• Tidak ada hasil yang ditemukan

Redesain Pasar Burung Depok Di Surakarta Sebagai Pasar Dan Taman Burung Yang Rekreatif Dan Habitable

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Redesain Pasar Burung Depok Di Surakarta Sebagai Pasar Dan Taman Burung Yang Rekreatif Dan Habitable"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN PASAR BURUNG DEPOK DI SURAKARTA

SEBAGAI PASAR DAN TAMAN BURUNG YANG REKREATIF DAN HABITABLE

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :

SYAMSUL ARIFIANTO I0205116

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Judul 1

B. Pemahaman Judul 1

C. Latar Belakang 1

Pasar Burung Depok Sebagai Pasar yang Rekreatif 2

Habitable Arsitektur Sebagai Pendekatan dalam Pasar Burung 5

D. Permasalahan dan Persoalan 7

E. Tujuan dan Sasaran 7

F. Lingkup Pembahasan dan Batasan 8

G. Metode 8

H. Sistematika Penulisan 10

BAB II. TINJAUAN TEORI 11

A. Tinjauan Pasar 11

1. Pengertian Pasar 11

2. Karakteristik Pasar 11

3. Fungsi Pasar 12

4. Sistem Perpasaran Indonesia 12

5. Kegiatan Perpasaran 16

B. Tinjauan Pasar Burung 18

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Fungsi Pasar Burung 19

3. Pasar Burung Sebagai Objek Wisata 20

C. Tinjauan Rekreasi 20

1. Pengertian 20

2. Ciri-ciri Rekreasi 21

3. Fungsi 22

4. Karakteristik Rekreasi 22

D. Tinjauan Ruang Habitable 23

Pemahaman Mengenai Habitable Arsitektur 23

Mengapa Pasar yang Habitable? 24

1. Tinjauan Mengenai Burung 24

2. Macam Burung dan Kebiasaan Hidup yang Populer di Masyarakat 35

E. Preseden 42

1. Melbourne Zoo 42

2. Cage of Macaws 44

3. Taman Burng Bali 45

BAB III. TINJAUAN DATA 48

A. Tinjauan Objek 48

Kondisi Eksisting Pasar Burung Depok 48

1. Sejarah Pasar 48

2. Kondisi Fisik 49

3. Kegiatan Pasar Burung Depok 59

B. Potensi Surakarta Sebagai Tempat Pemeliharaan Burung Kicauan 62

C. Preseden Pasar Burung 63

Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTHY) 63

BAB IV. ANALISA 66

A. Skenario Perencanaan 66

B. Pendekatan Konsep Perancangan 67

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Analisa Pendekatan Habitable Arsitektur 71

3. Analisa Peruangan 83

4. Analisa Pencapaian 97

5. Analisa Sirkulasi 99

6. Analisa Noise 103

7. Analisa Klimatologi 105

8. Analisa View 107

9. Zonifikasi 108

10. Analisa Pendekatan Bentuk Bangunan 109

11. Analisa Pendekatan Struktur 110

12. Analisa Material 112

13. Analisa Pendekatan Landscape 113

14. Pendekatan Persyaratan Ruang Pasar 116

15. Analisa Pendekatan Utilitas Bangunan 118

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 125

A. Konsep Habitable pada Potensi Site 125

B. Konsep Peruangan 126

C. Konsep Pencapaian 135

D. Konsep Sirkulasi 135

E. Konsep Pengolahan Noise 137

F. Konsep Klimatologi 138

G. Konsep View 139

H. Zonifikasi 140

I. Konsep Pendekatan Bentuk Bangunan 140

J. Konsep Pendekatan Sistem Struktur 141

K. Konsep Material 143

L. Konsep Lanskap 143

M. Konsep Persyaratan Ruang Pasar 144

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 BAB I Pendahuluan

A.Judul

Redesain Pasar Burung Depok di Surakarta Sebagai Pasar dan Taman

Burung Yang Rekreatif dan Habitable

B.Pemahaman Judul

Redesain pasar burung Depok di Surakarta sebagai pasar dan taman

burung yang rekreatif dan habitable merupakan proses mendesain kembali

pasar burung depok menjadi tempat jual beli burung yang lebih menarik

sehingga menjadi tempat yang nyaman dikunjungi serta menyegarkan pikiran

dan dengan mengelola lingkungan agar lebih familiar bagi burung sehingga

tercipta pengkondisian dan suasana yang baik agar burung dapat lebih

menunjukan potensinya. Diharapkan pasar ini dapat menjadi wadah bagi

pedagang, hobiis, konsumen, dan penikmat keindahan kicau maupun warna

burung sehingga menjadi sebuah titik wisata burung di Surakarta

C.Latar Belakang

Ide ini berawal ketika penulis berkunjung ke pasar burung yang terbesar

di Surakarta dimana saat berada disana terasa menyenangkan dapat melihat

beraneka ragam burung baik dari segi keindahan kicauan sampai warnanya.

Namun keindahan ini menjadi terusik ketika melihat kondisi pasar saat ini yang

dirasa sangat tidak nyaman, karena pasar yang menjual beraneka burung dan

satwa ini sangat memprihatinkan dalam segi arsitektural. Secara fisik

bangunan-bangunan yang ada saat ini secara visual sudah tidak layak lagi

untuk ditempati,. Dekatnya jarak antar kios dan ditambah lagi banyaknya

penjual burung yang menaruh dagangannya di area sirkulasi membuat sirkulasi

didalam pasar menjadi lebih sempit. Sehingga berakibat kurangnya

penghawaan di dalam pasar yang menyebabkan bau tidak sedap yang berasal

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Selain itu banyak juga pedagang yang membuka kios maupun menggelar

dagangannya diluar pasar karena tidak mendapatkan kios/los didalam pasar

ataupun untuk memudahkan pengunjung yang datang agar tidak perlu parkir

dan masuk kedalam pasar. Dampaknya sangat dirasakan oleh pedagang di

dalam pasar, karena pembeli di dalam pasar menjadi berkurang. Selain itu pada

saat hari libur seperti Sabtu dan Minggu karena banyak sekali pengunjung yang

memadati area pasar dan luar pasar sehingga membuat sirkulasi didalam pasar

menjadi padat dan kemacetan terjadi di luar pasar

Melihat hal ini maka dapat sedikit disimpulkan bahwa minat warga

masyarakat untuk membeli burung ataupun hanya sekedar refresing sangat

tinggi, ditambah lagi dengan seringnya digelar perlombaan dan latihan bersama

burung berkicau yang hampir setiap minggu diadakan di kota Solo yang

diadakan oleh IKPBS (Ikatan Keluarga Pedagang Burung Surakarta) yang

diikuti oleh pedagang burung di pasar Depok dan masyarakat umum walaupun

hanya skala kecil dan tidak jarang pula skala nasional. Kegiatan ini dapat

dikatakan sangat positif karena komunitas pecinta burung berkicau dapat

berkumpul dan mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan

perkembangan burung berkicau di Indonesia seperti berburu burung ke pasar

burung, mengadakan lomba kicau burung, dan saling bertukar informasi

mengenai koleksi-koleksi burung mereka. Secara langsung maupun tidak

langsung komunikasi antar penggemar burung berkicau makin terjalin dengan

baik dan didorong dengan adanya suatu kesamaan akan hobi, maka secara

lambat laun komunitas ini akan semakin meluas. Selain itu dengan seringnya

diadakan lomba atau latihan bersama ini dapat mendongkrak harga burung

yang ikut serta dalam kegiatan tersebut, sehingga secara tidak langsung dapat

menambah penghasilan pedagang.

Pasar Burung Depok sebagai Pasar Yang Rekreatif

Pasar pada awalnya hanyalah sebagai tempat jual beli saja. Tetapi saat ini

beberapa pasar menjadi sebuah tujuan wisata belanja dikarenakan berbagai

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menjual produk barang dan jasa yang unik , khas , atau langka , misal

cinderamata yang berupa kerajinan tangan , makanan tradisional dan

atraksi-atraksi lain yang akhirnya menjadi daya tarik dari pasar tersebut.

Dalam kota Solo, dari tempat-tempat yang memiliki potensi untuk

dikembangkan menjadi sebuah tempat rekreasi sudah banyak yang digarap

oleh pemerintah setempat untuk mendongkrak pariwisata di kota Solo ini.

Contoh baru-baru ini adalah Pasar Windujenar, yaitu pasar barang-barang antik

yang sebelumnya merupakan pasar yang lebih terlihat kumuh sebelum

akhirnya direnovasi oleh Pemkot setempat. Lalu relokasi PKL onderdil

kendaraan yang sebelumnya berada di sekitar Monument 45 ke daerah

Semanggi dan sekarang memilki nama Pasar Klithikan Notoharjo. Dan banyak

lagi seperti pasar Kembang, Pasar legi, Pasar Gedhe, Pasar mojosongo, Pasar

Nusukan dll. Semua Pasar tradisional itu ditata kembali untuk meningkatkan

pariwisata dan mempertahankan kota Solo sebagai kota budaya. Dan lagi

pasar-pasar ini memiliki daya tarik masing-masing untuk dijadikan sebuah

tempat yang rekreatif untuk dikunjungi.

Begitu juga dengan pasar burung Depok, pasar ini menjual mahluk hidup

yang berupa burung dan satwa-satwa peliharaan yang menjadi daya tarik dari

pasar. Walaupun pada umumnya yang datang ke pasar ini adalah orang yang

hobi memelihara burung dengan tujuan masing-masing. Tetapi dengan

merencanakan kembali pasar burung Depok ini diharapkan dapat menarik Gb. 1.1 Pasar-pasar di Solo

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

minat masyarakat yang belum atau tidak pernah ke pasar burung untuk datang

baik sekedar berekreasi atau lebih baik lagi membeli di pasar ini.

Dalam konteks pasar untuk menjadi sebuah tempat rekreasi maka ranah

SAPTA PESONA merupakan sebuah alat bantu guna mengimplementasikan citra pasar sebagai daya tarik wisata. Yaitu :

· Aman

· Tertib

· Bersih

· Sejuk

· Indah

· Ramah Tamah

· Kenangan

Sedangkan pasar burung Depok sendiri belum semua ranah tersebut

terpenuhi karena masih banyak yang harus diperbaiki agar lebih tercipta citra

pasar sebagai daya tarik.

Hal-hal yang menjadi sebuah potensi pasar burung Depok untuk

dijadikan sebuah pasar yang rekreatif adalah :

· Banyaknya masyarakat Solo dan sekitarnya yang hobi memelihara

burung.

· Masih banyaknya satwa liar dan langka yang diperdagangkan

· Adanya peninggalan sejarah berupa Petilasan Ki Ageng Pemanahan di

dalam pasar

· Dekat dengan dinas Peternakan Pemerintah Kota sehingga mudah

untuk mendapatkan info mengenai kesehatan burung.

· Berada dekat dengan Jl. Ahmad Yani yang merupakan jalur utama

transportasi bus Antar Kota yang menuju terminal Tirtonadi.

· Sudah adanya jaringan listrik, air dan sampah didalam pasar.

· Sekarang banyak pembeli dari luar daerah seperti Surabaya, Semarang

dan daerah-daerah lainnya yang membeli burung di Pasar Depok1

· Kepedulian pedagang mengenai kebersihan pasar yang sangat baik

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

· Letak pasar yang berada dekat dengan Taman Balekambang yang

merupakan hutan kota cukup memilki vegetasi yang banyak sehingga

diharapkan dapat bersinergi dengan pasar burung yang direncanakan.

Arsitektur yang Habitable sebagai pendekatan dalam pasar burung

Pasar merupakan sebuah tempat jual beli sehingga pada intinya

keuntungan atau barang laku lah yang diharapkan oleh semua pedagang. Oleh

karena itu pedagang dituntut lebih kreatif dalam mempresentasikan barang

dagangannya. Selain itu pemerintah daerah juga turut andil dalam membantu

meningkatkan pendapatan pedagang dengan membangun kembali pasar-pasar

tradisional menjadi lebih rapi dan tertata sehingga nyaman untuk dikunjungi.

Sedangkan dalam konteks pasar burung yang dijual disini adalah burung

sehingga yang diinginkan dari burung ini adalah suara/kicauan maupun

keindahan bulunya agar pengunjung mau membeli burung tersebut.

Selama ini pedagang di pasar burung dimana saja hampir sama dalam

mempresentasikan burung dagangannya, yaitu dengan memasukan burung

dalam sangkar kecil. Tentunya hal ini dapat membuat burung menjadi stres

atau sakit karena berada pada ruang yang sempit yang sangat berbeda dengan

habitat sebelumnya burung-burung ini yang dapat terbang bebas dan

berekspresi sesuai keinginannya.

Tidak berbeda dengan pasar burung depok dimana pedagang burung juga

menempatkan burung dagangannya di dalam sangkar-sangkar kecil dengan

kios-kios yang mulai sesak karena semakin banyaknya pedagang burung di

pasar ini. Sehingga dari sini penulis mencoba untuk menciptakan lingkungan

yang habitable bagi burung dan diharapkan burung dapat lebih lebih

Gambar 1.2 Beberapa pasar burung di Indonesia, dari kiri ke kanan : ps. Jatinegara Jakarta, ps. Pramuka Jakarta, ps. Sukahaji Bandung

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

berekspresi dan menunjukan potensinya pada pembeli sehingga dampaknya

dapat meningkatkan pendapatan atau keuntungan pedagang.

“Jika burung piaraan atau tangkaran dimasukkan ke dalam lingkungan dengan pengaturan yang lebih alami, mereka ternyata bisa menunjukkan semua pola perilaku tipikal spesies mereka.” (Kaplan, 2001)

Kutipan tersebut menunjukan bahwa telah ada penelitian terhadap burung

tangkapan dari alam yang dipelihara diluar habitat aslinya dan tetap dapat

menunjukan perilaku alamiahnya jika dimasukan dalam lingkungan yang lebih

alami. Hal ini tentunya dapat diterapkan dalam pasar burung karena survey

yang dilakukan oleh Pelestari Burung Indonesia (PBI) bahwa sebagian besar

atau 90% burung yang diperdagangkan di pasar adalah tangkapan dari alam.

Sehingga dengan pengaturan lingkungan yang habitable bagi burung

diharapkan burung-burung di pasar ini dapat menunjukan perilaku alamiahnya.

Redesain pasar burung Depok ini diharapkan mampu mengatasi

permasalahan lingkungan di sekitar pasar, memfasilitasi masyarakat pecinta

burung khususnya untuk menyalurkan hobi mereka dan juga memberi suasana

yang rekreatif serta meningkatkan pendapatan pedagang dengan

mengedepankan arsitektur yang habitable

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7 D.Permasalahan dan Persoalan

1. Permasalahan

Mendesain kembali pasar burung Depok yang rekreatif bagi pengunjung

dan habitable bagi satwa didalamnya

2. Persoalan

a. Mengolah site menjadi tempat yang habitable bagi burung dengan

mengelola lingkungan

b. Membuat program kegiatan dan program ruang yang dapat

menampung kegiatan jual beli didalam pasar

c. Membuat besaran ruang yang sesuai dengan kebutuhan dengan

memperhatikan kebutuhan besaran ruang bagi burung agar dapat

menjadi tempat yang habitable bagi burung

d. Mengatur sirkulasi pengunjung yang nyaman dan dapat memberikan

visual dan pendengaran yang optimal dengan tidak mengganggu

burung sehingga burung dapat terus berekspresi sesuai perilaku

alamiahnya.

e. Menampilkan bangunan pasar yang dapat menciptakan suasana yang

rekreatif dari bentuk dan material sehingga mendukung proses jual beli

dalam pasar.

E.Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

Menghasilkan konsep dan rancangan baru Pasar Burung Depok di

Surakarta sebagai pasar dan taman yang rekreatif yang mampu memberi

kenyamanan dalam aktivitas jual beli dan rekreasi dengan menekankan

pada ruang yang habitable bagi burung sehingga selain menjadi tempat

yang layak bagi kehidupan burung juga menjadi daya tarik jual beli dan

wisata masyarakat

2. Sasaran

a. Mendapatkan konsep pengolahan dan penataan massa bangunan

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

c. Mendapatkan konsep besaran dan penataan ruang yang dapat

menampung seluruh kegiatan para user

d. Mendapatkan konsep sirkulasi

e. Mendapatkan konsep penampilan bangunan pasar

F.Lingkup Pembahasan dan Batasan 1. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan ditekankan pada topik yang mendukung

perencanaan dan perancangan fisik bangunan pasar yang dapat menjadi

tempat habitable sebagai daya tariknya dalam lingkup disiplin ilmu

arsitektur, sedangkan untuk disiplin ilmu lain yang mendukung akan

dibahas secara garis besar dalam batas logika dan asumsi sesuai dengan

porsi keterlibatanya.

2. Batasan

Batasan berdasarkan pada konsepsi redesain Pasar burung sebagai tempat

rekreatif yang ada sehubungan dengan tujuannya yaitu menjadi tempat jual

beli burung serta kebutuhan pendukung lainnya sebagai tempat

penyegaran pikiran dengan batasan burung-burung berkicau atau

peliharaan yang saat ini banyak dicari oleh masyarakat dengan

menempatkan yang habitable sebagai pendekatan ilmu arsitektur.

G. Metoda

1. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan beberapa data melalui sumber

informasi dimana data tersebut mendukung proses perencanaan dan

perancangan. Macam data tersebut diantaranya :

a. Observasi Lapangan (Identifikasi obyek)

Observasi dilakukan langsung ke Pasar Burung Depok untuk melihat

dan merasakan kondisi riil untuk mempelajari kebutuhan-kebutuhan

fisik dan psikologis baik pembeli, penjual dan pengelola pasar serta

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9 b. Wawancara

Melalui pengelola dan pedagang pasar dilakukan untuk memperoleh

data mengenai kegiatan dalam pasar dan proses pelaksanaanya serta

masalah-masalah yang dirasakan baik dari pedagang maupun pengelola

pasar.

c. Studi Literatur, meliputi :

· Buku-buku yang menunjang dan dapat memberikan informasi,

misalnya mengenai standar Pasar dan habitat burung

· Buku-buku yang membahas mengenai pasar dan juga secara

arsitektural.

· Karya ilmiah, yaitu berupa konsep maupun skripsi tugas akhir yang

telah ada sebelumnya, baik yang terdapat di UNS maupun di luar

UNS.

· Informasi melalui situs-situs yang terdapat diinternet yang berkaitan

dan menunjang, mengenai pasar burung sebagai tempat

rekreasi,tempat penangkaran dll.

2. Evaluasi Hasil Observasi dan Wawancara Pasar Burung Depok

Tahap evaluasi membahas hasil evaluasi yang dihasilkan dari idetifikasi

obyek untuk memperoleh layak tidaknya Pasar Burung Depok untuk

dikembangkan menjadi pasar yang rekreatif.

3. Analisa dan Sintesa

Tahap analisa dilakukan dengan menganalisa data dan informasi yang

sudah dikumpulkan untuk mengidentifikasi permasalahan dan menganalisa

pemecahan masalah tersebut ke arah pendekatan konsep perencanaan dan

perancangan.

Tahap sintesa merupakan penyimpulan dari hasil pengumpulan data

untuk memperoleh rumusan persoalan desain sebagai bahan pertimbangan

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10 4. Konsep Desain

Menyimpulkan dan merumuskan hasil pendekatan konsep kedalam konsep

perencanaan dan perancangan yang mampu memecahkan permasalahan

dan persoalan bangunan Redesain Pasar Burung Depok di Surakarta

Sebagai Pasar dan Taman Yang Rekreatif dan Habitable

H. Sistematika Penulisan Tahap I

Berisi tentang gambaran umum mengenai pemahaman judul, latar belakang,

permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan,

metode, sistematika penulisan

Tahap II

Berisi tinjauan teori mengenai pasar, dan tinjauan mengenai ruang habitable

yang digunakan sebagai dasar untuk merencanakan dan mendesain, serta

preseden mengenai ruang yang habitable bagi burung.

Tahap III

Berisi tinjauan objek mengenai evaluasi pasca huni pasar burung Depok serta

preseden-preseden terkait

Tahap IV

Menyusun analisa pendekatan perencanaan dan perancangan

Tahap V

Merumuskan konsep perencanaan dan perancangan sebagai dasar dalam

perancangan Redesain Pasar Burung Depok di Surakarta sebagai Pasar dan

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 11

BAB II Tinjauan Teori

A. Tinjauan Pasar 1. Pengertian Pasar

Pasar secara sederhana adalah tempat pertemuan antara penjual dan

pembeli untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Adapun

pasar menurut kajian Ilmu Ekonomi diartikan sebagai suatu tempat atau

proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari

suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan harga

keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan.

(Nurmawan, S.Pd, “Struktur Pasar”, Dikmenum).

Namun dalam konteks perencanaan dan perancangan pasar ini

pengertian pasar lebih ditekankan pada pengertian pasar secara fisik yaitu

suatu tempat atau fasilitas dimana para pembeli dan penjual bertemu untuk

melakukan transaksi.

2. Karakteristik Pasar

Beberapa pokok positif yang pantas dicatat dari pasar adalah:

a. Pasar memberikan pelayanan kepada semua tingkat golongan

masyarakat, dan menjadi tempat bertemu antargolongan tersebut.

b. Pasar menyediakan berbagai jenis palayanan dan tingkat fasilitas

sehingga pasar jadi tempat berbelanja dan berdagang dari berbagai

golongan masyarakat.

c. Pasar menampung pedagang-pedagang kecil golongan ekonomi lemah.

d. Pasar menumbuhkan berbagai kesempatan kerja sampingan dan

pelayanan penunjang.

e. Yang paling unik adalah, pasar dengan kelanjutan bentuk “tradisional”

ini menimbulkan suasana bazaar, tradisi tawar-menawar dan hubungan

langsung antarmanusia yang “manusiawi”.

Pokok-pokok tersebut, yang lebih merupakan vitalitas dari pasar

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 12

teratur, dan modern. Model pasar tua kita masih sangat potensial untuk

dijadikan dasar titik tolak perencanaan dan pengembangan pasar.

3. Fungsi Pasar

Pasar pada mulanya adalah tempat, lingkungan, dan bangunan

sebagai pusat kegiatan jual-beli, penyaluran, perputaran, dan pertemuan

antara persediaan dan penawaran barang atau jasa. Bentuk jual beli itu

adalah langsung antara penjual dan pembeli di tempat yang tersedia. Ada

kebebasan memilih dan menawar barang dagangan pada pembeli

(kebebasan menawar tersebut tidak terdapat di pusat perdagangan modern

saat ini). Macam barang dagangan sebagian besar adalah kebutuhan

sehari-hari dan diperjualbelikan secara eceran (Soewandi, “Pusat

Perdagangan Wilayah Distrik”, hal. IV-3).

Namun seiring dengan kemajuan peradaban, fungsi pasar

mengalami perkembangan. Beberapa ragam fungsi yang berkembang

saat ini (Soewito, “Optimasi Penggunaan ruang pada Pasar Wilayah di

Kota Besar”, hal. 16) adalah sebagai berikut:

a. Pasar sebagai sumber Pendapatan Daerah (PAD)

b. Pasar sebagai tempat mencari mata pencaharian

c. Pasar sebagai tempat rekreasi

d. Pasar sebagai obyek studi/ penelitian dan pendidikan

4. Sistem Perpasaran Indonesia a. Koordinasi Pasar

Untuk melaksanakan tugas sehari-hari dibidang perpasaaran

pemerintah daerah menempuh satu cara dengan dua pilihan, yakni

dengan menunjuk :

§ Jawatan/ Dinas dibawahnya.

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 13

Untuk Surakarta misalnya Pemerintah Daerah memilih cara yang

pertama, yakni dengan membentuk Dinas Pengelola Pasar yang tugasnya

mengelola kegiatan seluruh pasar yang ada di wilayah Kota Surakarta

b. Sistem Pelayanan Pasar

Pasar dapat dipandang sebagai sistem pelayanan yang terdiri atas

komponen-kompenen : Konsumen, pedagang, Materi perdagangan,

unsur-unsur penunjang. Interaksi antar komponen ini menimbulkan

kegiatan perpasaran yang menetukan sarana fisik yang harus di sediakan.

Komponen-komponen pasar antara lain :

§ Konsumen Pasar

Konsumen pasar adalah masyarakat yang membutuhkan

pelayanan akan barang jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tipe masyarakat yang merupakan unsur konsumtif bagi pasar di

tentukan oleh : status sosial ekonomi dan wawasan

budaya-intelektualnya.

Dari segi sejarahnya, pasar adalah bentuk fasilitas yang tumbuh

secara organis karena pertemuan motivasi yang saling menguntungkan

antara pedagang dan pembeli. Kebiasaan tawar-menawar secara

langsung tetap bertahan sampai kini karena cara ini dianggap

menguntungkan bagi kedua belah pihak.

§ Pedagang

Pedagang dalam menjalankan kegiatannya menyediakan

modal, tenaga dan materi jual beli. Pedagang dapat digolongkan

menurut : jumlah pelakunya, kemampuan modalnya, cara

penyalurannya, jangkauan pelayanannya, cara pelayannya dan asalnya.

§ Materi perdagangan

Materi perdagangan dapat dikelompokkan berdasarkan

jenisnya, sifatnya, urgensinya, cara pengangkutannya dan cara

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 14

1) Jenis materi perdagangannya :

§ Bahan pangan

§ Barang-barang kelontong § Bahan sandang

§ Perkakas rumah tangga

§ Barang standar/ convention goods/ klitikan § Barang-barang khusus/ impulse/ mewah § Jasa : tukang jahit, reparasi arloji, dll. 2) Sifat dan kesan materi perdagangannya :

§ Bersih § Kotor § Berbau § Tak berbau § Basah § Kering § Tahan lama § Tak tahan lama

3) Tingkat ungensi Materi perdagangannya :

§ Barang kebutuhan sehari-hari (demand goods) § Barang kebutuhan berkala (convenience goods) § Barang tak selalu dibutuhkan (impulse goods) 4) Cara pengangkutannya :

§ Barang pecah belah § Bukan pecah belah 5) Cara penyajian :

§ Penyajian sederhana : sayur mayur, bumbu

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 15

c. Unsur-Unsur Penunjang

Unsur penunjang adalah pihak-pihak yang berperan dalam

kelangsungan keanggotan perdagangan di pasar. Unsur ini meliputi :

pemerintah, pengelola, Bank dan swasta.

§ Pemerintah

Dalam rangka pembangunan dan pelancaran ekonomi nasional,

pemerintah wajib memelihara kestabilan ekonomi, di antaranya

dengan menguasai sektor perpasaran dengan cara ikut mengelola dan

menarik pajak pasar, menetukan klasifikasi pasar dalam wilayah

kekuasaannya. Pembangunan fisik pasar biasanya dilakukan oleh

pemerintah dengan anggaran daerah ataupun Inpres.

§ Pengelola

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari pemerintah membentuk :

§ Jawatan

§ Perusahaan Daerah yang diberi otoritas untuk mengelola pelayanan umum dibidang perpasaran. Pelayanan umum yang

dilakukan oleh pengelola pasar pada umumnya berupa :

- Memelihara kebersihan

- Memelihara ketertiban

- Melaksanakan pembangunan

- Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok

keperluan sehari-hari

- Mengusahakan stabilitas harga

§ Bank

Bank berperan terutama dalam hal segi pembiayaan pembangunan

dan permodalan bagi para pedagang. Misalnya : pembangunan pasar

Inpres dibiayai melalui Bank Pemerintah, kredit candak kulak bagi

para pedagang kecil disalurkan melalui Bank Rakyat Indonesia dan

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 16

§ Swasta

Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang sendiri atau

pelaksanan yang membiayai pembangunan pasar, karena pada

prinsipnya pembangunan pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat

yang akan kembali kepada masyarakat dalam bentuk yang lain.

5. Kegiatan Perpasaran

Kegiatan utama didalam suatu pasar adalah jual-beli. Namun

kegiatan itu tak dapat berlangsung tanpa ditunjang oleh kegiatan-kegiatan

lain. Berikut akan dilakukan tinjauan umum tentang kegiatan pasar dan

tinjauan khusus kegiatan utamanya.

a. Garis Besar Kegiatan Perpasaran

Kegiatan perdagangan di pasar pada garis besarnya meliputi :

§ Kegiatan Penyaluran Materi Perdagangan, berupa :

- Sirkulasi, transportasi dan dropping

- Distribusi materi perdagangan ke setiap unit penjualan didalam

pasar

§ Kegiatan jual-beli, berupa :

- Kegiatan jual beli antara pedagang dan konsumen

- Kegiatan penyimpanan materi perdagangan

- Kegiatan pergerakan dan pergerakan pengunjung : dari dan ke

dalam bangunan pasar serta unit penjualan ke unit penjualan

lainnya (dalam jalur lintasan jual beli).

§ Kegiatan Pencapaian, dari dan ke lokasi bangun pasar § Kegiatan Pelayanan/ servis/ penunjang :

- Pelayanan Bank

- Pelayanan pembersihan

- Pelayanan pemeliharaan

b. Kegiatan Utama di Pasar

Dalam suatu pasar, kegiatan jual-beli langsung secara tawar

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 17

menunjang pelayanan jual-beli ini adalah : distribusi barang,

penyimpanan barang, penyajian barang, pergerakan pengunjung

disamping kegiatan jual belinya sendiri.

§ Distribusi Barang

Kegiatan ini merupakan ini merupakan usaha mensuplai barang

dagangan dari tempat asal ke lokasi pasar dan dari tempat penurunan

kemasing-masing tempat penjualan. Pada pasar-pasar kecil, misalnya

pasar lingkungan, sifat dan skala peredaran barangnya tidak sebesar

pada pasar induk sehingga tidak diperlukan jaringan sirkulasi jalan

khusus untuk barang. Yang penting adalah pengaturan lalulintas

pengunjung pasar. Misalnya dengan pengaturan waktu. Demikian

juga tidak diadakan pemisahan antara daerah pedagang grosir dengan

pedagang eceran. Pada pasar-pasar kecil kedua klasifikasi pedagang

ini berbaur.

§ Penyimpanan barang

Jumlah dan satuan-satuan volume barang pada pasar

lingkungan tidak besar masih dalam hitungan perbiji, perikat,

perlembar, perkilo, dan sebagainya maka penyimpanan barang belum

memerlukan ruang dengan pembatas khusus. Jadi masih disatukan

dalam kegiatan jual beli dan bahkan sedapat mungkin dilihat oleh

pengunjung.

Untuk pedagang grosir biasanya barang-barang cukup disimpan

dalam almari atau kotak-kotak kayu di tempat jual beli. Dengan

demikian dalam sebuah pasar lingkungan fasilitas pergudangan

belum diperlukan. Berbeda dengan pada pasar Induk, dimana

sebagian besar barang disimpan, sedang yang disajikan hanya

sebagian kecil saja.

§ Penyajian Barang

Dalam perdagangan eceran, barang-barang disajikan dengan

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18

barang-barang yang diinginkan. Pada penyajian barang inilah

tertumpu media komunikasi antara pedagang dan konsumen.

§ Kegiatan jual-beli

Sifat kegiatan jual beli dipasar adalah langsung berhadapan

antara pedagang dan pembeli yang biasanya disertai dengan

tawar-menawar. Dalam hal ini biasanya seorang menghadapi beberapa

orang sekaligus. Dalam kegiatan jual beli di pasar terjadi

pengelompokan komunikasi linear untuk memanfatkan jalur

konsentrasi pembeli. Dalam hal ini penjual dan pembeli mempunyai

cara sendiri-sendiri.

§ Pergerakan pengunjung

Dalam kegiatan pasar, dua unsur utama yang melakukan

perpindahan tempat adalah : pengunjung dan barang. Pada kegiatan

pasar Induk atau pasar dengan skala perdagangan cukup besar, yang

diutamakan adalah perpindahan barang. Sedang pada pasar

lingkungan dimana jual-beli eceran lebih dominan, volume transaksi

banyak dan perpindahan pengunjung lebih menonjol, maka baik

besaran maupun arah jaringan sirkulasi dipertimbangkan atas dasar

kegiatan manusianya. Jalur lintasan konsumen merupakan

konsentrasi linear yang berorientasi ke unit-unit pedangan, baik satu

sisi maupun dua sisi. Hal ini berkaitan erat dengan motivasi

kelompok pedagang untuk memanfaatkan atau menjaring konsentrasi

kegiatan pembeli dalam suatu jalur linear sepanjang unit-unitnya.

Dari segi konsumen sendiri, pergerakan dalam satu arah perpindahan

dapat mencapai banyak tujuan (unit-unit pedagang)

B. Tinjauan Pasar Burung 1. Sekilas Pasar burung

Pasar burung merupakan fasilitas atau suatu lahan pada lokasi tertentu

yang digunakan oleh penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 19

Pasar burung erat kaitannya dengan kepunahan burung dan perdagangan

ilegal, karena kebanyakan penjualan burung adalah hasil tangkapan dari

alam dan juga dibanyak didapati penjualan burung yang dilindungi. Oleh

karena itu saat ini banyak masyarakat yang mencoba untuk menangkarkan

burung hasil tangkapan dari alam dan menjualnya di pasar. Pengunjung

pasar burung sendiri bukan hanya warga sekitar akan tetapi juga dari

daerah lain maupun luar kota yang sengaja berkunjung untuk mendapatkan

burung yang berkualitas dan beragam di pasar khusus burung tersebut

2. Fungsi Pasar Burung

Fungsi utama pasar burung adalah untuk menjual hasil penangkaran

burung dari daerah penangkaran setempat maupun dari luar daerah. Pasar

burung ini menampung kegiatan pemasaran, dan informasi mengenai

kegiatan perlombaan, dan penangkaran burung. Pasar burung ini

mempunyai peranan yang besar bagi pemerintah daerah setempat,

penangkar, peminat burung, maupun bagi investor. Peranan tersebut antara

lain:

a. Peranan pasar burung bagi pemerintah daerah

· Sebagai salah satu fasilitas umum yang dapat meningkatkan Pedapatan Asli Daerah.

· Sebagai sarana pendukung fasilitas umum yang ada pada daerah tersebut.

b. Peranan pasar burung bagi peminat burung (konsumen dan hobiis)

· Mendapatkan burung yang berkualitas dengan harga miring

· Berkesempatan mengamati potensi burung dengan obrolan ringan khas tradisional

· Kadangkala menemukan burung langka yang sulit ditemui

· Bisa sharing informasi mengenai rawatan harian alami

· Ikut menyimak keberadaan/ perkembangan burung lokal

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 20

c. Perananan pasar burung bagi penangkar dan produsen pendukung

fasilitas burung

· Sebagai wadah untuk memasarkan hasil penangkaran, kerajinan sangkar,dan pakan burung

· Sebagai wadah untuk mempromosikan hasil penangkaran.

· Sebagai sarana pengembangan dan penelitian dalam penangkaran burung

d. Peranan pasar burung bagi investor

· Sarana untuk investasi modal sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan bisnis dan penangkaran.

· Membantu para penangkar dan pedagang dalam pengadaan modal usaha.

3. Pasar Burung sebagai Obyek Wisata

Obyek wisata merupakan suatu tempat yang selalu dikunjungi wisatawan,

baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Tujuan wisatawan

mengunjungi obyek wisata adalah untuk melihat dan menikmati apa yang

ada di dalam obyek wisata tersebut. Khusus untuk pasar burung,

wisatawan atau pengunjung yang datang biasanya untuk mencari/berburu

burung untuk dipelihara, ditangkarkan, dilombakan bahkan dijual kembali

serta ingin mendapatkan suguhan atraktif sebagai sarana rekreasi atau

refreshing.

C. Tinjauan Rekreasi

1. Pengertian

Rekreasi adalah suatu aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang

(lapang) yang bertujuan untuk membentuk, meningkatkan kembali

kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (baik secara individual

maupun secara kelompok) yang hilang akibat aktivitas rutin sehari-hari

dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 21

kepuasan lahir dan batin manusia. Sedangkan rekreatif berarti bersifat

rekreasi.

Menurut Bovy dan Lawson (1977) dalam a Handbook of Physical

Planning, aktifitas rekreasi dikelompokkan dalam 5 kategori :

· Kegiatan yang dilakukan di dalam dan sekeliling rumah, seperti

menonton TV, membaca, mendengarkan musik, berkebun, dan

sebagainya.

· Kegiatan dengan interaksi sosial seperti menonton film di bioskop,

berbelanja, makan di restoran, kunjungan keluarga, dan

sebagainya.

· Kegiatan yang melibatkan seni budaya (kunjungan pameran seni,

teater, konser musik).

· Kegiatan olahraga, seperti berenang, bola kaki, voli, golf, dan

sebagainya.

· Kegiatan outdoor tidak resmi, seperti jalan-jalan, piknik, dan

sebagainya.

2. Ciri-ciri Rekreasi Ciri-ciri rekreasi adalah :

· Bersifat fisik, mental dan emosional.

· Tidak memiliki bentuk atau macam tertentu.

· Dapat membangkitkan rasa gembira, senag dan puas bagi pelaku.

· Dilaksanakan dalam waktu senggang.

· Bebas dari paksaan.

· Dibutuhkan secara universal, tidak dibatasi oleh lapisan tertentu.

· Bersifat fleksibel. Tidak dibatasi oleh tempat, dapat dilakukan oleh

perseorangan, ataupun sekelompok orang. Rekreasi tidak dibatasi oleh

kemauan seseorang, baik miskin maupun kaya dapat menikmati dan

juga tidak dibatasi oleh fasilitas atau alat-alat tertentu, dapat dilakukan

oleh alat-alat sederhana maupun alat-alat modern.

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 22

3. Fungsi

Fungsi bagi masyarakat pelaku penyelenggara dalam rekreasi dapat

menjadi usaha bisnis yang potensial dan sebagai pendukung pasar atau

tempat perbelanjaan.

Tabel 2.1 Fungsi rekreasi menurut kelompok umur

Pemakai Sifat dan tujuan Tuntutan

Anak-anak 1-13 th Mengembangkan

keahlian, pikiran,

penanaman dasar mental

· Beranekaragaman

· kegiatan yang mendidik

Remaja 14-19 th Idealis, optimis, agresif,

sensitive, energik

Menurut Patricia Farrel dalam The Process of Recreation Progamming dan

Ivor Selly dalam Outdoor Recreation and The Urban Environment bahwa

jenis-jenis rekreasi yaitu :

a. Menurut fungsinya, rekreasi dibedakan menjadi :

· Hiburan, untuk mendapatkan kesenangan

· Pendidikan, memberi fungsi hiburan dan mendidik b. Menurut sifat kegiatannya, rekreasi dibedakan menjadi :

· Kesenangan, kesukaan (entertanment): contohnya berupa fasilitas-fasilitas food court, restorant fastfood, dan coffeshop.

· Hiburan (amusement) : contohnya berupa fasilitas bioskop dan community centre, art gallery, night club/diskotik.

· Rekreasi (recreation) : contohnya berupa fasilitas taman bermain, arena bermain anak/remaja/dewasa, sport center, bilyard, dll.

· Santai (relaxation) : contohnya berupa fasilitas taman kota, taman margasatwa, swimming pool

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

· Rekreasi budaya ; yaitu rekreasi dengan objek wisatanya berupa benda-benda atau hal-hal yang mempunyai nilai-nilai seni, budaya

dan sejarah yang tinggi.

· Rekreasi buatan ; yaitu rekreasi yang objek wisatanya merupakan buatan manusia.

· Rekreasi agro ; yaitu rekreasi yang memenfaatkan potensi pertanian sebagai objek

· Rekreasi alam ; yaitu rekreasi yang memanfaatkan potensi alam yang indah sebagai objek utamanya.

d. Menurut jenis kegiatannya, rekreasi dibedakan menjadi :

· Rekreasi Aktif : dimana pelaku kegiatan turun langsung atau berperan secara langsung untuk melakukan tindakan rekreatif untuk

dirinya. Misalnya : olah raga dan sebagainya.

· Rekreasi Pasif : dalam hal ini perlu kegiatan pelaku tidak banyak melakukan kegiatan, hanya menikmati objek rekreasi dan lebih

banyak diam. Misalnya : menonton, membaca dan sebagainya.

e. Menurut pola kegiatan, rekreasi dibedakan menjadi :

Massal : pertunjukan film, theatre, belanja, dll

Kelompok kecil : bilyard, dll

Perorangan : bowling, video game, bom-bom car, dll

D. Tinjauan Ruang Habitable

Pemahaman mengenai arsitektur yang habitable

Dalam konteks ini habitable adalah sebuah nilai kehidupan mengenai

kondisi lingkungan yang mana dapat memberikan kebutuhan mahluk hidup

sehingga tercipta kenyamanan dan kehidupan yang lebih baik dalam

lingkungan. Oleh karena itu dalam kondisi riilnya sebuah lingkungan yang

disematkan dengan penggunaan habitable berarti lingkungan tersebut berada

di luar habitat aslinya, karena habitable ini berarti mengartikan bahwa

lingkungan tersebut sengaja ataupun tidak sengaja dibuat sedemikian rupa

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 24

Dalam meninjau penekanan pada ruang yang habitable ini digunakan

tinjauan berdasarkan objek utama yang diperdagangkan dalam pasar, dalam

hal ini adalah burung. Oleh karena itu ada baiknya kita mengenal burung lebih

dekat agar mengerti bagaimana kehidupan burung kicauan baik di alam bebas

maupun peliharaan.

Mengapa pasar yang habitable?

Sebagai objek utama yang dicari dari burung adalah kicauannya tetapi

tidak sedikit juga yang melihat keindahan burung dari warna atau bulunya.

Oleh karena itu sebuah tempat atau pasar yang habitable bagi burung dapat

menunjukan perilaku alamiah dan potensinya kepada pengunjung.

1. Tinjauan Mengenai Burung a. Pengertian burung

Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang

(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung

ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.

Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri

yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang.

Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh

dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia.

Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas

Aves.

b. Makna Suara Kicauan dan Tarian Burung

Penyebaran burung paling banyak terjadi di Asia, Afrika, dan

Eropa. Sementara sisanya berada di benua Amerika. Adapun ukuran

fisik, warna, bulu, sifat, dan bentuk ekor burung tergantung pada

habitatnya. Tipe dan cirri kicauannya pun sangat beragam.

Masing-masing burung memiliki warna suara dan cirri khas tersendiri.

Dalam kehidupan burung, mengekspresikan suara kicauan atau

tarian memiliki makna tersendiri. Umumnya, burung berkicau jantan

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

terdengar lebih lantang dan bervariasi. Sebagai contoh, burung kenari

jantan akan berkicau dengan lantang pada saat musim kawin sehingga

suaranya dapat membuat betinanya menjadi birahi dan ingin dikawini.

Ada pula burung yang selalu berkicau saat menyambut peralihan

musim.

Di alam bebas, suara kicauan burung juga bisa diartikan memberi

sinyal pada sesamanya tentang keberadaanya di suatu wilayah agar

burung lain tidak mendekati wilayah teritorialnya. Ada pula burung

yang mengekspresikan suka citanya dengan melakukan gerakan tubuh

seperti menari, seperti yang dilakukan burung bangau emas asal Afrika

setiap pagi dan sore hari.

c. Habitat Burung

Hutan primer, hutan sekunder dan semak merupakan habitat bagi

burung, karena di semua tempat tersebut ditemukan berbagai jenis

burung. Pengertian habitat itu sendiri adalah kawasan yang terdiri dari

berbagai komponen, merupakan kesatuan fisik dan biotik,

dipergunakan sebagai tempat hidup serta berbiak satwa liar

(Alikodra,1990), namun tidak semua satwa menggunakan satu tipe

habitat untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya, sebagai

contohnya burung pipit, habitat untuk mencari makannya adalah di

sawah dan habitat untuk bertelur adalah di pohon-pohon yang ada di

pekarangan atau daerah ekoton.

Berbagai tipe hutan yang mendukung berbagai komunitas burung

diuraikan sebagai berikut :

1) Semak pesisir dan hutan pantai.

Tipe hutan ini adalah hutan dan semak belukar yang tidak rapat dan

dapat tumbuh di atas pasir yang sulit menahan air. Hutan ini

biasanya tidak begitu luas, hanya ada sedikit jenis burung yang

agak umum. Contoh burung yang hidup disini adalah Bubut

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 26

Gb 2.2. Hutan Mangrove Sumber : http://burung-nusantara.org

Gb 2.3. Hutan Rawa Gambut Sumber : http://burung-nusantara.org

2) Hutan Mangrove.

Merupakan hutan kusut

yang rendah, tumbuh di

antara zona pasang naik

dan pantai berlumpur.

Walaupun hanya

mempunyai sedikit jenis

pohon, seperti Bakau

Rhizophora, Api-api

Avicennia, dan Brugieria,

hutan ini kaya akan ikan dan udang-udangan, sehingga sangat

mendukung kehidupan burung-burung air dan beberapa jenis

burung hutan yang umum seperti Empuloh paruh-kait, Bangau

tongtong, Bangau bluwok, Cerek-cerekan, Gajahan, Biru Laut,

Trinil, Kedidi, dan Dara Laut.

3) Hutan rawa gambut.

Merupakan hutan yang

kerdil, aneka ragaman

jenis pohon relatif rendah,

karena tidak didukung

oleh penyediaan air yang

cukup. Kondisi agak asam,

Gb 2. 1. Hutan Pantai Sumber :

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 27

Gb 2.4. Hutan Rawa Air Tawar Sumber : http://burung-nusantara.org

sehingga hanya jenis pohon khusus yang bisa bertahan hidup.

Hutan seperti ini terdapat luas di pesisir timur Sumatera dan

dataran pantai Kalimantan. Tipe hutan ini men-dukung adanya

sekelompok jenis yang termasuk burung hutan dataran rendah dan

beberapa jenis burung lahan basah yang penting seperti Bangau

storm, burung enggang/rangkong badak, kuntul putih, Mentok

rimba, kangkareng perut putih, luntur kasumba, cinenen kelabu,

cica daun kecil, Kacembang gadung dll.

4) Hutan rawa air tawar

Merupakan hutan yang pohonnya

tinggi di dataran rendah dengan air

mengalir. Tumbuhan bawah agak

jarang, tetapi palem dominan.

Hutan ini mendukung kehidupan

burung yang menarik dan kaya

jenis, meskipun tidak sekaya hutan

di atas tanah kering. Burung yang

berpasir yang miskin karena

hara terhanyut, ditandai oleh

akumulasi gambut yang

dangkal. Tanah banyak

mengandung benalu dan

tanaman semak berbunga

lain, mendukung komunitas burung yang miskin jenis, tetapi khas

seperti Empuloh paruh-kait, kekep babi, merbah cerukcuk, dan

bondol Kalimantan

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 28

Gb 2.6. Hutan Batu Kapur Sumber

:http://ngm.nationalgeographic.com

6) Hutan batu kapur.

Bercirikan bukit kapur yang

mengagumkan. Daerah ini penuh

dengan gua, aliran air di bawah

tanah, sehingga penyaluran air

cenderung cepat dan mengandung

tanah renzina yang khusus. Daerah

ini mendukung hutan yang agak

padat, tetapi kurang tinggi, terdiri

dari jenis pohon khusus. Kehidupan

burung agak miskin jenis, tetapi

khas.

7) Hutan musim.

Hutan ini tidak luas, merupakan habitat yang agak terbuka mirip

taman, dengan rumput di bagian bawahnya. Pohon-pohonnya tahan

dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu

beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat

musim kemarau (kering), daunnya meranggas, sebaliknya saat

musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa diberi nama

sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati, hutan

angsana. Tipe hutan ini dapat ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa

timur, mendukung kehidupan burung yang kaya, walaupun tidak

seaneka ragam hutan selalu hijau. Burung yang tinggal di habitat

ini contohnya rangkong badak (Buceros rhinoceros), pijantung

Gb 2.7. Hutan Musim

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

besar (Arachnothera robusta), serindit jawa (Loriculus pusillus),

kadalan kembang (Phaenicophaeus javanicus), dan jalak putih

(Sturnus melanopterus)

merupakan salah satu jenis pohon

di hutan hujan dataran rendah.

Akan tetapi, di beberapa tempat

di Kalimantan dan agak luas di

Sumatera, jenis ini menjadi dominan dan membentuk hutan yang

hampir homogen. Dibandingkan dengan hutan campuran, tipe

hutan ini kurang banyak burungnya. Sekarang, sebagian besar tipe

hutan ini telah rusak karena pengambilan kayunya yang berharga

mahal. Burung yang tinggal di habitat ini contohnya burung

Kakatua Putih (C.alba).

9) Hutan hujan dipterokarp dataran rendah.

Tipe hutan ini merupakan hutan hujan

yang paling tinggi dan paling lebat

(sering dilukiskan dalam teks atau

film).. Hutan ini paling bernilai

ekonomis karena menghasilkan kayu

gelondongan, akibatnya paling cepat

berkurang karena dirusak manusia.

Hutan ini sedang menghilang secara

cepat di Kalimantan, hampir lenyap dari

Gb 2.8. Hutan Kayu Besi Sumber :

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

Gb 2.10 . Hutan dipterokarp perbukitan Sumber :

http://www.flickr.com/photos/tianyake

Sumatera, dan boleh dikatakan sudah hilang sama sekali di Jawa.

Hal ini sangat disayangkan, karena habitatnya mendukung

keanekaragaman jenis tumbuhan yang paling tinggi dan sangat

kaya akan jenis-jenis burung, sehingga nilai konservasinya sangat

tinggi. Burung yang tinggal di habitat ini contohnyaCucak rawa

dan Punai besar.

10)Hutan hujan dipterokarp perbukitan.

Di daerah yang berbukit-bukit,

berbagai jenis dari

Dipterocarpaceae

mendominasi punggung bukit.

Sisi bukit yang terjal ditutupi

oleh hutan campuran yang

kaya dengan relung burung.

Hutan ini merupakan habitat

yang paling kaya bagi

beraneka ragam jenis burung,

tetapi sangat sulit untuk

dilewati dengan berjalan kaki

atau untuk melihat burung yang sedang terbang melewati tajuk

pohon. Burung yang tinggal di habitat ini contohnya Cucak rawa,

Enggang jambul, Kuau-kerdil Kalimantan, Tiong-batu

Kalimantan, dan Poksai hitam

11)Hutan pegunungan kering.

Pegunungan yang lebih

kering terdapat di Jawa

Timur dan Bali. Hutan itu

biasanya didominasi oleh

pohon Cemara Casuarina

dengan rumput penutup di

dasar hutan yang mudah

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 31

terbakar. Hutan ini mempunyai sedikit jenis burung, tetapi

beberapa di antaranya merupakan jenis yang jarang terdapat dan

menarik bagi peneliti burung. Burung yang tinggal di habitat ini

contohnya celepuk jawa (Otus angelinae) dan ciung-mungkal jawa

(Cochoa azurea), puyuh-gonggong jawa (Arborophila javanica),

walik kepala-ungu (Ptilinopus porphyreus), takur bututut

(Megalaima corvina), berkecet biru-tua (Cinclidium diana), poksai

kuda (Garrulax rufifrons), cica matahari (Crocias albonotatus),

opior jawa (Lophozosterops javanicus), kenari melayu (Serinus

estherae).

12)Semak alpin.

Habitat ini berada di atas

garis tumbuh pohon,

pada gunung-gunung

yang paling tinggi di

wilayah ini. Habitat ini

secara keseluruhan tidak

begitu luas, mendukung

bagi hanya sedikit jenis

burung. Karena bagian

puncak gunungnya sangat terisolasi dan ternyata beberapa jenis

burung memperlihatkan tingkat endemik yang tinggi, maka

jenis-jenis burung yang sangat menarik dapat ditemukan di sini.

Archboldia papuensis , cendrawasih elok (Macgregoria pulchra),

ifrita topi-biru (Ifrita kowaldi), pipit ekor-api (Oreostruthus

fuliginosus), sesap madu (Eurostopodus archboldi), walet sapi

maupun walet gunung (Collocalia esculenta dan C. hirundinacea),

mambruk selatan (Goura scheepmakeri), nuri kabare (Pittrichas

fulgidus), itik noso (Anas waigiuensis), dan robin salju (Petroica

archboldi).

Gb 2.12. Semak Alpin

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

d. Kriteria Pohon yang menunjang habitat burung

Wibowo (1992) menyatakan bahwa sebagai habitat burung

pohon-pohon berperan sebagai tempat berlindung, tempat bersarang, dan yang

terutama sebagai penghasil makanan. Jenis pohon yang dapat dipilih

adalah yang menghasilkan buah, dapat mengundang serangga, dan

menghasilkan bunga. Pohon yang bertekstur daun halus, berbuah, dan

berbunga banyak yang mengundang serangga (Hails et al., 1990).

e. Burung sebagai hewan peliharaan

Setelah mengenal habitat alami burung maka selanjutnya akan

diuraikan bagaimana cara merawat burung yang baik agar

menghasilkan burung yang sehat dengan kualitas suara maupun warna

yang baik pula. Walaupun pada dasarnya memelihara burung dalam

sangkar sama saja memenjarakan mereka tetapi dengan melakukan hal

ini berarti paling tidak memberi kehidupan yang layak bagi burung

peliharaan yang dijual di pasar. Hal-hal seperti ini perlu diketahui

karena akan mempengaruhi bentuk maupun fasilitas arsitektural pasar

yang direncanakan sebagai pasar burung yang habitable.

1) Perilaku Burung

a) Burung liar atau hasil tangkapan dari alam

Burung hasil tangkapan hutan biasanya liar dan sangat

gesit. Burung ini tentu tidak akan pernah gacor ketika ada

orang di sekitarnya. Itulah sebabnya mengapa burung-burung

bakalan hanya berbunyi ngeplong kalau tidak ada/ jauh dari

keramaian orang.

b) Burung hasil penangkaran

Burung hasil penangkaran umumnya sudah jinak.

Burung jinak adalah salah satu syarat burung bisa menjadi

gacor. Burung jinak dalam hal ini bukan berarti burung

menurut saja ketika dipegang, atau mendekat kalau didekati

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

dari tekanan di sekitarnya, burung yang tidak takut lagi kepada

makhluk hidup di sekitarnya terutama terhadap manusia.

Burung kenari yang lahir dan besar di lingkungan

manusia misalnya, adalah burung yang jinak dalam pengertian

ini. Banyak burung kenari yang sulit ditangkap tangan, baik

ketika di dalam sangkar, apalagi kalau terlepas keluar sangkar.

Namun demikian, dia tidak takut dan tertekan berada di

lingkungan manusia karena dia sudah terbiasa bahkan sejak

lahir. Dalam konteks ini, pada burung kenari tersebut sudah

berlangsung domestikisasi.

2) Cara Pemeliharaan burung

Untuk membuat burung peliharaan rajin berkicau, sehat, dan

bulu-bulunya mengkilat, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai

berikut:

a) Pakan burung

Burung tangkaran banyak yang berasal dari alam, ataupun

yang berasal dari anakan peternak. Bagi burung yang merupakan

tangkapan dari alam, biasanya mereka agak liar, sehingga pola

makan mereka lebih cenderung ke extra fooding

(makanan-makanan hidup), bagi burung yang telah jinak biasanya mereka

mau memakan poer/voer. Poer/Voer banyak yang dijual di pasaran,

yang populer di Indonesia biasanya adalah merk Phoenix, Fancy,

and Gold Coin. Selain itu, terdapat banyak pula merk-merk yang

lain.

b) Penempatan Sangkar Burung

Penempatan sangkar burung peliharaan, baik soliter maupun

kandang besar, tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Hal

tersebut terkait dengan adaptasi setiap jenis burung dengan

lingkungannya yang memerlukan waktu yang berbeda, terlebih jika

burung masih bakalan liar. Factor lingkungan menjadi hal penting

(39)

lalu-perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 34

lalang kendaraan. Penempatan di lingkungan terlalu ramai dapat

memperlambat proses pengembalian kondisi fisik dan mental

burung bakalan. Selain itu, perlu menjauhkan sangkar dari asap

dapur dan bau bahan kimia yang terlalu menyengat.

Beberapa hal lain yang perlu diperhitungkan agar burung bisa

tenang di sangkarnya dan berkicau dengan suara terbaiknya antara

lain sbb :

· Gantung sangkar burung ditempat yang paling tinggi

· Upayakan agar jarak antar sangkar sejauh mungkin,

sekalipun saat menjemurnya.

· Jangan biarkan burung sejenis saling melihat, kecuali

burung yang masih bakalaan. Pembolehan pada bakalan

hanya bersifat sementara dan sebaiknya diletakan sangkar

burung jenis lain diantara sangkar kedua.

· Tempatkan sangkar burung kecil dengan burung jenis besar

secara terpisah, kecuali burung premaster suara.

· Gantungkan sangkar di tempat sejuk dan dekat sumber air.

c) Pagi hari

Kandang burung dikeluarkan ke teras rumah

(diangin-anginkan). Akan lebih bagus jika digantung menghadap ke

matahari terbit sambil membersihkan kandang dari fesenya

kemudian berikan 2-3 ekor jangkrik yang sudah dibersihkan

kakinya dan sayapnya ditambah kroto telur semut yang bersih

sekitar 1 sendok teh. Kemudian mandikan Burung pada pukul

07.30.

Burung dapat disemprot menggunakan sprayer halus untuk

membuat bulunya mengkilat. Sprayer tersebut dapat dicampur

dengan air rebusan daun sirih atau shampo burung (biasa disebut

Avi Shampoo) yang dijual umum di kios. Atau masukan wadah

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

sudah terlatih, burung dapat dimasukan kekandang mandinya atau

biasa disebut keramba mandi.

Setelah dibersihkan kandangnya dan dimandikan, kandang

dan burungnya dapat dijemur dibawah matahari dari pukul 09.30

sampai dengan pukul 10.00. Kemudian angkat kandang burung dan

gantung pada tempat yang teduh serta jauh dari aktivitas manusia

agar burung tersebut bernyanyi/ berkicau.

d) Sore Hari (sekitar pukul 16.00)

Lakukan sama seperti perawatan pagi hari. Burung diberikan

makanan tambahan, dimandikan kemudian dijemur kembali

sampai bulu-bulunya kering.

e) Malam hari

Masukan kandang burung ke tempat yang tenang atau jika

digantung di luar rumah (teras), kandang harus dikerudung dengan

kain agar burung tidak digigit nyamuk

2. Macam Burung dan Kebiasaan Hidup Yang Populer di Masyarakat

1) Anis Kembang

Habitat asalnya adalah hutan sekunder terbuka penuh semak, dan

lingkungan berair dangkal. Dalam mencari makan, anis kembang tidak

jarang turun ke tanah dan mengendap-ngendap di antara semak belukar.

Hidupnya selalu berpasangan meskipun terkadang soliter. Pada saat

berkicau, anis kembang jarang terlihat karena bersembunyi.

2) Anis Merah

Sama dengan anis kembang

3) Black Throat

Habitat asalnya adalah hutan terbuka berhawa panas dengan tumbuhan

perdu. Black throat sering ditemukan dalam kelompok kecil dan kadang

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

4) Betet

Banyak hidup di hutan terpencil. Betet hidup bergerombol dalam jumlah

banyak, baik saat istirahat maupun terbang. Begitu pula dalam membuat

sarang, umumnya satu pohon ditempati banyak sarang dan letaknya tidak

berjauhan.

5) Beo

Habitatnya berupa pinggiran hutan dan perkebunan penduduk. Secara

umum, beo suka hidup berkelompok dan terkadang berpasangan. Beo suka

bersarang di kayu berlubang atau di atas pohon kelapa yang terputus dan

masih cukup tinggi. Tidak jarang beo ditemukan bersarang dalam lubang

cukup dalam di pinggiran parit besar.

6) Bultok

Habitatnya di alam adalah hutan sekunder dan terbuka yang agak terpencil.

Hidupnya soliter dan kadang berpasangan.

7) Branjangan

Padang terbuka dan persawahan menjadi lingkungan hidup dan tempat

perkembangbiakannya. Burung ini pandai dalam mengecoh manusia dan

binatang dalam melindungi anaknya. Dalam kesehariannya, branjangan

lebih sering terlihat soliter dan baru terlihat berpasangan saat musim kawin

tiba.

8) Cucak Ijo

Hutan primer dan sekunder serta dataran rendah menjadi lingkungan hidup

yang disukainya. Lebih senang berada di atas puncak pohon bercabang

banyak dan berdaun lebat. Cucak ijo selalu meletakan sarangnya di puncak

pohon dan sulit terlihat setiap musim kawin tiba. Kesehariannya, cucak ijo

lebih sering terlihat soliter dan terkadang berpasangan.

9) Cucak Rante Sama dengan cucak ijo

10)Ciblek

Hutan sekunder, taman kota, perkebunan penduduk, dan daerah

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

kesehariannya sering ditemukan berkelompok atau berpasangan, sangat

jarang dijumpai soliter.

11)Cipeuw

Habitat burung ini sangat fleksibel. Cipeuw bisa hidup di berbagai habitat

seperti hutan sekunder, perkebunan, padang terbuka sampai hutan

mangrove di pinggiran pantai.

12)Cucak Jenggot

Hutan primer dan sekunder bersemak dekat dengan sumber air menjadi

tempat hidup yang disukai cucak jenggot. Dalam kesehariannya, burung

yang selalu ditemukan di dahan atau ranting pohon ini lebih suka hidup

sendiri dan ada kalanya berpasangan. Dalam mencari makanan sering

terlihat bercampur dengan burung lain.

13)Crocok

Crocok mudah ditemukan di daerah pinggiran hutan serta kebun yang luas.

Hidupnya lebih sering berpasangan dan jarang ditemukan soliter. Tidak

jarang, crocok berbaur dengan burung jenis lain saat mencari makan.

14)Cucakrawa

Pinggiran hutan terbuka yang dekat dengan sumber air, tepian danau, dan

area dataran rendah menjadi lingkungan yang disukai cucakrawa. Hdupnya

selalu berpasangan. Saat mencari pakan, terkadang bercampur dengan

jenis burung lain.

15)Decu

Padang rumput terbuka, kebun, dan persawahan menjadi tempat hidup

decu. Burung ini sering terlihat nangkring di atas gundukan tanah dan

tonggak kayu. Hidupnya berpasangan dan kadang soliter.

16)Hwa Mei

Daerah hutan sekunder terbuka, area penuh semak dekat dengan sumber

air, serta kebun bamboo di bantaran sungai pun disukai hwa mei untuk

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

17)Jalak Thailand

Hutan sekunder terbuka yang ditumbuhi semak belukar da dekat dengan

sumber air menjadi tempat yang disukainya. Dalam mencari makan, jalak

hailand sering turun ke tanah. Hidupnya selalu berkelompok dan kadang

berpasangan.

18)Jalak Putih

Hutan sekunder tebuka, dataran rendah yang ditumbuhi pohon tinggi,

taman kota, dan kebun penduduk menjadi tempat hidup jalak putih.

Tempat bersarang di lubang pohon dan menghasilkan 2-3 ekor anakan.

Kehidupan sehari-hari sering berkelompok dan kadang berpasangan saat

kawin.

19)Jalak Suren

Hutan sekunder terbuka, dataran rendah yang ditumbuhi pohon tinggi dan

gelagah, dan daerah dekat dengan sumber air menjadi habitat jalak suren.

Tempat bersarang di lubang pohon, terkadang sarangnya diletakan di

bagian pelepah pohon aren. Hidup berkelompok kecil dan dalam mencari

makan burung ini tak jarang turun ke tanah dan terkadang mendatangi

pinggiran sumber air ditempat dangkal.

20)Jalak Hitam

Sama seperti halnya jalak putih

21)Jalak Bali

Sama seperti kerabatnya yang lain dari keluarga Sturnidae.

22)Kacer

Pinggiran hutan, kebun, dan lingkungan berpenduduk di pedesaan menjadi

habitatnya. Tidak jarang kacer berkicau di atas pohon kelapa, pohon

bamboo, dan pohon randu. Kacer juga bersarang di pohon bamboo atau

sela-sela pelepah pohon kelapa. Dalam mencari makan tidak jarang burung

ini turun ke tanah dan kesehariaanya hidup soliter tetapi kadang

Gambar

Gambar 1.2 Beberapa pasar burung di Indonesia, dari kiri ke kanan : ps. Jatinegara Jakarta, ps
Gambar 1.3 Presentase perbandingan asal burung peliharaan
Tabel 2.1 Fungsi rekreasi menurut kelompok umur

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis yang telah penulis la- kukan pada penerimaan retribusi Kantor Pe- ngelola Pasar Taman Pasar Burung dan Ikan Hias Depok dengan menggunakan rasio

bagi burung-burung migran karena daratan lumpurnya; [3].Trianggulasi sebagai sebagai habitat hutan pantai dan merupakan jalur tetap lintasan terbang burung-burung

Mengingat mendesaknya kebutuhan akan tempat berdagang bagi para pedagang yang kehilangan tempat berdagangnya akibat musibah kebakaran tersebut, maka diperlukan adanya Redesain

Areal tambak menjadi salah satu lokasi penting bagi burung, selain karena memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, areal tambak juga menjadi salah satu habitat pilihan

Maka dari itu, mengetahui jenis dan kepadatan burung di kawasan ini menjadi penting sebagai informasi ilmiah awal yang kemudian dapat digunakan bagi banyak pihak,

Areal tambak menjadi salah satu lokasi penting bagi burung, selain karena memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, areal tambak juga menjadi salah satu habitat pilihan

Masih banyak kekurangan dalam hal fasilitas yang belum tertata dengan baik, sof material maupun hard material oleh karena itu, tempat ini perlu dirancang ulang agar mempunyai daya tarik

Dengan renovasi tersebut, Taman Indonesia Kaya diharapkan dapat menyediakan ruang terbuka yang menarik bagi masyarakat, khususnya generasi milenial, serta menjadi tempat yang nyaman