• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Budaya Organisasional terhadap Komitmen Organisasional Perawat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Budaya Organisasional terhadap Komitmen Organisasional Perawat."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

The Influence of Organizational Culture on Organizational

Commitment of Nurses

Hans Christian Setyawan

Management Department of Economics Faculty Maranatha Christian University

Hanz_chriztian@yahoo.com

ABSTRACT

the objective of this research is to examine the influence of organizational culture on organizational commitment of nurses. Organizational culture variables are divided into five dimensions, managing change, achieving objective, teamwork, customer orientation, and cultural power. Commitment variable is divided into three dimensions, affective commitment, normative commitment and continuity commitment. Hypothesis testing using the ANOVA test. From the test results, all the variables can be used to measure the extent to which culture influences the commitment of nurses. The implications of these findings will be discussed further in the next section.

Keywords: managing change, achieving goals, teamwork, customer orientation, cultural power; affective commitment, continuity commitment, normative commitment

(2)

Pengaruh Budaya Organisasional Terhadap Komitmen

Organisasional Perawat

Hans Christian Setyawan

Management Department of Economics Faculty Maranatha Christian University

Hanz_chriztian@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasional perawat. Variabel budaya organisasi yang dibagi menjadi lima dimensi, yaitu mengelola perubahan, mencapai tujuan, kerja sama tim, orientasi pelanggan dan kekuatan budaya. Variabel komitmen dibagi menjadi tiga dimensi yaitu komitmen afektif, komitmen normatif dan komitmen kontinuans. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji MANOVA. Dari hasil pengujian semua variabel dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana budaya mempengaruhi komitmen perawat. Implikasi dari temuan ini akan dibahas lebih lanjut di bagian berikutnya.

Kata kunci: mengelola perubahan, pencapaian tujuan, kerja sama, orientasi terhadap pelanggan, kekuatan budaya; komitmen afektif, komitmen kontinuans, komitmen normatif

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1Latar Belakang Masalah ...1

1.2Identifikasi Masalah... ...5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...5

1.4Kegunaan Penelitian ...5

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian...6

1.6Sistematika Penulisan ...7

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS...9

2.1Budaya Organisasional ...9

2.1.1 Dimensi Budaya Organisasional ...12

2.1.2Anteseden Budaya Organisasional ...15

2.1.3Konsekuensi Budaya Organisasional...15

2.2Komitmen Organisasional...16

2.2.1 Dimensi Budaya Organisasional...17

(4)

Halaman

2.2.3Konsekuensi Komitmen Organanisasional...20

2.3Hubungan Budaya Organisasional Dan Komitmen Organisasional...21

2.4Model Riset Yang Dihipotesiskan...23

BAB III METODA PENELITIAN...24

3.1Populasi dan Sampel ...24

3.2Jenis Penelitian ...25

3.3Metoda Pengambilan Sampel ...25

3.4 Operasionalisasi Variabel ...26

3.5Metoda Analisis data ...28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...33

4.1Sejarah UPT dan RSGM Universitas Padjajaran ...33

4.2 Sejarah RSGM Maranatha ...37

4.3 karakteristik responden ...39

4.4 Hasil Uji normalitas... ...40

4.5 hasil uji validitas dan reabilitas...43

4.6Uji Model dan Hipotesis ...49

4.7 statistik deskriptif dan korelasi ...50

4.8 pembahasan ...53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...55

5.1Simpulan ... ...55

5.2Implikasi Penelitian ... ...56

5.3Keterbatasan dan Saran Penelitian Mendata...56

5.4 saran bagi pihak manajemen...57

Daftar Pustaka...58

Lampiran

Daftar riwayat hidup

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Riset yang Dihipotesiskan ...23

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Responden ...39

Tabel 4.2 Tabel Hasil outliers ...40

Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji Validitas dan reliabilitas ...43

Tabel 4.4 Tabel Hasil Uji validitas Budaya Organisasional...43

Tabel 4.5 Tabel Hasil Uji reliabilitas Budaya Organisasional...44

Tabel 4.6 Tabel Uji reliabilitas Budaya Organisasional...44

Tabel 4.7 Tabel Uji reliabilitas Budaya Organisasional...44

Tabel 4.8 Tabel factor analys...45

Tabel 4.9 Tabel Hasil Uji Validitas Budaya Organisasional...45

Tabel 4.10 Tabel reliabilitas Budaya Organisasional...46

Tabel 4.11 Tabel Reliabilitas Budaya Organisasional...46

Tabel 4.12 Tabel uji validitas dan reabilitas Komitmen Organisasional...47

Tabel 4.13 Tabel validitas komitmen Organisasional...47

Tabel 4.14 Tabel reliabilitas Komitmen Organisasional...48

Tabel 4.15 Tabel reliabilitas Komitmen Organisasional...48

Tabel 4.16 Tabel reliabilitas Komitmen Organisasional...48

Tabel 4.17 Tabel uji deskriptiv dan korelasi...49

Tabel 4.18 Tabel uji summary...51

Tabel 4.19 Tabel uji annova...51

Tabel 4.20 Tabel Uji regresi linier sederhana...52

(7)

LAMPIRAN

Lampiran A Surat Pengantar Kuesioner Lampiran B Kuesioner Penelitian

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Muchlas, (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasional sebagai salah satu

sikap dalam pekerjaan sebagai orientasi seseorang terhadap organisasi dalam arti

kesetiaan, identifikasi, dan keterlibatan. Untuk mempertahankan kelangsungan

hidup suatu organisasi diperlukan sebuah komitmen dari anggota organisasi

(Reicher 1986, p. 508). Beberapa organisasi memasukan unsur komitmen sebagai

salah satu syarat untuk memegang suatu jabatan atau posisi tertentu dalam

kualifikasi lowongan pekerjaan (Teresia & Suyasa, 2008, p. 156). Hanya saja

banyak pengusaha maupun pegawai yang masih belum memahami arti komitmen

yang sebenarnya. Padahal pemahaman tersebut sangatlah penting agar tercipta

kondisi kerja yang kondusif sehingga perusahaan dapat berjalan secara efisien dan

efektif (Moeljono, 2005, p. 2). Karyawan yang memiliki komitmen tinggi pada

organisasi akan lebih termotivasi untuk hadir dalam organisasi dan berusaha

mencapai tujuan organisasi (Moeljono, 2005, p. 2). Karyawan yang memiliki

komitmen yang tinggi pada organisasi cenderung lebih stabil dan produktif sehingga

lebih menguntungkan organisasi (Mowday et al, 2007, p. 135).

Muchlas (2008) mengatakan bahwa Perkembangan dalam dunia usaha di

Indonesia saat ini yang semakin cepat dan pesat berakibat juga pada perubahan

budaya. Sehingga organisasi dituntut untuk mempunyai budaya yang

membedakan dengan organisasi lain yang sejenis. Sedangkan menurut (Ques

1995, seperti yang dikutip dalam Soekidjan, 2009) Percepatan perubahan

lingkungan berakibat pada perubahan budaya perusahaan, kesuksesan sebuah

(9)

organisasi tidak hanya didukung oleh budaya organisasi saja tetapi juga

bagaimana organisasi tersebut menumbuhkan komitmen organisasi yang

dipahami sebagai ikatan kejiwaan individual terhadap organisasi.

Dengan demikian budaya perusahaan memegang fungsi yang strategis dalam

operasional suatu perusahaan. Menurut Martono (2009) menilai budaya perusahaan

juga menjadi isu strategis. Dalam situasi krisis dan situasi ekonomi global,

perusahaan yang tidak memiliki budaya perusahaan yang kuat, bisa rawan goyah

dan tercerai-berai. Secara moral, karyawan bisa kehilangan spirit, jika tidak diikat

dengan nilai, visi dan budaya perusahaan yang kuat (Reicher 1986, p. 508). Isu

strategis lainnya dengan menjaga produktivitas dan efisiensi. Maka dari itu Untuk

mempertahankan suatu budaya organisasional diperlukan sebuah komitmen dari

anggota organisasi (Reicher 1986, p. 508).

Menurut studi Kurniawan (2006, p.119) pada rumah sakit di Semarang.

Fenomena budaya organisasional mempengaruhi komitmen organisasional telah

menjadi isu penting dan benar terjadi,seperti dalam institusi kesehatan khususnya

rumah sakit sebagaimana yang telah diteliti oleh peneliti. Saat ini persaingan dalam

institusi kesehatan semakin meningkat dan berlomba untuk meningkatkan

produktivitas pelayanan yang diberikan oleh masing-masing rumah sakit sehingga

dapat menjadi yang terbaik (Schein, dalam sunarto, 2004).

Rumah sakit berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada

masyarakat, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan

lingkungan. Pelayanan kesehatan lengkap tersebut membutuhkan integrasi dari

organisasi dan medis sebagai satu bagian menyeluruh untuk menunjang upaya

kesehatan terhadap masyarakat (WHO,1957).

(10)

Rumah sakit memiliki sumber dayamanusia yang berkolaborasi untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan, disebut juga dengan tenaga kesehatan

(health-care worker). Salah satu tenaga kesehatan dalam rumah sakit adalah

Perawat (Marie, 2004). Peran perawat dalam Rumah Sakit tidak hanya sebatas

seorang karyawan yang bekerja seperti di organisasi lainnya. Mondy (1996)

mengatakan ”Nurse’s aide is a job with high stress”, bahwa pekerjaan sebagai

perawat memiliki banyak tekanan dan tuntutan. Para perawat Rumah Sakit,

dituntut untuk memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan

keterampilan dan pengetahuannya dalam usaha untuk memberikan pelayanan

yang berkualitas kepada pasien mondy (1996).

Menurut (Doheny, 1997) perawat memiliki peran-peran yang harus dijalankan

untuk menunjang pekerjaannya,salah satunya peran sebagai care giver atau

pemberi asuhan keperawatan terhadap pasien dan peduli terhadap kesehatan

pasien. Peran ini merupakan peran utama yang dituntut bagi seorang perawat

dalam merawat pasien. Seperti halnya dengan karyawan lain, perawat juga

memerlukan komitmen terhadap organisasi tempat ia bekerja. Begitu khasnya

peran perawat dalam suatu rumah sakit membuatnya berada pada posisi penting

dalam pelayanan rumah sakit (Jhons, 2001). Studi yang dilakukan oleh (Weisman

& Natanshon, 1985) menunjukkan bahwa perawat yang tidak komitmen dengan

pekerjaannya akan memengaruhi pelayanannya terhadap pasien. Jika rumah sakit

atau lembaga kesehatan lainnya memiliki perawat yang mempunyai komitmen

tinggi maka kualitas rumah sakit akan semakin tinggi, karena perawat tidak hanya

(11)

sebatas pekerja namun merupakan bagian dari rumah sakit itu sendiri.

Apabila hal ini sudah bisa dikondisikan maka perawat memiliki tanggung jawab

tinggi terhadap kelangsungan rumah sakit yang nantinya juga dapat

mempengaruhi kesejahteraan hidup perawat tersebut (Lutfi, 2007).

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Gigi Mulut yang dimiliki oleh

Universitas Kristen Maranatha; Unit Pelaksanaan Teknis Universitas Padjajaran

dan RSGM Universitas Padjajaran. Dengan perawat sebagai subjek penelitian

untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh budaya organisasional terhadap

komitmen organisasional. Tujuan tersebut didasarkan pada persaingan antar

Rumah Sakit memberikan pengaruh dalam manajemen rumah sakit baik milik

pemerintah, swasta dan asing dengan tujuan akhir adalah untuk meningkatkan

pelayanan (Robertson, 1999).

Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk

menjelaskan “pengaruh budaya organisasional terhadap komitmen organisasional

Perawat”. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pengetahuan

serta pemahaman bagi mahasiswa dan pihak manajemen kedua rumah sakit,

serta menjadi referensi bagi peneliti mendatang.

(12)

1.2 Identifikasi Masalah

Persaingan antar organisasi saat ini sangat meningkat. Salah satu Persaingan

Sangat terlihat di institusi kesehatan yaitu rumah sakit (Schein, 1992 dalam

sunarto, 2004). Rumah sakit sebagai penyedia jasa tentunya didukung dengan

banyak anggota didalamnya, salah satunya perawat (Marie, 2004). Perawat

kualitasnya akan sangat terlihat apabila melayani pasien, dengan menunjukkan

sampai sejauh mana kepuasan pasien terhadap kinerja perawat itu terhadap

pekerjaannya (Doheny, 1997). Perawat yang berkomitmen terhadap pekerjaannya

akan menghasilkan layanan yang memuaskan, sedangkan yang tidak, akan

menghasilkan layanan yang kurang memuaskan (Weisman & Natanshon, 1985)

Maka dari itu masalah yang dapat di identifikasi sebagai berikut :

- Seberapa tinggi tingkat komitmen organisasional terhadap budaya organisasional

perawat ?

- Apakah terdapat pengaruh budaya organisasional terhadap komitmen

organisasional perawat ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

• Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasional terhadap komitmen

organisasional perawat?

1.4 Kegunaan Penelitian

• Bagi peneliti

Penelitian ini erat hubungannya dengan budaya organisasional terhadap komitmen

organisasional sehingga, dengan melakukan penelitian ini diharapkan peneliti dan

semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya.

(13)

• Bagi Manajemen Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi RSGM

Universitas Kristen Maranatha; Unit Pelaksanaan Teknis kesehatan Universitas

Padjajaran dan RSGM Universitas Padjajaran untuk meningkatkan mutu

pelayanan melalui penciptaan budaya organissional yang lebih baik lagi meliputi:

mengelola perubahan, pencapaian tujuan, kerja sama, orientasi terhadap

pelanggan, kekuatan budaya di internal rumah sakit serta penanaman misi dan

tujuan sehingga dapat meningkatkan komitmen organisasional karyawan yang

meliputi: komitmen afektif, kontinuans dan normatif.

• Bagi pihak lain

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembanding untuk

penelitian-penelitian berikutnya yang terkait dengan pengaruh budaya

organisasional terhadap komitmen organisasional.

1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSGM Universitas Kristen Maranatha yang berlokasi

di Jln. Prof. drg. Surya Sumantri no 65 Bandung; di UPT Kesehatan Universitas

Padjajaran Jln. Dipati Ukur No. 46 Bandung dan RSGM Universitas Padjajaran Jln.

Sekeloa selatan no 1, Bandung. Penelitian ini dilaksanakan sejak September 2013

– January 2014.

(14)

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, kegunaan penelitian

bagi peneliti, manajemen rumah sakit, bagi pihak lain, lokasi dan waktu penelitian,

serta sistematika penulisan.

Bab II LANDASAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pada bab ini menjabarkan tentang konstruk riset, teori-teori dari konstruk riset,

definisi dari sub-konstruk riset, faktor pemicu konstruk riset, konsekuensi dari

konstruk riset, hubungan antar konstruk riset, pengembangan hipotesis, dan model

riset yang dihipotesiskan.

BAB III METODA PENELITIAN

Pada bab ini akan menjelaskan populasi dan sampel, jenis penelitian,

operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan data, uji data ( normalitas, validitas,

dan reliabilitas), deskriptif statistik, korelasi, dan model, serta hipotesis. Model

penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan sejarah singkat RSGM Universitas Kristen Maranatha;

Unit Pelayanan Kesehatan Universitas Padjajaran dan RSGM Universitas

Padjajaran, karakteristik responden, hasil uji data (normalitas, validitas, dan

(15)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disimpulkan hasil penelitian secara keseluruhan, keterbatasan

penelitian, saran pengembangan bagi pihak manajemen UKM dan Unpad serta

peneliti mendatang.

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Studi ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh Budaya

Organisasional terhadap Komitmen Organisasional Perawat, dan seberapa tinggi

tingkat komitmen perawat. Dari hasil pengujian ini terdapat pengaruh yang

signifikan antara Budaya Organisasional Terhadap Komitmen Organisasional

Perawat sebesar 6,3%. Oleh sebab itu penelitian ini mendukung penelitian

Goodman et al (2002) yang membuat pernyataan dalam studinya menggunakan

organisasi rumah sakit sebagai obyek riset menemukan bahwa organisasi yang

lebih berfokus pada budaya clan (human relation quadran) memiliki kualitas hidup

kerja yang lebih baik. Sebaliknya di dalam orgarnisasi yang budaya hierarchy-nya

sangat dominan mengakibatkan penurunan komitmen, keterlibatan,

pemberdayaan, kepuasan kerja dan lebih tinggi tingkat turn over karyawannya.

Menurut Cameron dan Quinn (1999). Praktek MSDM yang efektif memerlukan

aspek-aspek dan kesesuaian dengan salah satu dari empat kuadran budaya

organisasi dominan yang dimiliki organisasi. Sebagai contoh, membangun budaya

organisasi yang berfokus pada kontrol proses internal (hierarchy) membutuhkan

ahli-ahli administratif yang berfokus pada proses re-enginering dan menciptakan

infrastruktur yang efisien.

Membangun budaya adhocracy (open system) memerlukan agen

perubahan yang mampu memfasilitasi transformasi dan pembaharuan organisasi

(17)

Dengan menggunakan beberapa analisis data penelitian ini menunjukkan

bahwa budaya organisasi mempengaruhi komitmen kerja para perawatnya

sebesar 6.3%, namun lebih mengutamakan hubungan antar manusianya yang

mampu menciptakan budaya positif berkaitan dengan organisasi, keterlibatan

pekerjaan, serta pemberdayaan dan juga tentunya kepuasan kerja yang lebih

optimal Goodman et al (2002).

5.2 implikasi penelitian

Bagi RSGM Maranatha; UPT Unpad serta RSGM Unpad penelitian ini memberikan

gambaran pengaruh budaya organisasional terhadap komitmen organisasional

perawat dan seberapa tinggi tingkat komitmen perawat.. Penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap

komitmen perawat. Oleh sebab itu pihak kedua rumah sakit dapat meningkatkan

komitmen perawatnya dengan faktor lain seperti kompensasi intrinsik dan

ekstrinsik, kenaikan jabatan, komunikasi, pertukaran karyawan, karakteristik

pekerjaan. Dengan demikian karyawan akan lebih berkomitmen terhadap

organisasinya.

5.3 keterbatasan peneliti dan saran penelitian mendatang

Beberapa keterbatasan penelitian ini yang pertama yaitu, kurangnya sampel dalam

penelitian karena keterbatasan waktu dan tempat. Kedua, penelitian diberlakukan

hanya kepada perawat saja, dengan demikian pengaruh budaya terhadap

komitmen tidak terlihat pada dokter, karyawan kebersihan, customers service

operation, manajer, direktur.

Dengan demikian, beberapa hal yang dapat disarankan untuk penelitian

mendatang adalah yang pertama, kurangnya sampel dalam penelitian agar

mengambil banyak sampel di tempat penelitian sejenis. Kedua, penelitian

diberlakukan hanya kepada perawat saja, dengan demikian pengaruh budaya

terhadap komitmen kurang terlihat, untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk

meneliti secara keseluruhan pihak yang terlibat di dalam organisasi seperti dokter,

karyawan kebersihan, customers service operation, manajer, direktur.

(18)

5.4 saran bagi pihak manajemen

Pihak manajemen sebaiknya memperhatikan kebudayaan organisasi yang

dipimpinnya. Apakah kebudayaannya masih kuat dan masih dibudidayakan

sebagai sebuah komitmen untuk kemajuan organisasi apa tidak. Maka dari itu

pihak manajemen wajib melakukan survey rutin untuk mengetahui seberapa tinggi

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Conduit & movondo. (2001). Behavior in Organization. Eigth Edition. Prentice Hall,

New Jersey

Detert, Bowman., “What You need To Know About Organization Culture,” Training

and Development Journal, January 1986, American Association for Training

and Development.

Dessler. (1995). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi indonesia), Edisi 7, PT

Prenhallindo, Jakarta, 1997.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19.

2011. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hani Ghina, T. (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE,

Yogyakarta.

Jogiyanto. (2011). Metodologi penelitian bisnis: Salah kaprah dan

pengalaman-pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Kurniawan. (2007), Riset Keperawatan dan tekhnik penulisan Ilmiah. Jakarta,

Salemba Medika.

Luthans, Fred. (2005). Perilaku Organisasi. Edisi 10. Yogyakarta.

Lutfi. (2007), Komitmen Organisasi Sudahkah Menjadi Bagian Dari Kita. Dibuka

pada: www.kesad.mil.id/category/berita/ditkesad.

Lok , Duane. P., Crawford, Ellen. (1990). Psychology And Industry Today (An

Introduction To Industrial And Organizational Psychology Fifth Edition). New

York: Macmillan Publishing Company

(20)

Marie. (2004), Analisis Data Kesehatan. Depok, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia.

Martono. (2009), Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan:

Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta,

Salemba Medika

Mathins & Jackson. Organizational Behaviour: An Introductory Text. Fifth Edition.

Prentice Hall Financial Times, 20040

Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1991). Commitment in the worplace theory research

and application. California: Sage Publications.

Moeljono. (2005). Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta : PT Elex

Media Komputindo – Kelompok Gramedia

Mowday, R. T., Porter, L. W., & Steeras, R. ( 2005 ). Organizational linkages : the

psychology of commitment, absenteeism, and turnover. San Diego, California

: Academic Press.

Mathiew, D & Zajak, A. (2001) “ Organizational Commitment as a Mediator of the

relationship between islamic Work ethic and Attitudes Toward Organizational

Change” Human realtion, Vol. 53 (4).

Muchlas. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Moeljono, Djokosantoso. (2003). Culture: Budaya Organisasi Dalam Tantangan,

PT. ElexMedia Komputindo, Jakarta.

Mondy. (1998). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi PT Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

(21)

Oberg. (2000). Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Jakarta.

O‟Reilly CA. (1995). Corporations, Culture, and Commitment : Motivation and

Social Control in Organizations. California Management Review (CMR).

Perrow. T. M. (1984). Human Stress, Work and Job Satisfaction: A Criticall

Approach, Occupational Safety and Health Series. International Labor

Organization. Genewa. Switzerlend.

Robbins, S. P. (2003). Organizational behavior (10th ed). New Jersey : Prentice

Hall.

Reichers, A. E. (1986). Conflict and Organizational Commitment. Journal of

Applied Psychology, 71, 508-51.

Robbins S, (1996). Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT.

Prehalindo.

Robbins, P. Stephen. (1999). Teori Organisasi strukturtur, desain & Aplikasi.

ARCAN :San Diego State University.

Robbins, S. P. (1999). Organization Behavior. Eight Edition. Mc Graw Hill

International edition. Singapore.

Santoso, S. (2004). Statistical product and service solutions 11.5. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Senge. (1990), Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Bumi

Aksara, Jakarta.

Shein, Edgar H. How Culture Forns, Develops,and Changes, ICQCC, Denpasar,

(1992)

(22)

Sugiyono. (2002). Metodologi penelitian Chapter II [On-line], tersedia di

http://repository.usu.ac.id. Diakses tanggal 13 Desember 2013.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan H&D. Bandung: Alfabeta.

Sekaran, U. (2006). Metode penelitian untuk bisnis 1: Fourth Edition. Jakarta:

Salemba Empat

Sekaran U, (2006). Research Methods for Business: A skill – building Approach.

(Third Edition) . New York, Chichester, Weinheim, Brisbane, Singapore,

Toronto: John Wiley & Sons, Inc.

Steers, R . M. (1985). Efektivitas Organisasi (terjemahan).Jakarta : Erlangga.

Schein, E . H.( 1995 ). Organizational Culture and Leadership. Jossey-Bass

Publisher, San Fransisco.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Thusman & O’reilly. (1970). Organization Behaviour and Personal Pshicology.

Homewood Inc. Illionois.

Umar. (2003) Analisis korelasi sederhana kuliah ilmu computer dan SPSS,

pertemuan VII. Medan

Whetten dan comeron, J. (2004). Behavior in Organization 3rd Edition.

Understanding and Managing the Human Side of Work.

Wikipedia Indonesia (2009). Budaya, Dibuka pada: http/id.wikipedia,

org/wiki/budaya/2009

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi yang dibuat ini dapat menyediakan in.formasi yang berkaitan dengan informasi kejuaraan Road Race secara /uas, yang melipuli in.formasi kejuaraan, data

Berdasarkan hal tersebut diatas, aplikasi ini diharapkan dapat menciptakan pengolahan data yang baik sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan hotel. Selain itu pemanfaatan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini bahwa persepsi mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta terhadap iklan SADARI belum berhasil dalam

Peneliti melakukan evaluasi terhadap kondisi kapabilitas Inspektorat Kabupaten Ponorogo saat ini, mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan Inspektorat Kabupaten Ponorogo

c Perbaikan daftar calon dan syarat calon serta pengajuan bakal calon pengganti anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota 1/7 Mei 2013 PARPOL. d Verifikasi terhadap

Transfer depo yang diharapkan dapat mempercepat pengangkutan sampah, ternyata sebagian masih berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah sementara (TPS) karena

Kandungan terbesar dari serat kapas adalah selulosa, zat lain selulosa akan menyulitkan masuknya zat warna pada proses pencelupan, oleh karena itu zat selain

kewajiban nasabah atau jangka waktunya. Hal ini dilakukan dengan cara, pihak BRI Syariah Pamekasan akan melakukan penjadwalan ulang dari jadwal yang sudah ditetapkan