbasis peternakan di KPBS Pangalengan
2. Memberi gambaran tentang atraksi wisata yang sudah ada di tempat wisata
berbasis agriwisata peternakan di sebuah tempat wisata yang ada.
3. Konsep pengembangan atraksi wisata yang cocok untuk KPBS Pangalengan
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis sendiri, sebagai insan pariwisata harus mengetahui, memikirkan dan
mengembangkan setiap potensi wisata berbasis peternakan di Pangalengan
Kabupaten Bandung agar dapat digunakan dalam mengembangkan wisata di
semua tempat yang berada di Indonesia.
2. Bagi pemerintah, sebagai masukan untuk mendorong perkembangan industri
pariwisata agar bisa memberikan contoh untuk daerah lainnya yang berpotensi
untuk berkembang menjadi tempat agrowisata peternakan.
3. Bagi masyarakat, sebagai wacana agar memahami potensi wisata yang dimiliki
oleh wilayah-wilayah di Jawa Barat khususnya bisa dikembangkan menjadi
8
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dapat memberikan tambahan ekonomi bagi masyarakat yang akan membuka
usaha di lokasi wisata.
F. Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi mahasiswa Manajemen Resort & Leisure menginduk
kepada sistematika penulisan yang tercantum dalam buku Pedoman Akademik
terbitan Universitas Pendidikan Indonesia. Berikut sistematika yang digunakan
penulis :
1. BAB I : Pendahuluan
Berisi mengenai penjabaran latar belakan penelitian, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
2. BAB II : Kajian Pustaka
Berisi teori-teori para ahli yang mendukung penelitian dan kerangka pemikiran
penulis
3. BAB III : Metode Penelitian
Penjabaran mengenai metode yang digunakan dan penjelasan seperti : Lokasi,
Teknik Penentuan Subjek, Subjek Penelitian, Instrumen Penelitian dan Teknik
Pengumpulan Data. Serta dalam bab ini penulis menggunakan metode analisis
deskriptif dalam penelitiannya.
4. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penjelasan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian.
5. BAB V : Kesimpulan dan Rekonemdasi
Hasil dari pembahasan dan rekomendasi yang direkomendasikan oleh penulis dari
hasil pembahasan.
6. Daftar Pustaka
9
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Pangalengan terletak di Kabupaten Bandung Selatan.Pangalengan merupakan
daerah dataran tinggi yang cocok untuk daerah pertanian dan perternakan.Bila di lihat
dari peluang agrowisata, Pangalengan sangat cocok di kembangkan menjadi kawasan
agrowisata tentang perternakannya. Bila pengembangan ini dapat terlaksana banyak
manfaat yang dapat di terima oleh masyarakat sekitar, pemerintah dan
wisatawan.Menuju pangalengan dapat menggunakan kendaraan pribadi dan
kendaraan umum berupa angkot dan elf dengan menempuh perjalanan 2-3 jam
perjalanan.
30
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penelitian penulis di lakukan di Koperasi Peternak Bandung Selatan yang
berada di jalan Raya Pangalengan No. 340 Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.
KPBS Pangalengan juga memiliki tempat pengolahan susu yang bernama Milt
Treatment atau yang di sebut MT yang berada di jalan Koperasi No. 1 Kecamatan
Pangalengan.
B. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dahulu harus ditentukan
jenis dan metode yang akan digunakan, sehingga tujuan dari penelitian itu tercapai.
Adapun jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dengan menggunakan metode yang dikategorikan pada studi komparatif.
Studi yang bertujuan membandingkan antara satu objek dengan objek studi lainnya
guna melihat perbedaan dan persamaan jenis, proses hasil dan sebagainya. Hasil
komparatif ini diharapkan lahir sebuah model atau jenis baru yang lebih baik.
Peneliti melakukan penelitian langsung ke KPBS untuk memperoleh data dari
hasil observasi berupa list potensi, dan mewawancarai stakeholder di KPBS
Pangalengan, kemudian mengkoparasikan beberapa tempat wisata berbasis
agrowisata peternakan sapi perah di Bandung untuk menentukan standar atraksi
wisata agrowisata peternakan. Setelah medapatkan data-data yang diperlukan
kemudian dianalisis berdasarkan teori dan konsep yang mendukung dan ditarik
kesimpulannya sehingga kita dapat mengetahui hasil dari penelitian ini. Setelah
mendapatkan hasil penulis akan mendeskripsikan hasil dari penelitian untuk dijadikan
rekomendasi.
C. Teknik Penentuan Subjek
Dalam penelitian ini, peneliti mengguanakan Snowball Sampling untuk
31
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengambilan subjek yang awalnya sedikit subjek menjadi semakin banyak, ibarat
bola salju yang bila menggelinding semakin lama akan semakin besar. Dari subjek
kunci yaitu Ibu Ina sebagai Wakil Ketua Sekertariatan KPBS Pangalengan yang
merekomendasikan Pak Dudu selaku Kepala Milk Treatment KPBS Pangalengan,
lalu Pak Dudu merekomendasikan Pak Jajang selaku Kepala Produksi Milk
Treatment KPBS Pangalengan dan Pak Wawan selaku pengurus peternakan KPBS
Pangalengan. Selain merekomendasikan Pak Jajang dan Pak Wawan, Pak Dudu juga
merekomendasikan tiga peternakan yang sudah memenuhu standar kandang KPBS
Pangalengan dan lokasi tidak jauh dari KPBS Pangalengan, dan merekomendasikan
perusahaan TK sebagai tempat industri rumahan yang memproduksi olahan susu.
Seperti yang dikatakan Sugiono (2012:218) "... Snowball sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit,
lama-lama menjadi besar".
D. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menentukan beberapa subyek yang akan
dijadikan narasumber, narasumbernya adalah :
1. Ibu Ina ( Wakil Sekertariatan KPBS Pangalengan)
2. Pak Dudu ( Kepala Milk Treatment KPBS Pangalengan)
3. Pak Jajang ( Kepala Produksi Milk Tratment KPBS Pangalengan)
4. Peternak sapi perah di sekitar KPBS Pangalengan ( 3 Orang)
5. Pak Asep ( Industri Rumahan TK)
Penelitian ini akan mewawancarai kepada 7 subyek penelitian untuk
mendapatkan data yang akurat.
32
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data pada
pengumpul data (Sugiyono, 2008 : 402). Data primer adalah data yang didapat
dari sumber pertama baik individu maupun perseorangan seperti dari
wawancara atau pengisian kuesioner yang di lakukan peneliti (Umar,
2005;42). Adapun data primer yang dibuktikan dalam penelitian adalah data
diperoleh dari teknik wawancara pada pihak terkait dan membuat list potensi
yang ada di KPBS Pangalengan dari hasil observasi.
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen
(Sugiyono, 2008:402). Data tersebut merupakan data yang diperolen secara
tidak langsung dan sudah diolah oleh pihak – pihak lain. Dalam penelitian ini,
data yang diperoleh melalui dokumen – dokumen dan laporan laporan tertulis
milik KPBS Pangalengan.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Pengamatan (Observation)
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat secara dekat kegiatan yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan observasi pastisipasi pasif (passive participation) observasi ini peneliti
datang ketempat penelitian untuk mengamati, tetapi peneliti tidak ikut terlibat dalam
kegiatan tempat penelitian tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Susan Stainback
(dalam Sugiono 2012:226) ..Partisipasi pasif (passive participation) : means the
research is present at the scene of action but does not interact of participate. Jadi
33
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terlibat dalam kegiatan tersebut. Dalam pengamatan di obyek penelitian peneliti
menggunakan alat bantu berupa list potensi wisata untuk memudahkan pada saat
penelitian.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
mengetahui informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan untuk
mengetahui hal-hal secara mendalam. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
wawancara semiterstruktur (Semistucture Interview) dimana peneliti tidak perpaku
pada pertanyaan yang dibuat sebelumnya pada pedoman wawancara, akan tetapi
peneliti mengajukan pertanyaan sesuai fakta-fakta baru yang di temukan pada saat
wawancara dilakukan.
Dalam wawancara ini yang menjadi respondennya adalah Stakle holoder
KPBS Pangalengan, Peternak sekitar KPBS Pangalengan dan industri rumahan
olahan susu di Pangalengan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat bantu
berupa pedoman wawancara, alat tulis dan recorder untuk memudahkan peneliti saat
mewawancarai subyek penelitian.
3. Studi Literatur
Yaitu teknik pengumpulan data dengan penelusuran literatur yang bersumber
dari buku, media, pakar ataupun dari hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk
menyusun dasar teori yang kita gunakan dalam melakukan penelitian terutama
mengenai pengembangan agrowisata peternakan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,
34
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menggunakan alat bantu yaitu kamera untuk memudahkan penelitian yang
membutuhkan dokumentasi.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat-alat penelitian yang digunbakan untuk
mengumpulkan data dari subjek dan objek penelitian. Selain menggunakan diri
sendiri senagai intrumen penelitian utama, dalam penelitian ini peneliti juga
menggunakan alat bantu lain berupa :
a. List Potensi Wisata
b. Pedoman Wawancara
c. Alat tulis
d. Recorder
e. Kamera
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan penelitian dan data-data terkumpul, teknik pengolahan
data yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang
merupakan gambaran dari proses pencarian data dan menyusus data yang didapat lalu
disusun secara sistematis untuk di organisasikan kedalam masing-masing oraganisasi
data agar didapat hasil yang aktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan
temuan-temuan yang ada. Pada dasarnya metode analisis deskriptif kualitatif lebih cenderung
pada mendeskripsikan hasil penelitian yang berupa rangkaian kata-kata dapi pada
rentetatan angka-angka. Data yang muncul dalam analisis ini lebih banyak berupa
deskripsi atau gambaran-gambaran yang jelas dan obyektif mengenai kondisi KPBS
35
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan teori, yang akan menghasilkan pengambangan yang cocok dilokasi penelitian.
Semua rumusan masalah yang dihadapi saat penelitian akan diaplikasikan pada
pendekatan-pendekatan teori yang ada, baik dari studi literatur maupun tinjauan
pustaka. Namun tidak semua masalah bisa diaplikasikan delama teori karena belum
adanya teori yang jelas. Menurut Bogdan (dalam Sugiyono 2012: 244) "analisis data
adalah proses mecari dan menyusun secara sistematis data, menjabarkannya kedalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan keorang
lain. Dalam pemerosesan analisis data menurut Nasution 1988 (dalam sugiyono
2012:245) menyatakan bahwa .." Analisis telah mulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai
penulisan hasil penelitian.
Data Collection
Data Display
36
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2 (Komponen dalam analisis data (interractive Model)
Sumber: Buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Sugiyono:2013)
Berdasarkan pengertian di atas maka peneliti membagi dua proses analisis data dalam
melakukan penelitian ini. pertama yaitu Analisis Sebelum di Lapangan dan Analisis
Data di Lapangan.
1. Analisis Sebelum di Lapangan
Analisis ini dilakuka terhadap hasil studi pendahuluan atau data sekunder,
namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan
berkembang saat peneliti terjun ke lapangan dengan melakukan Observasi.
2. Analisis Data di Lapangan
Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah model Miles dan Huberman,
dimana analisis ini dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntan, sehingga menghasilkan data yang jenuh. Miles dan
Huberman (dalam Sugiyono, 2012) menjelaskan Aktifitas dalam analisis ini
ada 3 yaitu :
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh di rangkum, lalu di pilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan
gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila perlu.
b. Data Display (Penyajian Data)
37
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa
dilakukan dengan bentk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, Flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data maka
akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
c. Conclusion/ Verification
Langkah selanjutnya adalah pengambilan kesimpulan dan verivikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
I. Pengujian Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, untuk mendapatkan data yang dianggap sah, valid
dan reabilitas sangat sulit. Banyak hasil penelitian kualitatif yang diragukan
kebenarannya karena beberapa hal, yaitu subyektivitas penelitian merupakan hal yang
dominan dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang di andalkan
adalah observasi dan wawancara mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan
secara terbuka apa lagi tidak terkontrol, dan sumber data kualitatif kurang credible
akan mempengaruhi keabsahan hasil penelitian. Oleh karena itu agal hasil penelitian
kualitatif dapat di percayai, peneliti melakukan beberapa cara untuk menentukan
38
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Kreadibilitas
Beberapa kriteria dalam menilai penelitian kualitatif adalh lama
penelitian, observasi yang detail, triangulasi, peer debriefing,
membandingkan, dengan hasil penelitian lain.
Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu :
a. Memperpanjang penelitian dalam proses pengumpulan data di
KPBS Pangalengan, dapat menguji informasi dari beberapa subjek
penelitian ini untuk membangun kepercayaan para subjek
penelitian terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri penili sendiri
akan hasil penelitiannya kelak.
b. Observasi dengan detail secara terus menerus, untuk menemukan
ciri-ciri dan unsur-unsur situasi yang sangat relevan dengan
persoalan atau yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada
hal-hal tersebut secara detail.
c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data tersebut.
d. Peer debrifing (membicarakan dengan orang lain) yaitu
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam
bentuk diskusi.
2. Transferabilitas yaitu apakah penelitian ini dapat diterapkan dalam
konteks dan situasi yang lain. Apa bila pembaca laporan penelitian ini
memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks
dan rumusan masalah penelitian ini maka hasil penelitian ini
39
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Depandability yaitu menguji progres peneliti dalan melakukan
penelitian dari mulai mengumpulkan data, membentuk dan
menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk
menarik kesimpulan.
4. Konfirmabilitas adalah uji hasil penelitian dapat dibuktikan
keberannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang
dikumpulkan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang
yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan juan
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di KPBS Pangalengan
mengenai pengembangan atraksi wisata berbasis agrowisata di KPBS Pangalengan
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. KPBS Pangalengan memiliki berbagai potensi wisata untuk dikembangkan
terutama di sektor agrowisata. Potensi tersebut diantaranya, peternakan sapi
perah yang memiliki berbagai kegiatan peternakan sapi perah dari mulai
budidaya, reproduksi, dan proses pemerahan. Selain peternakan sapi perah,
KPBS Pangalengan memiliki Milk Treatment untuk pengolahan susu. Di Milk
Treatment banyak potensi yang dapat dikembangkan, dari mulai proses
pengujian kualitas susu, penerimaan dan penimbangan susu, pengolahan susu
menjadi produk seperti, pembuatan susu pasteurisasi, pembuatan yoghurt,
pembuatan, pembuatan cream cheese, sour cream, Butter cream , pembuatan
keju mozarella, pembuatan ice cream dan lain-lain. Selain itu Home Industri
milik masyarakat sekitar yang telah menjadi mitra binaan KPBS Pangalengan
memiliki potensi dalam bidang kuliner. Home Industri binaan KPBS
Pangalengan memiliki potensi pengolahan susu menjadi produk makanan,
produk yang dihasilkan sangat beragam seperti permen caramel, noga susu,
dodol susu dan kerupuk susu.
2. Untuk menentukan atraksi wisata yang cocok di kembangkan di KPBS
Pangalengan diperlukannya standar atraksi wisata. Dengan
mengkomparasikan tempat wisata yang sudah ada seperti Kampung Areng
91
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
wisata di tempat wisata tersebut adalah, memerah susu sapi, memandikan sapi
dan memberimakan sapi. Sedangkan perbedaannya adalah masing-masing
tempat wisata memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Kampung
areng cibodas lebih menonjolkan kegiatan wisata masyarakat pedesaan,
De'ranch lebih menonjolkan kegiatan wisata berkuda dan permainan,
sedangkan cibugary lebih menonjolkan wisata edukasi peternakan sapi perah.
3. Atraksi yang cocok dikembangkan di KPBS Pangalengan yaitu peternakan
sapi perah, produksi pengolahan susu di Milk Treatment milik KPBS
pangalengan, dan produksi pengolahan susu di Home Industri mitra binaan
KPBS Pangalengan.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil penelitian mengenai atraksi yang
cocok dikembangkan di KPBS Pangalengan, peneliti mengajukan beberapa saran
yang dapat dijadikan bahan pertimbangan, yaitu sebagai berikut :
1. KPBS Pangalengan memiliki sangat banyak potensi akan tetapi semua potensi
yang ada akan percuma apabila tidak dikelola secara maksimal. Dalam
pengembangannya dibutuhkan bagian khusus yang mengelola. Dengan
mengaktifkan kembali unit pelayanan wisata milik KPBS Pangalengan
diharapkan akan ada yang mengelola wisata di KPBS Pangalengan secara
tepat.
2. Untuk pengembangan KPBS Pangalengan dibutuhkan pastisipasi dari
berbagai element terutama masyarakat sekitar. Dengan adanya kegiatan
pariwisata di Pangalengan, diharapkan mengangkat perekonomian
92
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
masyarakat terhadap agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan. Berikut ini
beberapa kegiatan yang dapat mengikut sertakan masyarakat :
a. Pemberian Pengetahuan mengenai Peternakan
b. Pemberian pengetahuan mengenai Agrowisata Peternakan
c. Mengikutsertakan peternakan milik masyarakat sebagai tempat wisata
d. Penyediaan transportasi umum
e. Penyediaan home stay
f. Penyediaan guide untuk tour di Pangalengan
3. Pengembangan KPBS Pangalengan harus disesuaikan dengan konsep
pengembangan kawasan wisata yang berfokus pada 5 aspek yaitu :
a. Atraksi
Atraksi wisata di KPBS Pangalengan harus dikemas secara menarik
agar wisatawan dapat lebih menikmati atraksi wisata yang ada di
KPBS Pangalengan.
b. Akomodasi
Pengecekan hotel, penginapan dan villa yang sudah ada dan
mengadakan kerja sama dengan penyedia jasa akomodasi lainnya.
Pengecekan rumah warga yang dapat dijadikan home stay untuk
wisatawan yang ingin lebih merasakan kehidupan sebagai peternak.
c. Aksebilitas
Perlunya perbaikan jalan di beberapa titik di sekitaran Pangalengan
untuk memudahkan wisatawan mengakses KPBS Pangalengan
maupun tempat wisata lainnya yang ada di Pangalengan.
93
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Memberikan aktivitas yang menarik untuk wisatawan ditempat-tempat
atraksi wisata milik KPBS Pangalengan. Dengan memberikan aktivitas
yang menarik akan menjadi kelebihan dan keunikan dari KPBS
Pangalengan.
e. Amenitas
KPBS Pangalengan perlu melengkapi dan memperbaiki fasilitas yang
ada. Seperti membuat kamar mandi khusus wisatawan dan membuat
cafetaria dikawasan KPBS Pangalengan. Dengan dibuatnya cafetaria
dikawasan KPBS Pangalengan dapat memberikan kemudahan
wisatawan untuk membeli makanan maupun minuman ketika
berwisata
4. Melakukan pemasaran wisata dan promosi wisata untuk memperkenalkan
agrowisata di KPBS Pangalengan kepada masyarakat luas. Pemasaran dan
promosi untuk keberlangsungan tempat wisata sangat penting. Semakin
banyak wisatawan yang berkunjung semakian dikenal tempat wisata tersebut.
5. Menentukan tarif wisata di KPBS Pangalengan. Harga yang titawarkan harus
sebanding dengan segala yang tersedia di KPBS Pangalengan. Jangan sampai
harga terlalu mahal, apabila tarif yang ditawarkan terlalu mahal dengan apa
yang diberikan kepada wisatawan akan berdampak pada kunjungan
wisatawannya. Apabila tarif terlalu murah sudah pasti KPBS Pangalengan
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Achmad Firman, (2010) Agribisnis Sapi perah. Bandung : Penerbit Widya
Padjadjaran
Anonim. Undang-Undang Kepariwisataan 2009: UU RI No. 10 Tahun 2009.
Jakarta. Sinar Grafika. 2010
Ariyanto. (2003). Ekonomi Pariwisata Jakarta: Pada
http://geocities.com/ariyanto eks 79/home.html
Darmadjati R S. (1995). Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Penerbit PT
Pradnya Paramita
Deptan, (2005). Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. Pada
http://database.deptan.go.id
De'Ranch. De'Ranch Lembang. Tersedia : http://deranchlembang.com/id/
Goeldner, Charles R & Ritchie, J. R Brent. (2003)Tourism: Principles,
Practices, & Philosophies, 9th edition. New Jersey. John Wiley & Sons
Inc.
Kampung Areng Cibodas, Potato Ultimate Jurney, Tersedia:
http://wisatakampungareng.blogspot.com/p/tentang-kami.html
Kampung Areng Cibodas , Spinach Managemen. Tersedia:
http://cibodashighland.blogspot.com/
KPBS Pangalenga,, Koperasi Peternak Bandung Selatan Tersedia :
http://www.kpbs.co.id/index.php?option=com_content&view=frontpa
95
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lobo, R. E. Golfman, G. E., Jolly, D. A,. Wallace, B. D., Scharader, W. L., &
Parker, S.A. (1999). Agricultural tourism: agritourism benefits
agriculture in San Diego County. Retrieved June 4, 2008 from
University of California-Davis Small Farm Center Web Site:
http://www.sfc.ucdavis.edu/agritourism/agritourSD.html
Marpaung, Happy. (2000) Pengetahuan Kepariwisatan. Bandung Penerbit
Alfabeta
Mason, Peter. (2010). Tourism: Impacts, Planning, & Management, 2nd
edition. UK. Butter worth-Heinemann.
Novianti, Gadis.Peranan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
di Pulau Umang Resort & Spa. [Online]. Skripsi Sarjana Prodi
Manajemen Resort & Leisure UPI Bandung. Tersedia :
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_b5251_0606986_table_of_
content.pdf. [20 Juli 2012].
Nurulitha Andini. (2013). Pengorganisasian Komunitas Dalam Pengembangan Agrowisata Wisata Studi Kasus : Desa Wisata Kembangarum Kabupaten Sleman (Jurnal) Australia Indonesia
Partnership For Decentralization.
Pitana, I Gde (2002) Pengembangan Ekowisata di Bali. Makalah
Disampaikan pada Seminar Ekowisata di Auditorium Universitas
Udayana Pada Tanggal 29 Juni 2002
Pitana, I Gde dan PG Gayatri (2005) Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta :
96
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Purwodarminto, (1999). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit
Balai Pusataka
Ross, Glenn F.( 1998). Psikologi Pariwisata. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Sapta Pranoto, Yudi (2013) Analisis Pengembangan Desa Agrowisata
Berbasis Potensi Lokal (Skripsi) Universitas Bangka Belitung
Saridarmini, Ni Luh Ayu Rai (2011) Dampak Agrowisata Berbasis Modal
Dan Berbasis Masyarakat. Denpasar: Tesis Universitas Udayana
Sastrayuda, Gumelar (2010). Konsep Pengembangan Kawasan Agrowisata. Tersedia : http://id.scribd.com/doc/226410383/Pengembangan-Kawasan-Agro-Wisata
Syamsu dkk. (2001) Penerapan Etika Perencanaan Pada Kawasan WIsata,
Studi Kasus di Kawasan Agrowisata Salak Pondoh, Kabupaten Sleman, Daerah Istemewa Yogyakarta. Jakarta : LP3M STP Tri Sakti,
Jurnal Ilmiah Vol 5. No 3 Maret 2001
Sutjipta, I Nyoman. (2001). Agrowisata (Diktat) Magister Manajemen
Agribisnis Universitas Udayana Bali.
Sugiyono. (2004) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta
Sugiyono. (2010) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sugiyono. (2013) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta
97
Thema Hanif Pratama, 2014
Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wisata Cibugary DKI Jakarta. Tersedia : http://www.wisatacibugary.com/
Wahab, Salah. (1996) Managemen Kepariwisataan. Jakarta: Penerbit Pradnya
Paramita
Wardiyanto, dan Baiquni, M. (2011) Perencanaan & Pengembangan
Pariwisata. Bandung: Penerbit C.V Lubuk Agung.
Yoeti, Oka Edisi Revisi (1996) Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung :
Penerbit Angkasa
Yoeti, Oka A. (2000) Ekowisata, Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup.
Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita
Yoeti, Oka A. (2002) Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan
Wisata. Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita
Yoeti, Oka A. (2008) Ekonomi Pariwisata: Introduksi Informasi Dan
Implementasi. Jakarta: Kompas
Yoeti, Oka. A (2008). Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta :