• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA AEROGENERATOR SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI ALTERNATIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA AEROGENERATOR SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI ENERGI ALTERNATIF."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA

AEROGENERATOR SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

MATERI ENERGI ALTERNATIF

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

oleh

Mochamad Resha Firdaus NIM 1003377

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI

MELALUI MEDIA AEROGENERATOR

SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA

PEMBELAJARAN IPA

MATERI ENERGI ALTERNATIF

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Mochamad Resha Firdaus

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Mochamad Resha Firdaus 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MOCHAMAD RESHA FIRDAUS

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA AEROGENERATOR SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

MATERI ENERGI ALTERNATIF

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Yahya Sudarya, M.Pd. NIP. 19521212 197501 1 002

Pembimbing II

Dr. Muslim, M.Pd. NIP. 19640606 199003 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis Tindakan... 6

F. Definisi Operasional... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA di SD ... 8

1. Hakikat IPA ... 8

2. Hakikat Pembelajaran IPA ... 11

3. Pembelajaran IPA di SD ... 13

4. Tujuan Pembelajaran IPA ... 15

B. Metode Demonstrasi ... 16

C. Media Pembelajaran ... 18

1. Pengertian Media ... 18

2. Manfaat Media ... 19

(5)

vii

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Kemampuan Analisis ... 21

1. Membeda-bedakan ... 22

2. Mengorganisasi ... 23

E. Energi Alternatif... 23

F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

G. Kerangka Berfikir... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian... 28

B. Subjek Penelitian ... 33

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

D. Prosedur Penelitian... 33

E. Instrumen Penelitian... 37

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Data Awal Penelitian... 42

B. Hasil Penelitian Siklus I ... 43

C. Hasil Penelitian Siklus II ... 58

D. Pembahasan Penelitian ... 75

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 80

A. Simpulan ... 80

B. Rekomendasi ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

LAMPIRAN ... 85

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ... 39

4.1 Data Pra Siklus Kemampuan Analisis Siswa ... 42

4.2 Nilai Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 47

4.3 Hasil Kemampuan Analisis Siswa Siklus I ... 49

4.4 Perbandingan Kemampuan Analisis Siswa Pra Siklus dan Siklus I ... 50

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I... 54

4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 55

4.7 Nilai Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 63

4.8 Hasil Kemampuan Analisis Siswa Siklus II ... 64

4.9 Perbandingan Kemampuan Analisis Siswa Siklus I dan Siklus II ... 66

4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 69

(7)

ix

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 19

2.2 Replika Aerogenerator ... 21

2.3 Aerogenerator ... 25

2.4 Kerangka Berfikir ... 27

3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Model Kemmis dan Mc. Taggart (1988) ... 31

4.1 Rata-rata Hasil Kemampuan Analisis Siswa Pra Siklus dan Siklus I ... 52

4.2 Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa Pra Siklus dan Siklus I ... 52

4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I ... 53

4.4 Rata-rata Hasil Kemampuan Analisis Siswa Siklus I dan Siklus II ... 67

4.5 Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa Siklus I dan Siklus II ... 68

4.6 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 68

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Halaman

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 86

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 95

Lampiran B B.1 Lembar Aktivitas Guru Siklus I ... 104

B.2 Lembar Aktivitas Siswa Siklus I ... 106

B.3 Lembar Aktivitas Guru Siklus II ... 107

B.4 Lembar Aktivitas Siswa Siklus II ... 109

Lampiran C C.1 Hasil Evaluasi Siklus I... 110

C.2 Hasil Evaluasi Siklus II ... 113

C.3 LKS Kelompok Siklus I ... 116

C.4 LKS Kelompok Siklus II ... 121

C.5 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Analisis Siswa ... 126

Lampiran D Dokumentasi ... 127

(9)

xi

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(10)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA AEROGENERATOR SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

MATERI ENERGI ALTERNATIF

Oleh

Mochamad Resha Firdaus 1003377

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa permasalahan yang ditemukan peneliti dalam proses pembelajaran IPA. Permasalahan yang ditemukan peneliti bahwa siswa kurang antusias terhadap materi yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa tidak dapat menganalisis jawaban dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari data awal yang diperoleh peneliti bahwa rata-rata kemampuan analisis siswa sebesar 32,75. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa dengan menerapkan metode demonstrasi. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui pelaksanaan penerapan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana pada pembelajaran IPA materi energi alternatif, dan (2) mengetahui peningkatan kemampuan analisis siswa setelah diterapkan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, nilai rata-rata kemampuan analisis siswa pada siklus I sebesar 69,5. Peningkatan kemampuan analisis dari pra siklus ke siklus I ini jika dipersentasekan sebesar 86,7 %. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata kemampuan analisis siswa meningkat menjadi 84,8. Peningkatan kemampuan analisis dari siklus I ke siklus II ini jika dipersentasekan sebesar 93,3 %. Simpulan dari penelitian yaitu pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan setelah diterapkan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana. Kemampuan analisis siswa mengalami peningkatan setelah diterapkan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata kemampuan analisis setiap siklusnya. Oleh karena itu, penerapan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana dapat menjadi formula yang tepat dalam meningkatan kemampuan analisis siswa.

(11)

iii

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE APPLICATION OF DEMONSTRATION METHOD THROUGH THE SIMPLE AEROGENERATOR MEDIA TO ENHANCE THE CAPABILITIES OF ANALYSIS STUDENTS LEARNING IPA ON ALTERNATIVE ENERGY

MATERIAL

by

Mochamad Resha Firdaus 1003377

This background research is made by some of the problems which found in the process of learning SCIENCE. Researchers found that the problems that students are less enthusiastic about the material being taught by the teacher, so students can not analyze the answers properly. It can be seen from the preliminary data obtained researchers that the average student of 32,75 analysis capabilities. One of the efforts made to improve the ability of students by applying the methods of analysis of the demonstration. The purpose of this research is: (1) to figure out the application of demonstration method implementation through the aerogenerator media on learning simple IPA alternative energy, material and (2) to know the increased analysis capabilities of students after the demonstration aerogenerator method through simple media. This research is a class action research adapted from models of Kemmis and Mc. Taggart which consists of the stages of planning, implementation, observation, and reflection. The research results obtained such as mean value analysis capabilities of students in cycle I of 69.5. Analysis capabilities Increased of pre cycle to cycle this if cycle I presented of 86,7%. While in cycle II, the average value of analysis capabilities of students increased to 84.8. The analysis capabilities increased of the cycle I to cycle II whereas presented amount with 93,3%.The conclusion of the research is the implementation of learning has increased after the demonstration method applied through simple aerogenerator media. Students experience increased analysis capabilities after the demonstration method applied through simple aerogenerator media. This can be seen from the average value of each cycle analysis capabilities. Therefore, the application of demonstration method through the medium of a simple formula can be an aerogenerator right in to improve the analysis capabilities of students.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap siswa SD memiliki cita-cita yang ingin dicapai ketika siswa tersebut telah dewasa. Dalam perjalanan hidupnya, setiap siswa akan melewati fase-fase perkembangan perilaku dan pribadi. Makmun (2007: 95) menyatakan bahwa fase-fase perkembangan perilaku dan pribadi dimulai dari (1) perkembangan fisik dan perilaku motorik, (2) perkembangan bahasa dan perilaku kognitif, (3) perkembangan sosial, moralitas, dan keagamaan, (4) perkembangan perilaku afektif, konatif dan kepribadian.

Dalam perkembangan kognitif siswa, seorang siswa akan mengalami suatu proses pembelajaran melalui berbagai jenis jalur pendidikan. Sejalan dengan pasal 13 Sisdiknas (2004: 9) menyatakan bahwa “Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya”. Oleh karena itu, Tidak mungkin seorang anak akan mencapai cita-cita yang diinginkan jika anak tersebut tidak mengalami proses pembelajaran terlebih dahulu.

Tim PLPG Sertifikasi Guru Bahan Ajar IPA SD/MI (2011: 111) mengmukakan bahwa “Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah”. Piaget dalam Tim PLPG Sertifikasi Guru Bahan Ajar IPA SD/MI (2011: 122) menyatakan bahwa perkembangan anak SD usia 7-11 tahun termasuk dalam kategori operasional kongkrit . sebagaimana dikemukakannya yaitu:

(13)

2

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti disini mencoba untuk mencari masalah – masalah yang timbul pada anak usia operasional kongkrit. Peneliti mengambil subjek pembelajaran yaitu siswa kelas IV di SD Negeri Cibogo 1 untuk diidentifikasi masalah yang sedang dihadapi oleh para siswa ketika mengikuti pembelajaran IPA pada materi Energi Alternatif.

Dalam proses mengidentifikasi masalah, peneliti menemukan sejumlah permasalahan yang ada di kelas pada saat pembelajaran IPA pada materi Energi Alternatif. Masalah yang pertama kali muncul adalah siswa kurang antusias terhadap materi yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa tidak dapat menganalisis jawaban dengan baik setelah guru memberikan pertanyaan. Kemudian permasalahan selanjutnya adalah ketika ada siswa yang selesai menulis materi, siswa berkeliling kelas dan mengganggu siswa lainnya sehingga kelas tidak kondusif. Peneliti menganalisis bahwa penyebab terjadinya permasalahan tersebut karena guru hanya menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan materi, sehingga siswa merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran karena metode yang diberikan guru dalam mengajar tidak menarik dan dirasa monoton serta membosankan bagi siswa. Tidak hanya itu, guru juga tidak membawa media kongkrit atau nyata dalam menyampaikan materi kepada siswa. Lalu masalah yang ditemukan peneliti adalah kemampuan analisis siswa. Dari 15 siwa, hanya terdapat 1 siswa yang memiliki kemampuan analisis diatas kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM mata pelajaran IPA adalah 65. Jika dipersentasekan, ketuntasan belajar hanya sebesar 6,7 %, dan sebesar 93,3 % yang memperoleh nilai di bawah KKM.

Susilana dan Riyana (2008: 4) menyatakan bahwa pembelajaran dikatakan sebagai sistem. Sebagaimana dikemukakan sebegai berikut:

(14)

3

Komponen-komponen dalam sistem pembelajaran tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Maka usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dapat dibantu oleh metode pembelajaran dan penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik komponen penggunaannya. Oleh karenaa itu, dalam penelitian ini peneliti memutuskan untuk menerapkan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana sebagai formula yang tepat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang telah diidentifikasi.

Huda (2013: 233) menyatakan bahwa kelebihan metode demonstrasi antara lain:

(1) membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkret, (2) memusatkan perhatian siswa, (3) lebih mengarahkan proses belajar siswa pada materi yang sedang dipelajari, (4) lebih melekatkan pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran dalam diri siswa, (5) membuat siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari, (6) membuat proses pengajaran lebih menarik, (7) merangsang siswa untuk aktif megamati dan menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, (8) membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda, (9) memudahkan berbagai jenis penjelasan, (10) memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya.

Dari sekian banyak kelebihan – kelebihan yang dimiliki metode ini, peneliti berpendapat bahwa metode demonstrasi merupakan sebuah formula yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang timbul di dalam kelas supaya proses pembelajaran lebih berkiualitas. Adanya metode demonstrasi berkaitan erat dengan alat atau media pembelajaran yang akan didemonstrasikan oleh guru. Aqib (2013: 50) menyatakan bahwa “Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa)”.

(15)

4

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum media mempunyai kegunaan (1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, (3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, (4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya, (5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Dalam materi energi alternatif ini, guru menggunakan media berupa replika sebuah Aerogenerator sederhana. Media ini dirancang supaya kemampuan analisis siswa meningkat. Tingkatan kognitif siswa untuk menganalisis materi pembelajaran dirasa masih kurang. Oleh karena itu, semoga dengan adanya media Aerogenerator ini dapat menjadi penunjang yang sangat penting bagi pencapaian tujuan yang dirumuskan pada setiap proses pembelajaran oleh peneliti.

Masalah-masalah tersebut bukan sebagai penghalang bagi peneliti atau guru yang mengajar untuk berhenti mengajar di kelas. Justru ini merupakan sebuah tantangan besar bagi seorang guru untuk membuktikan dirinya pantas disebut lentera Indonesia. Seorang sosok yang dapat menjadi penerang kegelapan ilmu di tengah kondisi bangsa yang rindu akan lahirnya pemimpin-pemimpin yang berkarakter di masa depan. Semoga penelitian ini dapat menjadi manfaat dalam peningkatan kualitas proses dan hasil kemampuan analisis pada sebuah pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah, “Bagaimanakah penerapan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa pada pembelajaran ipa materi energi alternatif?” Untuk menjawab masalah tersebut, disusun beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

(16)

5

2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan analisis siswa pada materi energi alternatif setelah diterapkan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa pada pembelajaran IPA materi energi alternatif dengan penerapan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana. Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal berikut.

1. Mendeskripsikan pelaksanaan penerapan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana dalam pembelajaran ipa materi energi alternatif.

2. Mengetahui peningkatan kemampuan analisis siswa pada materi energi alternatif setelah diterapkan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini data dirasakan oleh siswa, peneliti, guru, maupun sekolah. Manfaat penelitian bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa setelah proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Kemudian manfaat penelitian bagi peneliti sendiri adalah untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi melalui media Aerogenerator Sederhana untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa.

(17)

6

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Hipotesis Tindakan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa pada pembelajaran IPA di sekolah dasar khususnya pada materi Energi Alternatif adalah dengan penerapan metode demonstrasi melalui media Aerogenerator sederhana. Dengan ditenerapkannya metode demonstrasi melalui media Aerogenerator sederhana ini, siswa dapat mencoba dan mengalami langsung bagaimana cara kerja aerogenerator dalam mengubah energi gerak (angin) menjadi energi listrik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan, “Apabila guru menerapkan metode demonstrasi melalui media Aerogenerator sederhana dalam pembelajaran IPA pada materi energi alternatif, maka kemampuan analisis siswa akan meningkat”.

F. Definisi Operasional

Variabel utama dalam penelitian ini adalah penerapan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami variabel penelitian, maka istilah-istilah dalah judul penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Metode demonstrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang disampaikan dengan cara memperagakan dimana seorang guru memperlihatkan sebuah benda asli atau benda tiruan dalam menyampaikan materi. Demonstrasi dilakukan terlebih dahulu oleh guru, kemudian guru menunjuk siswa untuk melakukan demonstrasi. Sedangkan siswa yang lain mengamati dan menganalisis.

(18)

7

angin menjadi energi listrik. indikator capaian dalam metode demonstrasi antara lain (1) mendeteksi adanya energi angin dalam aerogenerator, (2) memerinci komponen dalam aerogenerator, (3) mengaitkan hubungan antar komponen dalam aerogenerator, (4) menguji cara kerja dari aerogenerator dalam menghasilkan energi listrik, (5) Menganalisis cara kerja dari aerogenerator dalam menghasilkan energi listrik, dan (6) Mengorganisasikan cara kerja dari aerogenerator dalam menghasilkan energi listrik.

(19)

28

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Rofi”uddin (dalam Resmini dkk., 2009: 309) menyatakan bahwa “pada tahun 1970-an para pemerhati pendidikan telah menemukan alternatif penelitian ilmiah yang secara langsung dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan pendidikan kualitas praktik kependidikan. Alternatif pendekatan yang dimaksud adalah penelitian tindakan”.

Resmini dkk. (2009: 309) menyatakan bahwa:

penelitian tindakan pertama kali digunakan pada tahun 1940-an oleh Kurt Lewin untuk memecahkan permasalahan praktis dalam bidang ilmu sosial, yang tujuan utamanya untuk mengembangkan teori-teori dalam bidang kependidikan dan untuk meningkatkan kualitas praktik kependidikan.

Cukup selaras dengan laporan penelitian ini bahwa peneliti ingin sampaikan tujuan inti dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses atau kualitas sebuah pembelajaran yang terdapat di kelas. Penelitian ini bermula karena adanya suatu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Tafsiran peneliti, kelas yang dimaksud disini bukan berarti sebuah ruangan tertutup yang dibatasi oleh dinding tembok, akan tetapi suatu kelompok belajar yang terdiri dari individu yang berbeda-beda dan mempunyai karakter masing-masing di dalamnya. Karena penelitian ini dilaksanakan di sebuah kelas pada kelompok belajar tertentu, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

(20)

29

Sehingga PTK yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan kualitas praktik pendidikan menjadi lebih efektif.

Dewey (dalam Wiriaatmadja, 2010: 12) menyatakan bahwa:

penelitian kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif dalam berfikir dan bertindak dari guru. Dewey mengartikan berfikir reflektif dalam pengalaman pendidikan sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyakinan adanya alasan-alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya ke mana pengetahuan itu akan membawa peserta didik.

(21)

30

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arikunto (2010: 110) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas memiliki prinsip pokok antara lain:

1. Inkuiri reflektif

PTK berangkat dari permasalahan pembelajaran nyata sehari-hari yang dihadapi oleh guru dan siswa. “Masalah yang menjadi fokus adalah permasalahan yang spesifik dan kontekstual sehingga tidak terlalu merisaukan kerepresentatifan sampel dalam generalisasi” (Arikunto dkk. (2010: 110).

McNiff (dalam Arikunto, 2010: 110) meyatakan bahwa “proses dan temuan hasil penelitian tindakan kelas di dokumentasikan secara rinci dan cermat melalui proses observasi, evaluasi, dan refleksi sistematis dan mendalam”. Oleh karena itu, prinsip inkuiri reflektif ini terdapat dalam penelitian tindakan kelas yang diawali dengan adanya proses penemuan permasalahan oleh guru dalam suatu pembelajaran di kelas.

2. Kolaboratif

“Penelitian tindakan kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan” (Arikunto dkk. (2010: 110). Kolaborasi ini terjadi dari mulai proses awal atau perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan juga proses penyusunan laporan hasil penelitian tindakan kelas.

3. Reflektif

Penelitian tindakan kelas lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian. Arikunto dkk. (2010: 111) menyatakan bahwa:

penelitian tindakan kelas secara terus menerus bertujuan untuk mendapatkan penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran, kekurangefektifan, dan sebagainya dari pelaksanaan sebuah tindakan untuk dapat dimanfaatkan guna memperbaiki proses tindakan pada siklus kegiatan berikutnya.

(22)

31

Dalam laporan penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil judul Penerapan Metode Demonstrasi melalui Media Aerogenerator Sederhana Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Materi Energi Alternatif. Peneliti telah mengkaji rambu-rambu PTK yang telah dijelaskan sebelumnya.

Terdapat banyak model penelitian tindakan kelas yang dapat ditemukan oleh peneliti. Peneliti disini lebih memilih model dari Kemmis dan Taggart. Langkah-langkah penelitian tersebut, dapat digambarkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Kesimpulan SIKLUS I Perencanaan

Observasi Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan

Observasi Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS II Identifikasi Masalah

(23)

32

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adaptasi Model Kemmis dan Mc. Taggart (1988)

Arikunto dkk. (2010: 17) menyatakan bahwa pada tahap perencanaan,

“peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan”. Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan kerjasama dengan pengamat dalam hal ini observer untuk mengamati proses-proses yang muncul dari mulai perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta peyusunan laporan penelitian tindakan kelas. Pada tahap perencanaan, peneliti dalam berdiskusi dengan pengamat mengenai rencana apa saja yang harus disiapkan dan formula yang dibutuhkan oleh peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Selanjutnya pada tahap pelaksanaan tindakan, Arikunto dkk. (2010: 18) menyatakan bahwa “pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan kelas”. Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti disini melakukan penelitian seorang diri karena peneliti disini sebagai guru sendiri pada sebuah pembelajaran di kelas.

Kemudian pada tahap observasi atau pengamatan, “yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat” (Arikunto dkk., 2010: 19). Pada tahap ini, peran serta dari seorang pengamat atau observer cukup besar karena pengamat disini bertugas untuk mengamati secara detail penelitian yang sedang dilaksanakan oleh peneliti. Jadi tahap pelaksanaan tindakan dan tahap pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama.

(24)

33

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV semeseter genap SDN 1 Cibogo tahun ajaran 2013/2014. Subjek yang ditetapkan adalah siswa kelas IV sebanyak 15 orang. Dengan jumlah laki-laki 8 orang dan perempuan 7 orang.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 1 Cibogo tahun ajaran 2013/2014, yang terletak di Jalan Tangkuban Perahu No.87 Desa Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian tindakan kelas mengenai Penerapan metode demonstrasi melalui media Aerogenerator sederhana untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa pada pembelajaran IPA materi energi alternatif ini direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Mei 2014.

D. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model Kemmis & Mc Taggart dalam penelitian tindakan kelas ini. Penelitian ini dilakuan selama dua siklus. Tahapan siklus yang dilakukan oleh peneliti meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pemantauan (observasi), dan tahap refleksi.

1. Siklus I

Dalam penelitian di Siklus I, peneliti menggunakan model Kemmis & Mc. Taggart, antara lain:

a. Perencanaan

(25)

34

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa, (2) menyiapkan instrumen observasi, (3) menyiapkan instrumen evaluasi, dan (4) menyiapkan media aerogenerator sederhana.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus I yang berlangsung selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Hal yang disiapkan adalah:

1) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam RPP menggunakan metode demonstrasi.

2) Guru mendemonstrasikan materi energi angin menggunakan media aerogenerator. 3) Hal-hal yang didemonstrasikan pada Siklus I antara lain untuk:

a) Mendeteksi adanya energi angin dalam aerogenerator. b) Memerinci komponen dalam aerogenerator.

c) Mengaitkan hubungan antar komponen dalam aerogenerator. 4) Guru membimbing siswa ketika siswa bekerja kelompok.

5) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan media aerogenerator sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dimengerti.

7) Guru dan siswa menarik kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

8) Guru memberikan soal/ evaluasi siklus I kepada siswa untuk mengukur tingkat kemampuan analisis siswa setelah diterapkan metode demonstrasi.

c. Observasi

(26)

35

Pengamat melakukan Observasi menggunakan instrumen observasi yang telah dibuat pada tahap perencanaan.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi ini, peneliti dengan pengamat kembali mengevaluasi atau mengkaji kembali proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi melalui aerogenerator ini pada Siklus I. Hasil refleksi ini akan dijadikan perbaikan agar di siklus selanjutnya menjadi lebih baik.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap refleksi antara lain: 1) Melakukan diskusi antara peneliti dengan pengamat terhadap skenario pada

tindakan Siklus I.

2) Hasil diskusi berupa perbaikan Instrumen observasi, perbaikan RPP, perbaikan Instrumen soal, dan perbaikan pada langkah pembelajaran.

2. Siklus II

Prosedur penelitian pada Siklus II dilaksanakan berdasarkan refleksi Siklus I, antara lain:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan Siklus II, peneliti dan pengamat saling berdiskusi untuk memperbaiki hal-hal yang akan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Hal-hal yang diperbaiki ini dimaksudkan supaya muncul peningkatan proses pembelajaran sehingga tujuan untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa dapat dicapai dengan optimal oleh siswa di kelas. Tidak lupa peneliti juga berdiskusi dengan dosen pembimbing supaya penelitian pada Siklus II bisa lebih optimal. Langkah-langkah perencanaan pada Siklus II ini antara lain:

(27)

36

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Memperbaiki Instrumen observasi yang terdapat pada Siklus I supaya langkah-angkah metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa dapat lebih terlihat ketika pelaksanaan pada Siklus II.

3) Menyiapkan instrumen evaluasi siklus II. Penelitan disini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa dengan menggunakan soal-soal analisis atau C4 yang merupakan salah satu tingkatan kognitif menurut taksonomi Bloom terrevisi.

b. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan tindakan di Siklus II dilaksanakan sesuai refleksi pada Siklus I. Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran yang berlangsung selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Hal yang disiapkan adalah:

1) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam RPP Siklus II menggunakan metode demonstrasi. Adapun langkah-langkah nya disesuaikan kembali dengan refleksi yang telah didiskusikan sebelumnya.

2) Guru mendemonstrasikan cara kerja aerogenerator dalam mengubah energi angin menjadi energi listrik..

3) Hal-hal yang didemonstrasikan pada Siklus II antara lain untuk:

a) Menguji cara kerja dari aerogenerator dalam menghasilkan energi listrik. b) Menganalisis cara kerja dari aerogenerator dalam menghasilkan energi listrik. c) Mengorganisasikan cara kerja dari aerogenerator dalam menghasilkan energi

listrik.

4) Guru mendemonstrasikan cara kerja media aerogenerator untuk menguji bahwa aerogenerator dapat menghasilkan energi listrik.

(28)

37

6) Guru menugaskan kepada siswa untuk memilah – milah cara kerja dari aerogenerator untuk menghasilkan listrik ke dalam beberapa langkah utama. 7) Guru menugaskan kepada siswa untuk membuat kerangka berfikir dari cara kerja

aerogenerator untuk menghasilkan listrik.

8) Guru menugaskan siswa untuk menyimpulkan analisisnya mengenai cara kerja media aerogenerator untuk menghasilkan listrik dalam suatu LKS.

9) Guru membimbing siswa ketika siswa bekerja kelompok.

10)Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada yang belum dimengerti.

11)Guru bersama siswa menyimpulkan semua materi yang telah dipelajari siswa. 12)Siswa mengerjakan soal / evaluasi siklus II.

c. Observasi

Pada tahap observasi, pengamat dalam hal ini observer bertugas mengamati secara detail aktivitas guru dengan aktivitas siswa apakah penerapan metode demonstrasi telah berjalan dengan baik atau tidak selama proses pembelajaran. Pengamat melakukan Observasi menggunakan instrumen observasi yang telah dibuat pada tahap perencanaan.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi ini, peneliti dengan pengamat kembali mengevaluasi atau mengkaji kembali proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi melalui aerogenerator ini pada Siklus II. Hasil refleksi ini akan dijadikan generalisasi terhadap keberhasilan penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa di sekolah dasar. Data refleksi dilihat dari lembar aktivitas guru dan siswa, serta evaluasi siklus II.

E. Instrumen Penelitian

(29)

38

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tes tertulis adalah “suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan maupun isian” (Tim Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, 2011: 11). Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan tes tertulis berupa uraian untuk mengukur bagaimana kemampuan analisis siswa. Instrumen soal uraian merupakan instrumen soal yang telah divalidasi oleh dosen pembimbing untuk mengukur kemampuan analisis siswa.

2. Observasi

Schmuck (dalam Mertler, 2011: 192) mengungkapkan bahwa “observasi sebagai sarana pengumpulan data kualitatif, meliputi penyaksian secara cermat dan pencatatan secara sistematis apa saja yang anda lihat dan dengar sedang berlangsung di dalam seting tertentu”. Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan Instrumen observasi untuk mengetahui secara detail langkah-langkah apa saja yang diterapkan guru dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi ini. Instrumen observasi digunakan untuk mengukur keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa. Instrumen observasi pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu lembar aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari instrumen tes tertulis dan lembar observasi diatas kemudian diolah dan dianalisis . Analisis dalam penelitian ini dilakukan setelah data diperoleh selama kegiatan pembelajaran, evaluasi kemampuan analisis di akhir pembelajaran. Analisis data ini terbagi ke dalam analisis data kualitataif dan analisis data kuantitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif yang menggunakan deskripsi instrumen observasi aktivitas guru dan siswa pada setiap siklusnya.

(30)

39

Analisis data kuantitatif menggunakan soal evaluasi C4 pada setiap siklusnya sehingga dapat diamati apakah ada peningkatan kemampuan analisis dari siklus I ke siklus II.

a. Persentase keterlaksanaan observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi pada setiap siklus, maka data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran diolah menjadi dalam bentuk persentase. Adapun langkah-langkah dalam mengolah data keterlaksanaan observasi:

1) Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yang observer isi pada format aktifitas guru dan siswa.

2) Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rumus berikut:

3) Menginterpretasikan persentase keterlaksanaan pembelajaran yang diperoleh pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase Rata-rata (%) Kategori

80 – lebih Sangat baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21- 39 Kurang

0 – 20 Sangat kurang

Ridwan (dalam Ihsanudin, 2013: 39)

(31)

40

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melakukan pensekoran terhadap nilai siswa pada instrumen evaluasi setiap siklusnya dengan menggunakan rumus:

(Sukardi, 2013: 37)

c. Mencari nilai rata-rata kelas

Setelah melakukan penyekoran, selanjutnya adalah menghitung nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus:

(Zainal dkk., 2009: 40) Keterangan : R = nilai rata-rata

Ʃ X = jumlah semua nilai siswa

Ʃ N = jumlah siswa

d. Menghitung persentase peningkatan kemampuan analisis siswa

Peningkatan persentase kemampuan analisis siswa dapat dilihat dari seberapa banyak siswa yang mengalami peningkatan kemampuan analisis dari nilai c4 yang telah dicapai siswa dari pra siklus menuju siklus I, dan dari siklus I menuju siklus II.

4) Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa

R N X

Nilai :

� �� � � ℎ

� � � �

Kemampuan analisis

:

J a wa ya e a

(32)

41

Ketuntasan belajar kelas dapat dilihat dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) di SDN 1 Cibogo. Nilai KKM pada mata pelajaran IPA adalah sebesar 65. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar dalam sebuah kelas, dapat menggunakan rumus:

(Zainal dkk., 2009: 41)

Keterangan:

P : Ketuntasan belajar

Ʃ P : Jumlah siswa yang tuntas belajar

Ʃ N : Jumlah seluruh siswa 100 % : Bilangan Tetap

P

:

(33)

80

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang mencakup perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, serta pembahasan mengenai penerapan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa pada materi energi alternatif, maka dapat dikemukakan simpulan dan rekomendasi yang terkait dengan penelitian ini.

A. Simpulan

Pada umumnya penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan analisis siswa pada kelas IV SD N 1 Cibogo dapat meningkat dengan menerapkan metode demonstrasi melalui media aerogenerator sederhana pada materi energi alternatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut:

(34)

81

demonstrasi dan menganalisa, (7) tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisisnya, (8) guru membuat kesimpulan. Dalam proses menganalisis, peneliti mendemonstrasikan media aerogenerator. Pada siklus I, aerogenerator dianalisis mulai dari mendeteksi angin pada aerogenerator, memerinci komponen yang terdapat pada aerogenerator, dan mengaitkan hubungan antar komponen yang terdapat pada aerogenerator. Pada siklus II, aerogenerator dianalisis mulai dari menguji aerogenerator dalam menghasilkan listrik, menganalisis cara kerja aerogenerator dengan cara memilah-milah ke dalam beberapa langkah utama dalam menghasilkan energi listrik, dan mengorganisasikan cara kerja aerogenerator dalam menghasilkan energi listrik. Aktivitas guru dan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan karena refleksi yang telah dilaksanakan pada siklus I dapat dijadikan perbaikan pada siklus II. Dengan menerapkan metode demonstrasi, guru dapat lebih mudah membawa siswa ke dalam suasana belajar sesuai perkembangan kognitifnya pada masa operasional kongkrit.

(35)

82

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Bagi guru sekolah dasar, penerapan metode demonstrasi pada proses pembelajaran perlu dijadikan formula untuk memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajarannya secara optimal. Dengan menerapkan metode demonstrasi, guru dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada tingkat kognitif C4 atau menganalisis. Karena siswa mengalami langsung sebuah proses pembelajaran yang ada pada dirinya dalam mempelajari materi yang diajarkan di kelas.

2. Bagi siswa, dengan mendemonstrasikan media tertentu ketika pembelajaran, maka materi pembelajaran dapat lebih mudah diserap oleh siswa sehingga siswa dapat menganalisis sebuah materi dengan baik.

(36)

85

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. (2010) Kerangka landasan untuk

pembelajaran, pengajaran, dan asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aqib, Z. (2013) Model-model, media, dan strategi pembelajaran konstekstual

(inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. (2010) Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

BNSP. (2008) Standar kompetensi dan kompetensi dasar. Jakarta: Depdiknas.

BNSP. (2011) Pedoman penilaian hasil belajar dan kalender pendidikan di sekolah

dasar. Jakarta: Depdiknas.

Haryanto. (2004) Sains untuk sekolah dasar kelas IV. Jakarta: Erlangga.

Huda, M. (2013) Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ihsanudin, M. (2013) penggunaan peta konsep berbantuan multimedia untuk

meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa smp”. Skripsi. Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Kesuma, D. (2010) SK-KD-ICK-AMP. Manuscript. Tidak diterbitkan.

Kuraesin, E.dkk. (2006) Ilmu pengetahuan alam untuk sd dan mi kelas 4. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa.

Kuswana, W.S. (2012). Taksonomi kognitif. Bandung: Rosda.

Makmun, A.S. (2007) Psikologi pendidikan. Bandung: Rosda.

Mertler, C. A. (2011) Action research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Panitia Sertifikasi Guru dalam Jabatan Rayon 110 UPI. (2011) Bahan ajar ilmu

pengetahuan alam SD/MI. Bandung: UPI PRESS.

(37)

86

Mochamad Resha Firdaus, 2014

Penerapan Metode Demonstrasi Melalui Media Aerogenerator Sederhana untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Energi Alternatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rahmatillah, I. (2011) Penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil

pembelajaran IPA siswa sekolah dasar. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI

Bandung. Tidak diterbitkan.

Ratnawulan, A. (2012). Taksonomi_Bloom_revisi.pdf. [ONLINE]. Tersedia di: http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/197404171999032-ANA_RATNAWULAN/taksonomi_Bloom_revisi.pdf. [Diakses 13 Juni 2013].

Resmini, N., Hartati, T., Cahyani, I. (2009) Pembinaan dan pengembangan

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.

Salamah, L. (2014) Penerapan metode demonstrasi dalam mata pelajaran IPA

tentang perubahan sifat benda untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Skripsi.

Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2012) Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2013). Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: Bumi Aksara.

Susanto, A. (2013) Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta: Kencana Prenada.

Susilana, R. dan Riyana, C. (2008) Media Pembelajaran. Bandung: Kurtekpen UPI.

UURI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wahyono, B. dan Nurachmandani,S. (2008) Ilmu pengetahuan alam 4 untuk sd/mi

kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wiriatmadja, R. (2010) Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: Rosda.

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1  Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu penting peran divisi Teknologi Informasi dalam mempercepat pertumbuhan dan perkembangan investasi perusahaan karena kemudahan – kemudahan yang

La retórica clásica conoce un gran número de figuras de repetición, que se distinguen por la sustancia del elemento repetido (sonido, palabra. grupo de palabras, imagen) o por

DIVERSI OLEH KEJAKSAAN Tindak pidana Upaya Diversi Para pihak tidak setuju Diversi Penyidik an berlanjut Diserahk an ke Kejaksaa n Kejaksaa n upayaka n Diversi Para pihak

tujuan yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. 6) Refleksi yakni menganalisis hasil-hasil yang kurang yang ada pada siklus I dan. dijadikan acuan untuk siklus II.

Kata kunci: Sumatera Utara, Unity, First-Person Shooter, Finite State Machine.. Universitas

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap bahan referensi yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai metode yang diterapkan yakni algoritma

[r]

Teknik NDT gelombang tegangan ultrasonik adalah sama dalam beberapa cara dengan pendekatan gelombang sonic kecuali bahwa ultrasonik bekerja pada frekuensi yang lebih tinggi..