• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN LINGUISTIK SISWA KELAS IV SDN KOTAGEDE 5 TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN LINGUISTIK SISWA KELAS IV SDN KOTAGEDE 5 TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN LINGUISTIK SISWA KELAS IV SDN KOTAGEDE 5

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Karina Rahmawati NIM 11108241012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Semua kecerdasan dapat diksplorasi, ditumbuhkan dan dikembangkan secara

optimal”

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya, karya ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan doa dan semangat kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

(7)

vii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECERDASAN LINGUISTIK SISWA KELAS IV SDN KOTAGEDE 5

TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh:

Karina Rahmawati NIM 11108241012

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik siswa kelas IV SD N Kotagede 5 Tahun Ajaran 2015/2016. Batasan masalah penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik yang rendah pada siswa kelas IV.

Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian siswa kelas IV dan guru di SD Negeri Kotagede 5. Objek penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik siswa. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan deskriptif kualitatif yang terdiri atas reduksi data, display, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik, dan sumber.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik siswa terdiri atas faktor dari dalam diri dan luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain kondisi fisik, kondisi emosi, dan gaya belajar. Sementara faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu program sekolah yang menunjang.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Linguistik Tahun Ajaran 2014/2015” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi telah memberi banyak pelajaran dan pengalaman berharga bagi peneliti.

Terselesaikannya skripsi tidak lepas dari bantuan banyak pihak, maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogykarta beserta jajaran Wakil Rektor I, II, III, dan IV yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk belajar di UNY.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNY beserta jajaran Wakil Dekan I, II, dan III yang telah memberikan bimbingan kepada peneliti.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY yang telah memberikan ilmu dan pelajaran berharga sebagai seorang guru SD.

4. Ibu Dr. Enny Zubaidah, M. Pd. dan Bapak HB Sumardi, M. Pd. yang telah memberikan bimbingan, semangat dan doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepala sekolah SD N Kotagede 5 yang telah memberikan ijin penelitian sehingga peneliti dapat mengambil data di sekolah tersebut.

(9)

ix

7. Ibu Haryani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen jurusan PSD/PGSD FIP UNY yang telah bersedia menjadi validator instrumen penelitian dan memberikan bimbingan sehingga peneliti dapat menyelesaian tugas akhir skripsi ini dengan baik.

8. Bapak Drs. Sigit Dwi Kusrahmadi, M. Si. selaku dosen pendamping akademik yang selalu memberikan motivasi untuk lebih berprestasi.

9. Sahabat-sahabat angkatan 2011, khususnya untuk kelas D PGSD Kampus III yang saling memberikan semangat dan doa.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap agar karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi orang-orang yang membacanya.

(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Kecerdasan Linguistik ... 10

1. Pengertian Kecerdasan ... 10

2. Teori Kecerdasan Majemuk ... 10

3. Pengertian Kecerdasan Linguistik ... 12

(11)

xi

C. Cara Meningkatkan Kecerdasan Linguistik ... 14

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Linguistik ... 17

E. Keterampilan Bahasa ... 25

F. Siswa Sekolah Dasar ... 28

1. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas IV ... 28

2. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Sekolah Dasar... 30

3. Faktor-Faktor yang Mmpengaruhi Perkembangan Bahasa Anak SD ... 32

G. Kerangka Pikir ... 34

H. Pertanyaan Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 36

B. Setting Penelitian ... 36

1. Tempat Penelitian ... 36

2. Waktu Penelitian ... 36

C. Subjek Penelitian ... 37

D. Sumber Data ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

1. Observasi ... 38

2. Wawancara ... 39

3. Studi Dokumentasi ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 40

1. Instrumen Observasi ... 42

2. Instrumen Wawancara ... 42

3. Instrumen Dokumentasi ... 44

G. Teknik Analisis Data ... 44

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49

1. Kondisi SD N Kotagede 5 ... 49

2. Visi dan Misi Sekolah ... 50

B. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian ... 51

C. Deskripsi Siswa ... 53

D. Hasil Penelitian ... 53

E. Pembahasan ... ……… 75

F. Keterbatasan Penelitian ... ……… 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... ……… 84

B. Saran ... ……… 84

DAFTAR PUSTAKA ... ……… 85

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Delapan Jenis Kecerdasan Majemuk ... 11

Tabel 2. Program Penunjang di Sekolah yang Berkaiatan dengan Kecerdasan Linguistik ... 24

Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 41

Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Observasi Siswa ... 42

Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Observasi Siswa ... 42

Tabel 6. Kisi-Kisi Wawancara Siswa... 43

Tabel 7. Kisi-Kisi Wawancara Guru ... 43

Tabel 8. Kisi-Kisi Wawancara Teman Sebaya ... 44

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian ... 35 Gambar 2. Komponen dalam analisis data (Interactive model) oleh Miles dan

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Panduan analisis dokumen ... 89

Lampiran 2. Hasil observasi penelitian ... 90

Lampiran 3. Reduksi wawancara siswa ... 93

Lampiran 4. Reduksi wawancara teman sebaya ... 104

Lampiran 5. Reduksi wawancara guru ... 120

Lampiran 6. Triangulasi data ... 131

Lampiran 7. Catatan Lapangan ... 151

Lampiran 8. Dokumentasi gambar ... 171

Lampiran 9. Jadwal kegiatan penelitian ... 176

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan nasional Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia alinea ke-4. Artinya, Negara berusaha untuk menjadikan masyarakat yang cerdas dan mampu bersaing secara sehat. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, sebagai pendidik hendaknya mampu membimbing siswa untuk mengembangkan kecerdasan, keterampilan, pengetahuan, dan kepribadian.

(17)

2

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) tahun 2006 jenjang pendidikan sekolah dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan Sekolah sebagai berikut.

1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.

2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya. 4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial

ekonomi di lingkungan sekitarnya.

5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.

6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan guru/pendidik.

7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya. 8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam

kehidupan sehari-hari.

9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar.

10.Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

11.Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air Indonesia.

12.Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.

13.Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.

14.Berkomunikasi secara jelas dan santun.

15.Bekerja sama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.

16.Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.

17.Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung.

(18)

3

jelas dan santun. Kompetensi-kompetensi itu berkaitan dengan kecerdasan siswa dalam berbahasa yang biasa disebut dengan kecerdasan linguistik.

Pada dasarnya semua siswa sejak lahir memiliki semua jenis kecerdasan, akan tetapi hanya satu atau dua macam kecerdasan yang berkembang lebih baik. Perkembangan kecerdasan siswa bisa dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, sehingga setiap siswa mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Kecerdasan dapat diasah sejak siswa usia PAUD dan SD, oleh karena itu peran orang tua dan guru sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan siswa.

Manusia memiliki delapan macam kecerdasan yang biasa disebut dengan kecerdasan majemuk. Setiap manusia memiliki kecerdasan majemuk tersebut, akan tetapi manusia memiliki satu atau beberapa kecerdasan yang lebih dominan. Hal ini selaras dengan pendapat Howard Gardner (Dini Kasdu, 2004: 3) bahwa setiap siswa memiliki kecerdasan majemuk akan tetapi hanya satu atau dua dari kecerdasan tersebut yang berkembang dengan baik. Selain itu, menurut Howard Gardner tidak ada dua orang yang memiliki profil kecerdasan yang sama. Perbedaan itu disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan.

(19)

4

Arif Rochman (2011: 137) kecerdasan linguistik adalah kemampuan akal peserta didik untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan. Menurut Thomas Armstrong (2005:19) kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian kecerdasan linguistik dapat disimpulkan bahwa kecerdasan linguistik adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan atau mengolah gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain melalui kata-kata atau bahasa. Jadi kecerdasan linguistik mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengkomunikasikan gagasannya. Siswa yang memiliki kecerdasan linguistik yang baik, maka siswa akan mampu berkomunikasi dengan orang lain baik secara lisan maupun non lisan.

(20)

5

anagram, gemar mendengarkan program radio, pembacaan buku, dan sebagainya.

Peneliti melakukan pre-research di kelas IV SD Negeri Kotagede 5 pada tanggal 4 Februari 2015. Siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5 berjumlah 30 siswa. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan beberapa permasalahan yaitu beberapa siswa keterampilan menyimaknya sudah baik, namun masih masih ada siswa yang rame di kelas ketika guru kegiatan belajar mengajar sehingga siswa masih perlu dikondisikan untuk lebih fokus dalam menyimak. Ketika guru memberikan pertanyaan setelah pemutaran video pembelajaran, siswa Z dan S dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar. Namun siswa A belum bisa menjawab dengan tepat ketika guru bertanya. Hal ini menunjukkan belum semua siswa mampu menerima informasi melalui kegiatan menyimak dengan baik.

Beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran ada yang aktif tetapi beberapa siswa masih pasif. Siswa yang pasif mau berbicara ketika ditanya guru dan menjawab dengan suara yang pelan. Namun ada beberapa siswa yang senantiasa aktif mengikuti pembelajaran dengan menjawab pertanyaan guru, mengemukakan pendapatnya maupun bertanya kepada guru. Beberapa siswa mampu melakukan kegiatan presentasi dengan baik dan percaya diri.

(21)

6

membiasakan diri untuk rajin membaca hal itu terlihat ketika guru selalu menasehati beberapa siswa yang belum lancar membaca, supaya lebih membiasakan lagi melakukan kegiatan membaca.

Kemampuan menulis siswa dalam bahasa Indonesia belum baik, hanya beberapa siswa saja yang sudah mampu membuat karya pantun secara mandiri. Beberapa anak belum mampu membuat pantun karena para siswa tersebut masih menjiplak dari contoh pantun yang ada di buku paket bahasa Indonesia. Siswa masih membutuhkan bimbingan dari guru untuk membuat suatu karya tertulis seperti pantun, sehingga kemampuan menulis siswa masih perlu ditingkatkan lagi.

Berdasarkan kondisi di lapangan, menunjukkan bahwa beberapa siswa memiliki kecerdasan linguistik yang masih kurang baik, sehingga pengembangan kecerdasan linguistik siswa belum optimal dan merata. Hal ini sesuai dengan pendapat Howard Gardner (2003: 45) yang menyatakan setiap orang memiliki bermacam-macam kecerdasan namun kadar pengembangannya berbeda. Perbedaan kecerdasan linguistik dipengaruhi oleh berbagai faktor.

(22)

7

mempengaruhi rendahnya kecerdasan linguistik siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5 inilah yang akan diteliti.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kecerdasan linguistik siswa melalui penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Linguistik Siswa Kelas IV SD N Kotagede 5 Tahun Ajaran 2015/2016” yaitu dengan mengamati keseharian siswa, gaya belajar, dan bekerja sama dengan pihak sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Beberapa siswa memiliki kecerdasan linguistik yang masih rendah.

2. Beberapa siswa masih perlu dikondisikan ketika melakukan kegiatan menyimak dan belum semua siswa mampu menyerap informasi dengan baik melalui kegiatan menyimak.

3. Beberapa siswa belum aktif dalam mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan secara lisan.

4. Beberapa siswa belum lancar ketika membaca dan terkadang masih mengeja kata dan istilah asing.

(23)

8 C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang pertama yakni beberapa siswa memiliki kecerdasan linguistik yang masih rendah, maka penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kecerdasan linguistik siswa kelas IV SD N Kotagede 5 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi rendahnya kecerdasan linguistik siswa kelas IV SD N Kotagede 5 tahun ajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kecerdasan linguistik siswa kelas IV SD N Kotagede 5 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

(24)

9

rendahnya kecerdasan linguistik siswa SD N Kotagede 5 kelas IV sehingga akan menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian tentang faktor yang mempengaruhi rendahnya kecerdasan linguistik siswa bisa digunakan sebagai acuan bagi sekolah dalam menentukan kebijakan sekolah untuk mengembangkan kecerdasan linguistik siswa.

b. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan bagi guru tentang faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya kecerdasan linguistik sehingga bisa dijadikan acuan bagi guru untuk mengembangkan kecerdasan linguistik siswa secara optimal.

c. Manfaat bagi orang tua

Sebagai informasi bagi orang tua, supaya orang tua lebih memperhatikan dan mendukung pengembangan kecerdasan linguistik siswa.

d. Manfaat bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa agar selalu mengasah kecerdasan linguistiknya.

(25)

10 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kecerdasan Linguistik 1. Pengertian Kecerdasan

Menurut Howard Gardner (2003: 18) kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menciptakan produk yang berharga dalam lingkungan budaya dan masyarakat. Hal itu sejalan dengan yang dikemukakan oleh Anita E. Woolfolk (M. Djawad Dahlan 2007: 106) bahwa.

kecerdasan itu meliputi tiga pengertian, yaitu (1) kemampuan untuk belajar; (2) keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; dan (3) kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Selanjutnya, Woolfolk mengemukakan kecerdasan itu merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.

Pendapat lain, dikemukakan oleh C.P. Chaplin (M. Djawad Dahlan, 2007: 106) bahwa kecerdasan itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat dan efektif. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian kecerdasan, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan manusia untuk belajar sehingga memiliki pengetahuan yang akan digunakan untuk menghadapi suatu permasalahan dalam kehidupannya dengan efektif dan untuk melakukan adaptasi terhadap lingkungannya dengan baik.

2. Teori Kecerdasan Majemuk

(26)

11

naturalistik, visual-spasial, kinestetik, interpersonal, musikal, dan intrapersonal. Unsur-unsur tersebut tersaji pada tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1: Delapan jenis kecerdasan majemuk Sumber : Anak Cerdas dalam Dini Kasdu (2004: 3-4) Jenis

kecerdasan

Kemampuan inti Belajar terbaik melalui

Pekerjaan Verbal

linguistik

Menulis karangan, sajak, puisi, pantun, berbicara,

mengngkapkan ide, dan perasaannya

Membaca, mendengarkan, menulis, dan berbicara. Penulis, penyajak, penceramah, dan politikus Matematika/ Logika

Berpikir dengan bilangan, membuat analisis secara logis, menemukan dan menyelidiki sesuatu secara ilimiah

Bekerja dengan abstrak, bekerja dengan

hubungan dan pola. Akuntan, ekonom, peneliti dan ilmuan Visual/ Spasial

Berpikir dalam gambar dan kemampuan memvisualisasikan dalam grafik dan ruang

Bekerja dengan gambar dan warna

Pilot, pencatur, pelukis, arsitek, dan desainer interior.

Kinestetik Mengontrol gerakan, keseimbangan, dan ketangkasan otot tubuh.

Menyentuh, bergerak

Olahragawan, penari, dan pantomim Musikal Memecahkan masalah

atau menciptakan produk-produk dengan melibatkan latar budaya.

Menyanyi atau memainkan alat musik

Pencipta lagu, penyanyi,

pemain musik, peminat musik, dan komposer Interpersonal Kemampuan ntuk

bersosialisasi.

Berbicara

dengan orang lain, membentuk kelompok belajar

Diplomat, ahli politik,

marketing, sales,

dan guru,

psikolog. Intrapersonal Kemampuan

memahami tentang

dirinya dan

keinginannya.

Bekerja sendiri Pengarang, penyajak dan ahli filsafah. Naturalistik Berhubungan dengan

lingkungan dan fenomena alam

Terlibat dengan alam

(27)

12 3. Pengertian Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik adalah salah satu jenis dari kecerdasan majemuk atau jamak yang dipelopori oleh Gardner. Kecerdasan linguistik merupakan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Kecerdasan linguistik dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Menurut Campbell & Dickinson (Laura A King, 2010: 38) kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk berpikir dengan menggunakan kata-kata atau penggunaan bahasa untuk mengekspresikan makna. Pendapat lain, dikemukakan oleh Thomas Armstrong (2005: 19) Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif. Pendapat lain, dikemukakan oleh Arif Rochman (2011: 137) kecerdasan linguistik adalah kemampuan akal peserta didik untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan.

(28)

13

B. Ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan linguistik

Menurut Thomas Armstrong (2005: 25) ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan linguistik sebagai berikut.

1. Mampu menulis dengan kreatif.

2. Mudah menghafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal kecil. 3. Gemar membaca buku.

4. Menyukai pantun lucu dan permainan kata.

5. Gemar mendengarkan cerita, program radio, pembacaan buku, dan sebagainya.

6. Mempunyai kosakata yang luas untuk anak seusianya.

7. Unggul dalam pelajaran sekolah yang melibatkan membaca atau menulis. Menurut Julia Jasmin (2012: 17) orang yang memiliki kecerdasan linguistik yang lebih menonjol memiliki kebiasaan-kebiasaan sebagai berikut.

1. Memiliki keterampilan menyimak yang sangat tinggi dan belajar melalui mendengarkan

2. Gemar membaca.

3. Menyukai menulis suatu karya.

4. Mampu berbicara dengan baik didepan umum. 5. Gemar melakukan permainan kata.

6. Gemar membuat atau menceritakan lelucon.

Menurut Adi W Gunawan (2005: 107) orang dengan kecerdasan linguistik yang berkembang baik mempunyai ciri-ciri sebagian berikut.

1. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa serta mampu membaca dan menulis karya.

2. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan dan diskusi atau debat. 3. Mampu membaca dan mengerti apa yang dibaca.

4. Mampu berbicara dan menulis secara efektif 5. Mampu mempelajari bahasa asing.

6. Mampu meningkatkan kemampuan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Memiliki ketertarikan dengan karya jurnalisme, berdebat, berbicara, menulis ataupun menyampaikan sesuatu cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis

(29)

14

karakteristik anak yang memiliki kecerdasan linguistik yang baik pada umumnya gemar membaca buku, cerpen atau karangan lainnya, memiliki keterampilan dalam menulis, berani berbicara didepan umum, lebih mudah belajar sesuatu melalui mendengarkan, menulis, membaca maupun berbicara, gemar melakukan permainan kata dan membuat suatu lelucon, memiliki ketertarikan dengan karya jurnalisme, berdebat, berbicara, menulis ataupun menyampaikan sesuatu cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.

C. Cara Meningkatkan Kecerdasan Linguistik

Menurut Thomas Armstrong, (2002: 35-36), kecerdasan linguistik manusia dapat ditingkatkan dengan cara-cara berikut.

1. Melakukan permainan kata 2. Mengikuti klub pecinta buku.

3. Menghadiri seminar pengarang, atau ceramah. 4. Mengunjungi perpustakaan.

5. Belajar menggunakan program pengolah kata.

6. Mendengarkan rekaman seperti ahli pidato, penyair, dan pendongeng. 7. Membuat buku harian.

8. Memperhatikan berbagai gaya verbal dari orang lain. 9. Membuat lelucon, teka-teki atau permainan kata. 10.Menghadiri seminar membaca cepat.

11.Mempelajari kamus sanjak, buku asal-usul kata, dan pedoman gaya penulisan, dan gunakan buku itu secara teratur ketika anda menulis.

12.Mengunjungi festival dongeng dan mempelajari seni mendongeng.

(30)

15

Kegiatan ini melatih anak dalam pelafalan kata-kata dan artikulasi. Selain itu dengan permainan kata bisa menambah perbendaharaan kata dan membuat anak merasakan kegembiraan.

2. Membiasakan anak bercerita

Pada umumnya anak-anak menyukai cerita. Kegiatan ini meningkatkan kecerdasan linguistik anak dan bisa membuat anak menikmati kebersamaan dengan orang tua. Orang tua bisa memberikan pesan moral yang ada didalam cerita atau anak bisa diminta untuk menyimpulkan sendiri pesan moral dari suatu cerita.

3. Mengisi teka-teki silang

mengisi teka-teki silang bermanfaat untuk menambah perbendaharaan kata dan menambah pengetahuan.

4. Membuat majalah atau buletin keluarga

anak diajak dan dibimbing untuk membuat majalah atau buletin sendiri. buletin bisa berisi cerita, peristiwa, dan foto-foto keluarga.

Menurut Adi W Gunawan (2005: 108-111) mengembangkan kecerdasan linguistik dapat dilakukan dengan cara:

1. menjadi pendengar yang efektif 2. melatih keahlian berbicara

(31)

16 a. Bergabung dengan organisasi

Dengan mengikuti organisasi kemampuan berbicara didepan umum akan terasah dengan baik. Selain itu akan meningkatkan rasa percaya diri pada anak karena terbiasa berkumpul dan berkomunikasi dengan banyak orang. b. Mengarang cerita dengan memilih kata secara acak.

Dengan sering mengarang cerita akan menambah perbendaharaan kosa kata. Siswa dapat diberi suatu kata, kemudian siswa diminta untuk mengarang cerita dengan menggunakan kata tersebut.

c. Mengarang cerita dengan memilih objek secara acak

Siswa dapat diminta mengarang cerita dengan memilih salah satu objek yang ada disekitarnya. Contoh, dengan menggunakan objek jalan raya. Siswa diminta untuk membuat cerita yang berkaitan dengan tema jalan raya. d. Mengajar

Dalam kegiatan mengajar ini dapat dilakukan dengan cara, siswa dapat diminta untuk mempelajari suatu materi pelajaran. Siswa tersebut diminta untuk menjelaskan materi yang telah dibaca tadi kepada temannya yang belum mempelajari materi tersebut.

e. Menulis buku harian

(32)

17 f. Diskusi

Dalam kegiatan pembelajaran guru bisa menggunakan metode diskusi kelompok agar dapat mengasah kecerdasan linguistik siswa.

g. Debat

Guru bisa menggunakan metode debat untuk melatih kemampuan berbicara dan melatih siswa untuk bersikap percaya diri. Selain itu, dengan melakukan debat akan melatih kemampuan berbicara, kemampuan mendengarkan, logika dan penguasaan diri. Metode debat lebih efektif apabila diterapkan pada kelas tinggi sekolah dasar.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai cara-cara mengembangkan kecerdasan linguistik, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan linguistik anak bisa dikembangkan dengan beberapa cara yaitu membiasakan anak untuk menulis sebuah karya, membangun kebiasaan membaca pada anak, melatih anak untuk berbicara didepan umum sejak dini, membiasakan anak untuk mendengarkan berita di radio dan melakukan permainan kata seperti teka-teki silang atau permainan kata yang lain.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Linguistik

(33)

18

linguistik juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang meliputi pola pengasuhan orang tua, perubahan sosial sejarah, serta pendidikan anak.

Menurut Thomas Armstrong (2013: 23) perkembangan kecerdasan linguistik bergantung pada tiga faktor utama sebagai berikut.

1. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari individu. Sumbangan dari bidang biologis maksudnya yaitu tingkat kecerdasan linguistik seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik atau keturunan. Selain faktor keturunan juga bisa dipengaruhi oleh cerdera otak sebelum, selama dan setelah kelahiran anak.

2. Sejarah kehidupan

Kecerdasan linguistik seseorang dapat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi orang tua, guru, teman dan orang lain yang membangkitkan kecerdasannya. Orang tua yang memahami betul tentang kecerdasan linguistik, saat anaknya dalam kandungan akan diperdengarkan cerita-cerita yang bagus. Hal itu akan merangsangan perkembangan kecerdasan linguistik anak sejak dalam kandungan.

3. Latar belakang budaya dan historis

(34)

19 1. Faktor Pembawaan

Faktor pembawaan yaitu sifat yang dibawa sejak lahir. Batasan kemampuan seseorang dalam mengatasi masalah dapat ditentukan oleh faktor bawaan. Faktor pembawaan menyangkut fisik dan psikis (seperti emosi, kecerdasan dan bakat). Oleh karena itu setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima pelajaran.

2. Faktor Minat

Dalam hal ini minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan minat merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Setiap manusia memiliki motif yang mendorong untuk berinteraksi dengan lingkungan sehingga apa yang diminati manusia akan dapat memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi.

3. Faktor Pembentukan

Faktor pembentukan merupakan segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Faktor pembentukan ada dua yaitu faktor pembentukan secara sengaja dan faktor pembentukan secara tidak sengaja.

4. Faktor Kematangan

(35)

20 5. Faktor Kebebasan

Kebebasan dalam hal ini berarti manusia memiliki kebebasan dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Kelima faktor ini saling berkaitan satu dengan yang lain. Saat menentukan kecerdasan linguistik seseorang tidak bisa hanya berpedoman pada salah satu faktor saja.

Menurut Petty dan Jensen (Tutik Wahyuningsih, 2012: 6) keerdasan linguistik atau kemampuan bahasa dipengaruhi oleh dua faktor.

1. Faktor internal a. Kesehatan anak

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada kecerdasan anak. Kesehatan meliputi kesehatan fisik dan pskis. Kesehatan fisik dan psikis dalam hal ini yaitu kondisi fisik dan kondisi emosi anak. Menurut Daniel Goleman (Lusi Nuryanti, 2008: 42) kecerdasan emosi mencakup.

1) Kemampuan seseorang mengenali emosinya sendiri. 2) Kemampuan mengelola suasana hati.

3) Kemampuan memotivasi diri. 4) Kemampuan mengendalikan nafsu

5) Kemampuan membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.

(36)

21

bermanfaat. dalam hal ini terkandung unsur harapan dan optimisme yang tinggi.

2. Intelegensi dan bakat

Menurut Hamzah B. Uno (2010: 7) bakat adalah kemampuan yang melekat dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir. Bakat biasanya dikaitkan dengan intelegensi, dimana kecerdasan merupakan modal awal untuk bakat tertentu. Peserta didik berbakat adalah peserta didik yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Salah satu tanda bakat peserta didik yaitu mempunyai ingatan yang kuat misalnya terhadap nama orang, istilah-istilah baru maupun hal yang sifatnya detail. Pada tanda bakat ini peserta didik umumnya memiliki penguasaan bahasa baru yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik lainnya.

3. Minat dan motivasi anak

Menurut M Husni Thamrin, dkk. (1997: 5) unsur-unsur yang terdapat dalam minat adalah perhatian, ketertariakan atau keinginan, kemauan dan perbuatan yang didefinisaikan sebagai berikut.

a. Perhatian

Perhatian adalah peningkatan keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatanya kepada sesuatu baik yang ada di dalam maupun yang diluar diri kita

(37)

22

Tertarik mengandung pengertian merasa senang, terpikat, menaruh minat. Tertarik merupakan awalan dari individu yang menaruh minat terhadap suatu objek. Perasaan senang terhadap sesuatu objek baik orang atau benda akan menimbulkan minat pada diri seseorang, orang merasa tertarik kemudian pada gilirannya timbul keinginan yang dikehendaki agar objek tersebut menjadi miliknya.

c. Kemauan

Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu objek. Sehingga akan memunculkan minat individu yang bersangkutan.

d. Perbuatan

Perbuatan adalah sesuatu yang diperbuat atau dilakukan. Dimaksudkan setelah seseorang tertarik kepada suatu objek atau aktivitas akan mempunyai hasrat untuk melakukanya secara langsung. Dapat dijelaskan kembali mengenai perbuatan adalah suatu tanggapan atau reaksi seseorang terhadap rangsanganan atau lingkungan.

4. Cara belajar anak

(38)

23

belajar yaitu dengan multiple intelligence. Teori ini mengajukan 8 kecerdasan yang sama pentingnya. Kecerdasan linguistik merupakan salah satu dari kedelapan kecerdasan. Kecerdasan linguistik memiliki implikasi dalam gaya belajar seseorang dengan melakukan aktivitas mendengarkan, berbicara, membaca keras maupun pelan dan menulis kreatif.

2. Faktor eksternal a. Faktor keluarga

Lingkungan keluarga meliputi pola komunikasi keluarga yang banyak arah, jumlah anak atau jumlah keluarga, posisi urutan kelahiran sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan bahasa anak. Menurut Nurlaila N.Q, Mei Tientje& Yul Iskandar (Riani Setiawati, 2010: 8) Kecerdasan anak sangat dipengaruhi oleh perhatian orang tua, kepercayaan orang tua terhadap kemampuan anak, pemenuhan kebutuhan serta memberikan dorongan semangat anak.

b. Lingkungan sekolah

(39)

24

di sekolah. Program-program penunjang disekolah yang berkaitan dengan kecerdasan linguistik bisa dilihat pada tebel berikut.

Tabel 2: Program Penunjang di Sekolah yang Berkaitan dengan Kecerdasan linguistik

Subjek Program Tambahan Kegiatan ekstrakulikuler - Membaca

- Seni bahasa - Sastra

- Bahasa Inggris - Sejarah

- Bahasa asing - Pidato

- Laboratorium bahasa

- Keterampilan berkomunikasi

- Debat

- Koran sekolah - Buku tahunan - Klub bahasa - Kelompok bahasa

Sumber: Thomas Armstrong (2013: 98)

Selain itu, cara mengajar guru yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Menurut Thomas Armstrong (2013: 64) cara mengajar guru dalam hal ini bisa dengan melakukan kegiatan yang melibatkan aktivitas membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Contoh aktivitas pengajaran yaitu ceramah, melakukan diskusi, bercerita, permainan kata, membaca bersuara, dan menulis.

[image:39.595.170.505.161.379.2]
(40)

25

Dalam penelitian ini, faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik yang digunakan adalah faktor internal yang meliputi kondisi fisik, kondisi emosi, gaya belajar dan minat. Sedangkan faktor eksternal meliputi cara mengajar guru, dan program-program sekolah yang menunjang. Peneliti menggunakan observasi untuk memperoleh informasi data dari siswa dan guru tentang kondisi fisik, minat dan cara mengajar guru. Selain itu, peneliti menggunakan triangulasi sumber melalui wawancara dengan siswa, guru, dan teman sebaya untuk memperoleh informasi mengenai kondisi fisik, kondisi emosi, cara belajar dan program sekolah penunjang. Peneliti menggunakan triangulasi teknik dan sumber untuk memperoleh informasi mengenai minat, dan cara mengajar guru.

E. Keterampilan Bahasa

Kecerdasan linguistik berbeda dengan kecerdasan lainnya, karena setiap orang mampu berkomunikasi secara lisan maupun tertulis walaupun dengan level yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pendapat Thomas Armstrong (2002:20) yang menyatakan bahwa komponen kecerdasan linguistik berkaitan dengan kemampuan kebahasaan. Keterampilan bahasa ada 4 yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis yang dapat diperjelas seperti berikut.

(41)

26

Menurut Djago Tarigan (1991: 5) menyimak adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan. Pendapat lain dikemukakan oleh Saleh Abbas (2006: 63) keterampilan menyimak merupakan proses untuk mengorganisasikan apa yang didengar dan menempatkan pesan suara-suara didengar, ditangkap menjadi makna yang dapat diterima. Sedangkan menurut Haryadi dan Zamzami (1996: 29) menyimak adalah kegiatan yang direncanakan atau disengaja dengan tujuan tertentu dan sasarannya berupa bunyi bahasa. Berdasarkan pendapat ahli tentang pengertian keterampilan menyimak, dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah proses mengorganisasikan apa yang didengar yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan untuk memperoleh informasi.

2. Keterampilan Berbicara

(42)

27

adalah keterampilan menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaan kepada orang lain melalui bahasa lisan.

3. Keterampilan Membaca

Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Menurut Saleh Abbas (2006: 101) keterampilan membaca merupakan salah satu jenis kemampuan dalam berbahasa seseorang untuk memperoleh informasi serta pengalaman-pengalaman baru. Pendapat lain dikemukakan oleh Burhan Nurgiyanto (2013: 368) yang menyatakan bahwa membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian keterampilan membaca, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses untuk memperoleh informasi dari orang lain melalui sarana tulisan.

4. Keterampilan Menulis

(43)

28

seseorang untuk menghasilkan tulisan. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai keterampilan menulis, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan ide, gagasan, pendapat dan perasaan kepada orang lain secara tertulis.

F. Siswa Sekolah Dasar

1. Karakteristik Anak Sekolah Dasar Kelas IV

Siswa sekolah dasar adalah siswa yang sedang mengalami proses belajar di tingkat sekolah dasar. Siswa sekolah dasar rentan usianya sekitar 6-12 tahun. Siswa sekolah dasar dibagi menjadi dua fase yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas IV SD pada umumnya berusia 10 tahun sehingga siswa kelas IV SD termasuk pada fase kelas tinggi yang memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik anak pada fase kelas tinggi menurut Syamsu Yusuf LN (2007: 24-25) yaitu:

a. adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang bersifat konkret yang menyebabkan adanya kecenderungan untuk membanding-bandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.

b. bersifat realistik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan memiliki keinginan untuk belajar.

(44)

29

d. sampai usia sekitar 11 rahun anak membutuhkan bantuan orang dewasa untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Sesudah usa ini anak akan menyelesaikan tugas-tugasnya.

e. pada usia ini anak akan beranggapan nilai sebagai tolok ukur prestasinya yang tepat.

f. anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya pada biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Pada umumnya anak sudah tidak terikat oleh peraturan permainan yang tradisional akan tetapi anak sudah membuat peraturannya sendiri.

Menurut Rita Eka Izzaty (2008: 116-117) anak kelas tinggi sekolah dasar memiliki beberapa karakteristik yaitu.

1. Anak menaruh perhatian pada kehidupan praktis sehari-hari.

2. Anak memiliki rasa ingin tahu, ingin belajar sesuatu, dan bersikap realistis.

3. Anak memiliki minat pada mata pelajaran tertentu.

4. Anak menganggap nilai merupakan ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar.

5. Anak senang membentuk kelompok sebaya dan membuat aturan sendiri dalam kelompoknya.

Menurut Yudrik Jahja (2013: 206-208) masa akhir anak-anak memiliki ciri sebagai berikut.

(45)

30

2. Anak-anak pada umumnya memiliki keterampilan menolong diri sendiri, menolong orang lain, keterampilan sekolah, dan bermain.

3. Memiliki minat terhadap sesuatu.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai karakteristik siswa kelas tinggi khususnya siswa kelas IV dapat disimpulkan bahwa pada usia ini siswa sudah memiliki minat akan sesuatu hal yang disukai, siswa mulai senang membentuk kelompok bermain, siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan menganggap nilai merupakan tolok ukur kemampuan.

2. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Sekolah Dasar

Menurut Rita Eka Izzaty (2008: 107-108) semakin bertambahnya usia, kemampuan anak menjadi lebih baik dalam memahami dan menginterpretasikan komunikasi lisan dan tulisan. Adanya perkembangan bahasa pada anak dapat dilihat dengan adanya peningkatan perbendaharaan kata dan tata bahasa. Selain menggunakan banyak kata namun mereka juga mampu memilih kata yang tepat. Siswa kelas rendah akan menjawab pertanyaan dengan menggunakan kata-kata yang sederhana, akan tetapi pada kelas tinggi sekolah dasar siswa akan mampu menjawab pertanyaan secara lebih rinci dan kompleks.

Menurut Jeane Ellis Ormrod (2009: 72) pada usia 9-12 tahun anak memiliki karakteristik perkembangan linguistik sebagai berikut.

(46)

31

b. Penguasaan banyak kosakata yang secara spesifik berkaitan dengan mata pelajaran.

c. Perbaikan sintaksis karena hasil kegiatan belajar formal atau di sekolah. d. Penguasaan banyak kata hubung (contohnya sekalipun, meski demikian,

oleh karena itu)

e. Memiliki kemampuan memahami bahasa kiasan (seperti metafora, hiperbola dan peribahasa)

Menurut Syamsu Yusuf L N (2007: 180) anak usia sekolah dasar diharapkan menguasai:

a. kemampuan berkomunikasi dengan orang lain b. menyatakan isi hatinya

c. memahami keterampilan mengolah informasi dan mengolah informasi yang diterimanya

d. berpikir atau menyatakan pendapat e. mengembangkan kepribadiannya

Menurut Laura A King (2010: 47) perkembangan bahasa pada anak usia 9-11 tahun yaitu:

a. pendefinisian kata meliputi sinonim. b. strategi pembicaraan terus meningkat.

(47)

32 a. Penambahan kosakata.

Pada umumnya anak yang berasal dari keluarga berpendidikan baik peningkatan kosakatanya lebih baik daripada anak dari orang tua berpendidikan kurang baik.

b. Pengucapan

Kesalahan dalam pengucapan kata-kata lebih sedikit daripada usia sebelumnya.

c. Pembentukan kalimat

Anak mulai mampu menggunakan kalimat yang panjang dengan struktur kalimat yang teratur.

d. Kemajuan dalam pengertian.

Kemampuan anak dalam memahami atau mengerti semakin meningkat. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai perkembangan bahasa pada anak SD kelas tinggi dapat diambil kesimpulan bahwa dengan bertambahnya usia anak mengalami peningkatan kemampuan dalam berbahasa, mengalami peningkatan perbendaharaan kosa kata, mampu menuangkan pemikirannya melalui pendapatnya baik secara lisan maupun tertulis.

(48)

33 a. Proses jadi matang

Secara fisik kondisi organ-organ suara/ berbicara sudah berfungsi sehingga anak sudah matang dalam berkata-kata.

b. Proses belajar

Anak yang telah matang dalam berbicara siap untuk belajar meniru ucapan atau kata-kata yang didengarnya dari orang lain. Kedua proses ini berlangsung sejak bayi dan kanak-kanak sehingga pada usia sekolah dasar anak sampai tingkat:

a) mampu membuat kalimat yang lebih sempurna. b) dapat membuat kalimat majemuk.

c) dapat mengajukan pertanyaan.

Sunarto, dkk. (2006:137) menambahkan bahwa perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti intelektual kognitif sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Pendapat lain dikemukakkan oleh Elizabeth B. Hurlock (1978: 186) yang menyatakan bahwa anak mengalami tahapan perkembangan bahasa yang sama yang membedakan yaitu aspek sosial keluarga, kecerdasan, kesehatan, dorongan, hubungan dengan teman yang turut mempengaruhinya.

(49)

34 G. Kerangka Pikir

Kecerdasan linguistik merupakan salah satu kecerdasan yang penting untuk dikembangkan. Kecerdasan lingusitik berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam berbahasa baik melalui tulisan maupun lisan. Cara berpikir seseorang dapat dilihat dengan caranya dalam berbicara. Kecerdasan linguistik yang dimiliki seseorang mempengaruhi kemampuannya dalam memahami makna ataupun ucapan dari orang lain.

Setiap orang memiliki tingkatan kecerdasan linguistik yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Petty dan Jensen (Tutik Wahyuningsih, 2012: 6) faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik anak yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal bisa berasal dari kesehatan fisik maupun psikis, bakat, gaya belajar, dan minat. Sedangkan, faktor eksternal berasal dari luar diri anak yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar anak. Pengaruh lingkungan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendapat lain, dikemukakan oleh Djaali (2012: 74-75) yang mengemukakan bahwa kecerdasan linguistik dipengaruhi oleh faktor pembawaan, minat, pembentukan, kematangan, kebebasan. Sedangkan menurut Laura A King (2010: 56) kecerdasan linguistik dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan meliputi pola asuh orang tua, perubahan sosial, dan pendidikan anak.

(50)

35

[image:50.595.131.498.179.462.2]

mengajar guru dan program sekolah yang menunjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik yang digunakan peneliti tersaji pada bagan sebagai berikut.

Gambar 1: Kerangka Pikir H. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, dapat diajukan pertanyaan penelitian yaitu apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik siswa?

Program sekolah yang menunjang

Faktor internal Faktor Eksternal

Kondisi Fisik

Kondisi Emosi

Minat

Lingkungan sekolah

Cara mengajar guru

Gaya Belajar

(51)

36 BAB III Metode Penelitian A. Pendekatan Penelitian

Menurut Lexy J. Meleong (2007: 6) menyatakan penelitian kualitatif yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5. Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5 dengan karakteristik-karakteristik yang berbeda-beda. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, data yang diperoleh akan mampu menggambarkan keadaan dilapangan dan data akan lebih bermakna sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Kemasan No.68 Prenggan Kotagede Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

(52)

37 C. Subjek Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti mengambil subjek penelitian yaitu siswa kelas IV dan guru kelas IV SD Negeri Kotagede 5. Siswa kelas IV terdiri dari 30 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Setelah peneliti memperoleh data dari siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5, lalu ditriangulasi dengan data dari guru dan teman sebaya siswa untuk keakuratan data yang diperlukan dalam penelitian.

D. Sumber Data

Suharsimi Arikunto (2006: 129) menyatakan bahwa sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan observasi dari guru kelas dan siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5. Data sekunder diperoleh dari dokumentasi data yang terkait dari guru maupun siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5.

E. Teknik Pengumpulan Data

(53)

38

Sumber data dalam penelitian ini sumber data primer dan sumber data sekunder.

Menurut Sugiyono (2010: 308-309) sumber data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data sedangkan yang dimaksud sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, contohnya melalui perantara orang lain atau data diperoleh melalui dokumen. Dalam penelitian ini mengunakan beberapa teknik sebagai berikut.

1. Observasi

Sustrisno Hadi (Sugiyono, 2010: 203) menyatakan bahwa observasi suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik observasi dapat digunakan apabila peneliti melakukan penelitian tentang perilaku manusia, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan, yaitu peneliti tidak terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang atau objek yang diamati dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat, menganalisis, dan membuat kesimpulan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5.

(54)

39

objek yang diamati, telah menentukan waktu dan tempat penelitian. Peneliti membuat pedoman observasi terlebih dahulu sebagai acuan dalam pelaksanaan observasi di lapangan. Pedoman observasi yang dibuat harus sesuai dengan tujuan peneliti yaitu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5 tahun ajaran 2015/2016.

2. Wawancara

Menurut Lexy J M (2007: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi struktur karena peneliti ingin menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Sebelum melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu membuat pedoman wawancara agar wawancara sesuai dengan konteks tujuan peneliti yaitu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik siswa IV SD N Kotagede 5 tahun 2015/2016.

(55)

40 3. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2010: 329) dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, yang bisa berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dengan adanya dokumentasi, hasil wawancara dan observasi akan lebih dipercaya jika terdapat bukti-bukti fisik berupa tulisan, foto-foto dan penilaian selama proses pembelajaran di sekolah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai dokumen seperti hasil penilaian siswa, foto-foto siswa selama pembelajaran dan data guru yang mengajar.

F. Instrumen Penelitian

(56)
[image:56.842.105.713.141.405.2]

41

Tabel 3: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Sub

variabel Indikator

Sumber

Observasi Wawancara

Dokumentasi Siswa Guru Siswa Guru Teman sebaya

Faktor internal

1. Kondisi fisik

2. Kondisi emosi

3. Minat yang dimiliki siswa

4. Gaya belajar

Faktor eksternal

5. Cara mengajar guru

6. Program sekolah yang

(57)

42 1. Instrumen Observasi

[image:57.595.174.513.251.373.2]

Observasi digunakan untuk memperoleh data kegiatan siswa baik itu di dalam ataupun luar kelas yang menunjukkan ciri kecerdasan linguistik. Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen observasi siswa dan guru kelas IV SD Negeri Kotagede 5

Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Observasi Siswa

No

Variabel Indikator Jumlah butir

Nomor butir

1. Kecerdasan linguistik dari dalam diri siswa

Kondisi fisik 4 1, 2, 3, 4

Minat 4 5, 6, 7, 8

Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Observasi Guru No Variabel Indikator Jumlah

butir

Nomor butir

1. Kecerdasan linguistik dari luar siswa

Cara mengajar guru

4 1, 2, 3, 4

2. Instrumen Wawancara

[image:57.595.176.514.426.528.2]
(58)
[image:58.595.160.511.138.370.2]

43 a. Kisi-kisi wawancara siswa

Tabel 6. Kisi-kisi instrumen wawancara siswa

No Variabel Indikator Jumlah

butir

Nomor butir

1 Kecerdasan linguistik dari dalam diri siswa

Kondisi fisik 4 1, 2, 3, 4 Kondisi emosi 4 5, 6, 7, 8 Cara belajar 4 9, 10, 11, 12

Minat 4 13, 14, 15, 16

2 Kecerdasan linguistik dari luar siswa

Cara mengajar guru 4 17, 18, 19, 20 Program penunjang

di sekolah

4 21, 22, 23, 24

b. Kisi-kisi wawancara guru

Tabel 7. Kisi-kisi instrumen wawancara guru No Variabel Indikator Jumla

h butir

Nomor butir

1 Kecerdasan linguistik dari dalam diri siswa

Kondisi fisik 4 1, 2, 3, 4 Kondisi emosi 4 5, 6, 7, 8 Cara belajar 4 9, 10, 11, 12

Minat 4 13, 14, 15, 16

Kecerdasan linguistik dari luar siswa

Cara mengajar guru 4 17, 18, 19, 20 Program penunjang

di sekolah

[image:58.595.160.506.446.650.2]
(59)

44

[image:59.595.157.505.141.395.2]

c. Kisi-kisi instrumen wawancara teman sebaya siswa Tabel 8. Kisi-kisi instrumen wawancara teman sebaya siswa

No Variabel Indikator Jumlah

butir

Nomor butir

1 Kecerdasan linguistik dari dalam diri siswa

Kondisi fisik 4 1, 2, 3, 4 Kondisi emosi 4 5, 6, 7, 8

Minat 4 9, 10, 11, 12

Cara belajar 4 13, 14, 15, 16 2 Kecerdasan

linguistik dari luar siswa

Cara mengajar guru

4 17, 18, 19, 20

Program penunjang di sekolah

4 21, 22, 23, 24

3. Instrumen Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen dokumen yang berhubungan dengan kecerdasan linguistik siswa. Semua dokumen tersebut digunakan sebagai alat pendukung untuk memperkuat data yang telah diperoleh melalui observasi dan wawancara. Panduan dokumentasi terdapat pada lampiran panduan analisis dokumen.

G. Teknik Analisis Data

(60)

45

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Menurut Sugiyono (2010: 336) analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Analisis sebelum di lapangan dilakukan untuk studi pendahuluan yang digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Analisis selama dilapangan dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai di lapangan dilakukan setelah semua data selesai terkumpul.

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 337) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

[image:60.595.131.465.434.628.2]

Langkah-langkah analisis data.

Gambar 2. Komponen dalam analisis data (interactive model) oleh Miles dan Huberman. Sumber: Sugiyono (2010: 338)

Data Collection Data Display

Data Reduction

Conclusion

(61)

46

Penjelasan dari gambar di atas sebagai berikut. a. Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan langkah untuk merangkum, memilih hal yang pokok, menfokuskan pada hal yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2010: 338). Dalam penelitian ini yang direduksi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik yang sering muncul.

b. Penyajian Data

Sugiyono (2010: 341) melalui penyajian data, data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa berbetuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Penyajian data dalam penelitian ini, ditampilkan dengan sekelompok informasi yang kemudian akan dilakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan yang mengarah pada tercapainya tujuan penelitian.

c. Penarikan Kesimpulan

(62)

47

gambaran suatu objek yang sebelumnya belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Dalam penelitian ini data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan linguistik kelas IV SD Negeri Kotagede 5 yang terdapat dalam penyajian data akan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan.

G. Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2010: 368) bahwa keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal), tranferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas). Pada penelitian ini yang digunakan yaitu uji kredibilitas, sehingga peneliti menggunakan triangulasi teknik dan sumber.

1) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dalam pengujian data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2010: 373). Triangulasi teknik yang dilakukan yakni peneliti mengecek data hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi. Teknik ini digunakan untuk mengecek faktor-faktor yang yang mempengaruhi kecerdasan linguistik siswa.

2) Triangulasi Sumber

(63)

48

(64)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Kondisi SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta a. Kondisi Fisik Sekolah

SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta beralamat di Jalan Kemasan nomor 68 Kotagede Yogyakarta. Secara keseluruhan kondisi fisik sekolah cukup baik. SDN Kotagede 5 memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1ruang kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 2 ruang UKS, 1 ruang laboratorium komputer, 1 ruang mushola, 1 ruang kantin,2 ruang gudang dan 5 kamar mandi.

b. Perpustakaan

Ruang perpustakaan SD Negeri Kotaagede 5 dimanfaatkan sebagai ruang baca siswa. Rak-rak bukunya tergolong bersih namun buku yang ada didalamnya sedikit kurang terawat dan juga kurang tertata sehingga ruang ini tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, ruang perpustakaan ini dimanfaatkan sebagai ruang penyimpanan alat-alat marching band dan juga ruang UKS Putra.

c. Ruang Komputer

(65)

50 d. Fasilitas UKS

Ruang UKS di SD Negeri Kotagede 5 ada dua, yang dimanfaatkan sebagai ruang UKS putra dan ruang UKS putri. Ruang UKS putra berada di ruang perpustakaan, sedangkan ruang UKS putri berada di belakang ruang kepala sekolah. Fasilitas yang ada pada UKS sudah cukup lengkap dengan kotak PPPK dan beberapa alat – alat kesehatan lain. Hanya saja kondisi UKS yang berada di Perpustakaan sedikit kurang terawat. e. Administrasi Sekolah

Administrasi dikelola oleh guru, karyawan dan kepala sekolah. f. Mushola

SDN Kotagede 5 mempunyai 1 ruang mushola. Keberadaan Mushola sudah dimanfaatkan dengan baik untuk sholat berjamaah dan sholat dhuha. Kebersihannya terjaga, hanya saja kerapiannya kurang terpelihara dengan baik.

g. Kesehatan Lingkungan

Secara keseluruhan kondisi kesehatan lingkungan SDN Kotagede 5 Yogyakarta cukup baik. Tempat sampah sudah cukup memadai. Juga terdapat 4 wastafel di lingkungan sekolah.

1. Visi dan Misi Sekolah

(66)

51

tidak meninggalkan nilai luhur budaya serta peduli terhadap lingkungan.

Misi:

1. menyelengggarakan kegiatan keagamaan secara intensif dan berkesinambungan.

2. menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.

3. menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler yang bermanfaat untuk membekali siswa dalam bersaing di masa depan.

4. menyelenggarakan kegiatan yang menunjang kegiatan mutu sekolah

5. menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler yang menunjang pelestarian nilai luhur budaya bangsa.

6. melaksanakan 5 S ( Salam, sapa, senyum, sopan, dan santun) 7. melaksanakan kegiatan 7K untuk menunjang kepedulian

terhadap lingkungan.

B. Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian

(67)

dokumen-52

dokumen profil sekolah, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil capaian kompetensi siswa selama proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.

(68)

53 C. Deskripsi Siswa

Siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5 berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Siswa kelas IV SD Negeri Kotagede 5 masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil observasi awal terdapat siswa 6 siswa yang memiliki kecerdasan linguistik yang rendah. Siswa tersebut yaitu IGR, R, ARR, AZ, MIM, dan SDA. Siswa IGR, ARR, AZ, dan MIM sering tidak memperhatikan ketika melakuka kegiatan menyimak. Keempat siswa tersebut ketika melakukan kegiatan membaca masih belum lancar dan sering salah mengucapkan istilah kata asing. Ketika melakukan kegiatan menulis karya tertulis keempat siswa itu masih sangat membutuhkan bimbingan guru. Siswa R dan SDA sangat jarang sekali melakukan kegiatan berbicara di kelas. Setiap guru bertanya kepada R dan SDA, siswa tersebut hanya menjawab dengan pelan dan terkadang tidak menjawab. Siswa R dan SDA kurang tertarik melakukan kegiatan berbicara sehingga cenderung berdiam diri di kelas.

D. Hasil Penelitian

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya Kecerdasan linguistik siswa kelas IV SD N Kotagede 5 Yogyakarta

(69)

54 a. Kondisi Fisik

Kondisi fisik dapat diamati dari kemampuan mata, telinga, alat ucap, dan tangan yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu dapat dilihat dengan kemampuan siswa dalam menggunakan alat inderanya ketika melakukan kegiatan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kondisi mata siswa yang sehat, maka siswa mampu melihat dan membaca dengan benar. Kondisi telinga berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mendengarkan. Kondisi alat ucap berhubungan dengan kemampuan siswa dalam berbicara. Kondisi tangan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menulis tanpa mengalami suatu kendala. Siswa mampu mengerjakan tugas tertulis, sehingga siswa akan memanfaatkan tangan, mata dan indera lain untuk menyelesaikan tugas dan ketika siswa mendapatkan tugas untuk berdiskusi, tanya jawab, dan percobaan, siswa mampu memanfaatkan alat gerak, mulut, mata dan indera lain untuk menyelesaikannya dengan baik.

(70)

55

layar LCD, siswa tersebut sering salah dalam menulis soal. Urutan kalimat yang ditulis siswa tersebut terbolak balik sehingga siswa salah dalam melengkapi kata dalam suatu paragraf. Siswa tersebut jarang menggunakan kacamatanya ketika melakukan kegiatan belajar di sekolah. Siswa tersebut mengalami cacat mata sehingga menghambat dalam melakukan aktifitas membaca dan menulis. Hanya satu anak bernama HIP yang tangan kirinya retak, namun tetap bisa melakukan kegiatan menulis walaupun terkadang tertinggal ketika melakukan kegiatan menulis. Selain siswa IGR, siswa yang lain mampu memanfaatkan alat inderanya untuk mengerjakan tugas maupun melakukan aktifitas belajar di kelas dengan baik. Hanya ada satu siswa yang mengalami kendala fisik khususnya alat indera penglihatannya dalam melakukan kegiatan membaca dan menulis.

Hasil wawancara dengan IGR (siswa kelas 4) selama penelitian diperoleh informasi, sebagai berikut.

“Kesehatan indera pendengaranku baik. Aku bisa melakukan kegiatan menyimak tanpa mengalami kendala fisik. Kesehatan alat ucapku baik. Aku bisa melakukan kegiatan berbicara tanpa mengalami kendala fisik. Kondisi mataku silinder. Aku jarang pakai kacamata karena malas. Tidak ada kendala dalam membaca kalau bacanya jarak dekat. Kalau jarak jauh aku membacanya suka salah kecampur-campur antara baris kalimat satu dengan yang lain. Kesehatan tanganku baik sehingga aku tidak mengalami kendala kalau menulis.” (19 Oktober 2015)

(71)

56

“Kesehatan telinganku baik sehingga aku mampu mendengarkan dengan baik. kesehatan alat ucapku juga baik sehingga aku mampu berbicara dengan normal. Kondisi mataku juga baik sehingga aku mampu melihat dan membaca dengan baik. aku sewaktu kelas 3 pernah jatuh sehingga tangan kiriku retak akan tetapi aku bisa menulis karena tangan kananku sehat. Selama ini aku tidak mengalami masalah saat menulis. ketika olahraga atau TIK aku agak kesusahan karena tanganku yang bisa digerakan dengan leluasa hanya tangan kanan saja.” (19 Oktober 2015)

Hasil wawancara dengan MKRAS (teman sebaya) selama penelitian diperoleh informasi, sebagai berikut.

“Kondisi telinga semua anak disini baik. Teman-temanku bisa mendengar dengan baik dan gak ada kendala dalam mendengarkan. Semua siswa sehat panca inderanya jadi bisa berbicara dengan normal. Penglihatan teman-temanku sehat semua . IGR kadang-kadang memakai kacamata. IGR itu kalau gak minus ya silinder tapi dia jarang dipakai kacamatanya. Semua bisa membaca cuma ada beberapa yang kalau membaca gak lancar. Kesehatan tangan semuanya baik kecuali HIP. HIP tangan kirinya retak akan tetapi dia bisa menulis dengan baik. Sehingga semua teman-temanku tidak mengalami kendala menulis.” (2 November 2015)

Hasil wawancara dengan guru kelas diperoleh informasi, sebagai berikut.

“Setahu saya baik-baik saja kondisi telinga siswa. Semuanya mampu mendengar dengan normal. Tidak ada kendala dalam menyimak. Semua siswa juga bisa berbicara normal. Anak yang bernama IGR terkadang memakai kacamata tapi saya kurang tahu dia cacat mata jenis apa. Semuanya bisa membaca secara normal.Tidak ada kendala dalam menulis. Kalau Hanin itu kemarin habis jatuh waktu kelas 3. Saya sarankan ke dokter tapi orangtuanya memilih alternatif. Tapi kalau menulis bisa Hanin itu.” (28 Oktober 2015)

(72)

57

khususnya alat indera penglihatannya. Hambatan yang dikarenakan kondisi kesehatan mata siswa IGR akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam memperoleh informasi melalui kegiatan membaca sehingga, kondisi fisik siswa IGR mempengaruhi kecerdasan linguistiknya. Namun, sebagian besar siswa memiliki kondisi fisik yang baik sehingga siswa bisa melakukan kegiatan menyimak, berbicara, membaca dan menulis tanpa kendala yang berkaitan dengan fisik siswa. Siswa mampu memanfaatkan alat inderanya dengan baik untuk melakukan kegiatan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kondisi fisik memiliki peran terhadap perkembangan kecerdasan linguistik siswa, sehingga kondisi fisik siswa mempengaruhi kecerdasan linguistik siswa.

b. Kondisi Emosi

(73)

58

tertulis seperti pantun, cerpen dan puisi serta mencatat materi pelajaran.

Hasil observasi menunjukkan bahwa beberapa siswa sangat bersemangat melakukan kegiatan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Siswa terlihat bersemangat ketika menyimak video pembelajaran. Namun, siswa IGR, AZ, ARR, dan MIM hanya bisa fokus menyimak selama kurang lebih 7 menit, setelah itu siswa tersebut berbicara sendiri maupun dengan temannya sehingga suasana kelas gaduh. Siswa IGR, AZ, ARR, dan MIM mudah merasa bosan dan perhatiannya teralihkan oleh hal lain. Kadang-kadang guru perlu memfokuskan siswa IGR, AZ, ARR, dan MIM dengan menegurnya. Ketika kegiatan menyimak siswa yang membaca nyaring, jika ada siswa yang diminta membaca namun tidak bisa melanjutkan maka siswa terse

Gambar

gambar dan
Tabel 2: Program Penunjang di Sekolah yang Berkaitan dengan Kecerdasan linguistik
Gambar 1: Kerangka Pikir
Tabel 3: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Tidak dapat kita nafikan bahawa media adalah satu unsur yang penting dalam. proses

Hasil dari ekstrak pigmen total terlihat adanya dua lapisan yaitu lapisan atas dan lapisan bawah yang kemudian lapisan atas tersebut diambil dan dianalisis

a. Pembimbing Prodi/Jurusan, dengan bobot 40%. Pembahas, dengan bobot 25%. Jika Pembimbing lapangan hadir pada saat ujian dan/atau seminar, maka nilai yang diberikan dirata-rata

Berangkat dari asumsi bahwa kita semua setuju pentingnya peran SMK dalam mempersiapkan tenaga kerja yang trampil, mendidik anak-anak untuk mandiri, menurunkan angka

(1) Panitia melakukan penyaringan terhadap peserta yang telah memenuhi persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (3) untuk memilih peserta yang

Bila dua sekering dikeluarkan dari satu kotak satu demi satu secara acak (tanpa mengembalikan yang pertama ke dalam kotak), berapakah peluang kedua sekering itu cacat.. • Suatu

(1) Jika hari hujan terus menerus maka masyarakat kawasan Kaligawe gelisah atau mudah sakit.. (2) Hujan