• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DIDAKTIS KONEKSI MATEMATIKA KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN DIDAKTIS KONEKSI MATEMATIKA KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SEGI EMPAT DI SEKOLAH DASAR."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN DIDAKTIS KONEKSI MATEMATIKA KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SEGI EMPAT

DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Yansi Nurani Henrisna NIM 1004099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014

(2)

DESAIN DIDAKTIS KONEKSI MATEMATIKA KONSEP SIFAT-SIFAT BAGUN DATAR SEGI EMPAT

DI SEKOLAH DASAR

Oleh

Yansi Nurani Henrisna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Yansi Nurani Henrisna 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

YANSI NURANI HENRISNA

DESAIN DIDAKTIS KONEKSI MATEMATIKA KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SEGI EMPAT

DI SEKOLAH DASAR

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Hj. Epon Nur’aeni L, M.Pd. NIP. 19571013 198303 2 001

Pembimbing II

Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd. NIP. 19530706 197403 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Program S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

(4)

ii

DESAIN DIDAKTIS KONEKSI MATEMATIKA KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR SEGI EMPAT

DI SEKOLAH DASAR ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang “Desain Didaktis Koneksi Matematika Konsep Sifat-sifat Bangun Datar Segi Empat di Sekolah Dasar”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembiasaan pembelajaran tanpa hipotesis alur belajar siswa dan antisipasi yang dilakukan sehingga muncul learning obstacle. Penelitian ini mencoba mengungkap learning obstacle koneksi matematika pada konsep sifat-sifat bangun datar segi empat. Materi kajian diutamakan pada koneksi matematika konsep sifat-sifat segi empat jajargenjang. Indikator koneksi matematika yang dikaji adalah koneksi antar topik matematika dan koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari. Studi pendahuluan dilaksanakan di SD Negeri Cieunteung 1 dan SD Negeri Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya pada siswa kelas V dan VI Semester 2 dengan mengujikan instrumen berupa soal. Hasil studi pendahuluan memperoleh dua tipe learning obstacle. Tipe 1 adalah kemampuan siswa terkait koneksi antar topik matematika dan tipe 2 adalah kemampuan siswa terkait koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari. Kedua tipe learning obstacle diakategorikan sesuai kajian materi tentang sifat-sifat bangun datar segi empat jajargenjang. Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk merumuskan alernatif desain pembelajaran yang dilengkapi dengan Hypotetical Learning Trajectory (HLT) sebagai hipotesis alur proses belajar siswa. Serta dilengkapi antisipasi dari hipotesis belajar siswa berupa Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP). Pengembangan desain didaktis ini berdasarkan learning obstacle yang terungkap dan diperkuat oleh teori-teori belajar yang relevan. Teori belajar yang digunakan adalah teori Piaget, Bruner, Van Hielle, dan Zoltan P. Dienes. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Didactical Design Research (DDR) dengan pendekatan secara kualitatif deskriptif. Rancangan desain didaktis diimplementasikan dalam dua siklus dengan memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Langkah-langkah pembelajaran berprinsip dari Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Lokasi penelitian sebagai tahap implementasi desain didaktis dilakukan di SD Negeri Nagarawangi 1 Kota Tasikmalaya yang terbagi menjadi dua siklus. Siklus 1 dilaksanakan di kelas VA dengan jumlah siswa 26 orang. Siklus 2 dilaksanakan di kelas VC dengan jumlah siswa 28 orang. Hasil penelitian ini adalah desain alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika terkait koneksi matematika pada konsep sifat-sifat bangun datar segi empat.

(5)

ii ABSTRACT

This study examines the " Didactical Design Math Connection Build Concept Characteristic of Square in Primary School". This research was motivated by the hypothesis of habituation learning without grooves student learning and anticipation thus appear that done learning obstacle. This study tried to uncover the connection of mathematics learning obstacle to the concept of wake properties flat rectangle. Preferred study material on mathematics concepts connection properties rectangular parallelogram. Indicators mathematical connections are connections between the topics studied mathematics and mathematical connections with everyday life. Preliminary studies conducted in the Elementary School Elementary School Cieunteung 1 and 2 Cieunteung Tasikmalaya in class V and VI Semester 2 with testing this instrument in the form of matter. The results of a preliminary study obtained two types of learning obstacle. Type 1 is related to the student's ability and the connections between mathematics topic type 2 is associated connection ability math students with everyday life. Both types of learning obstacle diakategorikan appropriate study material on the wake properties flat rectangular parallelogram. The purpose of this study was carried out to formulate instructional design alernatif equipped with Hypotetical Learning Trajectory (HLT) as a hypothetical student learning groove. And equipped with the anticipation of a hypothetical student learning Pedagogical didactic Anticipation (ADP). The development of the didactic design based learning obstacle is revealed and reinforced by learning theories relevant. Learning theory is a theory used Piaget, Bruner, Van Hielle, and Zoltan P. Dienes. The research design used in this study is didactical Design Research (DDR) with a qualitative descriptive approach. The design of the didactic design is implemented in two cycles by providing Student Worksheet (LKS). Principled learning steps of Realistic Mathematics Education (RME). Location as the implementation stage of design research performed in the SD State didactic Nagarawangi 1 Tasikmalaya is divided into two cycles. Cycle 1 was conducted in the VA class with 26 students enrolled. Cycle 2 was conducted in VC class with 28 students enrolled. The results of this study are alternative designs that can be used in a math-related learning math connections to the concept of wake characteristics of square.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 8

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN ... 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Desain Didaktis ... 11

2. Koneksi Matematika ... 16

3. Koneksi Matematika pada Konsep Sifat-sifat Bangun Datar Segi Empat ... 20

4. Pendidikan Matematika Realistik (PMR) ... 23

5. Teori-teori Belajar yang Relevan ... 27

B. Penelitian yang Relevan ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... .. 37

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 37

B. Desain Penelitian ... 28

C. Metode Penelitian ... 40

(7)

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 43

H. Analisis Data ... 44

I. Rencana Pengujian Keabsahan Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

1. Konsep dan Konteks Materi Sifat-sifat Bangun Datar Segi Empat 48 .2. Learning Obstacle Koneksi Matematika pada Konsep Sifat-sifat Bangun Datar Segi Empat ... 59

3. Desain Didaktis Koneksi Matematika Konsep Sifat-sifat Bangun Datar Segi Empat di Sekolah Dasar ... 63

B. Pembahasan ... 111

1. Learning Obstacle (hambatan belajar) siswa terkait koneksi matematika konsep sifat-sifat bangun datar segi empat... 112

2. Desain didaktis koneksi matematika konsep sifat-sifat bangun datar segi empat sehingga dapat mengantisipasi munculnya learning obstacle siswa ... 114

3. Implementasi desain didaktis koneksi matematika pada konsep sifat- sifat bangun datar segi empat ... 115

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 128

A. Simpulan ... 118

B. Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(8)

DAFTAR GAMBAR

1.1. Contoh Soal UN SD Tahun 2012/2013 ... 4

1.2. Learning Obstacle Studi Pendahuluan No.3 ... 5

1.3. Learning Obstacle Studi Pendahuluan No.1 ... 6

2.1. Segitiga Didaktis Model Suryadi (2010) ... 12

2.2. Segitiga Metapedadidaktis ... 13

3.1. Alur Didactical Design Research (DDR) ... 38

3.2. Alur Pelaksanaan Penelitian ... 39

4.1. Konsep Awal Siswa Terkait Contoh Benda Berbentuk Bangun Datar ... 49

4.2. Bangun Datar Segitiga dan Segi Empat ... 49

4.3. Konsep Siswa Terkait Benda Berbentuk Bangun Datar Setelah Konfirmasi ... 50

4.4. Jenis-Jenis Bangun Datar Segiempat ... 51

4.5. Jajargenjang ABCD ... 52

4.6. Persegi Panjang ABCD ... 52

4.7. Belah Ketupat ABCD ... 53

4.8. Persegi ABCD ... 53

4.9. Memotong Salah Satu Diagonal Belah Ketupat ... 54

4.10. Dua Segitiga Yang Disusun Menjadi Jajargenjang ... 54

4.11. Belah Ketupat Menjadi Segitiga Siku-Siku ... 55

4.12. Respons No.1a Tipe 1 ... 60

4.13. Respons No.1b Tipe 1 ... 60

4.14. Respons No.2a Tipe 1 ... 60

4.15. Respons No.2b Tipe 1 ... 60

4.16. Respons No.3 Tipe 1 ... 61

4.17. Respons No.4a Tipe 2 ... 62

4.18. Respons No.4b Tipe 2 ... 62

4.19. SK dan KD Kelas V Semester 2 ... 64

4.20. Skema Alur Belajar Siswa ... 67

(9)

4.22. Sisi Berdekatan dan Sisi Berhadapan Atau Sejajar Pada Belah Ketupat 70

4.23. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 1 No.4 Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ... 70

4.24. Prediksi Respons Siswa Terkait Diagonal Persegi Panjang ... 71

4.25. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 1 No.5 Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ... 71

4.26. Prediksi Respons Siswa Terkait Diagonal Persegi... 71

4.27. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 1 No.6 Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ... 72

4.28. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 2 No.3a Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ... 73

4.29. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 2 No.3b-3d Siklus 1 Pertemuan Ke-1 .... . 74

4.30. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 2 Nomor 4a Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ... 75

4.31. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 2 Nomor 4b, 4c Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ... 75

4.32. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 2 No 5a Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ... 76

4.33. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 2 No 5b-5d Siklus 1 Pertemuan Ke-1 .... 76

4.34. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 2 No.6 Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ... 77

4.35. Lembar Kerja Siswa Latihan Soal Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ... 78

4.36. Lembar Kerja Siswa Kegatan 1 No.3 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 79

4.37. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 1 No.6 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 80

4.38. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 1 No.11 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 81

4.39. Lembar Kerja Siswa Kesimpulan Kegiatan 1 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 81

4.40. Lembar Kerja Siswa Latihan Soal Kegiatan 3 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 .. 82

4.41. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 2 No.6 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 83

4.42. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 2 No.11 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 84

4.43. Lembar Kerja Siswa Kesimpulan Kegiatan 2 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 84

4.44. Lembar Kerja Siswa Latihan Soal Kegiatan 2 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 .. 85

4.45. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 3 No.2 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 86

4.46. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 3 No.5 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 86

4.47. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 3 No.14 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 87

4.48. Lembar Kerja Siswa Kegiatan 3 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 88

4.49. Lembar Kerja Siswa Latihan Soal Kegiatan 3 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 .. 88

4.50. Menunjukkan Karton dengan Lubang Berbentuk Bangun Datar ... 90

(10)

4.52. Respons Siswa pada Kesimpulan Kegiatan 1 Siklus 1 Pertemuan Ke-1… 93 4.53. Kegiatan Siswa Saat Menggambar Jenis-Jenis Segi Empat Jajargenjang

... 93

4.54. Aktivitas Saat Melakukan Antisipasi Didaktis Pedagogis Siklus 1 ... 94

4.55. Respons Siswa pada Kegiatan 1 Siklus 1 Pertemuan Ke-1... 94

4.56. Respons Siswa pada Latihan Soal Siklus 1 Pertemuan Ke-1 ... 95

4.57. Kegiatan Siswa Saat Melakukan Kegiatan Manipulasi Bangun Datar .. 96

4.58. Respons Siswa pada Kegiatan 1 Siklus 1 Pertemuan Ke-2... 97

4.59. Respons Siswa pada Kesimpulan Kegiatan 1 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 97

4.60. Respons Siswa pada Latihan Soal Kegiatan 1 Siklus 1 Pertemuan Ke-2 ... 98

4.61. Respons Siswa pada Kegiatan 2 Siklus 1 Pertemuan Ke-2... 99

4.62. Wawancara dengan Guru Kelas VA ... 101

4.63. Revisi Lembar Kerja Siswa Kegiatan 1 No.3 Siklus 2 Pertemuan Ke-2 101

4.64. Salah Satu Revisi Soal Kegiatan 1 Siklus 2 Pertemuan Ke-1 ... 103

4.65. Revisi Soal No.3 Kegiatan 1 Siklus 2 Pertemuan Ke-2 ... 104

4.66. Penambahan Konteks Gambar Pada Lembar Kerja Siswa ... 104

4.67. Kesimpulan Kegiatan 1 Siklus 2 Pertemuan Ke-2 ... 105

4.68. Kesimpulan Kegiatan 2 Siklus 2 Pertemuan Ke-2 ... 105

4.69. Aktivitas Menggambar Diagonal pada Karton Berlubang ... 106

4.70. Aktivitas Siswa Saat Mengerjakan LKS Secara Kolaboratif ... 107

4.71. Aktivitas Saat Melakukan Antisipasi Didaktis Pedagogis Siklus 2 ... 107

4.72. Respons Siswa Pada Kegiatan 1 Siklus 2 Pertemuan Ke-1 ... 108

4.73. Respons Siswa Pada Kegiatan 2 Siklus 2 Pertemuan Ke-1 ... 108

4.74. Lembar Kerja Siswa Kesimpulan Kegiatan 2 Siklus 2 Pertemuan Ke-1 109

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ... 126

A.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Studi Pendahuluan ... 127

A.2 Instrumen Soal Studi Pendahuluan ... 130

A.3 Kisi-kisi Wawancara ... 134

A.4 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 135

A.5 Sampel Respons Siswa ... 137

A.6 Sampel Respons Angket Uji Instrumen ... 145

A.7 Hasil Wawancara ... 147

Lampiran B ... 150

B.1 RPP Siklus 1 ... 151

B.2 Judgment Ahli ... 159

B.3 LKS Siklus 1 (Desain Didaktis Awal) Pertemuan ke-1 ... 160

B.4 LKS Siklus 1 (Desain Didaktis Awal) Pertemuan ke-2 ... 171

B.5 Sampel Jawaban Siswa LKS Siklus 1Pertemuan ke-1 ... 185

B.6 Sampel Respons Angket Uji Instrumen ... 196

B.7 Sampel Jawaban Siswa LKS Siklus 1Pertemuan ke-2 ... 197

B.8 Sampel Respons Angket Uji Instrumen ... 211

B.9 Hasil Wawancara Siklus 1 ... 212

Lampiran C ... 214

C.1 RPP Siklus 2 ... 215

C.2 Judgment Ahli ... 224

C.3 LKS Siklus 2 (Desain Revisi 1) Pertemuan ke-1 ... 225

C.4 LKS Siklus 1 (Desain Revisi 1) Pertemuan ke-2 ... 237

C.5 Sampel Jawaban Siswa LKS Siklus 2 Pertemuan ke-1 ... 252

C.6 Sampel Respons Angket Uji Instrumen ... 264

C.7 Sampel Jawaban Siswa LKS Siklus 2 Pertemuan ke-2 ... 265

C.8 Sampel Respons Angket Uji Instrumen ... 280

(12)

Lampiran D ... 283

D.1 SK Dosen Pembimbing Skripsi ... 284

D.2 Surat Izin Penelitian dari Lembaga ... 285

D.3 Surat Izin Penelitian dari Kesbang Kota Tasikmalaya ... 287

D.4 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya ... 288

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat pada jenjang pendidikan formal dari mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Bahkan dalam pendidikan non formal pun matematika telah diajarkan. Baik disadari atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari matematika. Bahkan ilmu

pengetahuan lain tidak terlepas dari matematika. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai manusia saat ini banyak ditunjang oleh matematika. Maka dari itu matematika dapat dikatakan sebagai the queen of science. Sejalan dengan pendapat Susilo (2012) dalam pengantar bukunya “Mathematics is the queen as well as the servant all of science. Matematika adalah ratu sekaligus pelayan semua ilmu pengetahuan.” Ungkapan tersebut jelas menggambarkan bahwa matematika memiliki peran sentral dalam ilmu pengetahuan.

Seperti kita ketahui bahwa pentingnya matematika dalam kehidupan menjadi suatu keharusan untuk mempelajari matematika. Pada tahun 1973 sejak pemerintah di Indonesia mengganti pengajaran berhitung di sekolah dasar dengan matematika, sampai saat ini pembelajaran matematika menjadi suatu hal yang semakin penting. Pembelajaran adalah komunikasi dua arah yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pebelajar yang dilakukan secara terprogram. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang terdiri dari kegiatan belajar dan mengajar yang akan terpadu menjadi suatu kegiatan. Kegiatan ini terjadi pada saat ada interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan siswa dengan lingkungan pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Seperti ungkapan Susanto (2013, hlm. 186) bahwa :

(14)

2

Tujuan pembelajaran matematika tersebut mempunyai peran penting bagi siswa. Siswa terampil bermatematika menjadi tujuan umum dalam pembelajaran yang dilakukan. Sebagaimana pendapat Susanto (2013, hlm. 189) bahwa :

Secara umum tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu juga dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika

Sejalan dengan tujuan diatas, dapat dilihat bahwa diberikannya pembelajaran matematika di jenjang pendidikan menjadi suatu keharusan. Khususnya di sekolah dasar pembelajaran matematika dasar diberikan sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Sebagaimana pendapat Kim Rin (2007) dalam pengantar bukunya bahwa “Matematika adalah induk dari segala ilmu pengetahuan. Semua orang menyadari, betapa pentingnya meletakkan dasar matematika pada anak.” Secara sederhana dapat dikatakan bahwa dengan belajar matematika, siswa dapat memahami kedudukan dan manfaat belajar matematika. Selain itu siswa diharapkan dapat memahami hubungan matematika dengan kehidupan sehari-hari sehingga mampu memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhan praktisnya.

Tujuan pembelajaran matematika yang dilakukan siswa tersebut tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (2006, hlm.148), yakni :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tah, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

(15)

3

yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika tercantum dalam National Council of Teacher Mathematics (NCTM) (2000, hlm. 7), yakni : kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection), kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation).

Kemampuan koneksi (connection) adalah salah satu standar proses yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika. Kemampuan koneksi tercantum dalam KTSP dan NCTM mengartikan bahwa kemampuan koneksi

merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki dan dikembangkan siswa. Sehingga pada pembelajaran siswa dituntut memahami dan memiliki kemampuan koneksi matematis baik koneksi antar topik matematika, koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari dan koneksi matematika dengan disiplin ilmu lain.

Selain standar proses, dalam KTSP juga terdapat isi yang memuat ruang lingkup mata pelajaran matematika. Dalam Standar Isi KTSP (2006, hlm.148) ruang lingkup mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek: (1) bilangan, (2) geometri dan pengukuran, (3) pengolahana data. Dalam geometri terdapat materi yang menuntut siswa memiliki kemampuan koneksi matematis, salah satunya pada konsep sifat-sifat bangun datar. Suatu konsep bangun datar bisa menjadi prasyarat untuk memahami bangun datar lainnya. Hal ini menunjukkan adanya suatu koneksi matematika. Agar siswa memiliki kemampuan koneksi matematis pada suatu konsep, tentunya harus ditunjang dengan kemampuan guru untuk membimbing siswa dalam memahami konsep tersebut. Selain kemampuan yang dimiliki guru, diperlukan juga bahan ajar sebagai sarana dalam memahami konsep yang disampaikan. Serta diperlukan minat belajar siswa dalam belajar matematika agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Namun hasil wawancara dengan beberapa siswa sekolah dasar tentang

(16)

4

menyenangkan karena belajar menghitung benda-benda di kelas. Sementara siswa kelas tinggi sebagian besar menjawab matematika itu sulit karena harus hafal rumus-rumus sehingga sering tertukar. Berdasarkan wawancara dan hasil kajian terhadap beberapa buku sumber belajar matematika di sekolah dasar ditemukan alasan jawaban siswa tersebut. Siswa kelas rendah menjawab matematika menyenangkan karena sebagian besar materi bersifat konkrit sementara materi matematika kelas tinggi memiliki tingat kesukaran yang bertahap dan bersifat abstrak.

Selain hasil wawancara, hasil analisis pada soal-soal Ujian Tengah Semester (UTS), Ujiian Kenaikan Kelas (UKK), Ujian Sekolah (US) banhkan Ujian Nasional (UN) Sekolah Dasar seringkali terdapat soal tentang bangun datar. Soal tersebut mencakup sifat-sifat bangun datar ataupun perhitungan tentang bangun datar.

Gambar 1.1. Contoh Soal UN SD Tahun 2012/2013

(17)

5

bangun datar. Hal senada juga diungkapkan dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Heti (2010, hlm. 3) bahwa:

Materi pemecahan masalah pada sifat-sifat bangun datar merupakan materi yang sulit dipahami siswa. Hal ini karena materi ini berkenaan dengan konsep sifat-sifat bangun datar serta perhitungan keliling, luas, panjang sisi, dan sebagainya.. Siswa harus mampu memahami sifat-sifat bangun datar untuk kemudian diaplikasikan dalam konsep pengukuran luas, keliling, panjang sisi, dan sebagainya.

Pernyataan di atas juga didukung oleh studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di dua SD, yakni SD N Cieunteung 1 dan SD N Cieunteung 2. Kedua sekolah tersebut berlokasi di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Dari kedua SD tersebut peneliti memberikan soal tes pemahaman koneksi matematika pada konsep sifat-sifat bangun datar segi empat. Soal tes diberikan kepada siswa kelas V dan kelas VI yang telah mempelajari sifat-sifat bangun datar. Adapun uji instrumen ini dilakukan untuk mengetahui learning obstacle dan rute belajar siswa pada materi tersebut. Berdasarkan uji instrumen dapat

disimpulkan bahwa pada dasarnya siswa masih sulit menghubungkan antar konsep matematika yang sudah dipelajari ataupun menghubungkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa banyak siswa tidak dapat menjawab dengan benar ketika diberikan soal:

Gambar 1.2. Learning obstacle Studi Pendahuluan No. 3

(18)

6

ketupat. Hambatan belajar ini terjadi karena siswa mengetahui bahwa untuk menghitung luas daerah belah ketupat dapat ditentukan berdasarkan kedua diagonal belah ketupat tersebut. Padahal mereka sudah mengetahui bahwa rumus luas daerah persegi panjang adalah dengan mengalikan sisi panjang dari persegi panjang (p) dengan sisi pendek persegi panjang (ℓ). Namun mereka tidak mengetahui bahwa untuk menentukan rumus luas daerah persegi panjang dapat diturunkan dari rumus luas daerah belah ketupat. Caranya dengan menentukan kedua diagonal belah ketupat tersebut. Jadi, cara siswa menentukan rumus luas

daerah belah ketupat adalah dengan cara mengalikan setiap sisi belah ketupat tanpa memerhatikan kedua diagonal dari belah ketupat. Padahal jika siswa paham sifat-sifat dari belah ketupat yang memiliki dua diagonal saling berpotongan tegak lurus maka siswa dapat menentukan rumus luas daerah belah ketupat berdasarkan sifat-sifatnya. Hal ini menunjukan bahwa salah satu hambatan belajar siswa adalah karena mereka terbiasa belajar matematika dengan mengingat rumus-rumus perhitungan bangun datar tanpa mengetahui konsep dan cara menentukan rumus tersebut.

Gambar 1.3. Learning Obstacle Studi Pendahuluan No. 1

(19)

7

memahami bahwa jajargenjang dapat terbentuk dari persegi panjang yang dipotong secara miring sehingga menghasilkan dua buah segitiga. Kemudian dari kedua segitiga tersebut diputar posisinya sehingga membentuk jajargenjang. Siswa belum mampu menjelaskan dengan penalarannya bahwa persegi panjang dapat menjadi jajargenjang.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas dari kedua sekolah tersebut, diperoleh informasi bahwa guru lebih banyak menerapkan penghafalan rumus-rumus bangun datar. Selain itu, alat peraga untuk bangun datar hanya

menggunakan gambar-gambar dan tidak selengkap alat peraga bangun ruang. Guru lebih sering menggambar pada papan tulis atau hanya menunjukan contoh benda-benda berbentuk bangun datar di kelas. “Guru lebih sering menggunakan menunjukkan atau menggambar di papan tulis dan alat peraga yang paling sering digunakan adalah kertas atau buku. Guru tetap memanipulasi alat peraga sendiri dengan gambar atau kertas karena untuk pembelajaran bangun datar tidak bisa hanya mengandalkan alat bantu dari pemerintah. Karena tidak seperti alat peraga bangun ruang, alat peraga bangun datar hanya berupa gambar saja”, ujar Bapak Muhlis guru kelas V SD N Cieunteung I.

Untuk mengatasi kesulitan belajar siswa khususnya dalam pemahaman konsep koneksi sifat-sifat bangun datar segi empat, perlu dilakukan strategi pembelajaran agar tidak terjadi kesalahan konsep sejak awal. Mengingat bahwa ciri khas dari pembelajaran matematika adalah berhitung maka memerlukan keterampilan guru untuk mengemas materi pembelajaran agar lebih mudah dipahami siswa. Mengingat keterbatasan alat peraga maka selain memanipulasi alat peraga guru juga hendaknya dapat memanipulasi bahan ajar lainnya. Seperti yang diungkapkan Yani (2012, hlm. 44) “Instrumen penelitian merupakan bagian penting dari suatu proses penelitian secara keseluruhan, sedangkan bahan ajar merupakan bagian penting dari suatu proses pembelajaran secara keseluruhan”. Hal ini dimaskudkan agar pembelajaran matematika tidak hanya menghafal

(20)

8

paradigma pada siswa tentang matematika yang menakutkan menjadi matematika menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang, diperoleh bahwa betapa pentingnya merancang proses perencanaan pembelajaran dilakukan oleh guru yang disusun berdasarkan hambatan belajar siswa. Khususnya dalam pembelajaran konsep sifat-sifat bangun datar segi empat dengan tidak melupakan proses pembelajaran yang bermakna dan berbasis penemuan. Mengingat bahwa konsep bangun datar sebagai syarat dalam memahami bangun ruang maka perlu adanya kesempatan bagi siswa untuk

memahami koneksi dalam bangun datar dan adanya fasilitas yang relevan.

Sehingga siswa juga dapat memahami dan mengetahui adanya koneksi materi

matematika dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar guru terampil dalam merancang bahan ajar sehingga siswa tidak hanya mengetahui namun juga memahami koneksi dalam materi tersebut. Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Desain Didaktis Koneksi Matematika Konsep Sifat-Sifat Bangun Datar Segi Empat di Sekolah Dasar.”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang diperoleh masalah yang teridentifikasi, sebagai berikut:

1. Siswa belum memahami adanya koneksi dalam matematika khusunya pada materi sifat-sifat bangun datar karena pemahaman siswa belum menyeluruh. 2. Guru belum mampu merancang desain pembelajaran dengan antisipasi

didaktis sehingga muncul learning obstacle.

Peneliti hanya mengkaji koneksi matematika pada konsep sifat-sifat bangun datar untuk merancang desain didaktis dalam mengantisipasi learning obstacle.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang teridentifikasi maka dibuat rumusan masalah untuk penelitian ini, yakni:

1. Bagaimana learning obstacle (hambatan belajar) siswa terkait dengan koneksi

(21)

9

2. Bagaimana desain didaktis koneksi matematika konsep sifat-sifat bangun datar segi empat sehingga dapat mengantisipasi munculnya learning obstacle (hambatan belajar) siswa?

3. Bagaimana implementasi desain didaktis koneksi matematika pada konsep sifat-sifat bangun datar segi empat?

D. Tujuan Penelitian

1. Menemukan dan mendeskripsikan learning obstacle (hambatan belajar)

siswa terkait dengan koneksi matematika konsep sifat-sifat bangun datar segi empat.

2. Mengetahui dan mendeskripsikan desain didaktis koneksi matematika konsep sifat-sifat bangun datar segi empat sehingga dapat mengantisipasi munculnya hambatan belajar siswa.

3. Mendeskripsikan implementasi desain didaktis koneksi matematika konsep sifat-sifat bangun datar segi empat.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat praktis

a) Bagi siswa. Siswa dapat menyukai matematika sehingga dapat meminimalisir learning obstacle yang mungkin terjadi ; siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan bangun datar segi empat.

b) Bagi guru. Penelitian ini diharapkan menjadi motivasi bagi guru dalam merancang, mengembangkan dan menyajikan bahan ajar. Sehingga guru mampu melakukan pembelajaran secara optimal. c) Bagi sekolah. Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran

baru yang bermanfaat.

d) Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan penelitian ini menjadi rujukan

(22)

10

2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan ilmu pembelajaran matematika khususnya dalam mengembangkan desain pembelajaran koneksi matematika.

F. Srtuktur Organisasi Skripsi

Adapun rincian urutan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut. 1. Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab ini mengungkap landasan-landasan teori yang digunakan dan menjadi acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan menyusun skripsi. Serta memuat beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan kegiatan dan cara-cara yang ditempuh peneliti dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji. Bab ini memuat lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, analisis data dan rencana pengujian keabsahan data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang diperoleh. Bab ini berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, rumusan masalah penelitian dan tujuan penelitian pada Bab I. Serta berisi tentang pembahasan atau analisis penemuan yang dikaitkan dengan dasar-dasar teori

(23)

37 BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Pada tahap studi pendahuluan dilaksanakan di SD Negeri Cieuntung 1 dan SD Negeri Cieunteung 2 Kota Tasikmalaya. Sedangkan tahap implementasi desain atau penelitian dilaksanakan di SD Negeri Nagarawangi 1 kelas VA dan kelas VC.

Lokasi dipilih berdasarkan tempat dilaksanakannya Program Latihan Profesi (PLP) UPI Kampus Tasikmalaya tahun 2014 untuk memudahkan perizinan. Selain itu pemilihan lokasi didasarkan pada jarak antara komplek sekolah dan lokasi peneliti. Sekolah yang dipilih karena dianggap memiliki karakteristik yang sama dari segi kemampuan siswa dan kompetensi tenaga pendidik. Serta keterbatasan peneliti dalam segi waktu dan kemampuan.

2. Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini terdiri dari subjek identifikasi hambatan belajar dan subjek implementasi desain didaktis. Subjek penelitian untuk hambatan belajar adalah siswa yang telah mempelajari materi sifat-sifat bangun datar, yaitu kelas V dan kelas VI SD di SD Negeri Cieunteung 1 dan Cienteung 2. Sementara subjek implementasi desain didaktis dilakukan kepada 26 orang siswa kelas VA dan 28 orang siswa kelas VC SD Negeri Nagarawangi 1. Subjek identifikasi hambatan belajar dilaksanakan di dua kelas karena materi yang dipilih peneliti dipelajari di kelas V semester 2. Hal ini dimaksudkan agar studi pendahuluan yang dilakukan terhadap siswa dapat memenuhi prasyarat dalam mempelajari materi matematika yang dikaji peneliti.

Populasi penelitian ini berjumlah 98 orang berdasarkan jumlah keseluruhan siswa pada tahap studi pendahuluan yakni 44 orang dan implementasi desain didaktis berjumlah 54 orang. Teknik sampel yang digunakan yakni sampling

purposive dengan sampel jenuh dimana populasi dijadikan sampel. Menurut Sugiyono (2011a, 126) bahwa “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel

(24)

38

B. Desain Penelitian

Agar penelitian ini berjalan optimal maka diperlukan desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Model design research yang digunakan peneliti adalah berdasarkan model Greivemeijer dan Cobb (2006):

Gambar 3.1. Alur Didactical Design Research (DDR)

Tahap pertama peneliti merancang desain awal berdasarkan data studi pendahuluan kemudian desain tersebut di eksperimen terhadap hasil rancangandesain awal kemudian di analisis dan direfleksi untuk selanjutnya merancang desain baru. Dari alur tersebut akan diperoleh suatu siklus penelitian untuk memperbaiki kekurangan pada desain awal.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam desain awal meliputi pemilihan dan penentuan materi untuk bahan penelitian, menganalisis materi, melakukan diskusi bersama dosen pembimbing dan guru berpengalaman , dan membuat instrumen studi pendahuluan untuk mengungkap hambatan belajar siswa pada materi yang telah ditentukan. Pada tahap desain eksperimen kegiatan yang dilakukan peneliti adalah memberikan instrumen kepada siswa sebagai subjek penelitian,

mengadakan wawancara serta mengumpulkan dan menganalisis intrumen hasil uji coba. Pada tahap refleksi sebagai tahap akhir sekaligus akan menjadi tahapan awal untuk melakukan persiapan desain baru. kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis hasil uji coba pada jawban siswa, menarik kesimpulan tentang hambatan belajar siswa yang terungkap dan memperbaiki desain. Perbaikan desain yang dilakukan adalah untuk membuat desain baru.

Desain Design Eksperiment

(Eksperimen Desain)

Restrospective Analysis (Analisis Refleksi) dan

(25)

39

Langkah-langkah terperinci dari alur penelitian yang dilaksanakan diadaptasi dan dikembangkan dari alur penelitian oleh Apriani (2012) dan Ariatna (2013), yakni:

Gambar 3.2. Alur Pelaksanaan Penelitian

1. menentukan kajian materi matematika untuk objek penelitian, 2. menganalisis kajian materi,

3. membuat instrumen untuk menganalisis kesulitan belajar siswa pada materi kajian,

4. mengujikan intrumen di beberapa jenjang untuk mengungkap kesulitan belajar siswa dan melakukan wawancara dengan beberapa responden,

5. membuat kesimpulan mengenai kesulitan belajar siswa yang muncul, 6. menyusun desain awal,

Menganalisis materi

Studi pendahuluan Membuat instrumen

awal

Analisis hambatan belajar siswa Prospective Analysis

desain awal Implementasi

desain awal

Restrospective Analysis desain awal

Implementasi desain revisi 1

Retrospective Analysis desain revisi 1

(26)

40

7. melakukan pengujian desain awal yang telah dibuat,

8. menganalisis hasil pengujian desain awal dan melakukan refleksi,

9. menyusun desain revisi 1 sebagai hasil refleksi dan perbaikan dari desain awal,

10.melakukan pengujian desain revisi 1 yang telah diubuat, 11.menganalisis hasil pengujian desain revisi 1,

12.melakukan refleksi hasil pengujian desain revisi 1, 13.menyusun laporan penelitian.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk memeroleh data lapangan sesuai dengan tujuan dan kegunaan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian desain didaktis atau dikenal dengan Didactical Design Research (DDR) model Suryadi (2010) dengan penekakan pada aspek metapedadidaktik. Didactical Design Research (DDR) adalah suatu desain penelitian untuk merancang proses pembelajaran dengan penekananan pada aspek didaktik yang dilakukan guru untuk memperbaiki atau menciptakan pembelajaran dengan meminimalisir kesalahan suatu materi tertentu.

Design Didatical Research (DDR) sebenarnya merupakan bentuk khusus dari penerapan design research baik yang mengacu kepada validation study maupun development study. Hanya saja penggunaan desain didaktis (didactical design) menunjukan bahwa terdapat penekanan pada aspek didaktik dalam perancangan pembelajaran yang mengacu kepada teori pembelajaran yang lebih mikro (Lidinillah, 2012b, hlm.16).

(27)

41

Adapun DDR dilaksanakan melalui tiga tahapan, sebagimana ungkapan Suryadi (2010, hlm.15) bahwa:

Penelitian Disain Didaktis pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu: (1) analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Disain Didaktis Hipotetis termasuk ADP, (2) analisis metapedadidaktik, dan (3) analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh Disain Didaktis Empirik yang tidak tertutup kemungkinan untuk terus disempurnakan melalui tiga tahapan DDR tersebut.

Analisis situasi didaktis difokuskan pada analisis hambatan belajar siswa dalam memahami konsep koneksi pada sifat-sifat bangun datar segi empat jajargenjang. Analisis tersebut disertai dengan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP) kemudian peneliti merancang dan mengimplementasikan suatu bahan ajar yang telah di desain berdasarkan hambatan belajar siswa yang diungkap.

D. Definisi Operasional

1. Materi kajian dalam penelitian ini sebagai aspek dari geometri yakni

tentang bangun datar segi empat jajargenjang. Materi kajian difokuskan

pada koneksi matematika konsep sifat-sifatnya bahwa didalam materi

tersebut terdapat keterkaitan konsep materi dan keterkaitan konsep dengan kehidupan sehari-hari.

2. Ada dua dari tiga indikator koneksi matematika yang dikaji dalam penelitian ini, yakni keterkaitan antar konsep-konsep matematika dan keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

3. Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru membuat rancangan urutan pembelajaran agar urutan aktivitas dan situasi didaktis dapat diupayakan terjadi. Desain didaktis penelitian ini dirancang secara khusus dengan memerhatikan learning obstacle (hambatan belajar) siswa yang teridentifikasi. Hambatan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami konsep koneksi pada sifat-sifat bangun datar segi empat jajargenjang.

(28)

42

digunakan dalam penelitian ini akan dirancang secara khusus dengan desain didaktis bahan ajar. Yaitu dengan memerhatikan learning obstacle siswa dalam konsep bangun datar segi empat jajargenjang. Adapun bagian dari bahan ajar yang dibuat berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

5. Penelitian ini menekankan pada Hipotetical Learning Trajectory (HLT) dalam perencanaan pembelajaran untuk mengetahui rute belajar siswa.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011a, hlm. 381) mengemukakan bahwa “Dalam penelitian kualitatif yang menjadi intrumen utama adalah peneliti sendiri atau anggota tim peneliti.” Terdapat dua jenis instrumen dalam penelitian ini, yakni:

1. instrumen utama, yakni peneliti sebagai instrumen utama (human instrument) dan penentu fokus penelitian

2. instrumen tambahan, terdiri dari:

a) soal studi pendahuluan, (lampiran A.2)

b) pedoman wawancara, (lampiran A.4, B.9 dan C.9)

c) desain didaktis berbentuk Lembar Kerja Siswa (lampiran B.3, B.4, C.3 dan C.4)

3. Hypotetical Learning Trajectory (HLT) beserta Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP)nya. Adapun HLT digunakan sebagai panduan selama proes penelitian berlangsung.

4. instrumen pendamping, berupa angket dan pedoman wawancara pada setiap pengujian instrumen tambahan. Adapun angket yang digunakan ada dua macam, yakni angket uji instrumen studi pendahuluan (lampiran A.6), angket uji instrumen desain didaktis untuk siswa (lampiran B.6, B.8, C.6, C.8) dan judgment ahli terhadap instrumen desain didaktis (lampiran B.2 dan C.2 ). Agar instrumen yang digunakan berkualitas maka harus dilakukan validasi. Validasi pada instrumen utama dilakukan oleh peneliti sendiri dengan melakukan

evaluasi diri terhadap penguasaan aspek-aspek yang divalidasi. Adapun validasi terhadap instrumen utama meliputi pemahaman terhadap metode penelitian yang

(29)

43

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen diawali dengan kegiatan peneliti melakukan studi pendahulan untuk mengetahui hambatan belajar siswa pada konsep sifat-sifat bangun datar segi empat. Hambatan belajar siswa dapat diketahui melalui instrumen studi pendahuluan dan instrumen pendamping, kemudian peneliti mengembangkan intrumen desain didaktis. Peneliti menyusun HLT berikut antisipasi didaktis untuk mengetahui rute belajar siswa. Lalu peneliti mengembangkan instrumen desain didaktis berupa LKS berdasarkan hambatan

belajar siswa yang telah ditemukan. Kemudian instrumen dianalisis validitas oleh dosen pembimbing atau dosen lain yang berpengalaman melalui validasi ahli atau judgment. Setelah itu instrumen diimplementasikan dan akan ada desain revisi sebagai pengembangan dari desain didaktis awal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Oleh karena itu teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

1. Uji instrumen studi pendahuluan

Uji instrumen studi pendahuluan dilaksanakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya learning obstacle pada siswa yang berfungsi menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun desain didaktis.

2. Implementasi desain didaktis

Implementasi desain didaktis dilaksanakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan respon siswa terhadap desain didaktis yang telah disusun.

Selain kedua kegiatan tersebut, peneliti juga melakukan teknik triangulasi dalam mengumpulkan data. Sugiyono (2011a, hlm. 327) mengemukakan bahwa “Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah

(30)

44

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui dan memahami fakta situasi sosial di lapangan. Teknik observasi yang digunakan adalah observasi partisipan yang dilakukan secara terang-terangan. Observasi yang dilakukan berupa studi pendahuluan untuk menemukan dan mengetahui learning obstacle siswa pada konsep sifat-sifat bangun datar segi empat.

2. Wawancara

Wawancara diperlukan dalam studi pendahuluan untuk menemukan masalah

yang harus diteliti. Wawancara studi pendahuluan dilakukan kepada guru dan siswa secara mendalam untuk mendukung dalam mengungkap dan mengetahui learning obstacle siswa. Wawancara juga dilakukukan pada orang yang terlibat dalam penelitian ini yaitu dosen pembimbing atau orang yang dipandang ahli, guru sekolah dasar dan orang yang memahami tentang desain penelitian ini ataupun materi geometri.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah surat atau catatan tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan. Selain observasi dan wawancara, peneliti juga melakukan dokumentasi dari setiap kegiatan pengumpulan data agar terdapat bukti fisik teknik pengumpulan data. Dokumentasi difokuskan pada pelaksanaan penelitian khusunya pada siswa ataupun disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

H. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian dilakukan secara deskriptif kualitatif karena lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.. Menurut Sugiyono (2011a, hlm. 333) bahwa “In fact, data analysis in qualitative research is an ongoing activity that occours throughout the investigative process rather than after process.” Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah selesai pengumpulan data.

(31)

45

Sekolah Dasar yang telah mempelajari materi tentang sifat-sifat bangun datar. Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada pendapat Miles and Huberman (Sugiyono, 2011a) bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas yang dilakukan adalah adalah sebagai berikut:

1. Data reduction (Reduksi data)

Peneliti mengorganisir data mentah dari lapangan untuk disusun lebih

sistematis dan memilih hal-hal pokok. Data yang diperoleh dicatat secara rinci dalam bentuk uraian kemudian dirangkum dengan fokus pada hal-hal penting dan dianggap asing.

2. Data display (Penyajian data)

Data yang telah disusun sistematis kemudian disajikan dalam bentuk uraian naratif atau uraian terperinci. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu dari data penelitian. Sehingga peneliti dapat lebih memahami data yang diperoleh.

3. Conclusion drawing / Verification (Penarikan kesimpulan dan Verifikasi) Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini bersifat sementara atau temuan namun bisa juga jawaban dari rumusan masalah. Pada dasarnya kesimpulan ini akan memperjelas data dari kemungkinan penambahan data lapangan yang sebelumnya masih diragukan.

I. Rencana Pengujian Keabsahan Data

(32)

46

diskusi dengan teman, member check dan analisis kasus negatif (Sugiyono, 2011a, hlm. 383).

Uji credibility merupakan pengujian kepercayaan terhadap data hasil penelitian. Uji kredibilitas dilakukan dengan beberapa pilihan cara diantaranya perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan pembimbing atau teman, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi dan member check. Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji kredibilitas dengan cara sebagai berikut.

1. Peningkatan ketekunan

Peningkatan ketekukan berkitan dengan pengecekan kembali terhadap data yang sudah dikumpulkan. Hal ini dimaksudkan agar pengamatan yang dilakukan lebih cermat dan berkesinambungan. Selain itu, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diteliti. Peneliti perlu menngkatkan ketekunan agar wawasan semakin luas dan tajam sehingga dapat digunakan untuk memeriksa kebenaran data yang ditemukan. Cara yang dilakukan adalah dengan membaca berbagai referensi buku, hasil penelitian atau dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.

2. Triangulasi

Wiersma (Sugiyono, 2012b, hlm. 372) menjelaskan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. oleh karena itu, triangulasi terdiri dari triangulasi sumber data, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber data dilakukan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Perolehan data dideskripsikan dan dikategorisasikan menjadi lebih spesifik. Triangulasi teknik dilakukan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang sama

(33)

47

3. Diskusi dengan pembimbing atau teman

Diskusi dengan pembimbing atau teman dilakukan agar pada hasil penelitian yang masih sementara, jika ditemukan kekurangan data dapat segera ditambahkan dengan data yang lebih lengkap sehingga hasil penelitian lebih kredibel.

4. Menggunakan bahan referensi

Penggunaan bahan referensi sebagai salah satu uji kredibilitas penelitian dimaksudkan sebagai pendukung untuk membuktikan data yang telah

(34)

118 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada BAB IV, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Learning obstacle (hambatan belajar) siswa terkait dengan koneksi ma matematika konsep sifat-sifat bangun datar segi empat

Penelitian ini memeroleh dua tipe learning obstacle (hambatan belajar) siswa terkait koneksi matematika konsep sifat-sifat bangun datar segi empat dikategorikan menjadi dua tipe, yakni:

a. Tipe 1 : learning obstacle terkait koneksi antar topik matematika

Learning obstacle tipe 1 ini muncul ketika siswa dihadapkan pada soal terkait

konsep persegi panjang sebagai jajargenjang dan konsep belah ketupat sebagai

jajargenjang. Serta soal terkait mengidentifikasi persamaan sifat-sifat persegi

panjang dan belah ketupat untuk menentukan rumus luas daerahnya. Pada

learning obstacle ini dapat disimpulkan bahwa siswa belum memahami secara

utuh dan menyeluruh tentang adanya keterkaitan suatu konsep dengan konsep

lainnya dalam matematika. Siswa juga terbiasa belajar dengan mengingat rumus

tanpa ada pembiasaan belajar untuk menemukan rumus atau menemukan konsep.

b. Tipe 2 : learning obstacle terkait dengan koneksi matematika dengan kehidupan sehari-hari

(35)

119

2. Desain didaktis koneksi matematika konsep sifat-sifat bangun datar segi empat sehingga dapat mengantisipasi munculnya learning obstacle siswa Desain didaktis koneksi matematika pada konsep sifat-sifat bangun datar segi empat terdiri dari desain awal dan desain revisi. Desain awal dirancang berdasarkan hasil studi pendahuluan, yakni learning obstacle yang terungkap.

Selanjutnya dirancang Hypotetical Learning Trajectory (HLT) beserta antisipasi didaktis pedagogisnya agar dapat mengantisipasi dan meminimalisir munculnya hambatan belajar siswa. rancangan desain didaktis juga diperkuat oleh teori-teori belajar yang relevan. Pembelajaran desain didaktis dilaksanakan berdasarkan skema alur belajar siswa yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran desain didaktis dapat berlangsung secara sistematis dan terarah.

3. Implementasi desain didaktis koneksi matematika pada konsep sifat-sifat

bangun datar segi empat

Implementasi desain didaktis dilaksanakan di SD Negeri Nagarawani 1 yang

terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dibagi menjadi dua pertemuan. Desain awal diimplementasikan pada siswa kelas V dengan jumlah siswa 26 orang. Setelah dilaksanakan implementasi, dilakukan refleksi untuk merancang desain revisi. Desain revisi diimplementasikan kepada siswa kelas VC dengan jumlah siswa 28 orang. Hasil dari implementasi ini adalah sebagian besar jawaban siswa sesuai prediksi namun ada jawaban yang tidak terprediksi sebelumnya. Siswa sudah memahami adanya koneksi dalam matematika, yakni koneksi antar konsep dalam sifat-sifat bangun datar segi empat dan koneksinya dengan kehidupan sehari-hari. Namun, waktu yang tersedia belum cukup untuk membahas seluruh isi desain didaktis yang telah dibuat.

B. Saran

(36)

120

1. Bagi guru, untuk senantiasa merancang desain pembelajaran dan bahan ajar agar sebelum pembelajaran agar dapat menciptakan variasi dalam pembelajaran. Serta membiasakan siswa untuk belajar secara konstekstual. Khususnya dalam pembelajaran matematika, siswa hendaknya dilibatkan dalam aktivitas menyenangkan dan pembiasaan belajar untuk menemukan

suatu konsep. Pentingnya memahami rute belajar siswa dalam suatu kajian materi khususnya dalam matematika, dapat membantu untuk melakukan antisipasi didaktis. Sehingga diharapkan kesulitan-kesulitan belajar dapat diantisipasi dan diminimalisir.

2. Bagi peneliti selanjutnya, yang berminat melakukan penelitian ini agar dapat mengembangkan bahan ajar lebih baik lagi dalam rangka pengembangan didaktis koneksi matematika, khususnya dalam bangun datar. Peneliti menyadari tidak ada karya yang benar-benar sempurna, untuk itu diharapkan peneliti selanjutnya memiliki ketekunan dan kesabaran untuk dapat melakukan kajian lebih mendalam. Khususnya dalam mengembangkan bahan ajar ini, diharapkan dapat dilakukan penambahan dan pembagian waktu pertemuan untuk pembahasan.

(37)

121

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, N., dkk. (2007). Pengembangan pembelajaran matematika SD. Jakarta: Depdiknas.

Amelia, M.M. (2010). Pengaruh model pembelajaran generatif terhadap kemampuan koneksi matematika siswa. (Skripsi). Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Apriani, I.F. (2012). Desain didaktis pengenalan konsep pecahan sederhana pada pembelajaran matematika di sekolah dasar. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Ariatna, I. (2013). Desain didaktis bahan ajar koneksi matematika pada konsep luas daerah trapesium. (Skripsi). Program S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UPI Kampus Tasikmalaya.

BSNP. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. BSNP, Jakarta.

Chaplin, J.P. Kartono, K. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Creswell, J.W. (2010). Reseach design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan mixed . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Echols, J.M. dan Sadili, H. (2003). Kamus inggris indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hadi, S. (2005). Pendidikan matematika realistik dan implementasinya. Banjarmasin: Tulip.

Ismunamto, A. (2011). Ensiklopedia matematika buku panduan matematika. Jakarta: Lentera Abadi.

(38)

122

Kusuma, D.A. (2009). Meningkatkan kemampuan koneksi matematik dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. [Online]. Tersedia di:

http://pustaka.unpad.ac.id/wp%20content/uploads/2009/06/meningkatkan-kemampuan-koneksi-matematik.pdf. Diakses 29 Nopember 2013

Lidinillah, D.A.M. (2011a). Educational design research : theorical framework

for action. [Online]. Tersedia di:

http://file.upi.edu./Direktori/KDTASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ _LIDINILLAH_(KD-TASIKMALAYA). Diakses tanggal 25 Nopember 2013.

Lidinillah, D.A.M. (2012b). Design research sebagai model peneletian pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

NCTM. (2000). Principles and Standard for School Mathematics. USA: Tidak Diterbitkan.

Negoro, ST & Harahap, B. (2005). Ensiklopedia matematika. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nuraeni, E. (2010a). Pengembangan kemampuan komunikasi geometris siswa sekolah dasar melalui pembelajaran berbasis teori van hiele. Jurnal Saung Guru, 1 (2), hlm. 28-34.

Nur’aeni, E. (2013b). Handout geometri. Tasikmalaya.

Partanto, P.A. & Al Barry, M.D. (1994). Kamus ilmiah populer. Surabaya: Arkola.

Patmawati, H. (2008). Pembelajaran matematika melalui pendekatan masalah untuk meningkatkan kemampuan koneksi dan komunikasi matematika siswa. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Pitajeng. (2006). Pembelajaran matematika yang menyenangkan. Jakarta: Depdiknas.

(39)

123

Ramdani, Y. (2012). Pengembangan instrumen dan bahan ajar untuk meningkatkan kemampuadan konen komunikasi, penalaran dan koneksi matematis dalam konsep integral. Jurnal Penelitian Pendidikan, 1 (13), hlm. 44-52.

Rin, K. (2007). Asyik belajar bermatematika 2. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Roeroe, M.B. (2011). Didactical design research (DDR) dalam pengembangan pembelajaran kependidikan. Ed Vokasi, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 2(2), hlm. 139-144.

Sa’dijah, C. (1998). Pendidikan matematika II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Soenarjo. (2007). Matematika 5 untuk SD/MI kelas 5. Jakarta: Depdiknas.

Sugiyono. (2011a). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012b). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E & dkk. (2003). Strategi pembelajaran matematika kontemporer. Bandung: JICA.

Sukirman, D & Djumhana, N. Perencanaan pembelajaran. Tasikmalaya: Tidak Diterbitkan.

Sulastri, H. (2010). Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada sifat-sifat bangun datar melalui pendekatan investigasi di kelas v sekolah dasar. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Supriyanto & Purwaningsih. (2011). 225 Kesalahan yang sering terjadi dalam berhitung. Jakarta: Media Pusindo.

(40)

124

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta : Kencana.

Susilo, F. (2012). Landasan matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tim Redaksi KBBI. (2003). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Penyusun. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI

Gambar

Gambar 1.1. Contoh Soal UN SD Tahun 2012/2013
Gambar 1.2. Learning obstacle Studi Pendahuluan No. 3
Gambar 1.3. Learning Obstacle Studi Pendahuluan No. 1
Gambar 3.1. Alur Didactical Design Research (DDR)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan analisis konsep sifat bangun datar pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran

Identifikasi Tingkat Keterampilan Metakognitif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Materi Bangun Datar Segi Empat; Wenny Pangestuti,

BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR KEPADA ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus pada Siswa Kelas V SLB-B YRTRW Surakarta)..

Penelitian ini berfokus pada masalah: (1) Permasalahan apa saja yang terdapat dalam pembelajaran sifat-sifat bangun ruang sisi datar?; (2) Bagaimana bentuk desain

Dalam artikel ini, peneliti bertujuan untuk menggali pemahaman konsep matematika siswa pada materi bangun datar dengan mengaitkan unsur bangun datar yang terdapat pada Wala

Media tangram juga efektif untuk diterapkan secara intensif dalam mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar karena untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal siswa

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan pemahaman konsep matematika sekolah dasar pada materi bangun datar. Penilaian pada

Kesimpulan Learning obstacle yang terjadi pada siswa terkait pembelajaran konsep bangun datar materi sifat-sifat persegi panjang bahwa terdapat tiga jenis learning obstacles, yaitu: 1