• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Makalah Pengaruh Vaksinasi Terhadap Kekebalan Tubuh Bayi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Makalah Pengaruh Vaksinasi Terhadap Kekebalan Tubuh Bayi"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

[ 1 ]

Artikel ebuletin LPMP Sulsel. ISSN 2355‐3189. 06 April 2015

http: / /www . l p m p s u l sel . n et/ v 2 /i n d e x . php? o p t i o n = c o m _ c o n ten t & v i e w =a r t i cl e &i d =3 4 3 :p enga r u h ‐ v a ksi n asi ‐ t e r ha d a p ‐ keke b a l a n‐ tu buh ‐ b ayi&catid = 42 : e b u l etin&It e mi d = 2 1 5

PENGARUH VAKSINASI TERHADAP

KEKEBALAN TUBUH BAYI

Oleh : Rahmatiah,S.Si,M.Si Widyaiswara LPMP SulSel

(2)

Daftar

C. Kekebalan tubuh yang terbentuk setelah divaksinasi

... 9

D. Penelitian tentang kegagalan imunisasi dan vaksin yang setengah‐ setengah ... 13

(3)

Abstra

k

Vaksinasi tidak menjamin kekebalan. Kekebalan alami terjadi hanya setelah seseorang pulih dari penyakit yang sebenarnya. Selama sakit, mikroorganisme biasanya harus melewati banyak sistem alami dalam pertahanan kekebalan tubuh hidung, tenggorokan, paru-paru, saluran pencernaan dan jaringan getah bening sebelum mencapai aliran darah. Seperti halnya mikroorganisme memicu banyak peristiwa biologis yang penting dalam membangun kekebalan alami. Ketika anak mendapat penyakit baru, ia mungkin merasa sakit selama beberapa hari, lalu ia akan sembuh. Satu-satunya perbedaan pada vaksinasi adalah anda melakukannya secara buatan, dengan cara yang lebih aman.

Hal ini karena sebagian besar penyakit tidak memberikan kesempatan untuk hidup di luar serangan pertama. Pikirkan tentang penyakit seperti tetanus, cacar dan difteri. Jutaan orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit yang ditakuti ini sebelum vaksin dikembangkan. Penyakit lain telah menyebabkan kerusakan permanen pada tubuh individu yang masih hidup. Apakah Anda ingin mengambil kesempatan kehilangan hidup atau menjadi cacat hanya untuk mencoba ‘cara alami’

Kata Kunci : Vaksinasi, kekebalan alami, kekebalan buatan,penyakit

Abstract

Vaccination does not guarantee immunity. Natural immunity occurs only after a person recovers from the actual disease. During the illness, the microorganisms usually have to pass many natural systems in the body's immune defenses nose, throat, lungs, gastrointestinal tract and lymph tissue before it reaches the bloodstream. As well as microorganisms triggers many biological events that are important in building a natural immunity. When a child gets a new disease, he may feel sore for a few days, then he will be cured. The only difference is that you do vaccination artificially, with a more secure way.

This is because most diseases are not giving a chance to live beyond the first attack. Think about diseases such as tetanus, measles and diphtheria. Millions of people around the world die from this dreaded disease before a vaccine was developed. Other diseases have caused permanent damage to the body of individuals who are still alive. Do you want to take the chance of losing life or become disabled just to try the 'natural way'

(4)

Pendahulu

an

A. Pengertian

Vaksin

Vaksin adalah antigenik yang diberikan kepada anak atau orang dewasa yang bertujuan untuk merangsang atau menghasilkan system imun tubuh terhadap penyakit tertentu sehingga ketika anak terpapar suatu penyakit maka vaksin akan bekerja untuk mengurangi pengaruh dari serangan tersebut atau bahkan melindunginya secara total sehingga anak kebal terhadap penyakit tertentu. Vaksinasi adalah aktifitas yang tidak asing lagi pada kalangan ibu-ibu yang memiliki bayi atau balita. Kegiatan ini sesungguhnya adalah memberikan suatu zat tertentu pada tubuh si anak baik secara oral atau pun injeksi. Tujuan dari vaksinasi adalah pembentukan kekebalan tubuh si anak bayi/balita sesuai dengan vaksin yang disuplai.

B. Apa itu vaksin dan

vaksinasi?

Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. Terbuat dari virus yag telah dimatikan atau “dilemahkan” dengan menggunakan bahan-bahan tambahan-bahan lainnya seperti formalaldehid, thymerosal dan lainnya. Sedangkan vaksinasi adalah suatu usaha memberikan vaksin tertentu kedalam tubuh untuk menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit /virus tersebut.

C.

Jenis‐jenis

vaksinasi

Jenis-jenis vaksinasi yang ada antara lain vaksin terhadap penyakit hepatitis, polio, Rubella, BCG, DPT, Measles ”Mumps-Rubella (MMR) cacar air dan jenis penyakit lainnya seperti influenza. Di Indonesia sendiri praktek vaksinasi yang hampir selalu dilakukan pada bayi dan balita adalah Hepatitis B, BCG, Polio dan DPT. Selebihnya seperti vaksinasi MMR adalah bersifat tidak wajib. Ada pun vaksinasi terhadap penyakit cacar air (smallpox) termasuk vaksinasi yang sudah tidak dilakukan lagi di Indonesia.

D.

Vaksin

dan

sistem

kekebalan tubuh

(5)

dengan membentuk yang namanya antibody terhadap benda asing tersebut. Antibodi yang dibentuk bersifat spesifik yang akan berfungsi pada saat tubuh kembali terekspos dengan benda asing tersebut.

(6)

berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.

Jenis Imunisasi ada 2, yaitu pasif dan aktif. Imunisasi pasif dilakukan dengan memasukkan antibodi yg berasal dari luar tubuh, misal dari ibu ke janin melalui plasenta atau dari luar.

Contoh imunisasi pasif lainnya adalah ASI yang mengandung banyak antibodi. Atau suntikan imunoglobulin anti hep B. Sifat imunisasi pasif ini adalah temporer atau sementara karena misalnya ASI, tidak mengandung antigen yang bisa merangsang pembentukan antibodi dalam tubuh bayi.

Sedang imunisasi aktif kita kenal dengan vaksinasi. Vaksinasi adalah persiapan biologis untuk meningkatkan kekebalan tubuh (manusia/hewan) terhadap suatu penyakit. Biasanya dilakukan dengan cara menginduksi (menyuntikkan) kuman, virus atau mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah dilemahkan atau mati. Agen atau mikroorganisme (virus atau bakteri) yang dimasukkan dalam tubuh melalui vaksinasi akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali benda asing yang masuk, menghancurkan dan “mengingatnya”.

Dari uraian singkat tersebut perlu dibahas mengenai:

1. Apakah vaksinasi memberikan kekebalan pada balita terhadap penyakit 2. Bahan-bahan apa saja yang digunakan untuk membuat vaksin?

(7)

Pembahasan

Materi

A. Pentingnya Vaksinasi

Beberapa pihak menganggap bayi tidak perlu divaksin karena sudah memiliki antibodi alami. Tapi keputusan untuk vaksin bayi berpulang lagi pada orangtuanya, apakah anaknya mau divaksin atau tidak. Sebenarnya perlukah bayi divaksin?"Sangat perlu karena sudah terbukti secara medis. Ada penelitian yang menunjukkan kalau zaman dulu banyak kasus Polio, Hepatitis, Campak dan DPT, tapi berkat imunisasi secara bertahap dan lengkap, penyakit ini jadi berkurang jumlahnya," ujar dr Rifan Fauzie, SpA dari RSAB Harapan Kita Jakarta, saat dihubungi detikHealth, Rabu (20/6/2012).

Di Indonesia, mitos-mitos seputar vaksin masih banyak beredar luas di masyarakat. Kondisi ini merupakan salah satu penghalang yang menyulitkan dokter dalam memberikan vaksin pada bayi atau anak.Padahal imunisasi adalah salah satu cara yang paling tepat untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya, kecacatan dan kematian terutama pada bayi yang belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik.

"Kalau vaksin yang bisa mencegah 100 persen memang nggak ada, biasanya perlindungannya sekitar 80-95 persen. Tapi efektif jika sudah diberikan pada anak," ujar dr Rifan yang juga anggota IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia),dr Rifan mencontohkan negara seperti Amerika Serikat saja yang anak-anaknya sudah mendapatkan gizi atau nutrisi yang baik tetap memerlukan imunisasi. Ini karena penyakit itu bisa muncul dari lingkungan, kekebalan tubuh anak serta patogenisitas atau keganasan kuman.

Sementara Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, Sekretaris Satgas Imunisasi PP IDAI, dalam penjelasannya ke detikHealth menuturkan dengan meningkatkan cakupan imunisasi, maka penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi berkurang secara bermakna

Semua negara telah setuju menyatakan bahwa imunisasi bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan, cacat dan kematian. Karenanya imunisasi harus dipertahankan terus agar penyakit yang sudah tidak ada tidak muncul lagi.Sampai saat ini tidak ada negara yang melarang imunisasi, justru semua negara berusaha meningkatkan cakupan imunisasi lebih dari 90 persen yang artinya lebih dari

90 persen anak atau bayi telah mendapat imunisasi.

(8)

Ada beberapa alasan yang menyebabkan orang tua ragu atau takut untuk memberikan vaksin pada bayinya :

Vaksin berisi virus yang dilemahkan sehingga dikuatirkan akan memicu penyakit

Vaksin dianggap sebagai zat beracun yang justru membuat bayi tidak memiliki kekebalan alami

Efek samping dari pemberian vaksin

Tafsir agama

Vaksin berisi virus yang dilemahkan yang sengaja dimasukkan ke dalam tubuh dengan tujuan agar tubuh dapat membuat antibodi terhadap virus tersebut sehingga ketika suatu saat terinfeksi virus maka tubuh sudah memiliki antibodinya sehingga dapat meminimalkan bahkan menangkal infeksi dari virus tersebut.

Virus sendiri jika menginfeksi seseorang, sebagian besar dapat sembuh dengan sendirinya jika orang terebut memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Daya tahan tubuh yang kuat didapat dari pola makan yang sehat, dan pola hidup yang benar

Manfaat vaksin bagi bayi :

Perlindungan yang diberikan vaksin pada tubuh memang tidak 100%, perlindungannya sekitar

80 – 90% tapi masih lebih baik daripada tidak ada perlindungan sama sekali.

Imunisasi terbukti bermanfaat untuk menurunkan angka kesakitan, cacat dan kematian.

Karenanya imunisasi harus dipertahankan terus agar penyakit yang sudah tidak ada tidak muncul lagi.

Imunisasi juga menjadi bentuk perlindungan yang praktis karena sangat cepat meningkatkan kekebalan spesifik tubuh bayi dan anak. Dalam waktu 2-4 minggu setelah imunisasi

(9)

Apakah Anda ingin mengambil kesempatan kehilangan hidup atau menjadi cacat hanya untuk mencoba cara alami? Hari ini, kita memiliki vaksin terhadap penyakit fatal seperti rubella, polio, tetanus dan pertusis. Upaya juga untuk mengembangkan vaksin pertama melawan flu babi yang ditakuti. Ketika Anda mendapatkan vaksin, maka anda akan mendapat perlindungan terhadap sejumlah penyakit dengan cara yang aman dan nyaman. Ini adalah salah satu keajaiban ilmu pengetahuan modern.

Meskipun vaksin memiliki tarif efektivitas yang sangat tinggi, mereka tidak benar-benar efektif untuk 100% dari orang-orang yang menerima mereka. Misalnya, serangkaian penuh vaksin campak akan melindungi 99 dari 100 anak-anak dari penyakit campak dan polio akan melindungi 99 dari 100 anak-anak dari penyakit polio. Ini berarti ketika ada wabah penyakit, jumlah yang sangat kecil untuk orang dengan vaksin tidak bekerja masih mungkin dapat terserang penyakit. Karena hampir semua anak-anak kita diimunisasi dan hanya sedikit yang tidak, itu bisa menjadi kasus yang (Persero) Bandung. Dengan maraknya kelompok anti-vaksin yang takut bersinggungan dengan babi, Bio Farma pun menjawab ketakutan tersebut.Vaksinasi merupakan pemberian dalam jumlah kecil mikroba yang sudah di-inaktivasi atau dilemahkan kepada orang sehat dengan tujuan untuk merangsang tubuh orang tersebut membentuk antibodi (kekebalan) terhadap mikroba tersebut."Masyarakat tidak perlu takut dengan adanya isu bahan dasar vaksin adalah babi, karena itu tidak benar adanya. Vaksin terbukti dapat mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya. Hal ini terbukti dengan musnahnya penyakit cacar api dari muka dunia dikarenakan keberhasilan program imunisasi cacar api pada tahun 1978," jelas dr Novilia Sjafri Bachtiar, M.Kes, Kepala Bagian Evaluasi Produk PT Bio Farma (Persero), saat dihubungi detikHealth,Rabu (20/6/2012).

(10)

Polio Vaccine) maupun IPV (Inactivated Poliovirus Vaccines atau vaksin polio khusus) untuk media virus. Tripsin merupakan bahan untuk melepaskan sel dari tempat merekatnya virus pada media virus.

2. Tripsin kemudian dibuang dan ada proses pencucian, dan kemudian pelarutan dengan air dalam jumlah yang sangat besar.

3. Pada produk final tidak ditemukan unsur tripsin."Untuk vaksin lainnya kita tidak menggunakan tripsin seperti polio. Dengan demikian, bisa dijelaskan vaksin adalah suatu medikasi yang sifatnya urgent, bukan pilihan seperti makanan," tutup dr Novilia.Sebagai informasi, sejak tahun 1997 sampai saat ini, PT Bio Farma pun telah mengekspor produknya ke 120 negara, termasuk 36 negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam seperti Iran, Pakistan, Malaysia, Mesir dan negara lainnya seperti India, Thailand, Afrika Selatan dan lainnya.

C. Kekebalan tubuh yang terbentuk setelah divaksinasi

Vaksin pada dasarnya bertujuan membantu tubuh menghasilkan antibodi dan melindungi terhadap penyakit. Namun beberapa kalangan menolak menerima vaksin atau memberikan vaksin pada anaknya karena alasan bahan dasar vaksin adalah babi. Benarkah demikian? Vaksin adalah bakteri atau virus yang telah dilemahkan, yang dimasukkan ke dalam tubuh baik secara injeksi ataupun oral yang berguna untuk merangsang pembentukan kekebalan tubuh.Saat ini lebih dari 190 negara secara terus menerus melakukan imunisasi untuk bayi dan balita. Di negara tersebut terdapat institusi resmi yang meneliti dan mengawasi vaksin, yang beranggotakan dokter ahli penyakit infeksi, imunologi, mikrobiologi, farmakologi, epidemiologi, biostatistika dan lain-lain.

Sampai saat ini tidak ada negara yang melarang imunisasi, justru semua negara berusaha meningkatkan cakupan imunisasi lebih dari 90 persen (artinya lebih dari 90 persen anak atau bayi telah mendapat imunisasi). Tapi di berbagai negara, ada saja kelompok-kelompok tertentu yang menentang pemberian vaksin. Salah satunya karena vaksin dianggap berbahan dasar babi.

(11)

[ 10 ]

Artikel ebuletin LPMP Sulsel. ISSN 2355‐3189. 06 April 2015

h

t t p : / /ww w. l p m psu l se l . n e t / v2 / i n de x.php?

option=com_content&view=article&id=343:pengaruh‐ vaksinasi‐terhadap‐

ketat dari segi kualitas, efektifitas dan keamanan vaksin. Di dalam negeri dilakukan oleh badan POM dan untuk ekspor dilakukan penilaian kualitas dan mutu vaksin oleh World Health Organization (WHO),” jelas dr Novilia Sjafri Bachtiar, M.Kes, Kepala Bagian Evaluasi Produk PT Bio Farma (Persero), saat dihubungi detikHealth, Rabu (20/6/2012).

Dalam pembuatan vaksin, unsur binatang termasuk babi sering dipakai sebagai media untuk membiakkan bibit vaksin dari kuman yang dilemahkan. Media ini berfungsi sebagai pemotong rantai kimia tertentu, sehingga bersinggungan dengan bahan baku pembuatan vaksin. Namun dengan berkembangnya teknologi, pembuatan vaksin pun sudah tidak lagi dibiakkan pada embrio anjing, babi atau manusia.

“Pendapat tersebut bersumber dari tulisan 50 tahun lalu (tahun 1961-1962). Teknologi pembuatan vaksin telah berkembang sangat pesat, sehingga sangat jauh berbeda dengan pembuatan vaksin pada tahun 1950an. Saat ini, tidak ada vaksin yang terbuat dari nanah atau dibiakkan embrio anjing, babi atau manusia,” tulis Dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, Sekretaris Satgas Imunisasi PP IDAI, dalam penjelasannya pada detikHealth.

Menurut Dr. Soedjatmiko, pada proses penyemaian induk bibit vaksin tertentu 15-20 tahun lalu, proses panen bibit vaksin tersebut bersinggungan dengan tripsin pankreas babi untuk melepaskan induk vaksin dari persemaiannya. Tetapi induk bibit vaksin tersebut kemudian dicuci dan dibersihkan total dengan cara ultrafilterisasi ratusan kali, sehingga vaksin yang diberikan kepada anak tidak mengandung tripsin babi. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan khusus.

“Majelis Ulama Indonesia menyatakan bahwa vaksin tersebut dapat dipakai, selama belum ada penggantinya. Contoh vaksin meningokokus haji diwajibkan oleh Saudi Arabia bagi semua jemaah haji untuk mencegah radang otak karena meningokokus,” lanjut Dr. Soedjatmiko. Lagipula, vaksin yang digunakan oleh program imunisasi di Indonesia adalah buatan PT Bio Farma Bandung, pabrik vaksin BUMN yang telah berpengalaman selama 120 tahun, dengan mayoritas karyawannya adalah muslim.

Proses penelitian dan pembuatannya pun mendapat pengawasan ketat dari ahli-ahli vaksin di BPOM dan WHO. Dan sejak tahun 1997 sampai saat ini, PT Bio Farma pun telah mengekspor produknya ke 120 negara, termasuk 36 negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam seperti Iran, Pakistan, Malaysia, Mesir dan negara lainnya seperti India, Thailand, Afrika Selatan dan lainnya.

(12)

[ 11 ]

Artikel ebuletin LPMP Sulsel. ISSN 2355‐3189. 06 April 2015

h

t t p : / /ww w. l p m psu l se l . n e t / v2 / i n de x.php?

option=com_content&view=article&id=343:pengaruh‐ vaksinasi‐terhadap‐

(13)

alami dalam pertahanan kekebalan tubuh hidung, tenggorokan, paru-paru, saluran pencernaan dan jaringan getah bening sebelum mencapai aliran darah. Seperti halnya mikroorganisme memicu banyak peristiwa biologis yang penting dalam membangun kekebalan alami. Ketika anak mendapat penyakit baru, ia mungkin merasa sakit selama beberapa hari, lalu ia akan sembuh. Satu-satunya perbedaan pada vaksinasi adalah Anda melakukannya secara buatan, dengan cara yang lebih aman.

Vaksin atau imunisasi yang disarankan.

Ada beberapa vaksin atau imunisasi yang disarankan untuk diberikan pada ibu hamil, bayi dan anak-anak, diantaranya :

1. DTaP-IPV-Hib (Difteri, Tetanus, Pertusis aseluler, Polio dan Hib).

DTaP-IPV-Hib (Difteri, Tetanus, Pertusis aseluler, Polio dan Hib / Haemophilus influenzae type B) adalah vaksin kombinasi yang diberikan dalam satu jarum. Ini adalah

perlindungan terbaik anak Anda dapat memiliki terhadap 5 penyakit ini. Vaksin kombinasi yang sangat efektif dan tidak menimbulkan efek samping lebih banyak daripada jika

diberikan oleh jarum terpisah. Anak-anak harus menerima vaksin atau imunisasi ini pada usia 2 bulan untuk membantu melindungi mereka terhadap penyakit ini. Biasanya diberikan pada saat yang sama dengan vaksin pneumokokus dan meningokokus. Imunisasi DPT / DtaP-IPV-Hib diberikan dalam “seri” untuk membantu membangun kekebalan yang kuat terhadap penyakit ini. Anak- anak menerima dosis pada: 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18 bulan, 4-6 tahun (kecuali Hib). Perlindungan yang terbaik adalah jika anak Anda memiliki seluruh seri pada usia yang dianjurkan. Tapi itu tidak pernah terlambat untuk memulai. Boosters tetanus dan difteri dianjurkan setiap 10 tahun.

2. Hepatitis B.Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati. Kebanyakan orang yang terinfeksi dapat sembuh sepenuhnya. Namun, hingga 10% dari anak-anak dan orang dewasa yang terinfeksi kronis (seumur hidup) hepatitis B. Vaksin Hepatitis B diberikan sebanyak tiga kali, yaitu saat bayi lahir, berumur satu dan enam bulan. Vaksin ini efektif mencegah terjadinya penyakit hepatitis.

(14)

4. BCGImunisasi ini Bacillus Calmette Guerin, adalah jenis imunisasi yang diberikan pada bayi untuk mencegah penyakit TBC, penyakit ini sering menyerang anak dibawah usia 12 tahun. Oleh sebab itu imunisasi BCG sangat diperlukan. Vaksin atau imunisasi ini juga mengurangi resiko tuberkulosis berat seperti meningitis TB (radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri TB). Imunisasi BCG biasanya diberikan pada bayi ketika usianya 2 – 3 bulan, imunisasi ini dilakukan hanya satu kali karena imunisasi ini berisi kuman atau bakteri hidup dan membuat antibodi yang dihasilkan cukup tinggi.

(15)
(16)

[ 13 ]

Artikel ebuletin LPMP Sulsel. ISSN 2355‐3189. 06 April 2015

h

t t p : / /ww w. l p m psu l se l . n e t / v2 / i n de x.php?

option=com_content&view=article&id=343:pengaruh‐ vaksinasi‐terhadap‐

internasional. Apakah kita kemudian akan mengatakan, ikut imunisasi saja supaya bisa menjuarai olimpiade tingkat internasional? sehingga, jangan karena satu dua kasus, kemudian kita menyamakannya pada semua kasus.

D. Penelitian tentang kegagalan imunisasi dan vaksin

yang setengah‐

setengah

Umumnya penelitian-penelitian ini adalah penelitian tahun lama yang kurang bisa dipercaya, mereka belum memahami benar teori imunologi yang terus berkembang. Kemudian tahun 2000-an muncul kembali yaitu peneliti Wakefield d2000-an Montgomerry y2000-ang mengajuk2000-an lapor2000-an penelitian adanya hubungan vaksin MMR dengan autism pada anak. Ternyata penelitian ini tidak menggunakan paradigm epidemiologik, tetapi paradigma imunologi atau biomolekuler yang belum memberikan bukti shahih. Bukti juga masih sepotong-potong. Baik pengadilan London maupun redaksi majalah yang memuat tulisan ini akhirnya menyesal dan menyatakan bukti yang diajukan lemah dan kabur. [Pedoman Imunisasi di Indonesia hal 366-367].

E. Keberhasilan vaksin memusnahkan cacar

[smallpox] di bumi

Bukan cacar air [varicella] yang kami maksud, tetapi cacar smallpox. Yang sebelumnya mewabah di berbagai negara dan sekarang hampir semua negara menyatakan negaranya sudah tidak ada lagi penyakit ini.

“Following their jubilant announcement in 1980 that smallpox had finally been eradicated from the world, the World Health Organization lobbied for the numbers of laboratories holding samples of the virus to be reduced. In 1984 it was agreed that smallpox be kept in only two WHO approved laboratories, in Russia and America”

“Setelah pengumuman gembira mereka pada tahun 1980 bahwa cacar akhirnya telah diberantas dari bumi, WHO melobi agar jumlah laboratorium yang memegang sampel virus bisa dikurangi. Pada tahun 1984, disepakati bahwa (virus) cacar hanya disimpan di dua laboratorium yang disetujui WHO, yaitu di Rusia dan Amerika.”

Lihat bagaimana dua negara adidaya saat itu yang saling berperang berusaha mendapatkan ilmu ini dengan menyimpan bibit penyakit tersebut. Jika ini hanya main-main dan bohong belaka, mengapa harus diperebutkan oleh banyak negara dan akhirnya dibatasi dua Negara saja. Lihat juga karena vaksinlah yang menyelamatkan dunia dari wabah saat itu, dengan izin Allah Ta’ala.

(17)

[ 14 ]

Artikel ebuletin LPMP Sulsel. ISSN 2355‐3189. 06 April 2015

h

t t p : / /ww w. l p m psu l se l . n e t / v2 / i n de x.php?

option=com_content&view=article&id=343:pengaruh‐ vaksinasi‐terhadap‐

(18)

membawa virus ini kemudian menyebar, maka program ini akan gagal. Di Indonesia pemerintah mencanangkannya dengan “Indonesia Bebas Polio”. Mengingat penyakit in sangat berbahaya dengan kemunculan gejala yang cepat.

Mungkin kita harus belajar dari kasus yang terjadi di Belanda. Di sana, ada daerah-daerah yang karena faktor religius, mereka menolak untuk divaksin, biasa disebut "Bible Belt", mereka tersebar di beberapa daerah di Belanda. Akibatnya, terjadi outbreak (wabah) virus Measles antara tahun

1999-2000 dengan lebih dari 3000 kasus virus Measles dan setelah diteliti ternyata terjadi di daerah-daerah yang didominasi oleh orang-orang Bible Belt. Padahal kita tahu, sejak vaksin Measles berhasil ditemukan tahun 1965-an [sekarang vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)], kasus Measles sudah hampir tidak ada lagi.

Maka ini menjadi pelajaran bagi kita, ketika daya tahan tubuh kita tidak memiliki pertahanan tubuh spesifik untuk virus tertentu, bisa jadi kita terjangkit virus tersebut dan menularkannya kepada orang lain bahkan bisa jadi menjadi wabah. Karena bisa jadi, untuk membangkitkan daya tahan spesifik terhadap serangan virus tertentu yang berbahaya, sistem imunitas kita kalah cepat dengan serangan virusnya, sehingga bisa barakibat fatal. Dan inilah yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi. Itulah mengapa pemerintah sangat ingin agar imunisasi bisa mencakup hampir 100% anak, agar setiap orang mempunyai daya tahan tubuh spesifik terhadap virus tersebut. [dua paragraf di atas adalah tambahan dari editor dr. Muhammad Saifudin Hakim, Jazahumullahu khair atas tambahan ilmunya]

Keberhasilan teori dimana teori tersebut menjadi dasar teori imunisasi. Imunisasi dibangun di atas teori sistem imunitas (sistem pertahanan tubuh) dengan istilah-itilah yang mungkin pernah didengar seperti antibodi, immunoglubulin, sel-B, sel-T, antigen, dan lain-lain. Teori inilah yang melandasi ilmu kedokteran barat yang saat ini digunakan oleh sebagian besar masyarakat dunia. Dan sudah terbukti.

Bagaimanakah sebuah obat penekan sistem imunitas bekerja seperti kortikosteroid, bagaimana obat-obat yang mampu meningkatkan sistem imun. Bahkan habbatussauda pun diteliti dan sudah ada jurnal kedoktean resmi yang menyatakan bahwa habbatussauda dapat meningkatkan sistem imun. Semua dibangun di atas teori ini. Dan masih banyak lagi, misalnya vaksin bisa ular. Bagaimana seorang yang digigit ular berbisa kemudian bisa selamat dengan perantaraan vaksin ini. Vaksin tetanus, rabies, dan lain-lainnya

(19)

G. Efek yang timbul setelah imunisasi

Beberapa bayi menunjukkan beberapa reaksi setelah mendapatkan imunisasi, beberapa efek yang timbul seperti :

• Demam, biasanya terjadi setelah imunisasi BCG, namun Anda tidak perlu khawatir, karena demam tidak akan berlangsung lama. Jika demam si kecil tak kunjung turun konsultasikan segera dengan dokter anak.

• Nyeri atau sakit pada bagian bekas imunisasi, nyeri setelah imunisasi juga tidak akan berlangsung lama.

• Bengkak dan benjolan kemerahan pada bagian bekas imunisasi, bengkak akan hilang dalam 1 sampai 2 minggu setelah imunisasi. Anda dapat mengompres area bengkak dengan air hangat agar si kecil merasa nyaman. Jika benjolan membesar dan bernanah konsultasikan segera pada

dokter.

(20)

Simpula

n

1. Vaksinasi tidak memberikan jaminan kekebalan 100 % namun dengan vaksinasi beberapa penyakit yang mematikan seperti TBC, batuk rejan, dipteri,polio, radang paru-paru hingga campak bisa dicegah dan memberikan perlindungan terhadap bayi .

2. Bahan penyusun vaksin berasal dari virus yang dilemahkan dikembangkan sesuai kemampuan tubuh untuk beradaptasi dan sesuai standar internasional.Vaksin ini dikembangkan oleh biofarma dan telah diekspor ke lebih dari 120 negara termasuk 36 negara dengan penduduk mayoritas muslim

3. Tubuh akan memberi proteksi terhadap bayi yang telah divaksinasi sehingga mencegah

terjadinya cacat permanen pada bayi. Vaksinasi sangat penting, kita tidak bisa mengambil resiko karena

berharap tubuh membentuk sendiri kekebalan alami

1. Bahan vaksin biofarma

(21)

ht

t p : / /h e a l th detik.com./read/2012/06/20 Bifarma menjawab ketakutan akan vaksin 2. Imunisasi buat Bayi, haruskah? –Kompasiana

ht

t p : / / k e s e h a t a n . k o m pasia n a.c o m / i b u - dan - a n a k /2 0 1 3 / 1 2/0 5 / i m u n n s a s i - bua t - b a y i - h ar us k a h -615786.html

3. Perlukah Bayi diberi Vaksin-Anak dan Ibu ht

t p : / / w w w .a n a kk . i bu . c o m / a n a k / p e r l u k an - b a y i - d ibe ri - v a k s i n/

4. Masih perlukah Bayi divaksin? – detik Health ht

t p : / /h e a l t h . d e t i k . co m /rea d / 2 0 1 2 /0 6 / 2 0/120 1 3 1 / 1 9 4 5 9 97/ 77 5 / m as i h - perl u k a h - b a a y i - d i v a k s i n

5. h t t p : / / w ww . b b c.co . u k / h i st o r y /br it i s h /e m p ire _ se a p o w e r / s m al lp o x_01 . sh t m l 6. Vaksinasi masih perlukah? (bag-2)

ht

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal kaitannya dengan implementasi strategi yang dilakukan Dishubkominfo dalam upaya mencapai Penghargaan Wahana Tata Nugraha tersebut, maka dalam hal ini difokuskan

(2) Personal selling (penjualan perseorangan) bentuk Personal Selling yang dilakukan Snowbay Waterpark tersebut langsung kepada para pengunjung pameran yang hadir saat itu

Adapun tahapan pada pengujian inti kolom bulat beton bertulang terhadap beban aksial awal dan lentur adalah yaitu benda uji beton kolom bulat dengan ukuran

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin mengungkapkan sistem yang dilakukan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai untuk mengawasi Pabrik Etil alkohol dari

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang bersedeqah senilai satu biji kurma dari hasil usaha yang halal, dan Allah tidak mau menerima

Untuk mengatasi masalah tersebut telah dilakukan penelitian melalui teknik mutasi yang dikombinasi dengan kultur in vitro pada eksplan kalus embrionik dari tiga genotipe mutan

Tujuan pengembangan aspek sosial pada peserta didik di SDI Muhamadiyah Desa Tanggulwelahan adalah untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yakni menciptakan lulusan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh earnings management terhadap relevansi nilai informasi akuntansi terutama