• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi Kreatif Sebagai Suatu Solusi Mensejahterakan Masyarakat Dalam Meningkatkan Tingkat Perekonomian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ekonomi Kreatif Sebagai Suatu Solusi Mensejahterakan Masyarakat Dalam Meningkatkan Tingkat Perekonomian"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Ekonomi Kreatif Sebagai Suatu Solusi Mensejahterakan Masyarakat

Dalam Meningkatkan Tingkat Perekonomian

Andri Irawan

1)

Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani

Jl. Terusan Jenderal Sudirman Po. Box 148 Cimahi Telp./Fax 022-6656611

email: andri.rifki81@gmail.com

Abstrak – Perkembangan ekonomi kreatif telah berkembang menjadi sebuah fenomena dalam menghadapi perkembangan dan tantangan globalisasi, faktor teknologi informasi membuat perkembangan ekonomi kreatif menjadi lebih cepat. Tujuan penulisan ini diharapkan menjadi salah satu landasan teoritis dalam ruang lingkup penelitian ekonomi kreatif dan manajemen secara umum. Metode penulisan ini adalah menggunakan pendekatan studi atau kajian pustaka mengenai peranan ekonomi kreatif sebagai salah satu solusi mensejahterakan masyarakat dalam meningkatkan perekonomian.

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan bahwa ekonomi kreatif dapat menjadi sebuah jawaban atas tantangan dalam mensejahterakan masyarakat selain itu juga ekonomi kreatif dapat menurunkan tingkat pengangguran. Ekonomi kreatif akan memberikan nilai tambah baik kepada proses produksi maupun kepada sumber daya manusianya sehingga Sistem ekonomi kreatif diyakini akan menjawab tantangan dari berbagai permasalahan yang ada sekarang ini serta akan menggeser sistem yang ada seperti ekonomi komunikasi, ekonomi pertanian, ekonomi industri dll.

Kata Kunci : Ekonomi Kreatif, Tingkat Perekonomian

I.PENDAHULUAN

Era pasar bebas seperti AFTA, WTO dll sudah tidak bisa dihindari lagi oleh para pelaku usaha akibatnya tingkat persaingan akan semakin ketat dan kompetitif diantara pelaku usaha, dimana para pelaku usaha tidak hanya dituntut hanya memiliki suatu kegiatan usaha saja tapi juga harus mempunyai ciri khas dalam kegiatan usahanya. Pasar bebas seperti mata uang yang bermuka dua hal ini disebabkan oleh keberadaan pasar bebas yang bisa merupakan suatu peluang bagi suatu kegiatan usaha tapi juga bisa menjadi ancaman.

Era pasar bebas akan membuat suatu bentuk ketidakadilan dalam kemerataan ekonomi karena yang kuat akan semakin kuat dan yang lemah akan menjadi lemah. Puspa Rini dan Siti Czafarani (2010) menyatakan bahwa perekonomian dan pasar bebas akan menjadi tantangan yang paling berat dalam globalisasi. Dalam hal ini harapan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan dalam globalisasi tidak proporsional dengan laju pertumbuhan penduduk akibatnya akan meningkatkan tingkat pengangguran. Ekonomi kreatif merupakan salah satu solusi dalam menghadapi tingkat persaingan yang ketat dan kompetitif. Wheny Khristianto (2012) menyatakan bahwa tingkat ekonomi indonesia mengalami

perkembangan yang sangat pesat dalam lingkup ekonomi kreatif. Salah satunya diakibatkan oleh adanya perkembangan teknologi informasi sehingga membuat peluang dan pengembangan industri kreatif menjadi lebih cepat.

Depdag (2007) menyusun sebuah rancangan pengembangan dalam menghadapi persaingan dalam bidang ekonomi kreatif yang terbagi menjadi 14 sektor yaitu periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain,fashion, film-video dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer, radio dan televisi (Simatupang, 2008). Dalam perkembangannya, ada penambahan beberapa sektor industri sebagai inkubator industri kreatif, yaitu agrobisnis, kuliner, dan otomotif (Murniati, 2009). Dalam pelaksanaannya industri kecil dan menengah banyak mendominasi dan menggerakkan industri kreatif (Murniati, 2009).

(2)

sebesar 6,28% pada periode 2002-2006. Nilai kontribusi ini berada di atas kontribusi sektor pengangkutan umum dan komunikasi, sektor bangunan, dan sektor listrik, gas dan air bersih (Depdag, 2007).

Tumbuhnya industri kreatif di Indonesia disebabkan adanya krisis global yang berkepanjangan sehingga memunculkan semangat yang lebih dalam menciptakan, mengkreasikan, dan menginovasikan sesuatu dalam menciptakan ide-ide dan karya-karya yang baru. Arief Johari menyatakan bahwa pertumbuhan industri kreatif yang baik di Indonesia belum mampu memberikan pengaruh yang positif dan signifikan bagi Indonesia salah satu penyebabnya adalah “manajemen problem” yaitu suatu pemikiran yang menyebabkan adanya pemikiran bahwa sebuah produk yang dihasilkan hanya untuk konsumsi di dalam negeri sehingga hal inilah menyebabkan bahwa Indonesia termasuk pada kategorisasi sebagai negara konsumtif yang potensial secara internasional

Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah adalah ekonomi kreatif sebagai suatu solusi mensejahterakan masyarakat dalam meningkatkan tingkat perekonomian

II.PEMBAHASAN

Jo Foord (2008) menyatakan bahwa harus ada integrasi antara lembaga publik dan swasta dengan pertumbuhan perusahaan dan tujuan sosial yang semakin populer di tingkat kota di dalam pengembangan ekonomi kreatif. Kegiatan promosi dan dukungan pengembangan industri kreatif membutuhkan perencanaan strategis. Pada saat yang sama pertumbuhan lapangan kerja industri kreatif mulai tidak menentu di pusat kota-kota industri kreatif sehingga dibutuhkan pengetahuan ekonomi yang lebih luas dan besar untuk mengatasinya.

Berdasarkan hal tersebut ekonomi kreatif bisa menjadi salah satu cara yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk mengurangi tingkat pengangguran. Ekonomi kreatif diproyeksikan akan tumbuh secara positif bahkan pengaruh global ikut memberikan efek yang positif dalam perkembangannya dalam bentuk intervensi publik.

Dina Mellita dan Deni Erlansyah (2014) menyatakan bahwa arti penting bahwa industri kreatif merupakan kunci dalam pengembangan ekonomi kreatif yang memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Dina Mellita dan Deni Erlansyah (2014) menyatakan kurangnya pemetaan di kota Palembang menunjukkan bahwa belum adanya dukungan dan tingkat pengetahuan yang masih minim dari istansi terkait mengenai industri kreatif dikarenakan belum terbaginya sektor-sektor industri kreatif berdasarkan

14 bidang ekonomi kreatif karena dengan adanya pemetaan yang baik industri kreatif akan lebih berkonstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi tingkat pengangguran.

Ekonomi kreatif dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dalam menghadapi tingkat persaingan yang kompetitif, sehingga tingkat persaingan tidak hanya ditentukan oleh seberapa besar proses tingkat proses produksi yang dilakukan tapi juga aspek kreativitas dan inovasi mulai memegang peranan yang sangat penting selain itu faktor teknologi memberikan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan ekonomi kreatif.

Aisyah Nurul Fitriana, Irwan Noor, dan Ainul Hayat (2014) menyatakan bahwa perkembangan industri kreatif sangat membutuhkan sumber daya manusia yang inovatif dan kreativitas yang tinggi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pengembangan industri kreatif sektor kerajinan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota Batu. Kreativitas pelaku industri mampu meningkatkan hasil produk yang yang lebih baik sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi. Peningkatan kreativitas para pelaku usaha pada industri dilakukan oleh Dinas Koperindag kota batu melalui kegiatan pelatihan, pembekalan serta pengawasan. Aspek pendukung yang menyebabkan terjadinya peningkatan pengembangan industri kreatif di Kota Batu adalah adanya peran Pemerintah Kota Batu, kualitas sumber daya, dan potensi Kota Batu. Adapun hambatan-hambatan dalam pengembangan industri kreatif di Kota batu adalah adanya keterbatasan bahan baku yang berkualitas, permodalan dan aspek pemasaran.

Hasil penelitian yang dilakukan Aisyah Nurul Fitriana, Irwan Noor, dan Ainul Hayat (2014) juga menyimpulkan bahwa pengembangan industri kreatif kerajinan di Kota Batu ternyata memberikan efek yang positif terhadap kualitas hasil produksi dan kualitas sumber daya manusia/pengrajinnya sendiri. Akibatnya akan memberikan manfaat lebih yaitu dari aspek pengembangan usaha industri kreatif itu sendiri dan di sisi lain memberikan pendapatan lebih kepada karyawannya untuk lebih mensejahterakan pegawainya dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan perekonomian daerah.

Sistem ekonomi kreatif diyakini akan menjawab tantangan dari berbagai permasalahan yang ada sekarang ini serta akan menggeser sistem yang ada seperti ekonomi komunikasi, ekonomi pertanian, ekonomi industri dll. Indonesia mempunyai potensi dalam pengembangan sistem ekonomi kreatif seperti adanya budaya yang heterogen dan jumlah penduduk yang besar.

(3)

grand design pengembangan industri kreatif khususnya di bidang fashion dalam hal ini dengan menggunakan pendekatan Queensland’s Creative Industry. Muhammad Adam Jerusalem (2009) juga menyatakan bahwa dasar pemilihan pendekatan Queensland’s Creative Industryadalah bahwa metode ini penyumbang tenaga kerja langsung bagi industri kreatif Australia sebesar 15%;Queensland’s Creative Industry merupakan ranking ketiga pemasok tenaga kerja industri kreatif di Australia.

Adapun tahapan-tahapan alir proses perancangan industri kreatif bidangfashiondapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Sumber : Muhammad Adam Jerusalem (2009) Muhammad Adam Jerusalem (2009) menyimpulkan faktor terpenting dalam kesuksesan pencapaian kemajuan industri kreatif bidang fashion adalah konsolidasi dan penguatan fungsi dari para pemangku tanggung jawab, dalam hal ini Triple Helix Plus. Selain itu yang terpenting untuk tetap fokus terhadap peningkatan input keunggulan input dari industri kreatif, menjaga rata-rata tingkat pertumbuhan dan pendapatan pada level yang kompetitif dalam menghadapi persaingan

Ekonomi kreatif menitik beratkan perhatiannya pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat, dan kreativitas sebagai kekayaan intelektual, merupakan bidang yang diharapkan untuk mengatasi berbagai persoalan pengangguran maupun pengembangan usaha yang berdasarkan potensi ekonomi suatu daerah. Secara makro, ekonomi kreatif merupakan pilihan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja,maupun pengurangan penduduk miskin di Indonesia. Berbagai subsektor dalam industri kreatif berpotensi terlihat potensial untuk dikembangkan, karena terdapat banyak sumber daya insani kreatif dan kekayaan

aneka budaya yang ada di Indonesia. (Bambang Mursito, dan Harini (2014))

Dalam studinya, Bambang Mursito dan Harini (2014) menyatakan dalam kajiannya bahwa :

1. terdapat berbagai potensi industri kreatif di Kabupaten Karanganyar, antara lain: batik, cor logam, furniture, kerajinan besi, kerajinan kaca, kayu olahan, kerajinan kulit, kecap dan makanan ringan, makanan khas, sektor pertanian, industri kreatif berbasis sumber daya alam.

2. terdapat sejumlah bidang industri dengan sumber daya pendukungnya yang dapat dikembangkan sebagai industri kreatif di sekitar Kabupaten Karanganyar. Tersedia bahan baku, objek dan wahana yang dapat diberi sentuhan teknologi dan ketrampilan SDM untuk memperoleh nilai tambah.

3. ada 6 (enam) sasaran dalam pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Karanganyar. Keenam sasaran tersebut adalah: insan kreatif dengan pola pikir dan moodset kreatif, industri yang unggul di pasar dalam dan luar negeri, dengan peran dominan wirausahawan lokal, teknologi yang mendukung penciptaan kreasi dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia, pemanfaatan bahan baku dalam negeri secara efektif bagi industri di bidang ekonomi kreatif Indonesia, masyarakat yang menghargai Hak Kekayaan Intelektual, dan mengkonsumsi produk kreatif lokal, dan tercapainya tingkat kepercayaan yang tinggi oleh lembaga pembiayaan terhadap industri di bidang ekonomi kreatif sebagai industri yang menarik. Masing-masing sasaran tersebut dapat diwujudkan dengan arah dan strategi yang tepat.

4. berdasarkan sasaran, arah dan strategi ekonomi kreatif maka potensi Kabupaten Karanganyar perlu digarap serius untuk membangun industri kreatif yang pada akhirnya mampu meningkatkan ekonomi (kreatif) daerah. Melihat kondisi di Kabupaten Karanganyar, industri kreatif dapat dimulai dari industri berskala rumah tangga. Berdasarkan hasil studi diatas dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Karanganyar, industri kreatif sudah mempunyai peranan penting hal ini dapat dilihat dari adanya potensi-potensi industri kreatif yang sudah ada serta adanya arah pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Karangnanyar sehingga tujuan akhir dari keberadaan industri kreatif di Kabupaten Karanganyar diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten karanganyar.

(4)

Sumber :

http://cahyopriastomo.blogspot.com/2015/03/pengemb angan-ekonomi-kreatif-yang.html diakses tanggal 28 Juli 2015 pukul 08:52WIB

Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan, salah satu alasan dalam pengembangan kreatif yaitu memberikan dampak sosial yang positif yang akan memberikan pengaruh pada kehidupan sosial , iklim bisnis, peningkatan ekonomi dan juga berdampak pada citra suatu daerah

Alasan lain mengapa indonesia menggunakan sistem ekonomi kreatif Ternyata, di Indonesia tersimpan ribuan bahkan jutaan potensi produk kreatif yang layak dikembangkan. Potensi itu diantaranya terdiri dari : sekitar 17.500 pulau, 400 suku bangsa, lebih dari 740 etnis (di Papua saja 270 kelompok etnis), budaya, bahasa, agama dan kondisi sosial-ekonomi.

Nilai-nilai budaya luhur (cultural heritage) yang kental terwarisi, seperti teknologi tinggi pembangunan Borobudur, batik, songket, wayang, pencak silat, dan seni budaya lain, menjadi aset bangsa. Tercatat pula, tujuh lokasi di Indonesia yang dijadikan situs pusaka dunia (world heritage site). Belum lagi tingkat keragaman hayati (biodiversity) yang sukar ditandingi. Begitu banyak spesies yang khas dan tak dapat dijumpai di wilayah lain di dunia, seperti komodo, orang utan, cendrawasih. Tak ketinggalan, hasil budidaya rempah-rempah, seperti cengkeh, lada, pala, jahe, kayumanis, dan kunyit.

Semua itu bila diarahkan menjadi industri ekonomi kreatif, tentu membuahkan hasil luar biasa. Apalagi, era saat ini mengarah pada ekonomi kreatif, setelah era gelombang pertanian, gelombang industri, dan gelombang informasi.

https://succesed.wordpress.com/ekonomi-kreatif/ diakses pada tanggal 28 Juli 2015 pada pukul 09:04 WIB

Dengan lebih mengintensifkan kegiatan-kegiatan yang mendukung perkembangan industri kreatif di Tanah Air, banyak manfaat yang bisa diraih apabila pihak pemerintah dan para pendukung ekonomi kreatif

serius dalam menjalankan tugasnya, diantaranya seperti :

1. Bisnis UKM makin berkembang sebagian besar UKM bergerak di industri kreatif. Beberapa masalah UKM di Indonesia, seperti pemasaran, promosi, manajerial, informasi, SDM, teknologi, desain, jejaring (networking), dan pembiayaan diharapkan bisa segera teratasi. Alhasil, harapan IKM menjadi penggerak utama perekonomian nasional dengan kontribusi 54% kepada PDB dan pertumbuhan rata-rata 12,2% per tahun pada 2025 bisa diwujudkan.

2. Mengurangi tingkat kemiskinan. Menurut BPS, orang miskin pada 2007 telah mencapai 16,5% (sekitar 37,1 juta jiwa), naik dibanding tahun 2005 yang 15,9%.

3. Mengurangi tingkat pengangguran. Pada 2005, tingkat pengangguran resmi tercatat pada titik tertinggi, yakni 10,3%. Sementara itu angka pengangguran terbuka pada Agustus 2007 mencapai 10,01 juta orang. Tingkat pengangguran pedesaan sedikit lebih tinggi daripada di perkotaan. Mulai tahun 2000 seterusnya, ada kecenderungan meningkatnya pengangguran di kalangan perempuan dan orang muda. Studi Profesor Harvey Brenner dari Johns Hopkins University AS menunjukkan bahwa setiap 1% tambahan angka pengangguran akan mengakibatkan 37 ribu kematian, 920 orang bunuh diri, 650 pembunuhan dan 4000 orang dirawat di rumah sakit jiwa.

https://succesed.wordpress.com/ekonomi-kreatif/ diakses pada tanggal 28 Juli 2015 pada pukul 09:04 WIB

III.KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ekonomi kreatif dapat dijadikan sebagai salah satu solusi untuk mensejahterakan masyarakat karena dalam sistem ekonomi kreatif memberikan adanya nilai tambah baik kepada industrinya sendiri ataupun kepada sumber daya manusianya. Keberadaan ekonomi kreatif kreatif memberikan dampak positif dalam mengurangi tingkat pengangguran dan akhirnya akan meningkatkan tingkat perekonomian

REFERENSI

……….. 2007. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia, Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Lihat Jerusalem Florencia

Aisyah Nurul Fitriana, Irwan Noor, Ainul Hayat, 2014, Pengembangan Industri Kreatif Di Kota Batu (Studi tentang Industri Kreatif Sektor Kerajinan di Memberikan kontribusi

ekonomi yang signifikan,

Menciptakan Iklim bisnis yang positif

Membangun citra dan identitas

bangsa Mengembangkan

ekonomi berbasis kepada sumber daya

yang terbarukan Memberikan dampak

(5)

Kota Batu) Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2 No. 2, Hal. 281-286

Arief Johari, Globalisasi dan Dampak Desain Serta Relasinya Terhadap Industri Kreatif, Magister Desain ITB 27111006

Bambang Mursito, dan Harini, 2014, Industri Kecil Sebagai Basis Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Karanganyar, psp-kumkm.lppm.uns.ac.id Dina Mellita dan Deni Erlansyah, 2014, Pemetaan Industri Kreatif Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Urban Di Kota Palembang Prosiding Seminar Nasional & Call For Paper Economic Globalization Trend & Risk For Developing Country, Fakultas Ekonomi, Universitas Kriten Maranatha

Jo Foord, 2008, Strategies for creative industries: an international review, Creative Industries Journal Volume 1 Number 2 Cities Institute, London Metropolitan University

Mohammad Adam Jerusalem, 2009, Perancangan Industri Kreatif Bidang Fashion dengan Pendekatan Benchmarking pada Queensland’s Creative Industry Prosiding Seminar Nasional Program Studi Teknik Busana 2009

Murniati, D.E. 2009. Peran Perguruan Tinggi Dalam Triple Helix Sebagai Upaya Pengembangan Industri

Kreatif. Seminar Nasional Peran Pendidikan Kejuruan Dalam Pengembangan Industri Kreatif. Jurusan PTBB FT UNY.

Puspa Rini & Siti Czafrani, 2010, Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Oleh Pemuda Dalam Rangka Menjawab Tantangan Ekonomi Global, Jurnal UI Untuk Bangsa Seri Sosial dan Humaniora Volume 1

Simatupang, T.M. 2008. Industri Kreatif Indonesia. Bandung: Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung.

Wheny Khristianto (2012), Computer Usage Readiness, E-Commerce Readiness dan E-Business Readiness Pada Industri Kreatif Subsektor Agribisnis (Studi Pada Usaha Kecil Menengah Keripik Pisang di Bandar Lampung), Dosen Jurusan Administrasi Bisnis-Universitas Lampung

Biodata Penulis

Gambar

gambar dibawah ini :

Referensi

Dokumen terkait

Proses dekolorisasi warna limbah batik, dilakukan dengan cara mengalirkan limbah melewati membran yang telah disusun sedemikian rupa, kemudian limbah batik setelah

Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat toksisitas dan imunomodulator ekstrak daun delima putih, daun kemuning, daun ceremai, daun jati belanda, dan bunga kecombrang terhadap

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat variasi penghambatan antarbakteri antagonis yang akan digunakan dalam program pengendalian hayati penyakit lincat��� Hampir separuh isolat

Kesimpulan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:1.Perencanaan pembelajaran tolak peluru gaya ortodok dengan menggunakan alat modifikasi dari bola plastik pada siswa kelas VIII

untuk mempersatukan masyarakat Tidak seperti akuntansi modern yang penuh de- ngan unsur individualitas para pelaku eko- nomi, paradigma akuntansi juga menekan- kan adanya

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA (Studi Pada Siswa Kelas V SDN Pengambangan 6 Bajarmasin). Penelitian ini bertujuan untuk

Komunikasi voice pada jaringan VLAN (Virtual Local Area Netwrok) tanpa konfigurasi VoIP (Voice over Internet Protocol), dapat mempengaruhi kualitas voice saat

Dalam proses persalinan sangat dibutuhkan pendamping persalinan, yang mana pendamping persalinan dibutuhkan ibu memberikan dukungan dan bantuan kepada