83 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi lokasi penelitian, yaitu FBS UKSW, Salatiga, karakteristik responden, hasil uji validitas dan reliabilitas alat ukur, hasil pengukuran variabel, uji statistik (korelasi berganda, ANOVA, dan uji daya beda (t-test)), dan pembahasan hasil penelitian.
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) UKSW merupakan salah satu fakultas di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang bergerak dalam bidang kebahasaan, baik pendidikan maupun sastra murni. Saat ini terdapat 2 program studi di FBS, yaitu program Pendidikan Bahasa Inggris dan Sastra Inggris. Awalnya, FBS hanya memiliki 1 program studi yaitu Pendidikan Bahasa Inggris, namun pada pertengahan tahun 2011, FBS meresmikan Sastra Inggris sebagai program studi baru di FBS.
4.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden penelitian ini adalah mahasiswa FBS UKSW yang mengambil matakuliah Public Speaking dari angkatan 2013. Responden penelitian berjumlah 104 mahasiswa
Public Speaking, terdiri dari 65 mahasiswa perempuan dan 39 mahasiswa laki-laki.
84
Tabel 4.1
Data Interval IPK Responden
Interval IPK Laki-laki Perempuan Frekuensi 3,46 – 3,95 8 (7,7 %) 7 (6,7 %) 15 (14,4 %) 2,96 – 3,45 5 (4,8 %) 14 (13,46 %) 19 (18,26%) 2,46 – 2,95 8(7,7 %) 15 (14,4 %) 23 (22,1 %) 1,96 – 2,45 18 (17,3 %) 29 (27,9 %) 47 (45,2 %)
1,46 – 1,95 - - -
Total 39 (37,5 %) 65 (62,5 %) 104 (100 %)
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa dari 104 responden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan (62,5%) dengan rentang IPK 1,96 – 2,45.
4.3 Prosedur Penelitian 4.3.1 Pengambilan Data Awal
85 4.3.2 Persiapan Penelitian
Setelah mendapat ijin dari pihak-pihak yang bersangkutan, penulis mengurus persyaratan administrasi berupa ijin penelitian dari program Pasca Sarjana Magister Sains Psikologi dan menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian dan melakukan piloting kepada 46 mahasiswa.
4.3.3 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan penulis pada bulan Maret 2015, tepat 30 menit sebelum kelas berakhir. Skala Psikologi Communication Apprehension, Self Efficacy, dan Motivasi Berprestasi dibagikan kepada 112 mahasiswa, namun yang memenuhi syarat untuk diolah dalam penelitian hanya 104 buah saja.
4.4 Seleksi Aitem dan Reliabilitas 4.4.1 Seleksi Aitem
Seleksi Aitem dilakukan dengan bantuan SPSS for windows versi 16.0 Pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan teknik corrected item-total correlation
untuk setiap aitem. Dasar pengambilan keputusan aitem valid harus lebih sama dengan nilai Chronbach alpha 0.30 (Azwar, 2012).
4.4.2 Uji Reliabilitas
4.4.2.1 Skala Communication Apprehension (CA)
86
proses uji coba maka didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,933 dengan jumlah responden 46 dan jumlah aitem 28.
Setelah aitem yang gugur dihilangkan, dalam penelitian didapatkan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,933 dengan jumlah responden 104 orang dan jumlah aitem sebanyak 22 aitem. Hasil seleksi item melalui corrected item-total correlation
diketahui bahwa dari 22 item yang tersisa, semuanya memiliki koefisien daya diskriminasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai bergerak dari 0,363 s/d 0,872.
4.4.2.2 Skala FLL Self Efficacy
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Berdasarkan hasil perhitungan seleksi aitem pada proses uji coba maka didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,911 dengan jumlah responden 46 dan jumlah aitem 30.
Setelah aitem yang gugur dihilangkan, dalam penelitian didapatkan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,911 dengan jumlah responden 104 orang dan jumlah aitem sebanyak 25 aitem. Hasil seleksi item melalui corrected item-total correlation
diketahui bahwa dari 25 aitem yang tersisa, semuanya memiliki koefisien daya diskriminasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai bergerak dari 0,304 s/d 0,839.
4.4.2.3 Skala Motivasi Berprestasi
87 proses uji coba maka didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,910 dengan jumlah responden 46 dan jumlah aitem 36.
Setelah aitem yang gugur dihilangkan, dalam penelitian didapatkan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,918 dengan jumlah responden 104 orang dan jumlah aitem sebanyak 30 aitem. Hasil seleksi item melalui corrected item-total correlation
diketahui bahwa dari 30 aitem yang tersisa, semuanya memiliki koefisien daya diskriminasi ≥ 0,30 dengan rentang nilai bergerak dari 0.31 s/d 0.756.
4.5 Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data tentang variabel Communication Apprehension, FLL Self Efficacy, dan Motivasi Berprestasi. Agar mudah dipahami dan dimengerti, maka data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk tabulasi yaitu penyajian data yang sudah diklasifikasikan atau dikategorikan ke dalam bentuk tabel sehingga dapat memberikan gambaran deskriptif tentang
Communication Apprehension, FLL Self Efficacy, dan Motivasi Berprestasi.
4.5.1 Variabel Communication Apprehension (CA)
88
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengukur variabel
CA adalah 22 aitem valid dengan skor empiris diperoleh bergerak dari yang terkecil 45 sampai dengan yang terbesar 94.
Gambaran tinggi rendahnya Communication Apprehension
mahasiswaFBS UKSW dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2
Deskripsi Pengukuran Variabel Communication Apprehension (CA)
Kategori Interval Partisipan
Frekuensi %
Sangat Tinggi 85 ≤ x ≤ 94 35 33,65
Tinggi 75 ≤ x ≤ 84 24 23,08
Sedang 65 ≤ x ≤ 74 14 13,46
Rendah 55 ≤ x ≤ 64 24 23,08
Sangat Rendah 45 ≤ x ≤ 54 7 6,73
Mean =74,88 Min = 45 Max = 94
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa 33,65% responden menilai bahwa CA di FBS UKSW berada pada kategori sangat tinggi, dengan nilai rata-rata skor CA sebesar 74,88. Dengan demikian dapat disimpulkan mahasiswa FBS UKSW memiliki CA yang tinggi dalam kelas Public Speaking.
4.5.2 Variabel FLLSelf Efficacy
89 Jumlah aitem yang digunakan untuk mengukur variabel
FLL Self Efficacy adalah 25 aitem valid dengan skor empiris diperoleh bergerak dari yang terkecil 56 sampai dengan yang terbesar 105.
Gambaran tinggi rendahnya FLL Self Efficacy mahasiswa FBS UKSW dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Deskripsi Pengukuran Variabel Self Efficacy
Kategori Interval Partisipan
Frekuensi %
Sangat Tinggi 96 ≤ x ≤ 105 46 44,23
Tinggi 86 ≤ x ≤ 95 25 24,04
Sedang 76 ≤ x ≤ 85 10 9,62
Rendah 66 ≤ x ≤ 75 11 10,58
Sangat Rendah 56 ≤ x ≤ 65 12 11,54 Mean = 88,38 Min = 55 Max= 105 100.00
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa 44,23% responden menilai bahwa FLL SE di FBS UKSW berada pada kategori tinggi, dengan nilai rata-rata skor FLLSE sebesar 88,38. Dengan demikian dapat disimpulkan mahasiswa FBS UKSW memiliki FLLSE tinggi di kelas Public Speaking.
4.5.3 Variabel Motivasi Berprestasi
90
tinggi rendahnya variabel Motivasi Berprestasi, digunakan 5 kategori yakni: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
Jumlah aitem yang digunakan untuk mengukur variabel Motivasi Berprestasi adalah 30 aitem valid dengan skor empiris diperoleh bergerak dari yang terkecil 70 sampai dengan yang terbesar 134.
Gambaran tinggi rendahnya Motivasi BerprestasimahasiswaFBS UKSW dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Deskripsi Pengukuran Variabel Motivasi Berprestasi
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa 41,35% responden menilai bahwa Motivasi Berprestasi mahasiswa FBS UKSW yang mengambil matakuliah Public Speaking berada pada kategori tinggi, dengan nilai rata-rata skor MB sebesar 111,62 Dengan demikian dapat disimpulkan mahasiswa di kelas Public Speaking UKSW memiliki MB yang positif dalam tingkat rata-rata tinggi dalam mengikuti mata kuliah Public Speaking.
Kategori Interval Partisipan
Frekuensi %
Sangat Tinggi 122 ≤ x ≤ 134 34 32,69
Tinggi 109 ≤ x ≤ 121 43 41,35
Sedang 96 ≤ x ≤ 108 19 18,27
Rendah 83 ≤ x ≤ 95 5 4,81
Sangat Rendah 70 ≤ x ≤ 82 3 2,88
91 4.6Hasil uji Statistik
Hasil uji statistik penelitian dapat diketahui dengan pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS windows versi 16.0
4.6.1 Uji Normalitas Korelasi Multivariat
Untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi skor dalam setiap variabel, maka dilakukanlah uji normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan memakai bantuan SPSS versi 16. Suatu populasi dapat dikatakan normal apabila nilai-p pada uji Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05. Uji normalitas data penelitian dapat dilihat dalam Tabel 4.5
Tabel 4.5
Uji Kolmogorov-Smirnov Contoh Tunggal
Residual untuk CA
N 104
Parameter Normala,b Rerata ,0000000
Simpangan
Baku
9,62120977
Perbedaan Paling Ekstrims Absolut 0,112
Positif 0,056
Negatif -0,112
Kolmogorov-Smirnov Z 1,145
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,145
92
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa, berdasarkan uji one sample Kolmogorov Smirnov (K-S), diketahui nilai Kolmogorov Smirnov adalah 1,145 dan signifikan pada 0,145. Oleh karena nilai signifikansi variabel
Communication Apprehension 0,145 (p>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi normal. Dengan demikian, data penelitian ini memenuhi asumsi normalitas, korelasi, dan anova dua arah yang layak digunakan untuk memprediksi Communication Apprehension berdasarkan FLL Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi.
4.6.2 Uji Kesetaraan Ragam Galad Acak untuk Analisis Sidik Ragam
Uji levene dalam kesetaraan ragam galad acak digunakan untuk menguji asumsi analisis sidik ragam dimana setiap variabel dependen harus memiliki varian yang sama didalam setiap variabel independen (Ghozali, 2006). Jika terdapat lebih dari satu variabel independen, maka harus ada homogeneity of variance di dalam cell yang dibentuk oleh variabel independen kategorikal. Kriteria pengujian ini yaitu nilai Levene’s test of homogeneity of variance di atas 5% (probabilitas > 0,05). Hasil uji Levene untuk kesetaraan ragam galad acak dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.6
Tabel 4.6
Uji Levene Untuk Kesetaraan Ragam Galad Acak
Communication Apprehension
Statistik Levene db1 db2 Sig.
93 Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai uji Levene dalam penelitian ini adalah 0,061 (p>0,05), maka data tersebut dapat dikatakan memiliki ragam yang sama atau homogen. Dengan demikian, asumsi homogeneity of variance terpenuhi untuk melanjutkan ke uji Two Way ANOVA.
4.7Uji Hipotesis
Hipotesis Pertama: Ada hubungan antara FLL Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi dengan CA pada mahasiswa di FBS UKSW.
Untuk menguji hipotesis ini, penulis menggunakan analisis korelasi berganda (multiple correlation). Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukan arah kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2010)
4.7.1 Analisis Korelasi Multivariat
94
4.7.2 Uji Signifikan Simultan (uji F)
Hasil uji signifikan (uji F) untuk variabel bebas X1 (Self Efficacy) dan X2 (Motivasi Berprestasi) mahasiswa FBS UKSW
Salatiga dapat dilihat dalam Tabel 4.7 Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Berganda Signifikan Nilai F
Daftar Sidik Ragamb
Model Db JK KT F Sig.
1
Regresi 5795,029 2 2897,515 30,694 ,000b Sisa 9534,471 101 94,401
Total 15329,500 103 a. Peubah Gayut: Communication Apprehension
b. Prediktor: (Konstanta), Motivasi Berprestasi, FLL Self Efficacy, Jenis Kelamin
Keterangan: Jnsklm n= Jenis Kelam in; JK= Jum lah Kuadrat ; db=derajat bebas; KT=Kuadrat Tengah.
Dari Tabel 4.7 diketahui bahwa FLL Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Communication Apprehension mahasiswa FBS UKSW. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai F hitung 30,694 dengan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05).
95 4.7.3 Uji Signifikan Parameter Individual/Parsial (Uji t)
Uji t dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi terhadap Communication Apprehension mahasiswa FBS UKSW secara parsial. Hasil uji signifikansi parsial (uji t) dapat dilihat dalam Tabel 4.8
Tabel 4.8
Hasil Uji Berganda Signifikansi Nilai t
Koefisiena
Model Koefisien Tak
Terbakukan
Koefisien Terbakukan
t Sig.
B Kesalahan Baku
Beta
1
(Konstanta) 16,181 7,655 2,114 ,037
FLL Self Efficacy ,388 ,069 ,456 5,610 ,000 Motivasi Berprestasi ,235 ,062 ,310 3,809 ,000 a. Peubah Gayut: Communication Apprehension
Berdasarkan Tabel 4.8 tersebut dapat dilihat bahwa FLL Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi berpengaruh secara parsial terhadap Communication Apprehension mahasiswa FBS UKSW. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai t hitung FLL Self Efficacy
sebesar 5,610 dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) serta nilai t hitung Motivasi Berprestasi sebesar 3,809 dengan signifikansi 0,000 (p<0,05).
Berdasarkan tabel di atas, variabel FLL Self Efficacay
96
Motivasi Berprestasi memiliki pengaruh terhadap
Communication Apprehension.
4.7.4 Koefisien Determinasi (R Kuadrat)
Analisis koefisien determinasi (R kuadrat) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari variabel FLL Self Efficacy dan juga Motivasi Berprestasi secara simultan terhadap Communication Apprehension mahasiswa FBS UKSW Salatiga. Nilai koefisien determinasi (R kuadrat) dapat dilihat dalam Tabel 4.9
Tabel 4.9
Hasil koefisien Determinasi Ringkasan Model
Model Summary
Model R R Kuadrat R Kuadrat
Terkorelasi
Kesalahan
Taksiran
1 ,615a ,378 ,366 9,71600
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat tampak nilai koefisien korelasi (R) adalah 0,615 dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) yang menujukkan adanya korelasi positif antara FLL Self Efficacy
(X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) dengan Communication Apprehension (Y). Selain itu, diperoleh angka R square (R2) adalah 0,378. Hal ini berarti 37,8% variasi dari Communication Apprehension bisa dijelaskan oleh variasi dari FLL Self Efficacy
(X1) dan Motivasi Berprestasi (X2), sedangkan sisanya 62,2%
97 4.7.5 Uji Pengaruh Antar Subjek
Hipotesis kedua: Ada pengaruh interaksi FLL Self Efficacy dan jenis kelamin terhadap Communication Apprehension mahasiswa di FBS UKSW.
Hasil ada atau tidaknya pengaruh interaksi FLL SE dapat dilihat dalam tabel 4.10
Tabel 4.10
Analisis Sidik Ragam Interaksi FLL Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi terhadap Communication Apprehension
Peubah Gayut: Communication Apprehension
Sumber Ragam Db JK KT F Sig.
Model Koreksi 8895,100a 34 261,621 2,806 ,000
Intercept 195001,634 1 195001,634 2091,122 ,000
SE 2276,262 4 569,065 6,102 ,000
MB 975,046 4 243,761 2,614 ,043
Jnsklmn 11,798 1 11,798 ,127 ,723
SE * MB 928,896 16 61,926 ,664 ,810
SE * jnsklmn 277,157 4 69,289 ,743 ,566
MB * jnsklmn 455,514 4 113,878 1,221 ,310
SE * MB * jnsklmn 743,924 2 371,962 3,989 ,023
Kesalahan 6434,400 69 93,252
Total 596436,000 104
Total Koreksi 15329,500 103
a. R Kuadrat = ,580 (Penyesuaian Kuadrat= ,373)
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa tidak ada interaksi antara FLL Self Efficacy dan jenis kelamin terhadap
98
Hipotesis ketiga: Ada interaksi Motivasi Berprestasi dan jenis kelamin terhadap Communication Apprehension.
Hasil ada tidaknya interaksi bisa dilihat pada Tabel 4.10.
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa tidak ada interaksi antara Motivasi Berprestasi dan jenis kelamin terhadap
Communication Apprehension (0,310 p > 0,05)
4.7.6 Sumbangan Efektif
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan efektif dari masing-masing variabel bebas. Untuk mengetahui sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
SE X = nilai β x koefisien korelasi X Yx 100% SE X = nilai β x koefisien korelasi X Yx 100%
99 Tabel 4.11
Sumbangan Peubah FLL Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi terhadap Communication Apprehension
Peubah Koefisien
terbakukan
Koefisien Korelasi X dan Y
Sumbangan Efektif
FLL Self Efficacy 0,456 0,537 24,48%
Motivasi Berprestasi 0,310 0,429 13,30%
Total 37,78%
Tabel tersebut menunjukkan bahwa FLL Self Efficacy
memberikan pengaruh signifikan sebesar 24,48% ( = 0,456 dengan koefisien korelasi 0,537) sedangkan Motivasi Berprestasi memberikan pengaruh signifikan sebesar 13,30% ( = 0,310 dengan koefisien korelasi 0,429). Hasil ini menunjukkan bahwa sumbangan variabel FLL Self Efficacy lebih besar terhadap
Communication Apprehension dibandingkan pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Communication Apprehension. Total sumbangan efektif dari kedua peubah bebas yaitu FLL Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi adalah 37,78%. Dengan demikian total sumbangan efektif dari peubah bebas lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini adalah sebesar 62,22%.
4.7.7 Uji Beda t-tes
Hipotesis 4: Ada perbedaan signifikan Communication Apprehension ditinjau dari jenis kelamin.
100
mendiskripsikan atau menggambarkan keseluruhan data
Communication Apprehension yang telah terkumpul sebagaimana adanya.
Tabel 4.12
Statistik Deskriptif Data Communication Apprehension Pada Jenis Kelamin
Group Statistics
Jnsklmn N Rataan SimpanganBaku
Kesalahan Baku Taksiran Communication
Apprehension
1=laki-laki 39 75.74 11.175 1.789 2= perempuan 65 74.15 12.822 1.590
Tabel 4.13
Hasil Signifikansi Uji Perbedaan Communication Apprehension
Uji Levene Untuk Kesetaraan Varian
Uji t untuk kesetaraan rataan
F Sig. t db Sig.
(2-tailed)
Communication Apprehension
Diasumsikan varian
sama 2.327 .130 .642 102 .523
Diasumsikan varian
berbeda .664 88.834 .508
Hasil uji contoh independen menunjukkan t = 0,642< 1,983 atau (p> 0,05) dengan signifikansi sebesar 0,523 > 0,05. Artinya tidak ada perbedaan Communication Apprehension
ditinjau dari jenis kelamin, H1 ditolak. Hal ini dapat dilihat
101 Tabel 4.14
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Pernyataan Keputusan
H1 Ada pengaruh signifikan antara FLL Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi terhadap Communication Apprehension
Ha diterima
H2 Tidak ada interaksi antara FLL Self Efficacy dengan jenis kelamin terhadap
Communication Apprehension
Ha ditolak
H3 Tidak ada interaksi antara Motivasi
Berprestasi dan jenis kelamin terhadap
Communication Apprehension
Ha ditolak
H4 Tidak Ada perbedaan signifikan Communication Apprehension ditinjau dari Jenis Kelamin
102
4.8Pembahasan
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji korelasi berganda, uji anova dua arah dan independen sampel t-test, maka pembahasan diurutkan sesuai hipotesis penelitian sebagai berikut:
a. Hipotesis Pertama: Ada Hubungan FLL Self Efficacy
dan Motivasi Berprestasi dengan Communication Apprehension
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh koefisien korelasi berganda sebesar R= 0,615 dengan nilai signifikan 0,000 (p<0,05). Artinya, ada hubungan positif dan signifikan antara
FLL Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi dengan
Communication Apprehension. Demikian juga ditemukan hasil koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,378 yang menggambarkan bahwa sumbangan pengaruh FLL Self Efficacy
dan Motivasi Berprestasi terhadap Communication Apprehension
sebesar 37,8 % sedangkan sisanya 62,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan secara simultan antara FLL Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi dengan Communication Apprehension. Hasil temuan ini mengindikasikan bahwa;
103 yang dimiliki tinggi, disertai dengan keinginan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, Sehingga CA tetap tinggi. Hasil temuan ini secara empirik mendapat dukungan dari penelitian sebelumnya diantaranya adalah; Indi (2009) dan Azar (2013) yang memperlihatkan bahwa Self Efficacy dan Motivasi Berprestasi memiliki hubungan secara simultan dengan
Communication Apprehension. Dengan demikian,
Communication Apprehension akan tetap eksis pada posisinya apabila pihak-pihak yang bersangkutan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti faktor eksternal yang diuraikan oleh Miller (2002).
Kedua, ada kemungkinan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa mempunyai keyakinan, namun sebenarnya
104
b. Hipotesis Kedua: Ada interaksi antara FLL Self efficacy
dan Jenis Kelamin dengan Communication Apprehension
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai F = 0,743 dan nilai signifikansi sebesar 0,566 (p> 0,05). Hal ini berarti, tidak ada pengaruh interaksi antara FLL Self Efficacy dan Jenis Kelamin terhadap Communicaction Apprehension mahasiswa di kelas Public Speaking. Temuan ini mengindikasikan bahwa;
Pertama, pada dasarnya, mahasiswa di kelas Public Speaking, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki pandangan yang sama, dan menganggap bahwa FLL Self Efficacy mereka hampir sebagian besar sama. Hasil temuan ini didukung oleh hasil penelitian dari Cubukcu (2008) yang menyatakan bahwa baik mahasiswa lai-laki maupun perempuan memiliki tingkat Self Efficacy yang sama. Namun sayangnya, mahasiswa di kelas
Public Speaking tetap memiliki CA yang tinggi. Oleh sebab itu, penting bagi mahasiswa untuk melakukan hal lain yang positif, yang bisa digunakan dalam menurunkan tingkat CA.
c. Hipotesis Ketiga: Tidak ada interaksi antara Motivasi Berprestasi dan Jenis Kelamin dengan Communication Apprehension
105 Pertama, pada umumnya, mahasiswa laki-laki dan perempuan memiliki Motivasi Berprestasi yang sama, sehingga ada usaha yang selalu dilakukan untuk mendapatkan prestasi yang bagus. Hasil temuan ini didukung oleh hasil penelitian dari Abdullahi (2000), Bakar (2010), dan Ray (1993) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh interaksi Motivasi Berprestasi dan Jenis Kelamin terhadap Communication Apprehension.
d. Hipotesis Keempat: Tidak ada perbedaan
Communication Apprehension ditinjau dari Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa nilai t-hitung adalah 0,642, dan nilai t-tabel adalah 1,983. karena nilai t-hitung ≤ t-tabel (0,642 ≤ 1,983), maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan Communication Apprehension antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, diketahui bahwa nilai Fhitung
sebesar 0,127 dengan nilai signifikansi 0,723 (p> 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan Communication Apprehension mahasiswa di kelas Public Speaking UKSW ditinjau dari jenis kelamin. Hal ini mengindikasikan bahwa;
106