PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP JUMLAH WAKTU
AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Olahraga
Oleh
MUHAMMAD HASBIYAL FARHI 0906996
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB) Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket
PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP JUMLAH WAKTU
AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET
Oleh
Muhammad Hasbiyal Farhi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Muhammad Hasbiyal Farhi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
MUHAMMAD HASBIYAL FARHI 0906996
PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP JUMLAH WAKTU
AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Hj. Tite Juliantine M.Pd NIP. 196807071992032001
Pembimbing II
Dr. Dian Budiana M.Pd NIP. 197706292002121002
Mengetahui : Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah ABSTRAK
PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP JUMLAH WAKTU
AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET
Pembimbing I : Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd Pembimbing II : Dr. Dian Budiana, M.Pd
Muhammad Hasbiyal Farhi* 0906996
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya jumlah waktu aktif belajar siswa pada saat pembelajaran permainan bolabasket, dimana guru menerapkan model pembelajaran langsung dalam pembelajaran permainan bolabasket sehingga pembelajaran terkesan monoton. Penulis mencoba menerapkan model pendekatan taktis untuk meningkatkan jumlah waktu aktif belajar dimana model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan ketertarikan siswa untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan taktikal dalam permainan bolabasket dan menerapkan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan jumlah waktu aktif belajar siswa melalui kerjasama siswa dalam memecahkan setiap permasalahan pembelajaran permainan bola basket. Tujuan penelitian yang ingin penulis teliti adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pendekatan taktis dan model pembelajaran kooperatif terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan bolabasket.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Plered Purwakarta yang dipilih secara purposive sampling, dimana yang menjadi sampelnya adalah siswa kelas VIII yang mengikuti ekstrakurikuler basket dan berjenis kelamin laki-laki. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen penilaian penampilan mengajar penjas melalui teknik duration recording untuk mengetahui berapa jumlah waktu aktif belajar yang dilakukan siswa.
Hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis menunjukan peningkatan jumlah waktu aktif belajar siswa SMP Negeri 1 Plered Purwakarta pada taraf signifikansi α = 0,05, didapat nilai t hitung = 67.84. Nilai tersebut lebih besar dari
nilai ttabel = 2.09, karena nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak sehingga HA diterima.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa model pendekatan taktis dan model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa dan model pendekatan taktis lebih berpengaruh dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa.
Kesimpulannya bahwa model pendekatan taktis memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif terhadap jumlah waktu aktif belajar di SMP Negeri 1 Plered Purwakarta.
ABSTRACT
COMPARISON OF TACTICAL APPROACH MODEL AND COOPERATIVE LEARNING MODEL FOR THE TIME QUANTITY TO
ACTIVE LEARN BY LEARNING BASKETBALL PLAYING
Lecturer I : Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd Lecturer II : Dr. Dian Budiana, M.Pd
Muhammad Hasbiyal Farhi* 0906996
This research based on low of student’s time quantity to active learn by learning basketball playing, in this case the teacher only explains learning model directly, so that it makes learning repetitive. The author tried to explain tactical approach model to increase the time quantity of active learning, which takes advantage of student’s interesting to raise their comprehension and tactical knowledge by learning basketball playing and explains cooperative learning model to increase the time quantity for the students to active learn through the teamwork by solving every problem of learning on basketball playing. The target of this research is to know, how the impact of tactical approach model and cooperative learning model for the time quantity to active learn of learning on basketball playing is.
In this research the method was used is experimental method. The male students in 8th grade in SMP Negeri 1 Plered Purwakarta, who join in basketball extracurricular program, were chosen through purposive sampling as the sample for this research and the instrument is performance judgment of sport teaching through technical duration recording to know, how much the quantity time, which the students have done.
The result from data processing and hypothesis test shows the time quantity of the students in 8th grade in SMP Negeri 1 Plered Purwakarta to active learn increases in significant level α = 0,05, got score tcalculate = 67,84.That score is
higher than ttable = 2,09, because of tcalculate > ttable, so H0 is rejected and HA is
accepted.
Based on the result of this research tactical approach model and cooperative learning model influence the student’s time quantity to active learn and tactical approach model influences the student’s time quantity more than cooperative learning model.
The conclusion is that, tactical approach model and cooperative learning model influences the student’s time quantity to active learn and tactical approach model influences the student’s time quantity more significant than cooperative learning model in SMP Negeri 1 Plered Purwakarta.
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 5
C.Tujuan Penelitian ... 6
D.Manfaat Penelitian ... 6
E. Pembatasan Penelitian ... 6
F. Definisi Istilah ... 7
G.Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Belajar dan Pembelajaran ... 10
B.Hakikat Proses Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 12
C.Model Pembelajaran ... 14
D.Model Pendekatan Taktis ... 18
E. Model Pembelajaran Kooperatif ... 23
F. Jumlah Waktu Aktif Belajar ... 27
G.Pembelajaran Bolabasket ... 31
H.Kerangka Pemikiran ... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A.Metode penelitian ... 37
B.Desain Penelitian ... 37
C.Populasi dan Sampel ... 39
D.Waktu dan Tempat ... 40
E. Instrumen Penelitian Data ... 41
F. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 47
B.Diskusi Penemuan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 64
B.Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN – LAMPIRAN : A. Instrumen Penilaian Waktu Aktif Belajar Siswa Pada Penampilan Mengajar Penjas ... 70
B. Sampel Kelompok 1 dengan Penerapan Model Pendekatan Taktis ... 80
C. Sampel Kelompok 2 dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif ... 81
D. Data Tes Awal Kelompok 1 (Kelompok Model Pendekatan Taktis) ... 82
E. Data Tes Awal Kelompok 2 (Kelompok Model Pembelajaran Kooperatif) .... 83
F. Hasil Tes Akhir Kelompok 1 dengan Menggunakan Model Pendekatan Taktis ... 84
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah I. Tabel Penolong Untuk Mencari Uji Normalitas Liliefors Tes Akhir Kelompok
1 ... 87
J. Tabel Penolong Untuk Mencari Uji Normalitas Liliefors Tes Awal Kelompok 2 ... 88
K. Tabel Penolong Untuk Mencari Uji Normalitas Liliefors Tes Akhir Kelompok 2 ... 89
L. Uji Homogenitas Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 ... 90
M. Uji Homogenitas Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 ... 92
N.Uji Signifikan dengan Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Uji Dua Pihak) Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 ... 94
Program Pembelajaran Model Pendekatan Taktis dan Model Pembelajaran Kooperatif ………. ... 97
Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pendekatan Taktis………... 117
Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif………... 118
Foto-Foto Pembelajaran………. 119
Nilai Untuk Distribusi Z……… 121
Nilai Untuk Distribusi F……… 122
Nilai Untuk Uji Liliefors………... 124
Nilai Persentil Untuk Distribusi T……… 125
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1Desain Penelitian ……… 37 3.2Format Observasi Penelitian ……… 41 4.1Data Hasil Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal dan
Tes Akhir Kelompok 1 ... 53 4.2Data Hasil Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal dan
Tes Akhir Kelompok 2 ……… 53
4.3Data Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Tes Awal dan Tes Akhir
Kelompok 1 ………. 54
4.4Data Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 ………. 54 4.5Data Hasil Penghitungan Homogenitas (Kesamaan Dua Variansi) Tes
Awal dan Tes Akhir Kelompok 1 ……… 55 4.6Data Hasil Penghitungan Homogenitas (Kesamaan Dua Variansi) Tes
Awal dan Tes Akhir Kelompok 2 ……… 56 4.7Data Hasil Pengujian Uji Signifikan Peningkatan Tes Awal dan Tes
[image:9.595.125.507.204.628.2]Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1Diagram Hasil Tes Awal Kelompok 1 ……… 47
4.2Diagram Hasil Tes Akhir Kelompok 1……… 48
4.3Diagram Hasil Tes Awal Kelompok 2 .……….. 49
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era modern ini pendidikan sangatlah penting dalam menciptakan generasi baru yang mempunyai intelektual terhadap masa depan. Pendidikan merupakan salah suatu wadah utama terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM), maka pendidikan tentu memerlukan adanya tenaga kependidikan atau guru yang memiliki tanggung jawab untuk mengemban tugas dalam mengembangkan SDM tersebut, sehingga para pendidik harus banyak mengenal konsep-konsep pembelajaran demi terciptanya pembelajaran yang baik. Dalam hal ini para guru harus mempunyai kompetensi yang baik dalam membimbing para siswanya terutama memiliki kemampuan mengelola proses pembelajaran pada saat di lapangan.
Proses belajar megajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep ilmu kependidikan. Oleh karena itu perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam berbagai model. Bruce Joyce dan Marshal Weil mengemukakan 22 model mengajar yang di kelompokan ke dalam 4 hal, yaitu : Proses informasi, perkembangan pribadi, interaksi sosial dan modifikasi tingkah laku (Joyce & Weil, Models of Teaching, 1980).
Sehubungan dengan hal tersebut, pembelajaran pendidikan jasmani harus memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, yang mana tujuan ini berguna serta berkontribusi yang sangat berharga bagi kelangsungan dan kesejahteraan hidup manusia. Makna tujuan yang terkandung dalam pendidikan jasmani bukan hanya mendidik secara fisik melainkan hampir semua aspek dikembangkan antara lain aspek kognitif, aspek apektif serta aspek sosial. Pendidikan jasmani juga merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, sportivitas, spiritual dan sosial) serta pembiasaan pola hidup
2
sehat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Proses belajar mengajar memiliki makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar semata. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya suatu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang.
Dalam pembelajaran, seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model pembelajaran dengan tujuan agar proses belajar mengajar lebih terencana dan menjadi bervariasi serta tidak membosankan. Dalam konteks pembelajaran, Joyce dan Weil (Winataputra, 2001:115) mendefinisikan model sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Jadi model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
Model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani menurut Metzler (2000:159) menjelaskan bahwa :
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 3
Jadi menurut Metzler terdapat tujuh model pembelajaran dalam pendidikan jasmani yaitu : (1) Model Pembelajaran Langsung (2) Model Pembelajaran Personal (3) Model Pembelajaran Kerjasama (4) Model Pembelajaran Pendidikan Olahraga (5) Model Pembelajaran Kelompok (6) Model Pembelajaran Inkuiri (7) Model Pembelajaran Taktis.
Dari tujuh model pembelajaran tersebut, penulis mencoba mengkaji dua model pembelajaran yaitu Model Pembelajaran Taktis (The Tactical Games Model) dan Model Pembelajaran Kerjasama (Cooperative Learning Model) yang akan diterapkan pada pembelajaran permainan bolabasket untuk melihat Jumlah Waktu Aktif Belajar. Adapun alasan mengapa kedua model tersebut diterapkan pada pembelajaran permainan bolabasket untuk melihat jumlah waktu aktif belajar adalah pada saat proses pembelajaran berlangsung dirasakan siswa kurang begitu aktif dikarenakan siswa kurang berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan dimana siswa banyak menunggu instruksi yang diberikan oleh guru (teacher
centre) dan penerapan model pembelajaran langsung yang merupakan salah satu
sebab mengapa jumlah waktu aktif belajar siswa rendah.
Dengan Model Pendekatan Taktis diharapkan dapat membantu pemikiran guru tentang konsep bermain dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan tujuan agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah taktikal yang terjadi selama proses pembelajaran. Model mengajar ini memungkinkan siswa untuk menyadari keterkaitan antara bermain dan peningkatan penampilan bermain mereka. Menurut Subroto (2001:4) menjelaskan tentang tujuan pendekatan taktis secara spesifik yaitu “untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan”.
4
interaksi dan kerjasama antar sesama siswa dalam satu kelompok, serta membudayakan siswa untuk selalu berpartisipasi aktif dalam permbelajaran.
Adapun kekurangan dalam model pendekatan taktis ini adalah siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam membaca permainan akan mengalami kesulitan dalam proses memecahkan setiap masalah-masalah taktikal yang terjadi selama pembelajaran, siswa yang memiliki keterampilan bermain baik cenderung akan bermain sendiri tanpa mementingkan kerjasama tim, dan apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam bermain kecenderungan siswa tersebut akan pasif dalam setiap kegiatan yang dilakukannya.
Dengan adanya proses yang terencana secara sistematis dan pola kegiatan yang terstruktur secara bertahap, diharapkan dengan model pendekatan taktis ini jumlah waktu aktif belajar siswa bisa ditingkatkan melalui pemecahan masalah-masalah taktikal dalam pembelajaran permainan bolabasket.
Sedangkan model pembelajaran kooperatif menurut Slavin (Isjoni, 2011:15) menyatakan bahwa :
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Keuntungan model pembelajaran kooperatif ini adalah dapat mengembangkan prestasi siswa, meningkatkan kerjasama antar sesama teman kelompoknya, meningkatkan rasa percaya diri dalam berbicara atau mengungkapkan pendapat terhadap pemecahan masalah, dan meningkatkan kesetiakawanan sosial antar siswa.
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 5
kelompoknya lemah semua, dan siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.
Jadi dalam model pembelajaran kooperatif ini, siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada mereka. Sehingga dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran permainan bola basket diharapkan jumlah waktu aktif bisa ditingkatkan.
Dari pemaparan diatas, penulis ingin menerapkan kedua model pembelajaran taktis dan model pembelajaran kooperatif terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam aktifitas pembelajaran permainan bolabasket. Adapun alasan mengapa kedua model ini menjadi pilihan untuk dikaji oleh penulis, karena penulis ingin mencoba membandingkan apakah ada perbedaan dalam hal jumlah waktu aktif belajar dari penerapan kedua model pembelajaran tersebut.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis tertarik untuk meneliti dengan mengambil judul, “Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar (JWAB)
Dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulisan perumusan masalah yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model pendekatan taktis berpengaruh terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan bolabasket?
2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan bolabasket? 3. Model manakah yang lebih signifikan pengaruhnya antara model
6
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai penulis adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pendekatan taktis terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan bolabasket. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif
terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan bolabasket.
3. Untuk mengetahui model manakah yang lebih signifikan pengaruhnya terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan bolabasket.
D. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka manfaat yang didapat dari penelitian ini diantaranya :
1. Secara Teoritis, penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk bahan pengajaran dan pembelajaran permainan bolabasket di SMP Negeri 1 Plered Purwakarta, bahwa melalui penerapan model pendekatan taktis dan model pembelajaran kooperatif ini dapat meningkatkan jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan bolabasket.
2. Secara Praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam proses pembelajaran atau pemberian materi pembelajaran permainan bolabasket agar dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
E. Pembatasan Penelitian
Berangkat dari tujuan penelitian maka peneliti membatasi ruang penelitian agar dapat terfokus dan jelas pada suatu masalah. Adapun pembatasan masalah diantaranya :
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 7
pendekatan taktis dan model pembelajaran kooperatif, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah jumlah waktu aktif belajar.
2. Jumlah waktu aktif belajar ini dimaksudkan untuk melihat setiap kegiatan aktivitas gerak yang dilakukan siswa (keaktifan siswa) mulai dari awal sampai akhir dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Adapun kategori aktivitas dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani adalah: a. Manajemen (M) adalah waktu yang dihabiskan untuk aktivitas yang
bersifat manajerial, contoh : mengambil dan menyimpan bola.
b. Aktivitas Belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas belajar, contoh : menangkap bola, melempar bola, dll.
c. Instruction (I) adalah waktu yang dihabiskan untuk mendengarkan
informasi sebelum melakukan aktivitas gerak, contoh : melihat demonstrasi
d. Waiting (W) adalah waktu yang dihabiskan untuk menunggu, contoh :
menunggu giliran melakukan aktivitas gerak.
3. Populasi penelitian ini adalah Siswa SMP Negeri 1 Plered Purwakarta, sedangkan sampel penelitian ini adalah Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Plered Purwakarta yang mengikuti ektrakulikuler bolabasket. Pengambilan sampelnya dilakukan secara purposive sampling.
4. Lokasi tempat penelitian ini di SMP Negeri 1 Plered Purwakarta.
F. Definisi Istilah
1. Perbandingan adalah membandingkan antara dua hal/variabel terhadap acuan yang sama (pembandingnya).
8
3. Model Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen (Slavin 1997).
4. Jumlah waktu aktif belajar (JWAB) menurut Lutan dan Suherman (2000:45-46) adalah :
Jumlah waktu aktif belajar merupakan ciri pembelajaran yang efektif. Perencanaan jumlah waktu aktif belajar akan terkait langsung dengan waktu yang diperlukan untuk aspek lain, misal: pemanasan, penjelasan, demonstrasi, termasuk strategi atau style yang digunakan. Oleh karena itu akan lebik baik apabila dari sejak awal guru merencanakan pemanfaatan waktu untuk masingmasing aspek dengan curahan waktu terbanyak ditekankan pada waktu aktif belajar.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Berikut merupakan struktur organisasi sistematika penelitian ini :
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
B.Rumusan Masalah Penelitian C.Tujuan Penelitian
D.Manfaat Penelitian E. Pembatasan Penelitian F. Definisi Istilah
G.Struktur Organisasi Skripsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 9
C.Model Pembelajaran D.Model Pendekatan Taktis E. Model Pembelajaran Kooperatif F. Jumlah Waktu Aktif Belajar G.Pembelajaran Bolabasket H.Kerangka Pemikiran I. Hipotesis
BAB III
METODELOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian
B.Desain Penelitian C.Populasi dan Sampel D.Waktu dan Tempat E. Instrumen Penelitian Data F. Teknik Analisis Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Pengolahan dan Analisis Data
B.Diskusi Penemuan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data hasil dilapangan yang memiliki tujuan dan maksud dari suatu penelitian.
Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2012:2) “metode penelitian diartikan
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu”. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:72) bahwa “metode penelitian
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Suatu penelitian tentunya memiliki variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono
(2012:39) bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut”. Dalam penelitian ini peneliti memiliki
variabel yang diteliti, antara lain :
1. Variabel Independen atau Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2012:39) “variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Pendekatan Taktis dan Model Pembelajaran Kooperatif.
2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2012:39) “variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Jumlah Waktu Aktif Belajar dalam pembelajaran aktivitas permainan bolabasket.
B. Desain Penelitian
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 38
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, dan teknik analisis statistic yang digunakan”.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah One Group
Pretest-Posttest Design. Dalam desain penelitian ini terdapat Pretest (tes awal) sebelum
diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :
KELOMPOK TES AWAL PERLAKUAN TES AKHIR
Kelompok 1 O1 X1 O2
[image:22.595.111.519.187.497.2]Kelompok 2 O1 X2 O2
Tabel 3.1 Desain Penelitian
(Sumber : Sugiyono dalam buku metode penelitian : 2011:75) Keterangan :
Kelompok 1 : Kelompok eksperimen dengan menggunakan Model Pendekatan Taktis
O1 : Tes Awal (sebelum diberi perlakuan)
X1 : Pemberian perlakuan Model Pendekatan Taktis
O2 : Nilai tes akhir kelompok Model Pendekatan Taktis
(setelah diberi perlakuan)
Kelompok 2 : Kelompok eksperimen dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
O1 : Tes Awal (sebelum diberi perlakuan)
X2 : Pemberian perlakuan Model Pembelajaran Kooperatif
O2 : Nilai tes akhir kelompok Model Pembelajaran Kooperatif
(setelah diberi perlakuan)
39
Adapun prosedur penelitian yang akan peneliti tempuh dalam upaya pengambilan data, peneliti akan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian
(Sumber : Sugiyono dalam buku metode penelitian : 2011:70) C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2012:117) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Data merupakan salah satu hal yang terpenting yang tidak boleh terlupakan dalam suatu penelitian. Oleh karena itu untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
Populasi
Sampel
Pretest Pretest
Perlakuan
Posttest
Hasil A
Perlakuan
Posttest
Hasil B
Pengumpulan Data
Pengolahan & Analisis Data
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 40
kelompok yang menjadi objek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Plered Purwakarta yang berjumlah 300 orang.
Sedangkan sampel merupakan seluruh anggota populasi. Sugiyono
(2012:118) menjelaskan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Alasan mengapa peneliti menggunakan teknik purposive
sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan menjadi sampel harus
memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas VIII yang mengikuti ekstrakurikuler basket di SMP Negeri 1 Plered Purwakarta.
2. Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler basket merupakan tingkat pemula. 3. Siswa yang menjadi sampel berjenis kelamin laki-laki.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas berjumlah 40 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak yaitu 20 orang untuk kelompok model pendekatan taktis dan 20 orang untuk kelompok model pembelajaran kooperatif.
D. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Waktu : Penelitian dilakukan dari tanggal 28 Agustus sampai dengan 20 september 2013, dengan waktu dan hari yang dipakai antara lain : 1. Senin = jam 15.00-16.30
2. Rabu = jam 15.00-16.30 3. Jum’at = jam 15.00-16.30 4. Minggu = jam 07.00-08.00 Tempat : SMP Negeri 1 Plered Purwakarta
41
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian sebanyak 12 kali pertemuan. Mengenai jangka waktu lamanya latihan menurut Kosasih (1995:28),
menyatakan bahwa : “Latihan seminggu tiga kali setiap minggu, agar tidak terjadi
kelelahan yang kronis. Adapun latihan yang diperlukan adalah selama 5 minggu.
E. Instrumen Penelitian Data
Menurut Sugiyono (2012:102) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Secara
spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah observasi. Observasi menurut Sugiyono (2011:145) adalah “merupakan suatu proses yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”.
Hal-hal yang diperlukan dalam observasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tes
a. Pretest
Pretest digunakan untuk mengukur jumlah waktu aktif belajar siswa
pada saat pembelajaran bolabasket di awal penelitian. b. Posttest
Posttest digunakan untuk mengukur jumlah waktu aktif belajar siswa
pada saat pembelajaran bolabasket setelah diberikan treatment.
Treatment yang diberikan yaitu melalui model pendekatan taktis dan
model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran bolabasket. 2. Format Lembar Observasi
Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pendekatan taktis dan model pembelajaran kooperatif terhadap jumlah waktu aktif belajar, penulis akan menggunakan instrumen penelitian penampilan mengajar dengan menggunakan metode observasi sistematis melalui teknik duration recording, dimana teknik
duration recording ini digunakan untuk memotret keterampilan guru pendidikan
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 42
mengungkapkan ada empat kategori aktivitas dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, antara lain sebagai berikut :
a. Manajemen (M)
Manajemen adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk yang bersifat manajerial (misalnya pergantian bentuk latihan, menyimpan dan mengambil bola, mendengarkan aturan-aturan dalam mengikuti pelajaran (rules), mendengarkan peringatan atau teguran, ganti pakaian, kehadiran).
b. Aktivitas Belajar (A)
Aktivitas belajar adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk melakukan aktivitas belajar secara aktif (misalnya, menangkap bola, melempar bola, dribbling, lari).
c. Intructional (I)
Intructional adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa
(lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan (melihat demontrasi, mendengarkan intruksi keterampilan).
d. Waiting (W)
Waiting adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih
dari 50%) tetapi tidak termasuk dalam ketiga kategori diatas (misalnya,
tunggu giliran, “off-task behavior” : sebagian siswa diam atau ngobrol
tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk memberikan intruksi).
Setelah melihat pemaparan di atas, maka peneliti akan mengaplikasikannya dalam pembelajaran bolabasket di SMP Negeri 1 Plered Purwakarta. Penulis merujuk pada format menggabungkan dua tujuan yaitu untuk mengetahui pemanfaatan waktu aktif belajar gerak dan proporsi jumlah siswa yang belajar gerak. Maka format lembar observasinya adalah sebagai berikut :
No Stopwatch Alokasi fokus Jumlah siswa fokus
1 0:01:00
2 0:02:00
3 0:03:00
4 0:04:00
5 0:05:00
[image:26.595.112.515.168.740.2]dst
Tabel 3.2 Format Observasi Penelitian
43
Adapun langkah-langkah pelaksanaan observasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Hidupkan stopwatch sejak dari awal hingga akhir pembelajaran.
b. Berikan tanda silang (X) pada kolom stopwatch sesuai dengan berkurangnya waktu dalam stopwatch.
c. Berikan tanda silang (X) pada kolom alokasi waktu segera setelah guru menyuruh siswa melakukan aktivitas gerak fokus tujuan.
Kolom yang akan digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah berupa gambaran hitungan menit dari mulai menit pertama sampai dengan menit terakhir. Jumlah menit yang berada dalam kolom disesuaikan dengan jam pelajaran penjas yang telah ditentukan oleh pihak kurikulum yang ada di sekolah. untuk mempermudah dalam melihat siswa yang aktif mengikuti pembelajaran pada setiap menitnya, maka penulis akan memberikan nomor dada yang disesuaikan dengan nomor absensi atau nomor yang disusun sesuai nama siswa secara alphabet. Sedangkan untuk menentukan berapa jumlah siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran maka observer menuliskan nomor urut siswa tersebut pada kolom jumlah siswa fokus.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bukti dari segala kegiatan yang dilaksanakan pada saat penelitian berlangsung di lapangan. Dokumentasi tersebut berupa hasil pemotretan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang didokumentasikan yaitu berupa aktivitas yang dilakukan oleh peneliti maupun aktivitas yang dilakukan oleh siswa yang sedang diteliti yang dianggap mendukung dalam proses penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 44
1. Mencari nilai rata-rata =
Keterangan : = rata-rata suatu kelompok
xi = jumlah sampel suatu kelompok
xi = nilai data n = jumlah sampel
2. Mencari Simpangan Baku
S =
Keterangan S = simpangan baku yang dicari
2 = jumlah kuadrat nilai data dikurang rata-rata
n = jumlah sampel
3. Menguji Normalitas
Tujuan menguji normalitas adaalah untuk menetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebut terdistribusi normal atau tidak. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji Liliefors. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Pengamatan Z1, Z2,,,,Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,,,,,Zn dengan
menggunakan rumus
Z1 =
b. Untuk bilangan baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung F (Z1) = P (Z.Z1)
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,,,,,Zn Z1 jika proporsi ini dinytakan S
45
S (Z1) =
d. Menghitung selisih F (Z1) = P (Z. Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut (L0)
f. Kriteria adalah ditolak bahwa populasi berdistribusi normal jika L0 yang
diperoleh dari data pengamatan melebihi Ltabel dari daftar. Dalam hal ini
hipotesis diterima 4. Uji Homogenitas
Menguji homogenitas dan variable adalah variansi dari tes awal dan tes akhir baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Menguji homogenitas data setiap butir dengan rumus :
F =
Kriteria pengujian homogenitas adlah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil
dari pada Ftabel dengan derajat kebebasan = (V1 . V2 dengan = 0,05)
5. Maksudnya untuk menguji kesamaan dua rata-rata antara tes awal dan tes akhir untuk menguji kesamaan dua rata-rata ini ditentukan oleh pengujian normalitas. Jika setelah diuji normalitas ternyata terdistribusi normal, baru kemudian dilakukan uji t yaitu kesamaan dua rata-rata dengan uji dua pihak. Proses uji t sebagai berikut
a. Menghitung simpangan baku gabungan (S) dengan rumus
Sgab2 =
Keterangan : S = simpangan baku S12 = variansi pada tes awal
S22 = variansi pada tes akhir
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 46
b. Mencari nilai t dengan rumus :
t =
Keterangan t = distribusi t
Sgab = simpangan baku gabungan
= rata-rata skor pretest = rata-rata skor posttest 1 = jumlah siswa pada test awal
2 = jumlah siswa pada test akhir
c. Membandingkan nilai thitung yang telah dicari dengan ttabel dengan derajat
kebebasan n1 + n2 dan taraf nyata = 0,05
d. Untuk kriteria pengujian adalah H0 diterima jika ttabel < thitung. ttabel dengan
kata lain jika nilai thitung berada diantara ttabel dan ttabel maka H0 diterima,
artinya treatment tidak memberikan pengaruh yang berarti.
e. Sebaliknya jika nilai thitung tidak terletak diantara ttabel maka H0 tidak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan penemuan peneliti, yang berdasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data melalui prosedur statistika, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai hasil dari proses penelitian ini, yang diantaranya adalah : 1. Model pendekatan taktis memberikan pengaruh signifikan terhadap jumlah
waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan bolabasket.
2. Model pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh signifikan terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan bolabasket. 3. Model pendekatan taktis berpengaruh lebih signifikan dibandingkan dengan
model pembelajaran kooperatif terhadap jumlah waktu aktif belajar dalam pembelajaran permainan bolabasket.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang akan penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:
1. Kepada para guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pendekatan taktis memberikan pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa, sehingga penulis menyarankan untuk menggunakan model pendekatan taktis pada pembelajaran olahraga permainan.
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 65
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual Dalam
Pendidikan Jasmani. Bandung : Rizki Press.
Abduljabar, B. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung : FPOK UPI.
Abduljabar, B. dan Darajat, J. (2010). Modul Aplikasi Statiska dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Abdul Kadir, A. (1992). Modul Permainan Bola Basket. Bandung : FPOK UPI Bandung.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Bucher, C. (1983). Foundation of physical education and sport. St. Louis : Mocby Company.
Bunker & Thorpe. (1982). Bulletin of Physical Education.
Hoedaya, D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran
Bolabasket : Konsep dan Metode. Jakarta : Bagian proyek pembinaan kelas
olahraga
Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : CV Alfabeta
Joyce, B. & Weil, M. dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching: Model-Model
Pengajaran. Terjemahan Fawaid, Ahmad dan Ateilla Mirza. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Juliantine, T. Subroto, T. & Yudiana, Y. (2011). Model-model Pembelajaran
Pendidikan Jasmani. Bandung : FPOK UPI.
Juliantine, T. Yudiana, Y. & Subarjah, H. (2007). Teori Latihan. Bandung : FPOK UPI.
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung : Refika Aditama. Kosasih, E (1995). Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta: Akademika
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 67
Lutan, R. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani: Pendekatan Pendidikan Gerak
di Sekolah Dasar. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen
Dikdasmen dan Dirjen Olahraga.
Mahendra, A. dan Ma’mun, A. (1996). Teori Belajar Motorik. Jakarta : Dirjen
Dikti.
Mahendra, A. (1998). Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik. Bandung : CV Andira.
Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : FPOK UPI. Metzler. (2000). Intructional Models For Physical Education. USA : Allyn and
Bacon.
Nurhadi. (2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang : UM Press.
Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Riyatul, E. (2012). Model Pembelajaran Kooperatif. [Online] Tesedia :
http://endririyatul.blogspot.com/2012/03/model-pembelajaran-kooperatif.html (Maret 2012)
Setya. (2012). 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori. [Online] Tersedia : http://eprints.uny.ac.id/8451/3/bab%202%20-07513241008.pdf
Siswoyo, D. (2013). Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. [Online] Tersedia : http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html. (April 2013)
Siswoyo, D. (2013). Pengertian Pembelajaran Kooperatif Menurut Para Ahli. [Online] Tersedia : http://dedi26.blogspot.com/2013/05/pengertian-pembelajaran-kooperatif.html (Mei 2013)
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Slavin, R.E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media
Subroto, T. (2001) Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah
Dasar. Depdiknas. Jakarta
68
Sudjana, N. (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfabeta.
Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung : CV Andira.
Supandi. (1991). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Usman, U. (1993). Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya. Winataputra, U. (2001). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Depdiknas. Wulandari, D. (2012). Definisi Model Pembelajaran Menurut Para Ahli. [Online] Tersedia : http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-model-pembelajaran-menurut.html (Oktober 2012)
Yasin, S. (2012). Pengertian Belajar Teori Definisi Menurut Para Ahli. [Online] Tersedia : http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html. (November 2012)
SKRIPSI :
Gantara, E. (2013). Perbandingan antara model pembelajaran langsung dan
model pembelajaran kooperatif terhadap penguasaan gerak lompat jauh di kelas VII SMP Karya Pembangunan BAROS kabupaten bandung. Skripsi S1
pada FPOK UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Widyawan, D. (2013). Pengaruh model pembelajaran personal terhadap
peningkatan jumlah waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Skripsi S1 pada FPOK UPI Bandung : tidak
diterbitkan. JURNAL :
Soewarso. (1998). Peningkatan hasil belajar sains melalui metode cooperative
learning model STAD. Jurnal S1 pada PGSD FIP UNNES Semarang : tidak
Muhammad Hasbiyal Farhi, 2013
Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Jumlah 69
INTERNET :
Diposkan oleh Ibrahim
http://ibrahim-document.blogspot.com/2012/01/model-pembelajaran-pendekatan-taktis.html
Diposkan oleh Marzuki
http://marzuki49.blogspot.com/2012/02/hakikat-belajar-pendidikan-jasmani.html Diposkan Agung Wahyudi Biantoro
http://www.mediaskripsi.com/artikel/400 Diposkan Agung Gumilar
http://blogs.unpas.ac.id/agusgumilar/2012/06/21/kajian-pustaka-dan-kerangka-pemikiran/