• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA AKAN TIDUR DAN I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBUTUHAN DASAR MANUSIA AKAN TIDUR DAN I"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : ISTIRAHAT DAN TIDUR

DISUSUN OLEH :

FEBE EMERALD RAHARDJO – 1630006 NURUL JANNATUL FIRDAUS – 1630021

SRY HARTATTI BHANDA – 1630031

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat berkumpul demi menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan I. Seperti yang telah dijelaskan oleh Dosen Mata Kuliah ini sebelumnya, mengenai Kebutuhan Dasar Manusia menurut Abraham Maslow, dibagi menjadi lima bagian, didalamnya termasuk kebutuhan fisiologis akan istirahat. Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai Kebutuhan Dasar Manusia: Istirahat dan Tidur.

Masih banyak sekali diluar sana manusia yang masih belum mengetahui sepenuhnya atas konsep tidur. Karena banyak sekali kegiatan yang dilakukan setiap harinya, mayoritas manusia kurang mendapatkan waktu istirahat yang cukup, padahal istirahat dan tidur adalah faktor fisiologis penting bagi tubuh.

Maka dengan dibuatnya makalah ini, penulis harapkan makalah ini dapat berguna tidak hanya bagi studi, tetapi juga untuk khalayak umum.

(3)

DAFTAR ISI

2.1 Pengertian Istirahat dan Tidur...2

2.1.1 Istirahat...2

2.4 Beberapa Faktor Yang mempengaruhi Tidur...6

2.5 Gangguan Pada Tidur...7

2.6 Diagnosa...10

2.5 Asuhan Kebidanan pada Penderita dalam Jangkauan Usia...10

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesempatan yang didapatkan untuk melakukan istirahat maupun tidur, juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Karena kebutuhan tersebut sama prntingnya dengan kebutuhan yang lain, dimana difungsikan untuk memulihkan kembali energi dan kesehatan.

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur tidak hanya dibutuhkan oleh mereka yang sedang kelelahan saja, istirahat dan tidur juga sangat penting dan amat diperlukan bagi orang yang sedang sakit, agar segera dapat memulihkan keadaannya dan juga memperbaiki kerusakan pada sel.

1.2 Rumusan Masalah

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan oleh penulis, banyak permasalahan yang harus dipelajari dan ditemukan. Berikut rumusan masalah dari makalah Kebutuhan Dasar Manusia Istirahat dan Tidur :

1. Apakah definisi dari istirahat dan tidur? 2. Apakah fisiologi tidur?

3. Bagaimanakah siklus tidur manusia?

4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kebutuhan tidur? 5. Gangguan apa saja yang terdapat pada kegiatan tidur?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Keterampilan Dasar Kebidanan I dalam materi Kebutuhan Dasar Manusia. Selain itu, diharap makalah ini tidak hanya dapat digunakan untuk keperluan studi tapi juga menjadi sumber informasi bagi khalayak ramai, dengan tujuan agar pembaca lebih mempelajari akan keperluan istirahat dan tidur, dan juga lebih memperhatikan kualitas tidur masing-masing.

(5)

ISI

2.1 Pengertian Istirahat dan Tidur

2.1.1 Istirahat

Istirahat adalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas, tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan (Alimul Hidayat 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan).

Istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan dan menjengkelkan (Asmadi 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien). Seseorang dapat dikatakan sedang beristirahat, apabila terdapat tanda-tanda:

a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan berada dibawah kontrolnya b. Merasa diterima eksistensinya

c. Mengetahui apa yang terjadi

d. Bebas dari gangguan ketidaknyamanan

e. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya

f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukannya.

2.1.2 Tidur

Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin kardiovaskuler, respirasi dan muskulosketal (Robinson 1993, dalam Potter). Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan electroenchephalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan electromigram (EMG) dan electrooculogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata (Tarwoto 2006, dalam Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan).

2

(6)

ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan cirri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terhadap perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.

Tidur merupakan suatu kegiatan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup (Asmadi 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien). Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur, apabila terdapat tanda-tanda :

a. aktivitas fisik minimal

b. Tingkat kesadaran yang bervariasi

c. Terjadi proses perubahan fisiologis tubuh (penurunan tekanan darah, dilatasi pembuluh darah perifer, relaksasi otot rangka)

d. Penurunan respon atas rangsangan dari luar.

2.2 Fisiologi Tidur

Alimul Hidayat dalam Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan menerangkan bahwa fisiologi tidur merupakan usaha pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Rectangular Activating System (RAS) dibagian batang otak atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, RAS memberikan stimulus visual, audiotori, nyeri dan juga sensori raba. Dan juga menerima stimulus dari korteks serebri (emosi, proses pikir).

Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan adisebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu Bulbar

3

(7)

2.3 Siklus Tidur

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya mengenai tiga alat EEG, EMG dan EOG, dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada leve otak, otot dan pergerakan mata. Tidur dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu dengan gerakan mata bola cepat atau disebut dengan Rapid Eye Movement (REM) dan tidur dengan gerakan mata bola lambat Non Rapid Eye Movement (NREM). Selama masa NREM, seorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir (Tarwoto 2006, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan).

2.3.1 Tidur NREM

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM, gelombang otak lebih lambat daripada orang yang sadar atau tidak tidur. Berikut adalah tanda-tanda tidur NREM:

f. Gerakan bola mata lambat

Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing ditandai dengan pola perubahan gelombang otak. Berikut adalah keempat tahap tersebut, menurut Asmadi dalam Teknik Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien:

a. Tahap I

Merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Pada tahap I ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot

4

menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak kekiri dan ke kanan, kecepatan jantung dan pernafasan menurun secara jelas. Seseorang yang tidur pada tahap I ini dapat dibangunkan dengan mudah.

(8)

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas. Tahap II ini berlangsung sekitar 10-15 menit.

c. Tahap III

Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi system saraf parasimpatis. Seseorang yang tidur di tahap III ini sulit dibangunkan.

d. Tahap IV

Merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalan keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemas lunglai dan sulit dibangunkan. Pada tahap ini terjadi mimpi dan tahao ini juga membantu memulihkan keadaan tubuh.

e. Tahap V

Tahap inimerupakan tidur REM, dimana hal tersebut ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Tahap ini terjadi kira-kira 10 menit, dapat pula terjadi mimpi.

5 2.3.2 Tidur REM

(9)

tidak teratur, kecepatan jantung, pernafasan tidak teratur lebih cepat, dan juga ditandai suhu tubuh dan metabolisme yang meningkat.

2.3.3 Pola Tidur

Pola tidur setiap manusia pada umumnya mengikuti ritme sirkadian, yang merupakan bioritme atau siklus jam biologis setiap 24 jam yang diatur oleh tubuh dalam proses fisiologisnya. Berikut adalah gambaran table pola jumlah kebutuhan tidur untuk manusia berdasarkan usianya:

2.4 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tidur

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa factor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai kebutuhannya. Seperti yang telah dijelaskan oleh Alimul Hidayat, beberapa factor tersebut adalah:

a. Penyakit

b. Latihan dan Kelelahan

6 c. Stress Prikologis

d. Obat e. Nutrisi f. Lingkungan g. Motivasi

(10)

a. Insomnia

Merupakan ketidakmampuan memperoleh secara cukup akan kualitas dan kuantitas tidur. Ada tiga macam insomnia yaitu, Initial Insomnia adalah kemamuan untuk tidur tidak ada, Intermitent Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan tidur sebab sering terbangun, Terminal Insomnia adalah bangun lebih awal tetapi tidak pernah tertidur kembali. Penyebab dari insomnia adlaah ketidakmampuan fisik, kecemasan dan kebiasaan minum alcohol dalam jumlah banyak.

Cara Mengatasi penyakit insomnia: 1. Melalukan olahraga yang teratur

2. Menghindari jenis makanan serta minuman dengan asupan berlebihan saat akan tidur

3. Lingkungan tempat tidur yang nyaman b. Hipersomnia

Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam tidur, biasanya disebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi dan juga beberapa penyakit seperti ginjal, liver dan metabolisme.

Cara Mengatasi Hipersomnia :

1. Menghindari rokok, alkohol dan minuman berkafein sebelum tidur. 2. Berolahraga secara teratur dan menjaga berat badan yang normal. 3. Atur tempat tidur senyaman mungkin, pastikan suhunya tidak terlalu

panas dan tidak terlalu dingin.

7

4. Terapkan jadwal tidur, dan patuhi. Hal ini akan membuat tubuh anda terbiasa dan akan merespon ketika saatanya harus tidur.

c. Parasomnia

Sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti somnambulisme (tidur sambil berjalan).

Cara mengatasi Parasomnia :

(11)

membuat anak anda tidur dengan tenang yaitu menceritakan dongeng yang membuat ia senang.

2. Menghindari suara atau gerakan yang membuat ribut sehingga Ia tidak bisa tidur. Kondisi yang ditandai dengan keinginan yang tidak terkendali untuk tidur.

d. Narcolepsy

Penderita narcolepsy akan mengantuk sepanjang hari, dan pada kasus narkolepsi yang berat, penderitanya akan tidur tanpa disadarinya beberapa kali dalam sehari.

Cara mengatasi Narcolepsy :

Stimulan merupakan salah satu obat untuk narkolepsi. Stimulan termasuk modafinil (Provigil) yaitu digunakan pada siang hari untuk tetap membuat Anda tetap terjaga dan mengurangi tingkat kewaspadaan.

Efek samping dari modafinil sakit kepala, mual, mulut kering, dan diare. Efek samping kejiwaan, seperti kecemasan, mania, halusinasi, dan berpikir bunuh diri juga telah dilaporkan, dapat menjadi salah satu efek dari obat ini sehingga ada baiknya untuk berkonsultasinya.

e. Apnoe tidur dan mendengkur

Mendengkur bukanlah suatu masalah, tetapi mendengkur yang disertai dengan apnoe menjadi suatu masalah. Mendengkur di sebabkan oleh adanya rintangan pengeluaran udara di hidung dan mulut, misalnya amandel,otot otot di belakang mulut mengendor dan bergetar. Periode apnoe berlangsung selama 10 detik sampai 3 menit.

8 Cara mengatasi apnoe tidur dan mendengkur :

1. Menghindari obat obatan penenang dan obat tidur

2. Menurunkan berat badan jika anda mengalami kelebihan berat badan

(12)

Mengigau dapat dikatakan sebagai salah satu gangguan pada tidur bila didapati terlalu sering dan menjadi suatu kebiasaan. Hal ini banyak terjadi pada saat sebelum tidur REM.

g. Enuresis

Merupakan kencing yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi pada anak-anak dan remaja dan banyak terjadi pada laki-laki. Beberapa factor yang menyebabkan Enuresis seperti, gangguan pada bladder,stress dan toilet training yang kaki.

Cara mengatasi enuresis :

Dilakukan dengan menggunakan beberapa terapi, yaitu :

 Motivational therapy : dilakukan dengan cara memberikan hadiah (reward system) kepada anak, bila ia tidak mengompol. biasanya memakai kartu dan catatan harian (diary) untuk mencatat hasil yang telah dicapai si anak.

 Behaviour modification : penggunaan alarm yang ditempelkan di dekat alat kelamin. Bila anak mulai ngompol, alarm akan bergetar atau berbunyi, kondisi ini akan menyebabkan anak terbangun dan menghambat pengeluaran urine yang telah sedikit keluar dan anak pun akan pergi ke toilet.

 Bladder training exersice : dilakukan pada anak dengan kapasitas kandung kemih yang kecil. Anak diminta untuk menahan keluarnya urine selama beberapa waktu.  Diet therapy : membatasi makanan yang mengandung kafein, cokelat, serta soda,

yang diduga mempunyai pengaruh terhadap terjadinya episode enuresis. 9

2.6 Diagnosa

Diagnosa yang diberikan pada masalah istirahat dan tidur adalah sebagai berikut : 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan:

(13)

f. Nyeri pada kaki

g. Lingkungan yang mengganggu

2. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur (sleep apnea) dan ketidakmampuan mengawasi perilaku.

3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia

4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan henti nafas saat tidur 5. Potensial cedera berhubungan dengan somnambulisme

6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangan tidur hipersomnia.

2.7 Asuhan kebidanan pada penderita dalam jangkauan usia 1. Masa neonatus dan bayi

a. Beri sprei yang kering dan tebal untuk menutupi perlak. Buat permukaan kasur yang tegang dan rata.

b. Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak

c. Atur suhu ruangan menjadi 18-21o C pada malam hari dan 15,5-18 o C pada siang hari. Hindarkan pasien dari angin dan pakaikan selimut.

d. Berikan cahaya lampu yang lembut

e. Yakinkan bahwa bayi merasa nyaman dan kering

f. Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi, misalnya membelai, menimang, bersenandung dan terutama berikan rasa nyaman.

10 2. Masa Anak

a. Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten b. Tempekan jadwal tidur

c. Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur

d. Dukung aktivitas ‘pereda ketegangan’, seperti bercerita, memberikan mainan 3. Masa Sebelum Sekolah

(14)

c. Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur

d. Dukung aktivitas ‘pereda ketegangan’, seperti bercerita, memberikan mainan e. Sering perlihatkanketergantungan selama menjelang tidur

f. Dorong pasien untuk mengekspresikan ketakutannyadan jelaskan bahwa akan selalu berada didekatnya

g. Nyalakan lampu yang agak terang 4. Masa Sekolah

Perlu mengingatkan pasien untuk waktu istirahat dan tidur, Karen anak pada usia ini memiliki banyak aktivitas.

5. Masa Remaja

Usia ini sering memerlukan waktu sebelum tiidur yang cukup lama untuk membersihkan diri dan juga melakukan renungan.

6. Masa Dewasa

a. Bantu pasien melepaskan ketegangan sebelum tidur b. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman

11 BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Istirahat dan tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus

terpenuhi, karena diyakini dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan mental,

(15)

membantu memulihkan fungsi tubuh. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat

diarahkan kembali pada fungsi yang lebih penting.

Secara umum, ada dua efek fisiologis dari tidur yaitu, efek pada system saraf yang

diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan antara berbagai

susunan saraf dan efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi

dalam organ tubuh.

3.2 Saran

Dengan begitu, diharapkan agar lebih lagi memperhatikan keperluan atau kebutuhan

bagi tubuh. Karena jika ada penurunan kualitas atau kuantitas pada tidur juga akan

menyebabkan banyak gangguan bagi fungsi tubuh yang lain.

12 BAB IV PENUTUP

(16)

oleh penulis, mengingat penulis juga masih harus banyak belajar akan materi yang diberikan.

Penulis juga mengharakan jika adanya saran dan kritik yang bias ditambahkan, agar makalah ini bisa menjadi acuan yang lebih baik lagi.

Diharapkan makalah ini dapat difungsikan sebaik-baiknya dan juga berguna bagi khalayak ramai

13

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz (2006), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

(17)

Asmadi (2008), Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta : Salemba Medika.

Asmadi (2008), Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2013/02/08/5148137_20130208032939.jpg

Referensi

Dokumen terkait

Nah, jika sekiranya Anda sudah tahu kapan harus benar-benar CLOSING, pada akhir pertanyaan, arahkan pikiran calon customer untuk berkata “YA, Saya Mau Beli…”... Tapi

Dari hasil Pelaksanaan Audit Internal Mutu Akademik (AIMA) Siklus II STKIP Bina Bangsa Getsempena Tahun 2016 dengan fokus audit terhadap standar mutu dan akademik terkait :

Analisis Kepercayaan, Citra Merek dan Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan dimediasi Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Kreditur PD. BKK Dempet Kota

Apa yang menjadi hambatan Balai Harta Peninggalan dalam pengelolaan. harta peninggalan tak terurus dan

478 Berdasar hasil SPSS versi 16.0 dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 8,438 yang memiliki nilai lebih besar dari F tabel yaitu 2,816 dengan tingkat

4) Mela Melakukan a kukan analisis nalisis yan yang meliba g melibatkan tkan partis partisipasi a ipasi aktif K ktif Kelomp elompok Sw ok Swadaya adaya Masyarakat

Karena anggota DPR dipilih oleh rakyat, maka tentu saja anggota DPR tersebut juga harus memberikan dan melaporkan pertanggungjawaban kerjanya secara jelas dan terbuka.. Sehingga

Untuk analisis ROR, net value, maupun rasio-rasio dari alternatif-alternatif menghasilkan jasa perlu dianalisis incremental differences antara alternatif-alternatif