• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Etanol Batang Bratawali (Tinosporae Caulis) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Balb/C Yang Diinduksi Aloksan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Etanol Batang Bratawali (Tinosporae Caulis) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Balb/C Yang Diinduksi Aloksan."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha iv

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK ETANOL BATANG BRATAWALI

(

TINOSPORAE CAULIS)

TERHADAP KADAR GLUKOSA

DARAH MENCIT JANTAN GALUR

BALB/C

YANG

DIINDUKSI ALOKSAN

Natalia Cristyawati, 2007. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang ditandai oleh peningkatan glukosa darah. Selain obat konvensional, bratawali secara empiris dipercaya sebagai obat antidiabetik.

Tujuan penelitian : mengetahui pengaruh ekstrak etanol batang bratawali (EEBB) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

Desain penelitian : prospektif eksperimental sungguhan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Metode yang digunakan uji diabetes aloksan. Hewan coba 25 ekor mencit jantan galur Balb/C. Mencit dialokasikan acak ke dalam 5 kelompok (n = 5) dan diberi perlakuan EEBB dosis 1 (161 mg/kgBB), dosis 2 (322 mg/kgBB), dosis 3 (644 mg/kgBB), kontrol (CMC 1 %), dan pembanding Glibenklamid (0,65 mg/kgBB). Data yang diukur kadar glukosa darah setelah induksi dan perlakuan selama 7 hari.

Analisis data dengan ANAVA, dilanjutkan dengan uji Tukey HSD, := 0.05. Hasil penelitian : penurunan kadar glukosa darah setelah diberi EEBB dosis 1 (37.68 %), dosis 2 (47.99 %), dan dosis 3 (48.75 %) berbeda sangat signifikan (p<0.01) dibandingkan dengan kontrol (-0.59 %) sedangkan dibandingkan dengan pembanding Glibenklamid (51.29 %) tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan (p>0.05).

Kesimpulannya : EEBB dosis 1, dosis 2, dan dosis 3 efektif menurunkan kadar glukosa darah yang potensinya setara dengan Glibenklamid.

(2)

Universitas Kristen Maranatha v

ABSTRACT

The EFFECT of BRATAWALI STEM (TINOSPORAE CAULIS)

ETANOL EXTRACT of BLOOD GLUCOSE LEVEL In MALE

BALB/C MICES INDUCED by ALLOXAN

Natalia Cristyawati, 2007. 1st Tutor : Hana Ratnawati, dr., M.Kes 2nd Tutor : Rosnaeni, dra., Apt.

Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease which signed with the increased of blood glucose concentration. Bratawali empiricly believed as antidiabetic beside as conventional medicine.

The aim of this research was to find the effect of bratawali stem etanol extract (BSEE) towards the decline of blood glucose level on mices that induced by Alloxan.

The design of this research used was real prospective experimental with Completed Random Design which comparative. The method used was diabetic induced by Alloxan. It used 25 male BALB/C mices which separated randomly in 5 group (n = 5) and were given treatment with BSEE dose 1 (161 mg/kgBB), dose 2 (322 mg/kgBB), dose 3 (644 mg/kgBB), control (CMC 1 %), and Glibenclamide as comparator (0,65 mg/kgBB). The data used were the blood glucose level after induced by Alloxan and 7 days treatment.

The data were analyzed by ANAVA, continued with Tukey HSD, 8= 0.05. The result was the decline of sugar blood after giving dose 1 (37.68 %), dose 2 (47.99 %), and dose 3 (48.75 %) were very significantly different (p<0.01) compare to control (-0.59 %) and with Glibenclamide (51.29 %) showed non significant (p>0.05).

The conlusion was obtained that bratawali stem etanol extract dose 1, 2, and 3 were effective to decrease the blood glucose level which were equal with Glibenclamide.

(3)

Universitas Kristen Maranatha vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana Kedokteran di Universitas Kristen Maranatha.

Dalam penyusunan Karya tulis ilmiah ini, berbagai kesulitan dan hambatan telah penulis alami. Akan tetapi berkat bimbingan, bantuan, dan dorongan serta doa dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan kepada :

1) Yang terhormat pembimbing utama : Hana Ratnawati, dr., M.Kes dan pembimbing pendamping Rosnaeni, dra., Apt. yang senantiasa memberikan arahan, nasihat, dan bimbingan dalam penulisan karya tulis ini.

2) Yang terhormat Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes dan Sonja Sutedja, dr. atas kesediaannya menjadi penguji.

3) Yang terhormat Ketua Tim KTI, untuk kesempatan yang diberikan sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.

4) Kepada Tim Karya Tulis Ilmiah yang sudah memberikan kesempatan untuk membuat karya tulis ini.

5) Kedua orangtua, Ibu dan Bapak Irwan serta adik Regina, yang senantiasa mengingatkan, memberi dorongan, semangat, dan doanya yang tidak pernah terputus selama ini.

6) Teman-teman, Rachel, Michael, Pratiwi, Levina, Elia, dan Elsa yang telah membantu dalam penelitian ini.

(4)

Universitas Kristen Maranatha vii

8) Rekan-rekan yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam menyusun karya tulis ini dari awal sampai akhir.

Penulis menyadari, masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam karya tulis ini. Meskipun demikian, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat baik untuk sekedar menambah informasi maupun sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya.

Bandung, Febuari 2007

(5)

Universitas Kristen Maranatha viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT...v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK... xiii

DAFTAR DIAGRAM... xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I. PENDAHULUAN...1

1.1Latar Belakang ...1

1.2Identifikasi Masalah ...2

1.3Maksud dan Tujuan...2

1.4Kegunaan Karya Tulis Ilmiah ...3

1.5Kerangka Pemikiran...3

1.6Hipotesis...4

1.7Metodologi ...5

1.8Lokasi dan Waktu Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6

2.1 Pankreas ...6

2.1.1 Anatomi Pankreas ...6

2.1.2 Histologi dan Fisiologi Pankreas ...7

2.2 Insulin...8

2.2.1 Pembentukan Insulin...8

(6)

Universitas Kristen Maranatha ix

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sekresi Insulin ...9

2.2.4 Efek Insulin terhadap Tubuh...10

2.2.5 Aktifitas Mirip Insulin dalam Darah ...12

2.2.5.1 Insulin-like Growth Factor (IGF) ...12

2.3 Diabetes Mellitus ...13

2.3.1 Definisi...13

2.3.2 Epidemiologi ...13

2.3.3 Klasifikasi ...13

2.3.4 Etiologi...16

2.3.5 DM Tipe 1 (IDDM = Insulin Dependent Diabetes Mellitus)...17

2.3.6 DM Tipe 2 (NIDDM = Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) ...17

2.3.7 Diagnosis...17

2.3.7.1 Kriteria Diagnosis (untuk dewasa tidak hamil)...18

2.3.8 Penatalaksanaan ...19

2.3.8.1 Tujuan Penatalaksanaan ...19

2.3.8.2 Langkah-langkah Penatalaksanaan ...20

2.3.8.3 Pilar Utama Penatalaksanaan ...20

2.3.9 Komplikasi DM...25

2.3.10 Pencegahan...25

2.3.11 Radikal Bebas...26

2.3.11.1 Aloksan ...28

2.3.12 Antioksidan ...29

2.4 Tumbuhan Obat...30

2.4.1 Bratawali ...30

2.4.1.1 Taksonomi...31

2.4.1.2 Morfologi ...32

2.4.1.3 Kandungan Kimia Bratawali...33

2.4.1.4 Efek Farmakologis ...34

(7)

Universitas Kristen Maranatha x

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN...36

3.1 Alat-alat dan Bahan Penelitian...36

3.1.1 Alat-alat...36

3.1.2 Bahan – bahan ...36

3.1.3 Hewan Coba ...37

3.2 Metode Penelitian...37

3.2.1 Desain Penelitian...37

3.2.2 Metode Penarikan Sampel...37

3.2.3 Variabel Penelitian ...38

3.3 Prosedur Kerja...38

3.3.1 Persiapan Bahan Uji...38

3.3.2 Prosedur Penelitian...39

3.4 Metode Analisis ...41

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...42

4.1 Hasil Penelitian ...42

4.1.1 Setelah Induksi Aloksan...42

4.1.2 Setelah Perlakuan ...44

4.2 Pembahasan...48

4.3 Uji Hipotesis ...50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...52

5.1 Kesimpulan ... 52

5.2 Saran... 52

DAFTAR PUSTAKA...53

(8)

Universitas Kristen Maranatha xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa sebagai Patokan Penyaring dan Diagnosis DM ...19 Tabel 4.1 Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan yang Dialokasikan

dalam 5 Kelompok Perlakuan ...42 Tabel 4.2 Rerata Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan ...43 Tabel 4.3 Hasil ANAVA Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan...44 Tabel 4.4 Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan

7 Hari...45 Tabel 4.5 Rerata Kadar Glukosa Darah dan Standar Deviasi Setelah Perlakuan

7 Hari...46 Tabel 4.6 Hasil ANAVA Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan

7 Hari...47 Tabel 4.7 Hasil Uji Tukey HSD Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah

(9)

Universitas Kristen Maranatha xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pankreas ... 6

Gambar 2.2 Histologi Pankreas ... 7

Gambar 2.3 Tanaman obat bratawali ... 32

Gambar 2.4 Batang bratawali (Tinosporae caulis) ... 32

Gambar 2.5 Struktur apigenin... 34

Gambar 2.6 Struktur aloksan ... 28

Gambar 3.1 Mencit jantan galur Balb/C... 37

Gambar 3.2 Ekstrak etanol batang bratawali yang telah diencerkan ... 39

Gambar 3.3 Persiapan bahan uji ... 39

Gambar 3.4 Pemberian bahan uji dengan sonde ... 40

(10)

Universitas Kristen Maranatha xiii

DAFTAR GRAFIK

(11)

Universitas Kristen Maranatha xiv

DAFTAR DIAGRAM

(12)

Universitas Kristen Maranatha xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan dosis...57

Lampiran 2 Alur penelitian...59

Lampiran 3 Pembuatan ekstrak ...60

Lampiran 4 Hasil percobaan...61

(13)

57

Universitas Kristen Maranatha

Lampiran 1 :

PERHITUNGAN DOSIS

Dosis Aloksan :

• Dosis aloksan pada tikus : 120 mg/kg BB (Arlani, 2005).

• Faktor konversi dari tikus ke mencit : 0,14

#200/1000 X 120 mg = 24 mg/tikus (tikus 200 gr)

#24 mg X 0,14 = 3,36 mg/mencit (mencit 20 gr) Untuk 1 kg BB mencit = 1000/20 x 3,36 mg

= 168 mg/kgBB mencit

• Rata-rata BB mencit : 25,8 gr

#25,8/20 X 3,36 = 4,3344 mg/mencit

• Volume maksimal dosis intravena mencit : 0,1 ml

#4,3344 mg/0,1 ml

$43,34 mg/ml

Dosis Glibenklamid :

• Dosis Glibenklamid untuk manusia : 5 mg

• Konversi dosis manusia ke mencit dengan berat badan ± 20 gr = 0,0026

#Untuk mencit 20 gram = 5 mg x 0,0026 = 0,013 mg

Untuk dosis 1 kg BB mencit = 1000/20 x 0,013 mg

= 0,65 mg/kgBB mencit

• Untuk dosis 27,4 gram = 27,4/20 x 0,013 mg = 0,01781 mg

• Volume lambung mencit = 0,5 ml

(14)

Universitas Kristen Maranatha

58

Dosis Ekstrak Batang Bratawali (Tinosporae caulis):

1. Dosis ekstrak batang bratawali untuk DM pada tikus : 115 mg/kg BB

(Sudarsono, et al., 1996).

2. Dosis ekstrak untuk tikus 200 gram :

#200/1000 X 115 mg = 23 mg/200 gr

3. Konversi dari tikus 200 gr ke mencit 20 gr : 0,14

#Mencit 20 gr : 23 mg X 0,14 = 3,22 mg/20 gram mencit Untuk 1 kg BB mencit = 1000/20 x 3,22 mg

=161 mg/kgBB mencit

4. Dosis 1 untuk mencit 27,4 gr :

#27,4 gr/20 gr X 3,22 mg = 4,4114 mg = 4,41 mg/mencit

5. Dosis 2 untuk mencit 27,4 gr :

#2 X 4,4114 mg = 8,8228 mg = 8,82 mg/mencit

6. Dosis 4 untuk mencit 27,4 gr :

#4 X 4,4114 mg = 17,6456 mg = 17,65 mg/mencit

Jadi variasi dosis EEBB yang diberikan :

1. Dosis 1 = 161 mg/kgBB mencit

2. Dosis 2 = 322 mg/kgBB mencit

(15)

Universitas Kristen Maranatha

59

Lampiran 2 :

Alur Penelitian :

H1 Pemesanan mencit 30 ekor + ekstrak etanol batang bratawali

<

H7 Seleksi berat badan (25-30 gr)

<

H8 Adaptasi #7 hari

<

H15 Cek kadar glukosa darah normal, secara acak #(70-110) mg/dl

<

H16 Induksi aloksan (7 hari)

<

H23 Cek kadar glukosa darah puasa stlh induksi (126-500) mg/dl

#30 ekor mati 1 ekor

> 500 mg/dl #3 ekor < 126 mg/dl #1 ekor

<

H24-30 Perlakuan (@ klmpk 5 ekor):

I : EEBB dosis 1

II : EEBB dosis 2

25 ekor III : EEBB dosis 3

IV : suspensi CMC 1% #kontrol

V : suspensi Glibenklamid (0,65 mg/kgBB)

#pembanding

<

H31 Cek kadar glukosa darah puasa stlh perlakuan

<

H32 Pencatatan data yang diperoleh dan analisis data secara statistik

(16)

Universitas Kristen Maranatha

60

Lampiran 3 :

CARA PEMBUATAN EKSTRAK

Bahan yang digunakan dalam penelitan ini adalah batang bratawali

(Tinosporae caulis) yang diperoleh dari daerah Bandung pada bulan Maret 2006.

Batang dari tanaman ini diambil dan dibersihkan, lalu dikeringkan. Dalam hal ini,

diperlukan 10 kg berat basah untuk menghasilkan 1 kg berat kering.

Simplisia yang sudah kering dan halus (sudah digiling) lalu ditimbang untuk

mendapatkan berat bersih 1 kg. Serbuk simplisia tersebut dimasukkan ke dalam

wadah simplisia pada alat ekstraksi sejenis ekstraktor dengan perbandingan 1 : 5.

Prosesnya dilakukan secara kontinyu hingga senyawa dalam simplisia telah

terekstraksi secara merata/sempurna selama 4 jam dengan setting suhu maksimal

50°C.

Ekstrak cair tersebut dipekatkan menggunakan alat evaporator. Ekstrak pekat

lalu dikeringkan hingga diperoleh ekstrak kering dengan berat 50 g dengan

menggunakan oven/lemari pengering selama 20 jam dengan suhu 60°C. Ekstrak

kering lalu dikemas dalam wadah kering (dalam botol segel).

Proses tersebut dibuat di Unit Jasa dan Industri Ekstrak Tanaman Obat

(17)

Universitas Kristen Maranatha

61

Lampiran 4 :

Hasil Percobaan :

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari

Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl) Kelompok

Kelompok Perlakuan I : diberi EEBB dosis 1 (161 mg/kgBB)

Kelompok Perlakuan II : diberi EEBB dosis 2 (322 mg/kgBB)

Kelompok Perlakuan III : diberi EEBB dosis 3 (644 mg/kgBB)

Kelompok Perlakuan IV : diberi suspensi CMC 1%, sebagai kontrol

Kelompok Perlakuan V : diberi suspensi Glibenklamid dosis 130 mg/kgBB, sebagai

(18)

Universitas Kristen Maranatha

62

Lampiran 5 :

EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BRATAWALI TERHADAP PENURUNAN

KADAR GLUKOSA DARAH

1. Kadar Glukosa Setelah Induksi

Oneway

Descriptives

Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

5 189.60 85.69 38.32 83.20 296.00 136 342

5 210.40 57.40 25.67 139.12 281.68 132 286

5 234.00 112.33 50.24 94.52 373.48 140 391

5 359.00 135.78 60.72 190.41 527.59 128 474

5 268.20 111.97 50.08 129.17 407.23 131 439

25 252.24 112.77 22.55 205.69 298.79 128 474 Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Negatif

Test of Homogeneity of Variances

Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

.659 4 20 .628

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

88297.360 4 22074.340 2.035 .128

216923.200 20 10846.160

305220.560 24 Between Groups

Within Groups

Total

(19)

Universitas Kristen Maranatha

63

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

Tukey HSD

-20.80 65.87 .998 -217.90 176.30

-44.40 65.87 .960 -241.50 152.70

-169.40 65.87 .114 -366.50 27.70

-78.60 65.87 .755 -275.70 118.50

20.80 65.87 .998 -176.30 217.90

-23.60 65.87 .996 -220.70 173.50

-148.60 65.87 .200 -345.70 48.50

-57.80 65.87 .902 -254.90 139.30

44.40 65.87 .960 -152.70 241.50

23.60 65.87 .996 -173.50 220.70

-125.00 65.87 .350 -322.10 72.10

-34.20 65.87 .984 -231.30 162.90

169.40 65.87 .114 -27.70 366.50

148.60 65.87 .200 -48.50 345.70

125.00 65.87 .350 -72.10 322.10

90.80 65.87 .648 -106.30 287.90

78.60 65.87 .755 -118.50 275.70

57.80 65.87 .902 -139.30 254.90

34.20 65.87 .984 -162.90 231.30

-90.80 65.87 .648 -287.90 106.30 (J) Kelompok Perlakuan

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Negatif

Kontrol Pembanding

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Negatif

Kontrol Pembanding

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Kontrol Negatif

Kontrol Pembanding

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Pembanding

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Negatif (I) Kelompok Perlakuan

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Negatif

Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan

Tukey HSDa

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Pembanding

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(20)

Universitas Kristen Maranatha

64

2. Persentase Penurunan Kadar Glukosa Setelah Perlakuan 7 Hari

Oneway

Descriptives

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari

5 37.6830 10.4368 4.6675 24.7240 50.6420 25.79 53.80

5 47.9902 17.1323 7.6618 26.7177 69.2627 28.96 61.80

5 48.7520 18.0810 8.0861 26.3014 71.2026 31.54 78.26

5 -.5886 3.5741 1.5984 -5.0264 3.8493 -4.69 4.20

5 51.2948 13.9514 6.2392 33.9719 68.6177 33.59 63.78

25 37.0263 23.3899 4.6780 27.3714 46.6812 -4.69 78.26 Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Negatif

Test of Homogeneity of Variances

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari

2.616 4 20 .066

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari

9382.994 4 2345.748 12.520 .000

3747.122 20 187.356

13130.116 24 Between Groups

Within Groups

Total

(21)

Universitas Kristen Maranatha

65

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari

Tukey HSD

-10.3072 8.6569 .757 -36.2122 15.5978

-11.0690 8.6569 .707 -36.9740 14.8360

38.2716 * 8.6569 .002 12.3665 64.1766

-13.6118 8.6569 .531 -39.5168 12.2932

10.3072 8.6569 .757 -15.5978 36.2122

-.7618 8.6569 1.000 -26.6668 25.1432

48.5788 * 8.6569 .000 22.6738 74.4838

-3.3046 8.6569 .995 -29.2096 22.6005

11.0690 8.6569 .707 -14.8360 36.9740

.7618 8.6569 1.000 -25.1432 26.6668

49.3406 * 8.6569 .000 23.4356 75.2456

-2.5428 8.6569 .998 -28.4478 23.3623

-38.2716 * 8.6569 .002 -64.1766 -12.3665

-48.5788 * 8.6569 .000 -74.4838 -22.6738

-49.3406 * 8.6569 .000 -75.2456 -23.4356

-51.8833 * 8.6569 .000 -77.7883 -25.9783

13.6118 8.6569 .531 -12.2932 39.5168

3.3046 8.6569 .995 -22.6005 29.2096

2.5428 8.6569 .998 -23.3623 28.4478

51.8833 * 8.6569 .000 25.9783 77.7883 (J) Kelompok Perlakuan

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Negatif

Kontrol Pembanding

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Negatif

Kontrol Pembanding

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Kontrol Negatif

Kontrol Pembanding

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Pembanding

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Negatif (I) Kelompok Perlakuan

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Negatif

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Homogeneous Subsets

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari

Ekstrak Bratawali D-1

Ekstrak Bratawali D-2

Ekstrak Bratawali D-3

Kontrol Pembanding

Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

(22)

66 Universitas Kristen Maranatha

RIWAYAT HIDUP

- Nama : Natalia Cristyawati

- Nomor Pokok Mahasiswa : 0310176

- Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 25 Desember 1984

- Alamat : Jl. Sauyunan I No.30, Bandung

- Riwayat Pendidikan : SDK II BPK Penabur, Bandung, tahun 1997

SLTPK I BPK Penabur, Bandung, tahun 2000

SMUK I BPK Penabur, Bandung, tahun 2003

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

(23)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit atau sekumpulan gejala yang

ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemik) akibat dari

kelainan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang kadang-kadang

disertai peningkatan komplikasi penyakit vaskuler (Davis,Granner, 2001).

Penyakit ini selain dipengaruhi oleh faktor genetik, juga pergeseran perilaku pola

konsumsi gizi makanan merupakan salah satu faktor pencetus yang menentukan

tingginya angka penderita diabetes. Data epidemiologi menunjukkan, bahwa

jumlah penderita DM di dunia dari 175,4 juta pada tahun 2000 akan melonjak

menjadi 239,3 juta pada tahun 2010 (Askandar Tjokroprawiro, 2002). Prevalensi

DM di Indonesia cukup tinggi, di daerah urban sebesar 14,7% dan daerah rural

sebesar 7,2% pada usia di atas 20 tahun. WHO memprediksi kenaikan jumlah

penderita dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030

(PERKENI, 2006).

Penyakit DM bersifat menahun dan akan diderita seumur hidup. Jika penyakit

ini dibiarkan begitu saja akan menimbulkan berbagai komplikasi yang cukup

fatal, seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, pembusukan kaki (gangrene), dan

atherosklerosis (Prapti Utami dan Tim Lentera, 2005).

DM secara umum dapat diatasi dengan obat antidiabetes yang disebut juga

Obat Hipoglikemik Oral (OHO). Pada kasus tertentu, dokter akan melakukan

injeksi insulin yang harganya cukup mahal untuk mengendalikan kadar glukosa

darah. Penggunaan OHO dan insulin tidak boleh sembarangan karena

dikhawatirkan penderita menjadi hipoglikemik (Prapti Utami dan Tim Lentera,

2005). Oleh karena itu, para ahli perlu mencari obat alternatif lain yang

diharapkan memiliki efek sama seperti obat antidiabetik, dengan efek samping

(24)

Universitas Kristen Maranatha

2

Sejak zaman dahulu, sudah banyak tanaman obat yang secara empiris

digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan kadar glukosa darah, salah

satunya adalah bratawali (Tinospora crispa (L.) Miers). Bagian tanaman

(simplisia) yang digunakan untuk pengobatan DM adalah batang bratawali

(Tinosporae caulis). Penelitian batang bratawali untuk menurunkan kadar glukosa

darah, pernah dilakukan oleh Karina Tirta (2005) yang menggunakan sediaan

infus batang bratawali, yang hasilnya infus batang bratawali dosis 2800 mg/kgBB

mencit mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah. Oleh sebab itu, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan, dengan menggunakan sediaan

ekstrak batang bratawali untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kadar glukosa

darah.

1.2Identifikasi Masalah

1. Apakah Ekstrak Etanol Batang Bratawali menurunkan kadar glukosa darah.

2. Bagaimana potensi penurunan kadar glukosa darah Ekstrak Etanol Batang

Bratawali bila dibandingkan dengan Glibenklamid.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud : Mengembangkan pengobatan tradisional untuk mencari terapi

diabetes melitus yang efektif dengan menggunakan batang

bratawali untuk menurunkan kadar glukosa darah dan untuk

melihat potensinya dibandingkan dengan Glibenklamid.

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol batang bratawali

(25)

Universitas Kristen Maranatha

3

1.4 Kegunaan Karya Tulis Ilmiah

Kegunaan akademis : menambah wawasan ilmu farmakologi tanaman obat

khususnya batang bratawali untuk menurunkan kadar

glukosa darah.

Kegunaan praktis : diharapkan batang bratawali dapat digunakan untuk

terapi/obat alternatif dalam menurunkan kadar glukosa

darah.

1.5Kerangka Pemikiran

Diabetes mellitus (DM) merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah

akibat kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif (Imam Subekti,

2002). Selain pankreas, hati merupakan organ pengatur kadar gula darah dengan

mensekresikan Insulin-like Growth Factor-1 (IGF-1) (Wells, 2006). Jika terdapat

hambatan dalam metabolisme glukosa, perangsangan sekresi insulin oleh glukosa

menjadi terhambat (Budi Kresnady dan Tim Lentera, 2003).

Radikal bebas yang dapat merusak pankreas salah satunya adalah aloksan.

Aloksan secara selektif merusak sel B dari pulau Langerhans yang mensekresi

hormon insulin. Dua elektron pada aloksan akan direduksi sehingga terbentuk

asam dialuric yang bersifat tidak stabil dan akan mengalami oksidasi terutama

aloksan yang mengalami reduksi oksigen menjadi O2-. Selain itu, reduksi 1

elektron dari aloksan dapat menyebabkan terbentuknya intermediate radical.

Produksi aloksan di dalam sel B melibatkan protein thioredoxin yang biasanya

terlibat dalam pembentukan insulin dalam keadaan normal. Protein tersebut

diubah menjadi hasil reduksinya (dithiol) yang dibentuk oleh NADH/NADPH.

Thioredoxin yang tereduksi tersebut mengubah aloksan menjadi dialuric acid.

Sel-sel pulau Langerhans yang telah diisolasi tersebut mampu mereduksi aloksan

menjadi dialuric acid dalam jumlah besar (Halliwell, 1991). Bila antioksidan

(26)

Universitas Kristen Maranatha

4

antioksidan eksogen seperti yang terdapat dalam tanaman untuk melindungi tubuh

dari efek radikal bebas (Andy Wijaya, 1999).

Zat aktif pada batang bratawali yang diduga memiliki khasiat menurunkan

kadar glukosa darah adalah alkaloid (Prapti Utami dan Tim Lentera, 2005) dan

flavone O-glicosides (apigenin) yang merupakan flavonoid (Dweck, 2006).

Alkaloid bekerja dengan menstimulasi hipothalamus untuk meningkatkan

sekresi Growth Hormone Releasing Hormone (GHRH), akibatnya sekresi Growth

Hormone (GH) pada hipofise meningkat. Kadar GH yang tinggi akan

menstimulasi hati untuk mensekresikan Insulin-like Growth Factor-1 (IGF-1)

(Bunting, 1996; Wells, 2006). IGF-1 mempunyai efek dalam menginduksi

hipoglikemia dan menurunkan glukoneogenesis sehingga kadar glukosa darah dan

kebutuhan insulin menurun. IGF-1 melalui negative feed back system akan

menormalkan kembali kadar GH (Bunting, 2006).

Flavonoid dapat mencegah komplikasi atau progresifitas DM dengan cara

membersihkan radikal bebas yang berlebihan, memutuskan rantai reaksi radikal

bebas (Hafiz Soewonto, 2001), mengikat ion logam (chelating), dan memblokade

jalur poliol dengan menghambat enzim aldose reduktase (Mills, Bone, 2002).

Dengan peran flavonoid sebagai antioksidan, maka peroksidasi lipid yang

berkepanjangan dapat dihentikan dan dengan demikian produksi radikal bebas di

dalam tubuh berkurang.

1.6Hipotesis

1. Ekstrak etanol batang bratawali dapat menurunkan kadar glukosa darah.

2. Potensi penurunan kadar glukosa darah ekstrak etanol batang bratawali

(27)

Universitas Kristen Maranatha

5

1.7Metodologi

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratoris sungguhan, dengan

menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif.

Penentuan kadar glukosa darah dengan metode induksi aloksan. Data yang diukur

kadar glukosa darah (mg/dl) menggunakan glukometer (Sky Era) setelah diberi

perlakuan ekstrak etanol batang bratawali selama 7 hari. Analisis data dengan

ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan Tukey HSD, D = 0.05 menggunakan

program SPSS 11.0.

1.8Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Maranatha Bandung.

(28)

Universitas Kristen Maranatha

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak etanol batang bratawali (EEBB) menurunkan kadar glukosa darah.

2. Potensi penurunan kadar glukosa darah EEBB setara dengan Glibenklamid

untuk semua dosis yang diberikan : dosis 1 (131 mg/kgBB), dosis 2 (322

mg/kgBB), dan dosis 3 (644 mg/kgBB).

5.2 Saran

Penelitian ekstrak etanol batang bratawali terhadap penurunan kadar glukosa

darah perlu dilanjutkan dengan :

1. Dicari dosis efektif ekstrak etanol batang bratawali yang paling minimal.

2. Perlu dilakukan uji toksisitas akut dari bratawali.

3. Dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah dengan metode lain seperti

Tes Toleransi Glukosa Oral, pemeriksaan uji histo-patologi.

4. Menggunakan hewan coba lain.

5. Menggunakan pelarut lain dan dilakukan fraksinasi zat aktif.

6. Menggunakan dosis yang lebih bervariasi.

(29)

53 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://www.sacs.ucsf.edu/home/cooper/Anat118/GI-Glands/pancreas/pancreas-acinus.jpg.20 Agustus 2006.

Anonim. http://www.fccj.org/campuses/north/lac/digestive_system/pancreas.html. 23 Mei 2006.

Anonim.http://images.search.yahoo.com/search/images?p=structure+of+alloxan& ei. 20 Desember 2006.

Anonim. www.chemblink.com/structures/520-36-5.gif. 20 Desember 2006.

A. Boedisantoso R., Imam Subekti. 2002. Kompliksasi akut diabetes mellitus.

Dalam : Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Jakarta : FKUI. h. 161.

Andy Wijaya. 1999. Free radicals and antioxidant status. In : Jakarta diabetes meeting 1996, 1997, 1998. Jakarta : Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. h.10-3

Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setiowulan. 2001. Metabolik endokrin. Dalam : Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. h. 580-86.

Arlani. 2005. Pengaruh ekstrak kacang buncis (Phaseolus vulgaris) terhadap

penurunan kadar glukosa darah pada tikus y ang diinduksi aloksan.

Askandar Tjokroprawiro. 2001. Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. h. vii.

Budi Kresnady & Tim Lentera. 2003. Khasiat dan manfaat brotowali si pahit yang menyembuhkan. Jakarta : Agromedia Pustaka. h. 34, 40.

Bunting, D.L. 1996. Massive insulin resistance and the treatment with IGF-I and

IGF-II. http://intmedweb.wfumbc.edu/grand_rounds/1996/igf.html.13

September 2006.

Davis, S.N., Granner, D.K. 2001. Insulin, oral hypoglicemic agents, and the

(30)

Universitas Kristen Maranatha

54

pharmalogical basis of therapeutics, 10th ed. New York : McGraw-Hill. p. 1686.

Depkes. 1978. Materia medika Indonesia. Jilid II. (tp). h. 91-3

Djoko Wahono Soeatmadji, 2006. Radikal bebas dan penatalaksanaan diabetes

tipe 2. http://www.tempo.co.id./Medika/arsip/052001/keg-3.html. 21

Desember 2006.

Dweck A. C., (tt). A review of andawali.

http://www.dweckdata.com/published_papers/Tinospora_crispa.pdf.18 September 2006.

Edi Sugiyanto. 2004. Patogenesis diabetes mellitus tipe 2. Medika No.2 Tahun XXX. Jakarta : PT.Grafiti Medika Pers. h. 100.

Ganong W. F. 2003. Fungsi endokrin pankreas dan pengaturan metabolisme karbohidrat. Dalam : Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi 20. Jakarta : EGC. h. 323, 331.

Granner D. K. 2003. Hormon pankreas dan traktus gastrointestinal. Dalam : Murray R. K., Mayes P. A., Rodwell V. W. eds. Biokimia Harper, edisi 25. Jakarta : EGC. h. 581, 586, 593.

Hafiz Soewoto. 2001. Antioksidan eksogen sebagai lini pertahanan kedua dalam

menanggulangi peran radikal bebas. Dalam : Kursus penyegar 2001.

Radikal bebas dan antioksidan dalam kesehatan dasar, aplikasi, dan

pemanfaatan bahan alam. Jakarta : Bagian Biokimia FKUI. h. 1-25.

Halliwell, B., Gutteridge, J.M.C. 1991. Free radicals and toxicology. In : Free radicals in biology and medicine. 2nd edition. New York : Oxford. p.310-4.

Harborne J.B. 1996. Senyawa fenol dalam metode fitokimia, terbitan kedua.

Bandung : Penerbit ITB. h. 70.

Hardjono Sastrohamidjojo. 1996. Alkaloid dalam sintesis bahan alam, cetakan pertama. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. h. 208.

Imam Subekti. 2002. Apa itu diabetes : Patofisiologi, gejala, dan tanda. Dalam :

Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, eds. Penatalaksanaan diabetes

(31)

Universitas Kristen Maranatha

55

Kelompok Kerja Ilmiah Phyto Medica. 1993. Antidiabetes. Dalam : Penapisan

farmakologi, pengujian fitokimia & pengujian klinik. (tp). h. 16-17.

Khemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan percobaan, teori, dan aplikasi. Jakarta : Rajawali Press.

Markham K.R. 1988. Cara mengidentifikasi flavonoid. Bandung : Penerbit ITB. h. 15.

Mills S., Bone K., 2002. Principles of Herbal Pharmacology. In : Principles and

practise of phytotherapy modern herbal medicine. Toronto : Churchill

Livingstone. p. 32-34.

Nolte M. S., and Karam J. H. 2001. Hormon pankreas dan obat anti diabetes. Dalam : Katzung B. G. ed. Farmakologi dasar dan klinik. h. 671,672,693, 699.

Prapti Utami dan Tim Lentera. 2005. Tanaman obat untuk mengatasi diabetes

mellitus. Jakarta : Agromedia Pustaka. h. 1, 2, 6, 12-3, 24.

PERKENI. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus di

Indonesia. Jakarta : Divisi Metabolik Endokrin, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. h. 1-19.

Powers A. C. 2005. Diabetes mellitus. In : Harrison, et al. Harrison’s Principles of internal medicine, volume II, 10th ed. USA : McGraw-Hill. p. 2152-3.

Ratna Mardiati. 2000. Buku kuliah faal endokrin. Jakarta : CV. Sagung Seto. h. 41-46.

Robinson T. 1995. Kandungan organik tumbuhan tinggi. Bandung : Penerbit ITB. h. 192-3.

Sarwono Waspadji. 2002. Diabetes mellitus : Mekanisme dasar dan

pengelolaannya yang rasional. Dalam : Penatalaksanaan diabetes mellitus

terpadu. Jakarta : FKUI. h.34.

Setiawan Dalimartha. 2005. Ramuan tradisional untuk pengobatan diabetes

(32)

Universitas Kristen Maranatha

56

Sidartawan Soegondo. 2002. Prinsip pengobatan diabetes, insulin, dan obat

hipoglikemik oral. Dalam : Penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu.

Jakarta : FKUI. h. 113.

Shirley Ivonne Moningkey. 2000. Epidemiologi diabetes mellitus dan pengendaliannya. Dalam : Medika No. 3 Tahun XXVI. Jakarta : PT. Grafiti Medika Pers. h. 189-190.

Snell R. S. 1997. Abdomen bagian II : Rongga abdomen. Dalam : Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran, bagian 1, edisi 3. Jakarta : EGC. h.266-68.

Sudarsono, et al. 1996. Tinospora crispa (L.) Miers. (Menispermaceae) Brotowali.

Dalam : Tumbuhan obat. Yogyakarta : Pusat Penelitian Obat Tradisional

UGM.. h.144-49.

Suharmiati. 2003. Pengujian bioaktivitas anti diabetes mellitus tumbuhan obat. Dalam : Cermin Dunia Kedokteran No.140. Jakarta : Grup PT. Kalbe Farma. h.8.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Potensi Ekstrak Batang Sipatah-patah ( Cissus quadrangula Salisb.) dalam Proliferasi dan Diferensiasi Sel Punca Mesenkimal

L Dalam penulisan daftar pustaka dan footnote sering kita op.cit dan loc.cit, Jelaskan menggunakan istilah ibid, istilah_istilah tersebut J&#34;i.*irg_masing.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh yang ditimbulkan terhadap return saham, yang kemudian dituangkan dalam sebuah

selama periode Tahun 1995 sampai dengan 2005 dari alat tangkap gabungan bubu dan jaring insang dasar terhadap ikan lencam adalah sebesar 667 ton per tahun yang berada di bawah

Harbinsn di Desa Raws Denok, Depok, Jaws Barat Nama Mahasiswa Syaiful Jamal.. Nomor Pokok

Fakultas : Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana. Jenis Karya :

Ketua Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah. Tanggal Lulus : 24 Mei

Yang dimaksud hadiah dalam Pasal 12 a Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang