• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Astrinia (2013) yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Supplier Bahan Baku Bagian Purchasing Accounting Department di Hotel Patra Jasa Bali Resort & Villas Tuban, Kuta-Bali”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruhi dalam pemilihan supplier bahan baku bagian Purchasing Accounting Department dan untuk mencari tahu faktor yang lebih dominan.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor dengan jumlah responden 53 orang. Hasil dari penelitian ini adalah terbentuk 5 faktor yang mempengaruhi pemilihan supplier bahan baku bagian Purchasing Accounting Department di Hotel Patra Jasa Bali Resort & Villas Tuban, Kuta-Bali. Faktor pertama yaitu responsiveness sebesar 23,724 persen, kedua yaitu delivery sebesar 15,587 persen, ketiga yaitu service sebesar 15,348 persen, keempat yaitu cost sebesar 14,210 persen, dan yang kelima adalah flexibility sebesar 5,099 persen. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pemilihan supplier bahan baku bagian purchasing accounting department di Hotel Patra Jasa Bali Resort & Villas Tuban, Kuta-Bali

adalah faktor responsiveness yang memiliki eigenvalue sebesar 5,456 dan variance 23,724 persen.

Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2013) berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Loyalitas Karyawan pada PT. Inti Buana Permai Denpasar Bali”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mepengaruhi loyalitas karyawan.

8

(2)

Penelitian ini menggunakan seluruh populasi yaitu sebanyak 49 orang sebagai responden.

Dengan menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA), diperoleh 4 (empat faktor) yang menentukan loyalitas karyawan pada PT. Inti Buana Permai dan mampu menjelaskan semua varian yang ada dalam data, yaitu sebesar 74,453 persen. Keempat faktor tersebut adalah faktor kompensasi dengan eigen value sebesar 4,366, faktor tanggung jawab memiliki eigen value sebesar 3,925, faktor disiplin eigen value sebesar 3,862, dan faktor partisipasi memiliki eigen value sebesar 2,738. Variabel yang mewakili setiap faktor yang menentukan loyalitas karyawan pada PT. Inti Buana Permai adalah variabel tunjangan transportasi dengan loading factor 0,819, variabel kesuksesan dengan loading factor 0,873, variabel absensi dengan loading factor 0,855, dan variabel inisiatif dan kreatif dengan loading factor 0,780.

Persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan analisis faktor. Perbedaannya dari penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang dapat dilihat dari waktu, lokasi penelitian, dan jumlah sampel.

1.2 Deskripsi Konsep

1.2.1 Deskripsi Tentang Kepuasan Kerja 1) Pengertian Kepuasan Kerja

Rivai (2004 : 475) berpendapat bahwa kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

Menurut Sutrisno (2009 : 75) “kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau senang pekerjaan dalam memandang dan menjalankan pekerjaannya. Apabila seseorang senang terhadap pekerjaannya, maka orang tersebut puas terhadap pekerjaannnya”.

(3)

Mangkunegara (2002 : 117) mendefinisikan “kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong dan tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya”.

Sedangkan menurut Handoko (dalam Sutrisno 2009 : 75) “kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan memandang pekerjaan mereka”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang timbul dari diri seseorang atas apa yang ada disekitarnya dan atas apa yang diterimanya dari orang lain mau pun lingkungan sekitarnya.

2) Pengukur Kepuasan Kerja

Menurut Hasibuan (dalam Leo 2013) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang mencintai pekerjaannya. Berikut adalah indikator-indikatornya.

(1) Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh pegawai dengan penuh tanggung jawab (berupa kewajiban dan larangan). Kepuasan kerja akan mempengaruhi tingkat kedisiplinan, artinya jika kepuasan diperoleh dari pekerjaan maka kedisiplinan karyawan baik dan sebaliknya.

(2) Moral Kerja

Moral kerja adalah suatu sikap dan tingkah laku kerjasama yang ditunjukkan oleh seorang karyawan selama individu atau kelompok kerja tersebut bekerja di perusahaan seperti semangat kerja yang menimbulkan rasa ingin giat bekerja dalam diri karyawan.

(4)

(3) Labour Turnover

Labour turnover adalah kondisi perusahaan mengenai keluar masuknya orang untuk

mengisi lowongan atau meninggalkan perusahaan tempat dia bekerja yang disebabkan oleh berbagai alasan.

Menurut Mangkunegara (2002 : 117) indikatorpengukur kepuasan kerja adalah sebagai berikut ini :

(1) Perputaran (turnover)

Apabila kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan tinggi, maka turnover akan rendah. Sedangkan para karyawan yang kurang puas biasanya turnovernya akan tinggi.

(2) Tingkat Ketidakhadiran (absence) Kerja

Karyawan yang kurang puas cenderung tingkat kehadirannya (absence) tinggi. Mereka bersaing tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subyektif.

(3) Umur

Ada kecenderungan karyawan yang tua lebih merasa puas dari pada karyawan yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa karyawan yang tua (di atas 40 tahun) lebih berpengalaman untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan karyawan usia muda (dibawah 40 tahun) biasanya mempunyai harapan ideal tentang dunia kerja, sehingga apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau tidak keseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas.

(4) Tingkat Pekerjaan

Karyawan-karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi cenderung lebih puas dari pada karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih rendah.

(5)

Karyawan-karyawan yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi menunjukan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja.

(5) Ukuran Organisasi Perusahaan

Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan karyawan. Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula dengan koordinasi, komunikasi, dan partisipasi karyawan.

3) Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2002 : 120) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah :

(1) Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja.

(2) Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja.

Job destcriptive index dalam Rivai (2004 : 479) menentukan 5 faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja:

1) Bekerja pada tempat yang tepat 2) Pembayaran yang sesuai.

3) Organisasi dan manajemen.

4) Supervise pada pekerjaan yang tepat.

5) Orang yang berada dalam pekerjaan yang tepat.

(6)

Sedangkan menurut Sutrisno (2009 : 80) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu :

1) Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan, yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan.

2) Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antar karyawan maupun karyawan dengan atasan.

3) Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, perlengkapan kerja, waktu, keadaan ruangan, dan sebagainya.

4) Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, tunjangan, fasilitas, promosi, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Kreitner (dalam Arthika 2011 : 9) menyatakan bahwa ada lima hal yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu :

1) Pembayaran

Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang dipersepsikan sebagai adil, tidak meragukan dan segaris dengan pengharapannya. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar pengupahan komunitas kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan.

2) Pekerjaan itu sendiri

Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi kesempatan untuk mengunakan kemampuan dan ketrampilannya, kebebasan, dan umpan balik mengenai

(7)

betapa baik mereka bekerja. Karakteristik ini membuat kerja lebih menantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi yang terlalu banyak menantang juga dapat menciptakan frustasi dan perasaan gagal.

3) Rekan kerja

Bagi kebanyakan karyawan, rekan kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial.

Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat.

4) Promosi pekerjaan

Promosi terjadi pada saat seorang karyawan berpindah dari suatu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih tinggi, dengan tanggung jawab dan jenjang organisasionalnya. Pada saat dipromosikan karyawan umumnya menghadapi peningkatan tuntutan dan keahlian, kemampuan dan tanggung jawab. Sebagian besar karyawan merasa positif karena dipromosikan. Promosi memungkinkan organisasi untuk mendayagunakan kemampuan dan keahlian karyawan setinggi mungkin.

5) Supervisi

Supervisi mempunyai peran yang penting dalam manajemen. Supervisi berhubungan dengan karyawan secara langsung dan mempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Umumnya karyawan lebih suka mempunyai supervisi yang adil, terbuka dan mau bekerjasama dengan bawahan.

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dapat dibagi menjadi dua yaitu, pertama faktor internal dan eksternal.

1.2.2 Tinjauan Tentang Karyawan

(8)

Berdasarkan Undang-Undang Rebuplik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 3 tentang ketenagakerjaan, pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Menurut Hasibuan (dalam Dharma, 2012) karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa karyawan merupakan orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dan sebagainya) dengan mendapatkan gaji (upah).

Pada dasarnya, buruh, pekerja, tenaga kerja maupun karyawan adalah sama, namun dalam kultur Indonesia, buruh berkonotasi sebagai pekerja rendahan, hina, kasaran dan sebagainya. Sedangkan pekerja, tenaga kerja dan karyawan adalah sebutan untuk buruh yang lebih tinggi, dan diberikan cenderung kepada buruh yang tidak memakai otot tapi otak dalam melakukan kerja, akan tetapi pada intinya sebenarnya keempat kata ini sama mempunyai arti satu yaitu pekerja. Hal ini terutama merujuk pada Undang-Undang Ketenagakerjaan, yang berlaku umum untuk seluruh pekerja maupun pengusaha di Indonesia.

Buruh dibagi atas dua klasifikasi besar, yaitu :

1 Buruh profesional - biasa disebut buruh kerah putih, menggunakan tenaga otak dalam bekerja

2 Buruh kasar - biasa disebut buruh kerah biru, menggunakan tenaga otot dalam bekerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karyawan dapat dibedakan menjadi lima, antara lain sebagai berikut :

1 Karyawan lepas adalah pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak kerja (di waktu tertentu), karyawan tidak tetap, pegawai harian.

(9)

2 Karyawan manajerial adalah orang yang berhak memerintah bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dan dikerjakan sesuai dengan perintah.

3 Karyawan operasional adalah orang yang secara langsung harus mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.

4 Karyawan tetap adalah pegawai yang bekerja di suatu badan (perusahaan dsb) secara tetap berdasarkan surat keputusan.

5 Karyawan tidak tetap adalah karyawan lepas.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan karyawan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang bekerja secara tetap yang atas pekerjaannya akan memperoleh gaji.

1.2.3 Tinjauan Tentang Hotel

Menurut Parwani (dalam Murdita, 2009 : 27) menyatakan bahwa hotel adalah bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut makanan dan minuman.

Pendit (dalam Murdita, 2009 : 27) menyatakan bahwa hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi) serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya dalam bentuk umum yang telah memenuhi syarat kenyamanan dan bertujuan komersial.

Berdasarkan beberapa definisi di atas yang dimaksud hotel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menyediakan pelayanan jasa akomodasi serta menyediakan fasilitas lainnya dan dikelola secara komersial.

Klasifikasi hotel atau penggolongan hotel adalah suatu sistem pengelompokan hotel-hotel ke dalam berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran penilaian tertentu.

(10)

Berdasarkan penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel yaitu :

1 Hotel bintang 1 (*) 2 Hotel bintang 2 (**) 3 Hotel bintang 3 (***) 4 Hotel bintang 4 (****) 5 Hotel bintang 5 (*****)

Berdasarkan kriteria dalam hal kondisi atau fasilitas yang tersedia didalam suatu hotel maka klasifikasi tersebut dapat kita katakan sebagai berikut :

1 Klasifikasi menurut standar hotel : 1) Hotel internasional

2) Hotel semi internasional 3) Hotel nasional

2 Klasifikasi hotel sesuai dengan jumlah kamar :

1) Small hotel, dengan jumlah kamar kurang dari 50 kamar

2) Medium hotel, dengan jumlah kamar antara 50 sampai 100 kamar 3) Large hotel, dengan jumlah kamar 100 keatas

3 Klasifikasi hotel sesuai dengan jenis tamu : 1) Bussines hotel

Tamu yang menginap kebanyakan businessman, maka diperlukan tata cara praktis dan cepat dalam pelayanan serta fasilitas bisnis sebagai penunjang

2) Touris Hotel

Tamu yang menginap kebanyakan wisatawan, maka diperlukan penataan hotel yang

(11)

artistic serta tersedia sarana informasi wisata serta barang-barang kerajinan tangan dan lain- lain.

4 Klasifikasi hotel sesuai dengan lama tanggal 1) Hotel Resident

Hotel yang sebagaian besar tamunya menetap dalam jangka waktu yang lama yang sewa kamarnya dapat secara bulanan maupun tarif per hari.

2) Hotel Transit

Hotel ini terletak di kota yang menjadi pusat kegiatan perdangan, pemerintahan dan tamu-tamu yang menginap kebanyakan pedagang.

3) Hotel Daerah (Resort)

Hotel yang menyediakan akomodasi selama masa waktu tertentu cocok untuk beristirahat selama musim liburan oleh keluarga atau kelompok lokasi didaerah yang berhawa segar atau sejuk dan berpengalaman indah seperti daerah pegunungan dekat pantai atau danau.

4) Motel (Motor Hotel)

Motel yang dirancang khusus orang-orang atau tamu-tamu yang sedang melakukan perjalanan dengan mengendarai mobil. Hotel ini berlokasi dipinggir jalan raya, berupa apartemen untuk tempat persinggahan bagi pemakai jalan raya, baik karena kemalaman maupun karana capek

5 Klasifikasi hotel sesuai dengan bintang

Pelayanan hotel ditentukan dalam 5 golongan kelas berdasarkan kelengkapan dan kondisi bangunan, peralatan, pengelolaan serta mutu pelayanan sesuai dengan persyaratan penggolongan hotel.

(12)

Dilihat dari jumlah kamarnya yang mencapai 116 kamar, The Akmani Legian dapat diklasifikasikan sebagai large hotel dan dilihat dari fasilitas, peralatan dan mutu pelayanan yang diberikan, The Akmani Legian dikategorikan sebagai hotel bintang empat.

1.2.4 Peta Konsep

Untuk lebih memperjelas tentang konsep penelitian ini dapat dilihat pada peta konsep berikut pada Tabel 2.1. :

Tabel 2.1.

Peta Konsep Kepuasan Kerja

No Nama Konsep

1 Mangkunegara (2002 : 120)

1) Faktor pegawai 2) Faktor Pekerjaan

2

Job destcriptive index dalam Rivai

(2004 : 479)

1) Bekerja pada tempat yang tepat 2) Pembayaran yang sesuai.

3) Organisasi dan manajemen.

4) Supervise pada pekerjaan yang tepat.

5) Orang yang berada dalam pekerjaan yang tepat.

3 Sutrisno (2009 : 80)

1) Faktor Psikologis 2) Faktor Sosial 3) Faktor Fisik 4) Faktor Finansial

4 Kreitner dalam Arthika (2011 : 9)

1) Faktor Pembayaran

2) Faktor pekerjaan itu sendiri 3) Faktor rekan kerja

4) Faktor promosi pekerjaan 5) Faktor supervise

Sumber : Hasil Modifikasi (2015)

Berdasarkan tabel 2.1. di atas dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan menurut beberapa para ahli. Faktor-faktor inilah yang akan digunakan dalam

(13)

proses penelitian ini. Peta konsep ini nantinya akan mempermudah di dalam proses menentukan faktor mana saja yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan The Akmani Legian Kuta, Bali.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Menjadi pertanyaan bagi peneliti tentang bagaimana strategi PT Pos Indonesia (Persero) dalam melakukan brand rejuvenation sebagai salah satu bentuk strategi

Pengukuran diameter pulpa putih merupakan pengamatan secara kuantitatif yang dapat digunakan untuk mengetahui efek dari ketoksikan suatu bahan diamati dari

Dampak yang dialami oleh korban bullying adalah mengalami berbagai macam gangguan yang meliputi kesehjateraan psikologis yang rendah (low psychological well-being) di mana

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer meliputi data harga rata-rata, jam buka, kapasitas tempat duduk, jumlah tempat duduk terisi masa ramai dan tidak

NH4 + yang terbentuk dikeluarkan dari bakterioid ke sitosol sel-sel yang mengandung bakterioid ( ke luar membran bakterioid) dan diubah menjadi asam glutamat, senyawa amida

Tradisi slametan yang menjadi dasar utama dari Tradisi Kejawen masyarakat Jawa Kampung Banjar Agung banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu (wawancara

Pembuatan padang rumput campuran dapat dilakukan dengan menyebar biji rumput yang dicampur dengan biji leguminosa (Mc Ilroy, 1976) atau seperti yang dinyatakan

perundingan bipartit mencapai kata sepakat mengenai penyelesaiannya maka para pihak membuat perjanjian bersama yang kemudian didaftarkan pada Pengadilan Hubungan