• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah Peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah Peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Setelah Peneliti melakukan semua prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan selama kurang lebih 3 bulan yakni sejak bulan April sampai dengan bulan Juni 2012 di SDN 3 Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Pada Bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian yang dilaksanakan dalam 2 siklus.

Adapun hasil penelitian pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 tahap takni (1) observasi awal, (2) Siklus I, (3) dan Siklus II yang akan dijelaskan secara sistematis sebagai berikut:

4.1.1 Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian dimulai dengan melakukan observasi awal terhadap kemampuan membaca nyaring siswa melalui teks. Kegiatan observasi awal direncanakan untuk dilaksanakan pada hari senin tanggal 9 April 2012.

Pada pelaksanaan tindakan siklus I peneliti melakukan perencanaan dengan mengacu pada kelemahan-kelemahan dan temuan-temuan pada observasi awal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar anak dalam kemampuan membaca nyaring. Pelaksanaan siklus I direncanakan dilaksanakan pada hari senin tanggal 23 April 2012.

Sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II peneliti membuat perencanaan- perencanaan guna menyempurnakan aspek-aspek yang belum optimal pada siklus I. Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II diantaranya melakukan klasifikasi kemampuan membaca nyaring siswa berdasarkan hasil analisis pada siklus I dengan cara menyusun perangkat pembelajaran, mengembangkan alternatif tindakan, serta

(2)

menerapkan program tindakan siklus II berupa pembelajaran membaca nyaring melalui teks.

Pembelajaran siklus II direncanakan akan dilaksanakan pada hari senin tanggal 21 Mei 2012.

4.1.2 Pelaksanaan Observasi Awal

Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas maka peneliti terlebih dahulu mempersiapkan perangkat yang akan digunakan dalam pembelajaran diantaranya : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar nilai yang sesuai dengan rubrik penilaian, alat peraga dan penunjang lainnya. Hal ini dilakukan untuk melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Selain itu peneliti menyiapkan berbagai perangkat pengamatan yang meliputi lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktifitas siswa selama menjalani proses pembelajaran.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan observasi awal yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 9 April 2012. Observasi berlangsung selama dua jam pelajaran yaitu mulai pukul 08.00 sampai pukul 09.00 WITA. Pada observasi awal tersebut siswa diminta untuk membaca nyaring bacaan yang terdapat pada buku pegangan. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hasil observasi awal dapat diketahui bahwa dari 24 orang siswa yang merupakan populasi penelitian hanya 9 orang atau 37,5% siswa yang mencapai nilai 7,0 keatas sedangkan 15 orang atau 62,5% belum mencapai ketuntasan belajar, dengan kata lain kemampuan membaca nyaring siswa masih rendah. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: media yang digunakan oleh guru belum sesuai dengan tuntutan perkembangan kebutuhan siswa zaman sekarang, metode yang digunakan belum tepat, serta rendahnya minat siswa terhadap kegiatan membaca. Hasil pengamatan observasi awal dimaksud seperti diuraikan pada tabel berikut.

(3)
(4)

Tabel 1

Pengamatan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa pada Observasi Awal

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

JML Total Nilai

Kate- gori

Lafal Intonasi Kejelasan

Suara

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 Juliyanto Taudi 7 7,78 SB

2 Alfin Ismail 3 3,33 KB

3 Alif Zakaria 3 3,33 KB

4 Syahril Husain 7 7,78 SB

5 Aslan Amiri 3 3,33 KB

6 Irman Nuna 3 3,33 KB

7 Fadli Polapa 3 3,33 KB

8 Ravenska Laliyonu 3 3,33 KB

9 Alvais Husain 3 3,33 KB

10 Adit Busalo 7 7,78 SB

11 Dhea Bango 8 8,89 SB

12 Permata Adelia 7 7,78 SB

13 Yowanti Lihawa 3 3,33 KB

14 Viona Kadir 6 6,67 B

15 Rahayu Mako 7 7,78 SB

16 Stevani Potale 8 8,89 SB

17 Ramdaniyatun

Gubali 3 3,33 KB

18 Wulandari Supu 4 4,45 KB

19 Latifa 3 3,33 KB

20 Ramona Yahya 3 3,33 KB

21 Imelda Tuna 4 4,45 KB

22 Aprilia Rahman 3 3,33 KB

23 Fitria Polapa 8 8,89 SB

24 Yunita 3 3,33 KB

Jumlah 4 7 13 3 6 15 4 5 15 Persentase 16,

7%

29,2

% 54,1

% 12,5

% 25

% 62,5

% 16,7

% 20,8

% 62,5

%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada aspek penilaian yang pertama yakni lafal atau pengucapan, terdapat 4 orang atau 16,7% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori penilaian sangat baik. Hal tersebut dinilai dari kemampuan keempat siswa ini yang telah mampu mengucapkan kata demi kata dengan benar yang ditinjau dari aspek bunyi bahasa. Kategori

(5)

penilaian yang ke dua yakni baik terdapat 7 orang atau 29,2% dari jumlah siswa. Tujuh orang siswa ini telah mampu mengucapkan kata demi kata dengan baik, namun kadang mengalami kesalahan. Sedangkan 13 orang atau 54,1% dari jumlah siswa memperoleh kategori penilaian kurang baik. Siswa dalam kategori ini belum mampu mengucap kata apalagi kalimat dengan semestinya sesuai bunyi bahasa.

Pada aspek penilaian yang kedua yakni intonasi, terdapat 3 orang atau 12,5% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori penilaian sangat baik. Ketiga siswa ini telah mampu membaca dengan lancar kalimat dalam teks sesuai dengan intonasi atau lagu kalimat. 6 orang atau 25%

dari jumlah siswa memperoleh kategori baik. Siswa dalam kategori ini sudah lancar membaca, namun kadang intonasinya datar atau kurang sesuai. Sedangkan 15 orang atau 62,5% dari jumlah siswa memperoleh kategori penilaian kurang baik. Mereka masih dalam tahap mengeja dan masih terbata-bata dalam membaca kalimat, sehingga intonasinya tidak sesuai.

Aspek penilaian yang ketiga yakni kejelasan suara dimana yang dinilai dalam aspek ini terfokus pada nyaring tidaknya suara sehingga jelas untuk didengar. Pada aspek ini, terdapat 4 orang atau 16,7% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori penilaian sangat baik. Artinya, keempat siswa ini membaca dengan nyaring sehingga suaranya jelas untuk didengar. 5 orang atau 20,8% dari jumlah siswa memperoleh kategori baik, artinya mereka membaca dengan mengeluarkan suara namun kadang tidak terdengar jelas. Sedangkan 15 orang atau 62,5% dari jumlah siswa memperoleh kategori penilaian kurang baik. Siswa dalam kategori ini takut untuk mengeluarkan suara saat membaca. Hal itu disebabkan kelancaran membaca yang masih kurang sehingga mereka khawatir kesalahan mereka dalam membaca kalimat akan terdengar oleh orang lain.

Refleksi

(6)

Pada pengambilan data observasi awal, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menemukan media pembelajaran yang digunakan guru kelas pada pembelajaran membaca nyaring terlalu monoton atau kurang variatif dan kreatif. Guru selalu berpegang pada buku sumber. Akibatnya, 15 orang atau 62,5% siswa tergolong kurang mampu dalam membaca nyaring. Sebagian siswa terlihat bosan dan cuek dengan pembelajaran yang berlangsung. Mereka hanya datang, dan duduk mengikuti pembelajaran, tetapi proses kognitif tidak berjalan.

Hasil belajar siswa dalam kemampuan membaca nyaring dengan menggunakan media buku sumber sesuai hasil observasi awal yang dilakukan peneliti yakni rata-ratanya hanya mencapai 37,5% atau 9 orang siswa yang tergolong memiliki kemampuan membaca nyaring yang baik. Melihat hasil belajar yang rendah pada kemampuan siswa tersebut, maka peneliti akan menggunakan teks yang dirancang dengan tampilan yang menarik dengan menggunakan lembaran-lembaran kertas berwarna pada pembelajaran membaca selanjutnya.

4.1.3 Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I

Pada siklus pertama, diadakan pertemuan tatap muka terdiri dari dua jam pelajaran dengan waktu 2 x 35 menit, materi yang pembelajaran yakni membaca nyaring melalui teks, yang dalam hal ini teks dirancang oleh guru dengan bentuk huruf dan warna yang menarik perhatian siswa untuk mengetahui apa isi teks tersebut.

Siklus I masing-masing terdiri dari : 1) Persiapan, 2) Pelaksanaan, 3) Pemantauan dan evaluasi, 4) Analisis dan Refleksi. Hasil pengamatan guru dan hasil belajar yang diberikan kepada siswa dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Persiapan

(7)

Adapun langkah yang dilakukan yakni dengan mempersiapkan perangkat yang akan digunakan dalam pembelajaran diantaranya : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar nilai yang sesuai dengan rubrik penilaian, media, serta pemilihan metode atau model pembelajaran yang tepat.

Selain itu peneliti menyiapkan berbagai perangkat pengamatan yang meliputi lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi aktifitas siswa selama menjalani proses pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I ini peneliti melakukan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan dengan menggunakan teks. Adapun kegiatannya dimulai dari kegiatan guru masuk ke kelas sambil mengucapkan salam dan siswa membalas salam. Guru langsung mengambil posisi di kursi guru dan mengabsen siswa, lalu mengajak siswa untuk berdoa sebelum belajar. Setelah itu, guru berdiri dan menuliskan mata pelajaran, hari dan tanggal di papan tulis. Guru kemudian melakukan apersepsi dengan menanyakan: “biasanya apa yang kalian lakukan ketika melihat buku yang menarik?” Siswa menjawab: “ membacanya, bu…”

Guru: “bagus sekali.. hari ini kita akan melakukan kegiatan membaca, dan membaca hari ini akan dilakukan dengan suara nyaring atau disebut membaca nyaring.” Setelah apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian siswa dibagi ke dalam empat kelompok, dan setiap kelompok dibagikan lembaran kertas berwarna yang bertuliskan teks yang berjudul “Menggosok Gigi”. Guru membacakan teks terlebih dahulu untuk memberikan contoh cara membaca nyaring. Kemudian, secara bergilir siswa diminta ke depan kelas untuk membaca nyaring teks yang telah disediakan.

(8)

Setelah itu, guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks yang dibaca oleh siswa, dan siswa mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan. Guru memberi nasehat pada siswa untuk selalu menjaga kesehatan diri terutama kesehatan gigi. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah berupa beberapa kalimat untuk ditulis siswa dan dijadikan bahan latihan membaca nyaring di rumah. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam, dan siswa membalas salam.

3) Pemantauan dan Evaluasi

Tahap pemantauan proses pembelajaran pada siklus I dilakukan oleh guru lain yang bertindak sebagai supervisor penelitian. Pengamatan dilakukan oleh supervisor terhadap pelaksanaan pembelajaran yang peneliti lakukan dalam meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa melalui teks.

Pada pembelajaran membaca nyaring melalui teks, guru menggunakan metode demonstrasi. Pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrsi berarti guru meminta siswa melakukan kegiatan membaca nyaring di depan kelas. Guru mengangkat wacana tentang kesehatan dalam teks. Metode demonstrasi ini dapat mengembangkan keberanian siswa, merangsang untuk belajar lebih banyak membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan tekun dalam melaksanakan tugas. Kekurangan metode ini terletak pada terbatasnya waktu untuk siswa dapat membaca nyaring satu per satu secara bergilir di depan kelas.

Pada pelaksanaan siklus 1 ini, terlihat mulai ada antusiasme dari siswa. Beberapa siswa yang biasanya pasif mulai bersikap aktif. Namun, ada juga beberapa siswa yang belum memperlihatkan perubahan sikap dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut disebabkan oleh

(9)

beberapa aspek dari kegiatan guru seperti aspek pengelolaan kelas belum dilakukan dengan maksimal.

Aspek penilaian yang harus dicapai berupa hasil belajar siswa kelas 3 Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo yang ditekankan pada kemampuan membaca nyaring.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus I peneliti memperoleh data hasil belajar siswa yang masih berbeda-beda. Seperti halnya pada observasi awal Penilaian didasarkan pada 3 aspek penilaian yaitu lafal, intonasi dan kejelasan suara, yang hasilnya terlihat pada tabel berikut ini :

(10)

Tabel 2

Pengamatan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa pada Siklus I

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

JML Total Nilai

Kate- gori

Lafal Intonasi Kejelasan

Suara

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 Juliyanto Taudi 7 7,78 SB

2 Alfin Ismail 3 3,33 KB

3 Alif Zakaria 7 7,78 SB

4 Syahril Husain 7 7,78 SB

5 Aslan Amiri 3 3,33 KB

6 Irman Nuna 7 7,78 SB

7 Fadli Polapa 5 5,56 B

8 Ravenska Laliyonu 3 3,33 KB

9 Alvais Husain 3 3,33 KB

10 Adit Busalo 7 7,78 SB

11 Dhea Bango 7 7,78 SB

12 Permata Adelia 7 7,78 SB

13 Yowanti Lihawa 3 3,33 KB

14 Viona Kadir 7 7,78 SB

15 Rahayu Mako 7 7,78 SB

16 Stevani Potale 7 7,78 SB

17 Ramdaniyatun

Gubali 3 3,33 KB

18 Wulandari Supu 4 4,45 KB

19 Latifa 7 7,78 SB

20 Ramona Yahya 7 7,78 SB

21 Imelda Tuna 5 5,56 B

22 Aprilia Rahman 3 3,33 KB

23 Fitria Polapa 7 7,78 SB

24 Yunita 4 4,45 KB

Jumlah 5 9 10 4 8 12 7 8 9

Persentase 20, 8%

37,5

% 41,7

% 16,7

% 33, 3%

50

% 29,2

% 33,3

% 37,5

%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada aspek penilaian yang pertama yakni lafal atau pengucapan, terdapat 5 orang atau 20,8% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori penilaian sangat baik. Mereka telah mampu mengucapkan bunyi bahasa dalam teks dengan tepat.

Kategori penilaian yang ke dua yakni baik terdapat 9 orang atau 37,5% dari jumlah siswa.

(11)

Kesembilan siswa ini telah mampu mengucapkan bunyi bahasa dalam teks dengan baik, namun kadang masih ada kekeliruan dalam mengucapkan kata-kata yang memiliki 2 huruf konsonan yang berdekatan dan lebih dari tiga suku kata. Sedangkan 10 orang atau 41,7% dari jumlah siswa memperoleh kategori penilaian kurang baik. Siswa dalam kategori ini belum menunjukkan peningkatan yang memadai setelah observasi awal yang dilakukan pada awal bulan April.

Mereka belum mampu mengucapkan bunyi bahasa dalam teks dengan baik.

Pada aspek penilaian yang kedua yakni intonasi, terdapat 4 orang atau 16,7% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori penilaian sangat baik. Mereka telah menunjukkan kemampuannya dalam membaca dengan lancar dan intonasi yang tepat. Terdapat 8 orang atau 33,3% dari jumlah siswa memperoleh kategori baik. Mereka sudah mampu membaca dengan lancar, namun kadang intonasi yang digunakan kurang sesuai atau kurang tepat karena belum memperhatikan tanda baca. Sedangkan 12 orang atau 50% dari jumlah siswa memperoleh kategori penilaian kurang baik. Siswa dalam kategori ini belum lancar membaca atau masih terbata-bata sehingga intonasinya tidak tepat.

Aspek penilaian yang ketiga yakni kejelasan suara dimana yang dinilai dalam aspek ini terfokus pada nyaring tidaknya suara sehingga jelas untuk didengar. Pada aspek ini, terdapat 7 orang atau 29,2% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori penilaian sangat baik. Mereka sudah berani membaca dengan suara nyaring sehingga jelas untuk di dengar. Kemudian, 8 orang atau 33,3% dari jumlah siswa memperoleh kategori baik. Mereka sudah membaca dengan suara yang jelas, namun kadang suaranya tidak jelas pada beberapa kata yang sulit untuk mereka ucapkan. Sedangkan 9 orang atau 37, 5% dari jumlah siswa memperoleh kategori penilaian kurang baik. Siswa dalam kategori ini belum mampu membaca dengan suara yang jelas untuk

(12)

didengar. Hal tersebut disebabkan oleh rasa takut akan kesalahan mereka dalam membaca atau mengucapkan kata akan terdengar oleh orang lain.

Selain hasil belajar siswa pada siklus I, maka perlu pula menguraikan aktivitas guru dan siswa. Sesuai pengamatan yang dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai supervisor bahwa dalam siklus ini guru telah melaksanakan sebagian besar aktivitas proses belajar mengajar dengan menerapkan berbagai aspek keterampilan mengajar. Namun, sesuai catatan pengamat 1, masih ada diantara aspek-aspek tersebut yang belum dilaksanakan. Misalnya dalam aspek menumbuhkan partisipasi aktif siswa, dalam hal ini guru belum dapat memperlihatkan sikap yang dapat menumbuhkan partisipasi siswa dalam kelas, sehingga dalam proses pembelajaran ada sebagian siswa yang aktif, namun ada juga sebagian siswa acuh tak acuh yang menyebabkan hasil belajarnya kurang maksimal. Selain itu, aspek pengelolaan kelas juga belum dilakukan dengan baik. Sikap sebagian siswa yang acuh tak acuh membuat situasi kelas menjadi kurang efektif dan kondusif. Selain itu, guru belum mengaitkan materi dengan realitas kehidupan siswa, melaksanakan pembelajaran secara runtut, melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual, melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu, dan menghasilkan pesan yang menarik.

Selain pengamat 1, pengamat 2 juga mencatat bahwa masih ada beberapa aspek kegiatan guru yang belum dilaksanakan secara maksimal. Aspek-aspek itu di antaranya : (1) guru kurang menguasai kelas, (2) guru belum melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang telah direncanakan, (3) guru belum maksimal dalam melaksanakan pembelajaran yang dapat menghasilkan pesan yang menarik, (4) guru belum dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, (5) guru belum melakukan refleksi pada akhir pembelajaran, dan (6) guru belum melakukan tindak lanjut.

(13)

4). Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi yang dilaksanakan bersama supervisor menunjukkan belum tercapainya ketuntasan belajar siswa. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran belum sesuai hierarki belajar, pembelajaran sesuai tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, pengelolaan kelas, penggunaan waktu, merespon siswa, penggunaan media, kurang baiknya penggunaan bahasa lisan dan bahasa tulis. Dilihat pada hasil pengamatan aktivitas guru dalam proses pemberian materi oleh guru telah baik hal ini digambarkan oleh pengamat satu dan dua, masing-masing oleh pengamat satu menemukan 16 aspek pada masing-masing indikator pembelajaran atau 67% yang telah dilaksanakan dengan baik oleh guru dan pengamat dua berjumlah 18 aspek pada masing- masing indikator pembelajaran atau 75% yang telah dilaksanakan dengan baik oleh guru.

Perubahan suasana yang terjadi dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia telah membangkitkan semangat siswa untuk belajar membaca nyaring melalui teks. Namun, peningkatan hasil belajar siswa pada kegiatan ini belum menunjukkan kemampuan membaca nyaring siswa sesuai target yang diharapkan.

Berdasarkan refleksi di atas, maka peneliti perlu melakukan tindakan-tindakan di antaranya : 1) memberikan bimbingan kepada siswa yang belum mampu membaca, 2) memberikan motivasi pada siswa untuk gemar membaca, dan 3) melaksanakan tindakan siklus II dengan memperbaiki aspek-aspek kegiatan guru yang belum maksimal dalam pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena hasil yang dicapai pada siklus I belum memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas ini.

1.1.4 Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II

(14)

Pelaksanaan siklus II sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan siklus I masing-masing terdiri atas tahap : 1) persiapan, 2) pelaksanaan, 3) pemantauan dan evaluasi, 4) analisis dan refleksi.

Berdasarkan pengamatan guru terhadap hasil belajar siswa, dan data yang diberikan kepada siswa dapat dijabarkan sebagai berikut :

1). Persiapan

Sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II peneliti membuat membuat persiapan guna menyempurnakan aspek-aspek yang belum optimal pada siklus I. Persiapan pelaksanaan tindakan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II diantaranya melakukan klasifikasi kemampuan membaca nyaring siswa berdasarkan hasil analisis pada siklus I dengan cara menyusun perangkat pembelajaran, mengembangkan alternatif tindakan, serta menerapkan program tindakan siklus II berupa pembelajaran membaca nyaring melalui teks.

2) Pelaksanaan

Berdasarkan perencanaan tersebut, maka dilakukan proses pembelajaran siklus II yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 21 Mei 2012. Materi yang diajarkan pada siklus II sama dengan materi yang diajarkan pada siklus I yaitu membaca nyaring melalui teks. Namun, pada siklus II ini wacana yang termuat dalam teks yaitu tentang hiburan. Hal ini dilakukan sebagai upaya merangsang partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.

Adapun kegiatannya dimulai dari kegiatan guru masuk ke kelas sambil mengucapkan salam dan kemudian siswa membalas salam. Guru langsung mengambil posisi di kursi guru dan mengabsen siswa. Setelah itu, siswa diajak berdoa sebelum belajar. Selesai berdoa, guru memperhatikan situasi kelas untuk memastikan siswa siap mengikuti pembelajaran. Setelah itu, guru berdiri dan menuliskan mata pelajaran, hari dan tanggal di papan tulis. Kemudian guru

(15)

beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan membaca nyaring yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya yaitu siklus I. Setelah apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru memberikan penjelasan singkat tentang langkah-langkah kegiatan membaca nyaring yang akan dilakukan, dan siswa memperhatikan penjelasan guru. Kemudian siswa dibagi ke dalam empat kelompok, dan setiap anggota kelompok dibagikan lembaran kertas berwarna yang bertuliskan teks dengan judul bacaan “Taman Bermain”. Guru membacakan teks terlebih dahulu untuk memberikan contoh cara membaca nyaring. Kemudian, secara bergilir siswa diminta ke depan kelas untuk membaca nyaring teks yang telah disediakan.

Setelah itu, guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan isi teks yang dibaca oleh siswa, dan siswa mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan. Guru memberi nasehat pada siswa untuk selalu berperilaku yang baik dan bersikap wajar terutama ketika berada di tempat-tempat umum dan tempat hiburan seperti taman bermain. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah berupa beberapa kalimat untuk ditulis siswa dan dijadikan bahan latihan membaca nyaring di rumah. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam, dan siswa membalas salam.

3). Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan proses pembelajaran pada siklus II seperti halnya pada siklus sebelumnya.

Pada tahap ini supervisor melakukan pengamatan kembali terhadap proses belajar mengajar yang peneliti lakukan di kelas II yang berjumlah 24 orang dengan materi yang sama seperti peneliti lakukan pada kegiatan belajar mengajar siklus I. Sebelum peneliti melakukan pembelajaran, telah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan rencana pelaksanaan pembelajaran bersama supervisor berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada siklus I yang dianggap kurang, maka dari

(16)

hasil pengamatan yang dilakukan oleh supervisor terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar telah menunjukkan hasil yang baik.

Aspek penilaian yang harus dicapai berupa hasil belajar siswa kelas II SDN 3 Kayubulan yang ditekankan pada kemampuan membaca nyaring siswa melalui teks. Pada siklus I peneliti memperoleh data hasil belajar siswa yang masih berbeda-beda. Penilaian didasarkan pada 3 aspek yaitu lafal, intonasi, dan kejelasan suara.

Aspek penilaian siklus II sama dengan aspek penilaian yang dilakukan pada lembar pengamatan hasil belajar siswa pada siklus I sebagaimana terlihat pada tabel 5 berikut.

(17)

Tabel 3

Pengamatan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa pada Siklus II

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

JML Total Nilai

Kate- gori

Lafal Intonasi Kejelasan

Suara

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 Juliyanto Taudi 7 7,78 SB

2 Alfin Ismail 4 4,45 KB

3 Alif Zakaria 7 7,78 SB

4 Syahril Husain 8 8,89 SB

5 Aslan Amiri 3 3,33 KB

6 Irman Nuna 7 7,78 SB

7 Fadli Polapa 7 7,78 SB

8 Ravenska Laliyonu 5 5,56 B

9 Alvais Husain 3 3,33 KB

10 Adit Busalo 7 7,78 SB

11 Dhea Bango 7 7,78 SB

12 Permata Adelia 7 7,78 SB

13 Yowanti Lihawa 4 4,45 KB

14 Viona Kadir 7 7,78 SB

15 Rahayu Mako 7 7,78 SB

16 Stevani Potale 8 8,89 SB

17 Ramdaniyatun

Gubali 3 3,33 KB

18 Wulandari Supu 7 7,78 SB

19 Latifa 7 7,78 SB

20 Ramona Yahya 7 7,78 SB

21 Imelda Tuna 7 7,78 SB

22 Aprilia Rahman 7 7,78 SB

23 Fitria Polapa 8 8,89 SB

24 Yunita 4 4,45 B

Jumlah 7 12 5 6 11 7 7 13 4 Persentase 29,

2%

50

% 20,8

% 25

% 45, 8%

29,2

% 29,2

% 54,2

% 16,6

%

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada aspek penilaian yang pertama yakni lafal atau pengucapan, terdapat 7 orang atau 29,2% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori penilaian sangat baik. Mereka telah mampu mengucapkan bunyi bahasa dengan tepat. Kemudian, 12 orang atau 50% dari jumlah siswa memperoleh kategori penilaian baik. Mereka telah mampu

(18)

mengucapkan bunyi bahasa dengan baik, namun masih mengalami kesulitan pada kata-kata yang terdiri atas 2 huruf konsonan berdekatan dan terdiri atas lebih dari tiga suku kata. Sedangkan 5 orang atau 20,8% dari jumlah siswa memperoleh kategori penilaian kurang baik. Siswa dalam kategori ini belum mampu mengucapkan bunyi bahasa dalam teks dengan baik dan benar.

Pada aspek penilaian yang kedua yakni intonasi, terdapat 6 orang atau 25% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori penilaian sangat baik, mereka sudah memperlihatkan kemampuan membaca dengan lancar. Kemudian, 11 orang atau 45,8% dari jumlah siswa memperoleh kategori baik. Siswa dalam kategori ini sudah mampu membaca dengan lancar, namun pada kata-kata tertentu mereka membaca dengan terbata-bata. Sedangkan 7 orang atau 29,2% dari jumlah siswa memperoleh kategori penilaian kurang baik. Siswa dalam kategori ini belum mampu membaca dengan lancar.

Aspek penilaian yang ketiga yakni kejelasan suara dimana yang dinilai dalam aspek ini terfokus pada nyaring tidaknya suara sehingga jelas untuk didengar. Pada aspek ini, terdapat 7 orang atau 29,2% dari jumlah siswa yang memperoleh kategori penilaian sangat baik. Mereka mampu membaca dengan suara yang jelas didengar oleh orang lain. Kemudian, 13 orang atau 54,2% dari jumlah siswa memperoleh kategori baik. Siswa dalam kategori ini menunjukkan kemampuan membaca dengan suara yang jelas didengar orang lain, namun suaranya menjadi kurang jelas pada kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata. Sedangkan 4 orang atau 16,6%

dari jumlah siswa memperoleh kategori penilaian kurang baik. Keempat siswa ini suaranya masih kurang terdengar jelas saat membaca disebabkan mereka khawatir ketidakmampuan mereka dalam membaca akan didengar oleh orang lain.

Hasil pengamatan peneliti pada aktivitas dan hasil evaluasi belajar siswa tentang kemampuan membaca nyaring siswa dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh dinyatakan

(19)

tuntas atau telah memenuhi indikator kinerja yang ditetapkan, karena kenaikan persentasi dari hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yakni telah mencapai 70%.

Sama halnya dengan hasil pelaksanaan tindakan siklus I, selain hasil belajar siswa, perlu pula menguraikan aktivitas guru dan siswa. Sesuai pengamatan yang dilakukan oleh guru yang bertindak sebagai supervisor bahwa dalam tahap ini guru telah melaksanakan seluruh aktivitas proses belajar mengajar dengan baik, sehingga berdampak positif pula pada keaktifan siswa dan hasil belajar siswa.

4). Refleksi

Pada tabel 3 telah jelas bahwa pada pelaksanaan tindakan siklus II guru telah melakukan atau melaksanakan semua tahapan pembelajaran dengan baik sesuai dengan aspek-aspek yang diamati oleh guru mitra dalam lembar aktivitas guru selama proses pembelajaran. Dilihat juga pada hasil pengamatan aktivitas guru dalam proses pemberian materi telah baik hal ini digambarkan oleh pengamat satu dan dua, masing-masing oleh pengamat satu menemukan 20 dari 24 aspek pada masing-masing indikator pembelajaran atau 83,3% yang telah dilaksanakan dengan baik oleh guru dan pengamat dua berjumlah 23 aspek atau 95,8% indikator pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan baik oleh guru. Pada pelaksanaan siklus II, aspek yang belum dilaksanakan dengan baik oleh guru sesuai catatan pengamat I di antaranya guru kurang memberikan respon positif atas partisipasi siswa, guru belum melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual secara maksimal, guru belum melakukan kegiatan akhir sesuai kompetensi, dan menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai.

Berdasarkan hasil refleksi dengan supervisor dalam proses pembelajaran telah terjadi peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa yang ditunjukkan oleh peningkatan hasil belajar siswa, yang diamati dalam hal kemampuan membaca nyaring, diantaranya :

(20)

a) Penggunaan teks dalam proses pembelajaran sudah maksimal.

b) Konsentrasi belajar siswa lebih terfokus.

c) Siswa yang aktif meningkat.

d) Pembelajaran sudah didominasi siswa.

e) Siswa yang memperoleh hasil belajar yang sangat baik sebanyak 17 orang atau 70,8%

dari 24 siswa.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil tes yang peneliti lakukan pada siklus I dan siklus II tentang kemampuan membaca nyaring siswa di kelas II SDN 3 Kayubulan Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dapat diuraikan sebagai berikut;

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil pengamatan aktivitas belajar mengajar dan hasil belajar siswa pada observasi awal kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SDN 3 Kayubulan hanya mencapai 33,3% atau 8 siswa.

Untuk mengatasi hal tersebut peneliti telah menempuh langkah-langkah berikut ini : 1) Peneliti melakukan pemantapan pembelajaran materi melalui teks dalam

meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa.

2) Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti berusaha menciptakan kondisi belajar yang kondusif.

3) Mengoptimalkan proses belajar mengajar dengan memperhatikan aspek-aspek keterampilan dasar mengajar.

Langkah-langkah ini diupayakan dilaksanakan semaksimal mungkin agar dapat mengatasi masalah atau kelemahan-kelemahan pada proses pembelajaran sebelumnya yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa pada aspek membaca.

(21)

Perolehan hasil belajar siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I telah ditemukan bahwa siswa yang memperoleh nilai 7,0 keatas sebanyak 13 siswa dengan persentase sebesar 54,2%

dari jumlah siswa, hal ini menunjukkan bahwa persentase capaian belum memenuhi target berdasarkan indikator kinerja sebesar 69% dari jumlah siswa sebanyak 24 orang.

Pada siklus II hasil dari penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya perubahan, baik dari informasi balikan yang dipantau oleh supervisor dalam pengajaran serta hasil belajar siswa yang diuji melalui tes unjuk kerja. Hal ini terlihat pada data berikut ini : siswa yang memperoleh nilai di atas 7,0 sebanyak 17 orang dengan persentase sebesar 70,8% dari jumlah siswa 24 orang, siswa yang memperoleh nilai di bawah 7,0 sebanyak 7 orang atau 29,2%.

Berdasarkan hasil capaian tersebut maka tindakan dianggap selesai karena hasil capaian setelah pelaksanaan tindakan siklus II telah memenuhi indikator kinerja.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti bahwa kemampuan siswa menunjukkan di mana jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 16,6%, sedangkan jumlah siswa yang belum mencapai target sebesar 29,2%. Hasil belajar siswa tersebut telah mencapai target dari indikator kinerja sebesar 69% dari jumlah siswa sebanyak 24 orang.

Memperhatikan data tentang hasil belajar siswa siklus I dan II, dapat disimpulkan bahwa melalui teks kemampuan membaca nyaring siswa di kelas II SDN 3 Kayubulan Kecamatan Limboto dapat ditingkatkan. Dengan demikian hipotesis penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa “jika guru menggunakan teks maka kemampuan membaca nyaring siswa kelas II SD akan meningkat” terbukti dan dapat diterima.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil simulasi yang diperoleh, kemudian dilakukan kajian mengenai hasil peramalan kinerja reservoir yaitu faktor perolehan produksi gas dan keekonomian

1) Service Catalogue Management : Untuk menyediakan sumber tunggal informasi yang konsisten untuk seluruh layanan yang telah disetujui, dan untuk memastikan informasi

Namun jika APN yang dimasukan tidak sesuai, maka terjadi kondisi dimana terjadi kegagalan pada proses aktivasi PDP dari RNC ke arah SGSN karena penggunaan APN

PLTU yang menjadi objek penelitian adalah PLTU Suralaya unit 1-4 yang memiliki transformator pemakaian sendiri yaitu unit SST (Station Service Transformator)

Hasil Wawancara dengan Ibu Nur Azizah Selaku pembeli atau pelangan hasil budidaya ikan tambak, wawancara dilakukan tgl.. Indramanyu, Subang, Sumedang, Bandung, Sukabumi, Bogor

Penatalaksanaan tinea kruris tidak hanya diselesaikan secara medikamentosa, namun dapat juga dilakukan secara nonmedikamentosa dan pencegahan dari kekambuhan penyakit

Faktis gelap adalah salah satu bahan bantu olah (processing aid) karet yang dibuat dengan cara memvulkanisasi minyak dengan vulkanisator sulfur pada suhu tinggi. Faktis

(1) Dalam keadaan penyelenggara telekomunikasi khusus untuk keperluan pertahanan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf b belum atau tidak mampu