• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Penelitian bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

64 3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang dilakukan penulis adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian bersifat deskriptif karena penelitian ini hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu permasalahan, keadaan, peristiwa, selain itu penelitian juga bersifat mengungkapkan fakta dimana hasil penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran obyektif yang mewakili gambaran yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. Penelitian kualitatif juga bertujuan untuk meneliti dan memahami suatu fenomena tentang apa yang terjadi serta bagaimana terjadinya.

Penelitian kualitatif menurut Lexy J. Maleong, juga untuk menggambarkan tentang sistimatik, akurat untuk menjelaskan fenomena berdasarkan data yang terkumpul dan mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan sebagai prosedur penelitan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati96.

Sementara format deskriptif kualitatif menuruf M. Burhan Bungin bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berpaya menarik realitas itu ke permuakaan sebagai suatu ciri,

96 Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2004, hal. 4

(2)

karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada peneltian dalam bentuk studi kasus menurut M. Burhan Bungin memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai fenomena.97

3.2 Metode Penelitian

Apabila ditinjau dari jenis masalah yang diteliti, tekhnik dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, maka penulisa menggunakan penelitan desktiptif yang berbentuk metode studi kasus.

Secara umum studi kasus merupakan strategi yang pertanyaan penelitiannya berkenaan dengan how/ why, bila penelitian hanya mempunyai sifat sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini di dalam konteks kehidupan nyata). 98

Studi kasus juga merupakan penelitian tentang subjek penelitian yang berkaitan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.

Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, lembaga ataupun masyarakat.

Peniliti ingin mempelajari secara mendalam latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi objek. 99

Desain penelitian adalah kombinasi antara desain studi kasus deskripif dengan analisa kasus tunggal terjalin. Metode penelitian kualitatif adalah prosedur

97 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif - Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media Group. 2007 hal. 68.

98 Rob K. Yan, Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2005, hal 1.

99 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

2003 hal. 212.

(3)

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

3.3 Definisi Konsep

Jaringan komunikasi dapat dimaknai sebagai struktur hubungan antar individu, bagian-bagian (divisions, units), kelompok (clique) dalam suatu organisasi yang menunjukkan struktur kekuasaan, kekuatan, pengaruh, kewenangan dan otoritas dalam organisasi. Jaringan (network) dalam hubungan ini dimaknai sebagai suatu struktur sosial yang tercipta oleh adanya komunikasi di antara atau kelompok.

Konsep pola jaringan komunikasi dikenal melibatkan lima model/ pola jaringan komunikasi alam organisasi yaitu model rantai, model roda, model lingkaran, model jaringan dan model huruf ’Y’.

Aliran informasi adalah suatu proses yang dinamik, dalam proses inilah pesan-pesan diciptakan, dimunculkan dan ditafsirkan. Konsep arah aliran komunikasi dalam organisasi berhubungan dengan apa yang disampaikan, kepada siapa dan bagaimana penyampaiannya.

Pesan dalam jaringan komunikasi suatu organisasi mengalir secara serentak ataupun berurutan, atau kombinasi keduanya dan mengalir dari atas ke bawah, atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal dan diagonal.

PROTEK adalah program yang didanai oleh instansi donor dan dikelola seperti layaknya suatu organisasi. Periode transisi dari PROTEK Fase I ke Fase II

(4)

terjadi dalam rentang waktu bulan Agustus 2012 – Februari 2013. Periode transisi dari PROTEK terjadi karena komitmen alokasi dana bantuan PROTEK yang dikelola melalui perusahaan konsultan PT. BRIGHT diberikan dalam dua tahapan periode, periode pertama dari bulan Desember 2009 – November 2012, dan periode kedua dari bulan Desember 2012 – November 2015.

3.4 Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada jaringan komunikasi dan aliran informasi yang terjadi dalam kegiatan operasional PROTEK dalam masa transisi dari PROTEK Fase I ke Fase II dalam bulan Agustus 2012 – Februari 2013. Penelitian berfokus pada bagaimana jaringan komunikasi PROTEK pada masa transisi yang melibatkan pola otoritas dari pihak internal dan eksternal dan berlangsung sesuai struktur organisasi yang melibatkan dua tingkatan organisasi PROTEK (di level manajemen dan level pelaksana kegiatan). Penelitian juga berfokus pada bagaimana penyebaran informasinya, serentak, bertuturan atau kombinasi keduanya, dan berfokus pada aliran informasi ke bawah, ke atas, secara horisontal dan diagonal. Penelitian juga melihat bagaimana situasi komunikasi secara umum pada masa transisi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer

Dengan mengumpulkan keterangan dan informasi dari nara sumber proyek PROTEK yang kredibel melalui wawancara mendalam secara langsung (tatap

(5)

muka) ataupaun pengisian daftar pertanyaan oleh nara sumber melalui media e- mail (untuk nara sumber yang berada di luar negeri). Wawancara mendalam dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai bagaimana pola jaringan komunikasi dan aliran informasi PROTEK dalam masa transisi Fase I ke Fase II.

Penulis memilih nara sumber utama yang terdiri dari dua personil kunci, Pjs. Direktur dan eks. Wakil Direktur Fase II PROTEK, satu orang manajer di level manajemen dan satu orang Pemimpin Tenaga Ahli pada level Pelaksana Kegiatan. Nara sumber yang dipilih adalah sebagai berikut:

1. Direktur pada PROTEK Fase I, dan Manajer Operasional/ Pjs. Direktur pada PROTEK II Andrew Ford (nama sebenarnya diganti nama alias untuk tujuan penelitian), sebagai personil kunci pada PROTEK Fase I dan Fase II dalam level Manajemen dan mempunyai pengaruh penting terhadap aspek pengelolaan dan operasional PROTEK serta berperan dalam pengambilan dan penyampaian keputusan penting dalam masa transisi PROTEK. Nara sumber ini dipilih untuk mengetahui jenis informasi apa yang disampaikan dalam komunikasi ke bawah, kepada siapa informasi yang disampaikan, media yang dipergunakan, tipe komunikasi yang dipakai (formal maupun informal) dan umpan balik yang diterima. Nara sumber dipilih untuk mengetahui situasi umum pada masa transisi. Narasumber Andrew Ford termasuk orang yang merasakan dampak dari keputusan yang dibuat terkait dengan penggantian jabatan penting pada level Manajemen. Andrew Ford berkewarganegaraan asing.

(6)

2. Seperti halnya Andrew Ford, Rob Perth (nama sebenarnya diganti nama alias untuk tujuan penelitian) menempati posisi Wakil Direktur dalam level Manajemen pada PROTEK Fase I dan menempati posisi sebagai salah satu tenaga ahli PROTEK pada Fase II mempunyai pengaruh penting terhadap aspek pengelolaan dan operasional PROTEK. Nara sumber ini dipilih untuk mengetahui informasi apa yang disampaikan dalam komunikasi ke bawah, kepada siapa informasi yang disampaikan, media yang dipergunakan, tipe komunikasi yang dipakai (formal maupun informal) dan umpan balik yang diberikan dalam komunikasi ke atas. Nara sumber dipilih juga untuk mengetahui situasi komunikasi secara umum dalam masa transisi termasuk dampak yang dirasakan dari penyampaian informasi serta mengetahui bagaimana komunikasi horisontal dan diagonal (lintas saluran) pada masa transisi tersebut. Narasumber Rob Perth termasuk orang yang merasakan dampak dari keputusan yang dibuat terkait dengan penggantian jabatan penting pada level Manajemen. Robh Perth berkewarganegaraan asing.

3. Sogy (nama sebenarnya diganti nama alias untuk tujuan penelitian), selaku salah satu Pemimpin Tenaga Ahli level Pelaksana Kegiatan. Nara sumber dipilih untuk mengetahui mengetahui bagaimana informasi formal mengenai masa transisi diberikan dan bagaimana informasi yang diterima dari Manajemen dipahami dan diteruskan pada personil yang disupervisi. Nara sumber dipilih untuk mengetahui apa umpan balik yang diberikan dan bagaimana umpan balik yang diberikan kepada atasan dalam komunikasi ke atas. Selain itu nara sumber diharapkan dapat memberikan informasi terkait

(7)

dengan komunikasi horisontal, yang melibatkan komunikasi antar personil pada level posisi yang sama, termasuk situasi interaksi sebelum dan selama periode transisi. Sogy berkewarganegaraan asing.

4. Norma (nama sebenarnya diganti nama alias untuk tujuan penelitian) merupakan salah satu manajer pada level Manajemen. Nara sumber dipilih untuk mengetahui bagaimana informasi formal mengenai masa transisi diberikan serta bagaimana informasi itu dapat dapat dipahami. Nara sumber dipilih untuk mengetahui apa umpan balik yang diberikan dalam komunikasi dengan atasan dan bagaimana tanggapan atasan atas umpan balik tersebut.

Selain itu nara sumber diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan komunikasi horisontal dan diagonal, yang melibatkan komunikasi antar personil pada level posisi yang sama serta bagaimana komunikasi lintas saluran (diagonal) pada masa transisi tersebut. Nara sumber juga memberikan masukan mengenai situasi interaksi sebelum dan selama periode transisi Norma berkewarganegaraan Indonesia.

3.5.2 Data Sekunder

Dalam penelitian ini juga dilakukan studi kepustakaan untuk memperoleh data sekunder yang dapat dijadikan referensi, panduan, acuan dan sumber informasi yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Selain buku-buku yang tersusun dalam daftar pustaka, Dokumen Rancangan PROTEK, Dokumen Desain Program PROTEK menjadi data sekunder dalam penyusunan penelitian ini, disamping itu dokumen-dokumen internal lainnya yang menjadi rujukan bagi

(8)

penulis untuk mempelajari pola jaringan komunikasi dan aliran informasi PROTEK dalam masa transisi.

Selama periode penelitian, penulis juga menggunakan data hasil observasi peneliti di lapangan.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif berfokus pada kata-kata, tulisan dan bukan berdasarkan angka.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam, hasil observasi dan dokumen-dokumen tertulis yang diperoleh analisa datanya menggunakan pendekatan analisa kualitatif Bogdan dan Biklen dengan jalan100: 1. Bekerja dengan data

2. Mengorganisasikan data

3. Memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola 4. Menyintesiskannya

5. Mencari dan menemukan pola

6. Menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari 7. Memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar

100Maleong., op.cit., hal 248

(9)

data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut101.

Jenis trianggulasi yang dipakai adalah triangulasi dengan sumber data.

Peneliti membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan:

1. membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara

2. membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi

3. membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu

4. membandingkan keaadan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang yang berada dan orang pemerintahan

5. membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan

Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan- alasan terjadinya perbedaan. 102

101 Ibid., hal. 330

102 Ibid.

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan Analisis Spasial dan Regresi Berganda pada Penentuan Bahan Organik Tanah di Kabupaten Sampang

Lima faktor yang dapat dipakai sebagai ukuran untuk menetapkan komunikasi berjalan dengan efektif adalah (1) pemahaman terhadap pesan oleh penerima pesan, (2)

Hasil di atas menunjukkan bahwa pada pengelasan TIG untuk paduan Al-13,5Si, faktor masukan panas (heat input) sangat mempengaruhi hasil lasan, dalam hal ini

Secara umum sistem yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah sistem untuk menentukan nilai akhir huruf mahasiswa dengan menggunakan perhitungan Fuzzy clustering

Khidmat Sokongan dan Sistem Penyampaian Bersandarkan kepada tugas yang diamanahkan dan teras pembangunan yang telah ditetapkan, salah satu komoditi yang menjadi

Data yang telah diperoleh dilapangan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode PV² dimana P adalah volume penyeberang jalan (orang/jam) dan V adalah volume

mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Kemampuan dosan dalam mengelola pembelajaran meliputi

Hasil dari pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa dalam jangka pendek, perbankan Syariah belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap