Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI
MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi
Oleh:
Endah Pujiastuti
1006346
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE
MERAH (
Zingiber officinale var. Rubrum
)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO
PRAIMPLANTASI MENCIT (
Mus musculus
)
SWISS WEBSTER
Oleh Endah Pujiastuti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Endah Pujiastuti 2014
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI
MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Oleh
Endah Pujiastuti
1006346
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Didik Priyandoko, M.Si
NIP. 196912012001121001
Pembimbing II
Dr. Hernawati, M.Si
NIP. 197003311997022001
Mengetahui,
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. H. Riandi, M.Si
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) Terhadap Perkembangan Embrio Praimplantasi Mencit
(Mus musculus) Swiss Webster
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber
officinale var. Rubrum) terhadap perkembangan embrio praimplantasi mencit (Mus musculus) Swiss Webster. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ekstrak rimpang jahe merah terhadap tahapan perkembangan embrio praimplantasi, abnormalitas embrio praimplantasi, dan ukuran diameter blastokista. Mencit betina yang digunakan berjumlah 24 ekor yang secara acak dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan dengan pengulangan sebanyak 6 kali. Pemberian ekstrak jahe merah diberikan secara gavage dengan konsentrasi 0 mg/kgBB/hari, 140 mg/kgBB/hari, 280 mg/kgBB/hari, dan 700 mg/kgBB/hari setelah ditemukannya vaginal plug. Pada hari kebuntingan ke-3,5 mencit didislokasi leher kemudian organ reproduksi diisolasi. Embrio dikeluarkan dari uterus dengan teknik
flushing kemudian dihitung jumlahnya dan dianalisis. Berdasarkan uji statistik,
seluruh dosis perlakuan ekstrak rimpang jahe merah hanya berpengaruh secara signifikan pada blastokista. Ketiga dosis perlakuan tidak memiliki perbedaan nyata namun efek menghambat perkembangan embrio praimplantasi sudah terlihat dari dosis terendah yaitu 140 mg/kgBB/hari jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Persentase terbentuknya embrio praimplantasi abnormal semakin meningkat jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu, uji statistika menunjukkan bahwa ekstrak rimpang jahe merah berpengaruh secara signifikan terhadap ukuran diameter blastokista. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak rimpang jahe merah dapat menghambat perkembangan embrio praimplantasi mencit.
Kata Kunci: Zingiber officinale var. Rubrum, Mus musculus, embrio praimplantasi,
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
The Effect of Red Ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) Rhizome on Embryo Preimplantation Development of Mice (Mus musculus) Swiss Webster
ABSTRACT
Research on the effect of red ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) rhizome on embryo preimplantation development of mice (Mus musculus) swiss webter has done. The purpose of this study was to determine the effect of red ginger rhizome on embryo preimplantation stages, abnormality of embryo preimplantation, and diameter of blastocyst. Female mice were used each treatment totaling 24 tails were divided randomly into control group and three treatment groups. Mice were administered weith red ginger extract dose 0 mg/bw/day, 140 mg/bw/day, 280 mg/bw/day, and 700 mg/bw/day by gavage after a vaginal plug detected. On gestion day 3.5 mice were sacrificed and the reproductive organ were isolated. Embryos were collected by flushing for counted and analyzed. Based on statistical test, whole of treatment doses only showed significantly (p<0,05) effect to blastocysts. Red ginger extract could decrease the percentage of embryos that reached blastocysts, this was caused by increase of the percentage of embryos that could only reach the morula stage. Percentage of embryo abnormal were increase compared with control group. Beside that, statistical test showed that red ginger extract coul decrease significantly (p<0,05) the diameter of blastocyst. It could be conclude that the administration of ;red ginger rhizome extract on gestation day 0 inhibit the development of mice preimplantation embryos.
Keywords: Zingiber officinale var. Rubrum, Mus musculus, embryo preimplantation,
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………. i
KATA PENGANTAR……….. ii
DAFTAR ISI………. iv
DAFTAR TABEL………. vi
DAFTAR GAMBAR……… vii
DAFTAR LAMPIRAN……… viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Pertanyaan Penelitian………... 4
D. Batasan Masalah……… 4
E. Tujuan………... 5
F. Manfaat………….………. 5
G. Asumsi……….. 5
H. Hipotesis……… 6
BAB II JAHE MERAH (Zingiber officonale var. Rubrum) DAN PENGARUHNYA TERHADAP REPRODUKSI MENCIT (Mus musculus) BETINA SWISS WEBSTER A. Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum)………... 7
B. Kandungan Senyawa Kimia dan Khasiat Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum)……….. 11
C. Mencit (Mus musculus) Swiss Webster………... 18
D. Perkembangan Embrio Praimplantasi Mencit (Mus musculus)... 23
E. Abnormalitas Embrio Praimplantasi…………..……… 27
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Jenis Penelitian………... 29
B. Desain Penelitian………... 29
C. Populasi dan Sampel……….. 31
D. Waktu dan Lokasi Penelitian………. 31
E. Alat dan Bahan Penelitian……….. 31
F. Prosedur Penelitian……… 32
1. Tahap Persiapan……….. 32
a. Penentuan Dosis………. 32
b. Pembuatan Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum)……….. 32
c. Pemeliharaan Mencit………. 33
d. Pembuatan Larutan dan Hormon yang Digunakan……….. 33
2. Tahap Pelaksanaan………. 34
a. Aklimatisasi Mencit………. 34
b. Penyuntikan Hormon FSH dan hCG……… 34
c. Pengawinan Mencit……….. 34
d. Pemberian Ekstrak Rimpang Jahe Merah……… 35
e. Pengamatan embrio praimplantasi dan pengukuran diameter blastokista……….. 35
3. Analisis Data……….. 36
4. Alur Penelitian……… 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………... 38
1. Pengaruh Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) Terhadap Tahapan Perkembangan Embrio Praimplantasi………... 38 2. Jumlah Embrio Praimplantasi yang Abnormal……….………. 46
3. Ukuran Diameter Blastokista……….…... 48
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……… 57
B. Saran……….. 57
DAFTAR PUSTAKA……… 58
LAMPIRAN………... 64
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Karakteristik tiga jenis jahe………... 8
2.2 Komponen volatil dan non-volatil pada rimpang jahe
merah……….. 12
2.3 Komponen zat gizi jahe per 100 gram………... 12
2.4 Ciri reproduksi mencit betina……… 19
2.5 Ciri histologis apusan vagina, penampakan ovarium dan
vagina selama siklus estrus mencit……… 21
2.6 Proses perkembangan embrio mencit ………... 25
3.1 Hasil randomisasi mencit……….. 30
3.2 Penempatan mencit berdasarkan hasil randomisasi……….. 30
4.1 Jumlah embrio praimplantasi yang ditemukan……….. 39
4.2 Jumlah dan persentase embrio praimplantasi yang
ditemukan………... 44
4.3 Jumlah embrio praimplantasi yang abnormal……… 46
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tanaman jahe merah………. 9
2.2 Bunga tanaman jahe merah……….. 10
2.3 Rumus kimia zingiberen dan zingiberol……….. 13
2.4 Gingerdiol dan [6]-gingerol senyawa identitas jahe merah.. 14
2.5 Mus musculus Swiss Webster………... 18
2.6 Siklus estrus mencit betina……….. 22
2.7 Vagina mencit yang terdapat vaginal plug……….. 23
2.8 Perkembangan embrio praimplantasi mencit……….. 26
2.9 Embrio praimplantasi yang abnormal………. 27
2.10 Tingkat embrio fragmentasi………. 28
3.1 Koleksi embrio dengan cara flushing……….. 35
4.1 Embrio praimplantasi hasil flushing……… 39
4.2 Pola penghambatan ekstrak jahe merah terhadap tahapan embrio praimplantasi………..……….. 43
4.3 Tahapan embrio praimplantasi yang ditemukan…………. 43
4.4 Persentase embrio praimplantasi yang abnormal……….... 47
4.5 Embrio praimplantasi abnormal yang ditemukan ………… 48
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Berat Badan Mencit Selama Aklimatisasi dan Selama
Perlakuan……….. 64
2 Tabel Konversi Penghitungan Dosis dan Pembuatan
Larutan……….. 66
3 Uji Statistika Jumlah Embrio Praimplantasi yang
Ditemukan pada Induk Mencit yang Diberi Ekstrak
Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
dengan Software SPSS 16.0 for Windows……… 69
4 Uji Statistika Jumlah Embrio Praimplantasi yang
Terganggu dan Tidak Terganggu pada Induk Mencit
yang Diberi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber
officinale var. Rubrum) dengan Software SPSS 16.0 for
Windows………. 73 5 Uji Statistika Ukuran Diameter Blastokista pada Induk
Mencit yang Diberi Ekstrak Rimpang Jahe Merah
(Zingiber officinale var. Rubrum) dengan Software SPSS
16.0 for Windows………... 76 6 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian……... 79
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang memerlukan perawatan
khusus agar dapat berlangsung dengan baik demi tercapainya persalinan yang aman
dan melahirkan bayi yang sehat dengan harapan dapat menekan AKI (Angka
Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi). Mual (nausea) dan muntah
(emesis) merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan muda dan
dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih
66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual-mual dan 44% mengalami
muntah-muntah (Saswita, 2011).
Emesis gravidarum merupakan istilah yang digunakan di bidang kedokteran
untuk kejadian mual-muntah pada ibu hamil. Emesis gravidarum dapat menimbulkan
gangguan aktifitas sehari-hari dan bahkan bisa membahayakan bagi ibu dan janin.
Salah satu komplikasi kehamilan yang sangat membahayakan ibu hamil dan bisa
berdampak pada kematian ibu dan janin adalah mual muntah yang berlebihan yang
berkelanjutan menjadi hiperemesis gravidarum (Wiknjosastro, 2005). Emesis
gravidarum bila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan pertumbuhan janin
terganggu, janin mati dalam kandungan dan janin dapat mengalami kelainan
koggenital. Adapun akibat terhadap ibu yakni dehidrasi, gangguan keseimbangan
asam basa, dan kekurangan kalium (Saifuddin, 2001).
Data menunjukkan bahwa lebih dari 85% wanita hamil merasa terganggu
aktivitasnya akibat mual muntah mengatasinya dengan mengonsumsi obat-obatan anti
mual. Namun penggunaan obat yang tidak tepat sering kali membahayakan bagi ibu
hamil maupun bayinya karena diketahui dapat menyebabkan distorsi. Keamanan suatu
obat harus dibuktikan berdasarkan hasil percobaan hewan sewaktu registrasi untuk
mendapatkan izin peredarannya. Namun, hasil pada hewan tidak selalu boleh
2
adalah yang menimbulkan efek terapeutik, oleh karena itu pemberian obat pada wanita
hamil mengandung risiko efek terapetik yang berlebihan, yang kadangkala justru
menimbulkan efek toksik baik pada ibu maupun janinnya (Derek dan John, 2002).
Jahe merah atau Zingiber officinale var. Rubrum merupakan salah satu jenis
rempah-rempah yang telah digunakan secara luas di dunia sebagai obat medis
terhadap berbagai penyakit. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa jahe merah
mengandung komponen bioaktif yang memiliki efek fisiologis, farmakologis, dan
mikrobiologis. Komponen bioaktif tersebut antara lain gingerol, shogaol, dan
zingeberen yang merupakan kelompok senyawa fenolik (Afzal et al., 2001).
Penelitian lain menunjukkan bahwa jahe merah telah lama digunakan sebagai obat
tradisional yang berperan sebagai antioksidan, inflamasi, anti kanker, dan
anti-angiogenesis (Jeyakumar et al., 1999). Dalam penelitiannya, Yan Wang (2012)
menemukan bahwa jahe merah juga mengandung senyawa zingiberene yang berperan
sebagai antioksidan, dan antivirus.
Mengonsumsi jahe merah sebagai obat tradisional juga dipercaya dapat
mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil karena memiliki efek antiemetik (Ernst
dan Pittler, 2000). Keunggulan jahe merah yaitu kandungan minyak menguap
(volatile) atau disebut minyak atsiri yang memberi efek menyegarkan dan memblokir
reflek muntah. Sedangkan komponen senyawa lain yang bernama gingerol dapat
melancarkan peredaran darah sehingga syaraf-syaraf bekerja dengan baik. Aroma
khas jahe yang dihasilkan oleh minyak atsiri dan rasa pedas yang disebabkan oleh
kandungan oleoresin dapat menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat.
Penelitian oleh Meltzer (2000) menjelaskan bahwa terjadi penurunan keparahan
mual muntah pada ibu hamil yang diberikan jahe dibandingkan ibu hamil yang tidak
diberikan jahe. Vutyavanich (2001) menambahkan bahwa pemberian intervensi pada
kelompok yang diberikan tablet jahe pada umumnya mengalami penurunan mual
muntah dibandingkan kelompok yang diberikan tablet plasebo. Vutyavanich
menegaskan bahwa efek jahe lebih hebat dibandingkan dimenhydrinat dalam
3
Ensiyeh dan Sakineh (2009) menemukan bahwa jahe merah cukup efektif
dalam mengurangi frekuensi muntah selama masa kehamilan, meskipun tidak
dipungkiri bahwa jahe merah juga memiliki efek samping buruk. Wilkinson (2000)
mengutarakan bahwa meskipun jahe merah aman dikonsumsi selama masa
kehamilan, belum ada penelitian utama yang menyebutkan bahwa jahe merah tidak
berefek buruk. Namun wanita hamil tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi jahe
merah dengan dosis tinggi karena dapat meningkatkan resiko keguguran (Dechacare,
2009). Pada percobaan menggunakan mencit, Wilkinson (2000) menemukan bahwa
pemberian jahe tidak berefek toksik terhadap kehamilan dan morfologi fetus, namun
menyebabkan pengurangan jumlah embrio. Penelitian lain menyebutkan bahwa
pemberian ekstrak jahe merah pada mencit dalam tahap prenatal menyebabkan
peningkatan kegagalan implantasi dan pengurangan jumlah embrio tanpa
berpengaruh terhadap fetus dalam tahap postnatal (Dissabandara, 2007). Wilkinson
(2000) dan Dissabandara (2007) menemukan adanya resorpsi embrio yang
menyebabkan embrio gagal berkembang.
Jahe merah juga telah dikenal luas memiliki komponen yang berperan sebagai
antitumor atau antikanker. Jahe terbukti memiliki aktivitas antiproliferasi dan
menginduksi terjadinya apoptosis dengan cara mengganggu fungsi mikrotubulus dari
sel kanker (Choundhury, 2010). Selain itu, melalui penelitiannya pada mencit
menemukan bahwa ekstrak jahe bersifat sitotoksik terhadap sel kanker.
Sel-sel pada embrio yang dinamakan blastomer merupakan sel yang sangat
aktif membelah. Sifat aktif membelah ini juga dimiliki oleh sel tumor dan jika dilihat
dari aspek seluler, embrio memiliki beberapa kesamaan dengan sel tumor. Jika sel
tumor ditempatkan pada lokasi yang menunjang, sel tersebut dapat berkembang
selayaknya embrio normal. Sebaliknya, embrio yang diimplan pada tempat yang tidak
seharusnya dapat berubah menjadi sel teratoma yang kemudian berkembang menjadi
tumor. Hal tersebut mengindikasikan bahwa zat antikanker seperti jahe merah dapat
4
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
terhadap tahapan perkembangan embrio praimplantasi dan kemungkinan
terbentuknya embrio abnormal pada mencit (Mus musculus) Swiss Webster.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh ekstrak rimpang jahe merah
(Zingiber officinale var. Rubrum) terhadap perkembangan embrio praimplantasi
mencit (Mus musculus) Swiss Webster?”.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian yang
diajukan adalah sebagai berikut :
1. Apakah ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
berpengaruh terhadap terhambatnya perkembangan embrio praimplantasi mencit
(Mus musculus) Swiss Webster?
2. Apakah ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
berpengaruh terhadap terbentuknya embrio praimplantasi abnormal mencit (Mus
musculus) Swiss Webster?
3. Apakah ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
berpengaruh terhadap ukuran diameter blastokista mencit (Mus musculus) Swiss
Webster?
D. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hewan uji yang digunakan adalah mencit (Mus musculus) Swiss Webster jantan
5
2. Jahe merah yang digunakan didapatkan dari Balai Penelitian Tanaman Obat
(Balitro) dan telah berusia 1 tahun. Bagian jahe merah yang digunakan adalah
bagian rimpang dan diekstraksi menggunakan aquades.
3. Dosis ekstrak rimpang jahe merah yang digunakan sebesar 0 mg/kgBB/hari, 140
mg/kgBB/hari, 280 mg/kgBB/hari dan 700 mg/kgBB/hari yang diberikan secara
gavage setelah ditemukannya sumbat vagina (vaginal plug).
4. Mencit yang telah diberi perlakuan dengan ekstrak jahe merah mulai hari ke-0
dibedah pada usia kebuntingan 3,5 hari.
5. Parameter yang diukur antara lain tahapan pekembangan embrio praimplantasi,
abnormalitas pada embrio praimplantasi dan ukuran diameter blastokista.
E. Tujuan
Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh ekstrak
rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) terhadap perkembangan dan
abnormalitas embrio praimplantasi mencit (Mus musculus) Swiss Webster.
F. Manfaat
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
ilmiah mengenai pengaruh ekstrak rimpang jahe merah terhadap perkembangan
embrio praimplantasi mencit sehingga data yang didapatkan dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan edukasi
kesehatan bagi masyarakat terutama ibu hamil agar tidak segan berkonsultasi dengan
dokter dan lebih bijaksana dalam mengonsumsi jahe merah pada masa kehamilan
terutama pada trimester pertama kehamilan.
G. Asumsi
Adapun asumsi yang dijadikan landasan pada penelitian ini adalah sebagai
6
a. Pemberian ekstrak jahe merah yang dicampurkan pada minuman mencit
sebanyak 50 g/liter menyebabkan pengurangan jumlah embrio secara signifikan
(Wilkinson, 2000).
b. Pemberian ekstrak jahe merah pada mencit prenatal menyebabkan peningkatan
kegagalan implantasi dan pengurangan jumlah embrio tanpa berpengaruh
terhadap fetus postnatal (Dissubandara, 2007).
c. Ekstrak jahe menunjukkan aktivitas antiproliferasi dan menginduksi apoptosis
pada sel kanker (Choundhury, 2010).
d. Sel-sel embrio memiliki beberapa kesamaan dengan sel kanker (Oppenheimer &
Levere, 1989).
e. Embrio praimplantasi akan berada pada tahap blastokista pada umur kebuntingan
66-82 jam atau setara dengan 3,5 hari kebuntingan (Dye,1993).
H. Hipotesis
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini adalah pemberian ekstrak rimpang jahe merah dapat menghambat
perkembangan embrio praimplantasi, meningkatkan jumlah embrio abnormal dan
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Dalam penelitian eksperimen terdapat kontrol sebagai acuan antara
keadaan awal dengan sesudah diberi perlakuan, juga adanya replikasi dan
randomisasi untuk meyakinkan hasil yang diperoleh (Nazir, 2003).
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap
(RAL), dimana terdapat kelompok perlakuan dan kontrol dengan faktor lingkungan
yang homogen (Nazir, 2003). Kelompok perlakuan terdiri dari tiga kelas. Setiap kelas
diberi perlakuan dengan pemberian ekstrak jahe merah masing- masing 140
mg/kgBB/hari, 280 mg/kgBB/hari dan 700 mg/kgBB/hari. Kelompok kontrol negatif
terdiri dari kelompok mencit yang hanya diberi akuades. Banyaknya pengulangan
yang dilakukan (replikasi) diperoleh dari Frederer, 1983 yaitu:
(T – 1) (n – 1) > 15 (4– 1) (n – 1) > 15 3n – 3 > 15
3n > 18 n > 6
Keterangan:
T = jumlah perlakuan n = jumlah replikasi
15 = derajat bebas untuk RAL
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah pengulangan yang dilakukan
untuk setiap perlakuan ialah n > 6. Mencit yang digunakan dibagi menjadi lima
30
Rubrum). Pengacakan dilakukan untuk menghilangkan bias (Sudjana, 2002). Denah
pengacakan mencit dan
penempatan dalam
kandang dapat dilihat
pada Tabel 3.1
B : Diberi ekstrak Z. officinale Rubrum dengan dosis 140mg/kgBB/hari C : Diberi ekstrak Z. officinale Rubrum dengan dosis 280mg/kgBB/hari D : Diberi ekstrak Z. officinale Rubrum dengan dosis 700mg/kgBB/hari 1,2,3 dst: Nomor mencit
Berdasarkan hasil randomisasi mencit, maka didapatkan penempatan mencit
pada kandangnya yang dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Penempatan Mencit Berdasarkan Hasil Randomisasi
Kandang Kode Mencit
31
hari. Masing-masing perlakuan akan diulang sebanyak 6 kali. Pemberian ekstrak
rimpang jahe dilakukan sebanyak 1 kali sehari pada pagi hari sejak ditemukan sumbat
vagina yang disebut umur kebuntingan 0 hari. Setelah umur kebuntingan 3.5 hari
mencit dibedah dan diambil bagian organ reproduksinya. Parameter yang diamati
dalam penelitian ini adalah jumlah embrio pada setiap tahapan dan jumlah embrio
yang abnormal.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mencit (Mus musculus L.) betina
dara galur Swiss Webster sementara sampel penelitian ini adalah embrio
praimplantasi mencit betina (Mus musculus) Swiss Webster berumur 8-12 minggu
yang telah diberi ekstrak jahe merah secara gavage selama 3,5 hari umur
kebuntingan.
D. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei hingga September 2014.
Pemeliharan mencit dan gavage dilakukan di kandang hewan Kebun Botani UPI
yang sudah terkondisikan. Pembuatan larutan, pembedahan dan pengamatan embrio
praimplantasi dilakukan di Laboratorium Struktur Hewan jurusan Pendidikan Biologi
FPMIPA UPI.
E. Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain jarum gavage, alat
bedah, mikroskop, dan lain-lain, sementara bahan-bahan yang digunakan antara lain
mencit betina dan jantan yang telah memasuki umur reproduksi, rimpang jahe merah,
dan lain-lain. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini selengkapnya
tercantum pada Lampiran 6.
F. Prosedur Penelitian
32
Pada tahap ini terdapat tiga kegiatan yang harus dilakukan, yaitu tahap
penentuan dosis, pembuatan ekstrak jahe merah, dan tahap persiapan mencit atau
aklimasi. Berikut rangkaian yang harus dikerjakan pada masing-masing kegiatan:
a. Penentuan dosis
Penentuan dosis jahe merah dimodifikasi dari penelitian yang dilakukan
Dissabandara (2007) yang menggunakan dosis 500 mg/kgBB dan 1000
mg/kgBB/hari untuk melihat pengaruhya terhadap perkembangan fetus tikus Sprague
Dawley. Selain itu, European Medicines Agency (2012) menyatakan bahwa
pemberian ekstrak sejumlah 1500 mg/kgBB/hari pada tikus per oral tidak
menyebabkan kematian dan efek toksik yang bermakna. Penentuan dosis juga
didasarkan pada dosis pra-penelitian menggunakan dosis 1000 mg/kgBB/hari yang
menyebabkan penurunan badan pada mencit uji sehingga dosis yang digunakan
diturunkan. Berdasarkan penelitian tersebut maka dosis yang digunakan dimodifikasi
yaitu 140 mg/kgBB, 280 mg/kgBB, dan 700 mg/kgBB/hari. Besar dosis yang
diberikan pada mencit disesuaikan dengan berat badan mencit yang digunakan dan
terlampir pada Lampiran 2.
b. Pembuatan ekstrak rimpang jahe merah
Rimpang jahe merah yang didapatkan dari Balai Penelitian Tanaman Obat
(Balitro) diekstraksi dengan menggunakan air. Pembuatan ekstrak diawali dengan
pencucian rimpang jahe merah menggunakan air hingga bersih. Rimpang diiris tipis
menggunakan pisau kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga kering.
Rimpang yang telah benar-benar kering kemudian digunting hingga menjadi
potongan-potongan kecil lalu diblender hingga berbentuk serbuk. Serbuk tersebut
disaring menggunakan saringan hingga didapatkan serbuk kasar yang siap
diekstraksi.
Serbuk rimpang jahe merah dilarutkan dalam aquades dengan perbandingan
1:16. Hasil campuran ini kemudian diperas dengan menggunakan kain. Serbuk yang
33
perbandingan yang sama. Proses ini dilakukan sebanyak tiga kali. Air hasil perasan
dikeringkan dengan cara didedahkan pada udara hingga mengering dan didapatkan
endapan kering jahe merah berupa serbuk kasar. Serbuk ini selanjutnya ditumbuk
hingga halus dan siap digunakan.
c. Pemeliharaan Mencit
Mencit jantan dan betina yang dipakai berumur 8-10 minggu dan memiliki
bobot konstan 25-30 gr. Pemeliharaan mencit dilakukan di kandang mencit Kebun
Botani UPI yang telah dikondisikan. Mencit dikelompokkan dalam kandang
berukuran 40x30x12 cm berdasarkan perlakuan yang diberikan dengan kepadatan
enam ekor setiap kandang. Selama aklimatisasi, mencit diberi pakan standar dan
minum secara ad libitum. Botol minuman dibersihkan dan diganti airnya jika kotor
atau diisi ulang apabila air telah habis. Selain itu sekam pada kandang mencit juga
dibersihkan dua minggu sekali.
d. Pembuatan larutan dan hormon yang digunakan
Larutan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu NaCl 0.96% sebagai dan
Phosphate Buffered Saline (PBS) untuk flushing uterus. NaCl 0.96% merupakan
larutan fisiologis yang digunakan untk membersihkkan uterus dari darah, sedangkan
PBS digunakan untuk proses flushing uterus. NaCldibuat dengan cara melarutkan 0.96
mg NaCl kedalam Aquades 100 ml. Larutan PBS dibuat dengan mencampurkan 55
mL Na2HPO4.2H2O, 45 mL KH2PO4 dan 400 mL aquades.
Hormon Human Chorionic Gonadotropin (hCG) (1000 IU) dan Follicle
Stimulating Hormone (FSH) (75 IU) yang digunakan diencerkan dengan
menambahkan NaCl 0.96%. Konsentrasi larutan stok hCG adalah 200 IU, sedangkan
konsentasi larutan stok FSH adalah 50 IU. Selanjutnya larutan stok disimpan didalam
freezer dengan suhu -40C. Hormon hCG dan FSH konsentrasi 5 IU dibuat ketika akan
34
2. Tahap Perlakuan
a. Aklimatisasi mencit
Mencit diaklimatisasi selama tujuh hari di rumah mencit kebun botani
FPMIPA UPI. Mencit dipelihara pada suhu ruangan 25-270C dan kelembaban antara
76-92%. Proses aklimatisasi dilakukan agar mencit terbiasa dengan kondisi
lingkungan selama dilakukan percobaan. Mencit dikelompokan dalam kandang
berukura 40 cm x 30 cm x 12 cm berdasarkan perlakuan yang diberikan dengan
kepadatan 6 ekor tiap kandang.Selama aklimatisasi mencit diberi pakan standar dan
minum secara ad libitum.
b. Pemberian hormon human Chorionic Gonadotropin (hCG) dan Follicle
Stimulating Hormone (FSH)
Pemberian hormon ini bertujuan agar mencit betina yang digunakan
mengalami ovulasi. Hormon FSH bertujuan untuk merangsang pertumbuhan folikel
dan oogenesis. Hormon hCG bertujuan untuk proses ovulasi. Konsentrasi FSH dan
hCG yang digunakan sebesar 5 IU. Hormon disuntikan secara intaperitonial. Hormon
yang digunakan pertama kali disuntikan pada mencit adalah hormon FSH. Setelah 48
jam kemudian mencit disuntik dengan hormon hCG (Luo, 2011).
c. Pengawinan Mencit
Pengawinan dilakukan dengan perbandingan mencit jantan dan betina 1:1.
Mencit betina yang akan dikawinkan terlebih dahulu dipastikan sedang mengalami
fase estrus. Mencit jantan dimasukkan ke kandang mencit betina pada pukul empat
sore dan diperiksa esok paginya. Bila ditemukan sumbat vagina berarti mencit telah
mengalami kopulasi dan berada pada hari kebuntingan ke nol. Mencit dengan sumbat
vagina mulai diberi perlakuan dan yang belum kawin dicampurkan kembali dengan
mencit jantan.
35
Pemberian ekstrak jahe merah dilakukan secara oral dengan menggunakan
jarum gavage. Pengenceran ekstrak menggunakan aquades dapat dilakukan saat
ekstrak akan digunakan. Ekstrak yang diberikan sebanyak 0.3 ml dengan konsentrasi
140 mg/kgBB/hari, 280 mg/kgBB/hari dan 700 mg/kgBB/hari. Pada kelompok
kontrol dilakukan pemberian aquades sebanyak 0.3 ml. Pemberian ekstrak dilakukan
pada pagi hari setelah ditemukannya sumbat vagina selama 3 hari semenjak hari
kebuntingan ke nol.
e. Pengamatan embrio praimplantasi dan pengukuran diameter blastokista
Mencit yang telah diberi ekstrak jahe merah pada umur kebuntingan 3,5 hari
didislokasi leher sebelum dilakukan pembedahan. Setelah pembedahan bagian organ
reproduksi diisolasi. Bagian ovarium, oviduk dan uterus diletakkan pada cawan petri
dan yang telah terisi larutan NaCl kemudian dibersihkan dari lemak dan darah yang
menempel. Oviduk dibuang dan bagian ujung uterus dipotong agar embrio dapat
keluar dari uterus. Embrio diambil dengan metode flushing menggunakan cairan PBS
(phosphate buffered saline) pH 7,2. Flushing menggunakan syringe 1 ml dengan
jarum ukuran 26 G dan dilakukan di atas kaca arloji yang telah dibersihkan
menggunakan alkohol, sehingga embrio hasil flushing tertampung di atas kaca arloji.
Flushing dilakukan pada uterus kanan dan kiri agar embrio yang didapatkan
maksimal. (Gambar 3.1) (Dye, 1993; Priyandoko, 2004).
Gambar 3.1 Koleksi embrio dengan cara flushing
36
Kaca arloji yang berisi embrio dan medium PBS kemudian diamati
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4x dan 10x. Embrio praimplantasi yang
ditemukan mulai dari pembelahan 1-2-4-8, fase morula, hingga fase blastokista
dicatat jumlahnya dan diamati. Blastokista normal yang ditemukan dipindahkan ke
dalam kaca arloji lain kemudian dihitung ukuran diameternya menggunakan skala
yang dipasangkan pada lensa okuler. Ukuran diameter yang dihitung tidak termasuk
zona pelucidanya. Pemindahan embrio tahap blastokista menggunakan pipet yang
telah dihubungkan dengan selang dengan cara menyedot embrio blastokista dari
ujung selang.
Pengamatan embrio abnormal dilihat melalui mikroskop dengan perbesaran
4x dan 10x. Embrio abnormal dapat terjadi mulai dari tahap pembelahan, morula,
hingga blastula. Kriteria abnormalitas yang dilihat antara lain pada ada atau tidaknya
zona pelucida, bentuk zona pelucida, degenerasi yang ditandai dengan sel blastomer
yang pecah, fragmentasi, dan jumlah blastosol. Kriteria tersebut diambil berdasarkan
abnormalitas yang sering terjadi pada embrio praimplantasi.
G. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dianalisis secara statistika dengan program SPSS
16 for windows. Tahap awal yang dilakukan adalah uji prasyarat yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji
homogenitas menggunakan test of homogeneity of variance. Data yang terdistribusi
normal dan bervarian homogen dianalisis secara statistik parametrik yaitu analisis
varian (ANOVA). Data yang tidak homogen dan tidak normal diuji secara statistik
non parametrik yaitu dengan uji Kruskall-Wallis. Data yang tidak berbeda signifikan
37
H.Alur Penelitian
TAHAPAN PERSIAPAN
Pembuatan ekstrak rimpang jahe merah
Persiapan alat dan bahan Persiapan kandang dan pemeliharaan
mencit
Aklimatisasi
TAHAPAN PERENCANAAN
Study Literatur Study Lapangan
Pembuatan Proposal
TAHAP PERLAKUAN
Pengawinan Mencit
Pemberian ekstrak rimpang jahe merah dengan dosis 0 mg/kgBB; 140 mg/kgBB; 280 mg/kgBB; 700 mg/kgBB diencerkan dengan aquades hingga 0,3 ml/ekor mencit/hari
selama 3,5 hari sejak ditemukannya vaginal plug
Pembedahan Mencit
Pengamatan embrio praimplantasi dan embrio abnormal
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, pemberian ekstrak rimpang jahe
merah dengan dosis 140 mg/kgBB/hari, 280 mg/kgBB/hari atau 700 mg/kgBB/hari pada
umur kebuntingan ke-0 hingga ke-3,5 hari menyebabkan penurunan persentase embrio
praimplantasi yang mencapai tahap blastokista dan peningkatan persentase embrio
abnormal jika dibandingkan dengan kontrol. Hasil uji statistik menunjukkan semua dosis
perlakuan hanya berpengaruh secara signifikan terhadap embrio yang mencapai tahap
blastokista jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pengukuran diameter
blastokista menunjukkan bahwa secara statistik terdapat pengaruh yang signifikan antara
kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian ekstrak rimpang jahe merah dapat menghambat perkembangan embrio
praimplantasi mencit, menyebabkan abnormalitas embrio dan menurunkan ukuran
diameter blastokista.
B. Saran
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui dosis ekstrak rimpang
jahe merah yang paling berpengaruh terhadap perkembangan embrio praimplantasi.
Dibutuhkan pula penelitian lanjutan terhadap fetus mencit agar terlihat korelasi antara
terhambatnya perkembangan embrio dengan jumlah dan morfologi fetus. Analisis
kandungan senyawa bioaktif dalam ekstrak pun perlu dilakukan untuk benar-benar
mendapatkan senyawa yang paling berpengaruh menghambat perkembangan embrio
praimplantasi.
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Afzal M, Al-Hadidi D, Menon M, Pesek J, Dhami MS. (2001). Ginger: An ethnomedical, chemical and pharmacological review. Drug Metabol Drug Interact; 18: 159-190.
Ahmed R. dan S. Sharma. (1997). Biochemical studies on combined effect of garlic (Allium sativum Linn) and ginger (Zingiber officinale Rosc) in albino rats. Indian journal of experimental biology. 35: 841-843.
Ajijah, N., B. Martono, N. Bermawie, dan E.A. Hadad. (1997). Botani dan Karakteristik Jahe. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Badan Litbang Deptan.
Ali, B.H., G. Blunden, M. O. Tanira dan A. Nemmar. (2008). Some phytochemical, pharmacological and toxicological properties of ginger (Zingiber officinale Roscoe): A review of recent research. Food and Chemical Toxicology. 46 : 409– 420.
Amin, M.R. (2000). Mekanisme Molekuler Proses Fertilisasi pada Hewan. Hayati. 7 (4): 117-120.
Anggorodi, R. (1979). Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia Pustaka, Jakarta.
Bartley, J. dan A. Jacobs. (2000). Effects of drying on flavour compounds in Australian-grown ginger (Zingiber officinale). Journal of the Science of Food and Agriculture. 80:209–215.
Bermawie, N. (2003). Pengenalan Varietas Unggul dan Nomor Harapan Tanaman Rempah dan Obat. Bogor : Badan Diklat Daerah Pemerintah Propinsi Jawa Barat.
Bhattarai, S., V.H. Tran dan C.C. Duke. (2001). The stability of gingerol and shogaol in aqueous solution. J. Pharm. Sci. 90 : 1658–1664.
Burkill, I.H. (1953). A Dictionary of The Economic Product of The Malay Peninsula. Kuala Lumpur : Ministry of Agriculture and Cooperatives.
Chen, H. D., J.C. Weiss dan F. Shahidi. (2006). Nanotechnology in nutraceuticals and functional foods. Food Technology, v. 60, n. 3, p. 30, 2006
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cancer cells. [Online]. Tersedia: www.elsevier.com/locate/foodchemtox (9 September 2014).
Cronquist, A. (1981). An Integrated Sistem of Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press.
Dechacare. (2009). Tips mengusir morning sickness. Decha care.[Online]. Tersedia:
http://www. dechacare. com. indx.php (6 September 2014).
Denyer, C.V., P. Jackson, D.M. Loakes, M.R. Ellis dan D.A.B. Yound. (1994). Isolation of antirhinoviral sesquiterpenes from ginger (Zingiber officinale). J Nat Products. 57 : 658-662.
Derek Q.E. & John. L. (2002). Nausea and vomiting. Medical Source.[Online]. Tersedia: http://www.gastro/pregnant. org/index. html (5 September 2014).
Dissabandara, D.L.O. (2007). Effects of prenatal ginger rhizome extract treatment on pregnancy outcome and postnatal development of Sprague Dawley rats. The Ceylon Journal of Medical Science; 50:1-7.
Djuwita, I., L. Amalia, Widjiati, dan K. Mohamad. (2000). Efek Konsentrasi Glukosa dalam Medium Dengan dan Tanpa Fosfat terhadap Perkembangan Embrio Preimplantasi Mencit secara In vitro. Media Veteriner. 7 (1): 9-12.
Dye, F. J. (1993). Obtaining Early Mamalian Embryo.Denbury :Departement of Biological & Environmental Science Western Connecticut State University Denbury.
Ensiyeh, J dan Sakineh M.S. (2009). Comparing ginger and vitamin B6 for the treatment of nausea and vomiting in pregnancy: a randomised controlled trial. Midwifery, 25:649-653.
Ernst, E., Pittler, M.H. (2000). Efficacy of Ginger for Nausea and Vomiting, British
journal of anaesthesia, 84 (3) : 367-71.
Frederer, W.Y. (1983). Experimental Design, Theory ,and Application. New York : Mac. Millan. Hal.544
Hartshorne, G. (2000). The Embryo. Human Reproduction, Vol. 15, pp. 31-41.
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Heitmann K, Nordeng H, Holst L (2013): Safety of ginger use in pregnancy: results from a large population-based cohort study Eur J Clin Pharmacol. 2013 Feb;69(2):269-77.
Hernani dan E. Hayani. (2001). Identification of chemical components on red ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) by GC-MS. Proc. International Seminar on natural products chemistry and utilization of natural resources. UI-Unesco, Jakarta : 501-505
Hernani dan Winarti, C. (2006). Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatannya dalam Bidang Kesehatan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian: Bogor.
Janson, P.C. (1981). Spices, Condiments and Medicinal Plants in Ethopia. Wagenurgan : Centre for Agricultural Publishing & Documentation.
Jeyakumar SM, Nalini N, Menon VP. (1999). Antioxidant activity of ginger (Zingiber
officinale) in rats fed a high fat diet. Med Sci Res. 27: 341-44.
Jolad, S.D., R.C. Lantz, A.M. Solyon, G.J. Chen, R.B. Bates, dan B.N. Timmermann. (2004). Fresh organically grown ginger (Zingiber officinale): composition and effects on LPS-induced PGE2 production. Phytochemistry. 65:1937–1954.
Kadnur, S.V. dan R.K. Goyal. (2005). Beneficial effects of Zingiber officinale Roscoe on fructose induced hyperlipidemia and hyperinsulinemia in rats. Indian J. Exp. Biol. 43, 1161–1164.
Krussel, J., Behr, B., Hirchenhain, J., dan Wen, Y. (2000). Expression of vascular endothelial growth factor mRNA in human preimplantation embryos derived from tripronuclear zygotes. American Society for Reproductive Medicine. Vol 74:6
Lantera. (2002). Khasiat dan Manfaat Jahe Merah Si Rimpang Ajaib. Agromedia: Jakarta.
Lawrence, G.H.M. (1951). Taxonomy of Vascular Plants. New York: John Wiley and Sons.
Luo, C. (2011). Superovulation Strategies for 6 Commonly Used Mouse Strains. Journal
of the American Association for Laboratory Animal Science. 50(4): 471-478
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Marcus DM , Snodgrass WR. (2005). Do no harm avoidance of herbal medicines during pregnancy Obstet Gynecol.105:1119-22.
Meltzer, D.I. (2000). Complementary therapies for nausea vomiting in early pregnancy. Oxford University Press, 6, 570-573. [Online]. Tersedia: drfampra. oxfordjournals.
org/misc/terms. html (7 September 2014).
Moore, K. L. (2013). The Developing Human Clinically Oriented Embryology. 9th ed. Canada : Elsevier
Mustafa, T. dan K.C. Srivastava. (1990). Ginger (Zingiber officinale) in migraine headache. J. Ethnopharmacol. 29 : 267-273.
Nafrialdi dan Ganiswarna, S, G. (2002). Antikanker, Farmakologi dan Terapi, (edisi IV), (686-701), Jakarta : Gaya Baru.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Oppenheimer, S. B & Lefevre, G. (1989). Embryonic Development. 3ted. Massachusetts : Allyn and Bacon.
Pecorico, L. (2009). Molecular biology of cancer, mechanism, targets and therapeutics. New york: Oxford university press inc: p.4-9.
Pillai, P.K.T., G. Vijayakumar, dan M.C. Nambiar. (1978). Flowering behaviour, cytology and pollen germination in ginger (Zingiber officinale Rosc.). J. Plantation 6:12-13.
Purseglove, J.W., E.G. Brown, C.L. Green dan S.R.J. Robbins. (1981). Spice. London : Longman Grup Limited.
Rahmani, A., Fahad, M., Salah, M. (2014). Active ingredients of ginger as potential candidates in the prevention and treatment of diseases via modulation of biological activities. Int J Physiol Pathophysiol Pharmacol 2014;6(2):125-136
Rosengarten, F. (1973). The Book of Spice. New York : A Pyramid Book.
Rostiana, O., A. Abdullah, Taryono, dan E.A. Hadad. (1991). Jenis-jenis tanaman jahe. Edisi Khusus Littro 7:7-10.
Rugayah. (1994). Status taksonomi jahe putih dan jahe merah. Floribunda Puslitbang LIPI. 1:53-55.
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Russell, L.B. and Russell, W.L. (1950). The effect of radiation on the preimplantation stages of the mouse embryo. Anat. Rec. 108, 521.
Saifuddin, A. B. (2001). Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirihardjo
Saraf, A. S. (2010). Applications of novel drug delivery system for herbal formulations. Reviews. Fitoterapia: 680–689
Saswita. (2011). Efektifitas minuman jahe dalam mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. Jurnal Ners Indonesia, Vol. 1.
Shoji, A., T. Iwasa dan Y. Takemoto. (1982). Cardiotonic principles of ginger (Zingiber
officinale Roscoe). J Pharmac Sci. 71: 1174-1175.
Singh, G., I.S. Kapoor, P. Singh, C.S. Heluani, M.P Lampasona dan C.A.N Catalan. (2008). Chemistry, antioxidant and antimicrobial investigation on essential oil and oleoresin of Zingiber officinale. Food Chem. Toxicol. 46: 3295-3302.
Smith, B. J. dan S. Mangkoewidjojo. (1988). Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis Indonesia. University Press, Jakarta.
Suekawa M, Ishige A, Yuasa K, Sudo K, Aburada M, Hosoya E. (1984). Pharmacological studies on ginger. I. Pharmacological actions of pungent constituents, (6)-gingerol and (6)-shogaol. J Pharmacobiodyn;7:836–48.
Supriatna, I. dan F.H. Pasaribu. (1992). In Vitro Fertilisasi, Transfer Embrio dan
Pembekuan Embrio. Depdikbud. Dirjen. Pend. Tinggi, Pusat Antar Universitas
Biotek. IPB. Bogor.
Surh, Y.J., K.K. Park, K.S. Chun, L. Lee, E. Lee dan S. Lee. (1999). Antitumor promoting activities of selected pungent phenolic substances present in ginger. J. Environ. Pathol. Toxicol. Oncol.18:131-139.
Tanabe, M., Y.D. Chen, K. Saito dan Y. Kano. (1993). Cholesterol biosynthesis inhibitory component from Zingiber officinale Roscoe. Chem. Pharm. Bull. (Tokyo). 41:710-713
Tillman, A. D. Hartadi, S. Reksohadiprojo dan S. Lebdosoekodjo. (1989). Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Pujiastuti, Endah. 2014
PENGARUH EKSTRAK RIMPANG JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum)
TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO PRAIMPLANTASI MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Trimachi. R.J. (2000). Oxidative phosphorylation- dependent and -independent oxygen consumption by individual preimplantation mouse embryos. Biol Reprod 62: 1866-1874
Vutyavanich. (2001). Ginger for nausea and vomiting in pregnancy: Randomized, Double- Masked, Placebo-Controlled Trial. Journal Obstetrics & Gynecology, page 236-244.
Warner, C. M., Exley, G. E., McElhinny, A. S. and Tang, C. (1998), Genetic regulation of preimplantation mouse embryo survival. J. Exp. Zool., 282: 272–279.[Online]. Tersedia: http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/ (1 Oktober 2014)
Weidner, M.S. dan K. Sigwart. (2001). Investigation of the teratogenic potential of a
Zingiber officinale extract in the rat. Reprod. Toxicol: 1575–1580.
Widiyanti, R. (2009). Analisis kandungan senyawa jahe. Universitas Indonesia: Jakarta.
Wiknjosastro H. (2005). Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu Kebidanan; Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
Wilkinson, J.M., (2000): Effect of ginger tea on the fetal development of Sprague-Dawley rats. Reprod Toxicol., 14(6):507-12
Wohlmuth, H., D.N. Leach, M.K. Smith dan S.P. Myers. (2005). Gingerol content of diploid and tetraploid clones of ginger (Zingiber officinale Roscoe). J. Agric. Food Chem. 53 : 5772–5778.
Yan Wang. (2012). Advanced Materials Research. 550-553. 1666
Yatim, W. (1994). Reproduksi dan Embriologi untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran. Bandung: Tarsito.
Yuliani, S, Desmawarni dan N. Harimurti. (2007). Pengaruh laju alir umpan dan suhu inlet spray drying pada karakteristik mikrokapsul oleoresin jahe. J. Pascapanen 4: 18-26
Zuthpen, L. F. M. V., Baumans, V, dan Beynen, A. C. (2001). Principles of Laboratory