ABSTRAK
Bank sebagai lembaga yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana bagi masyarakat (intermediary) memiliki peran vital dalam pembangunan nasional dan perekonomian bangsa. Bank memiliki tanggung jawab untuk menjaga tingkat kesehatan dan likuiditas bank serta menerapkan prinsip kehati-hatian bank dalam menjalankan setiap kegiatan usaha bank. Manajemen risiko adalah salah satu dari bentuk prinsip kehati-hatian tersebut. Fluktuasi nilai mata uang yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi menuntut adanya produk bank, yaitu transaksi lindung nilai yang berfungsi untuk memitigasi risiko fluktuasi nilai mata uang. Transaksi lindung nilai ini dapat menghasilkan keuntungan yang besar sekaligus memiliki dampak risiko yang besar (high risk, high return).
Dalam pelaksanaan transaksi lindung menimbulkan permasalahan hukum. Banyak praktek pelaksanaan transaksi lindung nilai yang akhirnya di bawa ke pengadilan. Beberapa putusan hakim mengenai gugatan transaksi lindung nilai yaitu pembatalan perjanjian. Hal ini tentu akan sangat merugikan pihak bank, karena bank sangat dituntut untuk menjaga tingkat kesehatan bank. Selain itu, hakim juga berpendapat bahwa transaksi lindung nilai mengandung unsur judi dan bersifat spekulatif. Nasabah yang merasa dirugikan juga mengklaim tidak mendapatkan informasi yang utuh mengenai risiko dari produk perbankan ini. Hal ini tentu menimbulkan adanya suatu ketidakpastian hukum dalam pelaksanaan transaksi lindung nilai.