iv
PERANAN KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA TANAH PUSAKO DI KENAGARIAN AMPANG GADANG DITINJAU DARI PERATURAN MENTERI NEGARA
AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN PENYELESAIAN MASALAH HAK
ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT
Abstrak
PURNAMA 110110110297
Tanah merupakan benda tidak bergerak yang memiliki nilai fungsi dalam menunjang kehidupan manusia. Permasalahan tanah yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Minangkabau disebabkan oleh tanah sebagai faktor penting dalam sistem keturunan matrilineal yang dianut oleh Minangkabau. Sengketa adat yang seringkali terjadi di Minangkabau adalah mengenai sengketa tanah khususnya tanah ulayat atau tanah pusako. Sengketa adat diselesaikan secara adat pula melalui lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis peranan Kerapatan Adat Nagari (KAN) dalam menyelesaikan sengketa tanah pusako di Kenagarian Ampang Gadang dan perlindungan hukum bagi pihak yang bersengketa terhadap putusan KAN Ampang Gadang.
Metode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu penelitian kepustakaan dengan cara meneliti data sekunder berupa peraturan perundang-undangan, literatur, serta bahan lain yang berhubungan dengan penelitian, dan studi lapangan guna menunjang data sekunder melalui wawancara yang selanjutnya data dianalisis secara normatif kualitatif.
v
THE ROLE OF KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) IN SETTLEMENT PUSAKO LAND DISPUTE IN KENAGARIAN AMPANG GADANG BASED ON MINISTER OF STATE REGULATION OF AGRARIAN
NUMBER 5 OF 1999 ON THE SETTLEMENT GUIDELINES CUSTOMARY RIGHTS ISSUE OF INDIGENOUS COMMUNITIES
Abstract
PURNAMA
110110110297
Land is an immovable having a value of the function to support human life. Land problems occurring in Indonesian society, especially the Minangkabau society caused by the land as an important factor in the matrilineal descent system adopted by the Minangkabau. Customs disputes that often occur in Minangkabau was over land especially customary land or pusako land. Indigenous customary dispute settled through Kerapatan Adat Nagari (KAN) institutions. This study aimed to identify and analyze the role of Kerapatan Adat Nagari (KAN) in solving pusako land disputes in Kenagarian Ampang Gadang and legal protection for the parties that have legal dispute against the decision of KAN Ampang Gadang.
The method that used in this research is through normative juridical approach with specification of descriptive analytical research. This research was done in two stages, first, literature research by examining the secondary data such as legislation, literature, and other materials related to research and second is field studies, to support secondary data through interviews, after that the data analyzed qualitatively normative.